19
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS Oleh: Putri Citra Barliana 04700024 Nita Sari Widjaja 04700141 Pembimbing: Dr. Judhy Eko Septianto, Sp.PD

Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

  • Upload
    trendyx

  • View
    104

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS

Oleh:Putri Citra Barliana04700024Nita Sari Widjaja04700141

Pembimbing:Dr. Judhy Eko Septianto, Sp.PD

Page 2: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

DEFINISI

Perdarahan yang berasal dari organ traktus gastrointestinalis yang terletak proksimal dari Ligamentum Treitz

Page 3: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

KRITERIA PERDARAHAN

Hematemesis Melena Hematokezia

Page 4: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

ETIOLOGI

Ulkus peptikum (35-62%) Varises esofagus (4-31%) Sindrom Mallory-Weiss tear (4-13%) Gastritis erosif (3-11%) Varises lambung Kanker lambung (1-4%) Lesi Dieulafoy Lesi vaskuler Esofagitis Angiodisplasia Gastropati kongestif

Page 5: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PATOFISIOLOGI

ULKUS PEPTIKUM Gangguan keseimbangan antara faktor asam dan

pepsin (mukus, bikarbonat, aliran darah) → mukosa dinding lambung melemah →pecah → perdarahan

Infeksi kuman Helicobacter Pylori → peradangan langsung pada mukosa lambung dan duodenum → produksi asam berlebih →membebani lapisan mukosa lambung →sakit maag

Obat-obatan anti inflamasi non steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, naproxen, dan diklofenak → Konsumsi dalam jangka waktu yang panjang → merusak lapisan mukosa →ulkus peptikum

Page 6: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
Page 7: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PATOFISIOLOGI

VARISES ESOFAGUSObstruksi sistem vena portal →

tekanan portal meningkat → pelebaran pembuluh darah di anastomosis → varises esofagus → dinding varises yang rapuh bisa pecah 7 → perdarahan

Page 8: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

Varises Esofagus

Page 9: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PATOFISIOLOGI

MALLORY-WEISS TEARKenaikan tekanan intragastrik yang tiba-tiba atau prolaps lambung ke esofagus → timbul laserasi longitudinal di mukosa lambung maupun esofagus → sumber perdarahan

Page 10: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

Mallory-Weiss tear

Page 11: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Anamnesis tentang riwayat penggunaan NSAID

atau obat antikoagulan, adanya sakit perut atau tidak, adanya diare dan demam yang dialami sebelumnya yang dapat mengarah pada colitis baik infeksi atau iskemi

Anamnesis riwayat penyakit dahulu untuk mengetahui adanya faktor resiko terjadinya perdarahan

Pemeriksaannya fisik meliputi tekanan darah dan nadi posisi baring, perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi, ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin), pernapasan, tingkat kesadaran, dan produksi urin

Page 12: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

DIAGNOSA

Upper endoskopi Push Enteroskopi Angiografi/Arteriografi Blood Flow Scientigraphy

(Nuclear Scientigraphy) Operasi Laparatomi Eksplorasi

Page 13: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

KOMPLIKASI

Syok hipovolemik Gagal ginjal akut Anemia Infeksi Reaksi tranfusi Perforasi abdomen

Page 14: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PENATALAKSANAAN

NON ENDOSKOPIS Stabilisasi keadaan umum Vitamin K 1 mg/kgBB/i.m. (maks. 10 mg) bila ada

koagulopati Tranfusi suspensi trombosit dapat diberikan bila

diperlukan Pembilasan lambung : Dilakukan melalui NGT dengan 50-

100 ml NaCl 0,9% berulang kali tiap 1-3 jam tergantung perdarahannya sampai cairan lambung sebersih mungkin.

Bolus vasopressin 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%, diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit, dan dapat diulang tiap 3-6 jam. Atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit.

Untuk menurunkan aliran darah splanknik dapat diberikan bolus Somatostatin 250 mcg/iv, dilanjutkan per infus 250 mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan berhenti.

Page 15: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PENATALAKSANAAN Bila ada ulkus peptikum dan erosif pada

mukosa : Omeprazole 80 mg/iv, kemudian dilanjutkan

per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam. Antasida diberikan tiap 1-2 jam dengan dosis

0,5 ml/kgBB/dosis (maks. 30 ml/dosis) untuk mempertahankan pH > 5 H2 reseptor antagonis

Simetidin : 7,5 ml/kgBB tiap 6 jam atau Ranitidin : 1,25-2 mg/kgBB tiap 12 jam

Bila ada varises esofagus → Pemasangan Sengstaken-Blackmore tube (SB-tube) untuk menghentikan perdarahan

Page 16: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PENATALAKSANAAN

ENDOSKOPIS Contact thermal (monopolar atau bipolar

elektrokoagulasi, heater probe) Noncontact thermal (laser) Nonthermal (misalnya suntikan adrenalin,

polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, atau pemakaian klip)

Page 17: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PENATALAKSANAAN

TERAPI RADIOLOGI Penyuntikan vasopressin Embolisasi arterial TIPS (Transjugular Intrahepatic

Portosystemic Shunt)

PEMBEDAHAN

Page 18: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

PROGNOSIS

Prognosis penyakit dipengaruhi oleh usia penderita, penyakit penyerta, dan kondisi hemodinamik.

Tingginya tingkat kematian sangat dipengaruhi oleh penyakit serius yang mendasarinya.

Page 19: Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

TERIMA KASIH