54
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) A. Pengertian PTK Bila kita mau jujur, hampir semua orang akan sepakat bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Angelo dalam Sukayati (2008:6) berpendapat bahwa sebagian pendidik menyatakan dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Mereka lebih tertarik pada aspek publikasi ilmiah dari hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti menyatakan bahwa apa yang dihasilkan dari kegiatan penelitian hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas- kelas khusus. Itulah sebabnya, persoalan-persoalan teknis yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 1 Resume Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan-kelas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas metodelogi penelitian lanjutan

Citation preview

Page 1: Penelitian tindakan-kelas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(Classroom Action Research)

A. Pengertian PTK

Bila kita mau jujur, hampir semua orang akan sepakat bahwa kualitas

kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah perlu ditingkatkan.

Bagaimana caranya? Angelo dalam Sukayati (2008:6) berpendapat bahwa sebagian

pendidik menyatakan dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan

memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi

kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab

peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah

gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas.

Mereka lebih tertarik pada aspek publikasi ilmiah dari hasil penelitiannya,

dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan

kualitas pendidikan. Para peneliti menyatakan bahwa apa yang dihasilkan dari

kegiatan penelitian hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia

pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas

khusus. Itulah sebabnya, persoalan-persoalan teknis yang mendasar dalam dunia

pendidikan masih tetap belum terjawab.

Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pemikiran bagi kita. Bagaimana

hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia? Apakah pernyataan tersebut juga

berlaku?

Pada tahun 1986 dalam usaha untuk mempersempit jurang pemisah antara

penelitian dan pengajaran, Praticia Cross dalam Sukayati (2008:7) mengajukan

sebuah cara sistematis untuk pengajaran yang dilakukan dalam kegiatan penelitian

kelas. Menurut Cross penelitian tindakan  kelas merupakan sebuah cara untuk

mengurangi jarak antara peneliti dan praktisi, karena mengangkat persoalan-

persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitian dapat secara

langsung dimanfaatkan untuk kepentingan kualitas kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas.

Dalam dunia pendidikan, PTK atau Classroom Action Research yang dapat

dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya, semakin dirasakan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 1Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 2: Penelitian tindakan-kelas

manfaatnya baik untuk perbaikan maupun peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Pertanyaan yang kemudian muncul, pernahkah bapak/ibu guru memikirkan untuk

mencoba PTK? Atau yang lebih ringan pernahkah bapak/ibu guru membaca laporan

hasil PTK? Atau membantu teman guru melaksanakan PTK? Tentu kita tidak

mengharap terjadi jawaban dari bapak/ibu yaitu belum sama sekali atau tahu saja

baru sekarang. PTK memang masih dirasa asing oleh sebagian besar guru kita,

terutama guru SD.

Dalam istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom

Action Research. Belakangan ini, CAR telah berkembang pesat di negara-negara

maju seperti Amerika, Inggris, Australia dan Canada. Para ahli penelitian di Negara-

negara tersebut menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penelitian tindakan

kelas. Faktor penyebabnya menurut Muhammad Asrori (2007) adalah karena  jenis

penelitian ini  mampu menawarkan peningkatan profesional guru dalam proses dan

hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli penelitian Mc. Niff dalam

M. Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat

dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran.

Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap

praktik pembelajaran di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa

mengenai aspek interaksi nya dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan

melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik

pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.

Akhirnya dengan penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengamati

sendiri, merasakan sendiri dan menilai sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang

diterapkan selama ini memiliki efektivitas yang tinggi terhadap proses hasil belajar.

Misalnya saja apakah pemberian pekerjaan rumah kepada siswa terlalu banyak?

Apakah umpan balik secara verbal yang diberikan kepada siswa selama ini tidak

efektif? Apakah metode mengajar yang digunakan selama ini cenderung

membosankan siswa atau tidak? Apakah penggunaan media pembelajaran selama

ini sudah cukup dan bagus atau tidak? Dan sebagainya. Jika berdasakan penelitian

tindakan kelas yang dilakukan itu guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran

tertentu yang selama ini tidak efektif, maka guru dapat merumuskan tindakan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 2Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 3: Penelitian tindakan-kelas

tertentu untuk memperbaiki proses kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas

dan efektivitasnya.

Dengan PTK (menurut Dra. Sukayati, M.pd), guru dapat memperbaiki

praktik-praktik pembelajaran agar lebih efektif. PTK juga dapat menjembatani

kesenjangan antara teori dan praktik. Alasannya, setelah PTK guru akan

memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai pembelajaran yang selama ini

dilakukan apakah cocok dengan teori belajar mengajar dan dapat diterapkan dengan

baik di kelasnya. Melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk

kepentingan proses dan produk pembelajaran agar lebih efektif dan optimal.

Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Penelitian 

Tindakan Kelas (PTK) berikut ini disajikan beberapa pengertian PTK yang diambil

dari berbagai sumber :

1. Menurut Suharsimi. A. (2007) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK,

yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati

suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta

menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa

yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok

siswa yang sedang belajar.

2. Kasihani (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah

penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam

pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya

tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas

permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi

masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian

adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru.

3. Menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 3Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 4: Penelitian tindakan-kelas

pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat

dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.

4. Suhardjono (2007:58) mengatakan abahwa Penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan

memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

5. Rustam dan Mundilarto (2004:1) mendefenisikan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri

dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

6. Hopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman

terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

7. Kemmis (1998): Action research as a form of self-reflective inquiry undertaken

by participants in a social (including educational) situation in order to improve

the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b)

their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices

are carried out.

8. McNeiff (1992): action research is a term which refer to a practical way of

looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because

action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as

practitioner based research; and because it involves you thinking about and

reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice.

9. Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan

praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk

menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yanh

dihadapi atau memperbaiki sesuatu.

10. Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.

11. Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 4Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 5: Penelitian tindakan-kelas

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana

praktik pembelajaran  tersebut dilakukan.

12. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya

guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas.

13. Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktik-

praktik pembelajaran dilaksanakan.

14. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu

satu action research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat.

Dari berbagai macam penngertian dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

diatas dapat di defenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas

menjadi lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih

baik.

Oleh karena itu penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang

bersifat reparative. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses

pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.

Penting dipertegas dalam penelitian ini adalah makna kelas itu sendiri.

Dalam bahasa sehari-hari kelas sering diartikan sebagai ruangan tempat siswa

belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas seperti ini sebenarnya salah karena

terlalu membatasi proses pembelajaran dalam ruang tertentu saja. Dalam pandangan

teori pembelajaran kelas adalah sebagai kelompok peserta didik yang sedang

belajar, bukan hanya ruang kelas saja.  Dengan pemaknaan seperti itu siswa belajar

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 5Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 6: Penelitian tindakan-kelas

tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi juga termasuk ketika mengadakan

praktik di laboratorium, membaca buku di perpustakaan, melakukan praktikum di

bengkel kerja, atau berkarya wisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh

karena itu Suharsimi (2007:3), mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat

dilakukan di laboratorium, di lapangan, di perpustakaan, bengkel kerja atau tempat

kunjungan studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar

hal yang sama dari guru atau fasilitator yang sama.

B. Manfaat PTK

PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh

dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK

Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara

keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat

memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat

Guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan

pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, Guru sebagai pekerja

profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan

selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang.

Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-

masalah praktis dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat

dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum.

Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh

gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan,

dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru

untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat

yang diperoleh. Beberapa manfaat tersebut yang coba penulis uraikan dibawah ini

yang berasal dari berbagai sumber adalah:

1. Menurut Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat penelitian

tindakan kelas dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang

terkait dengan komponen pembelajaran antara lain :

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 6Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 7: Penelitian tindakan-kelas

a)  Inovasi pembelajaran 

b)  Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas 

c) Peningkatan profesinalisme guru

2. Menurut Sukayati (2008: 13) manfaat PTK yang yang terkait dengan

pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori

antara lain mencakup hal-hal berikut:

a)  Inovasi , dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah,

mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu

merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan kelas dan jaman.

b) Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat

dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum.

Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber

masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun

sekolah.

c) Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat

meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami

apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.

3. Sejalan dengan dua pendapat sebelumnya Aqib (2007) juga mengatakan hal

yang sama mengenai manfaat yang dapat diperoleh jika guru mau dan mampu

melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain:

a) inovasi pembelajaran,

b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan

c) peningkatan proresionalisme guru.

4. Menurut Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat PTK bagi

guru, yaitu: (1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, (2)

Meningkatkan profesionalitas guru, (3) Meningkatkan rasa percaya diri guru, (4)

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 7Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 8: Penelitian tindakan-kelas

Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya.

Selain manfaat yang diperoleh oleh guru ada juga manfaat PTK bagi siswa

dan pembelajaran, dan manfaat bagi sekolah. Karena dalam PTK ada 3 (tiga)

komponen yang menjadi sasaran utama PTK maka ketiiga komponen itulah yang

akan menerima manfaat dari PTK tersebut. Berikut ini manfaat PTK Bagi siswa,

bagi guru dan sekolah, yaitu:

1. Manfaat bagi Siswa dan Pembelajaran

Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan

sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai

manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses

pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat

dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak

akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka

pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa

diharapkan akan meningkat.

Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan

perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki

kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.

Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang

dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan

prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan

memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.

Sikap kristis inilah yang akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi

diri sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya.

2. Manfaat bagi Guru

Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:

a) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu

kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan

dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 8Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 9: Penelitian tindakan-kelas

melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses

pembelajaran yang dikelolanya.

b) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan

kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri,

dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini,

guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas

terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti

dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran

yang inovatif dan kreatif.

c) Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya

menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri

berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga

diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik

pembelajaran. 

d) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu

merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri

di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan

tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan

alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam

pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan

diri yang kuat.

3. Manfaat bagi Sekolah

Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan

perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut

akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu

sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan

berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan

diri.

Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki

keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 9Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 10: Penelitian tindakan-kelas

memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran

mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

Mencermati pembahasan manfaat penelitian tindakan kelas di atas,

secara ringkas pada dasarnya penelitian tindakan kelas memiliki beberapa

manfaat sebagai berikut :

a) Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran.

b) Meningkatkan profesionalisme guru.

c) Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

C. Tujuan PTK

Menurut Mohammad Asrori (2007:13) tujuan PTK ini dapat dicapai dengan

cara melakukan berbagai tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan

pembelajaran yang selama ini dihadapi, baik yang disadari maupun yang tidak

disadari. Oleh karena itu fokus utama penelitian tindakan kelas adalah terletak

kepada tindakan-tindakan alternatif yang dirancang oleh guru kemudian di cobakan,

dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan-tindakan alternatif itu dalam

memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru.

 Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud

dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999)

ada tujuan penyerta yang juga tercapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu.

Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan

oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan.

Dalam konteks pengalaman latihan guru ini Borg (1996) menegaskan bahwa

tujuan utama penelitian tindakan adalah pengembangan keterampilan guru

berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya

sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang

pendidikan.

Dalam konteks tujuan penelitian tindakan kelas ini ada beberapa pendapat

yang penulis kutip dari bebagai sumber yaitu sebagai berikut ini: 

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 10Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 11: Penelitian tindakan-kelas

1. Suhadjono (2007:61) mengatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas itu

adalah : 

a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran disekolah.

b) Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya mengatasai masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

c) Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

d) Menumbuh-kembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

pembelajaran secara berkelanjuta (sustainable).

2. Menurut I Wayan Santyasa (2007) tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis,

tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

a) Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan

professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut

dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,

kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif

yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah

pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan,

melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi. 

b) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang

bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual

yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga

hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan

karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara

hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas adalah

sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh

lingkungan. 

c) Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 11Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 12: Penelitian tindakan-kelas

3. Menurut Kasihani, (1999) tujuan Penelitian tindakan kelas adalah :

a) Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya

dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita berkembang begitu cepat.

Hal ini akan berakibat terhadap meningkatnya tuntutan layanan pendidikan

yang harus dilakukan oleh guru. PTK merupakan cara yang strategis bagi

guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan tersebut. 

b) Meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktek

pembelajaran di kelas hanya tujuan antara, sedangkan tujuan akhir adalah

peningkatan mutu pendidikan. Misal, terjadi peningkatan motivasi siswa

dalam belajar, meningkatnya sikap positif siswa terhadap mata pelajaran,

bertambahnya keterampilan yang dikuasai, adalah merupakan beberapa

contoh dari tujuan antara sebagai hasil jangka pendek dari peningkatan

praktek pembelajaran di kelas. Sasaran akhirnya adalah meningkatnya mutu

pendidikan. 

c) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada

persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas.

4. Menurut Ditjen PMPTK (2010:7) Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban

ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan

dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam

pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai

persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses

pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:

a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

b) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. 

c)  Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 12Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 13: Penelitian tindakan-kelas

d) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Mengacu pada tujuan penelitian tindakan kelas di atas maka Output atau

hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas

proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan

sumber belajar lainya.

4. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan

untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

5. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.

6. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa (Mohammad Asrori, 2007:14).

Beberapa alasan mengapa guru dipandang tepat untuk melakukan penelitian

tindakan kelas adalah : 

1) Guru adalah orang yang paling dekat dan paling akrab dengan kelas. Paling

karab karena gurulah yang setiap hari melaksanakan proses pembelajaran di

kelas

2) Guru memiliki otonomi untuk menilai kinerjanya sendiri. 

3) Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik. Dikatakan unik karena ketika

siswa berinteraksi dengan guru tidak akan sama dengan ketika siswa berinteraksi

dengan personal sekolah lainnya.

4) Temuan-temuan penelitian yang bukan penelitian tindakan kelas tidak jarang

sulit bisa langsung diterapkan untuk proses perbaikan pembelajaran. Kadang-

kadang temuan penelitian itu terlalu teoritik atau terlalu rumit sehingga guru

harus belajar terlebih dahulu atau dilatih terlebih dahulu untuk bisa menerapkan

dalam proses pembelajaran di kelas. 

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 13Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 14: Penelitian tindakan-kelas

5) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan

mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian tindakan kelas.

D. Prinsip-Prinsip PTK

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, Action

Research berkembang menjadi classroom Action Research (CAR) = Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Sebagai suatu penelitian terapan, PTK sangat bermanfaat

bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitas atau hasil pembelajaran di kelas.

Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan penyelesaikan

bagi masalah yang terjadi di kelasnya sendiri, dan bukan di kelas guru yang lain.

Tentu saja dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang

relevan secara kreatif. Selain itu, sebagai peneliti praktis, PTK dilaksanakan

bersamaan guru melaksanakan tugas utama yaitu mengajar di dalam kelas, tidak

perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu

penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang

dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru

memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.

Beberapa prinsip-prinsip dasar PTK yang dapat melandasi penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh

mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh

sampai mengorbankan kegiatan atau proses belajar mengajar. Menurut Hopkins

(1993: 57-61), pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK

yang kebetulan diterapkan, seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmen

guru sebagai pengajar. Ada 3 hal yang dapat dikemukakan berkenaan dengan

prinsip pertama ini. Pertama, dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran

yang baru, selalu ada kemungkinan bahwa setidak-tidaknya pada awal-awalnya

hasilnya kurang memuaskan dari yang dikehendaki. Bahkan mungkin kurang

dari yang diperoleh dengan “cara lama” Karena bagaimanapun tindakan

perbaika tersebut masih dalam taraf dicobakan. Guru harus menggunakan

pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menimbang-nimbang :

jalan keluar” yang akan mereka tempuh dalam rangka memberikan yang terbaik

kepada siswa. Kedua, iterasi dari siklus tindakan juga dilakukan dengan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 14Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 15: Penelitian tindakan-kelas

mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya

dari segi pembentukan pemahaman yang mendalam yang ditandai oleh

kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari melalui analisis, sintesis

dan evaluasi informasi, bukan terbatas dari segi tersampaikannya GBPP kepada

siswa dalam rukun waktu yang telah ditentukan. Ketiga, penetapan siklus

tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap

perancangan, dan sama sekali tidak mengacu kepada kejenuhan informasi

sebagaimana lazim dipedomani dalam proses iteratif pengumpulan data

penelitian kualitatif.

2. Masalah guru. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya

merupakan masalah yang cukup merisaukannya, dan berpijak dari tanggung

jawab profesionalnya. Guru sendiri harus memiliki komitmen ini juga

diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk “bertahan” dalam

pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang sebelumnya

diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas mengajarnya secara rutin.

Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen

profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. Dilihat dari

sudut pandang ini, desakan untuk sekedar menyampaikan pokok bahasan sesuai

dengan GBPP dapat dan perlu ditolak karena alasan profesional yang dimaksud .

3. Tidak terlalu menyita waktu. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak

menuntut waktu yang berlebihan bagi guru, sehingga berpeluang menggangu

proses pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus

digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru,

sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.

Sebagai gambaran, penggunaan tape recorder memang akan menghasilkan

rekaman yang lengkap dibanding dengan perekaman manual, namun

peningkatan waktu yang diperlukan untuk mencermati data melalui pemutaran

ulang mungkin akan segera terasa berlebihan. Oleh karena itu, dikembangkan

teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan

informasi yang cukup signifikan serta dapat dipercaya.

4. Metode dan teknik yang digunakan tidak boleh terlalu menuntut dari segi

kemampuan maupun waktunya.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 15Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 16: Penelitian tindakan-kelas

5. Metodologi yang digunakan harus terencana cermat, sehingga tindakan dapat

dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan. Guru

dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya,

serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang

dikemukakan oleh karena itu, meskipun pada dasarnya “terpaksa”

memperbolehkan “kelonggaran – kelonggaran” namun penerapan asas – asas

dasar telaah taan kaidah tetap harus dipertahankan.

6. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar – benar nyata, menarik,

mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk

melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan

diri.

7. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu –

rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru

harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur

etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena

selain melibatkan para siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteks

organisasional, sehingga penyelenggaraannya pun harus mengindahkan tata

krama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh

pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan – rekan dalam lembaga terkait,

dilakukan sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis akademik, di

samping tetap mengedepankan kemaslahatan subjek didik.

Kegiatan penelitian tindakan pada dasarnya harus merupakan gerakan

yang berkelanjutan ( on – going ), karena skope peningkatan dan pengembangan

memang menjadi tantangan sepanjang waktu. Meskipun kelas, sekaligus mata

pelajaran merupakan cakupan tanggung jawab bagi seorang guru, namun dalam

pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding

perspective dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas

dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah

secara keseluruhan. Perspektif yang lebih luas ini akan terlebih – lebih lagi

terasa urgensinya, apabila dalam suatu PTK, terlibat lebih dari seorang peneliti.

Dapat juga dilakukan kolaborasi di antara dua atau lebih guru dalam satu

sekolah dan / atau guru dari sekolah lain, termasuk dosen LPTK.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 16Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 17: Penelitian tindakan-kelas

E. Prosedur Pelaksanaan PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem

berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart,

(1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau

tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), Observation (pengamatan),

dan Reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan  seperti pada

Gambar berikut: 

Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapa dijelaskan sebagai berikut:

1) Planning (Perencanaan)

Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus

dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru

pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong

guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan,

guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan

sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam

merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 17Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 18: Penelitian tindakan-kelas

perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan

masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.

a. Identifikasi Masalah

Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :

bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab

pertanyaan tersebut, pertama-tama  yang harus dimiliki guru adalah perasaan

ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya.

Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses

pembelajaran di kelasnya. Meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan 

yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran, sulit kiranya bagi guru

untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas, yang kemudian dapat memicu

dimulainya sebuah PTK.

            Oleh sebab itu, agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya

untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara

lebih professional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur

khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat

dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata

lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta berfikir balik, mengenai

apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka

mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses

perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan-

kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa

disadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK

bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin

begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran.

            Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus

benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam

praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang disarankan,

apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat

(bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi, pembelajaran

dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins (1993) guru dapat menemukan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 18Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 19: Penelitian tindakan-kelas

permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasan-gagasan yang masih bersifat

umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk mendorong pikiran

dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat bertanya pada diri

sendiri.

            Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi

masalah, beberapa contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri

(Wardani, dkk, 2007).

a. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ?

b. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?

c. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?

d. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?

e. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-

gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas.

Dengan berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut, guru dapat berbuat

sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.

b. Analisis Masalah

           Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses

identifikasi tersebut, maka guru peneliti  selanjutnya melakukan analisis

terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi

penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan yang

sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan materi pelajaran 

pada topik  pewarisan sifat,  sikap siswa dalam berdiskusi atau sikap siswa

dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut jika tidak segera

diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (Tidak

tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi

dan eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam

pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan

faktual dan/atau konseptual yang terdapat dalam buku paket).

Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru dalam

menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut:

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 19Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 20: Penelitian tindakan-kelas

(1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya,

atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang

memang diprogramkan oleh sekolah; 

(2) Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau

kekuasaan guru untuk mengatasinya; 

(3) Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas; 

(4) Usahakan untuk bekerja sama dalam pengembangan fokus penelitian;

dan 

(5) Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan prioritas-prioritas yang

ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.

c. Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya

perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.

Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk

menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukannya,

jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur pengumpulan data serta

cara menginterpretasikannya.

Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu

juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan.

Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan untuk

melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Perumusan permasalahan

yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan

penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki

alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan Masalah

harus jelas, dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada

bagian penyusunan proposal PTK).

d. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan

            Alternatif perbaikan yang akan ditempuh  dirumuskan dalam bentuk

hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang akan

terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi hipotesis  adalah alternatif yang

diduga dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan 

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 20Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 21: Penelitian tindakan-kelas

penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan

rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika hipotesis penelitian formal

menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok atau lebih, maka

hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk mengatasi

masalah.

Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai

peneliti perlu melakukan :

1) Merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.; 

2) Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dsb; Kajian

pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang telah disampaikan

dalam kegiatan ilmiah.;

3) Kajian teoritik di bidang pelajaran pendidikan; Kajian hasil-hasil

penelitian yang relevan dengan permasalahan; dan Hasil kajian tersebut,

dapat dijadikan landasan untuk membangun hipotesis.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

hipotesis tindakan, yaitu:

1) Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan

kata lain, alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan

yang mantap secara konseptual.;

2) Setiap alternatif tindakan perbaikan yag dipertimbangkan, perlu dikaji

ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelayakan

teknis serta keterlaksanaannya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara

penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data

secara cepat namun tepat, selama program perbaikan ini

diimplementasikan.; 

3) Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling

menjanjikan hasil optimal, namun tetap ada dalam jangkauan kemampuan

guru untuk melaksanaannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang

aktual.; 

4) Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca : perbaikan-

perbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu,

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 21Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 22: Penelitian tindakan-kelas

baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar

guru.

Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya

perlu dilakukan pengkajian terhadap kelayakan dari masing-masing hipotesis

tindakan itu dari segi ”jarak” antara situasi nyata dengan situasi idel yang

dijadikan rujukan. Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang diprasyaratkan

untuk penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan

siswa. Dengan kata lain, sebagai aktor PTK guru hendaknya cukup realistis

dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah dimana ia berada dan

melaksanakan tugasnya

Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil

sebagaimana yang diharapkan, diperlukan kelayakan hipotesis tindakan

terlebih dahulu. Menurut Soedarsono (1997), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam mengkaji kelayakan hipotesis tindakan adalah sebagai

berikut ;

1) Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh kemampuan

dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain, untuk

melaksanakan PTK kadang-kadang masih diperlukan peningkatan

kemampuan guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen

penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh

adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan tindakan

perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh

atasan atau bukan karena didorong oleh imbalan finansial.;

2) Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik,

psikologis, sosial dan budaya, maupun etik. Dengan kata lain seyogyanya

tidak dilaksanakan apabila diduga akan berdampak merugikan siswa.; 

3) Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di sekolah juga

perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat

terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh

karena itu, demi keberhasilan PTK, maka guru dituntut untuk dapat

mengusahakan/memilih fasilitas dan sarana yang diperlukan; 

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 22Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 23: Penelitian tindakan-kelas

4) Selain kemampuan siswa sebagai perseorangan, keberhasilan PTK juga

sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau di sekolah. Namun

pertimbangan ini tidak dapat diartikan sebagai kecendrungan untuk

mempertahankan status kuo. Dengan kata lain, perbaikan iklim di kelas

dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.; dan 

5) Karena sekolah juga sebuah organisasi, maka selain iklim belajar

sebagaimana dikemukan di atas, iklim kerja sekolah juga menentukan

keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dari

kepala sekolah serta rekan-rekan sejawat guru, dapat memperbesar

peluang keberhasilan PTK.

e. Persiapan Pelaksanaan Tindakan

            Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai

persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik.

Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; 

2) Membuat  perangkat dan skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll)

yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-

bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi

tindakan perbaikan yang telah direncanakan.; 

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga, dll.; 

4) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis mengenai proses dan

hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-

pelatihan; 

5) Melakukan simulasi pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta

mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya, dan

sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut

berbuat kesalahan.

2) Action (Pelaksanaan Tindakan)

Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah

selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah

direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan tindakan

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 23Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 24: Penelitian tindakan-kelas

dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang bersamaan

kegiatan pelaksanaan tindakan  ini juga diikuti dengan kegiatan observasi.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan dalam tindakan,

persiapan dalam perencanaan untuk melaksanakan skenario tindakan perlu

dilakukan secara maksimal, agar pelaksanaan tindakan tidak mengalami

kesulitan. Kebersamaan antar tim peneliti atau hasil masukan yang disampaikan

oleh para ahli atau pakar pendidikan perlu mendapat perhatian.

3) Observation (Pengamatan)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil

pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan

yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam

pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan,

efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung (dalam hal ini pada

saat pembelajaran berlangsung). Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan

tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar

observasi, melainkan hanya menyiapkan kertas kosong untuk merekam kegiatan

pembelajaran yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan

dan menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang

diamati. Bagi guru pelaksana PTK disarankan melaksanakan  observasi tertutup

dengan menggunakan lembar observasi. Pelaksanaan Observasi perlu

memperhatikan prinsip: perencanaan bersama, fokus observasi, kriteria,

keterampilan observasi, dan  balikan. 

Mekanisme perekaman hasil observasi perlu dirancang agar tidak

mencampur adukkan antara fakta dan interprestasi, namun juga tidak terseret

oleh kaidah umum yang tanpa kecuali menafsirkan interprestasi dalam

pelaksanaan observasi. Apabila yang terakhir ini dilakukan sehingga yang

direkam hanyalah fakta tanpa interprestasi, maka akan dapat menimbulkan

resiko, bahwa makna dari perangkat fakta karena proses erosi yang terjadi dalam

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 24Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 25: Penelitian tindakan-kelas

ingatan, lebih-lebih apabila pengamat hasil observasi yang telah secara utuh

karena proses erosi yang terjadi dalam ingatan, lebih-lebih apabila pengamat

adalah juga pelaksana tindakan. Observasi kelas akan memberikan manfaat

apabila pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Hasil diskusi

diinterprestasikan secara bersama-sama oleh pelaksana tindakan dan pengamat.

Diskusi mengacu kepada penerapan sasaran serta pengembangan strategi

perbaikan untuk menentukan perencanaan berikutrnya.

4) Reflection (Refleksi)

Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran

(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah

diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan

dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi

dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil

dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu

digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan

PTK . dengan kata lain, refleksi merupakan kajian terhadap keberhasilan atau

kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak

lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.

Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam

sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk

melakukannya. Sebagai planning untuk siklus selanjutnya.untuk memperjelas

fase-fase dalam penelitian tindakan siklus spiralnya dan bagaimana

pelaksanaannya, seperti pada Gambar diatas

Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi setelah

implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak

seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan.

Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengorganisasikan, dam mengabstraksikan data secara sistematis

danrasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk

menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 25Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 26: Penelitian tindakan-kelas

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan

data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang

dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah

menjadi informasi yang bermakna.  Paparan data adalah proses penampilan data

secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan

sebagainya. Sedangkan menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari

sajian data yang telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat

dan /atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas.

Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat  menunjukkan

keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan sejawat)

permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada siklus 1. Jika

dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum tercapai, maka

dirancang kembali rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2

dengan tahapan kegiatan yang sama dengan siklus 1. Penelitian dapat

dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus 3), jika hasil siklus 2 juga belum 

memuaskan, dilanjutkan lagi dengan siklus berikutnya. Mungkin anda bertanya-

tanya berapa siklus PTK dilaksanakan? Pada dasarnya tidak ada ketentuan

berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung pada ketercapaian

indikator kinerja (keberhasilan) yang sudah direncanakan. Tetapi sebaiknya PTK

dilaksanakan tidak kurang dari 2 siklus.

F. Karakteristik PTK

Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan

penelitian lain. Mencermati defenisi penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan

pada tulisan sebelumnya  yang berjudul “Pengertian Penelitian Tindakan

Kelas”maka muncul suatu pertanyaan: kalau Penelitian Tindakan Kelas

didefenisikan seperti itu maka apa saja karakteristik penelitian tindakan kelas itu?

Setiap penelitian pada dasarnya memang dilakukan untuk menyelesaikan

masalah. Jika dilihat dari masalah yang harus dipecahkan , Penelitian Tindakan

Kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk dipecahkan harus

berangkat dari persoalan praktik pembelajaran yang dilakukan sehari-hari dikelas.

Jadi, Penelitian Tindakan Kelas akan dapat dilaksanakan jika guru sejak awal

memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 26Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 27: Penelitian tindakan-kelas

pembelajaran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan. Dengan kata lain

Penelitian tindakan adalah penelitian kontekstual, artinya praktis yang sesuai dengan

problem yang muncul dilapangan. Penelitian bukan menerapkan teori tetapi

menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai sandaran sekaligus

teori dimodifikasi secara kontekstual.

Persoalan lain yang muncul adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri

apa yanmg sudah dilakukan selama mengajar dikelas. Bisa jadi guru telah berbuat

keliru selama bertahun-tahun dalam pembelajaran tetapi dia tidak mengetahui.

Bahkan sang guru beranggapan bahwa yang dilakukannya adalah sesuatu yang

benar. Untuk mengatasi hal ini maka guru dapat meminta bantuan untuk melihat apa

yang dilakukan selama ini dalam proses belajar mengajar di kelas. Di sinilah

pentingnya proses kerja sama antara guru dengan peneliti.

Dalam konteks seperti ini guru dapat bekerja sama dengan peneliti dari

perguruan tinggi untuk berdiskusi mencari dan merumuskan permasalahan

pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain guru dapat

melakukan penelitian kolaboratif  dengan peneliti dari perguruan tinggi. Dengan

adanya kolaboratif ini diharapkan akan diketahui dan ditemukan solusi

permasalahan selama ini yang terdapat dalam pembelajaran dikelas.

Suyanto (1997) mengatakan jika guru bersedia melakukan penelitian

tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang luas

terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil mengajar dikelas sesuai dengan

rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakannya.

Karakteristik berikutnya masih menurut Suyanto (1997), dapat dilihat dari

bentuk nyata kegiatan penelitian tindakan kelas itu sendiri. Penelitian tindakan kelas

memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk

memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Sebenarnya, tanda tindakan tertentu

suatu penelitian dapat saja dilakukan di kelas, tetapi penelitian itu tidak termasuk ke

dalam penelitian tindakan kelas. Tetapi penelitian semacam ini disebut dengan

“Penelitian Kelas”.  Contohnya guru melakukan penelitian tentang rendahnya

tingkat motivasi belajar siswa. Jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai dengan

tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka

penelitian ini bukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini hanya

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 27Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 28: Penelitian tindakan-kelas

sekedar ingin tahu, tidak ingin memperbaiki rendahnya motivasi belajar siswa

dengan tindakan-tindakan tertentu.

Sebaliknya jika dalam penelitian itu guru mencoba mencari solusi dan

melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatnya motivasi belajar siswa, sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan hasil pembelajaran menjadi

lebih baik, maka penelitian ini dapat di golongkan ke dalam penelitian tindakan

kelas.

Menurut Suharjono (2007:62) menyebutkan beberapa karakteristik

penelitian tindakan kelas, yaitu :

1) Adanya tindakan (action). Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan

dalam laboratorium) dan  ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis.

Tindakan itu merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

2) Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang tidak saja ber upaya untuk

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian

tindakan kelas merupakan bagian penting dari pengembangan professional

dalam diri guru, karena penelitian tindakan kelas mampu membelajarkan guru

untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membelajarakan guru atau

membiasakan guru untuk menulis dan membuat catatan.

3) Hal yang dipermasalahkan beukan berdasarkan kajian teoritik atau hasil dari

penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan

actual dan terjadi dalam pembelajaran dikelas. Dengan kata lain penelitian

tindakan kelas terfokus pada maslah praktis bukan problem teoritik atau bersifat

bebas konteks.

4) Penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas

dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

5) Adanya kerjasa antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan

peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan

keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).

6) Disamping itu penelitian tindakan kelas hanya dilakukan apabila ada :

a. keputusan profesionalisme guru,

b. alasan pokok; ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan

c. bertujuan memperoleh pengatahuan dan/atau sebagai pemecahan masalah.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 28Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 29: Penelitian tindakan-kelas

Menurut Cohen dan Manion, (1980) menyatakan bahwa penelitian tindakan

kelas memiliki beberpa karakteristik  sebagai berikut :

a. Situasional, Praktis, dan Relevan

Penelitian didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung gayut

atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Hal ini berkenaan dengan

diagnosis suatu masalah dalam konteks itu. Subjeknya murid di kelas, staf

sekolah, dan yang lain dan penelitinya terlibat dengan mereka.

Kelas yang memiliki masalah berupaya memecahkan masalah yang

timbul, sementara kelas yang telah stabil mungkin melakukan peningkatan

situasi agar menuju situasi yang diidealkan tentu dengan penerapan berbagai

perbaikan yang sesuai dengan kondisi kelas secara nyata.

b. Memberikan Kerangka Teratur pada Pemecahan Masalah

Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris dan mengandalkan

observasi nyata serta data perilaku yang tidak termasuk kajian panitia yang

subjektif atau pendapat orang berdasar pengalaman masa lalu.

Meskipun penelitian praktis, bukan berarti meninggalkan ciri-ciri

penyelidikan ilmiah. Pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian,

yaitu sistematis, teratur, objektif dan imparsial. Pengumpulan data dilakukan

secara partisipatif dengan menggunakan instrumen yang telah disusun secara

terukur hingga menghindarkan berbagai tindakan subjektif.

c. Fleksibel dan Adaptif

Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa

percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat

tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian.

Memang dalam penelitian terdapat satu ide pokok (dalam satu satuan

penelitian). Ide pokok ini tidak berubah, namun berbagai aspek atau langkah

mungkin mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik subjek di lapangan,

situasi, dan pelaksana penelitian. Perubahan dilakukan guna memperoleh

prosedur, langkah, atau pola yangpaling sesuai dengan setting meskipun tidak

mengubah ide utama (Initial idea).

Ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian critical

teori artinya secara praktis teori dapat disesuaikan dengan situasi lapangan.

d. Partisipatori

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 29Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 30: Penelitian tindakan-kelas

Partisipasi peneliti atau anggota lain secara langsung atau tidak langsung

dalam pelaksanaan penelitian. Guru dan siswa secara faktual adalah partisipan

utama meskipun guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain, misal guru lain,

kepala sekolah, atau kolaborator lain. Hal ini mengingat guru lain juga sedang

mengajar, kepala sekolah memiliki tugas yang juga berat, maka partisipan yang

saling bertanggung jawab di kelas adalah guru dan siswa. Kedua pihak inilah

yang memiliki peran dominan, sementara pihak lain hanya membantu.

e. Self Evaluatif

Modifikasi dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi yang

ada dengan tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu.

Penelitian bertujuan memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu partisipanlah

yang secara langsung menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah tim (keculai

penelitian dalam konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang meneliti

di sekolah). Bila guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah pihak

yang menilai praktiknya sendiri.

f. Upaya Sistematis Kesahihan Lemah

Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah

kurang ketat karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Tujuannya bersifat

situasional dengan sampel yang terbatas dan tidak representatif. Penelitian tidak

dapat memberikan kontrol pada ubahan-ubahan batas. Jadi temuan-temuannya

walaupun berguna dalam dimensi praktis, tetapi tidak secara langsung memiliki

andil dalam upaya pengembangan ilmu.

Ini harus disadari oleh partisipan. Penelitian partisipan partisipatori ini

memiliki subjektivitas tinggi, karena menyusun instrumen sendiri, mengamati

sendiri, menilai sendiri, memutusakan sendiri. Maka hanya kredibilitas guru

profesional saja yang dapat melaksanakan penelitian tanpa kehadiran

kolaborator.

g. Honesty dan Fairly

Penelitian tindakaan yang dilakukan di kelas oleh guru sangat ditentukan

oleh kejujuran terhadap dirinya. Dalam praktek nyata, guru sangatlah sulit

meminta bantuan kepala sekolah, penilik, atau teman guru untuk menjadi

pengamat kerena mereka memiliki pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 30Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 31: Penelitian tindakan-kelas

Murid adalah pihak partisipan yang paling memungkinkan, karena guru dan

muridlah yang paling berkepentingan dalam peningkatan praktek ini.

Untuk itu fairly guru menerima kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah

kunci baik menemukan masalah, memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan

penelitian. Demikian pula ketika mengumpulkan data, kejujuran keduanya

adalah faktor kunci. Keterbukaan dan kejujuran harus tertanam pada diri guru

selaku peneliti.

Dari banyaknya uraian mengenai karakteristik penelitian tindakan kelas

menurut Muhammad Asrori (2008:9) sesungguhnya dapat dikemukakan beberapa

karakteristik inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu :

a) Masalah berasal dari guru

b) Tujuan memperbaiki pembelajaran;

c) Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah

penelitian;

d) Fokus penelitian merupakan kegiatan pembelajaran;

e) Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Jika adanya tindakan-tindaka tertentu dalam penelitian tindaka kelas inilah

yang juga menjadi karakteristik penting penelitian tindakan kelas. Maka yang paling

penting untuk dipertegas disini adalah:”Tindakan seperti apakah yang dapat

dikategorikan sebagai tindakan dalam penelitian tindakan kelas?”

Menurut Suharsimi (2007) berdasarkan pengalamanya menilai karya tulis

ilmiah yang dibuat oleh guru, ternyata masih banyak yang keliru dalam menafsirkan

penelitian tindakan kelas. Pada sampul depan tertulis “Penelitian Tindakan Kelas”,

tetapi pada bagian dalam ternyata hanya menguraikan proses pembelajaran biasa.

Dalam penjelasannya guru memang sudah melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya

guru hanya melakukan proses pembelajaran seperti biasa.  Misalnya guru

memberikan Lembar Kerja kepada siswa, atau guru memberika tugas untuk

dikerjakan siswa diluar kelas, atau guru menugaskan siswa menghafalkan rumus

untuk digunakan siswa di kelas. Tindakan-tindakan ini nsesungguhnya BUKAN

merupakan tindakan yang dikehendaki oleh penelitian tindakan kelas.

Suharsimi (2007) menegaskan bahwa prinsip dasar tindakan dalam

penelitian tindakan kelas adalah “tindakan” yang diberikan oleh guru kepada siswa

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 31Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 32: Penelitian tindakan-kelas

dengan maksud meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan kegiatan

siswa.

Berikut ini disajikan beberapa contoh kegiatan guru yang tidak

mencerminkan adanya “tindakan” sebagaimana yang dikehendaki oleh penelitian

tindakan kelas :

1. Guru merasa tidak puas dengan perilaku siswanya yang ketika mengerjakan

ulangan banyak yang menyontek. Guru membuat aturan agar sebelum ulangan

semua buku catatan dikumpulkan kemeja guru setelah itu baru guru

membagikan soal ulangan.

2. Beberapa siswa tidak mengerjakan PR sehingga ketika guru membahas PR

tersebut beberapa siswa tidak dapat mengikuti dengan aktif. Oleh karena itu

guru memberikan surat kepada orang tua anak tersebut agar mengingatkan

anaknya (Mohammad Asrori, 2008 : 11)

Ketiga contoh di atas tidak mencerminkan adanya tindakan karena guru

tidak memberikan kegiatan kepada siswa sehingga mereka harus melakukan sesuatu.

Pada contoh 1 guru hanya memberikan peringatan seperti biasanya. Peringatan

sudah berulang-ulang diberikan, tetapi kejadian yang sama tetap saja muncul. Pada

contoh kedua guru menyuruh siswa mengumpulkan catatan diatas meja guru.

Memang dengan cara ini siswa tidak dapat mencontek karena catatannya ada diatas

meja guru, tetapi ini bukan perintah kepada siswa untuk melakukan sesuatu untuk

perbaikan dirinya. Pada contoh ketiga justru contoh yang tidak baik karena guru

tidak mengatasi sendiri dengan tindakan, melainkan meminta bantuan orang tua

siswa.

Ada tiga unsur yang senantiasa harus diperhatikan dalam penelitian tindakan

kelas, yairu:

a) Pemberi tindakan, yaitu guru;

b) Subjek tindakan, yaitu siswa;

c) Tindakan yang berupa sesuatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa

sebagai subjek tindakan dan tindakan itu menjadi pengarah  kepada siswa untuk

melakukan perbaikan.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 32Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 33: Penelitian tindakan-kelas

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.2007. Penelitian Tindakan Kelas. YRama Widya. Bandung

Borg, W.R. Gall,M.D.(1997). Education Research. New York : Longman.

Ditjen PMPTK.(2010). Membimbing Guru Dalam Penelitian Tindakan Kelas Materi

Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/karakteristik-dan-tujuan-penelitian-

tindakan-kelas-ptk-14/, diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 20.45 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas, diakses tanggal 15 Maret 2013

pukul 20.45 WIB.

http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-

action-research/, diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 20.45 WIB.

http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-

action-research/, diakses tanggal 17 Maret 2013 pukul 18.00 WIB.

http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/,diakses

tanggal 18 Maret 2013 pukul 20.45 WIB.

http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/,diakses

tanggal 18 Maret 2013 pukul 19.40 WIB.

http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakan-

kelas.html/, diakses tanggal 20 Maret 2013 pukul 20.45 WIB.

http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakan-

kelas.html, diakses tanggal 21 Maret 2013 pukul 09.45 WIB.

http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakan-

kelas.html ) , diakses tanggal 21 Maret 2013 pukul 09.45 WIB.

Kemmis,S.and Mc.Taggart, R.(1998).The Action Research Planner. Victoria : The

Deakin University.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 33Resume Penelitian Tindakan Kelas

Page 34: Penelitian tindakan-kelas

McNiff, J. (1992). Action research: Principles and practice. London: Routledge.

Mohommad, Ashori. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima.

Ritawati M., Yetti A. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan

Kelas. UNP.

Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto, dkk. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukayati.( 2008).Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan

Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti.

Created by Warman TateuteuNIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP 34Resume Penelitian Tindakan Kelas