33
Tujuan : Setelah mempelajari bab ini, maka anda diharapkan mampu untuk: Apakah penelitian kausal-komparatif Tahapan-tahapan yang dilakukan Penelitian Kausal - Komparatif Ancaman-ancaman terhadap validitas internal dalam Persamaan dan perbedaan antara penelitian kausal- komparatif dan penelitian korelasional Persamaan dan perbedaan antara Formulasi/perumusan masalah Sample Instrumentasi Karakteristi subyek Ancaman-ancaman lainnya Hubungannya dengan variabel-variabel analisis data Mengevaluasi ancaman- ancaman terhadap validitas internal dalam penelitian

Penelitian kausal-komparatif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian kausal-komparatif

Citation preview

Page 1: Penelitian kausal-komparatif

Tujuan :

Setelah mempelajari bab ini, maka anda diharapkan mampu untuk:

Menjelaskan apa yan dimaksud dengan istilah penelitian kausal-

komparatif

Menjelaskan secara singkat bagaimana penelitian kausal-

komparatif memiliki kesamaan, namun juga berbeda, baik dengan

penelitian korelasional ataupun eksperimental

Apakah penelitian kausal-komparatif itu?

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalampenelitian kausal-komparatif

Penelitian Kausal -Komparatif

Ancaman-ancaman terhadap validitas internal dalam

penelitian kausal-komparatif

Persamaan dan perbedaan antara penelitian kausal-

komparatif dan penelitian korelasional

Persamaan dan perbedaan antara penelitian kausal-

komparatif dan penelitian eksperimental

Formulasi/perumusan masalah Sample Instrumentasi desain

Karakteristi subyek Ancaman-ancaman lainnya

Hubungannya dengan variabel-variabel kategorikal

analisis data

Mengevaluasi ancaman-ancaman terhadap validitas

internal dalam penelitian kausal-komparatif

Page 2: Penelitian kausal-komparatif

Mengidentifikasi dan menjelaskan secara singkat langkah-langkah

yang terdapat dalam pelaksanaan sebuah penelitian kausal-

komparatif

Menggambar sebuah diagram desain penelitian kausal-komparatif

Mendeskripsikan bagaimana data dikumpulkan dalam penelitian

kausal-komparatif

Menjelaskan beberapa ancaman terhadap validitas internal yang

terdapat pada penelitian kausal-komparatif dan mendiskusikan

bagaimana untuk mengontrol ancaman-ancaman tersebut

Mengenali sebuah penelitian kausal-komparatif ketika anda

menemukannya dalam literatur penelitian edukasional

Apakah penelitian kausal-komparatif itu?

Dalam penelitian kausal-komparatif, peneliti akan berusaha untuk

menentukan penyebab atau konsekuensi (akibat) pada perbedaan-

perbedaan yang telah ada diantara kelompok individu. Sebagai hasilnya,

terkadang penelitian ini bersama dengan penelitian korelasional akan

dianggap sebagai sebuah bentuk penelitian asosiasional, dikarenakan

keduanya mendeskripsikan kondisi-kondisi yang telah ada. Seorang

peneliti mungkin melakukan observasi, sebagai contohnya, terhadap dua

kelompok individu yang berbeda dalam beberapa variabel (seperti gaya

mengajar) dan kemudian berusaha untuk menentukan alasannya, atau

akibat/hasil dari perbedaan tersebut. Perbedaan diantara kelompok,

dalam hal ini telah ada. Dikarenakan baik pengaruh dan penyebabnya

elah terjadi, maka akan dipelajari secara retrospect (peninjauan),

penelitian kausal-komparatif terkadang juga disebuts ebagai penelitian ex

post facto(dari bahasa latin “setelah fakta”). Hal ini berlawanan dengan

penelitian eksperimental, dimana peneliti akan menciptakan sebuah

perbedaan diantara kelompok lalu membandingkan performa mereka

(terhadap satu variabel atau lebih (untuk menentukan pengaruh dari

perbedaan yang telah dibuat.

Page 3: Penelitian kausal-komparatif

Variabel perbedaan kelompok dalam sebuah penelitian kausal-

komparatif adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi (seperti

etnisitas) atau variabel yang mungkin telah dimanipulasi namun karena

suatu alasan hal tersebut tidak berhasil dilakukan (seperti gaya mengajar).

Terkadang, batasan-batasan etis mencegah sebuah variabel untuk

dimanipulasi, dengan demikian mencegah munculnya efek-efek variasi

dalam variabel yang sedang diuji dalam sebuah studi eksperimental.

Seorang peneliti mungkin akan tertarik, misalnya, untuk meneliti pengaruh

dari pola diet baru terhadapanak-anak. Meski demikian, batasan-batasan

etis, mungkin akan mencegah peneliti untuk secara bebas kepada anak-

anak. Meski demikian, penelitian kausal-komparatif, akan membuat

peneliti dapat mempelajari efek-efek dari diet jika dia dapat menemukan

sebuah kelompok anak-anak yang telah menjalankan diet tersebut.

Peneliti kemudian akan dapat membandingkan anak-anak tersebut

dengan mereka yang tidak melakukan diet. Kebanyakan penelitian yang

dilakukan dalam bidang pengobatan dan sosiologi adalah penelitian

kausal-komparatif.

Contoh lain adalah perbandingan ilmuwan dan insinyur dalam

konteks orisinalitas mereka. Sebagaimana pada penelitian korelasional,

penjelasan-penjelasan atau prediksi dapat dibuat dari variabel atau

sebaliknya : orisinalitas dapat diprediksi dari keanggotaan kelompok, atau

dapat juga keanggotaan kelompok dapat diprediksi dari orisinalitas

mereka. Meski demikian, kebanyakan studi akan mencoba untuk

mengeksplor causation (mencari penyebab) dan bukan membuat

prediksi. Apakah individu yang “orisinil” sepertinya akan cenderung

menjadi ilmuwan? Apakah ilmuwan akan lebih “orisinil” ketika mereka

tenggelam dalam pekerjaannya? Dan sebagainya. Sebuah penelitian

korelasional mungkin saja dilakukan sehubungan dengan kasus tersebut,

namun yang tidak tepat adalah ketika salah satu variabel (dalam hal ini,

sifat dari kelompok) merupakan sebuah variabel kategorikal.

Page 4: Penelitian kausal-komparatif

Berikut ini adalah beberapa contoh dari beragam jenis penelitian

kausal-komparatif lainnya :

Tipe 1 : eksplorasi terhadap pengaruh (variabel dependen) yang

disebabkan oleh keanggotaan dalam kelompok tertentu

Pertanyaan : apakah perbedaan dalam kemampuan disebabkan

oleh gender ?

Hipotesis penelitian : perempuan memiliki kemampuan linguistik

yang lebih baik dibandingkan dengan pria

Tipe 2 : eksplorasi terhadap penyebab (variabel independen) dari

sebuah keanggotaaan kelompok

Pertanyaan : apakah yang menyebabkan seseorang bergabung

dengan sebuah gang?

Hipotesis penelitian : individu yang merupakan anggota gang

memiliki kepribadian yang lebih agresif dibandingkan dengan

mereka yang bukan merupakan anggota gang

Tipe 3 : eksplorasi terhadap konsekuensi (variabel dependen) dari

sebuah intervensi

Pertanyaan : bagaimana siswa yangdiajari melalui metode inkuiri

akan bereaksi terhadap propaganda?

Hipotesis penelitian : siswa yang diajari dengan metode inkuiri akan

lebih kritis terhadap propaganda dibandingkan dengan siswa yang

diajar menggunakan metode ceramah.

Penelitian kausal-komparatif telah sering digunakan untuk meneliti

perbedaan diantara pria dan wanita. Mereka telah memperlihatkan

keunggulan dari wanita dalam bahasa dan pria dalam matematika dalam

Page 5: Penelitian kausal-komparatif

tingkatan usia tertentu. Atribusi atas perbedaan-perbedaan tersebut

terhadap gender – sebagai sebuah penyebab-haruslah tentatif (bersifat

temporer). Seseorang akan sulit untuk melihat bahwa “gender” sebagai

penyebab sebuah kemampuan, namun akan terdapat link yang

memungkinkan dalam rantai kausal, seperti ekspektasi sosial dari pria dan

wanita(sebagai penyebab munculnya kemampuan).

Pendekatan dasar dari penelitian kausal-komparatif, oleh karena

itu, akan dimulai dengan sebuah pengamatan terhadap perbedaan

diantara dua kelompok dan untuk mencari penyebab yang

memungkinkan, atau akibat dari perbedaan tersebut, seperti pada alasan

mengapa beberapa orang menjadi ketagihan terhadap alkohol sedangkan

yang lain memiliki ketergantungan terhadap pil? Bagaimana hal tersebut

dapat dijelaskan? Deskripsi dari kedua kelompok tersebut (alkoholik dan

pengguna obat-obatan) mungkin akan dibandingkan untuk melihat apakah

karakteristik mereka memiliki perbedaan yang mungkin menjadi penyebab

terhadap perbedaan pilihan obat-obatan.

Terkadang penelitian kausal-komparatif dilakukan hanya sebagai

sebuah alternatif terhadap eksperimen. Katakanlah,misalnya, bahwa

direktur kurikulum di sebuah sekolah menengah wilayah perkotaan

sedang mempertimbangkan pengimplementasian sebuah kurikulum

bahasa inggris baru. Direktur mungkin mencoba kurikulum secara

eksperimental, dengan memilih beberapa kelas secara acak dalam distrik

di wliayah tersebut, dan membandingkan performa siswa di kelas-kelas

tersebut dengan kelompok pembanding yang tetap menggunakan

kurikulum lama. Hal ini mungkin akan membutuhkan waktu yang tidak

sebentar, selain itu, juga akan membutuhkan banyak biaya, selain

pengadaan workshop untuk pengajar dan sebagainya. Sebagai sebuah

alternatuf, direktur mungkin mempertimbangkan sebuah studi kausal-

komparatif dan membandingkan prestasi siswa di distrik sekolah yang

pada saat ini menggunakan kurikulum baru dengan prestasi siswa di

Page 6: Penelitian kausal-komparatif

distrik yang sama yang tidak menggunakan kurikulum baru. Jika hasilnya

memperlihatkan bahwa siswa di distrik dengan kurikulum baru memiliki

skor yang lebih baik dalam bahasa inggris, maka direktur mungkin akan

memiliki basis untuk mengimplementasikan kurikulum baru dalam

distriknya. Seperti halnya studi korasional, penelitian kausal-komparatif

seringkali mengidentifikasi hubungan-hubungan yang nantinya akan diteliti

secara eksperimental.

Terlepas dari kelebihan ini, penelitian kausal-komparatif juga

memiliki batasan yang harus diperhatikan. Batasan yang paling serius

terletak pada kurangnya kontrol pada ancaman terhadap validitas internal.

Dikarenakan manipulasi terhadap variabel independen telah terjadi,

banyak kontrol yang sebagaimana telah kita bicarakan pada bab 13 tidak

dapat diaplikasikan. Dengan demikian, perhatian haruslah diberikan dalam

menginterpretasi hasil-hasil dari penelitian kausal-komparatif.

Sebagaimana dengan studi korelasional, hubungan-hubungan dapat

diidentifikasi, namun hubungan sebab-akibat tidak akan dapat ditetapkan

secara menyeluruh. Sebagaimana yang telah kita lihat sebelumnya,

sebuah penyebab mungkin saja adalah akibat, dan akibat mungkin saja

adalah penyebabnya, atau mungkin saja terdapat variabel ketiga yang

menciptakan baik penyebab serta akibatnya.

Persamaan dan pernedaan antara penelitian kausal-komparatif dan penelitian korelasional.

Penelitian kausal-komparatif seringkali disalahartikan dengan penelitian

korelasional. Meskipun terdapat kesamaan, namun juga terdapat

perbedaan yang jelas.

Persamaan. Baik penelitian kausal-komparatif dan peelitian korelasional

adalah contoh dari penelitian asosiasional – yaitu, peneliti yang

melakukan penelitian tersebut mencoba untuk mengeksplor hubungan-

hubungan diantara variabel. Keduanya akan mencoba untuk menjelaskan

Page 7: Penelitian kausal-komparatif

fenomena yang menarik minatnya. Keduanya juga mencoba untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang layak untuk dieksplor lebih jauh

melalui penelitian eksperimental, dan keduanya seringkali menyediakan

pedoman untuk studi-studi eksperimental selanjutnya. Selain itu kedua

jenis penelitian tersebut juga memperbolehkan peneliti untuk

memanipulasi variabel-variabelnya. Keduanya juga mencoba untuk

mengeksplor hubungan sebab-akibat, dan dalam hal ini hubungan sebab-

akibat haruslah dibuktikan; metodologi saja tidak akan cukup untuk

membuat sebuah pernyataan kausal.

Perbedaan. Penelitian kausal-komparatif umumnya membandingkan dua

kelompok subyek atau lebih, sedangkan penelitian korelasional

membutuhkan sebuah nilai pada tiap variabelnya untuk setiap subyeknya.

Studi korelasional meneliti dua variabel kuantitatif atau lebih, sedangkan

penelitian kausal-komparatif umumnya melibatkan sedikitnya satu variabel

kategorikal (seperti keanggotaan kelompok). Studi korelasional seringkali

menganalisa data dengan menggunakan diagram scatterplot atau

koefisien korelasi, sedangkan penelitian kausal-komparatif seringkali

membandingkan rata-rata atau dengan menggunakan tabel crossbreak.

Persamaan dan pernedaan antara penelitian kausal-komparatif dan penelitian eksperimental.

Persamaan. Baik penelitian kausal-komparatif dan studi eksperimental

umumnya membutuhkan sedikitnya satu variabel kategorikal

(kenaggotaan kelompok). Keduanya membandingkan performa kelompok

(nilai rata-rata) untuk menentukan hubungan-hubungan. Kedua jenis

penelitian membandingkan kelompok-kelompok subyek yang terpisah.

Perbedaan. Dalam penelitian eskperimental, variabel independen akan

dimanipulasi; sedangkan dalam penelitian kausal-komparatif tidak

manipulasi yang dilakukan. Penelitian kausal-komparatif menyediakan

bukti hubungan sebab-akibat yang lebih lemah dibandingkan dengan

Page 8: Penelitian kausal-komparatif

penelitian eksperimental. Dalam penelitian eksperimental, peneliti dapat

meminta subyek untuk berada di kelompok treatment, sedangkan dalam

penelitian kausal-komparatif, kelompok-kelompok telah terbentuk, dan

peneliti harus menemukan mereka. Dalam penelitian eskperimental,

peneliti memiliki fleksibilitas yang lebih dalam memformulasikan struktur

desain penelitiannya.

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian kausal-komparatif

Perumusan masalah

Langkah pertama untuk merumuskan masalah dalam penelitian

kausal-komparatif umumnya adalah dengan mengidentifikasi dan

mendefinisikan fenomena tertentu kemudian untuk mempertimbangkan

kemungkinan penyebabnya, ataupun akibatnya, dari fenomena tersebut.

Katakanlah, sebagai contohnya, bahwa seorang peneliti tertarik dalam

menemiti kreativitas siswa. Apakah yang menyebabkan kreativitas?

Mengapa hanya sedikit siswa yang memiliki kreativitas tinggi sedangkan

lainnya tidak? Mengapa beberapa siswa yang awalnya terlihat memiliki

kreativitas pada akhirnya kehilangan karakternya? Mengapa terdapat

siswa yang terkadang dulunya tidak kreatif namun nantinya menjadi

sangat kreatif? Dan seterusnya.

Peneliti akan membuatspekulasi, seperti, bahwa kreativitas tinggi

mungkin disebabkan oleh adanya kombinasi dari kegagalan-kegagalan

sosial, dan di lain sisi, kesadaran personal akan prestasi artistik dan

saintifk dianggap sebagai pemicunya. Peneliti juga mengidentifikasi

sejumlah alternatif hipotesis yang mungkin mempengaruhi perbedaan

antara siswa yang kreatif dan yang tidak. Baik jumlah serta kualitas minat

siswa, sebagai misalnya, mungkin akan berpengaruh pada perbedaan

dalam kreativitas. Siswa yang sangat kreatif mungkin cenderung untuk

memiliki banyak minat. Dorongan orang tua untuk mengeksplor ide-ide

Page 9: Penelitian kausal-komparatif

mungkin juga akan berpengaruh untuk kreativitas, selain mungkin adanya

beberapa jenis skill-skill intelektual.

Ketika penyebab-penyebab yang memungkinkan telah

diidentifikasi, mereka biasanya akan dimasukkan ke dalam sebuah

pernyataan yang lebih spesifik (rumusan masalah) yang ingin diteliti oleh

peneliti. Dalam contoh ini, peneliti mungkin akan menyatakan tujuan

penelitiannya seperti “untuk menguji kemungkinan perbedaan antara

siswa dengan kreativitas tinggi dan yang memiliki daya kreativitas

rendah”. Perhatikan bahwa perbedaan-perbedaan dalam jumlah variabel

dapat diteliti dalam sebuah penelitian kausal-komparatif untuk

menentukan variabel manakah (atau gabungan dari beberapa variabel)

yang sepertinya paling berpengaruh menjadi penyebab fenomena

(dalamhal ini adalah kreativitas) yang sedang diteliti. Pengujian terhadap

beberapa hipotesis adalah karaktersitik dasar dari sebuah penelitian

kausal-komparatif yang baik, dan jika memungkinkan juga akan menjadi

basis untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan digunakan untuk

perbandingan pada kelompok. Hal ini akan menyediakan sebuah dasar

pemikiran untuk pemilihan variabel yang akan diteliti, dan bukan hanya

mengandalkan pada apa yang kita sebut sebagai pendekatan “yang

terburu-buru”, dimana kita akan melakukan sejumlah pengukuran hanya

karena mereka terlihat manerik atau ketersediannya. Hal ini juga akan

berfungsi untuk mengingatkan peneliti bahwa hasil temuan dalam

penelitian kausal-komparatif terbuka untuk beragam penjelasan kausal.

Sample

Ketika peneliti telah memformulasikan pernyataan rumusan

masalah (dan hipetosis, jika sudah) maka langkah selanjutnya adalah

untuk memilih sampel dari individu yang akan diteliti. Hal penting disini

adalah untuk mendefinisikan (menentukan) dengan hati-hati karakteristik

yang akan diteliti kemudian memilih kelompok-kelompok yang memiliki

Page 10: Penelitian kausal-komparatif

perbedaan karakteristik. Pada contoh diatas, hal ini berarti peneliti harus

menentukan makna “kreativitas” sejelas mungkin. Jika memungkinkan,

definisi operasional haruslah diberikan. Siswa yang memiliki aya

kreativitas tinggi, sebagai contohnya, dapat didefinisikan sebagai siswa

yang “telah berhasil mengembangkan sebuah produk saintifik atau

artistik”.

Peneliti juga harus memikirkan tentang apakah kelompok yang

diperoleh melalui penggunaan definisi operasional akan cukup homogen

dalam konteks faktor-faktor yang menyebabkan kreativitas. Sebagai

contohnya, apakah siswa yang kreatif dalam sains juga mirip dengan

siswa yang kreatif dalam seni sehubungan dengan penyababnya? Ini

adalah sebuah pertanyaan yang cukup penting untuk diajukan.

Adalah penting untuk memilih kelompok yang bersifat homogen

sehubungan dengan pemilihan variabel-variabel penting. Sebagai

contohnya, jika peneliti berasumsi bahwa beberapa penyebab yang sama

berlaku untuk semua siswa kreatif (dalam bidang apapun), maka terlepas

dari gender, tenis, atau usia, maka peneliti akan menemukan tidak adanya

perbedaan diantara kelompok-kelompok yang dibandingkan karena terlalu

banyak variabel lain yang dilibatkan. Jika semua siswa kreatif

diperlakukan sebagau sebuah kelompok homogen, maka tidak ada

perbedaan yang mungkin ditemukan diantara siswa yang sangat kreatif

dan yang tidak kreatif, sedangkan jika kita hanya membandingkan siswa

seni perempuan yang kreatif dengan yang tidak, maka kita mungkin akan

menemukan perbedaan.

Intrumentasi

Tidak ada batasan pada jenis-jenis intrumen yang mungkin akan

digunakan dalam penelitian kausal-komparatif. Tes-tes prestasi,

kuesioner, interview terjadwal, ukuran-ukuran atitudinal(sikap/perilaku),

Page 11: Penelitian kausal-komparatif

alat-alat observasional dan semua alat yang digunakan pada bab tujuh

dapat digunakan disini.

Desain

Desain dasar penelitian kausal-komparatif melibatkan pemilihan

dua kelompok atau lebih yang berbeda dalam variabel tertentu (yang

menarik minat peneliti) lalu membandingkannya dengan variabel lain.

Tidak ada manipulasi yang akan dilakukan. Kelompok akan berbeda

dalam satu atau dua hal : salah satu kelompok mungkin memiliki sebuah

karakteristik (seringkali disebut sebagai kriteria) yang tidak dimiliki oleh

kelompok lain, atau ataupun kelompok berbeda dalam karakteristik yang

telah diketahui. Kedua variasi ini memiliki desain dasar yang sama

(terkadang disebut sebagai desain kriteria-kelompok) yang akan

diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Huruf C yang digunakan dalam desain ini adalah untuk

merepresentasikan keberadaan karakateristik. Sedangkan garis putus-

putus digunakan untuk memperlihatkan bahwa kelompok-kelompok

sedang diperbandingkan.

Ancaman-ancaman terhadap validitas internal dalam penelitian kausal-komparatif

Page 12: Penelitian kausal-komparatif

Dua kelemahan dalam penelitian kausal-komparatif adalah kurangnya

randomisasi dan ketidakmampuan untuk memanipulasi sebuah variabel

independen. Seperti yang telah kita sebutkan, penggunaan random

assignment pada subyek untuk kelompok tidaklah memungkinkan dalam

penelitian kausal-komparatif karena kelompok-kelompok telah tertentuk.

Manipulasi pada variabel independen juga tidak akan memungkinkan

karena kelompok telah dikenakan pada variabel independen.

Karakteristik subyek

Ancaman terbesar terhadap validitas internal dalam penelitian

kausal-komparatif adalah terletak pada karakteristik subyek. Dikarenakan

peneliti tidak akan memiliki peran dalam pemilihan atau pembentukan

kelompok pembanding, maka akan terdapat kemungkinan bahwa

kelompok yang diteliti tidaklah ekuivalen dalam satu variabel atau lebih.

Sebuah kelompok remaja putri misalnya, mungkin akan lebih tua

dibandingkan sebuah kelompok remaja putra sebagai pembanding.

Terdapat sejumlah prosedur yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengurangi kemungkinan ancaman terhadap karakteristik subyek

dalam penelitian kausal-komparatif. Prosedur-prosedur tersebut juga

banyak digunakan dalam penelitian eksperimental (lihat bab tigabelas).

Metode matching(penyesuaian) subyek

Salah satu cara untuk mengontrol variabel yang terlalu banyak (variabel

berlebih) adalah dengan menyesuaikan subyek dari kelompok

pembanding dengan variabel. Dengan kata lain, sepasang subyek, satu

dari tiap kelompok, akan dipilih yang memiliki kesamaan dengan variabel.

Siswa mungkin akan dipasangkan berdasarkan rata-rata prestasi

akademis mereka. Sebagai contohnya, dalam sebuah studi mengenai

perilaku siswa, siswa dengan nilai akademis yang mirip akan

dipasangkan. Jika sebuah kesesuaian tidak dapat ditemukan dalam mata

pelajaran tertentu, maka dia akan dieliminasi dari studi. Seperti yang anda

Page 13: Penelitian kausal-komparatif

lihat, permasalahan dengan metode matching adalah tidak akan mudah

ditemukan pada beberapa mata pelajaran, dan karenanya ukuran sampel

yang besar akan digunakan kemudian baru dikurangi. Matching menjadi

lebih sulit lagi ketika peneliti mencoba untuk memasangkan subyek pada

dua variabel atau lebih.

Menemukan atau menciptakan kelompok homogen

Cara lain untuk mengontrol variabel berlebih adalah dengan

menemukan, atau membatasi perbandingan individu atau kelompok yang

relatif homogen pada variabel tertentu. Dalam studi

atitudinal(berhubungan dengan sikap/perilaku), peneliti dapat mencoba

untuk mencari dua kelompok yang memiliki indeks prestasi yang sama

(katakanlah mereka dengan IP sebesar 3.5 atau keatas) ataupun dari

subkelompok yang mewakili beragam tingkat variabel (dengan membagi

kelompok menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah misalnya) dan

kemudian membandingkan sub-kelompok yang komparabel.

Matching secara statistik

Cara ketiga untuk mengontrol variabel berlebih adalah dengan

menyesuaikan kelompok-kelompok pada variabel tertentu, dengan

menggunakan teknik matching statistik. Seperti yang telah dijelaskan pada

bab 13, matching secara statistik akan menyesuaikan nilai-nilai pada

postest untuk melihat perbedaan awal ke variabel lain yang diasumsikan

berhubungan dengan performa pada variabel dependen.

Ancaman-ancaman lain

Ancaman-ancaman lain terhadap validitas internal yang tersisa

sepertinya akan bergantung pada jenis penelitian yang akan dilakukan.

Dalam sebuah studi non-intervensi, maka perhatian yang patut kita

berikan adalah pada hilangnya subyek, lokasi, instrumentasi, dan

terkadang pada sejarah dan maturasi. Jika seseorang yang hilang adalah

pengumpul data yang berbeda dengan yang masih ada, dan dan juga

Page 14: Penelitian kausal-komparatif

terdapat banyak kehilangan pada satu kelompok dibandingkan dengan

kelompok lainnya, maka validitas internal akan terancam.

Faktor lokasi juga akan menjadi ancaman terhadap validitas

internal jika pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang berbeda

untuk kelompok yang lain. Sama halnya, jika peneliti menggunakan

pengumpul data yang berbeda untuk kelompok yang lain, maka akan

terdapat ancaman untuk instrumentasi. Untungnya, adalah relatif mudah

untuk memastikan bahwa variasi-variasi pada lokasi dan pengumpul data

dapat diatasi.

Kemungkinan adanya bias(prasangka) pada pengumpul data

umumnya dapat dikontrol, seperti halnya dalam penelitian eksperimental,

dengan memastikan bahwa siapa pun yang mengumpulkan data haruslah

memiliki informasi yang cukup untuk mencegah terjadinya bias pada

pengumpul data. Cacat instrumen juga dapat terjadi dalam studi-studi

observasional, dimana dilakukan pelaksanaan berulang kali pada tes yang

sama kepada kelompok yang sama. Hal ini akan dapat dikontrol dalam

studi eksperimental.

Dalam jenis studi intervensi, selain terdapatnya ancaman-ancaman

seperti yang telah dijelaskan diatas, juga terdapat kemungkinan ancaman

lainnya seperti yang telah dijelaskan pada bab tujuh belas. Syaangnya,

ancaman-ancaman tersebut dalam penelitian kausal-komparatif akan lebih

sulit untuk dikontrol jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental.

Fakta bahwa peneliti tidak memanipulasi variabel treatment secara

langsung membuat faktor sejarah dapat menjadi sebuah ancaman. Hal ini

juga berarti bahwa lamanya treatment juga akan bervariasi, dengan

demikian akan menciptakan kemungkinan ancaman pada maturasi

(kematangan) penelitian. Ancaman pada faktor attitude (sikap) sepertinya

akan kecil karena tidak ada sesuatu yang khusus yang diperkenalkan.

Regresi mungkin menjadi sebuah ancaman jika salah satu kelompok pada

awalnya dipilih berbasis pada nilai-nilai yang bersifat ekstrim. Dan yang

Page 15: Penelitian kausal-komparatif

terakhir, efek interaksi, seperti halnya pada studi-studi eksperimental, hal

ini mungkin akan terjadi jika sebuah pretest telah digunakan dalam studi.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab tiga belas (lihat halaman

287-288), kami berpendapat bahwa baik studi eksperimental ataupun

studi-studi intervensi kausal-komparatif akan bermanfaat.

Mengevaluasi ancaman-ancaman erhadap validitas internal dalam penelitian kausal-komparatif

Evaluasi terhadap ancaman-ancaman tertentu terhadap validitas

internal dalam penelitian kausal-komparatif akan melibatkan serangkaian

tahapan yang sama dengan yang telah dibahas pada bab tiga belas untuk

studi-studi eksperimental.

Pertanyaan yang harus diajukan oleh peneliti adalah :

“bagaimanakah kemungkinan adanya ancaman yang mungkin muncul

dalam studi ini?”

Untuk membantu dalam menjawab pertanyaan ini, kami

memberikan prosedur berikut ini :

Langkah 1 : tanyakan : faktor-faktor spesifik apakah yang diketahui dapat

mempengaruhi variabel dependen atau mungkin diperkirakan dapat

mempengaruhi variabel tersebut?(perhatikan bahwa peneliti tidak perlu

memperhatikan dengan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan apa

yang mereka teliti)

Langkah 2 : tanyakan : bagaimanakah sepertinya perbedaan pada

kelompok yang diperbandingkan pada setiap faktor? (sebuah perbedaan

diantara kelompok tidak dapat dijelaskan melalui faktor yang merupakan

kesamaan pada semua kelompok)

Langkah 3 : evaluasi ancaman-ancaman berbasis bagaimanakah

pengaruh dari ancaman tersebut dan rencanakan untuk mengontrolnya.

Page 16: Penelitian kausal-komparatif

Jika sebuah ancaman tidak dapat dikontrol, maka ini haruslah nyatakan

dalam perencanaan.

Sekali lagi, mari kita pertimbangkan sebuah contoh untuk

mengilustrasikan bagaimana langkah-langkah diatas dapat dipergunakan.

Anggaplah seorang peneliti ingin mengeksplor kemungkinan penyebab

siswa melakukan drop-out di sekolah-sekolah perkotaan. Dia dapat

mengajukan hipotesis yang terdiri dari tiga kemungkinan penyebab seperti

: 1) ketidakstabilan keluarga, 2) kepercayaan diri siswa yang rendah, dan

3)kurangnya sistem penunjang yang berhubungan dengan sekolah dan

kebutuhan-kebutuhannya. Peneliti kemudian akan membuat sebuah daftar

siswa drop-out terkini dan secara acak memilih sebuah kelompok

pembanding yang terdiri dari siswa yang masih bersekolah. Dia kemudian

mewawancarai siswa di kedua kelompok untuk memperoleh data yang

berhubungan dari tiap kemungkinan penyebab yang menjadi variabel.

Seperti yang telah kita lakukan pada bab tiga belas dan lima belas,

kita akan membuat daftar ancaman terhadap validitas internal seperti

yang telah dibahas pada bab sembilan, yang disertai dengan evaluasi

bagaimana hal ini akan dapat diaplikasikan pada studi ini.

Karakteristik subyek : meski terdapat banyak karakteristik subyak yang

memungkinkan yang mungkin dapat dipertimbangkan, namun disini kita

hanya akan membahas empat kemungkinan – yaitu tingkatan

sosioekonomi keluarga, gender, etnis, dan skill-skill bekerja yang diterima

oleh pasar.

tingkatan sosioekonomi keluarga

langkah 1 : tingkat sosioekonomi mungkin berhubungan dengan

ketiga variabel penyebab yang menjadi hipotesis penelitian.

Langkah 2 : tingkat sosioekonomi diperkirakan dapat berhubungan

Page 17: Penelitian kausal-komparatif

dengan drop-out atau tetap bersekolahnya siswa. Oleh karena itu

subyek dapat dikontrol dengan beberapa bentuk metode matching.

Langkah 3 : kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika tidak

dikontrol : tinggi

gender

langkah 1 : gender mungkin juga dapat berhubungan dengan

variabel penyebab. Langkah 2 : gender mungkin berhubungan

dengan peristiwa drop-out. Sehubungan dengan hal ini, peneliti

dapat membatasi penelitiannya hanya pada siswa laki-laki atau

perempuan untuk memastikan bahwa kelompok pembanding

memiliki proporsi gender yang sama dengan kelompok siswa drop-

out. Langkah 3 : kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika

tidak dikontrol : tinggi

etnis

langkah 1 : etnisitas mungkin juga dapat berhubungan dengan

variabel penyebab. Langkah 2 : latar belakang etnis siswa mungkin

saja berhubungan dengan peristiwa drop-out, olehkarena itu, dua

kelompok harus disesuaikan sehubungan dengan gender mereka,

Langkah 3 : kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika tidak

dikontrol : sedang hingga tinggi

skill-skill bekerja yang diterima oleh pasar

langkah 1 : skill-skill bekerja mungkin berhubungan dengan

variabel penyebab. Langkah 2: sepertinya memang berhubungan

dengan drop-out, karena seringkali siswa melakukan drop-out

karena mereka sudah mampu menghasilkan uang sendiri, peneliti

dapat mengukur skill-skill bekerja mereka lalu mengontrolnya

dengan beberapa metode matching. Langkah 3 : kemungkinan

untuk memiliki efek (ancaman) jika tidak dikontrol : sedang hingga

tinggi

Mortalitas

Page 18: Penelitian kausal-komparatif

Langlah 1 : kemungkinan subyek menolak untuk diinterview adalah karena

berhubungan dengan salah satu variabel penyebab, langlah 2 : ada

kemungkinan bahwa lebih banyak subyek dalam kelompok drop-out akan

menolak untuk melakukan wawancara (hal ini dikarenakan mereka harus

bekerja, dan akan sulit untuk mengatur waktu untuk sebuah interview)

dibandingkan dengan subyek pada kelompok pembanding (siswa yang

masih bersekolah). Satu-satunya solusi adalah untuk melakukan semua

usaha yang diperlukan agar dapat subyek di kedua kelompok bersedia

bekerja sama. Langkah 3 : kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman)

jika tidak dikontrol : tinggi

Lokasi

Langkah 1 : meski sepertinya variabel-variabel penyebab akan berbeda

untuk sekolah yang berbeda, namun hal ini mungkin saja terjadi. Langkah

2 : lokasi sepertinya dapat berhubungan dengan drop-out pada sekolah-

sekolah tertentu yang terlibat dalam penelitian (tingkat drop-out umumnya

berbeda untuk sekolah yang berbeda). Cara terbaik adalah dengan

menganalisa data secara terpisah untuk tiap sekolah. Langkah 3 :

kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika tidak dikontrol : sedang

Instrumentasi

1. Cacat instrumen Langkah 1 : cacat instrumen dalam hal ini akan berhubungan dengan

kelelahan yang dialami oleh pewawancara, hal ini tentunya akan dapat

mempengaruhi informasi yang diperoleh dari siswa di kedua kelompok.

Langkah 2 : faktor kelelahan dapat berbeda untuk kedua kelompok,

bergantung pada bagaimana interview akan dijadwalkan; solusinya

adalah cobalah untuk menjadwalkan interview guna mencegah

terjadinya kelelahan. Langkah 3 :kemungkinan untuk memiliki efek

(ancaman) jika tidak dikontrol : sedang

2. Karakteristik pengumpul data

Page 19: Penelitian kausal-komparatif

Langkah 1 : karakteristik pengumpul data dapat dianggap bisa

mempengaruhi informasi yang diperoleh mengenai variabel penyebab

yang telah dihipotesiskan, melatih pewawancara untuk menstandarisasi

proses wawancara adalah hal yang sangat penting. Langkah 2 : meski

terdapat pelatihan, namun pewawancara yang berbeda dapat

menghasilkan informasi yang berbeda pula. Oleh karena itu, para

pewawancara haruslah memiliki keseimbangan yang sama untuk kedua

kelompok, seperti memiliki jumlah interview yang sama untuk tiap

kelompok. Langkah 3 :kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika

tidak dikontrol : sedang

3. Bias(prasangka) pengumpul dataLangkah 1 : bias(prasangka) mungkin saja berpengaruh atau

berhubungan dengan informasi yang diperoleh pada tiga variabel

penyebab. Langkah 2 : bias dapat berbentuk perasaan ataupun sikap

yang berbeda ketika pewawancara mewawancarai kedua kelompok

(perlakuan yang berbeda antara siswa dropout dengan siswa yang

masih sekolah). Solusinya adalah untuk membuat pewawancara tidak

mengetahui apakah subyek berasal dari kelompok dropout ataupun

siswa yang masih bersekolah. Untuk melakukan ini, hal-hal yang harus

diperhatikan adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dan

dalam memberikan pelatihan kepada pewawancara. Langkah

3 :kemungkinan untuk memiliki efek (ancaman) jika tidak dikontrol :

tinggi.

Ancaman lain. implementasi, sejarah, maturasi, atitudinal, dan

regeresi terhadap validitas internal tidak akan mempengaruhi jenis

penelitian kausal-komparatif tipe 2.

Cara untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman terhadap validitas

internal dalam penelitian kausal-komparatif yaitu dengan, pertama,

Page 20: Penelitian kausal-komparatif

memikirkan semua hal (seperti kondisi, variabel-variabel lainnya, dan

sebagainya) yang mungkin dapat mempengaruhi variabel hasil penelitian.

Yang kedua, untuk memutuskan, berdasarkan bukti atau pengalaman,

apakah hal-hal tesrebut sepertinya akan dapat mempengaruhi

perbandingan kelompok. Jika iya, maka hal ini mungkin dapat

menyediakan sebuah penjelasan alternatif terhadap hasil. Jika sepertinya

terdapat ancaman, maka sebuah ancaman terhadap validitas internal

perlu untuk dikontrol. Banyak diantara ancaman-ancaman tersebut yang

dapat diatasi jika kita melakukan replikasi (pengulangan) dalam studi.

Gambar dibawah ini akan memperlihatkan ringkasan dari proses

evaluasi terhadap ancaman-ancaman terhadap validitas internal.

Analisis data

Variabel hasil

Variabel berlebih

Hasil untuk Kel.A

Hasil untuk Kel.B

Apakah terdapat ancaman terhadap validitas internal?

ya

Terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan

tidak

Variabel hasil

Variabel berlebih

Terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan

tidak

Variabel hasil

Page 21: Penelitian kausal-komparatif

Langkah pertama dalam menganalisa data dalam penelitian kausal-

komparatif adalah dengan membangun sebuah poligon frekuensi lalu

menghitung rata-rata dan standar deviasi tiap kelompok jika variabelnya

bersifat kuantitatif. Statistik deskriptif ini kemudian akan dicari magnitude /

pembesarannya. Sebuah tes statistik inferensial mungkin saja tepat(atau

tidak), bergantung pada sampel-sampel random yang digunakan dari

populasi(seperti kreatif vs non-kreatif). Tes yang paling sering digunakan

dalam penelitian kausal-komparatif adalah t-test untuk mencari perbedaan

diantara rata-rata(mean). Ketika lebih dari dua kelompok digunakan, maka

baik analisis varian ataupun analisis kovarian merupakan tes yang tepat

untuk digunakan. Analisis kovarian akan sangat bermanfaat dalam

penelitian kausal-komparatif karena seorang peneliti tidak akan selalu

menyesuaikan kelompok-kelompok yang dibandingkan pada semua

variabel relevan selain satu variabel yang menjadi perhatian utama.

Sebagaimana yang dijelaskan pada bab 17, analisis kovarian

menyediakan sebuah cara untuk menyesuaikan kelompok “menurut fakta”

seperti variabel usia, status sosioekonomi, bakat, dan seterusnya.

Sebelum menggunakan analisis kovarian, data yang digunakan harus

disesuaikan dengan asumsi-asumsi tertentu.

Hasil dari sebuah penelitian kausal-komparatif harus

diinterpretasikan secara teliti. Seperti halnya dengan penelitian

korelasional, penelitian kausal-komparatif cukup baik untuk

mengidentifikasi hubungan-hubungan diantara variabel, namun tidak

dapat membuktikan hubungan sebab-akibat.

Terdapat dua cara untuk memperkuat interrpetabilitas dari

penelitian kausal-komparatif. Pertama, sebagaimana yang telah

disebutkan sebelumnya, hipotesis-hipotesis alternatif haruslah dirumuskan

dan diteliti ketika memungkinkan. Yang kedua, jika variabel dependen

yang terlibat bersifat kategorikal, maka hubungan-hubungan diantara

Terdapat perbedaan

Page 22: Penelitian kausal-komparatif

semua variabel dalam penelitian kausal-komparatif haruslah diuji

menggunakan teknik analisis fungsi diskriminan.

Cara terbaik untuk mengetahui variabel penyebab yang

memungkinkan (yang telah teridentifikasi) dalam penelitian kausal-

komparatif adalah dengan melakukan sebuah eksperimen. Sebuah

penyebab (yang telah diasumsikan sebelumnya) terkadang dapat

diasumsikan, dalam hal ini peneliti harus menemukan perbedaan diantara

kelompok kontrol dan eskperimen, dengan demikian peneliti akan

menemukan alasan yang lebih baik untuk membuat dugaan tentang

hubungan sebab-akibat (causation).

Hubungan-hubungan diantara variabel kategorikal

Sampai disini pembahasan kita mengenai metode-metode

asosiasional hanya mempertimbangkan situasi-situasi penelitian seperti

1)salah satu variabel bersifat kategorikal dan yang lain kuantitatif (kausal-

komparatif); dan 2) kedua variabel adalah kuantitatif(korelasional). Adalah

memungkinkan untuk meneliti hubungan-hubungan diantara variabel

kategorikal. Kita dapat menggunakan baik tabel cross-break ataupun

koefisien kontingensi.

Seperti halnya dengan korelasi, data tersebut dapat digunakan

dengan tujuan untuk melakukan prediksi, dan dengan pertimbangan yang

teliti, untuk mencari hubungan sebab-akibat. Dengan mengetahui bahwa

seseorang adalah guru, dan laki-laki, misalnya, maka kita dapat

memprediksi, dengan derajat konfidensi tertentu (dengan berbasis data

pada tabel), bahwa dia mengajar di sekolah menengah(baik tingkat

pertama atau lanjut), karena 76 persen laki-laki yang menjadi guru adalah

pengajar sekolah menengah. Kita juga dapat memperkirakan seberapa

besar eror dalam prediksi kita. Berdasarkan tabel, maka kita dapat

mengetahui probabilitas nilai eror dari prediksi kita. Dalam contoh ini,

maka kemungkinan bahwa gender merupakan penyebab utama dalam

Page 23: Penelitian kausal-komparatif

tingkat pengajaran sepertinya cukup jauh, karena tedapat juga variabel

lain seperti pola-pola historis persiapan pengajar dan perekrutan, yang

lebih masuk akal ketika seseorang mencoba untuk menjelaskan sebuah

hubungan.

Tidak terdapat teknik-teknik analogis untuk korelasi parsial ataupun

teknik lain yang dikembangkan dari penelitian korelasional yang dapat

digunakan dengan variabel-variabel kategorikal. Selain itu, prediksi dari

tabel cross-break lebih lemah jika dibandingkan dengan diagram

scatterplot. Untungnya, terdapat relatif sedikit pertanyaan-pertanyaan

mengenai pendidikan yang melibatkan dua variabel kategorikal. Adalah

umum jika kita melihat peneliti yang memperlakukan variabel-variabel

yang secara konseptual kuantitatif layaknya variabel tersebut adalah

variabel kategorikal. Sebagai contohnya, seorang peneliti bisa saja

membagi sebuah set nilai kuantitatif menjadi kelompok tinggi, menengah,

dan rendah. Tidak ada yang diperoleh dari prosedur ini dan hal ini akan

memiliki dua kelemahan serius : hilangnya presisi yang diperlukan dalam

penggunaan teknik-teknik korelasional dan arbitrasi esensial dengan

melakukan pembagian nilai ke dalam kelompok-kelompok. Bagaimana

seseorang memutuskan untuk membagi nilai ke dalam kelompok tinggi,

sedang, dan rendah, sebagai contohnya? Oleh karena itu, pembagian

nilai-nilai secara arbitrer harusnya dihindari oleh peneliti.

Contoh-contoh penelitian kausal-komparatif

Di akhir bab ini, kami menyajikan sebuah contoh penelitian kausal-

komparatif yang telah diterbitkan, yang disertai dengan sebuah kritik

terhadap kelebihan dan kelemahannya.