35
PENYAKIT POLIO DAN CARA PENCEGAHANNYA Djauhar Ismail Sub Bagian Tumbuh Kembang Anak/ Pediatri Sosial Bagian IKA FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito

Poliomyelitis & Parotitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Poliomyelitis & Parotitis

Citation preview

Page 1: Poliomyelitis & Parotitis

PENYAKIT POLIO DAN CARA

PENCEGAHANNYA

Djauhar IsmailSub Bagian Tumbuh Kembang

Anak/ Pediatri Sosial

Bagian IKA FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito

Page 2: Poliomyelitis & Parotitis

Pendahuluan

• WHO ERAPO 2000– satu-satunya reservoir dari virus ini

adalah manusia– virus polio tidak dapat bertahan

hidup lama di luar tubuh manusia– Adanya vaksin yang cukup efektif

dan murah

• Indonesia:– terakhir ditemukan VPL (virus polio

liar) th 1995 di Jatim– April 2005: di Sukabumi outbreak

Page 3: Poliomyelitis & Parotitis

Virus polio• Virus RNA, termasuk dalam

kelompok enterovirus, famili Picornaviridae.

• 3 macam serotipe (strain) yaitu P1 (Brunhilde), P2 (Lansing) dan P3 (Leon)

• Tipe 1 yang paling paralitogenik

• Sifat: mati panas, formaldehid, klorin, pasteurisasi (600C selama 30 menit) dan sinar ultraviolet, direndam Na-hipoklorit 1% atau kaporit.

• Tahan sabun, alkohol dan lisol.

Page 4: Poliomyelitis & Parotitis

Transmisi & patogenesis

Virus Polio Liar oral fecal & oral-oral

orofaring, tonsil, traktus GI Multiplikasi,

Kolonisasi

100 hr Kel. limfe

Pembuluh darah

feses

SSP Multiplikasi, kolonisasi, kerusakan sel (motor kornu anterior medulla spinalis, batang otak)

Poliomielitis

Droplet infections

Page 5: Poliomyelitis & Parotitis

Gejala klinis• Masa inkubasi: 6-20 hari

A. Inapparent infection: 95%– subklinis atau asimtomatis. – 1 kasus lumpuh karena VPL, berarti di sekitarnya ada

100-200 orang yang juga terinfeksi VPL, tetapi tidak menunjukkan gejala. Orang-orang ini akan menyebarkan VPL kemana-mana melalui tinjanya, sehingga penyebaran VPL sangat cepat dan dapat berpindah ke tempat yang jauh.

B. Poliomielitis abortif: 4-8% – penyakit ringan yang non spesifik tanpa bukti klinis

atau laboratorium dari invasi dalam sistem saraf pusat.

– dapat sembuh sempurna, < 1 mg

Page 6: Poliomyelitis & Parotitis

C. Meningitis aseptis non paralitik (Poliomieltis non paralitik): 1-2% – didahului oleh gejala prodromal: iritabel, peka saraf

meningkat, kaku kuduk, kaku punggung dan kak– 2-10 hari dan dapat sembuh sempurna.

D. Poliomielitis paralitik– Lumpuh layuh atau paralisis flaksid: < 2%– fase prodromal demam bifasik terutama pada anak-anak

dengan permulaan gejala ringan dipisahkan oleh periode 1-7 hari dari gejala utama.

– Tipe spinal:• Hilangnya refleks superfisial, permulaan meningkatnya

refleks tendon dalam (deep tendon), rasa nyeri otot dan spasme pada anggota tubuh dan punggung.

• paralisis flasid disertai hilangnya refleks tendon dalam• Dari proksimal, asimetris, permanen tanpa kehilangan

sensori dan kesadaran

Page 7: Poliomyelitis & Parotitis

– Tipe bulbar:• kerusakan motorneuron pada batang otak

• insufisiensi pernafasan, kesulitan menelan, tersedak,

kelumpuhan pita suara dan kesulitan bicara – Tipe bulbospinal kombinasi antara

paralisis bulbar dan spinal.

E.Post polio syndrome (PPS) – manifestasi lambat (15-40 tahun) setelah infeksi polio,

dengan gejala klinik polio paralitik akut– nyeri otot yang luar biasa, paralisis rekuren atau timbul

paralysis baru. – Patogenesisnya belum jelas namun bukan akibat infeksi

yang persisten.

Page 8: Poliomyelitis & Parotitis

Faktor yang mempengaruhi derajat

manifestasi klinik

• Strain virus• Usia• Aktifitas fisik dan trauma• Tonsilektomi• Suseptibilitas genetik• Kehamilan

Page 9: Poliomyelitis & Parotitis

DiagnosisA. Perjalanan klinis:

– panas pada permulaan sakit, terjadi perubahan paralisis yang cepat menjadi maksimal (dalam waktu 4 hari)

– kelumpuhan layu, proksimal, unilateral dan tidak adanya gangguan sensori.

– Gejala residual (permanen) : 60 hariB. Virologi:

– Feses: 2 minggu pertama kelumpuhan– Faring: kurang sensitif

C. LCS: – jumlah sel lekosit (10-200 sel/mm3), sebagian

besar limfosit) – terjadi kenaikan kadar protein ringan (40-50

mg/100ml

Page 10: Poliomyelitis & Parotitis

Diagnosis banding

• Acute anterior poliomyelitis: strain lain virus Enterovirus, enterovirus 70 dan 71; virus coxsackie A4,6,7,11,14,18,21; virus coxsackie B1-6; virus Echo 1-4,6,7,9,11,14,16,19,30

• Acute myelopathy: proses desak ruang (abseb paraspinal, tumor atau hematoma); mielopati transverses idiopati akut

• Peripheral neuropathy: Guillain Barre sindroma; neuropati demielinating akut, neuropati aksonal akut; pasca pemberian vaksin rabies; neuropati dalam perjalanan penyakit seperti difteri, rabies, lyme, borrelios, intoksikasi logam berat, toksin biologis

Page 11: Poliomyelitis & Parotitis

• Penyakit sistemik: porpiria intermiten akut; neuropati pada penyakit kritis

• Kelainan transmisi neuron: miastenia gravis; gigitan ular; botulisme; intoksikasi insektisida; tick paralisa

• Kelainan otot: miopati inflamasi idiopatis; trichinosis; hipokalemia dan hiperkalemia paralisa, termasuk familial periodic paralysis

Page 12: Poliomyelitis & Parotitis

Tatalaksana• Fase akut:

– di RS 1-2 minggu, di isolasi cegah penularan– Suportif, analgetik, istirahat total– foot board atau splint untuk mencegah kontraktur ankle

pada posisi fleksi dan exorotasi hip.

• Stadium subakut (2 minggu sampai 2 bulan):– demam (-)– kelumpuhan mengalami perbaikan. – latihan pasif atau latihan aktif yang ringan. Pada akhir

stadium penderita dapat dilatih berdiri, bila memungkinkan latihan jalan.

– Hindari latihan yang berlebihan

Page 13: Poliomyelitis & Parotitis

• Stadium penyembuhan/ konvalesen (2 bulan sampai 2 tahun pasca kelumpuhan):

– latihan aktif dengan beban untuk penguatan otot-otot yang lemah maupun otot substitusinya.– diberikan ortesa (alat bantu penyangga tubuh) untuk

mencegah deformitas sekunder akibat ketidakseimbangan kekuatan otot.

• Stadium residual atau kronik (masa setelah 2 thn pasca

kelumpuhan):– pengembangan pola pengganti aktivitas

sehari-hari

Page 14: Poliomyelitis & Parotitis

Pencegahan

• Imunisasi: OPV dan IVP, vaksin trivalen

• Imunisasi awal: pada saat lahir

• Dilanjutkan: 2, 3, 4 bulan (interval 4-8 mg)

• ASI tidak mempengaruhi respon imun

• Bila muntah < 10 menit, diulang

Page 15: Poliomyelitis & Parotitis

OPV:• Hidup yang dilemahkan

• Murah, mudah

• Efektif: Pemberian 1 dosis memberikan kekebalan pada 50 % resipien, 3 dosis akan meningkatkan kekebalan sampai 95 %.

• Virus polio vaksin akan menempel, kolonisasi dan replikasi di usus selama sekitar 100 hari dikeluarkan melalui tinja dan akan masuk ke orang lain disekitar resipien sehingga akan juga memberikan manfaat pada komunitas (community effect).

• IgA sekretorik penting untuk menghalangi penempelan, invansi dan replikasi virus polio liar dikeluarkan feses mati.

• Kerugian: berreplikasi dan mutasi sehingga menyebabkan terjadinya lumpuh layu atau Vaccine Associated Paralytic Poliomyelitis (VAPP).

Page 16: Poliomyelitis & Parotitis

IVP:– sangat efektif: 2 dosis antibodi yang

protektif pada sekitar 90 % resipien dan 3 dosis 99 %.

– Vaksin yg dimatikan tidak dapat replikasi dan tidak dapat menyebabkan kelumpuhan. Aman diberikan pada penderita dengan defisiensi imun.

– Kerugian: • Mahal, intramuskuler tenaga kesehatan• hanya merangsang IgG tapi tidak IgA sekretorik

tidak dapat mengurangi transmisis virus polio liar

• Pada daerah yang sudah bebas polio, penderita defisiensi imun

Page 17: Poliomyelitis & Parotitis

KIPI

• OPV VAPP (Vaccine Associated Paralytic Poliomyelitis)

• 1 kasus per satu juta dosis pertama penggunaan OPV dan setiap 2,5 juta dosis OPV lengkap.

• recepient VAPP: 7-30 hr setelah OPV

• contact VAPP: 7-60 hrsetelah OPV.

Page 18: Poliomyelitis & Parotitis

ERAPO• OPV Ig A sekretorik community effect

• Apabila imunisasi dilakukan secara serentak pada semua individu dalam satu polpulasi, kekebalan usus dan efek komunitas akan menyebabkan virus polio liar tidak dapat host untuk bereplikasi terhentinya transmisi virus polio liar

Page 19: Poliomyelitis & Parotitis

Strategi ERAPO

A. Imunisasi rutin:– OPV 4 kali, cakupan UCI 80 % di tingkat

desa.– kekebalan pada kelompok sasaran agar

tidak terinfeksi polio– Tiap 3 bulan sweeping– Tiap 2 tahun: backlog fighting pada desa

yg cakupan rendah imunisasi masal terhadap semua anak dibawah 2 tahun, tanpa memandang status imunisasinya.

Page 20: Poliomyelitis & Parotitis

B. PIN• PIN (Pekan Imunisasi Nasional) atau NID (National Immunizations Days).

– PIN dilaksanakan di negara yang masih terdapat transmisi polio liar – di negara di mana tidak dapat dibuktikan bahwa tidak ada lagi transmisi polio liar.

• PIN dilaksanakan pada awal pelaksanaan eradikasi polio (Indonesia th 1995, 1996,1997)

karena alasan:– transmisi polio liar umumnya masih tersebar luas sebelum

program dimulai, atau luas transmisinya tidak diketahui

• surveilans AFP belum adekuat, sehingga tidak dapat digunakan untuk menentukan daerah risiko tinggi

Page 21: Poliomyelitis & Parotitis

C. Surveilans AFP dan polio liar. D. Mopping Up

– tahap akhir program eradikasi polio, dimana telah dibuktikan melalui surveilans AFP yang memenuhi standar kinerja WHO bahwa transmisi virus polio liar terjadi secara terbatas.

– transmisi virus polio liar telah terreduksi dan terbatas pada daerah tertentu (focal)

– kunjungan dari rumah ke rumah

Page 22: Poliomyelitis & Parotitis

Kesimpulan

• Mencapai ERAPO masih dibutuhkan kerja keras / dukungan semua pihak melalui kegiatan:– Imunisasi rutin

– Imunisasi suplemen (PIN, Mopping up)

– Survailance AFP

sosialisasi

Page 23: Poliomyelitis & Parotitis

PAROTITIS EPIDEMIKA(Mumps, Gondongan)

Page 24: Poliomyelitis & Parotitis

PAROTITIS EPIDEMIKA

• Penyakit virus akut dan menular

• Pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis

ETIOLOGI:

• Virus genus Paramyxovirus

Page 25: Poliomyelitis & Parotitis

EPIDEMIOLOGI• Tersebar di seluruh dunia• Pada semua umur, 85% usai < 15 th• Proporsi tertinggi pada 5-9 th• 20-40% gejala sub klinis (tanpa pembesaran

kelenjar parotitis) sulit dikenali• Reservoir manusia, melalui kontak langsung,

percikan ludah, bahan tercemar saliva yang terinfeksi

• Mungkin melalui urine• Virus dapat diisolasi dari saliva 6-9 hari setelah

pembengkakan kelenjar

Page 26: Poliomyelitis & Parotitis

• Ditemukan dalam urine sejak hari 1-14 setelah pembengkakan kelenjar

• Infeksi klinis dan subklinis kekebalan seumur hidup

• Kekebalan melalui placenta melindungi bayi 6-8 bulan

• Infeksi kehamilan trimester I abortus

• Trimester terakhir parotitis bayi lahir/ periode neonatus

Page 27: Poliomyelitis & Parotitis

PATOGENESIS• Ada 2 teori yaitu:1. Melalui mulut ke duktus stensen kelenjar parotitis,

multiplikasi pertama pada kelenjar ini, kmd diikuti oleh viremia umum, dan lokasi yg dituju : testis, ovarium, pankreas, tyroid, ginjal, jantung atau otak.

2. Replikasi primer terjadi dlm epitel permukaan saluran nafas kmd diikuti oleh viremia umum dan lokalisasi serentak dalam kelenjar saliva dan alat tubuh lainnya.

* Pembengkakan kelenjar parotitis reaksi hipersensitivitas thd multiplikasi virus lokal

Page 28: Poliomyelitis & Parotitis

MANIFESTASI KLINIS• Inkubasi : 14-24 hari• Masa Prodromal :

1. lesu, nyeri otot (leher), sakit kepala2. nafsu makan menurun3. diikuti pembesaran satu/ kedua kelenjar parotitis serta kelenjar ludah lainnya,

sangat cepat4. perasaan sakit, edema di kulit5. mereda perlahan 3-7 hari6. demam tidak tinggi

Page 29: Poliomyelitis & Parotitis

PENYULIT• Viremia awal penyakit• Meluas ke organ lain: testis, otak, ovarium, pakreas, ginjal,

tyroid, jantung, kelenjar payudara, telinga, mata dan nadi• Orkitis Epididimitis:

- sering terjadi pada remaja dan dewasa (14-35% kasus)- biasanya 8 hari sth infeksi- unilateral, 17-38% bilateral- testis nyeri, membengkak, kulit edema dan merah- lama rata-rata 4hari- dapat terjadi atrofi, kemandulan pd orkitis bilateral

Page 30: Poliomyelitis & Parotitis

lanjutan

• Meningoensefalitis- paling sering anak-anak (250/100.000 kasus)- laki-laki 3-5x lebih sering- gejala:

* kenaikan suhu, sakit kepala, muntah, iritabilitas dan kejang* tidak bisa dibedakan dg meningoensefalitis o.k penyebab lain

• Ooforitis:- + 7% kasus perempuan prapubertas- tidak terbukti terjadinya gangguan kesuburan

Page 31: Poliomyelitis & Parotitis

lanjutan

• Prakreatitis

• Nefritis

• Tiroiditas

• Miokarditas

• Mastitis

• Ketulian

• Penyakit okuler

• Artritis

Page 32: Poliomyelitis & Parotitis

DIAGNOSIS• Berdasarkan gejala klinis• Diduga selama epidemi• Laboratorium tidak spesifik• Isolasi virus, pemeriksaan serologik• ISOLASI:

- dari saliva, cairan serebrospinal, urine- di inokulasi sel ginjal monyet

• SEROLOGI :- kenaikan antibodi serum 4x atau lebih- uji komplemen diagnosis sementara

• ANTIGEN UJI KULIT:- hipersensitivitis tipe lambat- 3-4 minggu setelah infeksi- kurang dapat diandalkan

Page 33: Poliomyelitis & Parotitis

DIAGNOSIS BANDING

1. Parotitis penyebab lain

2. Parotitis Supurativa

3. Kalkulus saliva

4. Lesi pada ramus mandibula (osteomielitis)

5. Pembesaran kelenjar limfe bagian proksenal kelenjar parotitis

Page 34: Poliomyelitis & Parotitis

• Pengobatan:

- simtomatik

• Pencegahan:

- pasif – Gamma-globulin-tidak efektif

- aktif – imunisasi MMR

• Prognosis:

-baik

Page 35: Poliomyelitis & Parotitis