Upload
tsani-nur-achmad-faozan
View
117
Download
4
Embed Size (px)
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu :
dr Rita Shintawati M.Kes
Yayan Sanjaya
Any Aryani
Oleh:
Kelompok 2 (Cestoda)
Euis Sinta Wulan (1105120)
Nadia Rahayu Oktami (1106015)
Nur Sopiah Wahidah (1104665)
Resa Andriani (
Resti Yuniarti (1105670)
Talitha Alifah Jayanti P (1103704)
Pendidikan Biologi B 2011
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Efek Infestasi Cestoda Caryophyllaeid pada Clarias Bathrachus
Effect of Caryophyllaeid Cestode Infestations on Clarias Bathrachus (Linn)
(N.N. Laboni, K. J. Chandra dan M.S. Chhanda)
A. Abstrak
Jurnal ini membahas mengenai akibat terdapatnya cestoda caryophyllaeid di
dalam Clarias batrachus (ikan lele). Penelitian ini berlangsung mulai dari
Agustus 2010 sampai Juli 2011. Sempel ikan lele yang digunakan untuk penelitian
berasal dari pasar K.R dan beberapa ada yang berasal dari pasar ikan lokal BAU.
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan terlebih dahulu pencatatan data dari ikan
tersebut yaitu jenis kelaminnya, panjang total (cm), panjang standart (cm),
panjang kepala (cm), dan berat (gram). Dari banyak ikan lele yang diteliti
ditemukan 5 spesies caryophyllaeid yaitu Djombangia penetrans, Lytocestus
indicus, L. birmanicus, L. parvulus and Bovienia serialis. Terdapatnya parasit
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan panjang, berat dan kondisi pada
ikan lele.
Berdasarkan panjang, berat dan kondisi faktor ditemukan perbedaan yang
mencolok. Pengurangan panjang total sebesar 8,73% dan pengurang rata-rata
panjang kepala sebesar 4,49% ditemukan di kelompok ikan yang memiliki ukuran
tubuh pendek. Pengurangan berat ikan yang terinfeksi sebesar 1,63%. Presentase
pengurangan berat terbesar (26,38) terdapat pada kelompok dengan ukuran tubuh
pendek dan terendah 7,44 pada kelompok dengan ukuran tubuh terbesar. Faktor
kondisi terbesar (1,13) ditemukan pada ikan yang tidak diinfeksi parasit dan yang
terendah (0,85) ditemukan pada ikan yang diinfeksi.
Saran dari jurnal ini adalah untuk membuat penelitian lebih lanjut dari segi
komposisi darah dan perkembangan gonadalnya dari inang yang terganggu.
B. Pendahuluan
Lele adalah kelompok penting dari ikan di negara kita dan semakin
meningkat menunjukkan masa depan yang menjanjikan dalam pembudidayaan
(Barua 1989). Oleh masyarakat pribumi lele dikenal sebagai Magur Clarias
batrachus dan Singhi Heteropneustes fossilis, telah memberikan kontribusi yang
besar sebagai makanan ikan lezat negara kita (Kabata 1985). Parasit Cestode
Caryophyllaeid didistribusikan secara luas terutama di air tawar tempat hidup ikan
Siluriform dan ikan Cypriniform (Mackiewicz 1982). Namun, Clarias batrachus
(Linn.) dan Heteropneustes fossilis (Bloch) adalah host utama Caryophyllaeids di
anak benua India (the Indian subcontinent).
Penelitian lebih lanjut telah dilakukan pada sistematika dari Cestode
Caryophyllaeid pada C. batrachus keluar dari benua ini terutama dari India oleh
Mackiewicz (1981), Agarwal (1985) dan Hafeezullah (1986). Hanya beberapa
penelitian yang telah dilakukan pada Cestoides ini khususnya ikan dari
Bangladesh oleh Ahmed dan Sanaullah (1976), Sanaullah dan Ahmed (1978),
Mamnur Rashid et al. (1983, 1985), Ahmed et al. (1985), Chandra dan Khatun
(1993) dan Chandra et al. (1997).
Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai efek parasitisme
pada hewan inang khususnya pada ikan air tawar . Mungkin penelitian tunggal
yang tercatat sejauh ini pada efek cacing di Nandus Nandus dari Bangladesh oleh
Chandra dan Golder ( 1987) . Beberapa inisiasi telah diambil oleh negara lain oleh
Mann ( 1953) , Kabata ( 1958 ) dan Natarajan dan Nair ( 1977) terutama infestasi
parasit ikan Crustaceae. Kompleksitas infestasi tunggal atau ganda pada spesies
inang benar-benar menjadi masalah dalam penentuan efek tunggal parasit kedua
endoparasit atau ektoparasit ( Chandra dan Golder 1987) . C. batrachus adalah
ikan yang dipenuhi oleh berbagai Cestode Caryophyllaeid, pengaruh mereka pada
inang ini merupakan tugas penting untuk menentukan budidaya yang sukses.
Selain mempelajari infestasi parasit ( Chhanda et al . 2011) dari bagian penelitian
ini yaitu untuk mengevaluasi efek tertentu pada panjang, berat dan kondisi faktor
C. batrachus karena infestasi Caryophyllaeid.
C. Bahan Dan Metode Penelitian
1. Bahan Penelitian
Tabel 1. Bahan yang digunakan saat penelitian
No Bahan Utama Jenis Bahan Keterangan
1.222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus)
Utama
Berasal dari berbagai sumber (pasar Gouripur, Sutiakhali, Churkhai, Natun bazar dan Mechhua bazar kota Mymensingh).
2.Parasit Cestoda
golongan Caryophyllaeid
UtamaDidapat dari Deartemen Budidaya Ikan Bangladesh
3. Pakan ikan Lele PenunjangDigunakan untuk memberi makan ikan selama proses penelitian (± 12 bulan)
4. Air steril PenunjangDigunakan sebagai medium pertumbuhan ikan Lele di dalam kolam
5. Larutan fisiologis PenunjangDigunakan dalam proses pembedahan serta pengamatan mikroskopis
2. Alat Penelitian
Tabel 2. Alat yang digunakan saat Penelitian
No Alat yang digunakan Fungsi
1Dua buah kolam (alas dan sisi non tanah)
Digunakan sebagai tempat hidup ikan Lele
2Alat pengukur panjang dan berat
Digunakan untuk mengukur panjang serta berat badab ikan Lele
3 Satu set alat bedah Digunakan dalam proses pembedahan ikan Lele
4 MikroskopDigunakan dalam proses pengamatan parasit secara mikroskopis
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian terbagi
kedalam dua area, yakni area kegiatan di lapangan dan kegiatan di
laboratorium. Tak hanya itu, kegiatan di laboratorium terbagi kembali ke
dalam dua proses, yakni roses pengukuran dan proses pengamatan parasit
secara mikroskopis.
Kegiatan di lapangan merupakan kegiatan yang paling memakan
waktu lama yakni sekitar 12 bulan / satu tahun. Berupa kegiatan
pembiakan 222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) pada dua buah kolam
yang terpisah, dimana satu kolam berisi 36 ikan Lele yang sehat dan
kolam lainnya berisi 186 ekor ikan Lele yang dengan sengaja telah
diinfeksi oleh parasit Cestoda golongan Cryophyllaeid.
Kegiatan di laboratorium terbagi ke dalam dua proses yakni prose
pengukuran dan proses pengamatan parasit seara mikroskopis. Proses
pengukuran dilakukan untuk mencatat data mengenai panjang total tubuh,
panjang badan, panjang kepala, berat badan serta jenis kelamin ikan Lele.
Adapun aturan pengukurannya adalah sebagai berikut : Panjang total
setiap ikan diambil dari ujung rahang bawah ke ujung lobus bawah sirip
ekor. Panjang kepala telah diambil dari ujung rahang bawah ke operkulum
sementara panjang tubuh, dari operkulum ke ujung lobus bawah sirip ekor.
Hasil pengukuran digunakan untuk menghitung hubungan antara
panjang kepala dengan panjang badan dengan menggunakan rumus yang
diadopsi dari Desbrosses (1948) yakni 100 .< ¿X
¿ . dimana Lt
merupakan panjang kepala dan X merupakan total panjang tubuh ikan
Lele. Setelah itu dihitung nilai faktor kondisi (K) dengan rumus 100 .W
I3 .
dimana W merupakan berat ikan Lele dalam satuan gram dan I merupakan
panjang total ikan Lele dalam satuan sentimeter.
KEGIATAN PENELITIAN
KEGIATAN LABORATORIUM
KEGIATAN LAPANGAN
PROSES PENGAMATAN MIKROSKOPIS
PROSES PENGUKURAN
Ikan lele juga dikelompokkan kan berdasarkan jumlah parasit yang
ada pada tubuh ikan lele tersebut. Jumlah parasit 1-5 dikelompokkan pada
tingkat infeksi ringan (mild), 6-10 untuk tingkat infeksi sedang
(moderate), dan 11 – atas untuk tingkat infeksi parasit berat (heavily).
Kemudian, ikan dibius menggunakan kloroform dan dilakukan
pembedahan dengan cara memotong ikan pada bagian leher, kemudian
dibuat sayatan di sisi ventral dekat pori genital pada daerah anus dan
dibuka ke arah kepala sampai ke daerah opercular. Setelah itu, organ hati,
lambung serta usus ikan Lele diambil dan disimpan dalam petridish berisi
larutan fisiologis. Kemudian organ – organ tersebut dibedah dan diambil
parasit yang ada di dalamnya. Selanjutnya parasit yang didapat disimpan
dalam larutan fisiologis, dan dibuat apusan untuk kemudian diamati
dengan menggunakan mikroskop.
Bagan 1. Kegiatan yang dilakukan saat penelititan
musim panas (Maret - Mei)
Musim hujan (Juni-Agustus)
Musim gugur (September - November)
musim dingin (Desember-Februari)
222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) diambil dari berbagai
tempat untuk dijadikan objek penelitian
186 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) dengan sengaja diinfeksi oleh parasit, kemudian
dipelihara dalam suatu kolam selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011)
36 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) tanpa diinfeksi oleh parasit dipelihara dalam
suatu kolam selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011)
Semua ikan Lele (Clarias batrachus) yang masih hidup dan masih segar
dibawa ke Laboratorium
Dilakukan pencatatan data mencakup:sumber ikan Lele
panjang total ikan Lelepanjang tubuh ikan Lele tanpa kepala
panjang kepala ikan Leleberat badan ikan Lele
jenis kelamin ikan Lele
Hubungan antara panjang kepala dan total panjang tubuh dihitung dengan menggunakan
rumus :
Lt : panjang kepala; dan X : total panjang tubuh
Dihitung rata-rata panjang dan berat tubuh ikan Lele
Kehilangan berat badan ikan dihitung dengan:BR – BC
BR : berat rata-rata ikan LeleBC : berat Cestoda yang diinfeksikan.
Faktor kondisi (K) dihitung dengan menggunakan rumus :
K = W : berat ikan Lele
I : panjang ikan Lele
a. Kegiatan Lapangan
b. Kegiatan Laboratorium
Bagan 3. Tahapan proses pengukuran yang dilakukan saat kegiatan laboratorium
Bagan 2. Tahapan proses yang dilakukan saat kegiatan lapangan
Ikan Lele yang diinfeksi dibius dengan klorofom, kemudian
dipotong pada bagian lehernya
Dibuat sayatan di sisi ventral dekat pori genital pada daerah anus dan dibuka ke arah kepala
sampai ke daerah opercular
Bagian hati, lambung dan usus ikan Lele diambil dan
ditempatkan pada petridih yang berisi larutan fisiologis
Masing-masing dari hati, lambung dan usus ikan Lele dibedah kemudian diambil
parasit yang berada di dalamnya
Parasit yang telah diambil dari hati, lambung dan usus ikan Lele disimpan dalam larutan
fisiologis
Kemudian dibuat apusan / preparat untuk diamati spesies
parasitnya
Bagan 4. Tahapan proses pengamatan mikroskopis yang dilakukan saat kegiatan laboratorium
D. Hasil Penelitian
E. Pembahasan
Berdasarkan 222 Clarias batrachus yang diperiksa, 186 diantaranya,
tubuhnya dipenuhi oleh 1428 caryophyllaeid cestode. Species dari cestoda
tersebut yaitu Djombangia penetrans , Lytocestus indicus , Lytocestus
birmanicu , Lytocestus parvulus dan Bovienia serialisas. Ikan (inang) dari
cestoda tersebut dipenuhi oleh beberapa parasit tetapi lebih didominasi
oleh Djombangia penetran.
Jumlah maksimum dari cestoda yang menginfeksi inang (ikan) adalah
151. Semula dilaporkan bahwa digenean dan nematoda merupakan parasit
yang menginfeksi Clarias batrachus (Arthur and Ahmed 2002), tetapi
pada kenyataannya hanya cestoda caryophyllaeid yang ditemukan pada
tubuh ikan yang dijadikan sebagai percobaan/penelitian. Sehingga hal
tersebut membuat beberapa peneliti lainnya untuk mengadakan studi yang
mengkonsentrasikan pada masalah dari efek parasit tunggal. Sedangkan
menurut Natarajan and Nair 1977 and Agarwal 1985, Chandra and Golder
1987, tidak hanya pada kasus ikan lele, kenyataannya ikan lain yang
dijadikan sebagai inang dari parasit, terinfeksi tidak hanya oleh satu jenis
parasit tetapi oleh berbagai jenis parasit dari kelompok parasit yang
berbeda. Kabata (1958) dan Mann (1964) berpendapat bahwa tidak
mungkin hanya parasit tunggal yang menginfeksi ikan lele.
Hasil penelitian yang pertama adalah perbedaan ikan yang terinfestasi
cestode dan tidak terinfestasi cestode dilihat dari rata-rata total panjang
tubuh ikan yang disajikan pada Tabel 1. Perbedaan berat tubuh ikan yang
diinfeksi dan tidak adalah 1.98 gram dengan presentase 8.73.
Pada tabel 2, menunjukan hubungan antara panjang dari kepala ikan
dan total panjang tubuh pada ikan yang diinfeksi dan tidak diinfeksi oleh
cestoda. Ukuran panjang total dari ikan lele tersebut mulai dari ukuran
kurang dari 21 cm, 21-23 cm, dan lebih dari 23 cm. Tabel 2 juga
menunjukkan perubahan panjang tubuh ikan lele berdasarakan banyak
tidaknya cestoda. Sehingga ditampilkan dalam bentuk tabel yang
pembandingkan antara masing-masing ikan mulai dari yang tidak diinfeksi
cestoda, diinfeksi 1-5 cestoda, 6-10 cestoda, dan lebih dari 10 cestoda.
Persentase tertinggi penurunan ukuran panjang dari kepala ikan yang
diinfeksi adalah 4.49% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21
cm dan persentase penurunan terendah adalah 1.11% yaitu pada kelompok
ikan yang memiliki panjang lebih dari 23 cm. Sedangkan ukuran rata-rata
panjang kepala paling tinggi dari seluruh ikan lele yang diujicobakan ada
pada kelompok 21> dengan presentase 6,73 dan yang terendah ada pada
kelompok 23< dengan presentase 1,09.
Tabel 3. menunjukkan hubungan ukuran kepala dan total panjang
tubuh ikan pada musim-musim yang berbeda periode Agustus 2010- Juli
2011. Persentase tertinggi yaitu 11.15 % pada ikan yang memiliki panjang
21-23 cm, sedangkan persentase terndah yaitu 1.14% pada ikan yang
memiliki panjang kurang dari 21 cm dan ditemukan pada musim dingin.
Selain panjang tubuh, penelitian ini juga melihat pengaruh pemberian
parasit cestode pada aspek berat tubuh ikan lele. Selama periode
penelitian, berat rata-rata inang yang tidak diinfeksi adalah 100.08 gram
dan berat rata-rata dari inang yang diinfeksi adalah 98.45 gram (disajikan
pada tabel 1). Persentase berkurangnya berat tubuh ikan yang diinfeksi
parasit cestode terbesar yaitu 26.38% pada ikan yang memiliki panjang
21>, sedangkan persentase terendah yaitu 7.44 % pada ikan yang memiliki
panjang 23< cm (disajikan pada tabel 4). Penurunan berat tubuh ikan yang
diinfeksi dengan persentase tertinggi (27.68%) terjadi pada musim panas
pada pada kelompok ikan yang memiliki panjang 21>. Sedangkan
persentase terendah (1.29 %) ditemukan pada musim hujan pada kelompok
ikan yang memiliki panjang sedang /medium (21-23 cm) (disajikan pada
tabel 5). Kebanyakan penulis menjelaskan berkurangnya berat tubuh ikan
ketika parasit dalam tubuh ikan berjumlah sangat banyak.
Dari faktor kondisi ikan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi yang
disajikan pada tabel 1 jelas bahwa ikan yang tidak terinfeksi memiliki
faktor kondisi yang lebih tinggi (1,13) daripada yang terinfeksi (0.85).
Faktor kondisi tertinggi (1,21, 1,01 dan 0,83) yang ditemukan pada ikan
yang tidak terinfeksi pada kelompok panjang kecil, sedang dan besar
dibandingkan dengan ikan yang terinfeksi (0,95, 0,83 dan 0,78) (tabel 6).
Persentasi hilangnya faktor kondisi tertinggi (22.31, 18.18 dan 23.14)
ditemukan pada kelompok 21>.dan terendah (1,20, 4,82 dan 7.23)
ditemukan dalam kelompok 23<. Secara keseluruhan, persentase
kehilangan kondisi faktor terbesar ada pada kelompok mild kelompok 21>
(disajikan pada tabel 6). Presentasi kehilangan kondisi faktor tertinggi
(23.97) ditemukan pada musim dingin pada kelompok 21> dan presentasi
terendah (1.20) ditemukan pada musim hujan dan musim gugur dalam
kelompok 23< (tabel 5).
Larva coracideium keluar dari telur gravid cestoda dan larva dimakan
oleh para crustaceae dan berkembang menjadi bentuk infektif procercoid
dalam rongga tubuh. Ikan menjadi terinfeksi dengan memakan crustaceae
dengan larva procercoid. Dalam C. batrachus, faktor kondisinya menurun
ketika jumlah caryophyllaeid cestoda meningkat. Serupa dengan temuan
yang diamati oleh Mann (1953) dan Kabata (1958) dalam kasus serangan
Lernaeocera. Pengamatan hampir serupa dibuat oleh Sproston dan Hartely
(1941). Investigasi lebih lanjut disarankan pada perubahan komposisi
darah dan perkembangan gonad ikan untuk pemahaman rinci tentang efek
investasi caryophyllaeid untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan danlam budidaya clariid berkelanjutan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
1. Parasit Cestode Caryophyllaeid berpengaruh terhadap pertumbuhan C.
Batrachus. C. batrachus, merupakan salah satu ikan tawar yang menjadi
inang dari Caryophyllaeid. Ikan ini akan memakan crustaceae yang
mengandung larva procercoid dari Caryophyllaeid.
2. Pengaruh ini dilihat secara kuantitatif berdasarkan perhitungan berat,
panjang tubuh, serta panjang kepala ikan yang dibandingkan dengan
kontrol yaitu ikan yang tidak diinfeksi oleh Caryophyllaeid. Ikan yang
tidak diinfeksi memiliki presentasi yang lebih besar
3. Besarnya kemampuan Caryophyllaeid menginfeksi lele dilihat dari nilai
kondisi faktor. Semakin rendah kondisi faktor maka jumlah
Caryophyllaeid yang menginfeksi ikan akan semakin meningkat. Rata-
rata semua ikan yang diinfeksi mengalami penurunan kondisi faktor
4. Infeksi Caryophyllaeid berpengaruh juga kepada musim dimana infeksi
terbesar terjadi pada musim hujan dengan kondisi faktor yang paling kecil