Author
hacong
View
219
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GEJALA ALAM
PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO 2
KARANGMALANG SRAGEN
TAHUN AJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUKARNI NIM X7111535
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GEJALA ALAM
PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO 2
KARANGMALANG SRAGEN
TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh:
SUKARNI NIM X7111535
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENERAPAN MODEL
KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TENTANG GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO
2 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikaan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Sukarni X7111535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman
Tentang Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Hadi Mulyono,M.Pd NIP. 19561009 198012 1 001
Pembimbing II
Usada, M.Pd NIP. 19510908 198003 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman
Tentang Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ............................
Sekretaris : Drs. Sukarno, M.Pd ............................
Anggota I : Drs. Hadi Mulyono,M.Pd ............................
Anggota II : Drs. Usada, M.Pd ............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n Dekan,
Pembantu Dekan I Prof. Dr. rer.nat Sajidan, M.Si
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sukarni. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Gejala Alam pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan pemahaman tentang gejala alam pada siswa kelas VI SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 melalui Model Kooperatif tipe STAD.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 terdiri dari 14 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Bentuk tindakan yang diberikan adalah pembelajaran IPS materi gejala (peristiwa) alam menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Untuk mengetahui pemahaman siswa, diadakan tes awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif interaktif. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan yaitu 58,57 dengan ketuntasan klasikal 35,71%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 70 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 71,43%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 78,57%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: pemahaman gejala alam, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sukarni. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCE LEARNING OUTCOME THROUGH COOPERATIVE LEARNING IN TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION OF THE 6th B GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL GUWOREJO 2 KARANGMALANG SRAGEN in THE ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. 2012.
The purposes of this Classroom Action Research are to improve the learning process, so the learning outcome on the social science can be increased through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division on the 6th grade students of elementary school Guworejo 2 Karangmalang Sragen in the academic year 2011/2012.
The subject of this Classroom Action Research are student of 4th grade of the class in elementary school, Guworejo 2, Karangmalang, Sragen the academic year of 2011/2012 which consist of 14 students. There are two cycle in this research, each cycle consist of two sessions. Each of the cycle consists of planning stage, implementation stage, observation stage, and reflection stage. The action form that given is social science learning through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division. To know the students learning outcome there were a pre test before the action and post test in the end of every session. Data collecting technique that used were interview, observation, test and documentation techniques. Data analizing technique that used was the interactive descriptive analysis. Validity of the data that used was triangulation method and triangulation data.
Based on results of the research, it was obtained that the average grade of the pre test before the action was 58,57, with the classical completeness was 35,71%. In the first cycle, it indicates that average grade was up to 70 and classical completeness was raising up to 71,43%. In the second cycle, average grade was up to 75 with classical completeness was raising up to 78,57%. Therefore, it can be concluded that social science learning through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division can improve the study outcomet of the 6th grade students of elementary school Guworejo 2 Karangmalang Sragen in the academic year 2011/2012.
Keyword: the social science learning outcome, cooperative learning in type Student Teams Achievement Division
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan,
maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh
dan hanya kepada Alloh SWT kamu berharap.
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
- Suamiku tercinta yang selalu membantuku dalam kesulitan, menolongku saat
membutuhkan dan mendorongku untuk maju.
- Salam sayang wahai suamiku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulisan Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Dosen pembimbing I sekaligus Ketua
Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Usada, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan
membimbing selama penyelesaian penelitian ini.
5. Kepala SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen yang telah memberikan ijin
untuk penelitian ini.
6. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ........ 5
a. Model Pembelajaran ..................................................... 5
b. Model Pembelajran Kooperatif .................................... 6
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ................ 6
2. Hakekat Pemahaman tentang Gejala Alam ........................ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Pengertian Pemahaman ......................................... 7
b. Materi Gejala (Peristiwa) Alam ............................. 8
c. Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam ....... 8
d. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS ....................... 9
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 15
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 16
D. Hipotesis .................................................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 18
1. Tempat Penelitian ................................................................ 18
2. Waktu Penelitian .................................................................. 18
B. Subjek Penelitian .................................................................... 19
C. Sumber Data ........................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 20
1. Observasi .......................................................................... 20
2. Wawancara ....................................................................... 20
3. Tes ..................................................................................... 20
E. Validitas Data ......................................................................... 21
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 21
G. Indikator Kerja ........................................................................ 22
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 22
1. Rancangan Siklus 1 ........................................................... 23
2. Rancangan Siklus II .......................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 27
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 27
1. Deskripsi Prasiklus ............................................................. 27
2. Siklus I .............................................................................. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Siklus II ............................................................................. 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 47
1. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses
Pembelajaran............................................ ........................ 47
2. Hasil Nilai Pemahaman tentang Gejala
Alam................................................. ................................ 48
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 51
A. Simpulan ................................................................................. 51
B. Implikasi .................................................................................. 51
1. Implikasi Teoritis ................................................................. 51
2. Implikasi Praktis ................................................................... 52
C. Saran ........................................................................................ 52
1. Bagi Siswa ........................................................................... 52
2. Bagi Guru............................................................................. 52
3. Bagi Sekolah ........................................................................ 53
4. Bagi Peneliti Lain ................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN ..................................................................................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 17
Gamber 3.1 Model Analisis Interatif (Miles dan Huberman,2002:20) ............... 22
Gambar 3.2 Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi
Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006 : 74) ............................. 23
Gambar 4.1. Grafik Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen ................................................................. 28
Gambar 4.2. Grafik Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 .......................................................... 37
Gambar 4.3. Grafik Nilai Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 .......................................................... 46
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Peningkatan Nilai dari Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam ................................. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................... 18
Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen ........................................................................ 27
Tabel 4.2. Data Frekuensi Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam
Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 ..................................................... 37
Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Siklus II Pemahaman Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 ................................................................ 45
Tabel 4.4. Frekuensi Peningkatan Nilai Pemahaman tenytang Gejala Alam
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 55
Lampiran 2 Panduan Wawancara untuk Guru Setelah Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 57
Lampiran 3 Panduan Wawancara untuk Siswa Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 59
Lampiran 4 Panduan Wawancara untuk Siswa Setelah Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 60
Lampiran 5 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Prasiklus Mata Pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 63
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I .................................................................................... 64
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II ................................................................................... 70
Lampiran 8 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN
1 ................................................................................................... 80
Lampiran 9 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 1 ........................................................ 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 10 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN
2 ................................................................................................... 91
Lampiran 11 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 2 ........................................................ 94
Lampiran 12 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS II
PERTEMUAN 1 ......................................................................... 102
Lampiran 13 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN 1....................................................... 105
Lampiran 14 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS II
PERTEMUAN 2 ......................................................................... 113
Lampiran 15 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN 2....................................................... 116
Lampiran 16 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Siklus I Mata Pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 124
Lampiran 17 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Siklus II Mata pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 125
Lampiran 18 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ....................................... 126
Lampiran 19 Surat Keputusan Dekan ............................................................... 127
Lampiran 20 Surat Ijin Menulis Skripsi ........................................................... 128
Lampiran 21 Perijinan Penelitian ..................................................................... 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian Integral perkembangan. Proses pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan
bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas .
Tujuan pendidikan dapat tercapai, salah satunya melalui pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena mata pelajaran IPS merupakan bagian
penting dari pendidikan. Kehadiran IPS sebagai ilmu pengetahuan masih
diperlukan sebab peranan IPS sangat strategi dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Pembelajaran dapat meningkat dengan baik apa bila disajikan dengan
baik pula. Dalam hal ini guru harus memperhatikan berbagai aspek yang ada
hubungannya dengan pembelajaran IPS. Materi pelajaran IPS dapat digali dari
kehidupan seharihari dan dihubungkan dengan pengalaman siswa. Oleh karena
itu guru perlu memperhatikan pengalaman siswa yang didapat dalam
kehidupannya.
Berdasarkan pengalaman sehari hari dalam kegiatan pembelajaran,
sebagian besar kelas VI SDN egeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen, masih
rendah dalam pemahaman tentang gejala alam khususnya. Bahkan siswa
mendapat kesulitan dalam menyusun kliping tentang gejala (peristiwa) alam.
Dalam hal ini terbukti dari nilai yang diperoleh belum mencapai hasil yang sesuai
dengan Kreteria Ketuntasan Maksimal ( KKM ) yang ditetapkan sekolah yaitu
60. Dari penelitianyang dilakukan pada pra siklus ditemukan hal sebagai
berikut; Dari jumlah siswa sebanyak 14 anak, diperoleh hasil relevansi tes
formatif sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran terdapat 5 siswa atau 35,71%
yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 9 siswa atau 64,29% lainnya belum
mencapai ketuntasan. Nilai ratarata dalam pembelajran hanya 5,9. (lampiran 5
halaman 63)
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Adapun kesulitan yang paling mendasar dalam pemahaman tentang
gejala (peristiwa) alam adalah siswa tidak terbiasa berkomunikasi dengan sesama
siswa, guru, atau orang lain. Hal tersebut merupakan masalah yang perlu
dipecahkan sebab tanpa komunikasi dengan orang lain, pemahaman tentang
gejala alam tidak akan tercapai dengan baik.
Kurang aktifitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran berpengaruh
terhadap kemampuan mengeluarkan pendapat atau gagasan yang dimilikinya.
Siswa tidak akan terbiasa untuk belajar mandiri dan tidak akan belajar apabila
tidak diberi penjelasan oleh guru. Hal tersebu merupakan masalah yang perlu
dicari solusinya, jika hal ini dibiarkan akan berdampak negatif terhadap prestasi
belajar siswa baik pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya.
Rendahnya hasil belajar, motivasi, dan aktivitas belajar IPS dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran pada
dasarnya sangat komplek dan dapat ditinjau dari berbagai aspek. Adapun aspek
yang paling mendasar dan menetukan terhadap keberhasilan pembelajaran di
antaranya sarana dan prasarana yang memadai, situasi dan kondisi yang kondutif,
faktor guru, termasuk pemilihan dan penggunaan model pembelajaran.
Di antara berbagai model pembelajaran, satu diantaranya adalah model
kooperatif. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
bersamasama atas gotong royong sehingga makna kebersamaan sangat dominan.
Selain itu, model ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar karena siswa
didorong untuk mengemukakan pendapat atau penyanggah berbagai masalah yang
diajukan oleh rekan sekelompoknya.
Banyak tipe model kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
IPS diantaranya adalah tipe STAD. Tipe STAD (Student Team Achievement
Division) yaitu salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara
mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok , masingmasing kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik
jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah) tiap
kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama
anggota kelompok. Kelebihan tipe STAD dapat memberi kesempatan siswa untuk
bekerja sama dan mempunyai banyak kessempatan berkomonikasi. Adapun
kelemahannya adalah apabila kurang bimbingan dari guru dalam
mengelompokkan siswa, maka kegiatan diskusi kurang efektif.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
pemahaman tentang Gejala Alam pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah
padapenelitian ini selanjutnya dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
pemahaman tentang gejala alam pada kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembelajarandiatas
adalah sebagai berikut
Meningkatkan pemahaman tentang gejala alam pada siswa kelas VI SD
Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2012 melalui
model Kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya kegiatan penelitian ini diharapkan
dapatbermanfaat baik bagi siswa, bagi peneliti, bagi guru, serta bagi sekolah.
a. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang gejala
alam melalui keterlibatan secara efektif dalam bertukar pikiran antar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
b. Bagi Guru.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai masukan Contoh model
pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pokok bahasan yang lain.
c. Bagi Peneliti.
Dengan penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam pembelajaran serta
pengalaman yang berharga.
d. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pendidik dan
pengajar yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kajian Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
a. Model Pembelajaran
Winaputra dalam Sugiyanto (2008: 7) berpendapat bahwa yang
dimaksut model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistimatis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
perencanaan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Selain itu, menurut Joyce dan Weil dalam Mulyani Sumantri (2001:
25) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
Menurut Asep Jihad (2009:25) model pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam seting pengajaran atau seting lainnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif yang dipakai guru untuk membantu memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Model Pembelajaran Kooperatif.
1) Pengertian model pembelajaran kooperatif
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda beda. Karena perbedaan itu, manusia
dapat saling asah, asih dan asuh (Saling mencerdaskan). Pembelajaran
kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta
masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari
sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujua belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya
terdapat elemen elemen yang saling terkait. Elemen elemen pembelajaran
kooperatif manurut Lie (2004 ) adalah saling ketergantungan positif, interaksi
tatap muka , akuntabilitas individual, ketrampilan untuk mejalin hubungan
antar pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
2) Macam macam model pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa tehnik yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas al:
a) Metode STAD (Student Achievrment Division). Model STAD
dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawan dari universitas John
Hopkins.
b) Metode Jigsaw. Metode ini dikembangkan oleh Ellit Aronson.
c) Metode GI ( Group investigation ). Dasardasar metode GI
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar
dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan
membantu memahami suatu bahan pembelajaran artinya belajar belum
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pembelajaran. Dan mempunyai ciri-ciri, manfaat, ketrampilanketrampilan serta
tipe-tipenya yaitu STAD, GTG, Jigsaw. STAD merupakan tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim
(kelompok) belajar beranggotakan 4 atau 5 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru mengajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim (kelompok) untuk memastikan bahwa seluruh
anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu.
2) Hakekat Pemahaman Tentang Gejala Alam
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman yaitu memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya
tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain (Daryanto, 2008:106).
Purwanto (2009: 51) menjelaskan bahwa kemampuan pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta.
Menghafal fakta tidak lagi cukup, karena pemahaman menuntut pengetahuan akan
fakta dan hubungannya.
Bloom dalam Purwanto (2010: 50) membagi taksonomi hasil belajar
menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Taksonomi hasil
belajar kognitif terdiri atas enam tingkatan, yakni hafalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Taksonomi hasil belajar afektif dibagi
menjadi lima tingkatan, yaitu penerimaaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Taksonomi hasil belajar psokomotor diklasifikasikan menjadi enam,
yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
dan kreativitas.
Berdasarkan penjelasan diatas, pemahaman termasuk dalam salah satu
domain kognitif pada taksonomi Bloom. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam
tiga kategori (Nana Sudjana, 2009: 24), yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1) Pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya.
2) Pemahaman penafsiran, menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan
yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan
pokok.
3) Pemahaman ekstrapolasi, mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat
ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus ataupun masalah.
Pengorganisasian bahan pemahaman tentang gejal alam di SD sumbernya
dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu kedalam mata
pelajaran.
Dengan demikian pengajaran IPS di SD merupakan bagian integral dari
bidang studi. Namun ketika membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam, bahan-bahan pengajaran bisa
dibicarakan secara lebih tajam. Ada dua bahan kajian IPS, yaitu bahan kajian
pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi,
ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan
masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini.
b. Materi Gejala (Peristiwa) Alam
Gejala (Peristiwa) Alam merupakan salah satu pokok materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik kelas VI semester II. Pokok materi ini terdapat dalam
standar kompetensi Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan
sekitarnya. Di dalam standar kompetensi ini terdapat dua kompetensi dasar yaitu
(1) Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga. (2) Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.
c. Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam adalah kemampuan seseorang atau peserta didik untuk mengerti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sesuatu, menangkap suatu makna, memanfaatkan isi bahan, dan memecahkan
masalah yang berhubungan dengan materi gejala (peristiwa) alam.
d. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapan siswa menjadi
warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, seperti yang telah
dikemukakan oleh Gros , to prepare students to bewell functioning citizens in a
democratic society. Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa menggekunakan penalaran dalam mengambil
keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
Dalam hal ini Benjamin S. Bloom. Membagi tujuan pembelajaran IPS.
Kedalam 3 bidang yang disebut Taksonomi Bloom. Yaitu :
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek intelektual. Pembelajaran IPS bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengertian, mangasah intelegensi dan meningkatkan ketrampilan berpikir.
Tujuan kognitif ini berbagi kedalam 6 tingkatan, yakni:
a) Pengetahuan (knowledge)
Dalam tingkatan ini, tujuan kognitif pembelajaran IPS mencakup :
1. Pengenalan mengenai peristilahan, devenisi, fakta-fakta, gagasan,
pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
2. Pengetahuan mengenai terminologi (penggunaan kata) secara
umum
3. Pengetahuan mengenai fakta yang spesifik
4. Pengetahuan mengenai konsep dasar
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah mengasah kemampuan agar dapat mendenifisikan,
mengenal, mencocokan, mengingat, mengulang, membedakan,
mengidentifikasikan, menyebut, melabel, menghubungkan, mencatat sesuatu dan
mengungkap kembali suatu peristiwa. Sebagai contoh, seorang guru yang
menerangkan mengenai suatu ilmu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
harus menjelaskan dengan baik akan konsep dasar ilmu tersebut agar siswanya
memiliki pembekalan awal yang cukup untuk lanjut menerima materi yang lebih
kompleks terkait dengan ilmu tersebut.
b) Pemahaman (comprehension)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat pemahaman yakni
1. Kemampuan membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram,
arahan, peraturan, dsb.
2. Kemampuan menafsirkan chart dan grafik.
3. Pemahaman mengenai fakta yang terjadi
4. Penyesuaian prosedur dengan metode yang di terapkan.
5. Kemampuan mempekirakan kebutuhan.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognetif
pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali,
mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan, menggeneralisasi dan
menyimpulkan suatu keadan.
Sebagai contoh, seseorang yang di mintai penjelasan mengnai suatu hal
oleh temannya dan ia belajar agar dirinya memiliki pengetahuan akan sesuatu hal,
maka orang tersebut paham mengenai pengetahuan yang telah ia pelajari sehingga
apabila pengetahuan tersebut di kembangkan lebih lanjut (misalnya dengan
mengelompokan materi menggunakan tabel), orang tersebut dapa menerangkan
dengan baik kepada temannya.
c) Aplikasi (Application)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat aplikasi, yakni :
1. Kemampuan dalam menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori,
dsb.
2. Aplikasi konsepdan prinsip prinsip ke dalam situasi yang baru.
3. Pemecahan problim Ips. Penyusunan grafik dan chart.
4. Berpendapat didalam menggunakanmetode dan prosedur.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah mengaplikasikan, mengorganisasikan, merestrukturisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memecahkan, mentransfer, menggunakan, mengklasikasi, memilih,
mendramatisasi, membuat sket, mendemontrasikan mengelustrasikan ,
menangani, mengkalkulasi.
Sebagai contoh, ketika seorang siswa diberi soal matematika oleh gurunya
,maka siswa tersebut harus memiliki pengetahuan dan paham akan materi soal
yang diberikan, maka siswa siswa tersebut akan dapat mencari jawaban dari soal
matematika dengan pemahaman yang ia terima oleh gurunya.
d) Analisis ( Analysis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat anlisis yakni :
1. Analisa informasi yang masuk dan menyusun informasi kedalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.
2. Kemampuan mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari
suatu keadaan yang rumit.
3. Kemampuan mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk
menyampaikan suatu alasan
4. Mengevaluasi relevansi data.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat analisis dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah dapat membedakan, memilih, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menjelaskan, menganalisis, mengkategorikan,
memeriksa, berdebat, menguji dan melakukan eksperimen.
(e) Sintesis ( Synthesis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat sintesis, yakni :
1. Penjelasan mengenai strutur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat.
2. Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
3. Mengungkapkan suatu konsepsi yang terorganisasi secara baik.
4. Merumuskan sesuatu konsepsi baru.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat sintesis dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah memadukan, mengkoposisikan, membangun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
merencanakan, memodifikasi, memformulasi. Sebagai contoh, ditingkat ini
seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab
turunnya kualitas produk.
(f) Evaluasi : (Evaluation)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat evaluasi, yakni :
1. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan
sebagainya dengan menggunakan kreteria yang cocok atau standart
yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya
2. Menyesuaikan nalai suatu pekerjaan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat evaluasi dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah menyimpulkan, menyesuaikan, merangking,
mendukung, menjelaskan, menilai, menyeleksi, mengapresiasi, membobot,
merevisi dan memperbaiki.
1) Aspek Afektif
Aspek afektif dalam pembelajaran IPS mencakup perilaku perilaku yang
menekankan pada aspek perasaan dan emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan siswa pada meteri pembelajaran IPS yang diberikan. Tujuan afektif ini
terbagi dalam 5 tingkatan, yakni :
a) Penerimaan (receiving)
Yakni adanya kesediaan untuk menyadari adanya suatu kenyataan
(Fenomena) maupun gejala yang ada di lingkungannya. Tujuan afektif
pembelajaran IPS pada tingkat penerimaan, yakni :
1. Dapat menerima
2. Dapat menghadiri
3. Sadar akan situasi kondisi yang sedang terjadi
Tujuan lain dalam tingkatan ini adalah menerima, memilih, menanyakan,
mendengar dan menyeleksi suatau kondisi.
Misalkan saja mengenai hubungan interpersonal antar guru dengan siswa. Apabila
guru tersebut menyenangkan dalam mengajar dan materi yang dibawakan mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mengerti, maka siswa akan semakin mudah dalam menerima materi yang
diberikan guru
(a) Tanggapan (responding)
Yakni memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Tujuan lainnya adalah untuk dapat aktif berpartisipasi seperti dalam hal mampu
membuktikan, memberitahukan, menolong, melakukan dengan suka rela serta
mengklaim terhadap sesuatu yang telah menjadi hak kita.
(b) Penghargaan (valuating)
Yakni berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu obyek,
fenomena atau tingkah laku.
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat penghargaan, yakni :
1. Menerima nilai-nilai / norma
2. Taat kepada nilai-nilai / norma
3. Memegang teguh nilai/norma
Apabila perilaku seseorang telah mencerminkan perilaku tersebut, maka
seseorang itu patut diberi pengharga atas apa yang telah ia capai, misalnya saja
dengan pujian, dsb.
(c) Pengorganisasian (organinization)
Tujuan afektik pembelajaran IPS pada tingkat pengorganisasian, yakni :
1. Menghubungkan nilai/norma yang dianutnya
2. Mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup
Sehari-hari.
3. Memadukan nilai-nilai yang berbeda.
4. Menyelesaikan konplik di antaranya, dan membentuk suatu sistem
nilai yang konsisten.
(d) Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai ( characterization by value)
Yakni internalisasi nilai/norma menjadi pola hidup seperti dalam
bertingkah laku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara khusus adalah
melakukan tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab,
mengikuti dan menceritakan.
2) Aspek Psikomotorik
Aspek psikimotorik mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek ketrampilan motorik (gerakan)
Tujuan Psikomotorik ini terbagi dalam 5 tingkatan, yakni :
(a) Imitasi
Kemampuan menirukan gerakan yang telah diamati seperti mengamati,
menirukan (gerakan) sederhana.
(b) Memanipulasi
Menggunakan konsep untuk melakukan gerakan sesuai dengan
instruksi.
(c) Presisi
Melakukan gerakan dengan benar seperti dapat mengartikulasikan
gerakan apabila mengalami kesalahan dan melakukan sesuatu dengan
akurat.
(d) Artikulasi
Merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan terintegrasi
seperti mengkoordinasikan beberapa kemampuan.
(e) Naturalisasi
Melakukan gerakan secara wajar dan efisien serta telah menjadi bagian
dari kebiasaannya seperti melakukan sesuatu secara terbiasa
Dalam hal aspek psikomotorik, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
adalah dengan praktek. Tujuan psikomotorik yang telah diuraikan diatas lebih
menekankan pada gerakan yang diberikan oleh seorang siswa di dalam kegiatan
belajar mengajar.
Bermula pada pemberian instruksi untuk melakukan gerakan tertentu
sampai pada gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan sehingga apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kebiasaan itu dapat memajukan kegiatan belajar mengajar maka akan lebih mudah
bagi pengajar untuk mengontrol siswanya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian peningkatan keterampilan menulis menerapkan pendekatan
kontekstual pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Katelan Tangen ini tidak
terlepas atau mengacu dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fajar Yudi Prasetyo (2011)
dengan judul Penerapan Metode STAD untuk Peningkatan Kemampuan
Penyelesaian Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Jaten Karanganyar
Tahun 2011. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa metode
STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Hal ini terbukti pada hasil kuis siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut :
Pada siklus I dari 47 siswa sebanyak 30 siswa atau 63,83% mencapai nilai KKM,
Pada siklus II dari 47 siswa sebanyak 35 siswa atau 74,47% mencapai nilai KKM,
Pada siklus III dari 47 siswa sebanyak 42 siswa atau 89,36% mencapai KKM.
Penelitian Fajar Yudi Prasetyo di atas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya yaitu terdapat pada model pembelajrannya yaitu menerapkan
STAD. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan
dengan penelitian ini yaitu penelitian Fajar Yudi Prasetyo objek kajiannya dalam
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dan subjek penelitian yaitu
siswa kelas V, sedangkan penelitian ini objeknya pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam dan subjeknya siswa kela VI.
Yusrika Firda Isnaini (2010) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ips
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Wonorejo Polokarto
Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil
tes awal sebelum tindakan yaitu 65,39, dengan ketuntasan klasikal 52,78%. Pada
siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 71,83 dan ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 72,22%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
79,39 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,11%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian Yusrika Firda Isnaini di atas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan model kooperatif tipe STAD dan
objek pada mata pelajaran IPS. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini
juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Yusrika Firda Isnaini
subjeknya pada siswa kelas IV tahun ajaran 2009/2010, sedangkan penelitian ini
pada siswa kelas VI tahun ajaran 2011/2012.
C. Kerangka Berpikir
Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Guworejo 2 diperoleh
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis (kondisi awal), yaitu
a) kurangnya minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran menulis.
Pembelajaran menulis kerap kali menjadi sesuatu hal yang dibenci dan
menakutkan bagi para siswa. Tidak jarang pula para siswa ketika diberi tahu
bahwa hari itu pelajaran menulis, mereka langsung mengeluarkan suara keluhan.
b) Sebagian besar siswa masih belum terbiasa dalam memanfaatkan media tulis
untuk mengungkapkan ide, gagasan mereka, dengan kata lain siswa belum
terbiasa melakukan kegiatan menulis dalam bentuk apapun. c) Guru belum
menggunakan model yang inovatif.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa (tindakan).
Salah satu model yang dapat mengembangkan pemahaman siswa, yaitu dengan
model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan
modelpembelajaran ini, pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa
diharapkan dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan pemahaman tentang
gejala (peristiwa) alam menerapkan model kooperatif tipe STAD. Peningkatan
ini akan ditandai dengan target akhir sebanyak 75% dari jumlah siswa kelas VI
yang ada mendapatkan nilai di atas KKM.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerang Berfikir
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, kajian teori, kajian pustaka dan kerangka
berpikir, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : Penerapan
model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang Gejala
(peristiwa) alam di Kelas VI SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
Hasil pemahaman tentang gejala alam rendah
Siklus I
Siklus II
Belum diterapkan model Kooperatif.
Penerapan model Kooperatif.tipe STAD dalam pemahaman gejala alam
Penerapan model Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala alam
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A . Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen. Siswa Kelas VI bejumlah 14 siswa, 6 siswa lakilaki dan
9 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah kemampuan
siswasiswi khususnya kelas VI masih tergolong rendah sehingga perlu
diadakan penelitian tindakan kelas. Selain itu kepala SD Negeri Guworejo 2 juga
memberi ijin untuk dilaksanakan PTK. Sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan di SD Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan, dengan jenis
kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Waktu.
Jenis Kegt.
Bulan. ke-1 Bulan. Ke-
2
Bulan. Ke-
3
Bulan. Ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul x
2 Pengajuan proposal X
3 Pengajuan surat ijin x
4 Pelaksanaan
1. Siklus I x x
2. Siklus II x x
5 Analisis data. x x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
6 Pembuatan
laporan.
x X x x
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah adalah siswa kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen yang terdiri dari 14 siswa, 6 laki laki dan 9 perempuan.
Masing-masing siswa memiliki pemahaman tentang gejala alam yang tergolong
masih rendah. Objek dalam penelitian ini yaitu tentang pemahaman gejala
(peristiwa) alam pada pembelajran IPS kelas VI.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tempat dan peristiwa (proses proses belajar mengajar pemahaman
tentang gejala alam) Data yang dikumpulkan yaitu data tentang
bagaimana proses pembelajaran pemahaman tentang gejala alam yang
berlangsung di kelas VI SD Negeri guworejo 2 Karangmalang Sragen.
2. Informasi, informasi dalam penelitihan ini terdiri dari :
a. Guru.
Data yang dikumpulkan yaitu data tentang pelaksanaan
pemahaman tentang gejala alam di kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen, data mengenai hambatan hambatan yang
dihadapi guru, data tentang usahausaha yang ditempuh guru dalam
pemahaman tentang gejala alam.
b. Siswa kelas VI.
Sebagai subjek pemahaman tentang gejala alam di kelas VI SD Nergeri
Guworejo 2, Karangmalang Sragen untuk mendapatkan data mengenai
tempat dan peristiwa yang diteliti.
c. Dukumen.
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dokumen berupa hasil pemahaman tentang gejala alam siswa, hasil tes
siswa, dan rencana pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini yang digunakan dalam penelitihan ini adalah
sebagai berikut
1. Observasi.
Observasi dilakuan untuk mengamati perkembangan pemahaman
tentang gejala alam yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum
pelaksanaan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan.
Observasi ini dilakukan dengancara peneliti bertindak sebagai
partisipasifyang mengamati jalannya pembelajarandi kelam yang dipimpin
oleh guru. Peneliti mengambil posisi ditempat duduk di paling belakang,
mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatan segala sesuatu
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, dengan berada di
tempat duduk.
Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan
untuk kemudian dianalisis bersamasama untuk mengetahui berbagai
kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan
yang ada.Hasil diskusi yang berupa solusi untuk berbagai kelemahan
tersebut kemudian dilaksanakandalam siklus selanjutnya.Observasi
terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru mengelola kelas dan
memancing keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.Sedangkan
observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dan minat
siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara, dilakukan terhadap siswa, guru dan informasi lain untuk
menggali data tentang minat siswa terhadap kegiatan pemahaman tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
gejala alam dan metode yang digunakan dalam kegiatan pemahaman
tentang gejala alam.
Analisa tes untuk mengetahui pemahaman tentang gejala alam.
3. Tes, dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang gejala (peristiwa) alam pada pembelajaran IPS. Hasil tes ini
merupakan data primer yang digunakan peneliti.
E. Validasi Data
Validitas adalah keshihan data didalam suatu penelitian, hal ini data dicatat
dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya , oleh
karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Menurut Sarwiji
Suwandi (2009: 60) validitas isi merupakan jaminan kemantapan dan tafsir makna
penelitiannya berdasarkan isi dan intrumen penelitian.
Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Agar data yang didapat valid maka pengujiannya
menggunakan validitas isi. Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan.
Untuk data tentang penerapan model kooperatif tipe STAD menggunakan
validitas isi yaitu tes yang akan digunakan untuk mengungkapkan pemahaman
tentang gejala (peristiwa) alam harus sesuai dengan indikator/tujuan
pembelajaran serta materi pembelajaran. Pengujian validitas isi juga
dibandingkan dengan tujuan pembelajaran khusus.
F. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis kulitatif dengan model interaktif Miles & Huberman. Menurut Sugiyono
(2003:91) model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi
adalah suatu bntuk analisis ang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan akhir
penelitian selesai ditulis.
2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan
dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal
ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan
tabel.
Penarikan kesimpulan, apabila dalam tahapan ini ditemukan data yan
akurat, maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang.
Peneliti dalam hal ni bersifat terbuka dan skeptis, namun demikian akan
meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir
tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Untuk lebih
jelasnya, proses analisis interaktif dari gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1. Model Analisis Data Kualitatif Miles dan Huberman (2009: 20)
Pengumpulan data Sajian data
Penarikan simpulan
(verivikasi)
Reduksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator kinerja adalah: apabila 75% dari jumlah siswa kelas VI
mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk pemahaman tentang gejala
alam adalah 65,00.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah suatu rangkaian tahaptahap penelitian dari
awal sampai akhir. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh
peneliti. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut ini:
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006 : 74).
Permasalahan
Permasahan baru hasil refleksi
Apabila permasalahan belum selesai
Perencanaan
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi Pengamatan pengumpulan data I
Perencanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pengamatan pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Keterangan:
1. Siklus I
a. Rencana Tindakan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian
mengajukan alternatif pemecahan masalah, yaitu penggunaan model kooperatif
dalam pembelajaran pemahaman tentang gejala alam. Pada tahap ini peneliti
menyajikan datadata yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru
menentukan solusi yang tepat masalah yang dihadapi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran pemahaman tentang
gejala alam yang selama ini berjalan kurang efektif .Upaya yang yang dilakukan
dalam pelaksanaan tindakan ini adalah dengan penggunaan model kooperatif tipe
STAD. Penggunaan model kooperatif tipe STAD ini dimaksudkan untuk
menarik minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pemahaman
tentang gejala alam di kelas sehingga kemampuan pemahaman tentang gejala
alam yang dimiliki dapat meningkat. Dalam setiap tindakan yang dilakukan selalu
diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada
tahap ini peneliti peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.Selain itu, pemantauan dilakukan
untuk mengumpulkan data-data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan.
Pemantauan dilakukan untuk memonitor segala kegiatan yang terjadi
dalam kelas. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai partisipasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif ( hanya mengamati dan
mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran pemahaman tentang gejala
alam ) ketika proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu peneliti mengolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
data mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran sehingga dapat
disajikan pada guru.
1. Analisis dan Refleksi Tindakan.
Pada tahap ini peneliti menganalisis /mengolah data yang telah dikumpulkan kemudian menyajikannya padaguru. Kemudian peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan langkahlangkah perbaikan ( solusi pemecahan masalah ) dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu baru diambil kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak berhasil sehingga dapat diketahui langkah selanjutnya.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian
mengajukan alternatif pemecahan masalah, yaitu penggunaan model kooperatif
dalam pembelajaran pemahaman tentang gejala alam. Pada tahap ini peneliti
menyajikan datadata yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru
menentukan solusi yang tepat masalah yang dihadapi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran pemahaman tentang
gejala alam yang selama ini berjalan kurang efektif .Upaya yang yang dilakukan
dalam pelaksanaan tindakan ini adalah dengan penggunaan model kooperatif tipe
STAD. Penggunaan model kooperatif tipe STAD ini dimaksudkan untuk
menarik minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pemahaman
tentang gejala alam di kelas sehingga kemampuan pemahaman tentang gejala
alam yang dimiliki dapat meningkat. Dalam setiap tindakan yang dilakukan selalu
diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada
tahap ini peneliti peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.Selain itu, pemantauan dilakukan
untuk mengumpulkan data-data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pemantauan dilakukan untuk memonitor segala kegiatan yang terjadi
dalam kelas. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai partisipasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif ( hanya mengamati dan
mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran pemahaman tentang gejala
alam ) ketika proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu peneliti mengolah
data mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran sehingga dapat
disajikan pada guru.
2. Analisis dan Refleksi Tindakan.
Pada tahap ini peneliti menganalisis /mengolah data yang telah dikumpulkan kemudian menyajikannya padaguru. Kemudian peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan langkahlangkah perbaikan ( solusi pemecahan masalah ) dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu baru diambil kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak berhasil sehingga dapat diketahui langkah selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Awal (Prasiklus)
Sebelum diadakan tindakan siklus, peneliti telah melakukan tidakan
prasiklus sebagai tes awal. Hasil tes awal digunakan untuk mengetahui hasil
belajar awal siswa kelas VI dalam mata pelajaran IPS materi tentang gejala alam
serta sebagai dasar tolok ukur hasil belajar setelah diadakan siklus I dan II. Selain
itu, nilai awal juga digunakan sebagai skor awal untuk menentukan perhitungan
skor perkembangan individu dan skor kelompok dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Nilai hasil prasiklus siswa
kelas VI sebelum diadakan tindakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen
No Interval
Nilai Fi Xi Xi . Fi Persentase Keterangan 1 36-40 1 37,5 37,5 7,14% Tidak Tuntas 2 41-45 2 42,5 85 14,29% Tidak Tuntas 3 46-50 0 47,5 0 0,00% Tidak Tuntas 4 51-55 2 52,5 105 14,29% Tidak Tuntas 5 56-60 4 57,5 230 28,57% Tidak Tuntas 6 61-65 0 62,5 0 0,00% Tidak Tuntas 7 66-70 2 67,5 135 14,29% Tuntas 8 71-75 1 72,5 72,5 7,14% Tuntas 9 75-80 2 77,5 155 14,29% Tuntas
Jumlah 14 820 100,00% Rata- rata 58,57 Ketuntasan Klasikal 35,71%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat, maka dapat disajikan dalam bentuk
grafik gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1. Grafik Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen
Nilai tentang materi gejala alam prasiklus siswa kelas VI SDN
Guworejo 2 pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas menunjukkan siswa yang
mendapat nilai dalam interval 36-40 sebanyak 1 siswa (7,14%), interval nilai
41-45 terdapat 2 siswa (14,29%), interval nilai 46-50 tidak ada, interval nilai
51-55 sejumlah 2 siswa (14,29%), interval nilai 56-60 sejumlah 4 siswa
(28,57%), interval nilai 61-65 tidak ada, interval nilai 66-70 sejumlah 2 siswa
(14,29%), interval nilai 71-75 sejumlah 1 siswa (7,14%), dan terdapat 2 siswa
(14,29%) mendapat nilai dalam interval 76-80. Nilai rata-rata kelas adalah
58,57 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 5 siswa (35,71%) dari 14 siswa.
Hasil ini menunjukkan hasil nilai pada kondisi awal masih rendah sehingga
perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam
pelaksanaan pembelajaran tentang gejala alam, sehingga dicapailah
kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam pada Siswa Kelas VI SDN
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Penerapan
tindakan ini difokuskan pada hasil nilai pembelajaran IPS tentang gejala
(peristiwa) alam dan jumlah ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD harus mencapai 75% dari jumlah siswa.
2. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dua 2 pertemuan, yaitu pada tanggal 10
Februari 2012 dan 17 Februari 2012. Alokasi waktu pada masing-masing
pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 1
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dimulai dengan kegiatan pengamatan
terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
pengamatan pada mata pelajaran IPS materi gejala (peristiwa) alam dari
keseluruhan siswa yang berjumlah 14 terdapat 5 siswa atau 35,71% sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Setelah dilaksanakan
pemeriksaan, sebagian besar siswa belum dapat memahami dan memaknai
materi gejala (peristiwa) alam yang diajarkan oleh guru. Dari hasil
pengamatan tersebut, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan guru kelas
VI untuk mencari alternatif pemecahan agar dapat meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas VI. Dari diskusi tersebut diperoleh kesepakatan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi
waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2012
dan hari Sabtu tanggal 15 April 2012. Salah satu alternatif pemecahan yang
dapat dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan mengaktifkan
siswa, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
2006 Kelas VI, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division sebagai berikut:
1) Memilih Kompetensi Dasar atau yang sesuai dengan pokok bahasan
koperasi. Alasan memilih Kompetensi Dasar atau indikator tersebut
adalah :
a) Kompetensi dasar koperasi tersebut nantinya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
b) Pemilihan kompetensi dasar koperasi didasarkan pada kurikulum yang
berlaku dan sesuai dengan harapan masyarakat terhadap hasil belajar
siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada
tanggal 10 dan 17 Februari 2012. Perencanaan RPP mencakup penentuan:
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, media, metode, sumber
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan sistem penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa
digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau
bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
b) Buku sumber belajar
Buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang digunakan sebagai
buku acuan belajar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI kelas 6.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Division dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Jumat tanggal 10 Februari 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam dan dampak gejala (peristiwa)
alam.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru memberikan
apersepsi dengan menanyakan pelajaran yang telah diketahui siswa yaitu
tentang bencana alam. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai secara sederhana kepada siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan
ini adalah menyebutkan gejala alam, mendeskripsikan akibat geala alam, dan
meyebutkan contoh-contoh gejala alam yang pernah terjadi di Indonesia. Guru
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa melalui tanya jawab. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari guru. Guru membagi 14 siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen
(campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin), jadi setiap
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: siswa menyimak penjelasan guru
tentang gejala alam, melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai macam-
macam gejala alam, salah satu siswa disuruh maju untuk mendeskripsikan
gejala alam melalui gambar, serta guru memberi orientasi tugas yang akan
dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
adalah setiap kelompok Student Teams Achievement Division diberi lembar
tugas sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling
berdiskusi mengenai macam-macam gejala alam dan dampaknya. Dalam kerja
kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan
penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memehami materi yang
dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja
siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok.
Pada tahap ini peran guru yaitu memantau, mengarahkan, dan membimbing
siswa selama diskusi berlangsung. Tahap selanjutnya yaitu tahap tes individu.
Guru membagikan soal tes individu mengenai materi yang telah dibahas pada
pertemuan ini. Siswa mengerjakan soal tes dengan kemampuan masing-
masing. Tahap perhitungan skor individu dan kelompok pada hasil tes ini
dilakukan guru setelah proses pembelajaran dan tahap pemberian penghargaan
kelompok akan diumumkan pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, tanya jawab untuk mengulas kembali materi pembelajaran pada
pertemuan ini, penarikan kesimpulan dan guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. Setelah itu, guru menutup
pembelajaran IPS.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Jumat tanggal 17 Februari 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru melakukan
tanya jawab berkaitan tentang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
secara sederhana kepada siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
adalah menyebutkan macam-macam gejala alam. Guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Guru
mengatur posisi tempat duduk kelompok, dan siswa duduk dengan anggota
kelompoknya masing-masing.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: guru memberi penjelasan singkat
mengenai manfaat koperasi dan guru memberi orientasi tugas yang akan
dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
adalah setiap kelompok STAD diberi lembar tugas sebagai bahan yang
dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai tujuan
dan asas koperasi. Dalam kerja kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas
dan membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat
memehami materi yang dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil
diskusi atau lembar kerja siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru
sebagai hasil kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator dan
fasilitator dalam membimbing siswa selama diskusi berlangsung. Tahap
selanjutnya yaitu tahap tes individu. Guru membagikan soal tes individu
mengenai materi yang telah dibahas. Siswa mengerjakan soal tes dengan
kemampuan masing-masing. Tahap perhitungan skor individu dan kelompok
pada hasil tes ini dilakukan guru setelah proses pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, penarikan kesimpulan materi, guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, dan tahap pemberian
penghargaan kelompok pada pertemuan I. Sebagai tindak lanjut guru memberi
pesan-pesan agar selalu rajin belajar dan memberikan pekerjaan rumah. Guru
menutup pembelajaran IPS.
c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pada tahap observasi dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan guru kelas. Observasi ini
dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division dapat menghasilkan perubahan pada
hasil belajar IPS tentang materi gejala alam siswa kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai
berikut :
Pertemuan I
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria kurang, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam kriteria
kurang, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria kurang, e)
kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria baik,
f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam kriteria baik,
g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik, h)
kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria baik.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam
kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam kriteria
kurang, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria kurang, g)
diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria kurang, h) perhatian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terhadap siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan aplikasi dalam kriteria
baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus I
pertemuan I adalah 2,93. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 80.
Pertemuan II
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria baik, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam kriteria
baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria kurang, e) kenampakan
sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria baik, f)
kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam kriteria baik, g)
keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik, h)
kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria baik.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam
kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam kriteria
baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria kurang, g)
diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h) perhatian guru terhadap
siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan aplikasi dalam kriteria baik, j)
kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus I
pertemuan II adalah 3,12. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 91.
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa melakukan diskusi.
Itu berarti peran dan