102
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI 3M (MENIRU, MENGOLAH, DAN MENGEMBANGKAN) PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: ROBERTO DWI ALDHOMORO X1206045 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI

PENGGUNAAN STRATEGI 3M (MENIRU, MENGOLAH, DAN

MENGEMBANGKAN) PADA SISWA KELAS X.1

SMA NEGERI 1 MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

ROBERTO DWI ALDHOMORO

X1206045

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI

PENGGUNAAN STRATEGI 3M (MENIRU, MENGOLAH, DAN

MENGEMBANGKAN) PADA SISWA KELAS X.1

SMA NEGERI 1 MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

ROBERTO DWI ALDHOMORO

X1206045

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

2

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Budhi Setiawan, M.Pd Sri Hastuti, S.S, M.Pd NIP 19610524 198910 1001 NIP 19690628 200312 2001

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

3

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

1. Dra. Raheni Suhita, M. Hum

2. Dra Sumarwati, M. Pd.

3. Dr. Budhi Setiawan, M. Pd.

4. Sri Hastuti, S.S, M. Pd.

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M Furqon Hidayattulah, M. Pd NIP 19600727 1987021 001

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

4

ABSTRAK

Roberto, Dwi Aldhomoro. X1206045. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI 3M (MENIRU, MENGOLAH, DAN MENGEMBANGKAN) PADA SISWA KELAS X.I SMA NEGERI 1 MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010. SKRIPSI, SURAKARTA: FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan proses pembelajaran

menulis cerpen, ditandai dengan timbulnya keaktifan siswa yang meliputi rasa

semangat, motivasi serta minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran

menulis ditandai dengan aktif bertanya maupun memberikan tanggapan, aktif

mengerjakan tugas serta menjawab pertanyaan guru melalui penerapan strategi

3M.(2) meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk di ditandai dengan hasil pekerjaan siswa yang telah mencapai angka yang

sesuai standar KKM 65 ke atas melalui penerapan strategi 3M.

Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi

deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk Kabupaten Boyolali, Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Adapun

jumlah siswa kelas X.1 adalah 33 siswa. 12 Siswa berjenis kelamin laki-laki dan

sisanya sebanyak 21 siswa berjenis kelamin perempuan. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan observasi, angket, wawancara, serta analisis dokumen.

Pelaksanaan tindakan dilakukan mulai dari pratindakan, siklus I, siklus II,

dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan

refleksi. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Terjadi Peningkatan

Kemampuan Pembelajaran Menulis Cerpen di Setiap Siklus, (2) Terjadi

Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Cerpen di Setiap Siklus. Peningkatan

proses pembelajaran menulis cerpen yang meliputi siklus I 69,6 %, pada siklus II

84, 8 %, dan pada siklus III 93,9 %. Peningkatan kemampuan menulis cerpen

meliputi siklus I 66,6%, siklus II 84,8%, serta sebesar 90,9% pada siklus III.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

5

MOTTO

“Allah Mengazab siapa saja yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada

siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”

(Al-Quran, Surat Al’Ankabuut Ayat: 21 )

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

6

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah swt

karya kecil ini kupersembahkan untuk

1. Bapak Ibu pelita hidupku dalem ngaturaken

agunging panuwun tumrap sedoyo

pandongo soho panyengkuyungan ingkang

mboten nate kendhat saenggo saget

ndadosno kirangipun momotan kulo ingkang

keroas awrat.

2. Kakakku Agustin Merdeka Sari yang tak

pernah letih terangi hatiku dengan senyum,

sejukkan dahagaku dengan keceriaan, dan

membuatku mengerti akan arti persudaraan.

3. Teman bolo kurowo bastind 06 Anass, Roza,

Menot, Ganden, Ncrut, Lia, Tanti, Rini,

Afni, Siti, Anis, Dheniss, dll yang telah

mengisi hari-hariku.

4. Java Kost, Kost Mandiri, Kost Pak Budhi

Kota Barat, Kost 36, Kost Anass, serta

Rajawali kost yang semua telah memberiku

arti kedewasaan dan kemandirian.

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur tiada terhingga ke hadirat Allah swt, atas segala limpahan

nikmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis

memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penelitian ini.

2. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan Skripsi.

3. Drs. Suparno, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan izin penulisan Skripsi.

4. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd, selaku ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Skripsi.

5. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Sri Hastuti, S.S, M.Pd,

Selaku Pembimbing II yang disela-sela kesibukannya telah membimbing

penulis dengan penuh ketelitian penuh kesabaran, keikhlasan, dan

kebijaksanaan memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menanamkan ilmu sebagai bekal yang sangat bermanfaat.

7. Bambang Wahyadi, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Musuk yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

8

8. Sumadi, S. Pd selaku Guru BahasaIndonesia SMA Negeri 1 Musuk yang

telah memberikan motivasi serta kerelaannya membantu penulis dalam

penelitian.

9. Siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk, yang telah bersedia membantu

pelaksanaan penelitian.

Insya Allah jasa-jasa mereka akan saya kenang sepanjang hayat dan

semoga Yang Maha Kuasa memberikan yang terbaik dan Ridho-Nya kepada kita

semua di kehidupan sekarang dan yang akan datang. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………..……………………………………..…i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..……………...ii

PENGESAHAN…………………………………………………....……..iii

ABSTRAK…………………………………………………...…...............iv

MOTTO ………………………………………………...…......................v

PERSEMBAHAN ………………………………………………...……..vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………..vii

DAFTAR ISI………………………………………………………..........ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………...…..xii

DAFTAR BAGAN………………………………………………...…....xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………xiv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………....1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….…4

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………...5

D. Manfaat Penelitian……………………………………….…….…...5

BAB II LANDASAN TEORI………………..……………...…………....7

A. Tinjauan Pustaka…..………………………...…………………………7

I. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis………………...………………………...7

b. Hakikat Pembelajaran…………………...……………….......9

c. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA..................................10

d. Penilaian Pembelajaran Menulis…..…………………………12

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

10

II. Menulis Cerpen

a. Pengertian Cerpen...................................................................13

b. Unsur-Unsur Pembangun Cerpen………………..………..…16

c. Hakikat Menulis Cerpen……………………………..………21

d. Tahapan Menulis Cerpen…………………………….……...24

e. Anatomi Cerita Pendek……………………….…………..…24

f. Pembelajaran Menulis Cerpen di SMA…………….……….25

III. Strategi 3M

a. Pengertian Strategi 3M……………………………………..26

b. Rancangan Pengajaran Menggunakan Strategi 3M………...30

c. Tahapan Strategi 3M……………………………………..…31

B. Penelitian Yang Relevan………………………………….…………..32

C. Kerangka Berpikir……………………….…………….……………..34

D. Hipotesis Tindakan…………………………………………………...35

BAB III METODE PENELITIAN…………...…………………..........36

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....36

B. Subjek Penelitian…………………………………………............37

C. Sumber Data Penelitian…………………………….…………….37

D. Teknik Pengumpulan Data………………………….……………38

E. Uji Validitas Data…………………………………………..…….41

F. Teknik Analisis Data……………………………………….…….41

G. Indikator Keberhasilan...................................................................41

H. Prosedur Penelitian…………………………………………..…...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………............46

A. Deskripsi Kondisi Awal………………………………………46

B. Deskripsi Kondisi Kelas……………………………………...46

C. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………….....49

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

11

Siklus I………………………………………………………..49

Siklus II……………………………………………………….56

Siklus III……………………………………………………...62

D. Pembahasan…………………………………………………..69

E. Keterbatasan Penelitian………………………………….…...78

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……….………........80

A. Simpulan……….……………………………………………..80

B. Implikasi………………………………………………..…….81

C. Saran……………………………………………………..…...82

DAFTAR PUSTAKA……………………………………...……………..84

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian……………….................36

Tabel 2. Skor Penilaian Tes Menulis Cerpen.........................................................38

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Proses Pembelajaran………….42

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Hasil Pembelajaran……...........43

Tabel 5. Presentase Keberhasilan Proses Pembelajaran Menulis Cerpen………..69

Tabel 6. Presentase Keberhasilan Hasil Pembelajaran Menulis Cerpen…………70

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

13

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir.........................................................................35

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas…………………………………….…43

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pratindakan……………………………………………………….86

RPP Pratindakan…………………………………………...………………87

Catatan Lapangan………………………………………………………….88

Wawancara Pratindakan…………………………………………………...92

Daftar Nilai Menulis Cerpen Pratindakan………………………………....96

Foto Pratindakan…………………………………………………………...98

Tulisan Cerpen Siswa Pratindakan……………….......................................99

Lampiran II Siklus I…………………………………….…………………….106

RPP Siklus I……………………………………………………………....107

Catatan Lapangan Siklus I……………………………………...………...112

Daftar Nilai Menulis Cerpen Siklus I…………………………...…..........115

Foto Siklus I…………………………………………………………........117

Tulisan Cerpen Siswa Siklus I……………………………………………118

Lembar Pengamatan………………………………………………………128

Lampiran III Siklus II…………………………….…………………………..133

RPP Siklus II………………………………………………………….......134

Catatan Lapangan Siklus II……………………………………...……......139

Daftar Nilai Menulis Cerpen Siklus II………………………………........141

Foto Siklus II……………………………………………………………..143

Tulisan Cerpen Siswa Siklus II…………………………………………..144

Lembar Pengamatan……………………………………………………...152

Lampiran IV Siklus III……………………………………………………….157

RPP Siklus III…………………………………………………………….158

Catatan Lapangan Siklus III…………………………………...………….163

Daftar Nilai Menulis Cerpen Siklus III………………………...…............165

Foto Siklus III……………………………………………………….........167

Tulisan Cerpen Siswa Siklus III………………………………………….168

Lembar Pengamatan……………………………………………………...176

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

15

Lampiran V Pascatindakan…………………………………………………..181

Rentangan Nilai Siklus I, II, dan III……………………………………...182

Wawancara Pascatindakan…………………………………………….....184

Foto Wawancara………………………………………………………….187

Master Cerpen…………………………………………………………….188

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

16

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat.

Urgensi bahasa mencakup segala bidang kehidupan, karena suatu yang dihayati,

diamati, dan dirasakan oleh seseorang dapat dipahami oleh orang lain, apabila

telah diungkapkan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan.

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh karena

itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik lisan

maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan kemampuan

berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Siswa tidak hanya

diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau

langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

terselubung atau tidak secara langsung.

Tarigan (1983:1) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa mencakup 4

segi yaitu menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Dalam kegiatan

menulis, maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur

bahasa dan kosakata, keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis

melainkan harus melalui latihan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta,

pesan sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya.

Keterampilan menulis adalah suatu proses berpikir atau menuangkan ide

yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Ide tersebut kemudian dikembangkan

dalam wujud rangkaian kalimat, selain itu menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain. Dalam menulis banyak hal yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah penggunaan bahasa, agar orang lain dapat

membaca tulisan yang ditulis maka dituntut adanya bahasa yang mudah dipahami.

Oleh karena itu, keterampilan ini membutuhkan perhatian dan keseriusan dari

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

17

seluruh instrumen penyelenggara pendidikan terutama guru dan kurikulum yang

mendukung.

Menulis merupakan wujud kemahiran berbahasa yang memiliki manfaat

besar bagi kehidupan manusia, khususnya siswa. Dengan menulis siswa dapat

menuangkan segala keinginan hati, sindiran, kritikan dan lainnya. Tulisan yang

baik dan berkualitas merupakan manifestasi dan keterlibatan aktivitas berpikir

atau bernalar yang baik. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang penulis harus

mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Pada saat melakukan

aktivitas menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya

berdasarkan skemata, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis.

Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata,

mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dicurahkan dalam bentuk

tulisan atau karangan.

Keterampilan menulis merupakan serangkaian aktivitas berpikir

menuangkan gagasan untuk menghasilkan suatu bentuk tulisan secara lebih

mendalam. Akhadiah (1994:2-3) menyatakan bahwa aktivitas menulis yang

dimaksud adalah aktivitas untuk mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau

perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Dari pernyataan diatas dapat

dikatakan bahwa menulis sebagai proses melalui tiga tahap yakni tahap

pramenulis, menulis, dan pascamenulis. Pada tahap pramenulis yang dilakukan

menulis adalah menyusun draf sampai batas menulis kerangkan tulisan,

selanjutnya tahap menulis draf kasar dan yang terakhir tahap pasca menulis yang

meliputi tahap revisi, menyunting, dan mengikuti uji coba.

Aspek menulis difokuskan agar siswa mampu mengekspresikan berbagai

pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan, menulis

surat, meringkas buku, dan menulis catatan tertentu berdasarkan materi

pembelajaran. Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek

menulis dijadikan satu dengan aspek keterampilan lainnya, yakni siswa

mengapresiasi ragam sastra siswa melalui mendengarkan dan menanggapi cerita

pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan

menulis puisi bebas (Depdiknas, 2006:16).

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

18

Realitas menunjukan bahwa keterampilan menulis belum optimal dikuasai

oleh siswa. Mereka menganggap bahwa menulis merupakan sesuatu yang mudah

untuk dilakukan sehingga sering dipandang kurang penting. Akan tetapi, menulis

juga sering dianggap sesuatu kegiatan yang menjenuhkan dan membosankan.

Oleh karena itu, perlulah kiranya guru mencari dan menerapkan metode dan

strategi dalam upaya meningkatkan keterampilan keterampilan menulis.

Seringkali kita temukan berbagai permasalahan dalam pembelajaran

menulis di kalangan siswa. Seperti hanya yang terjadi pada siswa kelas Kelas X.1

SMA Negeri 1 Musuk Kabupaten Boyolali, Semester 2 Tahun pelajaran

2009/2010. Hal ini tampak dari tugas menulis cerpen yang diberikan guru kepada

33 siswa di kelas tersebut, yaitu 12 siswa yang mencapai batas ketuntasan dengan

KKM yang ditentukan sekolah sebesar 65. Organisasi isinya meloncat-loncat

sehingga menampakkan penalaran bahasa yang kurang logis, terdapat banyak

kesalahan bahasa yang meliputi diksi, ejaan, pilihan kata, dan kalimat. Dari data

yang ada menunjukkkan bahwa pada karangan tersebut hanya sekitar 36 % siswa

yang mendapatkan nilai 65 ke atas (sebagai batas ketuntasan) dan sisanya hanya

mendapatkan nilai dibawah 65.

Rendahnya presentase kemampuan menulis cerpen siswa menjadi salah

satu petunjuk bahwa terdapat kelemahan dalam proses belajar. Hal ini merupakan

titik awal peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan belajar dan berupaya

mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dengan para siswa diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas

menulis terutama menulis cerpen hanya dilakukan saat mendapatkan tugas dari

guru sehingga karangan yang berupa cerpen seakan-akan dibuat hanya untuk

dibaca oleh guru. Adapun prosedur yang selama ini dilakukan guru dalam

pembelajaran cerpen meliputi: (1) pemberian tema kepada siswa, (2) tugas

menulis cerpen berdasarkan tema yang telah ditentukan,(3) batas waktu 2X30

menit dan cerpen harus dikumpulkan meskipun terdapat siswa yang belum selesai,

(4) guru melakukan evaluasi dengan membaca cerpen hasil kerja siswa tanpa

harus diketahui oleh siswanya, dan (5) guru mengembalikan cerpen kepada siswa

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

19

tanpa adanya latihan untuk menulis cerpen dengan tahapan maupun proses yang

seharusnya dilakukan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan

alternatif strategi pembelajaran menulis yang kreatif dan inovatif dengan

memanfaatkan fasilitas yang ada. Peneliti menggunakan strategi 3M (meniru,

mengolah, mengembangkan) karena sebagian besar siswa kesulitan dalam

menuangkan ide maupun gagasan untuk menulis cerpen terlebih mengembangkan

ide tersebut. Diskusi kelompok pada nyatanya tidak terlalu berhasil untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen terlebih sebagian besar

siswa belum mengetahui hakikat cerpen pada umumnya. Strategi pembelajaran

yang ditawarkan dilandasi oleh strategi copy the master. Ide ini diperkuat

pendapat bahwa strategi copy the master adalah strategi pemodelan yang dekat

dengan calon penulis terutama calon penulis cerpen atau dalam hal ini adalah

siswa. Adanya model yang dekat dengan siswa berarti memudahkan siswa untuk

memulai kegiatan menulis cerpen. Strategi copy the master tersebut selanjutnya

oleh Ismail Marahimin dikembangkan menjadi strategi menulis cerpen yang diberi

nama strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan). Adapun kelebihan

strategi 3M ini terletak pada proses peniruan cerpen yang tidak hanya sebatas

meniru secara lateral, namun terdapat tahap pengolahan dan perbaikan sehingga

akan dihasilkan cerpen baru.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Kualitas Menulis Cerpen Melalui Penggunaan

Strategi 3M (Meniru, Mengolah, dan Mengembangkan) pada Siswa Kelas X.1

SMA Negeri 1 Musuk Kabupaten Boyolali, Semester 2 Tahun Pelajaran

2009/2010”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan strategi 3M dapat meningkatkan proses pembelajaran

menulis cerpen pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk?

2. Apakah penerapan strategi 3M dapat meningkatkan kemampuan menulis

cerpen pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk?

C. Tujuan Penelitian

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

20

Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis siswa, ditandai dengan timbulnya

keaktifan siswa yang meliputi rasa semangat, motivasi serta minat yang tinggi

dalam mengikuti pembelajaran menulis ditandai dengan aktif bertanya

maupun memberikan tanggapan, aktif mengerjakan tugas serta menjawab

pertanyaan guru melalui penerapan strategi 3M.

2. Meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk di ditandai dengan hasil pekerjaan siswa yang telah mencapai angka

yang sesuai standar KKM 65 ke atas melalui penerapan strategi 3M.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen.

b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran

menulis cerpen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menuangkan ide maupun

gagasan kedalam bentuk cerpen.

2. Meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dengan menjadikan

suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

b. Bagi guru

1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis cerpen yang dialami guru.

2. Sebagai bahan acuan untuk membuat pembelajaran menulis cerpen lebih

kreatif dan inovatif.

c. Bagi peneliti

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

21

1. dapat menambah pengetahuan peneliti dalam penelitian yang terkait

dengan pembelajaran menulis cerpen.

2. Dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata tentang penerapan

teknik pembelajaran dengan menggunakan strategi 3M untuk

meningkatkan kemampuan menulis cerpen

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

22

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang

dilihat, didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan.

Menurut Tarigan (1994: 4) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif

dan ekspresif. Dal`am kegiatan menulis sang penulis haruslah terampil

memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Dalam kehidupan modern ini

jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu

berlebihan bila dikatakan bahwa keteramplan menulis merupakan suatu ciri

dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Salah satu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau

tidak secara tatap muka dengan orang lain ialah menulis. Dalam kegiatan

menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,

dan kosakata selain itu menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-

lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

tersebut.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1999: 8),

menyebutkan pengertian menulis: (1) merupakan suatu bentuk komunikasi,

(2) merupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang

gagasan yang akan disampaikan, (3) adalah bentuk komunikasi yang berbeda

dengan bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah,

gerakan fisik, serta situasi yang menyertai percakapan, (4) merupakan suatu

ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan

ejaan dan tanda baca, (5) merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan

gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan

waktu.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

23

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1999: 2)

mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara

sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Secara lebih lanjut

mereka menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses. Sehingga dalam

menulis seseorang harus melewati beberapa tahap antara lain, tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.

Dengan kata lain kemampuan menulis lebih sulit dikuasai karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993: 4).

Menulis seperti juga ketiga keterampilan berbahasa lainnya,

merupakan suatu proses perkembangan. Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati

zuhdi (2001: 53) menyatakan bahwa dalam menulis seorang penulis tidak

akan secara langsung dan tiba-tiba bisa menulis, melainkan harus mengituti

tahap-tahap dalam menulis. Adapun tahap-tahap tersebut adalah tahap

pramenulis dan tahap penulisan. Sedangkan Henry Guntur Tarigan, (1993: 8)

mengemukakan bahwa menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan,

latihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi

seorang penulis. Menulis menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara

logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya,

menuntut penelitian yang terinci, observasi yang seksama, pembedaan yang

tepat dalam pemilihan judul, bentuk, dan gaya

Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan

tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan

mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara

tertulis. Salah satu jenis kegiatan menulis adalah menulis kreatif, menulis

cerpen termasuk salah satu kegiatan menulis kreatif. Tulisan kreatif

merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif

maksudnya melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenali

menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

24

berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan

caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan

nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau

mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala

dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain, melalui tulisan

kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. Salah satu teks bersifat kreatif adalah

teks cerpen seperti penulisan cerpen.

Dari definisi-definisi menulis di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa kemampuan menulis adalah kemampuan untuk mengemukakan

gagasan melalui media bahasa berupa tulisan. Dapat pula dikatakan bahwa

menulis adalah suatu aktivitas aktif produktif yang dilakukan dengan

mengorganisasikan gagasan secara sistematik dan mengungkapkannya secara

tersurat. Kemampuan menulis diperoleh melalui latihan yang terus menerus.

Sedangkan menulis cerpen memiliki arti bahwa kemampuan seseorang

mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan kreatif yang bersifat apresiatif

dan ekspresif.

2. Hakikat Pembelajaran

Winkel (1995: 36) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan,

keterampilan dan nilai sikap. Lebih lanjut, Oemar Hamalik (2001: 36)

menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. ”Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, materil, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi tujuan pembelajaran” (Oemar Hamalik, 2001: 57). Tujuan

pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku tentunya ke arah

yang lebih baik.

Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak bisa dipisahkan

dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Hubungan keduanya dapat dipahami

sebagai berikut: pengajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi)

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

25

kurikulum, atau pengajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya.

Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran berarti perihal

mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya orang yang tugasnya

mengajar, di sekolah umumnya disebut guru. Pengajaran lebih luas pengertiannya

daripada mengajar (teaching). Pengajaran sebagai suatu proses, buah atau hasilnya

adalah belajar (learning), yaitu terjadinya peristiwa belajar di dalam diri siswa.

Peristiwa belajar pada siswa ini menunjukkan adanya sikap, minat, perhatian,

perasaan, percaya diri dan lainnya sebagainya.

Istilah pembelajaran mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat

seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam

diri orang tersebut. Pembelajaran diperkenalkan sebagai ganti istilah pengajaran,

meskipun kedua istilah itu sering digunakan bergantian dengan arti yang sama

dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Pembelajaran mengandung makna

kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang

optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan uraian

tersebut di atas, maka pembelajaran pada hakikatnya ialah pelaksanaan dari

kurikulum sekolah untuk menyampaikan isi atau materi mata pelajaran tertentu

kepada siswa dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat menunjukkan

aktivitas belajar.

Jadi jelas bahwa dalam menyusun perangkat pembelajaran seorang guru

harus berlandaskan kurikulum yang berlaku nasional. Pada tahun 2004 yang

diberlakukan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kemudian pada

tahun 2006 dirubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka

agar pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar, maka perlu

persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran menulis yang didasarkan atas

kurikulum yang berlaku.

3. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA

Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia

pendidikan. Menurut Tarigan (1983: 1) keterampilan berbahasa mencakup 4 segi

yaitu menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speacking Skill), Membaca (Reading

Skill), dan Menulis (Writing Skill). Menulis merupakan kegiatan melahirkan

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

26

pikiran dan perasaan. Menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi

dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara

tertulis. “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif”

(Tarigan 1982: 4). Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta, pesan

sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya. Pelajaran

Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan saja, tetapi

juga materi kesastraan. Kedua materi tersebut direncanakan dan mendapat bagian

yang sama sehingga pengajarannya juga harus seimbang. Sebagi contohnya dalam

pembelajaran menulis cerpen, secara tidak langsung materi pembelajaran menulis

cerpen merupakan satu kesatuan dari materi kebahasaan dan materi sastra.

Pembelajaran menulis di sekolah diakui masih sangat minim dan kurang

aktraktif. Pembelajaran menulis di sekolah sering dianaktirikan. Pembelajaran

menulis dianggap tidak penting, menghabiskan waktu, dan tidak dapat

mendongkrak nilai ujian nasional. Sebab, soal-soal yang terkait dengan materi

mengarang mapun menulis dalam ujian nasional dirasa sangat sedikit. Menulis

adalah kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Karena ide,

pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun cerita dapat disampaikan kepada orang lain

secara lebih luas melalui media tulisan. Kesempatan besar untuk menyebarkan ide

dan pemikiran perlu didukung dengan kemampuan menuliskan dan

menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik. Itu artinya ide yang tertulis

diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh audiens yang dikehendaki atau

dituju. Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan

tujuannya, baik tujuan menulis, dan kepada siapa tulisan ini ditujukan. Dengan

demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan ide yang akan disampaikan sesuai.

Pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan

mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil

pembelajaran yang diinginkan. Sehingga dalam pembelajaran menulis ini berarti

kegiatan yang dilakukan mencakup memilih, menetapkan, dan mengembangkan

sebuah karangan baik karangan kebahasaan maupun karangan sastra seperti

cerpen. Pembelajaran menulis cerpen berdasarkan kurikulum KTSP untuk

SMA/MA Kelas X Semester 2 mencakup 2 kompetensi dasar yaitu

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

27

mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen dan

menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen.

4. Penilaian Pembelajaran Menulis

Ismail Marahaimin (2004: 16) menyatakan bahwa pelajaran menulis

memang rasanya tidak diberikan di sebagian besar sekolah-sekolah kita, mulai

dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Di antara yang memberikan

pelajaran tersebut terdapat sebagian yang memberikan teori tentang menulis

sekalipun buku-buku pegangan tentang pembelajaran menulis masih langka.

Namun, Dewasa ini pembelajaran menulis mulai ditingkatkan di sebagian sekolah.

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran menulis, dilakukan dengan

dua cara penilaian yaitu: penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil

belajar.

a. Penilaian Proses Pembelajaran

Nana Sudjana (2006: 59) menyatakan bahwa keberhasilan proses

belajar-mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi, serta

produktivitas. Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat pembelajaran

berlangsung. Guru mengukur sampai berapa jauh tingkat keberhasilan

pembelajaran melalui pengamatan terhadap minat dan perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran, maupun respon yang diberikan dalam dengan

menanggapi konsep menulis fungsional yang diberikan. Penilaian dilakukan

menggunakan ceklist pada lembar pengamatan. Pembelajaran dapat dikatakan

berhasil apabila anak memiliki minat dan perhatian yang cukup tinggi dalam

melakukan kegiatan menulis.

b. Penilaian Hasil Belajar

Zaini Mahmuoed dalam Burhan Nurgiyantoro (2001: 305) menyatakan

bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan. Akan tetapi, agar

guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang

lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif,

penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis.

Penilaian hasil belajar dilaksanakan apabila pembelajaran telah selesai.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

28

Penilaian ini dilakukan melalui tes tertulis. Keberhasilan pembelajaran dapat

ditunjukkan dengan meningkatkan partisipasi siswa pada kurun waktu tertentu

yang ditunjukkan pada nilai ulangan harian atau nilai tes hasil belajar. Apabila

nilai anak meningkat, maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa

pembelajaran telah berhasil. Sebaliknya apabila nilai anak tidak meningkat,

bahkan menurun, hal ini merupakan indikasi bahwa pembelajaran tidak

berhasil.

5. Cerita Pendek (Cerpen)

a. Pengertian Cerita Pendek (Cerpen)

Banyak pengertian serta aliran sastra yang muncul dalam cerita

pendek. Burhan Nurgiyantoro (1995: 11) menyatakan bahwa cerpen

merupakan cerita khas yang mampu mengemukakan secara lebih banyak dari

sekedar apa yang diceritakan. Sedangkan menurut Edgar Allam Poe dalam

Burhan Nurgiyantoro (1995: 10) menyatakan bahwa cerpen merupakan

sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara

setengah sampai dua jam. Sedangkan Menurut Doktor H.B. Jassin dalam

Korie Layun Sampan (1995: 10) menyatakan bahwa cerpen adalah cerita yang

pendek yang harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.

Secara umum penulisan kreatif cerpen sama dengan menulis bisaa, pada

umumnya. ”Unsur kreativitas mendapat tekanan dan perhatian besar karena

hal ini sangat penting peranannya dalam pengembangan proses kreatif seorang

penulis/pengarang dalam karya-karyanya, kreativitas ini dalam ide maupun

hasil akhirnya” (Titik, 2003: 31).

Karya kreatif merupakan interpretasi evaluatif yang dilakukan

pengarang terhadap kehidupan yang kemudian direfleksikan melalui medium

bahasa pilihan. Jadi sumber penciptaan karya sastra tidak lain adalah

kehidupan kita secara keseluruhannya. Karya kreatif bisa saja merupakan

penemuan kembali kekuatan dan kelemahan kita di masa lalu, keberhasilan

kita kini, atau juga kegagalan kita dalam menyongsong masa depan. Oleh

karena itu di dalam karya sastra menyuguhkan nilai kehidupan, yakni nilai-

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

29

nilai yang bermakna bagi kehidupan, yang mengarahkan dan meningkatkan

kualitas hidup kita sebagai manusia. Menulis merupakan suatu kegiatan

produktif dan ekspresif.

Menulis cerpen pada hakikatnya merujuk pada kegiatan mengarang,

dan mengarang termasuk tulisan kreatif yang penulisannya dipengaruhi oleh

hasil rekaan atau imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara

menulis yang paling selektif dan ekonomis.

Cerita dalam cerpen sangat kompak, tidak ada bagiannya yang hanya berfungsi sebagai embel-embel. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Diponegoro 1994: 6). Dalam hal kreativitas menulis cerpen, Tamsir dalam Endraswara

(2003: 239) memberikan petunjuk bahwa penulis ibarat kamerawan yang

membidik perjalanan panjang kehidupan manusia atau sesuatu yang

dimanusiakan. Pendapat itu memberikan gambaran bahwa penulis cerpen

harus tanggap terhadap lingkungan dan perubahan waktu. Pengalaman pribadi,

pengamatan atas kejadian-kejadian di sekitar kita, dari membaca buku atau

menonton film, bahkan dari mimpi bisa menjadi ide cerita yang mampu

menggerakkan imajinasi untuk berkreasi membuat cerpen.

Cerita pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk

mewujudkan cerita tersebut atau banyak sedikitnya tokoh yang terdapat di

dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan

yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Cerita pendek

adalah wadah yang bisaanya dipakai oleh pengarang untuk menyuguhkan

sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian

pengarang. Jadi sebuah cerita senantiasa memusatkan perhatiannya pada tokoh

utama dan permasalahannya yang paling menonjol dan menjadi tokoh cerita

pengarang, dan juga mempunyai efek tunggal, karakter, alur, dan latar yang

terbatas.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

30

Cerpen memuat penceritaan kepada satu peristiwa pokok, peristiwa

pokok itu tidak selalu berdiri sendiri ada peristiwa lain yang sifatnya

mendukung peristiwa pokok. Cerpen adalah karakter yang dijabarkan lewat

rentetan kejadian-kejadian.

Sebagai salah satu bagian dari karya sastra, cerita pendek (cerpen)

memiliki banyak pengertian. Berikut pendapat beberapa ahli tentang

pengertian cerita pendek (cerpen). Jacob Sumardjo (2001: 91)

mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan

cerita, yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, manunggal,

dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang

terlalu banyak. Semuanya pas, integral, dan mengandung suatu arti. Adapun

Edgar Allan Poe dalam Nurgiyantoro (1995: 10) mengatakan bahwa cerpen

adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar

antara setengah sampai dua jam-suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan

untuk novel. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengertian cerpen adalah cerita fiksi (rekaan) yang memiliki tokoh utama yang

sedikit dan keseluruhan ceritanya membentuk kesan tunggal, kesatuan bentuk,

dan tidak ada bagian yang tidak perlu.

Wiyanto (2005: 96) mengemukakan bahwa menulis cerpen harus

banyak berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa

pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu.

Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh

pengarangnya. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita

rekaan.

Sifat umum cerpen ialah pemusatan perhatian pada satu tokoh saja

yang ditempatkan pada suatu situasi sehari-hari, tetapi yang ternyata

menentukan (perubahan dalam perspektif, kesadaran baru, keputusan yang

menentukan). Tamatnya seringkali tiba-tiba dan bersifat terbuka (open

ending). Cerpen sering mempergunakan (pengaruh dari film) dan bahasanya

sederhana tetapi sugestif.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

31

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

cerita pendek adalah cerita fiksi yang bentuknya pendek dan ruang lingkup

permasalahannya menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang

menarik perhatian pengarang, dan keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.

Menulis cerpen merupakan proses kreatif yang melahirkan pikiran, perasaan,

secara ekspresif dan apresiatif. Peristiwa, pelaku, waktu, tempat, dan suasana

yang terjadi dalam cerpen hanya bersifat rekaan atau khayal.

b. Unsur-Unsur Pembangun Cerpen

Cerpen tersusun atas unsur-unsur pembangun cerita yang saling

berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antara unsur-unsur

pembangun cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak.

Koherensi dan keterpaduan semua unsur cerita yang membentuk sebuah

totalitas amat menentukan keindahan dan keberhasilan cerpen sebagai suatu

bentuk ciptaan sastra. Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: tema, alur atau

plot, tokoh penokohan,latar (setting), sudut pandang (point of view), dan gaya

bahasa.

Tompkins dan Hoskinson (dalam Akhadiah 1994: 312) berpendapat

bahwa unsur-unsur sebuah cerpen antara lain sebagai berikut.

1) Tema

Yaitu gagasan inti dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan

pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan

tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama

sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian

cerita; dasar tolak untuk bercerita.

Tema merupakan sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada

para pembacanya. Sesuatu itu bisaanya adalah masalah kehidupan, komentar

pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup sang pengarang dalam

menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya

secara gamblang dan final, tetapi bisa saja hanya menyampaikan sebuah

masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk menyikapi dan

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

32

menyelesaikannya. Cerpen yang baik dan besar bisaanya menyajikan berbagai

persoalan yang kompleks. Namun, selalu memiliki pusat tema, yaitu pokok

masalah yang mendominasi masalah lainnya dalam cerita itu.

2) Alur/ Plot

Alur yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk

mencapai efek tertentu. Banyak anggapan keliru mengenai plot. Sementara

orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalam pengertian umum, plot

adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan

tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua

aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot.

Secara lebih jelas plot adalah sesuatu yang membuat cerita berjalan

dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar. Semua peristiwa yang

terjadi di dalam cerita pendek harus berdasarkan hukum sebab-akibat,

sehingga plot jelas tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan

semua peristiwa.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa alur adalah hubungan sebab

akibat. Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang

disusun secara logis dalam pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat

lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus oleh sebab itu, suatu

kejadian dalam suatu cerita menjadi sebab akibat kejadian yang lain. Kejadian

atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa perilaku yang tampak seperti

pembicaraan atau gerak gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku

tokoh yang bersifat non fisik, seperti perubahan cara berpikir, sikap

kepribadian dan sebagainya. Alur cerita rekaan terdiri dari alur buka, alur

tengah, alur puncak dan alur tutup.

Dilihat dari cara penyusunannya bagian-bagian alur tersebut, alur atau

plot cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus, alur sorot balik (flash back),

dan alur campuran. Disebut alur lurus apabila cerita disusun mulai dari awal

diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya dan berakhir pada pemecahan

masalah. Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan

bergerak ke muka menuju titik awal cerita disebut alur sorot balik. Sedangkan

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

33

alur campuran yakni gabungan dari sebagian alur lurus dan sebagian alur sorot

balik.

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa alur atau plot

adalah jalinan peristiwa secara beruntutan dalam cerita dengan memperhatikan

hubungan sebab akibat sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu,

bulat dan utuh.

3) Latar/ Setting

Yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam

suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema

dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk

menghasilkan cerita pendek yang baik, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa

dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot.

Latar atau landasan tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat

peristiwa terjadi.

Latar dibedakan menjadi dua yaitu latar sosial dan latar fisik (latar

material) latar sosial mencakupi penggambaran keadaan masyarakat,

kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat istiadat, cara hidup, bahasa dan

lain-lain. Adapun yang dimaksud latar fisik adalah latar di dalam wujud fisik.

Latar tidak hanya sebagai background saja, tetapi juga dimaksudkan

untuk mendukung unsur cerita lainnya. Penggambaran tempat, waktu dan

situasi akan membuat cerita tampak lebih hidup logis. Latar juga dimaksudkan

untuk membangun atau menciptakan suasana tertentu yang dapat

menggerakan perasaan dan emosi pembaca serta menciptakan mood atau

suasana batin pembaca

4) Penokohan dan Perwatakan

Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup

dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern,

berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya

menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang

didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan

ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

34

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk)

dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan

berbagai cara, diantaranya melalui: (1) tindakan, ucapan dan pikirannya; (2)

tempat tokoh tersebut berada; (3) benda-benda di sekitar tokoh; (4) kesan

tokoh lain terhadap dirinya; (5) deskripsi langsung secara naratif oleh

pengarang

Perwatakan dalam suatu fiksi bisaanya dapat dipandang dari dua segi.

Pertama mengacu pada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita, yang

kedua adalah mengacu kepada pembauran dari minat, keinginan, emosi, dan

moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Tokoh

adalah yang melahirkan peristiwa. Ada dua cara memperkenalkan tokoh dan

perwatakan tokoh dalam fiksi yaitu secara analitik dan secara dramatik. Secara

analitik yaitu pengarang langsung memaparkan tentang watak tokoh atau

karakter tokoh, pengarang langsung menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras

hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya. Secara dramatik yaitu

penggambaran perwatakan yang tidak diceritakan langsung, tetapi hal itu

disampaikan melalui pilihan nama, melalui penggambaran fisik / postur tubuh,

cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain, lingkungannya dan

sebagainya dan melalui dialog.

5) Sudut Pandang Penceritaan

Diantara unsur-unsur pembangun cerpen yang tidak bisa ditinggalkan

adalah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan

tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan

tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik

bercerita. Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah

sebagai berikut. (1) Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of

view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang aku atau saya.

Di sini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan aku dan

saya nya. (2) Sudut pandang orang ketiga, bisaanya pengarang menggunakan

tokoh ia, atau dia. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya. (3) Sudut

pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

35

pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi

komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh

dan kejadian yang diceritakan. (4) Sudut pandangan yang berkuasa.

Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk

menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa ini

membuat cerita sangat informatif. Sudut pandang ini lebih cocok untuk cerita-

cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan

teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan

menjadikan cerpen terasa menggurui.

6) Gaya

Gaya erat hubungannya dengan nada cerita. Gaya merupakan

pemakaian bahasa yang spesifik dari seorang pengarang. Dengan kata lain

gaya adalah pribadi pengarang itu sendiri. Dan sebagai pribadi, ia berada

secara khas di dunia ini. Gaya adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran

dan perasaan. Dengan cara yang khas itu kalimat-kalimat yang dihasilkannya

menjadi hidup. Karena itu, gaya bahasa dapat menimbulkan perasaan tertentu,

dapat menimbulkan reaksi tertentu, dan dapat menimbulkan tanggapan pikiran

pembaca. Semua itu menyebabkan karya sastra menjadi indah dan bernilai

seni.

7) Amanat

Amanat dapat diartikan pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral dan

nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan pengarang lewat cerita.

Amanat pengarang terdapat secara implisit dan eksplisit di dalam karya sastra.

Dari tema cerita tergambar amanat yang ingin sampaikan oleh pengarang.

Menurut Wiyanto (2005: 84) amanat adalah unsur pendidikan,

terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada

pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Unsur pendidikan ini tentu saja

tidak disampaikan secara langsung. Pembaca karya sastra baru dapat

mengetahui unsur pendidikannya setelah membaca seluruhnya.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

36

Cerpen yang baik memiliki keseluruhan unsur-unsur yang membangun

jalan cerita yang memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi

tema, penokohan, alur/ plot, latar/ seting, gaya bahasa, dan sudut pandang

penceritaan. Suroto (1990: 88) berpendapat bahwa cerpen pada dasarnya dibangun

atas unsur-unsur tema, amanat, perwatakan dan penokohan, latar, alur, gaya, serta

amanat.

Berdasarkan pendapat tentang unsur-unsur pembangun cerpen di atas

dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembangun cerpen terdiri atas tema,

perwatakan, seting, rangkaian peristiwa/alur, amanat, sudut pandang, dan gaya.

Adapun semua unsur tersebut berjalinan membentuk makna baru.

6. Menulis Cerpen

a. Hakikat Menulis Cerpen

Menurut Widyamartaya (1990: 9) menulis adalah keseluruhan

rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami

tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang. Korrie Layun Sampan

(1995:22) menyatakan sesungguhnya pengarang yang berbakat tidak pernah

menunggu datangnya inspirasi atau ilham, tetapi mencarinya. Hal tersebut

juga seharusnya dapat diterapkan pada semua kalangan penulis dengan

harapan seorang yang akan menulis akan bisa menulis tanpa menunggu

datangnya ilham atau inspirasi, melainkan menvcari inspirasi guna

dikembangkan.

Dengan demikian menulis cerpen pada hakikatnya sama dengan

menulis kreatif sastra yang lain. Menulis kreatif sastra adalah pengungkapan

gagasan, perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang dikuasai seseorang

dalam bentuk karangan. Tulisan yang termasuk kreatif berupa puisi, fiksi,

dan non fiksi. Sedangkan menurut Roekhan (1991: 1) menulis kreatif sastra

pada dasarnya merupakan proses penciptaan karya sastra. Proses itu dimulai

dari munculnya ide dalam benak penulis, menangkap dan merenungkan ide

tersebut (bisaanya dengan cara dicatat), mematangkan ide agar jelas dan

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

37

utuh, membahasakan ide tersebut dan menatanya (masih dalam benak

penulis), dan menuliskan ide tersebut dalam bentuk karya sastra. Jadi

menulis kreatif sastra adalah suatu proses yang digunakan untuk

mengungkapkan perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang dikuasai

seseorang dan pikiran seseorang dalam bentuk karangan baik puisi maupun

prosa.

Dasar penulisan kreatif atau creative writting sama dengan menulis bisaa, pada umumnya. Unsur kreativitas mendapat tekanan dan perhatian besar karena dalam hal ini sangat penting peranannya dalam penggembangan proses kreatif seorang penulis/pengarang dalam karya-karyanya, kreativitas ini dalam ide maupun akhirnya. Kreativitas dapat di artikan sebagai perilaku yang berbeda dengan perilaku umum, kecenderungan jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru lain dari yang umum, bentuk berpikir yang cenderung njlimet dan menentang arus. Pengertian kreativitas dapat juga mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang pernah ada (Titik, dkk. 2003: 31). Terdapat empat unsur dalam kreativitas yakni: (1) keterampilan

berpikir kritis, (2) kepekaan emosi, (3) bakat, dan (4) daya imajinasi.

Sedangkan untuk proses penulisan cerpen dimulai dari (1) munculnya ide

dalam benak penulis, (2) menangkap dan merenungkan ide tersebut (3)

mematangkan ide agar menjadi jelas dan utuh. (4) membahasakan ide

tersebut dan menatanya (ini masih dalam benak penulis), dan diakhiri

dengan (5) menuliskan ide tersebut dalam bentuk karya sastra Dalam

penulisan kreatif sastra terdapat tiga unsur penting yakni: (1) kreativitas, (2)

bekal keterampilan bahasa, dan (3) bekal keterampilan sastra, kreativitas

sangat penting untuk memacu munculnya ide-ide baru, menangkap dan

mematangkan ide, mendayagunakan bahasa secara optimal, dan

mendayagunakan bekal sastra untuk dapat menghasilkan karya-karya sastra

yang berwarna baru.

Tujuan kreatif yakni tujuan tulisan yang bertujuan untuk mencapai

nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Terdapat dua tujuan yang dapat

dicapai melalui pengembangan penulisan kreatif, yakni yang bersifat

apresiatif dan yang bersifat ekspresif. Apresiatif maksudnya bahwa melalui

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

38

kegiatan penulisan kreatif orang dapat mengenal, menyenangi, menikmati,

dan mungkin menciptakan kembali secara kritis sebagai hal yang dijumpai

dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri, ekspresif

dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan

berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita

untuk dikomunikasikan kepada orang lain dalam dan melalui tulisan kreatif,

sebagai sesuatu yang bermakna. Kedua tujuan tersebut sekaligus

memberikan peluang bagi pembentukan pribadi kreatif. Dalam kaitan ini,

kepribadian hendaknya dipahami tidak hanya sebagai kumpulan sejumlah

unsur kepribadian. Berdasarkan kenyataan harus diakui bahwa ciri-ciri yang

melekat pada pribadi yang kreatif antara ciri yang satu dengan yang lainnya

tidak bisa dipisahkan secara tegas. Ciri-ciri pribadi kreatif tersebut adalah

(1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) keluwesan dalam berpikir; (3) kebebasan dalam mengemukakan pendapat; (4) kaya imajinasi; (5) perhatian yang besar terhadap kegiatan cipta mencipta; (6) Keteguhan dalam mengajukan pendapat atau pandangan dan; (7) Kemandirian dalam mengambil keputusan (Sayuti 2002: 2). Proses kreatif adalah perubahan organisasi kehidupan pribadi. Jadi,

proses kreatif itu bersifat personal. Setiap pengarang memiliki daya juang

kreatif yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dari aspek pribadi tersebut

kreatifitas merupakan suatu tindakan yang muncul dari tindakan pribadi

yang unik dan khas, sebagai tanggapan terhadap lingkungannya, tanggapan

seseorang penulis (pengarang) terhadap lingkungan itu akan menolong

inisiatif mengulur imajinasi. Pengaluran imajinasi itu menunjukan bahwa

kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa hakikat

menulis cerpen adalah suatu proses penciptaan karya sastra untuk

mengungkapkan gagasan, perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang

dikuasai seseorang dalam bentuk cerpen yang ditulis dengan memenuhi

unsur-unsur berupa alur, latar/seting, perwatakan, dan tema.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

39

b. Tahapan Menulis Cerpen

Sama halnya seperti menulis pada umumnya yang merupakan sebuah

proses, menulis cerpenpun demikian halnya yang harus melewati beberapa

tahap. adapun empat tahap proses kreatif menulis cerpen yaitu: 1) tahap

persiapan, 2) tahap inkubasi, 3) tahap saat inspirasi, 4) tahap penulisan. Pada

tahap persiapan, penulis telah menyadari apa yang akan ia tulis dan

bagaimana menuliskannya.

Munculnya gagasan menulis itu membantu penulis untuk segera memulai menulis atau masih mengendapkannya. Tahap inkubasi ini berlangsung pada saat gagasan yang telah muncul disimpan, dipikirkan matang-matang, dan ditunggu sampai waktu yang tepat untuk menuliskannya. Tahap inspirasi adalah tahap dimana terjadi desakan pengungkapan gagasan yang telah ditemukan sehingga gagasan tersebut mendapat pemecahan masalah. Tahap selanjutnya adalah tahap penulisan untuk mengungkapkan gagasan yang terdapat dalam pikiran penulis, agar hal tersebut tidak hilang atau terlupa dari ingatan penulis (Sumardjo, 2001: 70). Dari pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

menulis cerpen sebagai salah satu kemampuan menulis kreatif

mengharuskan penulis untuk berpikir kreatif dan mengembangkan

imajinasinya setinggi dan seluas-luasnya. Dalam menulis cerpen, penulis

dituntut untuk mengkreasikan karangannya dengan tetap memperhatikan

struktur cerpen, kemenarikan, dan keunikan dari sebuah cerpen.

c. Anatomi Cerita Pendek

Setelah mengerti betul definisi cerpen, karakteristik cerpen dan

unsur-unsur pembangun cerpen, maka sejatinya seseorang sudah sangat siap

untuk menciptakan sebuah cerpen. Sebelum menulis cerpen ada baiknya

seseorang perlu mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut struktur

cerita. Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, di manapun tempatnya,

apapun jenis sudut pandangan tokohnya, dan bagaimanapun alurnya

memiliki anatomi sebagai berikut: 1) situasi (pengarang membuka cerita), 2)

peristiwa-peristiwa yang terjadi, 3) peristiwa-peristiwa memuncak, 4)

klimaks, 5) anti klimaks.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

40

Cerpen yang baik adalah yang memiliki anatomi dan struktur cerita

yang seimbang. Kelemahan utama penulis cerpen pemula bisaanya di

struktur cerita ini. Komposisi cerpen dapat dikatakan sebagai berikut: 1)

perkenalan, 2) pertikaian, 3) penyelesaian.

Sebuah cerpen dikatan berhasil memikat pembaca jika dalam

penyajian insiden atau kejadian dalam ceritanya mampu memberikan

kejutan atau surprise. Menurut Korrie Layun Rampan (1995: 56 ) kejutan

atau surprise merupakan daya tarik yang membawa kenang-kenagan atau

ingatan khusus pada cerita. Teknik kejutan yang paling populer adalah apa

yang disebut dengan surprise ending (kejutan akhir).

7. Pembelajaran Menulis Cerpen di SMA

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran

adalah belum maksimalnya penggunaan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran

erat kaitannya dengan tingkat kesiapan anak. Dalam hal ini, diperlukan suatu

pertimbangan khusus tentang bahan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

perkembangan kognitif dan bahasa sekolah menengah pertama. Siswa yang

dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI sekolah menengah atas. Pada

periode ini anak mampu memahami konsep keadilan, kepribadian, dan kebenaran.

Pertimbangan dalam menentukan bahan pembelajaran menulis cerpen bagi anak

sekolah menengah adalah disesuaikan dengan kondisi psikologis siswa yakni,

bahan yang sudah mulai meninggalkan unsur-unsur fantasi dan masuk kepada

unsur realitas, mulai mengarah pada upaya pemahaman melalui hipotesis, dan

adanya implementasi konsep/prinsip. Pertimbangan psikologis tersebut diperlukan

agar dapat menumbuhkan minat, daya ingat, kemauan mengerjakan tugas,

kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan

problem yang dihadapi. Pemilihan bahan pembelajaran erat kaitannya dengan

tingkat kesiapan anak.

Pertimbangan selanjutnya untuk menentukan bahan pembelajaran menulis

cerpen adalah sudut pandang bahasa. Guru dalam memilih bahan pembelajaran

cerpen dengan mempertimbangkan kosakata yang baru, segi ketatabahasaan,

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

41

situasi dan pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Ciri-

ciri bahan pembelajaran yakni menarik, mengandung banyak lakuan, bahagia pada

akhir cerita, tidak terlalu panjang, dan menyenangkan.

Unsur-unsur literer yang membangun cerpen adalah alur, latar, tema,

penokohan, dan gaya yang khas. Alur cerita tersusun dalam urutan yang logis dan

sesuai tuntutan cerita. Latar cerita memiliki ciri-ciri: uiversal, menanamkan

kebenaran, dan perjuangan antara kekuatan baik dan jahat. Penokohan atau

penggambaran watak tokoh memiliki ciri-ciri: meyakinkan, nyata, tindakannya

konsisten dengan plot, penggambarannya sederhana dan langsung. Selain itu juga

sedikit memiliki citraan, penggambaran tokohnya hidup, memiliki suatu yang

khas dan menarik, serta nama tokoh mudah diingat atau mengesankan. Sedangkan

gaya pengarang dalam cerita memiliki ciri-ciri: mengesankan, segar, tepat, serta

bila dibacakan terlihat menarik.

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa materi pembelajaran

sastra tidak hanya mencakup tentang peristiwa sastra atau cipta sastra, melainkan

sejumlah persoalan dan hasil olah pikir dan karya siswa. Hasil tulisan siswa dapat

menjadi materi pembelajaran yang menarik dalam sebuah kelas apresiasi sastra.

Selain itu, pertanyaan-pertanyaan siswa dalam sebuah diskusi, merupakan materi

pembelajaran yang menghidupkan kelas. Materi pembelajaran ditujukan untuk

mengembangkan pengetahuan siswa tentang sastra dan membangkitkan minat

siswa untuk menulis kreatif sastra.

8. Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan)

a. Pengertian Strategi 3M

Pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen) penting bagi siswa

karena cerpen dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan

menuangkan pikiran. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa kondisi

sekolah mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Namun, kondisi tersebut

bisa diatasi apabila guru mampu menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan

merencanakan strategi pembelajaran yang menarik. Berdasarkan pertimbangan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

42

tersebut, penulis berusaha untuk memberikan alternatif strategi pembelajaran

menulis yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

Strategi pembelajaran tersebut dikembangkan dari strategi copy the

master. Strategi copy the master merupakan sebuah strategi yang diturunkan

dari pendekatan menulis terpimpin, kontekstual, model, dan proses. Sementara

itu, ungkapan copy master tersebut berasal dari pemikiran orang china

sebagaimana yang diutarakan Ismail Marahhimin (2004: 20) bahwa konon

pada zaman dahulu di China, orang yang ingin menjadi pelukis akan diberikan

lukisan yang sudah jadi dan baik. Bisaanya lukisan yang dibuat oleh sang

master, yaitu orang yang ahli melukis atau pelukis terkenal. Sang calon

pelukis disuruh melukis dengan meniru model lukisan yang disediakan.

Dengan cara yang demikian ini, calon pelukis akhirnya bisa melukis sendiri,

dan mulai menemukan bentuk khas sesuai dengan kepribadiaannya. Dan

strategi pembelajaran yang demikian yang dinamakan copy the master, yang

artinya meniru lukisan sang ahli.

Proses tersebut dapat pula berlaku pada bidang lain termasuk

pembelajaran menulis. Ismail Marahimin (2004: 21) juga menyatakan bahwa

copy the master dalam pembelajaran menulis merupakan model yang paling

disukai banyak penulis. Ide ini diperkuat pendapat bahwa strategi copy the

master adalah strategi yang mudah karena dekat dengan penulis. Namun

seiring perkembangan ilmu pengetahuan copy the master juga mengalami

pengembangan. Copy the master selanjutnya oleh Ismail Marahimin

dikembangkan menjadi strategi 3M (meniru, mengolah, mengembangkan).

Namun demikian, copy the master memiliki perbedaan dengan stategi 3M

meskipun Strategi 3M merupakan strategi hasil pengembangan strategi copy

the master. Perbedaan tersebut terletak pada proses yang berkelanjutan pada

strategi 3M yaitu proses mengolah dan mengembangkan, sementara pada copy

the master calon penulis hanya diberi kesempatan untuk meniru hingga sang

penulis mampu meniru tulisan yang dijadikan model.

Kelebihan dari Strategi 3M adalah model yang akan ditiru ini tidak

hanya terbatas pada peniruan lateral, namun ada tahap perbaikan. Tahap

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

43

peniruan sampai dengan perbaikan inilah yang menonjol dalam strategi ini.

Pada dasarnya strategi ini menuntut dilakukan latihan-latihan sesuai dengan

model yang ditawarkan. Strategi 3M melalui tiga tahap, yakni tahap meniru,

mengolah dan mengembangkan. Tahap meniru diisi dengan kegiatan

membaca, mengidentifikasi, selanjutnya menyadur. Hasil saduran tersebut

akan diolah pada bagian alur dan tokoh. Hasil olah tersebut akan

dikembangkan dalam bentuk dialog, monolog, dan komentar pengarang dan

hal inilah yang menjadi kelebihan pada strategi 3M. Strategi ini

mengedepankan proses yang sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu

kreativitas siswa juga dikembangkan pada tahap yang ketiga yaitu tahap

mengembangkan.

Jakob Sumardjo (2001: 91) menyatakan bahwa yang menjadi kriteria

cerpen yang akan dijadikan model yaitu: (1) Cerpen tersebut harus dekat

dengan calon penulis, dalam artian cerpen harus menarik perhatian calon

penulis; (2) cerpen tersebut merupakan suatu kesatuan bentuk, utuh,

manunggal, dan mengandung arti.

Sama seperti hanya pada strategi copy the master, strategi 3M juga

terdapat beberapa pendekatan yang menjadi latar belakang filofisnya. Ismail

Marahimin (2004: 30) menyatakan bahwa pendekatan yang menjadi latar

belakang filosofis metode 3M tersebut antara lain.

1) Pendekatan Menulis Terpimpin

Pendekatan menulis terpimpin merupakan pendekatan yang memulai

pembelajaran dari hal-hal yang mudah dan sederhana yang sesuai dengan

minat siswa. Keunggulan yang terdapat pada pendekatan menulis terpimpin

adalah membuat siswa menulis dengan mudah.

Depdiknas ( dalam Arnita, 2007) menyatakan bahwa pendekatan

menulis terpimpin adalah proses pembelajaran yang dimulai dari ha-hal

yang sederhana, dekat dengan lingkungan serta dapat menarik minat siswa

sehingga siswa dapat menyelesaikan tulisannya dengan mudah.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

44

2) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

yang akan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

masyarakat. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa aktivitas menulis akan

lebih bermakna bila dilakukan dengan berorientasi pada tujuan.

Tujuan menulis adalah menyampaikan apa yang ada dalam gagasannya kepada pembaca. Dengan demikian pembelajaran menulis yang dilakukan akan lebih alamiah karena siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas, 2002: 1).

3) Pendekatan Analisis Model

Pendekatan analisis model mengasumsikan bahwa keterampilan

menulis berhubungan erat dengan membaca. Menurut Stephen D. Krasen

(dalam Hernowo, 2004: 11) menyatakan bahwa hasil riset denga jelas

menunjukkan bahwa orang belajar menulis lewat membaca. Sehingga

kemampuan menulis seseorang dipengaruhi oleh banyaknya wawasan yang

diperoleh dari proses ia membaca.

Hal tersebut merupakan sebuah penguatan atas apa yang dicetuskan

Ismail Marahimin (2004: 21) yang menyatakan bahwa pembelajaran menulis

haruslah mencontoh tulisan-tulisan bermutu sebagai model untuk ditiru. Hal

ini menunjukkan betapa pentingnya membaca sebagai langkah awal untuk

menulis.

4) Pendekatan Proses

Menurut Siswandi (2006: 7) dalam menulis seseorang dituntut

pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan khusus, dan

pengajaran langsung. ”Pendekatan proses dapat diartikan sebagai wawasan

pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang

bersumber dari kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam

diri siswa” (Moejiono dan Dimyati, 1991: 14).

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

45

Secara garis besar terdapat tiga tahap yang harus dilalui jika

seseorang hendak menulis, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap

penuangan; dan (3) tahap peninjuauan. Dalam penerapan di kelas, siswa

akan dituntun oleh guru untuk berlatih melalui proses menulis tahap demi

tahap, sehingga mereka merasa jika proses itu diikuti dan akan

menghasilkan tulisan yang baik.

b. Rancangan Pengajaran Menggunakan Strategi 3M

1) Tujuan Pengajaran

Sesuai dengan kurikulum yang menjadi pegangan dalam penelitian

ini, tujuan pengajaran yang diharapkan adalah peserta didik mampu menulis

karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam jenis cerpen.

2) Materi Pengajaran

Pembahasan materi pengajaran dalam stategi ini sebatas pada

pengetahuan awal yang nantinya akan menjadi landasan siswa terkait

dengan penulisan cerpen sehingga materi berfungsi sebagai pengetahuan

dasar secara teoritis terhadap sebuah cerpen. Materi yang akan disajiakan

pada pengenalan tersebut mencakup pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen,

unsur intrinsik cerpen, serta strategi 3M dalam menulis cerpen.

3) Peranan Siswa, Guru, dan Materi

Peranan siswa dalam penelitian ini adalah sebagai subyek

pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, hal ini

karena pembelajaran yang dilakukan tidak lagi menjadikan guru sebagai

pusat pembelajaran. Namun demikian pada tahap awal guru berkewajiban

memberikan pengantar materi pembelajaran tentang sebuah cerpen

kemudian mengarahkan siswa menulis cerpen menggunakan strategi 3M.

Materi yang ada dalam pembelajaran berperan sebagai pengetahuan awal

terhadap pembelaran cerpen yang sedang berlangsung.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

46

c. Tahapan Strategi 3M

Ismail Marahimin (2004: 33) menyatakan bahwa tahapan strategi 3M

mengacu pada beberapa tahapan pembelajaran menulis pada penelitian-

penelitian sebelumnya. Adapun rincian dan penjelasan tahap pada strategi

3M sebagai berikut.

1) Tahap Meniru

Tahap meniru diawali dengan kegiatan pramenulis yakni dengan

membaca cerpen yang dijadikan model. Pada tahap ini siswa akan diberikan

satu cerpen yang dijadikan model yang dekat dengan dunia mereka (siswa).

Selanjutnya siswa mengidentifikasi unsur cerpen dengan mengisi bagan

yang telah disediakan. Adapun bagan tersebut berisi tentang siapa, kapan,

bagaimana, dimana, mengapa. Setelah itu siswa akan menyadur cerpen

model dengan mengganti unsur tokoh dan latar yang sesuai dengan dunia

siswa. Adapun yang menjadi ciri-ciri tahap meniru adalah: (1) adanya

kegiatan pemahaman unsur-unsur cerpen dengan cara mengidentifikasi

unsur-unsur cerpen; (2) dilanjutkan dengan kegiatan mengganti unsur yang

paling mudah yakni tokoh dan latar; (3) kegiatan terakhir pada tahap meniru

yakni menulis dengan meniru model cerpen.

2) Tahap Mengolah

Pada tahap olah siswa akan mengolah hasil saduran namun hanya

beberapa unsur. Unsur tersebut adalah tokoh, latar, dan alur. Pertimbangan

digunakannya tiga unsur karena unsur tokoh, latar, dan alur adalah unsur

yang paling mudah dikembangkan secara kreatif dan untuk efisiensi waktu

pembelajaran. Pada tahap mengolah tokoh, yang dilakukan siswa yakni

dengan menambah tokoh dalam cerita, mendeskripsikan watak tokoh, dan

mengubah cerita secara relatif sama. Sedangkan pada tahap mengolah alur

cerita, kegiatan siswa adalah dengan membuat urutan-urutan peristiwa baru.

Adapun yang menjadi ciri-ciri tahap mengolah adalah: (1) kegiatan

mendeskripsikan tokoh dengan menambah dialog, monolog, dan komentar,

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

47

(2) kegiatan mendeskripsikan latar waktu dan tempat, dan (3) kegiatan

mengolah peristiwa dalam alur.

3) Tahap Mengembangkan

Tahap mengembangkan dilakukan siswa setelah tahap mengolah.

Pada tahap ini, siswa akan mengembangkan tema baru, mengembangkan

tokoh baru, mengembangkan latar baru, dan mengembangkan peristiwa yang

baru. Adapun rincian dari setiap unsur yang dikembangkan meliputi: (1)

tema dikembangkan secara orisinil dan unik; (2) mengembangkan tokoh

dengan melengkapi dialog, monolog, dan komentar; (3) mengembangkan

latar dengan mendeskripsikan secara rinci; (4) mengembangkan peristiwa

dalam kalimat secara lengkap; (5) menggunakan bahasa yang komunikatif;

(6) menggunakan ejaan yang benar.

Pada tahap mengembangkan memiliki ciri-ciri: (1) kegiatan

mengembangkan tema yang dilakukan oleh siswa sendiri dan (2) kegiatan

mengembangkan tokoh, latar, dan peristiwa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tindakan kelas tentang menulis cerpen merupakan penelitian

yang menarik. Banyaknya penelitian tentang menulis cerpen tersebut dapat

dijadikan salah satu bukti bahwa menulis cerpen-cerpen di sekolah-sekolah sangat

menarik untuk diteliti. Penelitian tersebut dilakukan oleh Farikoh (2003), Tutiyah

(2005), Maulana (2005), dan Kusworosari (2007).

Farikoh (2003) melakukan penelitian tentang peningkatan menulis cerpen

dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Metode Karya

Wisata pada siswa Kelas I3 MA Ma`hadut Thalabah Babakan Lebaksiu Tegal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

keterampilan siswa dalam menulis cerpen dapat ditingkatkan dengan metode

karya wisata. Peningkatan ini dapat terlihat pada daya serap siswa sebelum ada

tindakan yaitu 58,66% kemudian meningkat 10,22% setelah ada siklus I menjadi

69,38%, pada siklus II meningkat 7,25% menjadi 76,63%.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

48

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Tutiyah (2005) berjudul

Peningkatan Kemampuan Menulis Cerkak dengan Metode Karya Wisata pada

Siswa Kelas IE SMP Negeri 1 Banjarmangun. Penelitiannya mengkaji tentang

metode karya wisata yang berguna untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

menulis cerkak. Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil peningkatan

keterampilan siswa yang signifikan dengan nilai rata-rata siswa pada kegiatan

pembelajaran prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 2,27. Setelah menggunakan

metode karya wisata nilai rata-rata keterampilan siswa dalam menulis cerkak

meningkat sebesar 0,51 %.

Kusworosari (2007) melalukan penelitian dengan judul Peningkatan

Menulis Cerpen dengan Pengalaman Pribadi sebagai Basis Melalui pendekatan

Keterampilan Proses pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 5 Semarang.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 5

Semarang mengalami peningkatan. Hasil analisis dari data siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan. Hasil tes pada siklus I diperoleh hasil rata-rata kelas

sebesar 62,37. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata kelas 73,65. Hal ini

menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II. Perilaku siswa kelas X-1

SMA Negeri 5 Semarang dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen

mengalami perubahan dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.

Penelitian yang dilakukan Maulana (2005), yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Iklan dengan Menggunakan Metode Latihan Terbimbing

pada Siswa Kelas 2B SMP Cinde Semarang Tahun pelajaran 2004/2005.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ternyata ditemukan adanya

peningkatan keterampilan menulis siswa kelas 2 B SMP Cinde Semarang setelah

mengikuti pembelajaran menulis iklan dengan menggunakan metode latihan

terbimbing. Perubahan perilaku siswa juga tampak selama penelitian berlangsung,

siswa sudah berperilaku positif terhadap pembelajaran.

Berdasarkan penelitian di atas, diketahui bahwa penelitian tentang menulis

cerpen sudah mulai banyak dilakukan meski masih terbatas, dari penelitian

tentang menulis cerpen di atas menunjukkan adanya peningkatan. masing-masing

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

49

penelitian menggunakan media dan teknik yang berbeda-beda dan menghasilkan

peningkatan yang berbeda-beda pula. Tetapi upaya peningkatan menulis cerpen

masih perlu di kembangkan dan dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu cara

peningkatan keterampilan menulis yang dipilih oleh penulis adalah peningkatan

keterampilan menulis cerpen melalui penggunaan strategi 3M (meniru, mengolah,

mengembangkan).

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya pengajaran menulis mempunyai tujuan supaya siswa

memiliki keterampilan, pengalaman, dan memanfaatkan keterampilan menulis

dalam berbagai keperluan. Keterampilan menulis cerpen bukanlah suatu pekerjaan

yang mudah. Kenyataan yang ada dalam pembelajaran menulis cerpen belum

memenuhi tujuan yang akan dicapai. Pada umumnya siswa belum mampu

menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaannya dengan baik dalam sebuah

karya sastra khususnya cerpen.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa strategi 3M (meniru,

mengolah, dan mengembangkan) menekankan keseimbangan antara kualitas

dalam pembelajaran menulis cerpen. Strategi 3M dilakukan melalui tahapan

prapenulisan yang berupa pengenalan siswa terhadap cerpen disertai contoh

cerpen, tahap penulisan (mengolah) yang didasarkan atas contoh cerpen yang

telah diberikan sebelumnya, dan proses terakhir proses mengembangkan dimana

siswa dituntut untuk dapat mengembangkan ide atau gagasan dalam membuat

cerpen berdasarkan rangkaian proses yang dilakukan sebelumnya. Adapun yang

menjadi tujuan pengadaan strategi 3M adalah agar siswa dapat terlibat secara

langsung proses penulisan cerpen yang dimulai dari proses prapenulisan hingga

sampai proses mengembangkan. Dengan demikian siswa dapat menumbuhkan

rasa memiliki terhadap karangan yang mereka buat. Sebagai model pembelajaran

yang konstruktivistik, strategi 3M dapat memberikan lingkungan belajar yang

berpusat pada siswa. Dengan kegiatan tersebut siswa dapat berpartisipasi secara

aktif dalam pembelajaran, mengkonstuksi konsep-konsep yang terdapat dalam

strategi 3M, sehingga kemampuan menulis cerpen siswa dapat meningkat.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

50

Kerangka berpikir

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah:

”Penggunaan Metode 3M (meniru, mengolah, mengembangkan) dapat

meningkatkan proses pembelajaran menulis cerpen dan kemampuan menulis

cerpen pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk Kabupaten Boyolali, Semester

2 Tahun pelajaran 2009/2010”

Kualitas proses pembelajaran rendah ditandai dengan 1. Rendahnya Motivasi Belajar Siswa. 2. Rendahnya Keaktifan para siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. 3. Kerja sama siswa tidak terjalin. 4. Pembelajaran tidak menarik karena berpusat

pada guru dan berorientasi pada siswa.

Rendahnya kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M.

Kemampuan menulis cerpen siswa rendah ditandai dengan 1. Penilaian yang meliputi topik, tokoh dan

penokohan, alur, latar, diksi dan gaya

bahasa, pilihan kata, ejaan dan tanda baca

belum mencapai KKM yaitu nilai 65.

2. Pengetahuan siswa tentang cerpen rendah.

Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen meningkat (Keaktifan, Kesungguahan, kerja sama siswa meningkat, dan pembelajaran berpusat pada siswa dan berorientasi pada proses menulis cerpen.

Kemampuan menulis dan pengetahuan siswa tentang

cerpen meningkat (Topik Cepen ( Isi gagasan yang

dikemukakan ), Organisasi Isi dalam Cerpen, Tata

Bahasa, Gaya (Pilihan Struktur dan Kosa Kata),

Ejaan, serta ketuntasan belajar meningkat).

Planning

Acting Observing

Reflecting

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

51

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk yang

beralamatkan di Manggung, Sukorejo, Musuk, Boyolali, kode pos 57361, telp.

08122615912. Sekolah ini dipimpin oleh Bambang Wahyadi, S.Pd. Alasan

pemilihan SMA Negeri 1 Musuk sebagai lokasi penelitian adalah karena memang

sekolah ini mengalami permasalahan di dalam pembelajaran menulis, khususnya

menulis cerpen. Alasan lain yaitu sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah

yang terbuka dan mau menerima segala bentuk penelitian yang berhubungan

dengan pendidikan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan

profesionalisme guru sekolah tersebut. Selain itu sekolah tersebut belum pernah

digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan adanya penelitian ulang.

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yang dimulai dari tahap

persiapan yang dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga pelaporan hasil

pengembangan pada bulan Mei 2010. Untuk lebih jelasnya berikut ini dapat

dikemukakan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jenis kegiatan Waktu

Sep.

2009

Des.

2009

Jan.

2010

Feb.

2010

Maret

2010

April 2010 Mei

2010

1. Persiapan survai awal

sampai penyusunan

prososal

2 Pengumpulan data

3 Analisis data

4 Penyusunan Laporan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

52

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk Kabupaten Boyolali, Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun

jumlah siswa kelas X.1 adalah 33 siswa. 12 Siswa berjenis kelamin laki-laki dan

sisanya sebanyak 21 siswa berjenis kelamin perempuan.

Dipilihnya kelas X.1 sebagai responden penelitian didasarkan beberapa

pertimbangan sebagai berikut.

1. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X.1 semester dua terdapat

beberapa kompetensi dasar, salah satunya yaitu kemampuan mengungkapkan

pengalaman diri sendiri atau orang lain ke dalam cerpen.

2. Hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

kelas X.1. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

kelas X.1 diperoleh informasi bahwa siswa kelas X.1 memiliki kemampuan

menulis cerpen yang rendah. Proses pembelajaran menulis cerpen yang

dilakukan selama ini masih menggunakan metode ceramah tanpa bantuan

media maupun strategi pembelajaran apapun.

3. Kelas X.1 memiliki keterampilan menulis cerpen rendah. Padahal menulis

merupakan tuntutan kurikulum. Maka diperlukan usaha untuk meningkatkan

keterampilan menulis tersebut salah satunya yaitu melalui penggunaan

strategi 3M.

C. Sumber Data Penelitian

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian

dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber dat tersebut

meliputi:

1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yakni

berbagai kegiatan pembelajaran menulis cerpen yang berlangsung di dalam

kelas yang dialami oleh siswa dengan menggunakan strategi 3M.

2. Informan dalam penelitian ini yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas

X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

53

3. Dokumen yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis cerpen, hasil tes

siswa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru dan peneliti,

serta hasil angket yang diisi oleh siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Tes

Bentuk instrumen tes yaitu tes menulis cerpen. Tes menulis cerpen adalah

tes yang menuntut siswa untuk menulis cerpen. Tes ini bertujuan mengetahui

kemampuan siswa dalam menulis cerpen melalui penggunaan strategi 3M. Alat

tes menulis cerpen berupa lembar tugas berisi perintah kepada siswa untuk

menulis cerpen. Waktu yang digunakan untuk menulis cerpen adalah 60 menit.

Kriteria penilaian menulis cerpen dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. Skor Penilaian Tes Menulis Cerpen Aspek Skor Maksimal

- Topik Cerpen ( Isi gagasan yang dikemukakan ).

- Organisasi Isi dalam Cerpen.

- Tata Bahasa.

- Gaya: Pilihan Struktur dan Kosa Kata.

- Ejaan.

35

25

20

15

5

Jumlah 100

( Burhan Nurgiyantoro.”Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra”.2001: 306)

Berdasarkan pedoman penilaian penilaian kemampuan menulis cerpen

tersebut, dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen berhasil dengan

sangat baik, berhasil baik, berhasil cukup baik, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

Siswa yang berhasil sangat baik adalah siswa yang memperoleh nilai 85-100,

siswa yang berhasil dengan baik adalah siswa yang memperoleh nilai 75-84, siswa

yang berhasil dengan kategori cukup baik yaitu siswa yang memperoleh nilai 60-

74, siswa yang berhasil dengan kategori kurang baik yaitu siswa yang

memperoleh nilai 50-59, dan siswa yang tidak berhasil yaitu siswa yang

memperoleh nilai 0-49.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

54

2. Instrumen Nontes

Teknik nontes alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi tentang keadaan di kelas tanpa alat tes. Teknik nontes diperlukan untuk

mendapatkan data yang tidak , atau paling tidak secara langsung, berkaitan dengan

laku kognitif.

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

terhadap perubahan perilaku siswa pada proses pembelajaran menulis cerpen

yang terjadi selama proses penelitian di kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Teknik ini dilakukan pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 17 Februari

2010.

Observasi dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai partisipan

pasif dan mengamati jalannya proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti mengambil posisi duduk di tempat

duduk paling belakang yang memang telah disediakan untuk peneliti. Selama

berada di belakang peneliti dapat leluasa mengamati proses pembelajaran

tanpa mengaanggu jalannya pembelajaran menulis cerpen yang sedang

berlangsung.

Pengamatan terhadap siswa mencakup kemampuan siswa dalam

menulis cerpen. Tulisan cerpen yang dibuat siswa hendaknya sesuai dengan

struktur atau kriteria menulis cerpen yang baik yang mencakup aspek isi,

organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dam mekanisme pembuatan. Selain

itu, diamati dari keaktifan serta minat siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Sedangkan pengamatan terhadap kinerja guru diamati

berdasarkan kesuaian proses pengajaran dengan skenario pembelajaran yang

telah ditetapkan. Selain itu, diamati juga dari peran guru dalam pengelolaan

kelas srta peran guru dalam memberikan motivasi terhadap siswanya.

Hasil observasi selanjutnya didiskusikan peneliti dengan guru

kemudian dianalisis untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada serta

mencari jalan keluar atas permasalahan yang muncul selama proses

pebelajaran menulis ceren berlangsung.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

55

b. Wawancara Mendalam ( teknik In-depth Interview )

Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai

respondennya. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan memperoleh data

tentang respon siswa terhadap meteri keterampilan menulis cerpen melalui

penggunaan strategi 3M. Wawancara dilakukan pada hari Selasa, tanggal 16

Februari 2010 pada pukul 12.00 WIB. Wawancara dilakukan terhadap guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia di ruang Tata Usaha di sekolah tersebut.

Selain mewawancari guru, peneliti juga mewawancarai siswa yang

dilakukan di kantin sekolah selama istirahat pertama berlangsung pada hari

Sabtu, tanggal 13 Februari 2010. Suasana kantin pada saat itu tidak begitu

ramai karena sebagian besar siswa berada di lapangan menyaksikan latihan

upacara teman mereka sebagai persiapan lomba tata upacara bendera se-

kabupaten Boyolali. Wawancara dilakukan untuk mengetahi metode

pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan guru. Teknik ini juga digunakan

untuk mengetahi bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang

dilakukan guru selama ini. Adapun yang menjadi topik wawancara adalah

pembelajaran menulis cerpen yang terjadi di kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

c. Dokumentasi (Foto)

Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengambilan gambar (foto). Dokumentasi merupakan data yang cukup penting

sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, peneliti

memandang perlu menggunakan dokumentasi sebagai salah satu data

instrumen nontes. Foto yang diambil sebagai sumber data, dapat memperjelas

data yang lain. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan

dipadukan dengan data lain. Pengambilan gambar dilakukan pada saat siswa

melakukan beberapa aktivitas yaitu menulis cerpen, dan pada saat guru

memberikan bimbingan kepada siswa saat pembelajaran.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

56

E. Uji Validitas Data

Berbagai data yang didapatkan dalam penelitian ini diuji validitasnya

dengan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, serta review informan.

Trianggualsi metode adalah teknik untuk menguji kebenaran dengan

membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi dengan data yang

diperoleh dari hasil wawancara. Trianggulasi sumber adalah teknik yang

digunakan untuk menguji kebenaran dengan mengacu pada kebenaran data yang

diperoleh dari satu informan dengan informan lain. Review informan digunakan

untuk mengetahui keaviditasan hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif komparatif. Mulyadi (2006: 9) mengatakan bahwa teknik analisis

deskriptif komparatif mencakup analisis kritis komparatif terhadap kelemahan dan

kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang terjadi di

dalam kelas selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai tes antar siklus

maupun dengan indikator kinerja

Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan wawancara

diklasifikasikan sebagai data kualitaif. Data ini diinterpretasikan kemudian

dihubungkan dengan data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.

Data yang berupa hasil tes diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data

tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan

nilai tes antar siklus dengan indikator kinerja. Analisis dilakukan terhadap nilai

yang diperoleh pada tiga siklus yang telah dilakukan. Data yang berupa nilai tes

antar siklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas

ketercapaian yang telah ditetapkan.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dinilai dari aspek-aspek

indikasi ketercapaian dalam pembelajaran. Adapun aspek-aspek yang telah

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

57

ditentukan menjadi indikator ketercapaian tujuan penelitian ini yaitu aspek proses

pembelajaran menulis cerpen. Selain itu, indikator keberhasilan juga dilihat dari

aspek ketuntasan belajar menulis cerpen yang telah ditetapkan oleh sekolah

dengan batas ketuntasan minimal dengan nilai 65.

Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian di atas dirumuskan

indikator sebagai berikut.

Tabel 3. Indikator Keberhasilan untuk Proses Pembelajaran Menulis Cerpen

Aspek yang Diukur

Indikator Keberhasilan Kondisi

Awal

Kondisi

Akhir

Presentase

Hasil

Capaian

Siklus III

1. Motivasi Belajar

Siswa. Rendah

Terjadi

peningkatan >75 %

Siswa tertarik dan senang

dengan pembelajaran

menulis cerpen.

2. Keaktifan para

siswa dalam

kegiatan belajar

mengajar.

Rendah Terjadi

peningkatan >75 %

Siswa aktif dalam proses

pembelajaran.

3. Keterlaksanaan

oleh guru. Rendah

Terjadi

peningkatan >75 %

Pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan rencana.

4. Keterlaksanaan

oleh siswa. Rendah

Terjadi

peningkatan >75 %

Pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan rencana

tanpa ada hambatan yang

bersumber dari siswa.

5. Interaksi siswa

dengan guru. Rendah

Terjadi

peningkatan >75 %

Terjadi hubungan timbal

antara siswa dengan guru

dalam kegiatan belajar

mengajar.

( Nana Sudjana. ”Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”.2006: 60 )

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

58

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Kemampuan Menulis

Cerpen Aspek yang Diukur

Kondisi

Awal

Kondisi

Akhir

Presentase

Target

Capaian Indikator Keberhasilan

Siklus III

Ketuntasan Belajar

(Hasil Pembelajaran

menulis Cerpen)

Rendah Tinggi >75 %

Nilai Siswa Mencapai Standar

Ketuntasan Minimal Untuk

Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia, Yaitu 65

Didasarkan Atas Aspek

Penilaian Yang Meliputi:

1. Topik Cerpen.

2. Organisasi Isi.

3. Tata Bahasa

4. Gaya.

5. Ejaan.

( Nana Sudjana. ”Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”.2006: 62 )

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai dengan akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem

berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi

Arikunto (2006: 74). Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap: 1)

perencanaan tindakan (Planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3)

pengamatan (observing), 4) refleksi ( reflecting).

43

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

59

Berikut ini prosedur penelitian ini jika dilukiskan dalam bentuk gambar.

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

( Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto,dkk.”Penelitian Tindakan

Kelas”.2006: 74)

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci akan diuraikan

sebagai berikut:

a. Rancangan Siklus I

1). Tahap Perencanaan, mencakup kegiatan:

a) Penyusunan silabi dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan meteri menulis cerpen I.

b) Merancang skenario pembelajaran membaca cerpen melalui langkah-

langkah: (1) Guru menanyakan pengalaman siswa yang berkaitan

dengan kegiatan menulis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

contoh-contoh profesi yang berkaitan dengan kegiatan menulis, (2)

Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

tentang pengertian menulis, pengertian cerpen, unsur-unsur

pembangun cerpen. Guru mempersilakan siswa untuk berdiskusi

dengan temannya tentang hal-hal yang yang dipertanyakan tadi. Guru

memperkenalkan strategi 3M dalam menulis cerpen, (3) Guru

Refleksi I Pengamatan/ pengumpulan data I

Perencanaan tindakan II Pelaksanaan

tindakan II

Refleksi II Pengamatan/ pengumpulan data II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I Permasalahan

Permasalahan baru hasil refleksi

Apabila masalah belum terselesaikan

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

60

membagi siswa dalam kelompok belajar kemudian membagikan

contoh cerpen, siswa diminta untuk berdiskusi untuk mencari unsur-

unsur pembangun cerpen pada contoh cerpen yang telah dibagiakan,

(4) Guru meminta salah satu siswa membacakan hasil diskusi ke depan

kelas, (5) Guru meminta siswa menulis cerpen berdasarkan unsur-

unsur pembangun cerpen yang telah didiskusikan sebelumnya dengan

menggunakan strategi 3M.

2). Tahap Pelaksanaan, dilaksanakan dengan mengadakan pembelajaran

yang sesuai skenario pembelajaran dan RPP yang telah dibuat, siklus

pertama pembelajaran dilakukan oleh guru dengan mengenalkan strategi

3M pada pembelajaran cerpen selain itu juga masih harus melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran dengan wawancara kepada

beberapa siswa setelah pembelajaran selesai.

3). Tahap Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktikvitas siswa dalam mengikuti pembelajaran). Guna memperoleh data

yang akurat dapat dilakukan dengan wawancara dengan para siswa

berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4). Tahap Analisis dan Refleksi, dilakukan dengan cara menganalisis hasil

pekerjaan siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara yang telah

dilakukan. Berdasarkan hasil analisis maka akan didapat kesimpulan guna

mengetahui apakah strategi 3M yang diterapkan pada siklus I dapat

meningkatkan kualitas proses serta hasil pembelajaran menulis cerpen.

Sebagai bahan acuan keberhasilan proses serta hasil pembelajaran

dinyatakan dengan tercapainya target yang ditetapkan atau bahkan

melebihi target yang telah ditetapkan.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan)

Sebagaimana telah dituliskan di depan, penelitian ini bertujuan untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis cerpen pada

siswa Kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk. Survei kondisi pratindakan dilakukan

guna mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan

proses penelitian. Survei ini dilakukan dengan cara observasi lapangan,

wawancara dengan guru dan siswa, serta angket. Hal tersebut dilakukan untuk

mengetahui proses pembelajaran menulis cerpen di kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk.

Survei dilakukan pada hari Selasa, 16 Februari 2010 pada jam pelajaran ke

7-8 (pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.45 WIB). Survei dilakukan pada

saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Adapun jumlah siswa di kelas

tersebut adalah 33 siswa.

B. Deskripsi Kondisi Kelas

Kondisi kelas pada pratindakan menunjukkan keadaan sebagai berikut.

1. Metode Mengajar yang Diterapkan Guru Kurang Menarik.

Dalam mengajar guru menggunakan metode tanya jawab dan tugas.

Terkadang siswa ditugasi untuk membaca sendiri materi modul yang kurang

lengkap, setelah itu siswa ditugasi mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh

guru secara berkelompok. Meskipun siswa sudah berada dalam kelompok

yang telah dibagi guru namun, guru belum mampu menguasai keadaan kelas

yang ramai. Hal ini terbukti dari hasil observasi terlihat dalam berdiskusi

siswa tidak semuanya mengerjakan tugas. Selain itu masih terdapat siswa

yang bermalas-malasan.

Saat mengerjakan tugas yang diberikan guru terlihat masih banyak

siswa yang merasa kesulitan menangkap penjelasan guru. Sebagian besar dari

mereka belum memahami betul mengenai cerpen dan langkah-langkah dalam

membuat cerpen. Berdasarkan hasil survei tersebut, guru dan peneliti

46

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

62

berdiskusi dan berkolaborasi sehingga menghasilkan kesepakan bahwa untuk

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis cerpen adalah dengan

melakukan tindakan dengan menggunakan strategi 3M (Meniru, Mengolah,

dan Mengembangkan) yang merupakan strategi hasil pengembangan dari

strategi Copy Master.

2. Guru Kesulitan dalam Mengelola Kelas.

Sebagian siswa berbicara dengan temannya. Beberapa siswa yang lain

sibuk menyisir rambut, memukul-mukul meja dengan buku, tidur-tiduran

ketika pembelajaran berlangsung meskipun guru berada di dalam kelas.

Hanya sebagian kecil siswa yang tampak memperhatikan guru ketika

pembelajaran berlangsung, terutama siswa yang duduk di deretan terdekat dari

posisi guru ketika mengajar. Ketika guru berpindah ketitik yang lain, siswa

yang tadinya berada pada posisi dekat dengan guru dan terlihat

memperhatikan guru, ternyata sama halnya siswa yang lain yang berbicara

dengan temannya. Terkadang guru harus berdiam diri karena suara guru

hampir tidak terdengar karena terlalu ramainya kelas. Selain itu siswa yang

berada jauh dari posisi guru waktu mengajar terlihat tiduran. Hal ini

mengindikasikan bahwa keberadaan guru mengalami kesulitan dalam

mengelola kelas.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, keadaan tersebut

memang diakui oleh guru. Guru mengungkapkan bahwa kondisi tersebut

disebabkan oleh terlalu dekatnya hubungan guru dengan siswa.

Menurut pengakuan siswa yang peneliti wawancarai, siswa

mengungkapkan bahwa sikap guru kurang tegas. Meskipun terkadang guru

terlihat tegas namun, guru lebih sering menuruti kemauan siswanya. Diakui

oleh siswa bahwa mereka memang dekat dengan guru namun, kedekatan

mereka justru membuat mereka merasa terbisaa berkelakuan yang tidak

seharusnya dilakukan oleh seorang siswa di dalam kelas pada umumnya. Hal

ini terlihat saat pelajaran berlangsung masih terdapat siswa yang

bercengkerama dengan temannya, tidur-tiduran bahkan memukul-mukul meja

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

63

menggunakan buku. Sehingga saat guru memberiakn pertanyaan pada mereka,

merekapun tidak mengerti sama sekali apa yang ditanyakan oleh gurunya.

Selain itu menurut siswa, guru yang bersangkutan baru awal semester II

mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas tersebut sementara pada

semester I diampu oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang lain.

3. Perhatian, Motivasi, dan Minat untuk Mengikuti pembelajaran Menulis

Cerpen Kurang.

Berdasar kegiatan pengamatan yang dilakukan di kelas, wawancara

terhadap siswa dan guru, terlihat bahwa perhatian motivasi, dan minat untuk

mengikuti pembelajaran menulis cerpen kurang. Menurut siswa, pembelajaran

menulis adalah pembelajaran yang tidak menyenangkan. Hal tersebut terlihat

dari sikap siswa yang selalu mengeluh saat diberikan tugas oleh guru untuk

menulis cerpen. Perhatian mereka tidak sepenuhnya tercurah pada

pembelajaran menulis cerpen.

Selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung, siswa menunjukkan

sikap kurang berminat mengikuti pelajaran. Hanya sesekali guru terlihat

memperingatkan siswa yang perhatiannya tidak terfokus pada proses

pembelajaran. Namun, siswa hanya memperhatikan saat guru mereka menugur

mereka. Sementara guru berpindah posisi mereka kembali menunjukkan sikap

yang kurang berminat dengan pembelajaran menulis cerpen.

Posisis guru ketika kegiatan pembelajaran menulis cerpen berlangsung

lebih benyak berada di depan kelas dan hanya sesekali berada di belakang

kelas itupun dilakukan guru hanya saat menegur siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru.

4. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Rendah.

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat kesulitan

dalam menulis cerpen. Mereka merasa kesulitan dalam merangkai kata dan

menuangkan ide maupun gagasan mereka dalam bentuk tulisan yang dalam

hal ini adalah cerpen. Selain itu, kosa kata yang dimiliki siswa sangat terbatas

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

64

sehingga cukup mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengembangkan

idenya untuk dituangkan dalam bentuk cerpen.

Hal lain yang membuat mereka Merasa kesulitan untuk menulis cerpen

yaitu mereka tidak bisa membuat karangan yang runtut. Dalam pembelajaran

menulis cerpen guru hanya memberikan materi cerpen secara umum dan

langsung menyuruh siswa untuk membuat cerpen sementara siswa belum

mengerti dengan jelas apa dan bagaimana bentuk cerpen tersebut. Penilaian

yang dilakukan gurupun belum menggunakan aspek-aspek penilaian dalam

kriteia penilaian tulisan. Guru selama ini menggunakan penilaian menulis

berdasarkan kerapian tulisan, panjang tulisan dan tidak terlalu banyaknya

coretan dalam tulisan siswanya. Sehingga, siswapun saat mendapatkan tugas

menulis termasuk menulis cerpen, mereka lebih mementingkan

memperbanyak tulisan mereka tanpa mengindahkan mekanisme dan langkah-

langkah menulis cerpen. Hal ini peneliti peroleh dari hasil menulis yang

dilakukan siswa sebelum adanya tindakan (pratindakan).

Siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat tulisan berupa

cerpen yang baik, terbukti dari hasil pekerjaan menulis cerpen yang diberikan

guru belum memenuhi batas ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah yaitu

nilai 65.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing

terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berikut penjabaran hasil

penelitian yang telah dilakukan, yaitu deskripsi tentang peningkatan kualitas

pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Adapun rincian proses penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan Tindakan I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Februari 2010 di ruang

guru SMA Negeri 1 Musuk. Peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia mendiskusiskan rancangan tindakan pada siklus pertama yang akan

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

65

dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari 2010 selama 2 jam mata pelajaran

(2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.30 WIB sampai

dengan pukul 10.00 WIB.

Tahap perencanaan tindakan I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 20

Februari 2010 meliputi kegiatan sebagai berikut.

a) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis cerpen

untuk hari Rabu, 24 Februari 2010 selama 2 jam mata pelajaran (2 x 45

menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.30 WIB sampai dengan

pukul 10.00 WIB dengan menggunakan strategi 3M, yakni dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Guru menanyakan pengalaman siswa yang berkaitan dengan kegiatan

menulis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya contoh-contoh profesi

yang berkaitan dengan kegiatan menulis.

(2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

tentang pengertian menulis, pengertian cerpen, unsur-unsur

pembangun cerpen. Guru mempersilakan siswa untuk berdiskusi

dengan temannya tentang hal-hal yang yang dipertanyakan tadi. Guru

memperkenalkan strategi 3M dalam menulis cerpen.

(3) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar kemudian membagikan

contoh cerpen, siswa diminta untuk berdiskusi untuk mencari unsur-

unsur pembangun cerpen pada contoh cerpen yang telah dibagiakan.

(4) Guru meminta salah satu siswa membacakan hasil diskusi ke depan

kelas.

(5) Guru meminta siswa menulis cerpen berdasarkan unsur-unsur

pembangun cerpen yang telah didiskusikan sebelumnya dengan

menggunakan strategi 3M.

b) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk materi menulis cerpen I berdasarkan silabus dari sekolah.

c) Peneliti dan guru mempersiapkan sumber belajar yang berupa contoh

cerpen dari buku dan media massa.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

66

d) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes berupa tes unjuk kerja untuk menilai kemampuan

menulis cerpen siswa. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan

keaktifan, motivasi, dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran di

kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari 2010 selama 2

jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.30

WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB di ruang kelas X.1 SMA Negeri 1

Musuk. Dalam pelaksanaan tindakan I ini, guru bertindak sebagai pemimpin

jalannya kegiatan belajar mengajar. Sedangkan peneliti melakukan observasi

atau pengamatan terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dengan duduk di sebuah kursi di belakang kelas yang memang

sengaja disediakan untuk peneliti guna mengamati jalannya pembelajaran.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut.

a) Guru masuk kelas, megucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, dan

melakukan presensi terhadap siswa.

b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, serta tujuan

pembelajaran menulis cerpen pada pertemuan kali ini.

c) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa tentang

pengertian menulis, pengertian cerpen, unsur-unsur pembangun cerpen.

Guru mempersilakan siswa untuk berdiskusi dengan temanny tentang ha-

hal yang yang dipertanyakan tadi. Guru memperkenalkan strategi 3M

(meniru, mengolah, dan mengembangkan).

d) Guru membentuk siswa ke dalam kelompok belajar memberikan contoh

cerpen untuk dibaca oleh siswa kemudian dianalisis unsur-unsur

pembangun cerpennya dengan cara diskusi kelompok.

e) Guru meminta salah satu siswa membacakan hasil diskusi ke depan kelas.

f) Siswa diminta meniru unsur-unsur cerpen yang dianalisis , mengolahnya

menjadi kerangka cerpen, kemudian mengembangkan kerangka cerpen

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

67

yang telah dibuat menjadi sebuah cerpen yang utuh untuk kemudian

dikumpulkan.

g) Guru menutup pelajaran pembelajaran pada pertemuan tersebut karena

pelajaran bahasa Indonesia telah selesai.

3) Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi

menulis cerpen di ruang kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk. Pengamatan

dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari 2010 selama 2 jam mata pelajaran

(2x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.30 WIB sampai dengan

pukul 10.00 WIB.

Pada pelaksanaan tindakan I, guru mengajarkan materi menulis cerpen

dengan menggunakan strategi 3M. pada pembelajaran sebelumnya yang

dilakukan tanpa menggunakan metode maupun strategi dalam menulis cerpen.

Meskipun di awal pembelajaran guru sudah menerangkan seputar cerpen

namun. Pada tindakan I guru telah menerapkan strategi 3M diantaranya adalah

dengan menyuguhkan contoh cerpen untuk dianalisis siswa berdasarkan

unsur-unsur pembangun cerpen yang terdapat di dalamnya, kemudian mereka

tiru dengan menganalisis unsur-unsur dalam cerpen yang disediakan sebagai

contoh cerpen, mengolah dengan mengubah unsur-unsur paling sederhana

yaitu tema, tokoh, serta alur, kemudian mengembangkan menjadi sebuah

cerpen yang utuh.

Pada awal pertemuan, guru mengadakan apersepsi terhadap siswa

tentang kegiatan yang berhubungan dengan menulis. Guru menyebutkan

beberapa tokoh yang berhasil sukses dari menulis. Hal tersebut dilakukan guru

dengan harapan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk menulis.

Guru membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

kemudian membagikan contoh cerpen untuk didiskusikan siswa berdasarkan

unsur-unsur pembangun cerpen yang terdapat di dalamnya. Kemudian

menyuruh siswa membuat cerpen dengan meniru unsur-unsur yang telah

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

68

didiskusikan sebelumnya. Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil tulisan

mereka sebelum menutup pelajaran pada pertemuan tersebut.

Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif

terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti mengambil

posisi duduk di belakang kelas. Hal ini dilakukan peneliti agar mampu

mengamati jalanya pembelajaran tanpa mengganggu jalannya pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada

pembelajaran menulis cerpen sebagai berikutt.

a) Guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. RPP tersebut telah sesuai

dengan silabus pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat di dalam

kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

b) Guru telah melaksanakan kegiatan menulis cerpen dengan baik. Guru telah

mengajar dengan arah serta tujuan yang jelas dan terencana. Selain itu

guru juga telah berusaha menerapkan strategi 3M dan berusaha mengajak

siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari

pemberian contoh cerpen yang kemudian dianalisis siswa secara diskusi

dan hasil analisis tersebut dikembangkan menjadi sebuat cerpen yang utuh.

c) Sebelum memberikan materi menulis cerpen, terlebih dahulu guru

menggali pengalaman siswa mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan menulis. Hingga pada akhirnya mengerucut pada permasalahan

menulis cerpen. Guru mengamati dan mencatat keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran guna menerapkan penilaian yang otentik.

d) Beberapa kelemahan dalam pelaksanaan tindakan I ini, yaitu:

(1) Guru masih terlihat kuwalahan dalam mengendalikan situasi kelas

yang ramai dan gaduh ketika murid-murid berdiskusi. Hal ini sebagai

suatu kesalahan guru karena tidak membagi siswa kedalam kelompok

diskusi yang lebih kecil. Diskusi yang dilakukan tidak teratur karena

siswa melakukan diskusi antar meja, antarderet kolom meja, antarbaris.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

69

Hingga terdapat anggota kelompok yang letak tempat duduknya jauh

sehingga membuat gaduh suasana kelas. Ada juga siswa yang mondar-

mandir menanyakan jawaban kepada teman mereka.

(2) Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kinerja guru

dalam pembelajaran di kelas, guru memperoleh kategori “cukup”

dalam kinerjanya.

(3) Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti proses

pembelajaran menulis cerpen sebanyak 23 siswa atau sebesar 69,6 %

dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu sebanyak

33 siswa. Dari 33 siswa 12 siswa telah termasuk dalam kategori

“baik”, 11 siswa termasuk dalam kategori “cukup”, dan sisanya

sebanyak 10 siswa termasuk dalam kategori “kurang”.

(4) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang keaktifan

dan motivasi siswa dalam menulis cerpen, terdapat 25 siswa atau

sebesar 75,7 % aktif dan memiliki motivasi terhadap pembelajaran,

dengan 16 siswa termasuk dalam kategori “baik”, 9 siswa dalam

kategori “cukup”, dan 8 siswa dalam kategori “kurang”.

(5) Siswa masih kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

gurunya. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa masih terlihat takut

dalam mengungkapkan pendapatnya. Selain itu saat guru memberikan

tugas masih terdapat siswa yang tidak mengetahui tugas yang

diberikan guru hingga sang guru harus mengulangi perintah yang

diberikan pada siswanya.

(6) Dari segi hasil tes unjuk kerja dari keseluruhan siswa yaitu 33 siswa

hanya 22 siswa atau sebesar 66,6 % yang mampu menulis cerpen

dengan baik dan dikatakan tuntas belajar dengan KKM yang

ditentukan sekolah sebesar 65. Sisanya sebanyak 11 siswa atau sebesar

33,3 % masih perlu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan

menulis cerpennya. Mereka belum mampu mencapai batas tuntas

minimal dalam menulis cerpen dan dinyatakan belum lulus.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

70

4) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan

analisis dan refleksi. Adapun yang menjadi penyebab kelemahan pada

siklus I sebagai berikut.

a) Posisi guru selalu berada di depan kelas dan tidak memberikan teguran

kepada siswa yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran.

Guru seharusnya berkeliling guna memberikan bimbingan kepada

siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat mengikuti pembelajaran

secara aktif.

b) Pembentukan kelompok diskusi terlalu besar. Pembentukan kelompok

diskusi seharusnya dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang kecil

dan jarak antar anggota kelompok tidak berjauhan. Hal ini

dimaksudkan agar dalam proses pembagian kelompok dan proses

diskusi semua siswa dapat aktif dan tidak terjadi kegaduhan karena

harus bertukar tempat duduk.

c) Belum dilakukannya refleksi pascabelajar sehingga guru tidak bisa

mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

d) Guru tidak memberikan motivasi siswa agar mau memperhatikan

selama proses pembelajaran dengan mengemukakan pendapatnya,

meberikan komentar dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan

dengan lancar dan benar. Motivasi-motivasi tersebut dapat berupa

nasehat-nasehat yang bisa menyadarkan siswa sehingga mereka

mengikuti pelajaran atas dasar keinginan hati mereka bukan lantaran

terpaksa. Selain itu guru harus mampu mengatur waktu sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga kegiatan-

kegiatan dalam rangkaian pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

71

b. Siklus Kedua

1) Perencanaan Tindakan II

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 1 Maret 2010 di

ruang guru SMA Negeri 1 Musuk. Peneliti dan guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia mendiskusiskan rancangan tindakan pada siklus

kedua yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Maret 2010 selama

2 jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-7 dan ke-8,

pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB.

Peneliti dan guru berdiskusi untuk menganalisis pembelajaran

pada siklus I. Analisis siklus I berupa nilai siswa pada siklus I, kondisi

pembelajaran pada siklus I, mendiskusikan kelebihan dan kekurangan

selama berlangsungnya proses pembelajaran dan berupaya melakukan

perbaikan kekurangan pada siklus I.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, akhirnya disepakati

hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam menyampaikan

materi menulis cerpen pada siswa. Hal-hal tersebut yakni:

(a) posisi guru selama pembelajaran sebaiknya selalu berkeliling ruang

kelas untuk memonitoring kegiatan siswa agar perhatian siswa

terfokus pada proses pembelajaran. Dengan kata lain guru akan

dapat memantau siswa, baik yang duduk di bagian depan maupun

di bagian belakang.

(b) Guru harus melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara memotivasi dan membimbing

siswanya.

(c) Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum ia pahami. Dengan demikian

siswa akan melakukan hal-hal yang dikehendaki guru atas dasar

kesadaran dari dalam diri siswa. Guru harus bisa mengatur waktu

sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sehingga

rangkaian kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan perencanaan.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

72

(d) Pembentukan kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil

dan dalam satu kelompok diharapkan tempat duduk antar anggota

kelompoknya tidak berjauhan. Hal ini dimaksudkan agar dalam

proses pembagian kelompok dan proses diskusi, semua siswa dapat

aktif dan tidak terjadi kegaduhan karena harus bertukar tempat

duduk.

(e) Perlu dilakukannya refleksi pascabelajar. Hal ini dimaksudkan agar

guru bisa mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan kata lain

setelah adanya refleksi pascabelajar diharapkan dapat mengurangi

kelemahan dan kesalahan terhadap pembelajaran berikutnya.

Kelemahan dan kesalahan dalam pembelajaran tersebut akan

diminimalisir dan diganti dengan cara lain yang dianggap akan

lebih efektif dalam proses pembelajaran.

Berpijak pada hal-hal tersebut, peneliti dan guru kemudian

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

menulis cerpen II berdasarkan silabus dari sekolah. Selanjutnya

peneliti dan guru mempersiapkan sumber belajar yang berupa contoh

cerpen dari buku.

Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran

menulis cerpen untuk hari Selasa, 2 Maret 2010 selama 2 jam mata

pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-7 dan ke-8, pukul 12.00

WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB dengan menggunakan strategi

3M, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Guru menanyakan kesan siswa saat pertama kali menulis

cerpen menggunakan strategi 3M.

(2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman

siswa tentang tahapan-tahapan menulis cerpen dan anatomi

cerita pendek. Guru memberikan materi mengenai tahapan-

tahapan dalam strategi 3M. Guru mempersilakan siswa untuk

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

73

berdiskusi dengan temannya tentang hal-hal yang yang

dipertanyakan tadi.

(3) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar yang lebih kecil

dari sebelumnya kemudian membagikan contoh cerpen, siswa

diminta untuk menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen

pada contoh cerpen yang telah disediakan.

(4) Guru meminta siswa mengolah cerpen dengan meniru unsur

cerpen yang paling sederhana yaitu tema, tokoh, serta alur.

(4) Guru meminta siswa mengembangkan cerpen yang telah

mereka olah menjadi sebuah cerpen dengan mengganti unsur-

unsur yang paling sederhana dari cerpen yang dijadikan sebagai

contoh.

(5) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes unjuk kerja yang

berupa cerpen kemudian guru melakukan analisis dan refleksi

pascabelajar sebelum menutup pelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Maret 2010

selama 2 jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-7 dan

ke-8, pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB di ruang kelas

X.1 SMA Negeri 1 Musuk. Dalam pelaksanaan tindakan II ini, guru

bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap

proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan tindakan II ini, guru mengaplikasikan

solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada proses pembelajaran pada siklus I. Sedangkan

Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di sebuah

kursi di belakang kelas yang memang sengaja disediakan untuk

peneliti guna mengamati jalannya pembelajaran.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

74

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut.

a) Guru masuk kelas, megucapkan salam, menanyakan keadaan

siswa, dan melakukan presensi terhadap siswa.

b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, serta tujuan

pembelajaran menulis cerpen pada pertemuan kali ini.

c) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

tentang tahapan-tahapan menulis cerpen dan anatomi cerita

pendek. Guru memberikan materi mengenai tahapan-tahapan

dalam strategi 3M.

d) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar kemudian

membagikan contoh cerpen, siswa diminta untuk menganalisis

unsur-unsur pembangun cerpen pada contoh cerpen yang telah

disediakan.

e) Guru meminta siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi

sebuah cerpen dengan meniru, mengolah, serta mengembangkan

unsur-unsur yang terkandung dalam cerpen yang dijadikan sebagai

contoh dan disesuaikan dengan tahapan-tahapan dalam menulis

cerpen.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes unjuk kerja yang

berupa cerpen kemudian guru melakukan analisis dan refleksi

pascabelajar sebelum menutup pelajaran.

g) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

3) Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan

materi menulis cerpen di ruang kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Pengamatan dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Maret 2010 selama 2 jam

mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-7 dan ke-8, pukul

12.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB.

Seperti halnya pada siklus I pelaksanaan tindakan II guru

mengajarkan materi menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

75

Pada tindakan II guru masih menerapkan strategi 3M dengan

menyuguhkan contoh cerpen untuk ditiru siswa dan sebagai bahan

acuan sebagai kerangka cerpen yang pada akirnya mereka kembangkan

menjadi sebuah cerpen yang utuh.

Pada awal pertemuan, guru menanyakan keadaan siswanya

kemudian melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi

terhadap siswa seputar pengalaman menulis siswanya pada pertemuan

sebelumnya (siklusI). Guru melakukan refleksi pada pelaksanaan

pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah membentuk

siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang lebih kecil tanpa

adanya pertukaran tempat duduk diantara siswanya. Hal ini dilakukan

sebagai upaya untuk mengurangi kegaduhan saat pembentukan

kelompok diskusi dan pelaksanaan diskusi. Guru kemudian

membagikan contoh cerpen untuk didiskusikan siswa Kemudian

menyuruh siswa untuk meniru unsur-unsur yang terkandung di

dalamnya kemunian mengolahnya menjadi sebuah kerangka cerpen

dengan dan terakhir siswa diminta mengembangkan kerangka cerpen

yang telah dibuat menjadi sebuah cerpen yang utuh untuk kemudian

dikumpulkan. Selama proses pembelajaran guru mendampingi

siswanya secara bergantian untuk mengevaluasi keseriusan dan

kendala-kendala yang mungkin ada dalam proses membuat kerangka

cerpen dan mengembangkannya ke dalam sebuah cerpen. Kali ini guru

tidak lagi segan untuk mengingatkan dan memberikan motivasi kepada

siswanya yang belum aktif dalam proses pembelajaran. Guru menutup

pelajaran pada pertemuan tersebut.

Sementara itu, peneliti masih berlaku sebagai partisipan pasif

terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti

mengambil posisi duduk di belakang kelas sama seperti pada tindakan

pada siklus I. Hal ini dilakukan peneliti agar mampu mengamati

jalanya pembelajaran tanpa mengganggu jalannya pembelajaran.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

76

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II ini, diperoleh

gambaran tentang kondisi siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung, yaitu sebagai berikut.

a) Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti proses

pembelajaran menulis cerpen sebanyak 28 siswa atau sebesar 84,8

% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu

sebanyak 33 siswa. Dari 33 siswa terdapat 18 siswa telah termasuk

dalam kategori “baik”, 10 siswa termasuk dalam kategori “cukup”,

dan sisanya sebanyak 5 siswa termasuk dalam kategori “kurang”.

b) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang

keaktifan dan motivasi siswa dalam menulis cerpen, terdapat 30

siswa atau sebesar 90,9 % aktif dan memiliki motivasi terhadap

pembelajaran, dengan 20 siswa termasuk dalam kategori “baik”, 10

siswa dalam kategori “cukup”, dan 3 siswa dalam kategori

“kurang”.

c) Berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa dalam menulis cerpen,

diketahui sebanyak 28 siswa atau sebesar 84,8% telah mampu

menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas

belajar dengan KKM yang telah ditentukan sekoalah sebesar 65,

sedangkan 5 siswa atau sebesar 15,1% belum mencapai batas

ketuntasan.

d) Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran di kelas, guru memperoleh kategori

“baik” dalam kinerjanya.

4) Analisis dan Refleksi

Pada siklus ini guru memberikan materi langkah-langkah

dalam membuat cerpen serta langkah-langkah dalam strategi 3M

sehingga siswa paham mengenai cerpen dan menulis cerpen

menggunakan strategi 3M. Siklus II ini dilakukakan pada hari Selasa, 2

Maret 2010 selama 2 jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada

jam ke-7 dan ke-8, pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

77

Proses pembelajaran pada siklus II ini berjalan dengan lancar.

Sebagian besar kekurangan pada siklus I sudah dapat diatasi. Namun

pada siklus II ini masih terdapat beberapa kekurangan. Adapun

kekurangan dalam siklus II antara lain:

(1) Siswa masih ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapatnya saat

diberi pertanyaan oleh gurunya. Hal ini menjadi indikasi masih

terdapat kekurangan pada siklus II ini. Selain itu, meskipun terdapat

peningkatan hasil tulisan siswa, namun masih perlu dilakukan

perbaikan dalam hal aspek kriteria penulisan cerpen yang benar.

(2) Selain itu pada pertemuan ini belum terdapat kegiatan saling

merevisi tulisan antarteman. Hal ini penting dilakukan agar siswa

tahu dimana letak kesalahan tulisan yang dibuatnya.

(3) Pembentukan kelompok belum optimal dan masih meninbulkan

suasana kelas yang gaduh. Hal ini dikarenakan dalam menentukan

anggota kelompok tidak dilakukan oleh guru, melainkan siswa

mencari anggota kelompok mereka secara mandiri.

c. Siklus Ketiga

1) Perencanaan Tindakan III

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Maret 2010 di

ruang guru SMA Negeri 1 Musuk. Peneliti dan guru mata pelajaran

bahasa Indonesia mendiskusikan rancangan tindakan pada siklus ketiga

yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2010 selama 2 jam

mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul

08.30 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB.

Peneliti dan guru berdiskusi untuk menganalisis pembelajaran

pada siklus II. Analisis siklus II berupa nilai siswa pada siklus II,

kondisi pembelajaran pada siklus II, mendiskusikan kekurangan

selama berlangsungnya proses pembelajaran dan berupaya melakukan

perbaikan kekurangan pada siklus II.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

78

Peneliti dan guru akhirnya menyepakati bahwa untuk siklus III

guru akan membekali siswa dengan materi hakikat menulis cerpen,

kriteria penilaian tulisan cerpen, dan memberikan ciri-ciri dalam

strategi 3M dengan harapan agar siswa mengetahui cara menulis

cerpen yang baik dan benar berdasarkan strategi 3M. Guru harus

melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan diskusi kelompok

dilakukan untuk kegiatan saling merevisi tulisan antarteman agar lebih

efektif dan efisien.hal itu dimaksudan agar siswa mengetahui

kekurangan serta kelemahan tulisan yang dibuatnya. Selain itu, guru

hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum ia pahami dengan memberikan kesempatan

bertanya pada siswa yang belum pernah bertanya sama sekali pada

siklus I maupun siklus II.

Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran

menulis cerpen untuk hari Rabu, 3 Maret 2010 selama 2 jam mata

pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.30

WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB dengan menggunakan strategi

3M, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Guru menanyakan kesan siswa satelah dua kali menulis cerpen

dan setelah mereka mengetahui langkah-langkah membuat

cerpen menggunakan menggunakan strategi 3M.

(2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman

siswa tentang hakikat serta tujuan menulis cerpen. Guru

memberikan materi mengenai ciri-ciri dalam strategi 3M.

Kemudian guru mempersilakan siswa untuk berdiskusi dengan

temannya tentang hakikat menulis cerpen, tujuan menulis

cerpen, dan ciri-ciri dalam strategi 3M

(3) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar kemudian

membagikan cerpen hasil tes mereka pada siklus II. Kemudian

menyuruh siswa untuk saling merevisi tulisan antarteman.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

79

(4) Guru memberikan contoh cerpen untuk dianalisis siswa

kemudian ditiru,diolah dan dikembangkan menjadi sebuah

cerpen utuh dengan tidak mengulangi kesalahan dalam menulis

cerpen pada siklus II.

(5) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes unjuk kerja yang

berupa cerpen kemudian guru melakukan analisis dan refleksi

pascabelajar.

(6) Guru menutup pelajaran.

Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk materi menulis cerpen III berdasarkan

silabus dari sekolah. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian

yang berupa tes dan nontes. Instrument tes berupa tes unjuk kerja

untuk menilai kemampuan menulis cerpen siswa. Sedangkan

instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengamati sikap siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan III

Tindakan III dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2010

selama 2 jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan

ke-4, pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB di ruang kelas

X.1 SMA Negeri 1 Musuk.

Dalam pelaksanaan tindakan III ini, guru tetap bertindak

sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar. Guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk

mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran pada siklus II.

Sedangkan Peneliti tetap bertindak sebagai partisipan pasif dengan

duduk di sebuah kursi di belakang kelas yang memang sengaja

disediakan untuk peneliti guna mengamati jalannya pembelajaran.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut.

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

80

a) Guru masuk kelas, membuka pelajaran dengan megucapkan salam,

menanyakan keadaan siswa, dan melakukan presensi terhadap

siswa.

b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

tentang hakikat serta tujuan menulis cerpen. Guru memberikan

materi mengenai ciri-ciri dalam strategi 3M. Guru menanyakan

kesan siswa satelah dua kali menulis cerpen setelah mengetahui

langkah-langkah membuat cerpen menggunakan menggunakan

strategi 3M.

c) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar kemudian

membagikan cerpen hasil tes mereka pada siklus II. Kemudian

menyuruh siswa untuk saling merevisi tulisan antarteman.

d) Guru memberikan contoh cerpen untuk dianalisis siswa kemudian

ditiru,diolah dan dikembangkan menjadi sebuah cerpen utuh

dengan tidak mengulangi kesalahan dalam menulis cerpen pada

siklus II.

e) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes unjuk kerja yang

berupa cerpen kemudian guru melakukan analisis dan refleksi

pascabelajar. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucap

salam.

3) Observasi dan Interpretasi

Pengamatan dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2010 selama

2 jam mata pelajaran (2 x 45 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4,

pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB di ruang kelas X.1

SMA Negeri 1 Musuk. Peneliti tetap bertindak sebagai partisipan pasif

dengan duduk di sebuah kursi di belakang kelas yang memang sengaja

disediakan untuk peneliti guna mengamati jalannya pembelajaran

seperti halnya pada siklus-siklus sebelumnya.

Seperti halnya pada siklus I dan siklus II pelaksanaan tindakan

III masih mengajarkan materi menulis cerpen dengan menggunakan

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

81

strategi 3M. Pada tindakan II guru masih menerapkan strategi 3M

dengan menyuguhkan contoh cerpen untuk ditiru siswa dan diolah

sebagai bahan acuan sebagai kerangka cerpen yang kemudian mereka

kembangkan menjadi sebuah cerpen yang utuh.

Pada awal pertemuan, guru menanyakan keadaan siswanya

kemudian melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi

terhadap siswa seputar pengalaman menulis siswanya pada pertemuan

sebelumnya (siklusI). Guru melakukan refleksi pada pelaksanaan

pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah membentuk

siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang lebih kecil tanpa

adanya pertukaran tempat duduk diantara siswanya. Hal ini dilakukan

sebagai upaya untuk mengurangi kegaduhan saat pembentukan

kelompok diskusi dan pelaksanaan diskusi. Guru membagikan hasil

tulisan siswa pada siklus II untuk dianalisis oleh siswanya secara acak.

Guru kemudian membagikan contoh cerpen untuk didiskusikan siswa

Kemudian menyuruh siswa untuk meniru unsur-unsur yang terkandung

di dalamnya kemudian mengolahnya menjadi sebuah kerangka cerpen

dengan dan terakhir siswa diminta mengembangkan kerangka cerpen

yang telah dibuat menjadi sebuah cerpen yang utuh dengan

memperhatikan kesalahan hasil tulisan pada siklus II. Sama halnya

pada siklus II, selama proses pembelajaran guru mendampingi

siswanya secara bergantian untuk mengevaluasi keseriusan dan

kendala-kendala yang mungkin ada dalam proses 3M yaitu meniru,

mengolah, serta mengembangkannya ke dalam sebuah cerpen. Guru

tidak henti-hentinya memberikan motivasi kepada siswanya yang

belum aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan terakhir yang

dilakukan guru adalah menyuruh siswa mengumpulkan hasil tulisan

mereka kemudian guru melakukan analisis dan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang telah berlangsung sebelum guru menutup pelajaran

pada pertemuan tersebut.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

82

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada

siklus III ini, diperoleh gambaran tentang kondisi pembelajaran

berlangsung, yaitu sebagai berikut.

a) Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti proses

pembelajaran menulis cerpen sebanyak 31 siswa atau sebesar

93,3% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu

sebanyak 33 siswa. Sebanyak 23 siswa telah termasuk dalam

kategori “baik”, 8 siswa termasuk dalam kategori “cukup”, dan

sisanya sebanyak 2 siswa termasuk dalam kategori “kurang”.

b) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang

keaktifan dan motivasi siswa dalam menulis cerpen, terdapat 30

siswa atau sebesar 90,9 % aktif dan memiliki motivasi terhadap

pembelajaran, dengan 22 siswa termasuk dalam kategori “baik”, 8

siswa dalam kategori “cukup”, dan 3 siswa dalam kategori

“kurang”.

c) Berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa dalam menulis cerpen,

diketahui sebanyak 30 siswa atau sebesar 90,9 % telah mampu

menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas

belajar dengan KKM yang telah ditentukan sekolah sebesar 65,

sedangkan 3 siswa 9 % belum mencapai batas ketuntasan.

d) Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran di kelas, guru memperoleh kategori

“baik” dalam kinerjanya.

4) Analisis dan Refleksi

Secara umum kelemahan serta kekurangan yang ada dalam

proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M

ini telah teratasi dengan baik. Guru berhasil membangkitkan minat

serta motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

Perhatian siswa menjadi lebih fokus pada proses pembelajaran menulis

cerpen menggunakan strategi 3M. Guru telah mampu memancing

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

83

respons siswa terhadap stimulus yang diberikan guru dan guru mampu

mengelola kelas dengan baik dengan membuat siswa merasa senang

mengikuti pelajaran tanpa adanya paksaan.

Proses pembelajaran pada siklus III ini berjalan dengan lancar.

Sebagian besar siswa dengan sukarela menjawab pertanyaan yang

diberikan guru. Mereka sudah mulai terbisaa mengeluarkan pendapat

mereka tanpa ada rasa takut pendapatnya tidak diterima. Sedangkan

dari hasil menulis cerpen yang telah dikerjakan siswa, dapat

disimpulkan bahwa strategi 3M terbukti dapat meningkatkan

kemampuan menulis cerpen siswa

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

84

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M dapat

meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dan diikuti pula dengan

meningkatnya keaktifan dan keterlibatan siswa selama pembelajaran menulis

cerpen. Hal ini dapat diketahui dari table di bawah ini:

Tabel 5. Presentase Keberhasilan Proses Pembelajaran Menulis Cerpen

Aspek yang Diukur

Presentase Hasil Capaian

Indikator Keberhasilan Siklus I

Siklus

II

Siklus

III

1. Motivasi Belajar

Siswa. 69,6 % 84,8 % 93,8 %

Siswa tertarik dan senang dengan

pembelajaran menulis cerpen.

2. Keaktifan para

siswa dalam

kegiatan belajar

mengajar.

69,6 % 84,8 % 93,8 % Siswa aktif dalam proses

pembelajaran.

3. Keterlaksanaan oleh

guru. 75,7 % 90,9 % 90,9 %

Pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan rencana.

4. Keterlaksanaan oleh

siswa. 75,7 % 90,9 % 90,9 %

Pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan rencana tanpa ada

hambatan yang bersumber dari

siswa.

5. Interaksi siswa

dengan guru. 50 % 77 % 88 %

Terjadi hubungan timbal antara

siswa dengan guru dalam kegiatan

belajar mengajar.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

85

Tabel 6. Presentase Keberhasilan Kemampuan Menulis Cerpen

Aspek yang Diukur

Presentase Hasil Capaian

Indikator Keberhasilan Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

Ketuntasan Belajar

(Hasil Pembelajaran

menulis Cerpen)

66,6 % 84,8 % 90,9 %

Nilai siswa mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM)

untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia, yaitu 65

1. Terjadi Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Cerpen di Setiap

Siklus.

Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti proses

pembelajaran menulis cerpen sebanyak 23 siswa atau sebesar 69,6 % dari

keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu sebanyak 33 siswa.

Dari 33 siswa 12 siswa telah termasuk dalam kategori “baik”, 11 siswa

termasuk dalam kategori “cukup”, dan sisanya sebanyak 10 siswa termasuk

dalam kategori “kurang”. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

tentang keaktifan dan motivasi siswa dalam menulis cerpen, terdapat 25 siswa

atau sebesar 75,7 % aktif dan memiliki motivasi terhadap pembelajaran,

dengan 16 siswa termasuk dalam kategori “baik”, 9 siswa dalam kategori

“cukup”, dan 8 siswa dalam kategori “kurang”. Berdasarkan pengamatan yang

peneliti lakukan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di kelas, guru

memperoleh kategori “cukup” dalam kinerjanya.

Pada siklus II, Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam

mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen sebanyak 28 siswa atau

sebesar 84,8 % dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu

sebanyak 33 siswa. Dari 33 siswa terdapat 18 siswa telah termasuk dalam

kategori “baik”, 10 siswa termasuk dalam kategori “cukup”, dan sisanya

sebanyak 5 siswa termasuk dalam kategori “kurang”. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan peneliti tentang keaktifan dan motivasi siswa dalam

menulis cerpen, terdapat 30 siswa atau sebesar 90,9 % aktif dan memiliki

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

86

motivasi terhadap pembelajaran, dengan 20 siswa termasuk dalam kategori

“baik”, 10 siswa dalam kategori “cukup”, dan 3 siswa dalam kategori

“kurang”. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran di kelas, guru memperoleh kategori “baik” dalam

kinerjanya.

Pada siklus III, Siswa yang menunjukkan kesungguhannya dalam

mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen sebanyak 31 siswa atau

sebesar 93,3% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran, yaitu

sebanyak 33 siswa. Sebanyak 23 siswa telah termasuk dalam kategori “baik”,

8 siswa termasuk dalam kategori “cukup”, dan sisanya sebanyak 2 siswa

termasuk dalam kategori “kurang”. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti tentang keaktifan dan motivasi siswa dalam menulis cerpen,

terdapat 30 siswa atau sebesar 90,9 % aktif dan memiliki motivasi terhadap

pembelajaran, dengan 22 siswa termasuk dalam kategori “baik”, 8 siswa

dalam kategori “cukup”, dan 3 siswa dalam kategori “kurang”. Berdasarkan

pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran

di kelas, guru memperoleh kategori “baik” dalam kinerjanya.

2. Terjadi Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen di Setiap Siklus.

Pada siklus I, berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa dalam menulis

cerpen, diketahui sebanyak 22 siswa atau sebesar 66,6 % telah mampu

menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas belajar,

sedangkan 11 siswa atau sebesar 33,3 % belum mencapai batas ketuntasan.

Pada siklus II, diketahui sebanyak 28 siswa atau sebesar 84,8 %telah mampu

menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas belajar,

sedangkan 5 siswa atau sebesar 15,1 % belum mencapai batas ketuntasan.

Pada siklus III, diketahui sebanyak 30 siswa atau sebesar 90,9 % telah mampu

menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas belajar,

sedangkan 3 siswa atau sebesar 9 % belum mencapai batas ketuntasan.

Penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) terhadap peningkatan

kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M pada siswa kelas

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

87

X.1 SMA Negeri 1 Musuk ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei pratindakan

guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses

pembelajaran menulis cerpen dan untuk mengetahui kondisi yang ada di

lapangan. Berdasarkan hasil survei pratindakan, peneliti menemukan bahwa

kualitas pembelajaran menulis cerpen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas X.1 SMA Negeri 1 Musuk masih tergolong rendah. Oleh karena itu, peneliti

membuat kesepakatan untuk berkolaborasi dengan guru mata diklat Bahasa

Indonesia yang bersangkutan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan

menggunakan strategi 3M dalam pembelajaran menulis cerpen.

Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk materi menulis cerpen I berdasarkan silabus dari sekolah. Siklus I

merupakan titik awal guna mengatasi permasalahan-permasalah menulis cerpen.

Pada siklus pertama, guru telah menerapkan strategi 3M pada proses

pembelajaran menulis cerpen. Adapun komponen dalam strategi 3M mencakup

tiga tahapan yaitu, tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan.

Berdasarkan siklus pertama tersebut diperoleh deskripsi hasil

pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M. dari deskripsi

tersebut ternyata masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan

tindakan.

Adapun kelemahan yang bersumber dari duru antara lain :

a) Guru masih terlihat kuwalahan dalam mengendalikan situasi kelas yang ramai

dan gaduh ketika murid-murid berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

b) Posisi guru masih terfokus di depan kelas dan di deretan tempat duduk bagian

depan saja. Oleh karena itu, guru sulit untuk memonitor siswa yang duduk

deretan belakang. Selain itu guru jarang menegur siswa yang tidak fokus

terhadap proses pembelajaran menulis cerpen yang sedang berlangsung.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

88

c) Guru tidak mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung. Sehingga guru tidak mengetahui seberapa jauh tingkat

pemahaman siswa terhadap materi menulis cerpen yang telah dipelajari.

d) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif agar

menjadi aktif seperti halnya siswa lain yang aktif dalam mengikuti pelajaran

menulis cerpen yang sedang berlangsung.

Kelemahan yang bersumber dari siswa diantaranya adalah Siswa terlihat

belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Hal ini terliht dari masih terdapat

beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh

gurunya. Siswa masih kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

gurunya. Sedangkan kelemahan yang bersumber dari metode yaitu belum adanya

aspek refleksi dalam proses pembelajaran.

Selama proses pembelajaran menulis cerpen pada siklus I berlangsung,

siswa masih terlihat canggung dengan adanya kehadiran peneliti di dalam kelas

mereka. Pada pertemuan sebelumnya peneliti sudah pernah mengikuti proses

pembelajaran ketika melakukan survei pratindakan namun, siswa ternyata masih

terlihat belum terbisaa dengan kehadiran peneliti..

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran di siklus I,

diperoleh gambaran tentang kondisi siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung, yaitu sebagai berikut.

Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan

guna mengatasi kekurangan pada siklus I. solusi yang disepakati peneliti dan

guru berupa selama proses pembelajaran posisi guru selalu berkeliling ruang

kelas untuk memonitoring kegiatan siswa agar perhatian siswa terfokus pada

proses pembelajaran. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut

dilakukan dengan cara memotivasi dan membimbing siswanya. Selain itu, guru

juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum ia pahami. Guru sudah mampu mengatur waktu sesuai dengan alokasi

waktu yang telah ditentukan.

Sudah terjadi pembentukan kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih

kecil dan dalam satu kelompok diharapkan tempat duduk antar anggota

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

89

kelompoknya tidak berjauhan. Sudah dilakukannya refleksi pascabelajar dengan

cara mengulas hasil pembelajaran dan memberi pertanyaan kepada siswa seputar

materi pembelajaran yang telah diberikan.

Meskipun telah terjadi peningkatan kemampuan menulis cerpen yang

cukup signifikan pada siklus II, namun masih ditemukan sedikit kekurangan atau

kelemahan dalam proses pembelajarannya. Kelemahan tersebut terlihat dari

masih terdapat beberapa siswa yang masih ragu-ragu dalam mengungkapkan

pendapatnya saat diberi pertanyaan oleh gurunya. Selain itu, dari segi hasil

tulisan cerpen yang dikerjakan siswa di siklus II masih perlu dilakukan perbaikan

dalam hal aspek kriteria penulisan cerpen yang benar. Pada pertemuan inipun

belum terdapat kegiatan saling merevisi tulisan antarteman. Hal ini penting

dilakukan agar siswa tahu dimana letak kesalahan tulisan yang dibuatnya.

Untuk mengatasi kelamahan tersebut peneliti dan guru kemudian mencari

solusi yang akan diterapkan pada tindakan siklus III. Dengan kata lain, siklus III

dilaksanakan untuk memberikan solusi guna mengatasi kekurangan pada siklus

II. solusi yang disepakati peneliti dan guru berupa dengan memberikan materi

tentang kriteria cerpen yang baik, membuat kelompok belajar yang lebih kecil,

melakukan revisi hasil tulisan pada siklus II, dan memotivasi siswa agar rasa

percaya diri siswa muncul saat siswa mengemukakan pendapatnya.

Siklus III merupakan siklus terakhir dalam tindakan penelitian ini. Pada

siklus ini guru dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang terjadi

selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.

Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru dan peneliti,

guru berhasil melaksanakan pembelajaran yang mampu menarik minat siswa. Hal

tersebut dibuktikan dengan meningkatnya kalitas pembelajaran menulis cerpen,

baik dari proses maupun hasilnya. Selain itu, penelitian ino juga bermanfat untuk

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan

menarik di dalam kelas.

Keberhasilan penggunaan strategi 3M dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran menulis cerpen dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai

berikut.

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

90

1. Kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran menulis cerpen

serta mengembangkan materi ajar.

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang bersangkutan belum pernah menggunakan strategi

pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru hanya

mengandalkan modul sebagai bahan acuan dan sumber belajar, selebihnya

guru menggunakan papan tulis, tes lisan, dan metode ceramah. Guru

beranggapan bahwa modul sudah cukup untuk digunakan sebagai media

sekaligus sumber belajar siswa karena sudah sesuai dengan kurikulum KTSP

yang berlaku di sekolah tersebut.

Setelah diadakan tindakan, guru menyatakan bahwa Strategi 3M

merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar menarik perhartian,

minat, dan motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi

belajarnya.

2. Guru telah mampu melakukan pengelolaan kelas.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah proses

pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas meliputi tindakan gur untuk menumbuhkan motivasi belaja

siswa, menumbuhka keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

pemberian hukuman dan penghargaan, perhatian, melibatkan siswa ke dalam

proses pembelajaran, dan posisi guru saat mengajar.

Pada pengamatan siklus I terlihat bahwa kemampuan mengelola kelas

oleh guru masih kurang baik. Hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut.

a) Guru masih terlihat kuwalahan dalam mengendalikan situasi kelas yang

ramai dan gaduh ketika murid-murid berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan dari guru. Hal ini sebagai suatu kesalahan guru karena tidak

membagi siswa kedalam kelompok diskusi yang lebih kecil. Diskusi yang

dilakukan tidak teratur karena siswa melakukan diskusi antar meja,

antarderet kolom meja, antarbaris. Hingga terdapat anggota kelompok

yang letak tempat duduknya jauh sehingga membuat gaduh suasana kelas.

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

91

b) Posisi guru masih terfokus di depan kelas dan di deretan tempat duduk

bagian depan saja. Oleh karena itu, guru sulit untuk memonitor siswa yang

duduk deretan belakang.

c) Selain itu guru tidak memberikan peringatan kepada siswa yang tidak

fokus terhadap proses pembelajaran menulis cerpen yang sedang

berlangsung

d) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif agar

menjadi aktif seperti halnya siswa lain yang aktif.

3. Perhatian, motivasi, dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

menulis cerpen meningkat.

Sebelum tindakan penelitian ini dilaksanakan, siswa terlihat kurang

berminat, kurang memperhatikan, dan kurang termotivasi mengikuti proses

pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut disebabkan karena siswa merasa

tidak tertarik dengan cara mengajar guru yang selalu berada di depan kelas.

Kegiatan semacam ini dapat memunculkan kebosanan siswa, sehingga tidak

temotivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut terlihat

dari suasana kelas yang gaduh dan siswanya tidak aktif dalam memberikan

tanggapan atas stimulus yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa

terlihat bermalas-malasan dan tidak merespon ketika guru memberikan

pertanyaan.

Setelah dilakukan tindakan dengan mempergunakan strategi 3M,

terlihat sebagian besar siswa mulai tertarik dengan pembelajaran menulis

cerpen. Secara umum kelemahan serta kekurangan yang ada dalam proses

pembelajaran menulis cerpen ini telah teratasi dengan baik. Guru telah

berhasil membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran dengan tertib. Perhatian siswa menjadi lebih fokus pada proses

pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M. Guru telah mampu

memancing respons siswa terhadap stimulus yang diberikan guru dan guru

mampu mengelola kelas dengan baik dengan membuat siswa merasa senang

mengikuti pelajaran tanpa adanya paksaan. Sebagian besar siswa dengan

sukarela menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Mereka sudah mulai

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

92

terbisaa mengeluarkan pendapat mereka tanpa ada rasa takut pendapatnya

tidak diterima.

4. Peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa

Sebelum diadakan tindakan, siswa mengalami kesulitan dalam menulis

cerpen Karena siswa memang tidak menyukai kegiatan menulis. Dari hasil tes

tertulis, hanya sebagian kecil siswa yang memperoleh hasil yang memuaskan

dan dinyatakan tuntas belajar. Selain itu, sebagian besar siswa masih belum

mampu dalam menulis cerpen dengan baik.

Setelah diadakan tindakan,kemampuan menulis cerpen sisw

mengalami pengkatan. Hal tersebut terlihat dari nilai tes tertulis mereka

peroleh. Indikasi menigkatnya kemampuan menulis cerpen siswa dapat juga

dilihat melalui peningkatan nilai yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya.

Peneeliti dan guru menetapkan batas minimal ketuntasan menulis cerpen

adalah 65. batas ketuntasan tersebut adalah batas ketuntasan minimal yang

telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajran Bahasa Indonesia.

Penilaian pada siklus I, hanya terdapat 22 siswa yang mampu menulis

cerpen dengan baik dan dikatakan tuntas belajar dengan batas ketuntasan 65

dari dari keseluruhan siswa yang berjumlah 33 siswa. Sisanya sebanyak 11

siswa masih perlu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menulis

cerpennya. Penilaian pada siklus II, terdapat 28 siswa telah mampu menulis

cerpen dengan baik dan termasuk dalam kategori tuntas belajar, sedangkan 5

siswa belum mencapai batas ketuntasan. Pada siklus III, diketahui sebanyak

30 siswa telah mampu menulis cerpen dengan baik dan termasuk dalam

kategori tuntas belajar, sedangkan 3 siswa belum mencapai batas ketuntasan.

Peningkatan niali siswa dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini memilki dampak positif terhadap kegiatan

belajar mengajar di dalam kelas. Dampak tersebut antara lain terdapat peningkatan

kemampuan guru, penggunaan bahan ajar, serta pemanfaatan strategi

pembelajaran. Siswa yang tadinya tidak begitu aktif dalam mengikuti

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

93

pembelajaran berubah menjadi siswa aktif dan percaya diri dalam mengemukakan

pendapatnya. Guru memberikan stimulus dan siswa memberikan respon terhadap

stimulus tersebut.

Ditinjau dari segi kemampuan guru, semula guru masih mengalami

kesulitan untuk memotivasi siswanya. Namun setelah adanya tindakan guru mulai

dapat mengembangkankan kemampuannya untuk memotivasi siswa agar lebih

aktif.. selain itu, guru yang semula tidak berpikir untuk menggunakan strategi

pembelajaran, sekarang lebih tertarik menggunakan strategi pembelajaran sebagi

upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen. Kemampuan

guru dalam memanfaatkan media dan mengembangkan materi dapat meningkat

setelah tindakan penelitian ini dilaksanakan.

Ditinjau dari segi keaktifan siswa, telah terjadi perubahan positif

terhadap sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen. sebagian

besar siswa mulai tertarik dengan pembelajaran menulis cerpen. Minat serta

motivasi siswa mengalami peningkaan untuk mengikuti pembelajaran dengan

tertib. Perhatian siswa menjadi lebih fokus pada proses pembelajaran menulis

cerpen menggunakan strategi 3M.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa ada beberapa permasalahan penelitian yang

belum tersentuh atau kurang mendapatkan data yang akurat. Hal ini disebabkan

karena keterbatasan waktu dan tenaga dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan

adanya keterbatasan penelitian ini diharapkan dapat disikapi dan ditindaklanjuti

didalam penelitian lanjut yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

menulis cerpen berikutnya. Adapun keterbatasan penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut.

Pertama, kurangnya data penelitian yang memfokuskan pada aspek

efektifitas pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan

strategi 3M dibandingkan dengan dengan strategi lain. Oleh karena itu, penelitian

ini belum dapat menyampaikan hasil penelitian mengenai efektivitas pelaksanaan

pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M jika dibandingkan

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

94

dengan menggunakan strategi lainnya. Kedua, pengambilan data dalam penelitian

ini masih secara perwakilan dari siswa dan belum bisa dilaksanakan terhadap

seluruh siswa, terutama untuk wawancara. Sehingga dapat dimungkinkan masih

terdapat pendapat yang belum termuat dan belum teranalisis dalam penelitian ini.

Ketiga, hasil maupun simpulan penelitian ini hanya berlaku pada siswa kelas X.1

SMA Negeri 1 Musuk yang dijadikan subjek penelitian. Sehingga, simpulan ini

relatif tidak bisa digeneralisasikan untuk subjek yang memiliki karakteristik yang

berbeda.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

95

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas

X.1 SMA Negeri 1 Musuk yang terlihat dari beberapa indikator sebagai

berikut.

a. Proses pembelajaran menulis cerpen mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Siswa tertarik dengan pembelajaran menulis cerpen

dengan menggunakan strategi 3M yang digunakan oleh guru. Perhatian

siswa terfokus pada proses pembelajarn menulis cerpen yang sedang

berlangsung dan siswa tidak melakukan kegiatan di luar kegian mereka

menulis cerpen. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis

cerpen dan bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tulisan cerpen

yang ditugaskan oleh guru.

b. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran menulis cerpen yang

sedang berlangsung. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang yang

terlihat aktif dalam memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan

oleh guru. Selain itu, keaktifan siswa juga terlihat dari kegiatan diskusi

dan observasi. Siwa mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru.

Jika terjadi permasalahan, siswa berperan aktif dalam membantu

pemecahan masalah. Selain itu telah terjadi hubungan dua arah antara

siswa dengan guru.

c. Guru telah mampu mengelola kelas dengan baik. Suasana kelas

menjadi teratur dan dapat dikendalikan oleh gur sehingga siswa merasa

nyaman dengan pembelajaran menulis cerpen yang sedang

berlangsung.

2. Terjadi peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X.1

SMA Negeri 1 Musuk. Hal ini terlihat dari hasil tes menulis cerpen pada

80

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

96

setiap siklus yang mengalami peningkatan. Hasil penilaian menulis cerpen

siswa menunjukan bahwa pada siklus I terdapat 22 siswa, pada siklus II

terdapat 28 siswa, dan pada siklus III terdapat 30 siswa yang mampu

melampuai batas ketuntasan yaitu nilai 65. Perolehan nilai siswa dapat

dilihat pada lampiran.

B. Implikasi

Sejalan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas,

implikasi yang didapat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. Implikasi

pertama yaitu implikasi pedagogis. Implikasi pedagogis dari penelitian ini

yaitu dapat membuka cakrawala baru tentang pembelajaran menulis cerpen

dengan penggunaan strategi 3M. Penggunaan strategi 3M dapat membantu

siswa meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Selain itu juga dapat

memberikan pengaruh positif berupa pembelajaran yang nyata bagi siswa

yang dialaminya ketika pembelajaran berlangsung. Sehingga, siswa mampu

mengaitkan ilmu yang ia dapatkan dengan pengalaman dan penerapan

pengalaman nyata di masyarakat.

Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor

tersebut bisa berasal dari guru, siswa, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan kepentingan

pendidikan. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain agar

tujuan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Implikasi kedua yaitu implikasi praktis. Implikasi praktis dari

penelitian ini yaitu untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang

penelitian tindakan kelas. Sehingga dapat memacu guru maupun peneliti lain

untuk melakukan penelitian sejenis demi meningkatkan kualitas pembelajaran.

Peneliti ini juga dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan

pembelajaran kearah yang lebih kreatif dan inovatif. Sehingga dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan

strategi sejenis sebagai strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

97

Selain itu, penelitian ini juga berguna bagi guru untuk dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk lebih mencermati dan memahami kondisi siswa dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan sehingga dapat merancang desain

pembelajaran yang tepat bagi siswanya.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-

saran sebagi berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran secara aktif.

Siswa harus bisa menambah wawasannya untuk lebih mendalami materi

yang sedang dipelajari. Siswa harus memiliki inisiatif untuk meniru

mengolah, kemudian mengembangkan cerpen tanpa harus adanya perintah

dari guru. Selain itu, sekiranya siswa kurang setuju dengan cara mengajar

yang digunakan guru, siswa tersebut diharapkan dapat memberi masukan

maupun saran kepada guru agar pembelajaran menulis cerpen yang terjadi

dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta bisa saling memberi dan

menerima ilmu dengan lebih baik.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya melakukan

perencanaan dan evaluasi. Guru seharusnya selalu mencari terobosan

dalam pembelajaran semisal menggunakan strategi 3M dalam menulis

cerpen dengan harapan agar pembelajaran menulis cerpen dapat menarik

minat siswa. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar dalam proses

pembelajaran guru yang bersangkutan dapat memperkecil atau bahkan

menghilangkan kemungkinan munculnya permasalahn dalam

pembelajaran.

Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi

serta dalam pengelolaan kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang

dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

98

kemampuanyang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya membuka diri

untuk menerima berbagai saran dan kritik agar dapat lebih memperbaiki

kualitas dirinya.

3. Bagi Kepala Sekolah

Agar guru dapat meningkatkan profesionalisme maupun kulitas

kinerjanya sebagai sebagai seorang pendidik yang berkompeten di

bidangnya, disarankan kepada kepala sekolah untuk: (a) mencukupi sarana

dan prasarana pendukung pembelajaran, (b) memotivasi guru untuk

senantiasa melakukan peningkatan kinerjanya dengan jalan melakukan

pembaruan dalam pendidikan dan pengajarannya, (c) mengirim guru

kebeberapa forum ilmiah seperti seminar, lokakarya, workshop, maupun

diskusi ilmiah guna menambah wawasan dan memperdalam

pemahamannya tentang pendidikan dan pengajaran yang menjadi tugas

pokoknya.

4. Bagi Pembaca dan Peneliti Lainnya

Pembaca dan peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan

penelitian lanjutan mengenai strategi 3M untuk diterapkan pada aspek

keterampilan berbahasa lainnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan

disiplin ilmu lainnya.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

99

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi.2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Aloys Widyamartaya dan Vero Sudiati. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi, Lukisan dan Cerita. Yogyakarta: Pusataka Widyatama.

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Barulgensindo. Arnita.2007. ”Penggunaan Pendekatan Menulis Terpimpin Dalam pembelajaran

Menulis Bagi siswa Kelas III SDN No.04 Guguk Malintang”, (Online), (http:// arnita-situs pribadi.blogspot.com/ 2007/10/ penggunaan-pendekatan-menulis-terpimpin.html, diakses 28 Desember 2009).

Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya. A Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Bahdin Nur Tanjung dan Ardial.2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Proposal, Skripsi, dan Thesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Burhan Nurgiyantoro. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Depdiknas.2002. Pendekatan Konteks tual (Contextual teaching and Learning). Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Dick Hartoko dan B. Rahmanto. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Penerbit kanisius.

Diponegoro, Mohammad. 1994. Yuk, Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra.Yogyakarta: Kota Kembang.

Erzuhedi.2008. ”Imitasi, Metode Pengajaran Retorika”, (Online), (http://erzuhedi.wordpress.com/2007/12/10/16/, diakses, 28 Desember 2009

Henry Guntur Tarigan. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

.1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Hernowo. 2004. Quantum Writing: Cara Cepat nan Bermanfaat Untuk Merangsang Munculnya Potensi Menulis. Bandung: MLC.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ismail Marahimin.2004. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Jacob Sumardjo. 2001. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Bandung: Mitra

Kencana. Korrie Layun Rampan.1995. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Pendek. Flores:

Nusa Indah. Muhammad Pujiono. 2006. Analisis Nilai-nilai Religius dalam Cerita Pendek

(Cerpen) Karya Miyazawa Kenji. (http.wwwlibrary.usu.ac.id.pdf) Diakses tanggal 25 September 2009.

84

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

100

Mulyadi H. P. 2006. Permasalahan Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Moedjiono dan Moh Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tahun 1991/ 1992.

Nuril Huda.1988. Metode Audio Lingual Vs. Metode Komunikatif Suatu Perbandingan. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Roekhan. 1991. Menulis Kreatif, Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang :YA3.

Sabarti Akhadiah. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan.1996. Menulis. Jakarta: Dikti.

. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Siswandi. 2006. Upaya Peningkatan Kemampuan menulis Narasi Melalui Penggunaan Metode Copy The Master Varian Teknik Anakronisme pada siswa Kelas X-4 SMA Negeri 2 Demak Tahun Pelajaran 2006/2007”. Laporan Hasil Penelitian. Demak : Dinas Pendidikan SMA Negeri 2 Demak.

Suharianto. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta : Widya Duta. Suharsimi Arikunto, Sudjanto, dan Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara. Suminto A Sayuti. 1988. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suroto. 1990. Teori Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU. Jakarta:

Erlangga. Titik, dkk. 2003. Teknik Menulis Cerita Anak. Yogyakarta: PUSBUK. Widyamartaya A. (1990). Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: UNS Press. Wiyanto, Asul. 2005. Kesastraan Sekolah Penunjang Pembelajaran Bahasa

Indonesia SMP dan SMA. Jakarta: Grasindo Indonesia SMP dan SMA. Jakarta : Grasindo.

Zulfahnur dan Firdaus, Sayuti Kurnia, Yuniar Z. Adji.1996. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI … · Penelitian in berbentuk penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

101