Upload
trananh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
YENIK MUJIANTINI
K1208127
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
YENIK MUJIANTINI
K 1208127
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Yenik Mujiantini. K1208127. PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI MRANGGEN 03 SUKOHARJO. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, April 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) kualitas proses dalam
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 dan (2) kualitas hasil dalam pembelajaran
menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi ,
dan (4) tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo yang berjumlah 26 siswa (18 putra dan 8 putri). Objek
penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan
keaktifan dan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) tempat dan peristiwa,
(2) informan, dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi,
(2) wawancara, (3) tes, dan (4) analisis dokumen. Uji validitas data menggunakan
teknik triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data dengan
menggunakan analisis data dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
learning together dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis puisi
siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Peningkatan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran terefleksi dari (a) keaktifan siswa selama apersepsi ,
(b) minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, dan (c)
keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi. Peningkatan proses
pembelajaran siswa ditunjukan dengan peningkatan persentase ketuntasan dari
satu siklus ke siklus berikutnya. Persentase keaktifan siswa pada siklus I adalah
sebesar 69,23 %, sedangkan pada siklus II menjadi 92,30 %. Peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
siswa yang terampil menulis puisi atau siswa yang mencapai nilai ≥ 65 pada tiap
siklusnya. Pada survai awal, persentase ketuntasan siswa sebesar46,15 %. Pada
siklus I menjadi 65,38 % dan pada siklus II menjadi 88,46 %. Peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa ini ditandai dengan meningkatnya: (a)
pengungkapan gagasan/ ide, (b) penggunaan diksi, (c) penggunaan rima, dan (d)
kesesuaian isi dengan tema. Prosedur penerapan pembelajaran kooperatif tipe
learning together dimulai dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok,
tiap kelompok terdiri atas emapat sampai lima orang; siswa mengidentifkasi topik
selanjutnya membagi ide dengan teman dalam kelompok, mempresentasikan hasil
diskusi dan membacakan hasil tulisan mereka di depan teman-teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah yang
terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk di
dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa dengan hati yang
jernih dan kepala yang dingin.
(Parlindungan Marpaung)
Orang yang bersabar dalam menerima kebaikan dan tidak memaksakan
keadaan maka ia akan menerima suatu berkah yang tidak terduga datangnya,
namun sesuatu yang baik itu tidak bisa datang begitu saja, harus ada usaha
dan do‟a. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
”Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki
kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
“ Kakak dan adik ”
Terima kasih telah memberikan semangat dan motivasi hingga aku
mampu menyelesaikan skripsi ini
”Mas Yayat ”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan
semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun saat kujatuh
dan terluka.
” Intan, Nunun, Lisdiana, Ita, Mbak Tari, Maya dan Pramesti”
Terima kasih atas bingkaian persahabatan selama ini, sahabat- sahabat
terbaikku yang selalu berjuang bersama, saling membantu dan saling mengingatkan.
Sahabat yang selalu bersama saat susah maupun senang.
” Dyah Ayu, Maya Depi, dan teman teman FKIP Bahasa Indonesia ”
Terima kasih untuk semua kebersamaan dan tetaplah berjuang untuk mencapai
cita-cita. Teman- teman yang berjuang bersama , bekerja bersama untuk memenuhi
setiap syarat skripsi ini , pasti akan ku rindukan kebersamaan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan segala karunia sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012” guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penyusunan skripsi;
2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;
3. Dr. Kundharu Saddhono, S. S., M. Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang memberikan izin untuk menyusun skripsi;
4. Drs. Budhi Setiawan, M.Pd dan Sri Hastuti, S.S.,M.Pd , selaku pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan dengan sabar
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar;
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
6. Suparjo, A, Ma. Pd., selaku Kepala SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
almamaternya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Mugiharjo, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif
dalam proses penelitian;
8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang telah
berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan
penelitian;
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2008 atas persahabatan dan kebersamaannya yang menjadi kenangan indah;
dan
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan
menambah khasanah keilmuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN ........................................................................................... ii
PENGAJUAN .............................................................................................. iii
PERSETUJUAN .......................................................................................... iv
PENGESAHAN ........................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7
1. Hakikat Keterampilan Menulis .................................................. 7
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ....... 20
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Subjek Penelitian .............................................................................. 31
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 31
D. Data dan Sumber Data ...................................................................... 31
E. Pengumpulan data ............................................................................ 33
F. Uji Validitas Data .............................................................................. 35
G. Analisis Data ..................................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian............................................................................ 36
I. Indikator Kinerja Penelitian .............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan...................................................... 24
1. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 41
2. Siklus I ........................................................................................ 46
3. Siklus II ....................................................................................... 56
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 45
C. Perbandingan Antar Siklus ............................................................... 67
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................. 73
B. Implikasi.............................................................................................. 75
C. Saran.................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Berfikir ......................................................................... 28
2. Prosedur Penelitian .................................................................................. 37
3. Situasi Pembelajaran Pada Saat Pratindakan……………………………41
4. Perbandingan Antar Siklus ...................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Puisi……… ....... 14
2. Penilaian Proses Pembelajaran ................................................................ 16
3. Penilaian Hasil Pembelajaran .................................................................. 18
4. Pedoman Penskoran ................................................................................ 19
5. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ......................... 30
6. Indikator Ketercapain Pembelajaran ....................................................... 40
7. Perbandingan Hasil Tindakan……………………………………………68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V ................................... 80
2. Silabus Pembelajaran Menulis Puisi SD Kelas V ........................................... 82
3. Pedoman Wawancara terhadap Guru Bahasa Indonesia
(Pratindakan) ................................................................................................... 83
4. Pedoman Wawancara terhadap Siswa Kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo ................................................................................. 84
5. Pedoman Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar ............................. 85
6. Pedoman Penilaian Keaktifan Siswa selama Proses Pembelajaran
Menulis Puisi ......................................................................................................
7. Pedoman Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses ………… ......... .93
8. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi……………… .................... 95
9. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru…………………………. ............ 98
10. Hasil Wawancara dengan guru pada Pratindakan……………… ................... 99
11. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Pratindakan……………................... 101
12. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Pratindakan ……………….............. 103
13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pratindakan .............................. 105
14. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Pratindakan……........................... 109
15. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar…………………… ........... 113
16. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa Pada Saat Pratindakan........... 116
17. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Pratindakan………. ......... .118
18. Hasil Pekerjaan Siswa pada Pratindakan………………………… .............. 119
19. Foto Pelaksanaan Pembelajaran saat Pratindakan…… ............................ …123
20. RPP Siklus I Pertemuan 1………………………………………… ......... …124
21. RPP Siklus I Pertemuan II………………………………………… ............ 135
22. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan.. ................... 146
23. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan II…............... 150
24. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus 1…… ... …….154
25. Penilaian Keattifan Siswa selama Proses Pembelajarn Menulis Puisi… ...... 156
26. Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Menulis Puisi………………………………………………………………. 159
27. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi pada Siklus I ………………… ....... 161
28. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Siklus I…………….......... 163
29. Hasil Pekerjaan Siswa pada Saat Siklus I……………………………. ....... 164
30. Foto pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………………………….. .... 167
31. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I ............... 170
32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II… .......... 181
33. Catatan Lapangan Hasil Obvservasi pada Siklus II Pertemuan I….............. 192
34. Catatan Lapangan Hasil Obvservasi pada Siklus II Pertemuan II.. .............. 195
35. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II.................... 198
36. Nilai Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Puisi pada
Siklus II………….. ...................................................................................... 201
37. Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Menulis
Puisi….. ......................................................................................................... 203
38. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa Siklus II… ............................. 205
39. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Siklus II…. ....................... 207
40. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V
SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo… .......................................................... 208
41. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Siklus II………………………….. .......... 211
42. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II………………………… .... 216
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan
yang menumbuhkan keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang cukup kompleks. Hernacki (2011:179) menjelaskan
bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Dengan menulis, diharapkan
siswa dapat menuangkan ide, gagasan maupun perasaan yang dapat diekspresikan
dalam bentuk tulisan. Dari segi pragmatik, keterampilan menulis sudah diajarkan
mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi. Dengan kegiatan
menulis juga mendorong siswa untuk berpikir kreatif sehingga kemampuan
imajinatifnya terus berkembang. Kemudian siswa juga mampu mengembangkan
kreativitasnya serta menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi karena
menulis itu merupakan sebuah keterampilan yang tidak semua orang mampu
melakukannya.
Menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut yang dalam pembelajarannya
sering mengalami kendala dan belum dapat dilaksanakan secara efektif, kendala
tersebut di antaranya 1) rendahnya minat baca siswa sehingga berpengaruh pada
kurangnya penguasaan kosa kata, 2) kurangnya penguasaan mikrobahasa seperti
penggunaan tanda baca sampai penyusunan kalimat, 3) keterbatasan media
pembelajaran menulis efektif. Tingkat minat pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dikatakan sangat rendah, hal itu dapat dilihat dari hasil pembelajaran Bahasa
Indonesia maupun sikap siswa sendiri terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran menulis dapat ditemukan pada Standar Kompetensi kelas V Sekolah
Dasar Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang terdapat di silabus halaman 10 yaitu
8.3 mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sering menggabungkan
keterampilan berbahasa dengan keterampilan bersastra dan salah satunya yaitu
menulis puisi. Seharusnya pembelajaran sastra ditujukan kearah pengembangan
proses kreativitas siswa dalam hal bersastra. Seharusnya pula pembelajaran sastra
diarahkan untuk memupuk minat siswa terhadap sastra sehingga akan tertarik
dengan sastra. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk
mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam
bentuk karya sastra yaitu puisi. Menulis puisi merupakan keterampilan berbahasa
dalam bentuk sastra yang perlu diajarkan pada siswa karena mempunyai manfaat
seperti siswa mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam bahasa
yang indah, siswa dapat berlatih untuk mengungkapkan sesuatu melalui tulisan
yaitu puisi, siswa dapat mengasah kreativitas dalam keterampilan menyusun
kalimat dalam bait-bait puisi. Namun saat ini masih banyak siswa yang merasa
kesulitan untuk mempelajari sastra. Hal itu disebabkan karena kurang kepedulian
guru untuk mengajarkan sastra dalam pembelajaran dan dapat dikatakan waktu
pembelajaran sastra sangat kurang, di samping metode yang digunakan guru
cenderung ke metode ceramah kemudian penugasan sehingga hal tersebut sangat
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Menulis puisi merupakan kegiatan aktif dan produktif. Dikatakan aktif, karena
dengan menulis puisi seseorang telah melakukan proses berpikir, sedangkan
dikatakan produktif karena seseorang dalam menulis puisi akan menghasilkan
sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh orang lain.
Rendahnya pembelajaran keterampilan menulis terutama menulis puisi
dapat ditemukan di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Menurut hasil
observasi yang diambil dari proses wawancara dengan siswa dan guru, dapat
memberikan fakta bahwa hasil menulis puisi siswa SD Negeri 03 Sukoharjo masih
rendah sehingga nilai dalam pembelajaran menulis puisi juga kurang memuaskan.
Nilai pretes dalam pembelajaran menulis puisi yang diperoleh siswa dari 26 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
hanya ada 12 orang siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 (kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditetapkan adalah ≥ 65), sedangkan 14 siswa lainnya masih
jauh dari batas kriteria ketuntasan minimal.
Rendahnya nilai menulis puisi terjadi karena siswa masih banyak
mengalami kesulitan dalam menuangkan perasaan mereka ke dalam tulisan dan
siswa belum dapat bekerja secara mandiri sehingga sebagian siswa membutuhkan
bantuan ide dari teman lain padahal hal tersebut justru akan memperlambat kerja
siswa dan tanpa disadari akan mengganggu proses kerja siswa yang lain,
kebanyakan dari mereka merasa bingung kata apa dan mulai dari mana mereka
harus menulis pada akhirnya mereka saling meniru pekerjaan teman. Hambatan
lain yang dialami siswa yaitu kurang semangat dan minat mereka dalam menulis
puisi yang disebabkan oleh metode yang digunakan guru seperti ceramah dan
penugasan dirasa sangat membosankan, kemudian pengembangan materi yang
kurang meluas, sistem evaluasi yang belum cukup memberikan penguatan bagi
siswa. Oleh karena itu, perlu solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Solusi yang dapat memberikan perbaikan siswa untuk lebih termotivasi dalam
kegiatan menulis dan mempermudah siswa untuk menuangkan ide serta berfikir
kreatif. Bagi siswa Sekolah Dasar, untuk mengoptimalkan kemampuan menulis
terutama kemampuan menulis puisi sangat dibutuhkan karena imajinasi dan
kreativitas siswa sangat berpengaruh besar.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan
beberapa siswa dalam sebuah kelompok. Pemilihan pembelajaran ini sebagai
akibat dari siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang masih merasa
kesulitan untuk berpikir mandiri maka peneliti menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe learning together yang diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi. Pembelajaran kooperatif tipe learning together juga
diharapkan dapat mempermudah siswa dalam berpikir untuk mengembangkan
keterampilan dalam bersastra. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe learning
together pada menulis puisi diharapkan dapat membantu guru dan mempermudah
siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi secara berkelompok.
Penyataan ini sejalan pendapat Slavin (2005:4) bahwa pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
memperlajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing.
Penelitian ini dilakukan pada siswa tingkat dasar yang menjadi pondasi
awal untuk pembelajaran tingkat selanjutnya. Pondasi ini tentunya akan
memperkokoh bangunan pendidikan selanjutnya. Siswa kelas V dipilih sebagai
objek penelitian karena ada beberapa pertimbangan (1) siswa kelas V masih
kekanak-kanakan, (2) keterampilan imajinatif siswa kelas V belum berkembang
dengan baik, (3) proses pembelajaran secara kelompok siswa kelas V belum dapat
terjalin dengan baik.
Peningkatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan tipe
learning together sangat penting karena melatih daya imajinatif siswa dalam
pembelajaran secara kelompok ikut mempengaruhi hasil yang dicapai oleh siswa,
serta melatih untuk menjalin kebersamaan dalam kelompok sehingga siswa satu
dengan siswa lain dapat bekerja sama saling membantu, dan melengkapi.
Pembelajaran kooperatif tipe learning together (belajar bersama) merupakan
metode yang melibatkan siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri atas empat
atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas,
dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together
dapat meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran menulis puisi pada
siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together
dapat meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi pada
siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran menulis puisi pada
siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi pada
siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran menulis puisi
b. Sebagai acuan pembelajaran menulis dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe learning together
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
menulis puisi.
2) Meningkatkan kerjasama dan rasa kebersatuan dalam sebuah
kelompok.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan keterampilan guru untuk menguasai kelas dan
mengatasi hambatan pembelajaran menulis puisi.
2) Mampu mengembangkan strategi dan inovasu dalam mempelajaran
menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan oleh guru lain untuk
mengadakan inovasi dalam pembelajarannya.
2) Keterampilan dan kreativitas siswa meningkat sehingga mutu
pembelajaran siswa juga ikut meningkat.
d. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis
puisi dan dapat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di Sekolah
Dasar.
2) Mengetahui pembelajaran sastra dalam proses belajar mengajar
e. Bagi Peneliti Lain
1) Sebagai pembanding dalam pertimbangan dalam penelitian pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
2) Sebagai acuan untuk menciptakan pembelajaran baru yang dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap, mampu,
dan cekatan. Pengertian keterampilan adalah : 1) kecakapan untuk
menyelesaikan tugas; 2) sesorang pemakai bahasa umtuk mempergunakan
bahasanya dengan baik; 3) kesanggupan memakai bahasa untuk menanggapi
secara benar stimulus lisan dan tulisan; 4) menggunakan pola gramatikal dan
kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain.
Tarigan (2008: 1) mengatakan bahwa setiap keterampilan itu erat
berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang
beranekaragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
satu kesatuan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu secara lancar dengan jalan
praktik dan latihan keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasi.
b. Pengertian Menulis
Untuk berkomunikasi maka kita memerlukan alat, alat tersebut yaitu
bahasa. Bahasa dapat dituangkan dalam dua bentuk, secara langsung yang
berbentuk lisan dan secara tidak langsung yang berupa tulisan. Menulis dapat
diartikan sebagai media untuk meluapkan gagasan atau ide. Untuk
memperkuat pendapat di atas, peneliti mengutip beberapa pendapat tokoh
mengenai menulis diantaranya:
Menurut Kuncoro (2009: 4-5) bagi seorang pemula, memulai untuk
menulis merupakan hal yang sulit. Namun, kalau menulis surat atau chatting
dengan pacar, suami, istri, atau sahabat mengapa dapat kita lakukan dengan
lancar bahkan hasilnya dapat berlembar- lembar, artinya sebenarnya semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
orang memiliki bakat menulis, hanya perlu berlatih dan meningkatkan
keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan. Kegiatan menulis ibarat
menciptakan suatu kebiasaan baru.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
secara tidak langsung. Maksudnya antara penyampai pesan dengan penerima
pesan tidak saling bertatap muka. Hal ini senada dengan pendapat yang
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Burroway (dalam yusof, 2011 : 136)
menyatakan pngertian menulis seperti berikut Burroway (2003 : xxi) claims “
all writing is imaginative” and that the “translation of ekperience or thought
into word is of itsel an imaginative process.’’
Menulis adalah semua imajinative” dan bahwa tulisan ini juga
otobiografi serta diciptakan; jelas, ini menegaskan bahwa subjektivitas dari
“terjemahan dari pengalaman atau pemikiran ke dalam kata-kata dari dirinya
sendiri adalah sebuah proses imajinatif”. Pendapat juga dikemukakan oleh
Lasa (2005:7) merupakan proses penuangan gagasan dan pemikiran dengan
sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Apa yang kita pikirkan dan kita gagas
dapat kita tuangkan dalam bentuk sebuah tulisan penuangan gagasan itu
membutuhkan sebuah proses sampai terciptanya tulisan yang baik.
Yunus (2007 : 29) mengemukakan menulis adalah kegiatan komuniksi
berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas
menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi
tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Hal
itu sejalan dengan Setiawati (2007 : 24) yang menyatakan bahwa menulis
merupakan kegiatan berkomunikasi antarsesama manusia dengan bahasa tulis
De Porter (2011:179) menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas
seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan
otak kiri (logika). Yang merupakan bagian logika adalah perencanaan outline,
tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian dan tanda baca.
Sementara itu yang termasuk bagian emosional adalah semangat, spontanitas,
emosi, warna, imajinasi, gairah, unsur baru, dan kegembiraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Maybury ( dalam Elfia Sukma, 2007) yang memiliki pendapat bahwa “
menulis kreatif dapat mendorong anak- anak untuk menggunakan segala
kemampuan mereka yang berupa gagasan, kesan- kesan perasaan, harapan-
harapan, dan imajinasi mereka serta bahasa yang dapat digunakan untuk
menulis komentar mereka”
Dari para ahli tersebut berpendapat bahwa menulis itu merupakan proses
melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan
dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui
lambang-lambang tersebut pembaca dapat memahami apa yang
dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis
berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Tulisan adalah wadah yang sekaligus
merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan keterampilannya dalam menulis. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa menulis adalah proses penuangan ide atau gagasan secara logis dan
sistematis dalam bentuk tertulis sehingga tema karangan atau tulisan yang
disampaikan sudah dipahami pembaca.
c. Pengertian Puisi
Perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani yang juga dalam bahasa Latin
“popietes” (latin “poeta”). Mula- mula artinya pembangun, pembentuk,
pembuat. Asal katanya poieo atau poio atai poeo yang artinya membangun,
menyebabkan, menimbulkan, menyair. Arti mula-mula ini lama-kelamaan
semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-
katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama,
sajak dan kadang‟‟ kata-kata kiasan. Vincil C.Coulter memberi keterangan
tentang puisi (poetry) itu sebagai berikut : “kata poet berasal dari bahasa
Gerik yang berarti membuat, mencipta (to make; to create). Di Inggris kata
poet ini lama sekali disebut “maker”. Dalam bahasa Gerik sendiri poet itu
berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hamper
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
menyerupai dewa- dewa atau orang yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia
adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, yang suci yang
sekaligus merupakan seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat
menebak kebenaran yang tersembunyi. Setelah mengemukakan pengertian
puisi menurut beberapa ahli dan pengertian puisi dari segi etimologinya,
maka kini kita akan meneliti puisi itu dari dalam, yakni dari unsur- unsur
yang membangunnya (instrinsik). Seperti halnya dengan rumah yang
dibangun dari bahan- bahan tertentu, begitu pulalah halnya dengan puisi
dibangun dari unsur-unsur tertentu pula.
Pradopo (2005:7) menyatakan bahwa puisi itu merupakan rekaan dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang
paling berkesan. Prasetiyo (2007 : 58) puisi juga dapat mengembangkan
potensi- potensi yang ada pada diri siswa agar leluasa dapat mengekspresikan
perasaannya.
Ulya (2009 : 59) menyatakan bahwa kegiatan menulis puisi merupakan
kegiatan yang mutlak ditentukan oleh kreativitas seseorang. Kemampuan
memunculkan sebuah gagasan serta mengorganisasikannya dalam bentuk
jalinan kata-kata indah yang penuh makna.
Puisi adalah bentuk kesusastraan paling tua (Waluyo, 2005 : 1). Dalam
bukunya yang lain, beliau mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi
yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Altrenbernd puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat
penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the
interpretive dramatization of experience in metrical language). Maksud
pengertian di atas adalah bahwa pendramaan di sini adalah orang penyair
mengubah atau menceritakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang
terstruktur. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman yang menyedihkan,
menyenangkan, dan Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah
kata- kata yang terindah dalam sususnan yang terindah. Dari pengertian
tersebut bahwa puisi di buat seindah mungkin baik dilihat dari bahasa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
susunan dan keindahan secara umum. Carlyle berkata, puisi merupakan
pemikiran yang bersifat musical yaitu irama, bunyi, yang ada dalam puisi
tersebut serasi dan mempergunakan oekestasi bunyi (dalam Pradopo, 2005:6).
Hudson (dalam Kasnadi, 2008: 7 ) berpendapat bahwa puisi adalah salah
satu cabang sastra yang menggunkan kata-kata sebagai medium penyampaian
untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang
menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Menurut pendapat para ahli tersebut menyatakan bahwa puisi adalah karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan dan kegiatan yang mutlak ditentukan
oleh kreativitas seseorang sehingga tercipta kata- kata yang membuahkan
ilusi, imajinasi yang disusun dan tertata dengan indah.
d. Unsur-Unsur Puisi
Yang termasuk hakikat puisi atau struktur batin puisi antara lain: (1) tema
(sense); (2) perasaan (feeling); nada dan suasana (tone); dan (4) amanat. Untuk
lebih jelasnya, dapat dipahami melalui uraian di bawah ini:
1) Tema (sense)
Tema atau sense adalah pokok persoalan (subject metter) yang dikemukakan
oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh
pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus
menebak atau mencari-cari, menafsirkan).
Herman J. Waluyo (2005: 17-36) menjelaskan macam-macam tema
yang sering digunakan dalam puisi, diantaranya:
a) Tema ketuhanan, yaitu puisi-puisi yang mengungkapkan
kebesaran Tuhan, kekuasaan Tuhan, keinginan yang disampaikan
kepada Tuhan dan sebagainya;
b) Tema kemanusiaan, yaitu puisi yang menceritakan tentang harkat
dan martabat manusia;
c) Tema patriotisme, yaitu puisi yang menggambarkan perjuangan
buat bangsa dan tanah air;
d) Tema cinta tanah air, yaitu puisi yang menggambarkan rasa
kecintaan terhadap bangsa dan tanah air;
e) Tema cinta kasih antara pria dan wanita;
f) Tema kerakyatan atau demokrasi yaitu puisi yang berisi
pembelaan terhadap nasib rakyat;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
g) Tema keadilan sosial (protes sosial), puisi yang menuntut keadilan
bagi kaum-kaum yang tertindas;
h) Tema pendidikan (budi pekerti), yaitu puisi yang berisi nasihat;
i) Tema-tema lain.
2) Perasaan (felling)
Feeling adalah sikap penyair terhadap persoalan yang dikemukakan
dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda
dalam menghadapi suatu persoalan.
3) Nada dan Suasana (tone)
Yang dimaksud nada adalah sikap penyair terhadap pembaca atau
penikmat karyanya. Terhadap pembaca, penyair dapat bersikap rendah
hati, angkuh, persuasif, atau sugestif. Dalam menulis puisi, terkadang
penyair menghendaki puisi tersebut dibawakan dengan irama mengejek,
menggurui, menasehati, dan sebagainya.
4) Amanat/tujuan/maksud (itention)
Pesan yang dapat disampaikn melalui puisi walaupun secara tidak
langsung. Amanat juga dapat diartikan sebagai tujuan penyair dalam
menciptakan puisi, meskipun kadang- kdang tujuan tersebut tidak
disadari.
Metode atau struktur fisik puisi terdiri dari diksi, pengimajian, kata
konkret, bahasa figuratif, verifikasi, tipografi :
1) Diksi
Tarigan (2006: 29) berpendapat bahwa kata-kata yang digunakan dalam
dunia persajakan tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi
lebih cenderung pada makna konotatif. Konotasi atau nilai kata inilah yang
justru lebih banyak memberi efek pada para penikmatnya. Artinya, makna
konotasi lebih memberikan nuansa yang berbeda pada karya sastra khususnya
puisi, karena dengan makna konotatif puisi akan menjadi inda
2) Pengimajian
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji, suara (auditif), imaji penglihatan
(visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang di
alami penyair.
3) Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat di tangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata- kata ini berhubungan dengan kiasan
atau lambang. Misal konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan
tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan. J. Waluyo (2005: 83)
menambahkan bahwa setiap penyair berusaha mengkonkritkan hal yang ingin
dikemukakan agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang
dimaksudnya. Cara yang digunakan oleh penyair yang satu dengan yang
lainnya. Pengkonkretan kata ini erat hubungannya dengan pengimajinasian,
perlambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu memanfaatkan gaya bahasa untuk
memperjelas apa yang ingin dikemukakan.
4) Bahasa Figuratif (majas)
Dalam Pradopo (2005: 62) bahasa kiasan ada bermacam-macam, namun
meskipun bermacam-macam, mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu
bahasa-bahasa kiasan tersebut mempertalikan sesuatu dengan cara
menghubungkannya dengan sesuatu yang lain.
Jenis-jenis gaya bahasa yang biasa digunakan dalam puisi antara lain:
a) Perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal
dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti
bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana dan sebagainya.
b) Metafora, yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal
lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding.
c) Perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan
atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya
dalam kalimat berturut-turut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d) Personifikasi, yaitu kiasan yang mempersamakan benda dengan
manusia, seolah-olah benda mati dapat berbuat dan berpikir seperti
manusia.
e) Metonimia yaitu kiasan pengganti nama.
f) Sinekdoke yaitu bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang
penting untuk benda itu sendiri.
5) Versifikasi (rima, ritma, metrum)
Rima adalah perulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk
menambah keindahan suatu puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang
cerah, ringan, dan mampu menciptakan suasana kegembiraan atau
kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula
bunyi-bunyi yang berat, menekan dan membawa suasana kesedihan. Bunyi
semacam ini disebut cacophony.
6) Tata Wajah (tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam
membedakan puisi dengan prosa, fiksi dan drama. Karena itu pembeda yang
sangat penting. Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi
yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan di akhiri dengan tanda
titik. Hal- hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
e. Pembelajaran Menulis Puisi di SD
Kompetensi Dasar (KD) dalam Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Standar Kompetensi
(SK) tersebut terdapat dalam aspek menulis. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra yang
diajarkan di sekolah.
Mengenai kurikulum, SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo telah menerapkan
KTSP. Di dalam silabus kelas V terdapat salah satu materi tentang pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menulis puisi. Untuk lebih jelasnya standar kompetensi dan kompetensi dasar
pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Puisi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8.Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
8.3.Menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat
f. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan
hasil) dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria
(Suwandi, 2009:15). Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan
dengan objek penelitian yang dilakukan.
Untuk mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari nilai
(baik proses maupun hasil) yang dicapai oleh siswa. Oleh karenanya, diperlukan
penilaian yang sesuai dan dapat mengukur hal tersebut.
1) Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap juga
merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang.
Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Nurgiyantoro (2010 : 57 ) menyatakan bahwa tes kesastraan (termasuk
puisi) mencakup tes kognitif, tes afektif, dan tes psikomotorik. Tes kognitif
berhubungan dengan kemampuan proses berfikir. Ranah afektif berhubungan
dengan sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini seseorang.
Suwandi (2009: 80-81) mengungkapkan bahwa secara umum objek/ sikap
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap
terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respon), dan sikap terhadap proses
pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi).
Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pda Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Penilaian Proses Pembelajaran
No. Nama
Siswa
Keaktifan
Siswa selama
apersepsi
Minat dan
motivasi siswa
saat mengikuti
kegiatan
pembelajaran
Keaktifan dan
perhatian saat
guru
menyampaikan
materi
Skor Nilai Ket
(Diadaptasi dari Suwandi, 2009:130)
1) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut:
1= sangat kurang
2= kurang
3= cukup
4= baik
5= sangat baik
2) Menghitung Nilai
Keterangan :
skor maksimal = sikap yang di nilai x poin penilaian
= 3 x 5
= 15
Nilai = × 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1) Nilai = 10-29 sangat kurang (4) Nilai = 70-89 baik
(2) Nilai = 30-49 kurang (5) Nilai = 90-100 sangat baik
(3) Nilai = 50-69 cukup
1) Keaktifan siswa selama apersepsi
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi (sangat aktif
merespon penjelasan atau pertanyaan yang diberikan guru saat
apersepsi).
Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (aktif merespon penjelasan atau
pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif selama apersepsi (cukup merespon penjelasan
atau pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif selama apersepsi (kurang merespon penjelasan
atau pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 1 : Jika siswa sangat kurang aktif selama apersepsi (sama sekali tidak
mau merespon penjelasan atau pertanyaan yang diberikan guru saat
apersepsi).
2) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran
Skor 5 : Jika siswa tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, sangat
bersemangat dalam mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).
Skor 4 : Jika siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, bersemangat dalam
mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).
Skor 3 : Jika siswa cukup antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, cukup bersemangat
dalam mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).
Skor 2 : Jika siswa kurang antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran (bosan, mengantuk, kurang bersemangat dalam
mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Skor 1 : Jika siswa tampak tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran (bosan, mengantuk, tidak bersemangat dalam
mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).
3) Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi
Skor 5 : Jika siswa sangat aktif memperhatikan guru saat menyampaikan
materi dan aktif bertanya, menjawab, berkelompok, berdiskusi,
memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 4 : Jika siswa aktif memperhatikan guru saat menyampaikan materi dan
aktif bertanya, menjawab, berkelompok, berdiskusi, memberikan
tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif memperhatikan guru saat menyampaikan
materi dan sesekali bertanya, menjawab, berkelompok, serta
memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru
menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab,
berkelompok, berdiskusi, memberikan tanggapan.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat menyampaikan
materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti berbicara atau membuat
gaduh).
2) Penilaian Hasil Pembelajaran
Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian
hasil pemebelajaran menulis puisi sebagai berikut.
Tabel 3. Penilaian Hasil Pembelajaran
No. Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai Skor Nilai
Kesesuaian gagasan
atau ide dengan
tema
Ketepatan
penggunanan
diksi
Penggunaan
rima
Kesesuaian
isi dengan
tema
( Diadaptasi dari Suwandi, 2009: 129)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Tabel 4. Pedoman Peskroran
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Kesesuaian pengungkapan gagasan/ide yang baik
Pengungkapan gagasan baik dan dapat dipahami
Pengungkapan gagasan cukup-baik dan cukup dan dapat dipahami
Pengungkapan gagasan kurang baik dan kurang dapat dipahami
Belum dapat mengungkapkan gagasan secara jelas (pengungkapan
gagasan sama sekali tidak baik)
Skor 1-4
4
3
2
1
2. Diksi
Penggunaan kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat
mengekspresikan perasaan dengan baik
Penggunaan kata-kata yang digunakan padat, singkat dan cukup
dapat mengekspresikan perasaan
Penggunaan kata-kata yang digunakan kurang mampu
mengekspresikan perasaan
Penggunaan kata-kata yang digunakan sama sekali tidak dapat
mengekspresikan perasaan
Skor 1-4
4
3
2
1
3. Rima
Banyak terdapat perulangan bunyi sehingga mampu menimbulkan
efek keindahan dengan sangt baik
Terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek keindahan sudah
cukup terasa
Sedikit sekali perulangan bunyi yang digunakan sehingga efek
keindahan kurang terasa
Tidak terdapat perulangan bunyi sehingga sama sekali tidak
menimbulkan efek keindahan
Skor 1-4
4
3
2
1
4. Kesesuaian isi dengan tema
Isi puisi sesuai dengan tema yang ditentukan
Isi puisi cukup sesuai dengan tema yang ditentukan
Isi puisi kurang sesuai dengan tema yang ditentukan
Isi puisi tidak sesuai dengan tema yang ditentukan
Skor 1-4
4
3
2
1
JUMLAH MAKSIMAL 16
(Diadaptasi dari Suwandi, 2009:130-131)
Nilai = × 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Slavin (2005 : 103) pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal
terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan
tidak dangkal kepada siswa dari latar belakang etnik yang berbeda.
Johnson dalam (Isjoni 2011: 15-16) mengemukakan, “ Cooperanon
means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities
individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.
Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students
to work together to maximize their own and each other as learning”.
Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung arti
bekerja bersama mencapai tujuan bersamam. Dalam kegiatan kooperatif, siswa
mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar
kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar
mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative
learning di desain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam
kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.
Hwang G.J Yin, P.Y, Hwang C.W & Tsai, C, C (2008 : 1) menyatakan
bahwa “cooperative learning is known to be an affective educational strategy in
enhancing the learning performance of students. the goal of a cooperative
learning group is to maximize all members" learning afficacy. the is accomplished
via promoting each other's success, through assisting, sharing, mentoring,
explaining, and encouragement”.
Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran kooperatif dikenal sebagai
strategi pendidikan afektif dalam meningkatkan kinerja belajar siswa. Tujuan dari
kelompok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan semua anggota
belajar, ini dicapai melalui mempromosikan keberhasilan masing-masing, melalui
membantu, berbagi, mentoring, menjelaskan, dan dorongan.
Menurut Isjoni (2011:16-17) Cooperative learning suatu tipe
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain, siswa agresif dan tidak peduli dengan orang lain.
Tipe pembelajaran ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan berbagai usia. Ada empat dasar komponen pembelajaran kooperatif antara
lain :
1) Dalam pembelajaran kooperatif, semua anggota kelompok perlu
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas.
2) Kelompok pembelajaran kooperatif seharusnya heterogen.
3) Aktivitas – aktivitas pembelajaran kooperatif perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga setiap siswa berkontribusi kepada kelompok dapat dinilai
atas dasar kinerjanya.
4) Tim pembelajaran kooperatif perlu mengetahui tujuan akademik maupun
sosial atau sutu pelajaran.
Sumaryati (2010 : 133) mengatakan bahwa kooperatif mempunyai
manfaat kognitif dan afektif, secara kognitif adalah setiap siswa lebih
dapatmengerti dan memamahami materi pelajaran dengan bantuan sesama
anggota kelompok dan secara afektif adalah siswa dapat melatih diri untuk bekerja
sama dab berbagi dengan orang lain.
b. Keterampilan yang Dipelajari Selama Pembelajaran Kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, ada keterampilan yang berfungsi untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Menurut Ludgren (dalam Isjoni, 2009:
46-48) bahwa keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut:
Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
1) Menggunakan kesepakatan, yang dimaksud dengan mennggunakan
kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk
meningkatkann hubungan kerja dalam kelompok.
2) Menghargai kontribusi, menghargai berarti memperhatikan atau
mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini
berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang
diberikan itu ditunjukan terhadap ide dan tidak individu.
3) Mengambil giliran dan berbagai tugas
Menurut Lie (2008 : 38-53) ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan
dalam pengelompokan kelas model cooperative learning, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Pengelompokan
Demi kemudahan guru sering membagi siswa dalam kelompok-
kelompok homogeny berdasarkan prestasi belajar mereka. Praktik ini
dikenal dengan ability grouping dan telah banyak disoroti oleh pakar dan
peneliti dewasa ini.
2) Semangat gotong royong
Dalam proses pembelajaran ini, agar berjalan secara efektif maka
semua anggota kelompok hendaknya mempunyai semangat gotong
royong yaitu dengan caraa membina niat dan semangat dalam bekerja
sama.
c. Pengertian Learning Together
Learning together salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Learning
together memfokuskan pada hasil kinerja kelompok dan memberikan
penghargaan kepada kelompok di dasarkan pada pembelajaaran individual semua
anggota kelompok. Sehingga dalam Learning together menuntut semua anggota
kelompok untuk berpartisipasi serta mengeluarkan pendapat masing- masing
anggota.
Menurut Johnson, Johnson, Holubec, dan Roy (dalam Slavin: 2005 : 250-
251) metode-metode mereka menekankan pada empat unsur:
1) Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok yang
beranggotakan empat sampai lima orang.
2) Interdependensi positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai
tujuan kelompok.
3) Tanggung jawab individual : Para siswa harus memperlihatkan bahwa
mereka secara individual telah menguasai materinya.
4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajar
mengenai sarana- sarana yang efektif untuk bekerja sama dan
mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam
mencapai tujuan mereka.
Dalam hal penggunaaan kelompok pembelajaran heterogen dan
penekanan terhadap interdepensi positif, serta tanggung jawab individual metode-
metode Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti
perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok dan menilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim
ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya. Menurut Fauzan
(2012) Sintaks model pembelajaran learning together :
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa.
2) Menyajikan informasi kepada siswa tentang materi pembelajaran.
3) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
4) Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan
tugas.
5) Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan atau
mempresentasikan hasil kerjanya.
6) Memberikan penghargaan pada hasil belajar siswa, baik individu atau
kelompok.
d. Kelebihan dan kelemahan model learning together
1) Kelebihan
a) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi
bahan diskusi oleh guru.
b) Meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok dengan prinsip
belajar bersama (learning together).
c) Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
d) Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai
motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.
e) Siswa lebih kreatif karena pembelajarannya menggunakan
pendekatan salingtemas yaitu keterkaitan antara teknologi, sains,
lingkungan, dan masyarakat.
2) Kelemahan
a) Memakan waktu cukup lama dan sedikit membosankan.
b) Tidak dapat melihat kemampuan tiap-tiap siswa karena mereka
bekerja dalam kelompok.
e. Penerapan Pemebelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dalam
Pembelajaran Menulis Puisi
1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan topik,
bahan pelajaran dan tujuan pembelajaran pada hari itu yaitu menulis puisi.
2. Guru menjelaskan kepada siswa cara membuat puisi dan cara
mengekspresikan imajinasi ke dalam sebuah puisi, guru mengulangi
sampai siswa mengerti dan paham.
3. Guru menyiapkan soal atau tugas yang ditulis di papan tulis yaitu
membuat sebuah puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Siswa dibagi kedalam kelompok yang berjumlah 4 sampai 5 orang siswa
tiap kelompok.
5. Guru kemudian memberikan selembar kertas kepada masing- masing
kelompok siswa.
6. Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar
pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga
membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.
7. Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk
menanyakan kesulitan siswa.
8. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru.
9. Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan
aturan membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke
depan untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan
memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.
B. Penelitian Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan antara lain :
Penelitian yang dilakukan oleh Dhiastuti yang berjudul “ Peningkatan
Pembelajaran Menulis Puisi dengan Tipe Pembelajaran Quatum Learning Pada
Siswa Kelas V-C di Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten Tahun Ajaran 2009/2010”.
Dalam penetian tersebut menunjukan adanya persamaan dalam tujuan yaitu yang
pertama, untuk meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran puisi. Kedua
untuk meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi, namun
dalam penelitian ini menggunakan tipe pembelajaran Quantum Learning
sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif. Dapat diketahui dari
hasil penelitian ini bahwa peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi
yang meliputi : (1) Peningkatan proses ditandai dengan meningkatnya : (a) jumlah
siswa yang menunjukan keaktifan dan perhatian saat mengikuti pelajaran ; (b)
jumlah siswa yang menunjukan minat dan motivasi saat pelajaran; (2)
Peningkatan kualitas hasil menulis puisi yang mencapai batas ketuntasan yaitu (a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
siklus I sebesar 45 % atau 19 siswa, (b) siklus II sebesar 67 % atau 28 siswa, dan
(c) siklus III sebanyak 90% atau 38 siswa. Dalam penelitian ini belum adanya
penilaian pada apersepsi, sementara apersepsi tersebut sebagai gambaran awal
bagaimana siswa dalam menerima pelajaran.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Munirul, Tesis (2009) dengan
judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN
Teguhan 2 Kecamatan Paron Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Tahun Pelajaran 2008/2009”. Penelitian juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan peneliti, sama-sama berupaya meningkatkan keterampilan menulis
puisi. Namun, penelitian tersebut menggunakan tipe pembelajaran berbasis
masalah, sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif. Hasil
penelitian menunjukkan (1) penggunaan tipe Pembelajaran Berbasis Masalah
dapat dilaksanakan dengan baik, serta (2) penggunaan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi,
baik dari segi proses maupun dari segi produk pada tahap penemuan ide,
penulisan, dan penyajian. Dari segi proses, pembelajaran menulis puisi pada tahap
penemuan ide dapat meningkatkan: motivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran sehingga siswa menjadi bersemangat dan aktif mengikuti setiap
langkah kegiatan pembelajaran, kreativitas dan keantusiasan siswa dalam
pembelajaran menulis puisi, keantusiasan dan kreativitas siswa dalam menemukan
sendiri ide puisi yang bersumber dari pengamatan. Dari segi produk, penerapan
model ini pada tahap penemuan ide dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam: memahami unsur-unsur dan pola penulisan puisi deskriptif, menemukan
ide yang berasal dari pengamatan, dan mendeskripsikan objek pengamatan sesuai
dengan pola puisi yang dipilih. Dalam penelitian ini tidak disebutkan secara rinci
hasil produk yang di kerjakan siswa , tidak adanya pembatasan nilai dan tidak
digambarkan seberapa besar hasil mulai dari kondisi awal sampai siklus
selanjutnya.
Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Kurnianingsih dengan judul “
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share dan model Number
Heads Together Terhadap Keterampilan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Siswa VII SMP Negeri 2 Jatiroto”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
(1) ada tidaknya perbedaan pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share dan model Number Heads Together terhadap keterampilan kognitif
siswa, (2) ada tidaknya perbedaan pengaruh antara motivasi belajar kategori tinggi
dan rendah terhadap keterampilan kognitif siswa, (3) ada tidaknya interaksi antara
penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap keterampilan
kognitif siswa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran
kooperatif model Think Pair Share dan tipe Number Heads Together terhadap
keterampilan kognitif siswa. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif , namun
dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran model think pair share, jika
peneliti menggunakan tipe learning together.
Penelitian yang dilakukan oleh Hayatun, Tesis (2009) yang berjudul “
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Strategi
Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3
Punduhsari”. Hasil penelitian adalah 1) Penggunaan strategi kooperatif learning
jigsaw dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran menulis siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri 3 Punduhsari. 2) Penggunaan strategi kooperatif learning
dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3
Punduhsari. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif lerning – Jigsaw ternyata
mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis/mengarang. Hal
initerindikasi adanya peningkatan jumlas siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari siklus I hingga siklus III. Disamping itu juga adanya peningkatan nilai
rata- rata keterampilan menulis narasi dari siklus I hingga siklus III. Siklus I
jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa (55 %) dan nilai rata-ratanya adalah
66.63, Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa (87,50%). Dan
nilai rata- rata mencapai 67,18. Sehingga dilanjutkan tindakan siklus III. Hasilnya
cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas sudah mencapai 39 siswa (97,
50%), dan nilai rata- rata mencapai 67,18. Sehingga dilanjutkan tindakan siklus
III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas sudah mencapai 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
siswa (97,50%), dan reratnanya mencapai 69,82. Dalam penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama- sama menggunakan
pembelajaran kooperatif, namun dalam penelitian tersebut subyeknya adalah
menulis narasi sedangkan peneliti mengambil keterampilan menulis puisi. Dalam
penelitian tersebut hanya menekankan kualitas hasil yang dicapai siswa sedangkan
kualitas proses hanya dinilai dan penilaian kurang jelas, sementara kualitas proses
dan kualitas hasil harus dikombinasikan agar keduanya bisa mempengaruhi proses
keterampilan menulis puisi.
C. Kerangka Berpikir
Siswa memerlukan keterampilan di sekolah maupun di masyarakat
karena menulis itu suatu keterampilan yang penting. Salah satu keterampilan yang
di ajarkan di sekolah adalah menulis puisi.
Pembelajaran menulis puisi yang masih kurang efektif ditemukan di SD
Negeri Mranggen 03 Sukoharjo, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti
pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi proses hasil
keterampilan menulis puisi dan hasilnya masih rendah. Guru harus mengubah cara
mengajar yang masih menggunakan model pembelajaran yang belum tepat dan
inovatif dalam proses pembelajaran puisi sehingga perlu menerapkan tipe
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
menulis puisi agar kualitas hasil juga akan meningkat.
Selain siswa yang kurang berminat, pembelajaran menulis puisi juga
dinilai kurang berhasil karena belum mampu mengarahkan siswa untuk lebih
imajinatif dalam kegiatan penulisan. Hal ini rendahnya kualitas pembelajaran
menulis puisi banyak disebabkan karena siswa kesulitan untuk memunculkan ide
dan menentukan pilihan kata sehingga berakibat rendahnya nilai siswa dalam
pembelajaran menulis puisi. Sehingga dengan tipe pembelajaran kooperatif tipe
learning together dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis
puisi, siswa akan bersemangat dengan adanya diskusi kelompok, salin bertukar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pendapat dan tiap anggota mempunyai hak yang sama untuk mengutarakan
pendapatnya, sehingga siswa lebih mudah dalam pembelajarn menulis puisi.
Gambar I : Bagan Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
a) Guru tidak melaksanakan RPP sebagai pedoman
pembelajaran, RPP hanya digunakan sebagai
kelengkapan administrasi dan RPP belum sesuai
dengan RPP berrkarakter yang digunakan saat
ini.
b) Sistim evaluasi yang dilakukan guru kurang
maksimal, teori yang diberikan hanya sedikit
sehingga siswa masih merasa kebingungan saat
praktek mengerjakan tugas..
c) Pengembangan materi dalam pembelajaran
kurang meluas sehingga siswa hanya tertuju pada
satu contoh yang diberikan oleh guru.
d) Guru masih menggunakan model pembelajaran
yang belum tepat dan inovatif dalam proses
pembelajaran puisi
e) Penilaian belum sesuai pedoman pada RPP
- Kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran menulis puisi
- Kesulitan untuk memunculkan
ide dan sulit memilih kata
- Rendahnya nilai siswa dalam
pembelajaran menulis puisi
Pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe learning
together
Meningkatkan kinerja guru saat proses
pembelajaran menulis puisi dan
penggunaan model pembelajaran serta
penggunaaan RPP secara optimal
siswa akan bersemangat dengan
adanya diskusi kelompok, salin
bertukar pendapat dan hasil
pembelajaran menulis puisi meningkat
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning
together dapat meningkatkan keterampilan menualis puisi pada
siswa kelas V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi sehingga dapat
meningkatkan kualitas menulis puisi. Dengan demikian, dapat dirumuskan
hipotesis bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V di
Sekolah Dasar Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Mranggen 03 Sukoharjo. Kelas yang
digunakan untuk penelitian tindakan kelas yakni kelas V. Pemilihan penelitian ini
berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain: pertama, dekat dengan tempat
tinggal peneliti sehingga mengetahui betul situasi dan kondisi sekolah. Kedua,
peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan sekolah, khususnya
guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan
Februari, Maret, April, Mei, Juni 2012.Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Bulan
Feb Mar Ap Mei Jun
1 Persiapan survei awal sampai
penyusunan proposal
2 Revisi proposal
3 Siklus I
a. perencanaan
b.pelaksanaan tindakan
c. observasi
d. refleksi
4 Siklus II
a. perencanaan
b.pelaksanaan tindakan
c. observasi
d. refleksi
5 Pengumpulan data
6 Analisis Data
7 Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Mranggen 03 Sukoharjo. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 8
siswa putri dan 18 siswa putra serta guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pemilihan subjek didasarkan atas keterampilan menulis puisi siswa
yang dinilai masih rendah dibandingkan dengan kelas yang lain.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif. Kegaiatan penelitian
berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh gurudalam proses belajar
mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan
ditundaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur
(Suwandi, 2011: 12).
Langkah-langkah pelaksanaan PTK dilaksanakan melalui lima tahap,
yaitu: hipotesis tindakan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan interpretasi, dan analisis dan refleksi tindakan. Strategi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data berbentuk lisan dan tertulis, dan
bukan data-data yang berupa angka-angka. Data yang sudah diperoleh
dideskripsikan kemudian disimpulkan. Strategi ini bertujuan untuk
menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Peneliti memberikan
gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta
hasil penelitian dalam data tertulis
D. Data dan sumber Data
Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan
pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut
meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Tempat dan peristiwa
Sumber data penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis puisi
yang berlangsung dikelas V SD Negeri 03 Sukoharjo dan dialami oleh siswa kelas
V SD N Mranggen 03 Sukoharjo.
2. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa dan sastra Indonesia
serta siswa kelas V SD Mranggen 03 yang berjumlah 26 anak. Peneliti mengambil
informasi dari informan sejumlah tiga orang di antaranya Bapak Mugiharjo selaku
guru kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo dan pengambilan data pada
tanggal 29 Februari 2012( lihat lampiran 11 halaman 99) dan dua orang siswa
yang terdiri dari satu siswa putra yang bernama Alif Ikhsantono dan satu siswa
putri yang bernama Laila Destina Ayu Santosa pengambilan data juga
dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Dari hasil wawancara dengan bapak
Mugiharjo, beliau mengatakan jika dalam pembelajaran menulis puisi masih
menggunakan metode ceramah serta penugasan dan kendala yang dihadapi siswa
belum dapat bekerja secara mandiri sehingga keadaan kelas menjadi tidak
kondusif. Informasi yang diperoleh dari siswa yang bernama Alif Ikhsantono juga
mengatakan bahwa jika mengikuti pembelajaran menulis sangat bosan karena
sulit mengerjakan sehingga belum dapat mengerjakan sendiri, sedangkan Laila
Destina Ayu Santosa juga mengatakan kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi dikarenakan merasa jenuh dengan metode yang
digunakan guru yaitu metode ceramah. (Lihat hasil wawancara lampiran 12
halaman 101 dan lampiran 13 halaman 103)
3. Dokumen
Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (lihat silabus
lampiran 2 hal:82), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lihat lampiran 14
halaman 105), Daftar nilai siswa kelas V pada mata pelajaran menulis puisi,
digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa sebelum dilakukan tindakan (liat
hasil nilai siswa lampiran 17 halamam 116)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
E. Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang diterapkan sebagai alat mengumpulkan
data, yaitu:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dan siswa. Salah satu teknik
pengumpulan data adalah observasi dengan memahami apa yang diteliti
(Wiraatmadja, 2007:104)
Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD N Mranggen 03 Sukoharjo
yang berjumlah 26 siswa untuk mengetahui minat dan perhatiannya selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
learning together. Pengamatan ini dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 ketika
guru sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pengamatan dilakukan oleh
peneliti dengan mengambil posisi tempat duduk paling belakang. Dalam posisi
itu, peneliti dapat leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
siswa dan guru kelas. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dalam pokok bahasan
menulis puisi. Pengamatan terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru
dalam menjelaskan pembelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan
balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu
pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan
menanggapi pertanyaan dari guru serta keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas,
dan sebagainya. ( lihat catatan lapangan lampiran 15 halaman 109)
2. Wawancara mendalam (indept interview)
Denzin (dalam Rochiati Wiraatmadja, 2007: 117) wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu. Tehnik ini akan digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
pelaksanaan pembelajaran menulus puisi di dalam kelas. Penelitian mencari tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis puisi siswa.
Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru, dan informan lain. Wawancara yang
dilakukan mencoba mencari pangkal permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan
guru dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas, baik permasalahan yang
ditimbulkan dari faktor guru, siswa, ataupun faktor lainnya.
Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V yaitu Bapak Mugiharjo (
lihat lampiran 11 halaman 98), wawancara terhadap siswa diwakilli oleh siswa
yang bernama Alif Ikhsantono dan Laila Destina Ayu Santosa (Lihat hasil
wawancara lampiran 12 halaman 101 dan lampiran 13 halaman 103) . Wawancara
dilakukan di dalam ruang kelas V. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menggali
informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan pembelajaran menulis
puisi di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Dari hasil wawancara dengan
bapak Mugiharjo, beliau mengatakan jika dalam pembelajaran menulis puisi
masih menggunakan metode ceramah serta penugasan dan kendala yang dihadapi
siswa belum dapat bekerja secara mandiri sehingga keadaan kelas menjadi tidak
kondusif. Informasi yang diperoleh dari siswa yang bernama Alif Ikhsantono juga
mengatakan bahwa jika mengikuti pembelajaran menulis sangat bosan karena
sulit mengerjakan sehingga belum dapat mengerjakan sendiri, sedangkan Laila
Destina Ayu Santosa juga mengatakan kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi dikarenakan merasa jenuh dengan metode yang
digunakan guru yaitu metode ceramah. Wawancara guru dan siswa dilakukan
setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran
menulis puisi. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen
yang telah dilakukan kemudian diidentifikasi permasalahan- permasalahan yang
berhubungan dengan pembelajaran menulis puisi serta faktor- faktor
penyebabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Tes atau pemberian tugas
Pemberian tes pada siswa kelas V SD N Mranggen 03 Sukoharjo
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh keterampilan yang diperoleh siswa
setelah kegiatan pembelajaran tindakan.Tes yang diberikan kepada siswa, yakni
tes tertulis (menulis puisi dengan tema tertentu). Burhan Nurgiyantoro (2009: 161)
di dalam pengajaran bahasa, tes kebahasaan merupakan salah satu hal yang kruisal
dan wajib dilakukan. (lihat hasil kerja siswa lampiran 28 halaman 161)
4. Analisis dokumen
Tehnik ini dilakukan dengan cara menganalisis dokumen yang ada, yaitu
hasil kerja siswa dalam kegiatan menulis puisi berupa karya-karya puisi,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Rencana pembelajaran, lembar
hasil observasi, daftar nilai, serta hasil wawancara. Analisis dokumen dilakukan
untuk mengetahui profil kemampuan siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo terhadap pembelajaran menulis puisi.
F. Uji Validitas Data
Validitas data diuji dengan tehnik:
1. Triangulasi metode
Triangulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil
observasi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Observasi
dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang diikuti oleh
semua siswa. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya
apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan
sebagai sumber lain. (Sutopo, 2006 : 93-96).
Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi
dengan hasil data yang diperoleh dari hasil wawancara.
2. Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan data yang sama atau
sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda. (Sutopo, 2006 : 93-96).
Triangulasi sumber data digunakan peneliti untuk menguji kebenaran data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
diperoleh dari suatu informan dengan informan lain. Wawancara dilaksanakan di
ruang kelas V pada tanggal 29 Februari 2012. Pengambilan data wawancara
berasal dari tiga informan yaitu Bapak Mugiharjo sebagai guru kelas V dan dua
orang siswa yang bernama Alif ikhsantono, Laila Destina Ayu Santosa
G. Analisis Data
Setelah diperoleh data-data terkait, langkah selanjutnya adalah analisis
data yang ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Analisis data
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, taparan data,
dan penyimpulan hasil analisis.
a. Reduksi data, yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi
pengelompokkan dan pengorganisasian data mentah menjadi informasi
bermakna.
b. Taparan data, yaitu suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah
dipahami dalam bentuk paparan naratif, grafik, atau bentuk lainnya.
c. Penyimpulan, yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang telah
diorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan
bermakna.
2. Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan
belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa
yang dilakukan selanjtnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah
selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari
awal sampai akhir. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tugas siklus,
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yang dilaksanakan yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus, peneliti mengadakan survey
awal untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
survey awal ini diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi, hal ini berdampak pada hasil nilai siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari segi guru, dalam
menyampaikan materi pelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, hal
ini menyebabkan siswa merasa bosan dan malas saat mengikuti pelajaran menulis
puisi.
Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti dan guru secara bersama-sama
menganalisis segala kelemahan yang muncul kemudian mencari solusi tersebut
dalam analisis berikutnya. Gambaran secara singkat mengenai tahap penelitian
yang dilaksanakan dilihat pada gambar berikut
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2 : Prosedur Penelitian
Permasalahan
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
data I
Refleksi I
Permasalahan
baru
hasil refleksi
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
data II
Refleksi II
Permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keterangan:
1. Siklus Pertama (Siklus I)
a. Rencana
1) Mencari data yang berhubungan dengan penggunaan model
pembelajaran tipe Learning Together
2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dan materi menulis puisi
dengan tema bebas
b. Tindakan
1) Guru memberi pengetahuan pada siswa mengenai pengertian puisi
serta langkah- langkah menulis puisi.
2) Memberikan pengetahuan tentang proses pembelajaran kooperatif
tipe Learning Together
3) Guru menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together dalam pembelajaran menulis puisi dengan tema
bebas.
c. Observasi
1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran materi menulis puisi
dengan penerapan pembelajaran koopertif tipe Learning Together
2) Pengamaatan terhadap kemampuan belajar siswa sebelum dan
sesudah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika tindakan
belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada
siklus II.
2. Siklus kedua (siklus II)
a. Rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1) Membaca sumber yang dapat membuat pembelajaran melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together lebih
memotivasi belajar, kreatif dan menimbulkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran menggunakan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan materi
menulis puisi dengan tema “ Guru”
b. Tindakan
1) Guru memberikan penjelasan mengenai cara menulis puisi dengan
baik dan benar.
2) Guru membimbing siswa secara berkelompok dalam menulis puisi
dengan menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together.
3) Pemantapan penggunaan pembelajaran koopertif tipe Learning
Together untuk mengetahui hambatan yang ada serta pemecahan
masalah.
c. Observasi
Melakukan observasi kembali terhadap proses pembelajaran
materi menulis puisi dengan penerapan pembelajaran tipe Learning
Together .
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan.
I. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kualitas guru saat proses pembelajaran menulis puisi, hasil observasi guru
harus menunjukan nilai di atas 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Keaktifan siswa ( kualitas proses), ditandai dengan timbulnya semangat, minat,
dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
3. Kemampuan siswa dalam menulis puisi (kualitas hasil) Siswa dikatakan
berhasil dalam menulis puisi jika mendapatkan nilai ≥ 65 dan siswa dinyatakan
tidak berhasil (belum lulus) jika mendapatkan nilai di bawah 65 (KKM yang
ditetapkan adalah ≥ 65)
Tabel 6. indikator ketercapaian pembelajaran
Aspek yang diukur Persentase Target
Capaian Siklus Akhir
Cara Mengukur
Aktif selama apersepsi
70% dari 26 siswa yaitu 19
siswa
Diamati saat pembelajaran
berlangsung, dihitung jumlah
siswa yang tampak aktif selama
apersepsi pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
Minat dan motivasi saat
mengikuti kegiatan
pembelajaran
70% dari 26 siswa yaitu 19
siswa
Diamati saat pembelajaran
berlangsung, dihitung jumlah
minat dan motivasi siswa yang
tampak saat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
Keaktifan dan perhatian saat
guru menyampaikan materi
70% dari 26 siswa yaitu 19
siswa
Diamati saat pembelajaran
berlangsung, dihitung jumlah
siswa yang tampak keaktifan
dan perhatian saat guru
menyampaikan materi dengan
menggunakan lembar observasi.
Mampu menulis puisi dengan
memperhatikan
pengungkapan gagasan/ ide,
diksi, rima, dan bahasa
kiasan mencapai nilai 65
keatas
70% dari 26 siswa yaitu 19
siswa
Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan puisi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai menulis puisi
sebesar 65 ke atas (nilai 65
merupakan nilai standar
ketuntasan mata pelajaran
Bahasa Indonesia).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti melakukan suatu
kegiatan pratindakan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Februari 2012 selama
2 jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukohajo.
Adapun urutan tindakan tersebut sebagai berikut:
1. Guru memberikan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan;
2. Guru menjelaskan mengenai materi menulis puisi dengan menggunakan
metode ceramah;
3. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah puisi dengan tema bebas.
4. Siswa mengerjakan tugas;
5. Siswa diminta membacakan hasil tulisan di depan kelas, tetapi siswa
belum berani maju di depan kelas;
6. Siswa mengumpulkan pekerjaan yang telah diselesaikannya.
Gambar 3 : situasi pembelajaran pada saat Pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dalam Pratindakan ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1)
mengamati proses pembelajaran menulis puisi di kelas V (observasi); (2)
wawancara dengan guru; dan (3) wawancara dengan siswa. Berdasarkan kegiatan
wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang
menjadi partner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti terhadap
kegiatan belajar mengajar kelas V yang dilaksanakan guru kelas diketahui bahwa
pembelajaran menulis puisi kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo masih
rendah,rendahnya kemampuan menulis ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor guru dan faktor siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari guru dapat
diketahui dari hasil wawancara dengan guru bahwa selama ini dalam
membelajarkan menulis puisi, Guru masih menggunakan model pembelajaran
yang belum tepat dan inovatif dalam proses pembelajaran puisi. Guru masih
terbiasa dengan metode lama dalam pembelajaran menulis puisi yaitu dengan
metode ceramah kemudian pemberian tugas secara individu.
Faktor yang kedua adalah dari siswa itu sendiri yaitu kurangnya minat
siswa dalam pembelajaran menulis puisi, kesulitan untuk memunculkan ide dan
sulit memilih kata yang menyebabkan rendahnya nilai siswa dalam pembelajaran
menulis puisi. Para siswa belum memiliki kebiasaan menulis yang baik. Mereka
masih sering melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kosentrasi dalam
memunculkan gagasan. Berdasarkan hasil pengamatan, banyak siswa yang masih
bertanya pada teman lainnya untuk menyusun kalimat, seharusnya menulis puisi
itu dilakukan sesuai dengan imajinasi dan gagasan dari masing- masing siswa,
kurangnya kosentrasi dalam mengerjakan tugas sehingga beberapa siswa yang
masih mengobrol dan bercanda dengan teman lainnya. Hal tersebut akan
mempengaruhi keterampilan menulis puisi itu sendiri. Hasil wawancara
pratindakan antara peneliti dengan guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 10 halaman 100, pada Lampiran11, halaman 102, dan pada
lampiran 12 halaman104
Dalam sistem pembelajaran selama ini, guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(secara teoretis). Ini dilakukan guru dengan cara menyampaikan materi secara
lisan pada siswa dan kemudian menulisnya di papan tulis. Hal ini membuat siswa
menjadi terlihat pasif karena hanya cenderung diam dan mendengarkan guru.
Guru juga tidak memberikan contoh bagaimana cara menulis puisi yang baik dan
benar. Oleh karena itu, metode pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai jika
digunakan, karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa khususnya
dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan
guru bahwa pembelajaran menulis puisi selama ini belum tepat dan inovatif.
Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung, interaksi antara guru dan
murid kurang dioptimalkan sehingga lebih sering hanya terjalin komunikasi satu
arah. Selain itu, pada saat mengajar guru lebih banyak berdiri pada satu titik (di
dekat papan tulis) sehingga kurang dapat menjangkau siswa secara keseluruhan.
Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi
keterampilan menulis Puisi. Guru mengajarakan materi keterampilan menulis
puisi hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang
bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah.
Kemudian guru memberikan contoh dalam bentuk lisan dan siswa langsung diberi
tugas menulis puisi.
Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif
dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran
yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang
supaya dapat mengamati jalannya pembelajaran secara keseluruhan. Berdasarkan
kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan
belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Sebelum mengajar, guru membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan
sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai
dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Pembuatan rencana
pembelajaran ini tidak melibatkan peneliti. Lebih jelasnya rencana
pelaksanaan pembelajaran pada pratindakan dapat dilihat pada Lampiran 13,
halaman 106.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Pada awal pembelajaran menulis puisi, guru mengemukakan apa yang akan
diajarakan pada hari itu kepada siswa. Sebelum menugasi siswa, guru terlebih
dahulu menjelaskan mengenai materi menulis puisi.
3. Guru menugasi siswa menulis puisi.
4. Guru menyuruh siswa membacakan hasil tulisannya di depan, tetapi siswa
tidak bersedia maju dan masih menunggu guru memanggil nama.
5. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlihat dalam kegiatan
pratindakan ini, yaitu:
a) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas menyebabkan kurang
dapat berinteraksi dengan siswa dan guru tidak menggunakan media
sehingga monoton dalam mengajar.
b) Guru tidak melaksanakan RPP sebagai pedoman pembelajaran, RPP
hanya digunakan sebagai kelengkapan administrasi dan RPP belum
sesuai dengan RPP berrkarakter yang digunakan saat ini.
c) Sistim evaluasi yang dilakukan guru kurang maksimal, teori yang
diberikan hanya sedikit sehingga siswa masih merasa kebingungan saat
praktek mengerjakan tugas..
d) Pengembangan materi dalam pembelajaran kurang meluas sehingga
siswa hanya tertuju pada satu contoh yang diberikan oleh guru.
e) Penilaian belum sesuai pedoman pada RPP
f) Metode yang digunakan guru masih kovensional dan belum efektif, yaitu
metode ceramah. Lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru dapat dilihat
pada Lampiran 15, halaman 114.
Kelemahan yang bersumber dari siswa, ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Siswa terlihat kurang aktif dan tidak berkosentrasi dalam pembelajaran.
b) Siswa jenuh dengan cara mengajar guru yang monoton.
c) Siswa sulit menemukan dan mengembangkan gagasan/ide.
d) Saat mengerjakan tugas siswa saling bertanya-tanya kepada teman, tetapi
tidak menanyakan kepada guru. Bahkan juga terdapat beberapa anak
yang masih mencontek atau melihat tugas temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Lebih jelasnya deskripsi jalannya kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada Lampiran 14, halaman 108. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran
tersebut, diperoleh gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar-mengajar berlangsung, yaitu berdasarkan hasil pekerjaan siswa,
diperoleh 12 (46,15%) siswa sudah dapat menulis puisi dengan baik, yaitu
mendapatkan nilai 65 sedangkan 14 (53,84%) siswa yang lain masih perlu
perbaikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami sepenuhnya tentang
menulis dan pada saat menulis siswa belum dapat menyesesuaikan antara tema
dengan isi, dan pemilihan diksi masih belum tepat. Lebih jelasnya penilaian hasil
menulis saat pratindakan dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 117.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis
dan refleksi sebagai berikut:
1. Guru perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran menulis puisi sehingga
dapat menarik perhatian siswa dan lebih menyenangkan. Jika dalam proses
pembelajaran siswa merasa antusias maka akan berpengaruh pad hasil kerja
siswa
2. Posisi guru tidak statis dan berdiri pada satu titik tempat saja. Guru juga harus
berkeliling memantau siswa khususnya siswa yang berada di belakang yang
biasanya cenderung tidak memperhatikan.
3. Guru harus mengajarkan siswa cara menulis yang baik, seperti memberikan
materi tentang menulis puisi. Jadi, sebelum menulis siswa dapat berimajinasi
sesuai dengan topik dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah puisi yang
baik.
4. Guru harus lebih mengembangkan materi dan perluasan teori. Sehingga siswa
mempunyai gagasan yang luas dari pengembangan materi yang diberikan
guru.
5. Guru perlu menggunakan RPP sebagai pedoman pembelajaran, agar evaluasi
tersusun dan terencana dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan pada survei awal yang dilakukan dari kegiatan pratindakan,
diketahui bahwa ada dua permasalahan utama yang menyebabkan siswa tidak
mencapai batas minimal ketuntasan belajar. Permasalahan pertama adalah sistem
pembelajaran belum tepat dan inovtif, sehingga menyebabkan siswa tidak aktif
dalam pembelajaran. Permasalahan kedua adalah kemampuan dan pemahaman
siswa dalam menulis puisi masih rendah.
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan I
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 di ruang
tamu SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo, guru kelas V dan peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan
dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012 dan Rabu 11 April 2011 (dua kali
pertemuan). Tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
Guru melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa dan peneliti
akan mengamati jalannya pembelajaran yang di kelas sebagai seorang partisipan
pasif. Agar dalam penyampaian pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat berjalan sesuai teknik yang
tepat, maka sebelum guru melaksanaklan tindakan di kelas, peneliti memberikan
penjelasan kepada guru tentang cara pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe learning together. Guru juga memberikan buku
berupa LKS sebagai bahan materi pembelajaran, karena hal ini dianggap baru dan
belum pernah dilaksanakan oleh guru pada kelas V. Peneliti mengusulkan
penerapan pembelajaran kooperatif, yaitu dengan penerapan tipe learning
together dalam pembelajaran menulis deskripsi serta menjelaskan penerapannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus pertama pertemuan pertama antara
lain:
1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan
semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan
memberikan pertanyaan yang lucu kepada siswa.
2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis puisi.
4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS.
5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa
dalam satu kelompok.
6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar
pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga
membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.
7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa
dijadikan inspirasi untuk menulis puisi.
8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.
9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan
membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan
untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.
10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama
dengan siswa.
Pembelajaran menulis puisi dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua tersebut dilaksanakan pada hari Rabu
11 April 2012 selama dua jam pelajaran. Teknik pembelajaran yang digunakan
tetap menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan kedua ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran
dan menumbuhkan semangat siswa untuk memulai pelajaran.
2) Guru meminta siswa untuk mengulangi pelajaran minggu lalu tentang
menulis puisi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru menyampaikan materi mengenai manfaat dari menulis puisi serta
langkah- langkah menulis puisi.
4) Guru meminta siswa untuk menulis puisi secara individu untuk mengambil
nilai.
5) Siswa bekerja secara mandiri dalam menyusun kata sehingga menjadi sebuah
puisi.
6) Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menanyakan
kesulitan siswa.
7) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru.
8) Guru memilih tiga pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan
aturan membuat puisi kemudian dipanggil ke depan untuk membacakan hasil
dan mendapat penghargaan tepuk tangan dari semua siswa.
b. Tindakan I
Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012
selama dua jam pelajaran (2 x 35menit) di ruang kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini, guru bertindak
sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya
pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan
semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa
siswa dan memberikan lelucon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
“Siapa yang suka menulis puisi?‟‟
3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis puisi.
4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS
yaitu puisi tentang coklat dan kupu-kupu.
5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa
dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar.
6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar
pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga
membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.
7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa
dijadikan inspirasi untuk menulis puisi, tempat yang dipilih siswa bebas asal
tidak keluar dari wilayah sekolah.
8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.
9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan
membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan
untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.
10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama
dengan siswa.
Tindakan I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2011
selama dua jam pelajaran (2x35 menit) di ruang kelas IV SD Negeri 2 Japanan.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih
dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa
untuk mengikuti pembelajaran.
3) Guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang
telah dibuat pada saat pratindakan.
4) Siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan
dengan seksama
5) Guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menyusun puisi
6) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan..
7) Selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk
menyusun sebuah puisi.
8) Guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan
meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya.
9) Siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang
telah ditulis secara individu.
10) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan.
Guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar.
11) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya.
12) Siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat.
13) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan
dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya.
14) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan dan guru
menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa.
c. Observasi I
Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas materi
pembelajaran menulis puisi. Kemudian siswa diberi tugas menulis puisi secara
individu untuk menulis puisi berdasarkan kerangka dan aturan yang sudah
dijelaskan oleh guru sebelumnya. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi
sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru.
Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) menulis puisi
dengan pembelajaran kooperatif tipe learning together, sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar, guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana
pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah
tersebut, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lebih
jelasnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada
Lampiran 20 halaman 124 dan lampiran 21 halaman 135.
2) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran kemampuan menulis puisi
dengan benar, yaitu dengan cara konseptual. Artinya, guru mengajar dengan
arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran, guru
dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan hari itu kepada siswa,
yaitu bagaimana menulis puisi. Selanjutnya, guru memberikan pengantar
tentang menulis puisi dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menulis puisi dengan memberikan contoh puisi.
3) Setelah penyampaian materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk
mengungkapkan gagasan dan menulisnya dalam bentuk tulisan. Siswa
diminta untuk bebas berekspresi dalam tulisan. Siswa diminta untuk membuat
puisi berdasarkan hal-hal penting yang telah ditulis sebelumnya. Pada
pertemuan pertama guru memberikan contoh puisi. Pada pertemuan
selanjutnya guru menugasi siswa untuk membuat puisi dan mengembangkan
menjadi beberapa bait puisi.
4) Pada saat siswa diberikan tugas untuk menyusun puisi terlihat siswa masih
mengalami kesulitan, meski guru telah memberikan contoh sebelumnya. Pada
pertemuan kedua siswa masih sering melihat pekerjaan temannya, meskipun
diperingatkan untuk mengerjakan sendiri .
5) Guru memotivasi siswa untuk membacakan hasil tulisan puisinya ke depan
kelas. Namun, masih banyak siswa yang belum berani untuk maju, kemudian
guru menunjuk beberapa siswa dan meminta siswa yang lain untuk
mencermati dan memberikan komentar serta masukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
6) Guru sudah memberikan umpan balik kepada siswa, tentang seberapa jauh
tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut disampaikan.
7) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terihat dalam kegiatan
tindakan ini, yaitu:
a) Pada saat menyampaikan materi, posisi guru kurang dapat memantau
siswa secara keseluruhan/ berada di titik tertentu (dekat meja guru),
sehingga masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan.
b) Guru terkesan masih agak kaku dan terlalu tegas dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat takut untuk
beraktualisasi.
c) Guru belum dapat membangkitkan semangat siswa secara optimal
khususnya untuk memberikan pendapat atau menanggapi. Stimulus
yang diberikan guru kurang direspons dengan baik oleh siswa. Lebih
jelasnya observasi kinerja guru dapat dilihat pada Lampiran 24,
halaman 154.
Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai
berikut:
a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka
lebih banyak bercanda dan mengobrol dengan temannya, bengong atau
tidak fokus dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh
guru.
b) Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran, hanya
beberapa siswa yang sudah tampak antusias dan sungguh-sungguh
dalam pembelajaran. Sebagian siswa masih terlihat kurang menikmati
pembelajaran.
c) Siswa masih kesulitan dalam membuat puisi, terbukti saat menyusun
kerangka karangan siswa masih bingung dan bertanya atau melihat
pekerjaan teman. Siswa masih belum dapat mengembangkan tulisan
menjadi sebuah puisi. Terlihat dari siswa yang saling bertanya satu
sama lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Lebih jelasnya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada
Lampiran 22, halaman 146 dan Lampiran 23, halaman 150.
8) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran
menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan
siklus I ini, sebagai berikut.
a) Siswa aktif selama apersepsi dikategorikan “sangat baik dan baik” serta
diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan, dan semangat
dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran
sebesar 18 siswa atau sekitar 69,23%, sedangkan 8 siswa atau 30,76%
lainnya tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias. Lebih jelasnya
penilaian proses pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25, halaman
157.
b) Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa yang dapat menulis puisi dengan baik secara penguasaan gagasan
atau ide ,rima, kesesuaian judul dengan tema, pilihan kata sebanyak 16
siswa atau sebesar 61,53%, sedangkan 10 siswa atau sebesar 38,46%
kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis puisi.
c) Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi secara
keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 57,56 % sedang 11
siswa atau 42,30% belum bisa fokus dalam pembelajaran menulis puisi.
d) Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau sekitar 65,38%, sedangkan 9
siswa (34,61%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai
di bawah 65. Lebih jelasnya nilai pekerjaan siswa dapat dilihat pada
Lampiran 27, halaman 161.
d. Refleksi I
Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator
penelitian ini belum tercapai, peneliti dan guru berupaya menggali faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan analisis dan refleksi bersama-
sama. Adapun hasilnya sebagai berikut.
1) Belum seluruhnya siswa menunjukkan kesungguhan dan keaktifan di dalam
proses pembelajaran. Keaktifan dan aktivitas siswa selama pembelajaran ini
meliputi aktif dalam memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan
guru, aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi, aktif
membuat tulisan, dan aktif dalam mengembangkan tulisan menjadi bentuk
puisi. Pada siklus I ini siswa kurang antusias dalam memberikan respons
terhadap apersepsi yang diberikan guru. Mereka juga kurang memperhatikan
penjelasan materi yang diberikan guru. Pada saat guru memberikan
penjelasan dan contoh, sebagian siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-
masing, baik itu berbicara dengan teman atau melakukan hal-hal yang tidak
ada hubungannya dengan pembelajaran. Saat guru bertanya pada siswa,
banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan baik. Sebagian dari mereka
banyak yang diam. Secara keseluruhan, kelas tampak tenang, tetapi para
siswa sepenuhnya tidak konsentrasi pada pembelajaran. Dari beberapa hal
yang telah disebutkan tersebut dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam
pembelajaran belum maksimal. Dari 26 siswa yang hadir, siswa yang aktif
baru mencapai 18 siswa, sedangkan 7 siswa di antaranya belum menunjukkan
keaktifan.
2) Sebagian siswa kurang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan.
Ketidakmampuan siswa mengembangkan ide ke dalam bentuk tulisan
tersebut disebabkan ide atau gagasan yang dibuat siswa masih banyak terjadi
kesalahan. Kekurangmampuan siswa tersebut dapat dilihat dari
pengorganisasian tulisan mereka yang kurang bisa dipahami.
3) Masih terdapat hasil puisi siswa yang belum berhasil mencapai batas minimal
ketuntasan hasil belajar atau masih mendapat nilai di bawah 65. Hal tersebut
disebabkan masih banyaknya kesalahan yang terdapat pada karangan siswa.
Kesalahan tersebut meliputi: (1) pengungkapan isi/substansi tulisan yang
tidak sesuai dengan tema; (2) penulisan kosa kata yang belum benar; (3)
pemakaian huruf besar dan tanda baca yang belum sesuai dengan ejaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
disempurnakan (EYD). Permasalahan tersebut akan diatasi dengan
melakukan penulisan ulang di sekolah pada pertemuan siklus II.
4) Guru belum mampu mengelola kelas dengan baik. Guru belum menciptakan
situasi pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif, antusias,
konsentrasi, dan termotivasi untuk belajar. Meskipun guru sudah mengawali
pembelajaran dengan mengajak siswa untuk intermezo, masih ada siswa yang
tidak merespons apersepsi guru. Selain itu, pada waktu guru memberi
kesempatan pada siswa untuk berpendapat, hal itu tidak dimanfaatkan dengan
baik oleh siswa. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk
menjadikan siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab dan pembelajaran secara
keseluruhan. Hasil observasi kinerja guru selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 24, halaman 154.
Seperti yang telah dikemukakan pada tahap observasi dan interpretasi di
atas bahwa dalam pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan
proses dan hasil belajar yang memuaskan serta masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Oleh karenanya, guru dan peneliti melakukan refleksi untuk
memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dengan merumuskan langkah-langkah
perbaikan sebagai berikut:
1) Sebaiknya pada saat kegiatan pembelajaran guru berkeliling atau posisi guru
tidak hanya berada di satu titik saja (dekat meja guru), sehingga guru dapat
memantau siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa akan lebih
aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena merasa
diperhatikan guru.
2) Pada saat siswa mengerjakan tugas, hendaknya guru dapat mengontrol
pekerjaan siswa terutama dalam hal penulisan.
3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan lebih melibatkan
siswa dalam pembelajaran melalui diskusi, meminta siswa untuk menanggapi,
bertanya, ataupun sekedar tanya jawab. Selain itu, agar siswa lebih fokus
maka guru sebaiknya juga dapat mengkondisikan kelas seefektif mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
sehingga lebih banyak siswa yang berani merespons stimulus yang diberikan
guru.
4) Untuk meningkatkan keberanian dan minat siswa maka guru hendaknya
memotivasi siswa agar lebih berani untuk mengungkapkan gagasannya. Oleh
karenanya, untuk menumbuhkan minat siswa tersebut guru tidak hanya bisa
melakukannya dengan memberi tepuk tangan namun bisa juga menggunakan
kata-kata pujian: “bagus sekali”, “baik sekali”, atau dengan memberi nilai
tambahan pada siswa.
5) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan atau penguatan terutama
pada tulisan yang telah dibuat siswa. Dengan adanya balikan atau penguatan
tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya sehingga ada perbaikan-
perbaikan pada tindakan selanjutnya.
Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi pada siklus I
sudah terdapat peningkatan. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang
mendapatkan nilai tuntas pada siklus I lebih banyak dari pada obeservasi awal,
yaitu siswa yang tuntas pada saat observasi awal berjumlah 12 siswa (46,15%)
dan setelah diberi tindakan menjadi 17 siswa atau 65,38%. Selain dari hasil
pembelajaran, peningkatan juga terlihat pada proses belajar, sudah terlihat
peningkatan keaktifan siswa. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru
menjelaskan materi pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan
pada waktu observasi awal.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I
dikatakan belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang terjadi
pada beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan pada saat survai
awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya 17 siswa atau sekitar 65,38% yang telah
tuntas sedangkan sisanya 9 siswa atau sekitar 36,41% masih jauh dari batas
minimal ketuntasan yang telah ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 65).
Oleh karenanya, perlu dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil
belajar pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan pada hari Jum‟at 25 April 2011
dan Rabu 02 Mei 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2. Siklus II
a. Perencanaan II
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, perlu diadakan siklus II
karena tujuan dari penelitian belum tercapai. Perencanaan tindakan dilaksanakan
pada hari Senin, 23 Mei 2012 di ruang SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Dalam
kesempatan ini, peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi pada guru
terkait pembelajaran menulis puisi pada siklus I.
Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, terdapat beberapa hal
yang baiknya dilakukan guru pada waktu pembelajaran menulis puisi, antara lain:
(1) pada saat menerangkan materi guru harus lebih menyeluruh dalam memantau
siswa sehingga semua siswa terkontrol terutama siswa yang berada di belakang;
(2) guru harus lebih luwes dan menjelaskan masih terkesan agak kaku dalam
pembelajaran sehingga suasana pembelajaran agak terasa kaku dan tegang;
(3)siswa masih meminta bantuan teman dan belum bisa bekerja secara mandiri;
(4) siswa belum dapat terkondisikan dengan baik sehingga saat pembelajaran
berlangsung masih terlihat gaduh.
Pada perencanaan tindakan ini, peneliti bersama dengan guru menyusun
skenario pembelajaran berdasarkan atas kekurangan pada siklus I. Pada dasarnya
langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus II ini sama seperti
langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus I. Urutan kegiatan
pembelajaran pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan
semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan
memberikan pertanyaan yang lucu kepada siswa.
2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis puisi.
4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa
dalam satu kelompok.
6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar
pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga
membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.
7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa
dijadikan inspirasi untuk menulis puisi.
8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.
9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan
membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan
untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.
10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama
dengan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
kedua guna mencapai tujuan tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Guru memberikan apersepsi sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran
dan menumbuhkan semangat siswa untuk memulai pelajaran..
2) Guru meminta siswa untuk mengulangi pelajaran minggu lalu tentang
menulis puisi serta membahas hasil puisi minggu lalu.
3) Guru menyampaikan materi mengenai manfaat dari menulis puisi serta
langkah- langkah menulis puisi .
4) Guru meminta siswa untuk menulis puisi secara individu untuk mengambil
nilai.
5) Siswa bekerja secara mandiri dalam menyusun kata sehingga menjadi sebuah
puisi.
6) Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menanyakan
kesulitan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
7) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru.
8) Guru memilih tiga pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan
aturan membuat puisi kemudian dipanggil ke depan untuk membacakan hasil
dan mendapat penghargaan tepuk tangan dari semua siswa.
b. Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu dan Senin, tanggal
25 April dan 02 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru kelas
dan siswa. Sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati
jalannya proses pembelajaran. Alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan
adalah 2 X 45 menit.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut.
1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan
semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa
siswa dan memeberikan intermeso pada siswa.
2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
3) “Siapa yang suka menulis puisi?‟‟
4) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis puisi.
5) Guru mengulas ulang tugas yang diberikan pada pertemuan minggu lalu yaitu
hasil kerja kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain serta guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun berkomentar
tentang hasil yang dikerjakan kelompok lainnya.
6) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa
dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
7) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar
pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga
membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.
8) Guru meminta siswa untuk tetap dikelas berbeda dengan siklus I pertemuan I
karena guru memberikan tema puisi yaitu „guru” sehingga model yang akan
mereka gunakan sebagai acuan gagasan seorang guru.
9) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi
dikumpulkan kepada guru.
10) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan
membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan
untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.
11) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama
dengan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
kedua guna mencapai tujuan tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih
dahulu.
2) Guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa
untuk mengikuti pembelajaran.
3) Guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang
telah dibuat pada saat siklua I dan membahasnya bersama teman sekelas.
4) Siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan
dengan seksama
5) Guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menyusun puisi
6) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan..
7) Selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk
menyusun sebuah puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8) Guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan
meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya.
9) Siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang
telah ditulis secara individu.
10) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan.
Guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar.
11) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya.
12) Siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat.
13) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan
dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya.
14) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan dan guru
menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa
c. Observasi II
Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi
pembelajaran menulis puisi. Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru.
Selain itu, observasi pada siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kelemahan yang terdapat pada siklus I sudah dapat diatasi atau belum. Peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat duduk belakang
agar bisa mengamati kegiatan pembelajaran yang dipimpin guru. Namun, sesekali
peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar untuk dokumentasi dalam
penelitian.
Apersepsi yang diterapkan guru untuk menumbuhkan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran juga sudah lebih kreatif dan terlihat siswa begitu
antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara
garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar
(KBM) menulis puisi dengan menerapakan pembelajaran kooperatif tipe learning
together sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar, guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yakni
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lebih jelasnya RPP yang
dijadikan pedoman guru dalam mengajar dapat dilihat pada lampiran 31
halaman 169 dan lampiran 32 halaman180.
2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis deskripsi sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
3) Untuk menumbuhkan semangat siswa pada saat apersepsi, guru sudah
menggunakan proses yang lebih kreati.
4) Pada saat apersepsi, sudah terlihat peningkatan yang signifikan. Siswa sudah
terlihat keaktifannya, semangat dalam mengikuti pembelajaran, dan
memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru.
5) Pada saat guru menyampaikan materi, seluruh siswa sudah memperhatikan
dengan baik. Posisi guru juga sudah tidak terpusat pada satu titik saja, artinya
guru pada saat menyampaikan materi guru sudah mulai ke belakang atau
berkeliling, sehingga seluruh siswa dapat dipantau oleh guru.
6) Pada saat mengerjakan tugas, seluruh siswa semangat untuk mengerjakan.
Siswa sudah terlihat memahami tentang menulis puisi. Teknik penulisan siswa
juga sudah mulai ada perubahan, yaitu siswa sudah memperhatikan ejaan,
diksi, kosakata, dan kerapian pada saat menulis.
7) Siswa terlihat sangat antusias pada saat disuruh membacakan hasil
pekerjaannya di depan. Hal ini membuktikan bahwa keberanian siswa sudah
mulai terlihat dibandingkan pada saat observasi awal maupun siklus I.
8) Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia memberikan
penilaian atau pendapat mengenai tulisan deskripsi yang dibacakan teman
bertambah. Adanya reward dari guru yang berupa pujian, tepuk tangan,
penambahan nilai, maupun hadiah ternyata cukup efektif meningkatkan minat
dan motivasi siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta meresponss
pernyataan atau stimulus yang diberikan guru.
9) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan
tindakan pada siklus II ini hampir tidak terlihat atau telah sesuai dengan yang
diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kekurangan yang terjadi pada kedua siklus sebelumnya dengan baik. Selain itu,
dalam siklus ini sikap siswa dalam pembelajaran juga terlihat semakin baik
(saat apersepsi, kegiatan inti, maupun penutup).
10) Guru sudah dapat mengontrol dan memonitor siswa dengan baik, sehingga
siswa dapat tenang dan fokus terhadap pembelajaran. Lebih jelasnya observasi
kinerja guru dapat dilihat pada Lampiran 35 halaman 197 dan lampiran .
11) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis
puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus II
ini, sebagai berikut.
a) Siswa yang Keaktifan siswa selama apersepsi pada siklus II ini mengalami
peningkatan, sebesar 23 siswa atau sekitar 88,64% 3 siswa atau 11,53%
belum mengalami peningkatan.. Lebih jelasnya penilaian proses
pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 36, halaman 190.
b) Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran siklus
II mengalami peningkatan, jumlah siswa yang aktif menjadi 21 siswa atau
80,76% sedangkan 4 atau 15,38% siswa lainnya belum mengalami
peningkatan. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu dan siswa pun
tampak lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran.
c) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran
pada siklus II telah sebesar 24 siswa atau 92,30% sedangkan 2 siswa atau
7,70% lainnya belum mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa
terlihat lebih aktif untuk merespons stimulus guru (bertanya/ menanggapi/
menjawab/ menamai), kemauan untuk memperhatikan atau lebih fokus
saat kegiatan pembelajaran.
d) Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa atau sekitar 88,46%, sedangkan 3
siswa (11,53%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di
bawah 65. Lebih jelasnya nilai pekerjaan siswa dapat dilihat pada
Lampiran 38, halaman 204.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Untuk lebih jelasnya terkait dengan ketercapaian indikator pada pada
siklus I dapat. Perolehan nilai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran
kooperatif learning together pada siklus II. Dari 26 siswa kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo, sekitar 24 siswa mendapatkan nilai ≥ 50 atau sekitar
92,30%. Sedangkan 2 siswa lainnya mendapatkan nilai keaktifan < 50 atau sekitar
7,70 %. Berdasarkan hasil tersebut, terjadi peningkatan keaktifan siswa sebesar
23,07 % dari siklus I ke siklus II.
Perolehan nilai keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo pada siklus II. Dari 26 siswa, sekitar 23 siswa
mendapatkan nilai ≥ 65 atau sekitar 88,46 %. Sedangkan 3 siswa lainnya hanya
mendapatkan nilai < 65 atau sekitar 11,53 %. Berdasarkan hasil tersebut, terjadi
peningkatan keaktifan siswa sebesar 23,08 % dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan hasil keterampilan menulis yang diperoleh pada siklus II,
ternyata masih terdapat tiga siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
minimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Pada
siklus I, mereka terlihat kurang aktif dalam mengikuti jalannya proses
pembelajaran. Sedangkan untuk hasil keterampilan menulis puisi, nilai mereka
juga masih di bawah batas ketuntasan. Dua diantaranya masih mendapat nilai
dikisaran 65. Hal ini disebabkan mereka kurang bisa memunculkan gagasan
dengan baik.
Pada pelaksanaan siklus II, ternyata mereka juga belum berhasil
mencapai batas ketuntasan minimal dari standar yang ditetapkan sekolah.
Keaktifan mereka selama kegiatan pembelajaran kooperatif tipe learning
together.. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Antusiasme
siswa dalam pembelajaran masih kurang sehingga mereka tidak dapat
berpartisipasi aktif secara penuh, (2) mereka masih kesulitan untuk
menyampaikan gagasan dan menulisnya dalam bentuk puisi, (3) mereka kurang
menyukai pembelajaran menulis, dan (4) guru kurang komunikatif untuk
membangkitkan keaktifan mereka dalam pembelajaran. Walaupun demikian, jika
dibanding dengan hasil yang mereka peroleh pada siklus I, mereka mengalami
peningkatan. Meskipun peningkatannya kurang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Oleh karena itu, perlu disadari bahwa menulis adalah proses panjang.
Untuk terampil menulis, diperlukan banyak latihan. Untuk menghasilkan puisi
yang baik dan berkualitas tidak dapat dilakukan dalam sekali tulis saja. Namun,
perlu dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa kali pembelajaran menulis pun
belum dapat menjadi patokan bahwa siswa akan memperoleh nilai yang baik.
Bahkan, penerapan strategi yang canggih pun belum tentu dapat menjadikan
mereka terampil menulis. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan, bakat, dan juga
antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan menulis, mereka akan dengan mudah
untuk terampil menulis. Namun, lain halnya dengan siswa yang memang kurang
suka dengan pembelajaran menulis. Masih ada beberapa siswa yang memang
memiliki keterbatasan sehingga untuk mendapatkan nilai yang bagus,
membutuhkan banyak waktu untuk mengasah keterampilan menulis siswa.
c. Refleksi II
Tahap refleksi dimulai dengan menganalisis hasil tindakan pada siklus II.
Setelah dilakukan tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
learning together pada menulis puisi, peneliti merefleksikan sebagai berikut.
1) Sebesar 7,70 % atau sebanyak 2 orang siswa belum menunjukan keaktifan
selama proses kegiatan pembelajaran kooperatif tipe learning together.
2) Sebesar 11,53 % atau sebanyak 3 orang siswa belum mampu menulis puisi
dengan baik karena belum mampu mencapai ketuntasan minimal 65 (KKM)
Pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe learning together pada siklus II ini berjalan lancar.
Kendala-kendala yang dialami pada siklus I pun dapat teratasi dengan baik. Selain
itu terjadi peningkatan keaktifan dan keterampilan menulis puisi siswa. Keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi meningkat dari 69,23 % pada
siklus I menjadi 88,46 % pada siklus II.
Persentase nilai keterampilan menulis siswa pun mengalami peningkatan
secara terus menerus. Pada survai awal, nilai keterampilan siswa dalam menulis
puisi hanya 46,15 %. Setelah dilaksanakan tindakan I, nilai keterampilan menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
puisi siswa menjadi 69,23 % sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 88,46 %. Hal ini menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe learning together dalam pembelajaran menulis puisi dapat
meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran
karena mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Selain itu, dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe learning together pada proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Adapun hasil observasi selama proses pembelajaran tindakan II pada siklus II
adalah sebagai berikut.
1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi meningkat. Hal ini
terlihat dari keaktifan siswa baik selama proses pembelajaran. Hampir seluruh
siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.
2) Keterampilan menulis puisi siswa meningkat. Siswa lebih terampil dalam
menuangkan gagasan mereka dalam puisi dengan tata bahasa yang baik.
Selain itu, mereka juga lebih terampil dalam mengorganisasikan ide pokok
dengan isi.
3) Siswa yang mendapat nilai di atas batas ketuntasan juga meningkat.
Berdasarkan pelaksanaan siklus II, guru telah berhasil mengatasi
kelemahan yang terdapat dalam siklus I. Selain itu, guru juga telah berhasil
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukan
oleh ketercapaian indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru. Berikut
ini adalah indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian, antara lain sebagai
berikut.
a) Keaktifan Siswa Selama Apersepsi
Peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan Selama Apersepsi
dari siklus I ke siklus II, terlihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata
siswa. Nilai rata-rata keaktifan siswa dalam kegiatan berpikir apersepsi
pada siklus I sebesar 3,26 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
3,36.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran
Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran meliputi
keaktifan siswa dalam: (1) mengeluarkan pendapat, (2) mengajukan
pertanyaan, (3) interaksi dalam diskusi, (4) interupsi atau memberikan
sanggahan, dan (5) menjawab pertanyaan.
Peningkatan minat dan motivasi siswa dapat dilihat dari
peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I hingga siklus II.
Nilai rata-rata keaktifan siswa dalam minat dan motivasi saat mengikuti
pembelajaran untuk siklus I sebesar 2,93 sedangkan untuk siklus II
meningkat menjadi 3,19.
Selain dapat dilihat dari nilai rata-rata, peningkatan keaktifan
siswa juga terlihat dari aktivitas mereka selama mengikuti pembelajaran.
Pada siklus I masih ada beberapa siswa yang enggan untuk mengeluarkan
pendapat, mengajukan pertanyaan, memberikan sanggahan, atau pun
menjawab pertanyaan. Hal itu juga tampak dalam kegiatan diskusi.
Hanya sebagian siswa saja yang sudah berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Interaksi dalam kelompok saat diskusi berlangsung pun masih kurang.
Bahkan ada siswa yang mempergunakan waktu diskusi untuk mengobrol,
bercanda, atau pun untuk tidur. Namun, permasalahan ini berhasil diatasi
pada siklus II. Secara keseluruhan siswa sudah terlibat aktif dalam
pembelajaran maupun kegiatan diskusi.
c) Keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi
Dalam siklus II keaktifan siswa dalam memperhatikan guru saat
menyampaikan materi semakin meningkat, terlihat hampir semua siswa
memperhatikan guru saat memberikan penjelasan. Nilai rata-rata keaktifan
siswa dalam memperhatikan guru saat menyampaikan materi pada siklus
I, nilai rata-ratanya hanya sebesar 3,03 sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 3,34.
d) Kemampuan siswa dalam menulis puisi
Setelah dilakukan tindakan, terjadi peningkatan yang signifikan
dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
sebanyak 17 siswa atau sebesar 65,38 % dan pada siklus II sebanyak
88,46% atau 23 siswa. Ini menunjukan bahwa siswa mengalami
peningkatan dalam nilai menulis puisi dengan batas ketuntasan 65 (KKM)
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Tabel 7. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
No. Aspek Presentase
Siklus I Siklus II
1 Siswa aktif selama apersepsi 57,69%
88,46%
2. Siswa berminat dan motivasi saat
mengikuti kegiatan pembelajaran
61,53%
80,76%
3. Siswa aktif dan perhatian saat guru
menyampaikan materi
57,69%
92,30%
4. Kemampuan siswa dalam menulis
puisi 65,38% 88,46%
Siklus 1 Siklus 2
Keaktifan Apersepsi 59% 88%
Minat dan Motivasi 62% 81%
Keaktifan dan Perhatian 58% 92%
Hasil Kemampuan MenulisPuisi
65% 88%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pro
sen
tase
Perbandingan Antarsiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4 : Perbandingan Antarsiklus
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Keaktifan siswa
ini meliputi keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi, minat dan motivasi siswa
selama pembeljaran, dan keaktifan siswa selama guru memberikan materi.
1. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dari siklus I
ke siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 57,69 % sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 88,46%.
2. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa saat pembelajaran.
Peningkatan minat dan motivasi siswa pada siklus I hingga siklus II. Nilai
siswa bebesar 61,53% untuk siklus I sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 80,76%.
3. Adanya peningkatan keaktifan siswa dan perhatian siswa pada saat guru
memberikan materi. Nilai keaktifan dan perhatian siswasaat guru
memberikan materi pada siklus I sebesar 57,69% sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 92,30%.
4. Secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 69,23 % dan pada siklus II
meningkat menjadi 92,30 %.
5. Secara keseluruhan, pada saat survai awal siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
(KKM) adalah 12 siswa atau sebesar 46,15%. Setelah dilakukan tindakan,
terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I
siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 17 siswa atau sebesar 65,38 % dan
pada siklus II sebanyak 88,46% atau 23 siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Mranggen
03 Sukoharjo, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan survai awal untuk
mengetahui kondisi awal siswa serta kondisi nyata yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan survai awal tersebut diketahui adanya permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dalam pembelajaran menulis puisi, yang menyangkut rendahnya keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dan kurang maksimalnya keterampilan siswa dalam
menulis puisi. Data mengenai kemampuan menulis puisi siswa juga diperoleh
melalui hasil analisis pekerjaan siswa dan wawancara yang dilakukan dengan guru
dan beberapa siswa kelas V.
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk mencari solusi dalam
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Setelah peneliti dan guru
mengadakan diskusi, akhirnya keduanya sepakat untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together
dalam proses pembelajaran menulis puisi.
Langkah selanjutnya, peneliti dan guru kelas melakukan diskusi untuk
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada
pelaksanaan tindakan I di siklus I. Siklus I merupakan langkah awal yang akan
digunakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe learning together. Dalam pelaksanaan
tindakan I ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran. Kelemahan ini bersumber dari guru dan juga siswa.
Kelemahan yang ditemukan dari pihak guru, yaitu (1) guru kurang bisa memantau
dan mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di
depan, (2) guru sering meninggalkan kelas selama siswa mengerjakan tugas
sehingga keadaan kelas kurang kondusif, (3) guru belum dapat sepenuhnya
membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan
diskusi dalam hal memberikan tanggapan atau pun menanggapi, dan (4) guru
kurang bisa mengatur dan mengelola waktu dalam kegiatan diskusi.
Kelemahan yang ditemukan dari siswa, antara lain: (1) sebagian siswa
belum sepenuhnya menunjukan kesungguhan dan keaktifan dalam mengikuti
pembelajaran; (2) siswa kurang serius dalam kegiatan diskusi. Mereka kurang
memanfaatkan kesempatan diskusi dengan baik. Ketika diskusi berlangsung,
hanya sebagian siswa saja yang tampak aktif dalam bekerja, mengeluarkan
pendapat. Sedangkan beberapa siswa lain terlihat mengobrol dengan temannya,
tidur-tiduran, melamun, dan bahkan ada yang hanya berlari-larian; dan (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis paragraf puisi, dapat diketahui
bahwa siswa kurang mampu menuangkan gagasan dalam tulisan puisi dengan
baik. Sehingga, terdapat beberapa tulisan yang belum baik masing kurang dan
susunan kalimatnya pun belum efektif. Selain itu, pemanfaatan potensi kata pun
masih terbatas, penguasaan tatabahasa dan ejaan pun masih dirasa kurang.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan yang terjadi di siklus I, perlu
dilaksanakan siklus II. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru, akhirnya diperoleh
beberapa solusi yang akan dilakukan oleh guru sebagai langkah perbaikan dalam
siklus I. Solusi tersebut, antara lain: (1) guru harus memonitoring seluruh siswa
dalam mengikuti pembelajaran termasuk memonitoring seluruh kelompok ketika
diskusi berlangsung dengan memberikan pengarahan dan bimbingan, (2) guru
perlu mengadakan pendekatan kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran, (3) guru perlu memberikan reward kepada siswa baik berupa tepuk
tangan, tambahan nilai, atau sekedar pujian agar siswa semangat dan aktif dalam
mengikuiti pembelajaran, dan (4) guru harus lebih sabar dan inovatif dalam
pembelajaran menulis puisi karena mengingat siswa yang masih terbilang anak-
anak dan susah di atur.
Berdasarkan pelaksanaan siklus II, guru telah berhasil mengatasi
kelemahan yang terdapat dalam siklus I. Selain itu, guru juga telah berhasil
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukan
oleh ketercapaian indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru. Berikut
ini adalah indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian, antara lain sebagai
berikut.
1. Siswa aktif selama apersepsi.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together yang
dilaksanakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V SD Negeri
Mranggen 03 Sukoharjo telah berhasil meningkatkan keaktifan siswa selama
apersepsi.
2. Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dalam penelitian ini dapat dipaparkan bahwa ketika pratindakan
pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak monoton dan membuat siswa
menjadi jenuh dan bosan. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang
digunakan guru kurang menarik. Saat pembelajaran guru lebih banyak
memberikan penjelasan yang menitik beratkan pada aspek kognitif dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pun juga belum tampak,
kemudian dilanjutkan dengan tugas menulis puisi yang hanya berkutat dengan
teori. Dikarenakan kurang bervariasi dan monoton mengakibatkan siswa
kurang bersemangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Namun setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe learning together
siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan saat mengikuti pembelajaran.
Hal ini dilihat dari kesungguhan siswa saat mengerjakan tugas, antusias dan
semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat
pratindakan, beberapa siswa terlihat kurang fokus pada saat kegiatan
pembelajaran. Selain itu, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga
belum begitu terlihat, karena saat pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan dan sebagian siswa kurang aktif dalam merespons stimulus
yang diberikan guru. Setelah adanya tindakan melalui penerapan
pembelajatran kooperatif tipe learning together dalam menulis puisi keaktifan
dan perhatian siswa semakin meningkat.
4. Kemampuan siswa dalam menulis puisi
Peningkatan hasil didasarkan pada meningkatnya hasil pekerjaan
siswa dalam menulis deskripsi (jumlah siswa yang dinyatakan telah tuntas
atau nilai 65. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara pascatindakan dengan
guru dan siswa kelas V (2 siswa), semuanya menyatakan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe learning together membantu dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang
penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03
Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
learning together dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil siswa
dalam pembelajaran menulis puisi dengan penilaian yang di indikatori sebagai
berikut
1. Kualitas proses meliputi keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi, minat dan
motivasi siswa selama pembeljaran, dan keaktifan siswa selama guru
memberikan materi.
a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dari siklus
I ke siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 57,69 % sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 88,46%.
b. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa saat pembelajaran.
Peningkatan minat dan motivasi siswa pada siklus I hingga siklus II. Nilai
siswa bebesar 61,53% untuk siklus I sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 80,76%.
c. Adanya peningkatan keaktifan siswa dan perhatian siswa pada saat guru
memberikan materi. Nilai keaktifan dan perhatian siswasaat guru
memberikan materi pada siklus I sebesar 57,69% sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 92,30%.
d. Secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 69,23 % dan pada siklus
II meningkat menjadi 92,30 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2. Kualitas hasil peningkatan masing-masing indikator yang terdapat dalam
aspek penilaian, yakni sebagai berikut.
a. Pada aspek pengungkapan gagasan/ide, nilai rata-rata siswa mengalami
peningkatan. Pada survai awal nilai rata-rata siswa pada aspek ini adalah
2,73. Pada siklus I meningkat menjadi 2,80. Selanjutnya, pada siklus II
meningkat lagi menjadi 2,92.
b. Pada aspek diksi, nilai rata-rata juga mengalami peningkatan. Pada survai
awal nilai rata-rata aspek ini sebesar 2,46. Sedangkan pada siklus I
mengalami peningkatan rata-rata menjadi 2,69 dan pada siklus II
meningkat menjadi 2,88.
c. Pada aspek rima, nilai rata-rata siswa juga meningkat. Pada survai awal
nilai rata-rata aspek ini sebesar 2,30 kemudian meningkat menjadi 2,61
pada siklus I. Sedangkan, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 2,80.
d. Pada pengembangan isi dengan tema, nilai rata-rata yang diperoleh siswa
pada survai awal sebesar 2,53. Pada siklus I meningkat menjadi 2,80
kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,46.
e. Secara keseluruhan, pada saat survai awal siswa yang memperoleh nilai ≥
65 (KKM) adalah 12 siswa atau sebesar 46,15%. Setelah dilakukan
tindakan, terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus
II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 17 siswa atau
sebesar 65,38 % dan pada siklus II sebanyak 88,46% atau 23 siswa.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together terbukti dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Faktor yang
menentukan keberhasilan penerapa pembelajaran kooperatif tipe learning together
ini tidak hanya ditentukan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Akan
tetapi, siswa juga berperan penting di dalamnya. Faktor yang berasal dari guru
menyangkut kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, dan memilih model atau strategi pembelajaran yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sedangkan faktor dari
siswa, di antaranya: minat, keaktifan, dan motivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga
harus diupayakan semaksimal mungkin agar kualitas pembelajaran menulis puisi
dapat tercapai.
Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan
pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh ketersampaian materi saja, melainkan
penerapan strategi pembelajaran yang tepat juga sangat berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran, khususnya menulis puisi. Selain itu,
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang
sejenis yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran
membaca dan menulis.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu
dilakukan beberapa langkah untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran
menulis puisi, peneliti mengajukan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi di kelas.
b. Siswa hendaknya lebih aktif bertanya dan berdiskusi guna memperoleh
gagasan atau ide dan menyatukannya dengan gagasan orang lain.
c. Siswa hendaknya rajin berlatih menulis untuk menuangkan ide secara
runtut dan padu guna menghasilkan tulisan yang baik.
d. Siswa hendaknya rajin membaca agar memperluas cakrawala sehingga
memudahkan mereka menuangkan ide dalam tulisan yang baik dan
berbobot.
e. Siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh puisi.
2. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
a. Guru sebaiknya memilih strategi pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan materi menulis puisi agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
b. Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan strategi
atau pun metode pembelajaran yang inovatif.
c. Guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif,
dan menyenangkan yang dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Guru dapat mengenalkan pembelajaran kooperatif tipe elarning together
sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi.
3. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah hendakya senantiasa memberikan dorongan kepada para
guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam kegiatan belajar
mengajar.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi berkembangnya penelitian-
penelitian lain yang lebih kreatif dan inovatif, khususnya terhadap
pembelajaran menulis puisi.
b. Bagi peneliti lain diharapkan lebih menjalin hubungan yang harmonis
dengan pihak guru dan sekolah yang akan diajak untuk bekerjasama agar
penelitian yang dilakukan lebih tepat guna dan mampu mengkritisi
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi secara
mendalam.