95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MOD HEADS TOGETH KONSEP MAS KELAS FAKULT DEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE HER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PEN SALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IP S IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: SRI WURYANI K7108234 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 E NUMBERED NGUASAAN PS SISWA IRI KAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP MASALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA

KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SRI WURYANI

K7108234

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP MASALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA

KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SRI WURYANI

K7108234

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP MASALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA

KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SRI WURYANI

K7108234

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sri Wuryani

NIM : K7108234

Jurusan/ Program Studi : IP/ PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP MASALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA

KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGIRI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012” ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Sri Wuryani

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP MASALAH SOSIAL PADA PEMBELAJARAN

IPS SISWA KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKO WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

SRI WURYANI

K7108234

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. A. Dakir, M. Pd. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.NIP. 19590515 198703 1 002 NIP. 19491106 197603 1 001

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. A. Dakir, M. Pd. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.NIP. 19590515 198703 1 002 NIP. 19491106 197603 1 001

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. A. Dakir, M. Pd. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.NIP. 19590515 198703 1 002 NIP. 19491106 197603 1 001

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Sri Wuryani. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUKMENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MASALAH SOSIAL PADAPEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 2 PASEKAN EROMOKOWONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsepmasalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan EromokoWonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan menerapkan model pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitiandilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah gurudan siswa kelas IV SDN 2 Pasekan yang berjumlah 18 siswa. Sumber datapenelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis datayang digunakan adalah model analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen,yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukka bahwa melalui penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapatmeningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan penguasaan konseptersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes evaluasi penguasaankonsep siswa pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata penguasaan konsep pada pratindakan sebesar 64,83, pada siklus I sebesar 81,50, dan pada siklus II meningkatmenjadi 85. Pada pra tindakan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥70)sebanyak 6 siswa (33,30%), pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa (77,78%),dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 17 siswa (94, 45%).

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkanpenguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together(NHT), penguasaan konsep masalah sosial.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Sri Wuryani. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNINGMODEL WITH NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TYPE, FORIMPROVING THE MASTERY OF SOCIAL PROBLEMS CONCEPT ONLEARNING IPS OF THE 4TH GRADERS OF SDN 2 PASEKANEROMOKO WONOGIRI ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Minithesis,Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2012.

The objective of this research is to improve the mastery of social problemsconcept on learning IPS of the 4th graders of SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiriacademic year of 2011/2012 by applying cooperative learning model withNumbered Heads Together (NHT) type.

This research is Classroom Action Research (CAR). The research wasdone in two cycles with each cycle consists of planning, the implementation steps,observation, and reflection. The subject of this research is teachers and the 4th

graders of SDN 2 Pasekan which consists of 18 students. The data sourse iscollected from the teachers and students. Data collection technique is done bydoing the observation, interview, test, and documentation. Data analysis techniqueis the interactive analysis model, it consists of three components, there are: datareduction, data presentation, and taking the conclusion or verification.

The results of the research shows the cooperative learning model withNumbered Heads Together (NHT) type can improve the mastery of socialproblems concept in IPS learning from initial condition to first cycle and fromfirst cycle to second cycle. Improvement the mastery of concept could be seen bythe increased value of the evaluation tests students the mastery of concept at eachcycle, the average value of the mastery of concept in before implementation stepbegins of 64,83, in the first cycle is 81,50, and in second cycle increased to 85.Before implementation step begins, the number of students who acquired KKMgrade (≥70) were 6 students (33,30%), in the first cycle increased to 14 students(77,78%), and the second cycle increased again become 17 students (94,45%).

The conclusions of this research is the cooperative learning model withNumbered Heads Together (NHT) type is able to improve the mastery of socialproblems concept on learning IPS of the 4th graders of SDN 2 Pasekan EromokoWonogiri academic year of 2011/2012.

Key words: the cooperative learning model, Numbered Heads Together (NHT)type, the control of social problems concept.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTOYang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta tetapi kekayaan

yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati)

(HR. Abu Ya’la)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita harus

yakin kalai kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhil)

Meniadakan masa lalu adalah tidak mungkin, ia pernah ada, namun ia

menjadi pembanding dan guru masa depan

(Mario Teguh)

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Ayah dan ibuku tercinta

Maryanto dan Dwi Ismiyati, yang telah mendoakan, membimbing,

memotivasi dan terimakasih atas segala kasih sayang yang telah kalian berikan

kepadaku selama ini

Kakakku tercinta

Terima kasih telah memberikan perhatian, kasih saying, serta motivasi

kepadaku

Dosen-dosenku PGSD UNS yang sangat aku hormati,

Terimakasih telah menjadi jembatan menuju gerbang kesuksesanku kelak

Sahabat-sahabatku

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya, serta setia menjadi

sahabat terbaikku

Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta

Tempat belajarku dan telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat

dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal

untuk menjalani kehidupanku kelak

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Masalah Sosial Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN

2 Pasekan Eromoko Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan

penelitian dan guna memperoleh gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa

bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. A. Dakir, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan motivasi

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SDN 2 Pasekan yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna

pengambilan data dalam penelitian.

7. Yuliana Wisnu Wardani, A. Ma. Pd., selaku Guru kelas IV SDN 2 Pasekan

yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Para siswa SDN 2 Pasekan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis,

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka ............................................................... 8

1. Hakikat Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada

Pembelajaran IPS......................................................... 8

a. Pengertian Pengertian Penguasaan Konsep .......... 8

b. Pengertian Pembelajaran........................................ 12

c. Pendidikan IPS ...................................................... 12

d. Tinjauan Materi Masalah Sosial ............................ 14

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) .............................. 20

a. Pengertian Model Pembelajaran ........................... 20

b. Pembelajaran Kooperatif (kooperatif Learning) ... 21

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ................. 22

d. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ............... 25

e. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif ............. 26

f. Pengertian Numbered Heads Together (NHT) . .... 27

g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) . ..................... 29

h. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) . ...................... 32

i. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) . 32

B. Penelitian yang Relevan .................................................... 33

C. Kerangka Berpikir ............................................................. 35

D. Hipotesis Penelitian .......................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 37

B. Subjek Penelitian .............................................................. 37

C. Bentuk dan Strategi Penelitian........................................... 38

D. Data dan Sumber Data ...................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 39

F. Validitas Data ................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data ........................................................ 40

H. Indikator Kinerja ............................................................... 42

I. Prosedur Penelitian ........................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 50

A. Deskripsi Pra Tindakan ..................................................... 50

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .............................. 53

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ........................ 71

D. Pembahasan ...................................................................... 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................. 76

A. Simpulan .............................................................................. 76

B. Implikasi .............................................................................. 77

C. Saran .................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 79

LAMPIRAN ........................................................................................... 82

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pra Tindakan ............. 50

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial Pra

Tindakan ................................................................................... 51

4.3 Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Tindakan ........................ 52

4.4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus I ...................................................................................... 60

4.5 Data Ketuntasan Belajar Siklus I .................................................... 61

4.6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus II ..................................................................................... 69

4.7 Data Ketuntasan Belajar Siklus II ................................................... 70

4.8 Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 72

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 36

3.1 Model Analisis Data Model Interaktif ............................................. 42

3.2 Prosedur Penelitian........................................................................... 43

4.1 Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada

Pra Tindakan ............................................................................... 51

4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Tindakan ...................... 52

4.3 Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus I ....................................................................................... 60

4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ................................................. 61

4.5 Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus II ....................................................................................... 69

4.6 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II ................................................ 70

4.7 Histogram Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Masalah

Sosial Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............................... 72

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 82

2. Silabus ............................................................................................. 83

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I............... 87

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaarn Siklus I Pertemuan II ............. 106

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ............. 125

6. Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II Pertemuan II ............ 142

7. Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................................. 160

8. Pedoman Lembar Observasi Kinerja Guru ..................................... 162

9. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran...... 164

10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I .................... 169

11. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ........................ 171

12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II................... 173

13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ....................... 175

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I................... 177

15. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I....................... 179

16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ................. 181

17. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ..................... 183

18. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Pra Tindakan 185

19. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Siklus I ...... 186

20. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Siklus II..... 187

21. Hasil Wawancara untuk Guru Sebelum Penerapan Model

Numbered Heads Together (NHT) .................................................. 188

22. Hasil Wawancara untuk Guru Setelah Penerapan Model

Numbered Heads Together (NHT) .................................................. 191

23. Hasil Pekerjaan Siswa...................................................................... 193

24. Gambar Kegiatan Pembelajaran....................................................... 201

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk

membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran

yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang

berkulitas. Siswa perlu mendapatkan bimbingan, dorongan, dan peluang

yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang diperlukan

dalam kehidupannya.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan potensinya sehingga dapat menghadapi setiap

perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan

pengetahuan, kemampuan, dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Selain itu, fungsi lain dari pendidikan adalah

untuk mengurangi kebodohan, karena ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi suatu

problematika.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan

tinggi, Sapriya berpendapat, “IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial,ada jenjang

Sekolah Dasar mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi” (2009: 20).

Tujuan pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar menurut

Lasmawan (2010) adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan

dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuan, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Melalui pembelajaran IPS dapat membina dan menyiapkan siswa

sebagai warga negara yang baik dan memasyarakat diharapkan mampu

mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga

siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam menjalani

kehidupan di masyarakat. Guru dituntut untuk mampu mengikuti dan

mengantisipasi berbagai perubahan masyarakat tersebut, sehingga program

pembelajaran yang dilakukannya dapat membantu siswa dalam

mempersiapkan dirinya sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya

sehari-hari.

Guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran dan

merancang proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang

dilakukannya menjadi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam

pembelajaran IPS seharusnya guru dapat menggunakan model

pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan siswapun dapat ikut aktif dalam proses pembelajarannya.

Pembelajaran IPS saat ini masih didominasi dengan metode

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center). Guru hanya

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saat menjelaskan materi

pelajaran tanpa memperhatikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Guru berperan aktif dalam pembelajaran dan berperan sebagai sumber

informasi sedangkan siswa hanya berperan pasif dalam pembelajaran

dengan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan

siswa dalam pembelajaran hanya duduk, mendengar, dan mencatat materi

yang disampaikan guru kemudian menghafal materi tersebut. Oleh karena

itu banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran IPS karena dianggap

sebagai pelajaran yang membosankan.

Berdasarkan hal tersebut, proses pembelajaran IPS khususnya

masalah sosial yang terjadi di kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri masih bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional

cenderung berpusat pada guru. Guru masih mendominasi dalam proses

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran sedangkan siswa masih tampak pasif. Dari hasil wawancara

(lampiran 21 halaman 188) guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran IPS, karena menurut guru

metode ceramah merupakan metode yang paling mudah untuk digunakan

oleh setiap guru. Namun, metode ceramah yang mendominasi dalam

pembelajaran dan tugas siswa hanya mencatat materi yang disampaikan

guru. Saat pembelajaran hampir selesai, siswa diberi kesempatan untuk

mempejari materi yang telah disampaikan dari buku catatan maupun buku

paket kemudian guru memberikan soal evaluasi. Proses pembelajaran

tersebut menyebabkan siswa menjadi pasif dan mengalami kejenuhan

dalam belajar. Kejenuhan yang dialami siswa menyebabkan siswa ramai

sendiri pada akhirnya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan

kurang konsentrasi dalam pembelajaran. Akibatnya penguasaan konsep

masalah sosial tergolong rendah.

Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran IPS pada materi

masalah sosial ini selain dapat dilihat dari proses kegiatan belajar

mengajar yang permasalahannya telah diuraikan di atas, juga dapat dilihat

dari dokumentasi nilai penguasaan konsep masalah sosial (lampiran 18

halaman 185) menunjukkan 12 siswa (66,7%) dari 18 siswa memperoleh

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Sedangkan

nilai siswa yang sudah mencapai KKM hanya terdapat 6 (33.3%) siswa.

Masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM merupakan suatu

dampak pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam

membantu siswa dalam menguasai konsep.

Belajar IPS tidak hanya menghafal materi-materi saja tetapi juga

menguasainya agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh sebab itu, penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran sangat

penting bagi siswa, karena jika suatu konsep dapat dikuasai, maka siswa

akan mengingat apa yang telah dipelajari dalam waktu yang lama.

Menurut Gagne “Penguasaan konsep termasuk dalam hasil belajar

kemahiran intelektual” (Winkel, 2005: 362). Jika siswa telah menguasai

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

konsep suatu materi maka siswa harus benar-benar memahami materi

tersebut, dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri, dan

dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan suatu solusi,

karena jika kondisi tersebut tetap dibiarkan maka pembelajaran

penguasaan konsep masalah sosial tidak akan bermakna bagi siswa. Salah

satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan

menerapkan suatu model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran,

yakni yang lebih interaktif, tidak monoton, memberikan keluasan berfikir

pada siswa agar siswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar

mengajarnya. Agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi

siswa. Pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam

proses belajar mengajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi saja, tetapi

sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola fikirnya dan

kemampuan dasarnya. Selain itu, guru juga harus mampu merancang

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk

meningkatkan pembelajaran IPS materi masalah sosial SDN 2 Pasekan

Eromoko Wonogiri maka harus ditingkatkan pula proses belajar

mengajarnya. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar

yang berpusat pada siswa (student centered), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak

dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli

pada orang lain.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Slavin (1995), menyebutkan

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah

dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti

diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam

melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti

lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi

dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka

(Isjoni, 2010: 17).

Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang

membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, hal ini ditujukan agar

siswa dapat saling bekerjasama, saling membantu dan saling memotivasi

dengan siswa lainnya, agar siswa mendapat hasil belajar yang maksimal

dari pembelajaran tersebut. Dengan model pembelajaran ini, dapat melatih

siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan siswapun juga dapat

menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi dan

tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Trianto (2007: 62), menyebutkan model pembelajaran kooperatif

Numbered Heads Together (NHT) terdiri dari empat fase yaitu: 1).

Penomoran, dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5

orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai

5, 2). Mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan

kepada siswa, 3). Berfikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam

timnya mengetahui jawaban tim, 4). Menjawab, guru memanggil suatu

nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan

tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas

Dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together

(NHT) ini dapat mempermudah siswa untuk menyelesaikan kesulitan

dalam pembelajaran IPS materi masalah sosial, karena siswa dapat

berdiskusi dengan kelompok kecilnya sehingga siswa tidak merasa

kesulitan atau terbebani dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

materi pembelajaran. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk

menyampaikan pendapatnya sehingga hal tersebut juga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)

ini sangat tepat digunakan oleh guru dalam meningkatkan pembelajaran

IPS materi masalah sosial pada siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri. Adapaun kelebihan dari model ini adalah: 1). Munculnya jiwa

kompetisi yang sehat bagi setiap kelompoknya, 2). Memberikan

kesempatan kepada setiap siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, 3).

Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, karena setiap siswa berdiskusi

dengan masing-masing kelompoknya, 4). Siswa dapat saling bertukar

pikiran satu sama lain, 5). Kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk itu penulis akan

melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Masalah Sosial Pada

Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN 2 Pasekan EromokoWonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012?

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: untuk

meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada

pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri

tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memperkaya khasanah keilmuan yang terkait dengan

pembelajaran IPS terutama pada materi masalah sosial dengan

menerapkan model Numbered Heads Together (NHT).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) hasil belajar IPS siswa dapat meningkat.

Siswa juga mudah dalam memahami materi yang diberikan

oleh guru yang didukung oleh model pembelajaran yang

didalamnya siswa dituntut lebih aktif.

b. Bagi Guru

Dari penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan guru,

terutama dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran IPS,

sehingga guru dapat mengembangkan diri dalam meningkatkan

profesi yang akhirnya pembelajaran menjadi maksimal.

c. Bagi Sekolah

Sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan, penelitian ini

dapat dijadikan sebagai sumbangan dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Pembelajaran IPS

a. Pengertian Penguasaan Konsep

Materi pelajaran mengandung konsep-konsep yang penting untuk

dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, konsep-konsep materi tersebut perlu

dikuasi oleh siswa agar materi yang diperoleh tidak mudah hilang dan

lebih bermakna bagi mereka. Menurut Dahar (2011: 62) menyatakan

bahwa “Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep

merupakan batu pembantu berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses

mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi”.

Sedangkan Sapriya (2009: 62) mengungkapkan bahwa “Konsep

merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan

orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau atribut kelas yang

ditunjukkan oleh simbol”.

Menurut Winkel (2005: 92) berpendapat bahwa “Pengertian atau

konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki

ciri-ciri yang sama”. Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa:

Konsep merupakan suatu abtraksi terhadap segala objek yangdihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu(klasifikasi). Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsepyang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yangmenunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkankonsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitashidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalamlingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan.

Menurut Brunner dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana

(2001: 42) menyebutkan “konsep itu mempunyai lima elemen, yaitu: (1)

nama, (2) contoh-contoh (positif dan negatif), (3) atribut (esensial dan non

esensial, (4) nilai-nilai atribut, dan (5) aturan”.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Hamalik (2003: 162) juga menyatakan bahwa “Suatu konsep

adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.

Stimuli adalah objek-objek atau orang (person)”. Sejalan dengan pendapat

tersebut Rosser (1984) mengungkapkan bahwa “Konsep adalah suatu

abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau

hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Karena orang mengalami

stimulus yang berbeda-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan

pengelompokan stimulus dengan cara tertentu” (Dahar, 2011: 63).

Pengertian konsep juga diungkapkan oleh Jhony (2012) sebagai

berikut:

Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatufakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda, ataufenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lain.Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hunganyang mempunyai atribut-atribut yang sama.

Berdasarkan pendapat ahli tentang pengertian konsep di atas dapat

disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu yang abstrak yang

menggambarkan ciri-ciri dari suatu objek dari suatu kejadian, proses, atau

fakta yang membedakan dengan kelompok lain.

Konsep-konsep dari suatu materi pelajaran agar tidak mudah hilang

dan akan lebih bermakna jika konsep-konsep tersebut dikuasai oleh siswa.

Sesuai dengan pendapat Hamalik (2010: 58) yang menyatakan bahwa

“Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan.

Barangsiapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa:

“Knowledge is power”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

penguasaan konsep itu sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan pendapat Gagne yang mengungkapkan bahwa “Penguasaan konsep

termasuk dalam kategori hasil belajar “kemahiran intelektual” (Winkel,

2005: 362). Siswa yang telah menguasai konsep dapat menjelaskan suatu

konsep dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dimilikinya serta dengan menghubungkan dengan konsep-konsep lain

yang berkaitan.

Hamalik (2003: 166) mengungkapkan hal-hal yang perlu

diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai

konsep yaitu: (1) dapat menyebutkan contoh-contoh suatu konsep, (2)

dapat menyatakan ciri-ciri suatu konsep, (3) dapat memilih, membedakan

antara contoh-contoh dari yang bukan konsep, (4) dapat memecahkan

masalah yang berkenaan dengan konsep. Hal serupa juga diungkapkan

Klausmeier dalam Dahar (2011: 69) tingkat pencapaian suatu konsep

yaitu:

(1) Tingkat konkret, pencapaian konsep pada tingkat konkretapabila telah mengenal suatu benda yang telah dihadapi. (2)Tingkat identitas, seseorang akan mengenal suatu objek jika sudahselang suatu waktu, telah mempunyai orientasi ruang yang berbedaterhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu caramenyentuh bola itu bukan dengan melihatnya. (3) Tingkatklasifikasi, mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda darikelas yang sama. (4) Tingkat formal, untuk pencapaian konseptingkat formal, harus dapat menentukan atribut-atribut yangmembatasi konsep.

Siswa mencapai penguasaan konsep dapat diukur dari tes evaluasi

penguasaan konsep masalah sosial. Tes tersebut termasuk kemampuan

ranah kognitif siswa yang terdiri dari beberapa tingkatan pada tabel 1

sebagai berikut (Bloom dkk, dalam Poerwanti, dkk 2008: 1-27):

Tabel 1 Tingkatan Ranah Kognitif Menurut Bloom, dkk

Tingkat DeskripsiI. Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep,

definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus,teori, dan kesimpulan.Contoh kegiatan belajar: mengemukakan arti,menamakan, membuat daftar, menentukanlokasi, mendiskripsikan sesuatu, menceritakanapa yang terjadi, menguraikan apa yang terjadi.

II. Pemahaman Arti: Pengertian terhadap hubungan antarfaktor, antar konsep, dan antar data, hubungansebab akibat, danpenarikan kesimpulan.Contoh kegiatan belajar: mengungkapkan

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

gagasan/ pendapat dengan kata-kata sendiri,membedakan, membandingkan, mengintepretasidata, mendiskripsikan dengan kata-kata sendiri,menjelaskan gagasan pokok, menceritakankembali dengan kata-kata sendiri.

III. Aplikasi Arti: menggunakan pengetahuan untukmemecahkan masalah atau menerapkanpengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.Conroh kegiatan belajar: menghitungkebutuhan, melakukan percobaaan, membuatpeta, membuat model, merancang strategi.

IV. Analisis Arti: menetukan bagian-bagian dari suatumasalah, penyelesaian atau gagasan danmenunjukkan hubungan antar bagian tersebut.Contoh kegiatan belajar: mengidentifikasi factorpenyebab, merumuskan masalah, mengajukanpertanyaan untuk memperoleh informasi,membuat grafik, mengkaji ulang.

V. Sintesis Arti: menggabungkan berbagai informasimenjadi satu kesimpulan atau konsep ataumeramu/ merangkai berbagai gagasan menjadisuatu hal yang baru.Contoh kegiatan belajar: membuat desain,mengarang komposisi lagu, menemukan solusimasalah, mempredikdi, merancang modelmobil-mobilan, pesawat sederhana,menciptakan produk baru.

VI. Evaluasi Arti: mempertimbangkan dan menilai benarsalah, baik buruk, mermanfaat tak bermanfaat.Contoh kegiatan belajar: mempertahankanpendapat, berada argumentasi, memilih situasiyang lebih baik, menyusun criteria penilaian,menyarankan perubahan, menulis laporan,membahas suatu kasus, menyarankan strategibaru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan

konsep dalam pembelajaran sangat penting karena dengan menguasai

konsep tersebut berarti siswa tersebut telah berhasil mengikuti

pembelajaran yang dapat dilihat berdasarkan hasil tes evaluasinya. Siswa

telah menguasai konsep dapat dilihat ketika siswa dapat menyebutkan

suatu konsep, siswa dapat menyatakan ciri-ciri konsep, siswa dapat

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan konsep,

siswa dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk

menunjukkan kegiatan guru dan siswa, hal ini dijelaskan oleh Winataputra

(2007: 1.19) bahwa “Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang

berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa”.

Menurut Hamalik (2009: 57) “Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran”.

Pribadi (2009: 30) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses

yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar

dalam diri individu”.

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan

peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang

intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan

sebelumnya (Trianto, 2011: 17).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses kombinasi antara peserta didik dan

pendidik dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

c. Pendidikan IPS

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Mulyono (1980: 8) “Memberi batasan IPS adalah suatu

pendekatan interdisipliner (Inter-disiplinary Approach) dari pelajaran

Ilmu-ilmu Sosial”. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-

ilmu Sosial, seperti ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan lagi

oleh Saidiharjo (1996: 4) bahwa “IPS merupakan hasil kombinasi atau

hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik” (Hidayati,

Mujinem, dan Senen, 2009: 1-7).

Samlawi dan Maftuh (2001: 5) mengemukakan “Ilmu Pengetahuan

Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar

dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan

psikologis serta kebijakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan

kehidupannya”.

Menurut Dakir, Sarmino, dan Sutijan (2002: 2) “IPS merupakan

perpaduan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang sejenis yang

digabungkan dengan pendekatan edukatif, psikologis, kekayaan dan

kegunaan bagi siswa. Konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial

(Sejarah, Geografi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Sosiologi, dan

Psikologi) yang digabung menjadi satu sehingga menjadi ilmu

pengetahuan sosial, yaitu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan

kehidupan sosial”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai masalah

sosial di masyarakat dari berbagai aspek kehidupan.

2). Tujuan Pendidikan IPS

Pembelajaran yang dilaksanakan tentu saja memiliki tujuan, seperti

halnya dalam pembelajaran IPS juga memiliki tujuan. Solihatin dan

Raharjo (2007: 15) menyatakan bahwa “Pada dasarnya tujuan dari

pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan member bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,

minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.

Kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa pengetahuan

Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:

1). Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2). Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.

3). Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilaisosial dan kemanusiaan.

4). Meningkatkan kemampuan bekerja sama danberkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secaranasional maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut

Nursid Sumaatmadja (2006) adalah “membina anak didik menjadi warga

negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan

negara” (Hidayati, Mujinem, dan Anwar Senen, 2009: 1-24).

Tujuan pembelajaran IPS di SD di atas berkaitan dengan tujuan

pembelajaran konsep masalah sosial karena konsep tersebut termasuk

dalam materi IPS di SD. Dengan pembelajaran konsep masalah sosial

diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang pengertian

masalah sosial, contoh-contoh masalah sosial, penyebab masalah sosial

yang terjadi di lingkungannya dan akibat yang ditimbulkan dari masalah

sosial tersebut, dapat memecahkan masalah jika terjadi masalah serta

menentukan sikap jika menemukan masalah sosial di lingkungannya. Oleh

karena itu, pembelajaran konsep masalah sosial selain untuk menambah

pengetahuan siswa juga dapat menetukan sikap dalam kehidupan sehari-

hari.

d. Tinjauan Materi Masalah Sosial

Tinjauan pokok materi masalah sosial pada pembelajaran IPS kelas

IV SD diambil dari silabus yang terdiri dari:

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2. 4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Pada dasarnya masalah sosial itu berkaitan dengan nilai-nilai sosial.

Hal ini merupakan masalah sosial karena memang ada kesenjangan antara

tata kelakuan yang seharusnya berlaku dengan keadaan yang senyatanya

(Hidayati, Mujinem, dan Senen, 2009: 5-7). Dalam hal ini kita

memerlukan nilai dan norma untuk mengukur apa yang dianggap tidak

baik, apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap tidak benar, hal-hal

yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

Menurut Idianto (2004: 38) masalah sosial merupakan gajala-gejala

sosial yang tidak sesuai antara apa yang diinginkan dengan apa yang telah

terjadi.

Soekanto (2007: 311) mengemukakan masalah sosial menyangkut

nilai-nilai sosial dan moral. Masalah sosial tersebut merupakan persoalan

karena menyangkut tata kelakuan dan immoral, berlawanan dengan hukum

dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, masalah-masalah sosial tak akan

mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat

mengenai apa yang dianggap buruk.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

masalah sosial secara umum merupakan ketidaksesuaian antara tata

kelakuan yang seharusnya berlaku dengan keadaan senyatanya.

Setiap hari kita berhadapan dengan masalah. Contohnya, lupa

mengerjakan PR, terjebak kemacetan, sakit, dijauhi teman-teman, dimarahi

orang tua, dan sebagainya.

Ada masalah pribadi (individu) dan ada juga masalah sosial.

Masalah pribadi adalah masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh

manusia sebagai individu (pribadi). Ketika lupa mengerjakan PR, dimarahi

orang tua, dijauhi teman-teman, sakit dan sedang menghadapi masalah

pribadi. Orang lain tidak dirugikan oleh kesalahan itu.

Suatu hal atau kejadian disebut sebagai masalah sosial jika semua

warga masyarakat lain ikut merasakan pengaruh masalah tersebut.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Masalah pribadi bias dipecahkan sendiri oleh orang bersangkutan. Tidak

demikian halnya dengan masalah sosial. Masalah sosial harus dipecahkan

atau diatasi secara bersama-sama. Seorang warga tidak bias menyelesaikan

seorang diri ketika di lingkungannya sering terjadi kasus pencurian.

Masalah ini hanya bias diselesaikan bersama-sama semua warga

masyarakat. Setiap warga harus mendukung upaya penyelesaian tersebut.

Turut ronda malam di lingkungan merupakan contoh keterlibatan warga

dalam mengatasi masalah sosial tersebut.

Menurut Tantya Wisnu P. (2008: 147) mengemukakan masalah-

masalah sosial di lingkungan setempat yaitu:

1). Masalah-masalah Kependudukan

Masalah-masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia antara

lain persebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang

begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas

penduduk, rendahnya pendapatan per-kapita, tingginya tingkat

ketergantungan, dan kepadatan penduduk.

2). Tindak Kejahatan

Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan,

penjambretan, pencopetan, pemalakan, korupsi, pembunuhan, dan

penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak aman.

3). Masalah Sampah

Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah

masalah sampah. Masalah sampah sangat mengganggu, terutama kalau

tidak dikelola dengan baik. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau

yang tidak sedap. Sampah yang ditumpuk dapat menjadi sumber berbagai

penyakit menular. Masalah lain yang berkaitan dengan sampah adalah

kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Di banyak tempat

banyak warga yang biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sungai dan aliran air menjadi mampet. Akibatnya, sering terjadi banjir jika

hujan lebat.

4). Pencemaran Lingkungan

Macam-macam pencemaran yaitu pencemaran air dan udara.

Peraira bias tercemar karena ulah manusia, misalnya membuang sampah

ke sungai dan menangkap ikan dengan menggunakan pestisida. Sungai,

danau, atau waduk juga tercemar kalau pabrik membuang limbah industry

ke sana. Pencemaran mengakibatkan matinya ikan dan makhluk hidup

lainnya yang hidup di air. Pencemaran udara disebabkan asap kendaraan

bermotor dan asap pabrik-pabrik.

5). Kebakaran

Kebakaran yang tejadi di masyarakat umumnya merupakan

kebakaran pemukiman. Penyebabnya antara lain kompor meledak dan

sambungan arus pendek (konsleting) listrik. Karena itu, masyarakat harus

sangat hati-hati dengan dua hal ini. Kebakaran hutan sering terjadi pada

musim kemarau. Asap kebakaran hutan banyak sekali.asap kebakaran

hutan mengganggu kesehatan dan lalu lintas. Selain itu, kawasan hutan

akan semakin berkurang.

6). Rusaknya atau Buruknya Fasilitas Umum

Banyak fasilitas umum dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara.

Banyak sarana transportasi bus, kereta api, dan kapal sudah tua dan kotor.

Demikian juga fasilitas-fasilitas sosial lainnya seperti telepon umum, WC

umum, tempat hiburan dan rekreasi, dan sebagainya.

7). Perilaku Tidak Disiplin

Contoh perilaku tidak disiplin dalam masyarakat, misalnya

perilaku tidak disiplin menempatkan sampah, tidak disiplin membayar

pajak, tidak disiplin dalam antre, dan tidak disiplin di jalan raya.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

8). Penyalahguaan Narkoba dan Alkohol

Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah sosial yang sangat

serius. Pemakai narkoba akan kecanduan. Zat-zat itu perlahan-lahan

merusak tubuh pemakainya. Banyaknya peredaran narkoba dan

penyalahgunaan narkoba sangat meresahkan. Demikian pula penggunaan

alcohol. Agama telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi alcohol.

Negara kita juga memiliki undang-undang yang melarang penjualan

alkohol di sembarang tempat. Meskipun demikian, masih ada banyak

orang yang menyalahgunakan alkohol.

9). Pemborosan Energi

Sumber energi bahan bakar (minyak bumi, gas alam, dan batu

bara) suatu ketika akan habis. Sumber energy ini tidak dapat diperbaharui.

Karena itu, kita harus hemat memakainya supaya sumber-sumber energy

ini tidak cepat habis. Kita bias belajar menjadi hemat dalam menggunakan

energi, caranya: mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan, bepergian

naik kendaraan umum atau sepeda, memanfaatkan sumber energy

alternative misalnya tumbuh-tumbuhan, angin, air, dan matahari.

10). Kelangkaan Barang-barang Kebutuhan

Kelangkaan barang-barang kebutuhan sehari-hari meresahkan

masyarakat. Oleh karena itu, kelangkaan barang-barang termasuk masalah

sosial. Pemerintah mempunyai tugas memastikan bahwa barang-barang

kebutuhan sehari-hari cukup.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan

sosial:

1) Pemberian Kartu Askes

Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin.

Dengan kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit

yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin)

Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari

pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan

raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat

memenuhi kebutuhan pangannya.

3) Pemberian Bantuan Operasional Sekolan (BOS)

BOS diberikan kepada siswa siswi sekolah mulai dari sekolah dasar

sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk mengurangi biaya pendidikan.

Sekarang ini juga sudah diadakan program BOS buku. Yakni program

penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku

diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran

untuk anaknya yang sekolah.

4) Sekolah Terbuka

Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak

terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagi siswa

yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah

meskipun sudah bekerja.

5) Program pendidikan luar sekolah

Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti

menjahit, perbengkelan atau computer. Pemerintah mengadakan

program pendidikanluar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah

atau putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan pengetahuan.

6) Pemberian Bantuan Tunai Langsung (BTL)

BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan.

BTL merupakan dana kompensasi/ pengganti kenaikan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM).

7) Pemberian Bantuan Modal Usaha

Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan

mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usah kecil

dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka

mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran tentu saja model pembelajaran

mempunyai peranan penting bagi guru untuk menyampaikan materi

kepada siswa, agar siswa lebih mudah dalam menguasai materi yang

disampaikan oleh guru. Anitah (2009: 45) berpendapat bahwa “Model

pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk penyampaian pelajaran”.

Sedangkan, Supriyono (2011: 46) menyatakan “Model pembelajaran ialah

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas maupun tutorial”

Soekamto, dkk (2000) mengemukakan bahwa “Model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas

belajar mengajar” (Trianto, 2009: 22).

Joyce dan Weil dalam Soli Abimanyu, dkk (2008: 2-4 – 2-5),

berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Dari beberapa definisi model pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka atau pola

yang disusun secara sistematis dan dijadikan panduan untuk merencanakan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Isjoni (2010: 15) mengemukakan bahwa, “Cooperative

learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai

satu kelompok atau satu tim”. Slavin (1995) mengemukakan, “In

cooperative learning methods, students work together in four member

teams to master material initially presented by the teacher” (Isjoni, 2010:

15). Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Abu (mengutip simpulan Carol, 1988; Imel, 1989; Kerka, 2009)

berpendapat ”Cooperative learning, as an instructional methodology

provides opportunities for students to decelop skills in group interactions

and in working with other that are needed in today’s world”. Berdasarkan

uraian tersebut, pembelajaran kooperatif mengandung arti sebagai

metodologi intruksional yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengembangkan keterampilan dalam berinteraksi dengan kelompok dan

bekerjasama dengan orang lain yang diperlukan di dunia saat ini. Dalam

kegiatan kooperatif, siswa berinteraksi dan bekerjasama dengan seluruh

anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah memberikan

kesempatan siswa untuk memaksimalkan belajar mereka dengan

mengembangkan keterampilan belajar anggota lainnya dalam kelompok

itu.

Kauchak dan Eggen (1998) berpendapat “Cooperative learning

merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja

secara kolaboratif dalam mencapai tujuan” (Isjoni, 2010: 18).

Isjoni (2010: 20) adalah; (a) setiap anggota memiliki peran, (b)

terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota

kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-

keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi

dengan kelompok saat diperlukan.

Solihatin dan Raharjo (2007: 4) berpendapat, pada dasarnya

cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesame dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua

orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative

learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam

suasana kebersamaan di antara sesame anggota kelompok.

Sedangkan Sunal dan Haas (1993) mengemukakan, bahwa “Model

pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan atau serangkaian

strategik yang khas dirancang untuk member dorongan kepada peserta

didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran”

(Isjoni dan Ismail,2008: 152).

Dari beberapa pendapat tentang cooperative learning di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu

pembelajaran di mana siswa saling membentuk kelompok yang terdiri dari

dua orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu masalah yang telah

diberikan oleh guru dan siswa mendiskusikan materi pembelajaran

tersebut yang mana sesama anggota kelompok tersebut mempunyai

kewajiban untuk saling membantu untuk mempelajari atau memecahkan

apa yang menjadi tanggung jawab kelompok.

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok. Namun, pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang

membedakan dengan kerja kelompok. Bennet dalam Isjoni (2010: 41)

menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative

learning dengan kerja kelompok, yaitu:

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1). Positive Interdepedence

Positive Interdepedence yaitu adanya hubungan timbale balik yang

didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota

kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan

yang lain pula atau sebaliknya.

2). Interaction Face to face

Interaction Face to face yaitu interaksi yang langsung terjadi antar

siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan

individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat

verbal di antara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan

timbale balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil

pendidikan dan pengajaran.

3). Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok

Dengan adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran

dalam anggota kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu

temannya, karena tujuan dalam cooperative learning adalah menjadikan

setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribandinya.

4). Membutuhkan keluwesan

Membutuhkan keluwesan yaitu menciptakan hubungan pribadi,

mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan

kerja yang efektif.

5). Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok)

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok) yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat

dicapai dalam cooperative learning adalah siswa belajar keterampilan

bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting

sangat diperlukan di masyarakat.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Menurut Roger dan Johnson dalam Rusman (2011: 212),

mengemukakan ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif (cooperative

learning), yaitu sebagai berikut:

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung

pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja

kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh

karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling

ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota

kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas

dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk

bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling member dan

menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih

siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka, agar selanjutnya bias bekerjasama denga lebih efektif.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative

learning sebagaimana dikemukakan Slavin (1995), yaitu penghargaan

kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk

berhasil (Isjoni, 2010: 21).

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk

mencapai tiga tujuan penting yang dirangkum Ibrahim, et al. dalam Isjoni

(2010: 27) yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, namun juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademis penting lainnya.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain dari model cooperative learning yaitu penerimaan secara

luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan model pembelajarab kooperatif yang ketiga yaitu,

mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, karena saat

ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama, menurut Eggen dan Kauchak (1996)

menyatakan “Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman

sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta

memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar

bersama-sama siswa yang berbedaan latar belakangnya” (Trianto, 2007:

42). Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu

sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif

untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan

keterampilan berhubungan dengan sesame manusia yang akan sangat

bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Meskipun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,

terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Macam- macam model

pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2010: 89-102), ada 11 macam

antara lain:

1) Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mempunyai ciri adanya

kelompok asal dan kelompok ahli.

2) Think- Pair- Share

Think- Pair- Share adalah model pembelajaran di mana dalam

pelaksanaannya terdapat tahap- tahap pembelajaran yaitu; thinking

(berpikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi).

3) Numbered Head Together

Pembelajaran ini terdapat beberapa tahap antara lain; a) Numbering: guru

membagi kelompok, kemudian memberi penomoran kepada setiap anggota

kelompok, b) Heads Together: Siswa menyatukan pendapatnya atas

pertanyaan atau tugas guru, dan jika guru memanggil sebuah nomor maka

nomor yang dipanggil tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru

tersebut.

4) Group Investigation

Ciri dari group investigation ini adalah dengan guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok, kemudian guru dan peserta didik memilih

dan menentukan topik dengan mengembangkan permasalahan-

permasalahan yang ada dalam topik tersebut.

5) Two Stay Two Stray

Metode two stay two stray juga disebut dengan metode dua tinggal dua

tamu, dengan guru membagi kelompok dan memberikan tugas yang

berupa permasalahan yang harus didiskusikan. Setelah diskusi kelompok

selesai maka dua orang dari anggota kelompok bertamu ke kelompok lain,

sedangkan dua orang yang tidak mempunyai tugas bertamu mereka harus

menerima tamu yang datang. Setelah selesai tugasnya masing- masing

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

maka anggota kelompok yang bertamu ke kelompok lain harus kembali ke

kelompoknya masing- masing untuk mencocokkan dan membahas hasil

kerjanya.

6) Make a Match

Pembelajaran dengan make a match ini memiliki ciri adanya kartu- kartu

yang berisi pertanyaan dan jawaban.

7) Listening Team

Pembelajaran dengan model ini, bercirikan adanya kelompok- kelompok

di mana setiap kelompok memiliki perannya masing- masing.

8) Inside- Outside Circle

Pembelajaran model ini terdapat kelompok- kelompok yang terdiri dari 2

kelompok besar dengan tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok

lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar.

9) Bamboo Dancing

Pembelajaran dengan metode ini sama dengan model pembelajaran dengan

metode inside outside circle.

10) Point- Counter- Point

Metode pembelajaran point- counter- point ini berguna untuk mendorong

peserta didik untuk berpikir dalam berbagai perspektif.

11) The Power of Two

Pembelajaran dengan metode the power of two diawali dengan guru

mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut harus merangsang siswa

untuk berpikir secara kritis.

f. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir

bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional (Trianto, 2007: 62). Numbered Heads Together (NHT)

pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut.

Menurut Maheady Michielli-Pendl, Harper dan Mallete dalam

Susan Bawn (2007: 44) : ” Numbered Heads with incentives was more

effective in raising academic achievement than Numbered Heads without

incentives and both methods were more advantageous for learning than

traditional methods”. Pendapat tersebut mempunyai arti yaitu kepala

bernomor dengan dorongan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi

akademik dari kepala bernomor tanpa dorongan dan kedua metode itu

lebih menguntungkan untuk belajar dibandingkan metode tradisional.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode NHT lebih efektif daripada

metode konvensional dalam meningkatkan prestasi siswa.

Isjoni (2010: 78) mengemukakan “Numbered Heads Together

(NHT) memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-

ide dan dipertimbangkan jawaban yang tepat. Selain itu dapat mendorong

siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka”. Sedangkan

Jauhar (2011, 62) mengungkapkan “Numbered Heads Together (NHT)

adalah suatu pendekatan di mana setiap siswa diberi nomor kemudian

dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari

siswa”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

Numberded Heads Together (NHT) adalah salah satu jenis model

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa, di mana dalam pembelajarannya siswa dibentuk suatu

kelompok, setiap siswa diberi nomor untuk menjawab pertanyaan dari

guru, kemudian siswa diberi kesempatan untuk saling membagikan ide-ide

dan dipertimbangkan jawaban yang tepat.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT)

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) adalah penggunaan kerangka berfikir sebagai panduan

melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran

siswa secara berkelompok yang dimulai dari tahap penomoran,

mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.

Suprijono (2010: 92) menyatakan, pembelajaran dengan

menggunakan model Numbered Heads Together diawali dengan

Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.

Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang

dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang

dan berbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang

dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-

tiap kelompok diberi 1-8 nomor. Setelah kelompok terbentuk, guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap

kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan

jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari

guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang

memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi

kesempatan member jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari

guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor

yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan

jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru

dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik

dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

Trianto (2007: 62) menyatakan guru menggunakan struktur empat

fase sebagai sintaks NHT:

1) Fase 1: Penomoran

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 4-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya.

3) Fase 3: Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Huda (2011: 138) berpendapat, prosedur dalam pelaksanaan

Numbered Heads Together adalah: (1) siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor. (2) Guru

memberikan tugas/ pertanyaan dan masing-masing kelompok

mengerjakannya. (3) kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban

yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut, (4) guru memanggil salah satu nomor, siswa

dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi

kelompok mereka.

Sedangkan Saminanto (2010: 35) berpendapat, model pembelajaran

kepala bernomor (Numbered Heads Together) dikembangkan oleh Spencer

Kagan pada 1992, mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: (1) siswa

dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor,

(2) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya, (3) kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui

jawabannya, (4) guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor

yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, (5) tanggapan dari

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, (6)

kesimpulan.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) yang dikemukakan diatas, maka secara

umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) dalam pembelajaran IPS konsep masalah sosial adalah

sebagai berikut:

Fase Perilaku Guru

Fase 1: Penomoran Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok di

mana tiap kelompok tediri dari 6 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor

antara 1 sampai 6.

Fase 2: Mengajukan

pertanyaan

Guru memberikan pertanyaan/ tugas kepada

masing-masing kelompok yang berkaitan dengan

materi masalah sosial, yaitu macam-macam

masalah sosial, penyebab masaah sosial, dampak

masalah sosial, dan bagaimana cara

memecahkan masalah sosial di daerahnya.

Fase 3: Berfikir

Bersama

Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya

terhadap pertanyaan yang disampaikan guru dan

tiap anggota dalam timnya mengetahui

jawabannya itu.

Fase 4: Menjawab Guru memanggil salah satu nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

h. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif NHT mempunyai beberapa

manfaat terhadap beberapa siswa yang mempunyai hasil belajar yang

rendah, seperti dikemukakan oleh Lundgren (2012: 1) sebagai berikut:

1) Rasa harga diri yang lebih tinggi

2) Memperbaiki kehadiran

3) Penerimaan terhadap individu semakin besar

4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5) Konflik antar pribadi berkurang

6) Pemahaman yang lebih mendalam

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

8) Hasil belajar lebih tinggi

Huda (2011: 138) juga mengungkapkan manfaat model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu

“Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, meningkatkan semangat

kerja sama siswa, dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan

tingkatan kelas”.

Dengan didukung banyaknya manfaat yang ditimbulkan dalam

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) ini, maka

pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan penguasaan

konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2

Pasekan, Eromoko, Wonogiri.

i. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) meliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana yang diungkapkan

Lundgren (2012) bahwa:

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif NHT adalah:

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

a) Kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.

b) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi

dan mengeluarkan pendapatnya.

c) Munculnya jiwa kompetisi yang sehat.

d) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif

dan efisien.

2) Kekurangan

a) Adanya alokasi waktu yang panjang

b) Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran

kooperatif, sehingga menimbulkan siswa cepat bosan dalam

pembelajaran.

Sedangkan Kisworo (2006) juga mengungkapkan beberapa

kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif NHT,

diantaranya:

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif NHT:

a) Setiap siswa menjadi siap semua.

b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

2) Kekurangan model pembelajaran kooperatif NHT:

a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) untuk meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada

pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri ini tidak

terlepas atau mengacu dari penelitian sebelumnya. Berikut penelitian yang

relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dite

Poniyatun (2010) menyebutkan bahwa, Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 02 Doplang Karangpandan Tahun Pelajaran

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2009/2010. Pada pra tindakan diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa sebesar

60,88, siklus I sebesar 72,80, siklus II sebesar 84,20, ini berarti mengalami

peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 23,32%. Dengan demikian

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPS

kelas IV dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS di SDN 02

Doplang Karangpandan.

Farida Rahmawati (2011) menyebutkan bahwa, Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat Bangun Datar Dengan

Menerapkan Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Baleharjo 01 Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2012. Hasil penelitian

menunjukkan bahw a kemampuan berpikir kritis siswa tentang sifat-sifat bangun

ruang mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 45,86,

pada siklus I nilai rata-rata 68,90 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II

adalah 84,09. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai di

atas KKM (66) sebanyak 8 siswa (38,10%), pada siklus I sebanyak 15 siswa

(71,42%), dan pada siklus II sebanyak 18 siswa (85,71%). Berdasarkan hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Hedas Together (NHT) dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis tentang sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SD

Negeri Baleharjo 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran

2010/2011.

Semua penelitian di atas memiliki kesamaan variable dengan penelitian

yang dilaksanakan oleh peneliti, yaitu sama-sama membahas tentang model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), dengan variabel

x (bebas) sama, sedangkan variabel y (terikat/ berbeda dengan penelitian di atas.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri pasif dan

kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini karena guru masih

menggunakan metode konvensional saja yang menitikberatkan guru hanya

sebagai pusat informasi atau hanya sebagai penyalur ilmu saja kepada siswanya,

sedangkan siswa hanya sebagai pendengar saja. Pembelajaran lebih banyak

ceramah, menghafal tanpa memberi kesempatan siswa berlatih berfikir

memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa sendiri

dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran kurang bermakna yang

mengakibatkan penguasaan konsep siswa tentang masalah sosial pada

pembelajaran IPS masih rendah.

Salah satu upaya meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada

pembelajaran IPS yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Numbered

Heads Together (NHT). Model pembelajaran tipe NHT ini melibatkan banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. NHT merupakan salah satu tipe

model pembelajaran kooperatif, maka semua prinsip dasar pembelajaran

kooperatif melekat pada tipe NHT. Ini berarti dalam NHT ada saling

ketergantungan positif antar siswa, ada tanggung jawab perseorangan, serta ada

komunikasi antar anngota kelompok.

Dengan adanya model Numbered Heads Together (NHT) yang bersifat

aktif, kreatif, dan menyenangkan serta melibatkan siswa secara kolaboratif dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka akan menunjang untuk

meningkatkan motivasi siswa dan menghapus teknik hafalan yang digunakan

siswa sehingga pada akhirnya berujung pada peningkatan penguasaan konsep

siswa khususnya pada materi masalah sosial pada pembelajaran IPS.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya. Diperoleh

kerangka berfikir dalam penelitian ini pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012.

Penguasaankonsepmasalah sosialrendah

Guru masih menggunakanmetode konvensional

KondisiAwal

Guru menerapkan modelpembelajaran kooperatiftipe Numbered HeadsTogether (NHT)

Tindakan

Guru menerapkan model kooperatif tipeNumbered Heads Together (NHT),pembelajaran IPS materi masalah sosial.

KondisiAkhir

Siklus I:PerencanaanPelaksanaanObservasiRefleksi

Siklus II:PerencanaanPelaksanaanObservasiRefleksi

Penguasaankonsepmasalah sosialmeningkat

Penguasaankonsepmasalah sosialmeningkat

Penguasaankonsepmasalah sosialtinggi

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri. Peneliti memilih tempat tersebut dengan beberapa pertimbangan

diantaranya di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek

penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

penelitian ulang. Selain itu, lokasi sekolah tersebut mudah dijangkau dan

dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga efisien dalam hal waktu,

tenaga, dan biaya.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2011/ 2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan

Juli 2012. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal dimulai pada bulan

Januari sampai Maret, tahap perijinan dan persiapan penelitian dimulai pada

bulan Maret sampai April, pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan April,

tahap analisis data sudah dimulai pada saat pelaksanaan tindakan yaitu pada

bulan April, terakhir penyusunan skripsi, sidang, revisi, dan penjilidan pada

bulan Mei sampai Juli. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian

pada lampiran 1 halaman 82.

B. Subjek Penelitian

Subjek peneltian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Pasekan

Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah 18 siswa, terdiri

dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

yang disengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Suharsimi

Arikunto, 2010: 130).

2. Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian

tindakan kelas model siklus. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin

dalam Arikunto (2010: 131) didasarkan atas konsep atau pokok bahwa

penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga

menunjukkan langkah, yaitu:

a). perencanaan atau planning,

b). tindakan atau acting,

c). pengamatan atau observing,

d). refleksi atau reflecting.

D. Data dan Sumber Data

Arikunto (2010: 172) menjelaskan “Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data diperoleh. Sumber data berupa responden, benda, gerak

atau proses tertentu”. Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Pasekan, Eromoko,

Wongiri Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berupa hasil wawancara dan hasil

tes penguasaan konsep masalah sosial.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini berupa hasil observasi dan hasil dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Arikunto (2010: 274) mengemukakan bahwa “Dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,

dan sebagainya”. Dokumen yang dikumpulkan diantaranya: silabus IPS kelas

IV, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nama siswa kelas IV,

daftar nilai penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa

kelas IV SDN 2 Pasekan. Selain itu, dokumentasi berupa rekaman video yang

dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Observasi

Arikunto (2010: 272) berpendapat bahwa “Dalam menggunakan

metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan

format atau blangko pengamatan sebagai instrumen”. Observasi dilakukan

untuk memperoleh data-data secara langsung dan dilakukan dengan

memantau proses pembelajaran. Observasi dipusatkan pada kegiatan siswa

dan kegiatan guru kelas IV SDN 2 Pasekan selama pembelajaran IPS dengan

fokus utama kegiatan pembelajaran pada materi masalah sosial melalui

penerapan model kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

3. Wawancara

Menurut Arikunto (2006: 155) berpendapat bahwa “Wawancara

atau sering juga disebut dengan interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewer)”. Teknik ini dilakukan kepada guru kelas IV

SDN II Pasekan.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4. Tes

Arikunto (2010: 266) mengemukakan bahwa “Tes dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis”. Tes ini dilakukan untuk

mengukur ketercapaian penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran

IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan.

F. Validitas Data

Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto: 2006: 168). Semua data

yang dikumpulkan hendaknya sesuai dengan apa yang sebenarnya diukur atau

diteliti. Menurut Slamet dan Suwarto (2007: 54) mengemukakan bahwa “Untuk

menguji keabsahan data digunakan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi

metode”. Adapun yang dimaksud dengan trianggulasi data atau sumber dan

trianggulasi metode yaitu:

1. Trianggulasi data sering disebut juga trianggulasi sumber. Cara ini

mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama

atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa

sumber data yang berbeda.

2. Trianggulasi metode, dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Kegiatan

yang dilakukan peneliti yaitu membandingkan data yang terkumpul dari

teknik dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes kemudian ditarik

kesimpulan sehingga data benar-benar mendekati kevalidan.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara interaktif.

Teknik analisis data interaktif menurut Miles dan Hubermen (2007: 16-21)

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

terdapat tiga langkah yang meliputi, (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3)

penarikan kesimpulan (verifikasi).

Langkah-langkah analisis data model interaktif yang dilakukan dalam

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang

telah dikumpulkan selanjutnya direduksi yaitu mempertegas, menggolongkan,

memfokuskan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Proses reduksi ini

berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data meliputi jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk

yang padu dan mudah diraih, dengan demikian peneliti dapat melihat apa

yang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar

ataukah terus melangkah melakukan analisis yang telah disajikan.

Dalam penelitian ini data diolah dan disajikan dalam bentuk narasi, grafik,

maupun tabel. Data yang berupa nilai penguasaan konsep masalah sosial pada

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri diolah kemudian disajikan

dalam bentuk grafik dan tabel. Hasil dari data tersebut kemudian

dibandingkan untuk mengambil kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Penarikan kesimpulan berdasarkan pada reduksi data dan penyajian data.

Penelitian ini menyajikan data nilai penguasaan konsep keputusan bersama

yang diperoleh dari hasil tes pada siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dapat digunakan untuk menarik

kesimpulan yang sesuai.

Gambar 3.1. Komponen Analisis Data Model Interaktif Miles dan Hubermen

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi:

2008: 70). Penelitian ini direncanakan dua siklus, dengan ketentuan siklus akan

berhenti apabila pembelajaran dikatakan berhasil dengan hasil nilai penguasaan

konsep masalah sosial secara klasikal memperoleh nilai ≥70 (KKM) mencapai

85%. Apabila pada siklus II pembelajaran belum berhasil mencapai indikator yang

telah ditetapkan, maka siklus akan berlanjut sampai siklus ke-n sampai

tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang mekanisme

kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini

direncanakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Di mana setiap

pertemuan terdiri dari 4 tahap yaitu, (1) perencanaan (planning), (2) tindakan

Pengumpulandata

Reduksidata

Penarikankesimpulan(verifikasi)

Penyajiandata

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(acting), (3) pengamatang (observing), (4) refleksi (reflecting). System prosedur

penelitian ini digambarkan pada gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Sistem Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi

Arikunto (2008: 16)

Siklus ini akan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), di

mana setiap pertemuan dalam setiap siklus ini waktunya 2 x 35 menit. Adapaun

rancangan siklus tersebut sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi

masalah sosial dengan model numbered heads together (NHT).

2). Menyusun soal evaluasi dan kelompok

3). Menyiapkan sumber belajar

4). Membuat media pembelajaran

5). Menyusun lembar evaluasi

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran

(RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar pelaksanaan tindakan

Perencanaan

Siklus IRefleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus IIRefleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal sebelum guru menyampaikan materi

pembelajaran, guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari, kemudian memotivasi siswa untuk

memperhatikan pelajaran, serta menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan

materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali

penguasaan konsep siswa tentang masalah sosial dan menanamkan

kepada siswa tentang konsep masalah sosial.

b) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1) Guru menjelaskan secara singkat tentang konsep masalah

sosial.

2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 6 siswa (Tahap Penomoran).

3) Guru memberikan soal diskusi kepada masing-masing

kelompok (Tahap Mengajukan Pertanyaan).

4) Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya terhadap

pertanyaan yang disampaikan oleh guru (Tahap Berfikir

Bersama).

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

5) Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (Tahap Menjawab).

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan jawaban siswa

yang sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan

konsep.

3) Kegiatan Akhir

1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah mengamati aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung, kinerja guru dalam pembelajaran IPS

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT), dan mengobservasi hasil tes penguasaan konsep

siswa. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh guru kelas IV

SDN 2 Pasekan.

d. Refleksi

Peneliti dan observer bersama-sama menganalisis hasil

pembelajaran yang telah dicapai. Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran

yang merupakan penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data serta

hasil observasi selama pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi peneliti

bersama guru menganalisis pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang telah dilaksanakan dan

menganalisis penguasaan konsep siswa sesuai dengan nilai tes penguasaan

konsep saat pembelajaran. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui bagian

yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul

saat pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki. Adapun hasil nilai

penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV

SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri mengalami peningkatan. Nilai rata-rata

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kelas mencapai 81,50 dan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 77,78%

atau sebanyak 14 siswa dari 18 siswa yang nilainya mencapai nilai KKM (70)

bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja, yaitu minimal 85%

dari seluruh jumlah siswa kelas IV SDN 2 Pasekan mencapai nilai KKM atau

lebih. Maka hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I ini menunjukkan

bahwa sasaran belum tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan pada

siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi/ perbaikan dari siklus I.

pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-

masing pertemuan 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada siklus II peneliti

mengoptimalkan tercapainya indikator penguasaan konsep masalah sosial

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT). Berikut tahapan pelaksanaan pada siklus II:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi siklus I yang meliputi

rencana perbaikan dan penyempurnaan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran

materi masalah sosial. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi

pada siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus II, masih sama

seperti siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lagi

untuk memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus I berdasarkan

hasil analisis dan pembahasan siklus I. Indikator RPP dalam siklus II

merupakan pendalaman dari indikator siklus I sehingga soal evaluasi

penguasaan konsep juga mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran

(RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar pelaksanaan tindakan

pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

4) Kegiatan Awal

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Pada kegiatan awal sebelum guru menyampaikan materi

pembelajaran, guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari, kemudian memotivasi siswa untuk

memperhatikan pelajaran, serta menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

5) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

d) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan

materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali

penguasaan konsep siswa tentang masalah sosial dan menanamkan

kepada siswa tentang konsep masalah sosial.

e) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

6) Guru menjelaskan secara singkat tentang konsep masalah

sosial.

7) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 3 siswa (Tahap Penomoran).

8) Guru memberikan soal diskusi kepada masing-masing

kelompok (Tahap Mengajukan Pertanyaan).

9) Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya terhadap

pertanyaan yang disampaikan oleh guru (Tahap Berfikir

Bersama).

10) Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkantangannya dan

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (Tahap Menjawab).

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

f) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan jawaban siswa

yang sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan

konsep.

6) Kegiatan Akhir

4) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

5) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

6) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran IPS dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

berlangsung. Observasi yang dilakukan pada siklus II juga masih sama

dengan observasi pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas siswa,

kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) , dan hasil tes

penguasaan konsep.

d. Refleksi

Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua

data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara, dan nilai hasil

evaluasi penguasaan konsep. Dari hasil observasi dan nilai hasil evaluasi

penguasaan konsep siklus II ternyata terdapat peningkatan. Hasil

observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran mengalami

peningkatan. Dari analisis hasil evaluasi penguasaan konsep masalah

sosial pada siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri diperoleh

peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan klasikal.

Adapun hasil nilai penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran

IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai 85 dan ketuntasan klasikal

yang dicapai sebesar 94,55% atau sebanyak 17 siswa dari 18 siswa yang

nilainya mencapai nilai KKM (70) atau lebih. Jika dibandingkan dengan

indikator kinerja, yaitu minimal 85% dari seluruh jumlah siswa kelas IV

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

SDN 2 Pasekan mencapai nilai KKM. Hasil evaluasi yang dilaksanakan

pada siklus II ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) telah berhasil dan penelitian

dihentikan.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti mengadakan observasi dan

wawancara dengan guru kelas IV SDN 2 Pasekan untuk mengetahui informasi

sebagai data awal penelitian ini. Dari hasil wawancara (lampiran 21 halaman 188)

serta hasil observasi siswa dan guru sebelum tindakan menunjukkan bahwa

pembelajaran IPS konsep masalah sosial kelas IV SDN 2 Pasekan masih berpusat

pada guru, pembelajaran belum disertai dengan penerapan model pembelajaran

yang inovatif, siswa lebih banyak mencatat dan menghafal konsep. Pembelajaran

yang dilaksanakan demikian menyebabkan siswa menjadi pasif dan mengalami

kejenuhan dalam belajar, sehingga menyebabkan penguasaan konsep yang

dimiliki siswa rendah.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa nilai penguasaan konsep

masalah sosial yang diperoleh siswa pada saat pra tindakan masih rendah

(lampiran 18 halaman 185). Hal tersebut ditunjukkan dari 18 siswa kelas IV,

masih ada 12 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (70) atau mencapai

66,70% dengan nilai rata-rata kelas 66,88. Berikut perolehan nilai penguasaan

konsep siswa pada saat pra tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial Kelas IV pada Pra Tindakan

No Urut Nilai Ket No Urut Nilai Ket No Urut Nilai Ket1 63 TT 7 66 TT 13 86 T2 43 TT 8 73 T 14 63 TT3 50 TT 9 83 T 15 86 T4 50 TT 10 53 TT 16 86 T5 73 T 11 60 TT 17 65 TT6 66 TT 12 60 TT 18 50 TT

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan daftar nilai penguasaan konsep siswa pada pra tindakan

menunjukkan sebagian besar siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Nilai

penguasaan konsep tertinggi pada pra tindakan sebesar 86 dan nilai terendahnya

adalah 43. Untuk memperjelas nilai penguasaan konsep pada pra tindakan dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep MasalahSosial Pra Tindakan

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah(xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 43 – 51 4 48.5 194 22.22 TT2 52 – 60 3 56 168 16.67 TT3 61 – 69 5 65 325 27.78 TT4 70 – 78 2 74 148 11.11 T5 79 – 87 4 83 332 22.22 T

18 1167 100Nilai rata-rata kelas = 1167 : 18 = 64.83Nilai Terendah = 43Nilai Tertinggi = 86Siswa Tuntas = 6Siswa Tidak Tuntas = 12Ketuntasan Klasikal = (6 : 18) x 100% = 33.30%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari data nilai penguasaan konsep pra tindakan pada tabel 4.2. dapat

disajikan dalam grafik pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Pra

Tindakan

0

1

2

3

4

5

6

Frek

uens

i

51

Berdasarkan daftar nilai penguasaan konsep siswa pada pra tindakan

menunjukkan sebagian besar siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Nilai

penguasaan konsep tertinggi pada pra tindakan sebesar 86 dan nilai terendahnya

adalah 43. Untuk memperjelas nilai penguasaan konsep pada pra tindakan dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep MasalahSosial Pra Tindakan

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah(xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 43 – 51 4 48.5 194 22.22 TT2 52 – 60 3 56 168 16.67 TT3 61 – 69 5 65 325 27.78 TT4 70 – 78 2 74 148 11.11 T5 79 – 87 4 83 332 22.22 T

18 1167 100Nilai rata-rata kelas = 1167 : 18 = 64.83Nilai Terendah = 43Nilai Tertinggi = 86Siswa Tuntas = 6Siswa Tidak Tuntas = 12Ketuntasan Klasikal = (6 : 18) x 100% = 33.30%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari data nilai penguasaan konsep pra tindakan pada tabel 4.2. dapat

disajikan dalam grafik pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Pra

Tindakan

43 - 51 52 - 60 61 - 69 70 - 78

Interval Nilai

51

Berdasarkan daftar nilai penguasaan konsep siswa pada pra tindakan

menunjukkan sebagian besar siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Nilai

penguasaan konsep tertinggi pada pra tindakan sebesar 86 dan nilai terendahnya

adalah 43. Untuk memperjelas nilai penguasaan konsep pada pra tindakan dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep MasalahSosial Pra Tindakan

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah(xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 43 – 51 4 48.5 194 22.22 TT2 52 – 60 3 56 168 16.67 TT3 61 – 69 5 65 325 27.78 TT4 70 – 78 2 74 148 11.11 T5 79 – 87 4 83 332 22.22 T

18 1167 100Nilai rata-rata kelas = 1167 : 18 = 64.83Nilai Terendah = 43Nilai Tertinggi = 86Siswa Tuntas = 6Siswa Tidak Tuntas = 12Ketuntasan Klasikal = (6 : 18) x 100% = 33.30%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari data nilai penguasaan konsep pra tindakan pada tabel 4.2. dapat

disajikan dalam grafik pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial pada Pra

Tindakan

79 - 87

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.1 nilai rata-rata penguasaan konsep siswa

sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) sebesar 64.83. Siswa yang memperoleh nilai 43 – 51 sebanyak 4

siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 52 – 60

sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 61 – 69 sebanyak 5 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh nilai

dalam interval 70 – 78 sebanyak 2 siswa atau 11,11%. Siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 79 – 87 sebanyak 4 siswa atau 22, 22%.

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 data ketuntasan belajar siswa dapat

disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Tindakan

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 6 33,30%2 Tidak Tuntas 12 66,70%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik Data Ketuntasan Belajar pada Pra Tindakan

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang

mendapat nilai mencapai KKM (70) sebanyak 6 siswa atau sebesar 33,30%.

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%

Pres

enta

se

52

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.1 nilai rata-rata penguasaan konsep siswa

sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) sebesar 64.83. Siswa yang memperoleh nilai 43 – 51 sebanyak 4

siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 52 – 60

sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 61 – 69 sebanyak 5 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh nilai

dalam interval 70 – 78 sebanyak 2 siswa atau 11,11%. Siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 79 – 87 sebanyak 4 siswa atau 22, 22%.

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 data ketuntasan belajar siswa dapat

disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Tindakan

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 6 33,30%2 Tidak Tuntas 12 66,70%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik Data Ketuntasan Belajar pada Pra Tindakan

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang

mendapat nilai mencapai KKM (70) sebanyak 6 siswa atau sebesar 33,30%.

33,30%

66,70%

Tuntas Tidak Tuntas

52

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.1 nilai rata-rata penguasaan konsep siswa

sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) sebesar 64.83. Siswa yang memperoleh nilai 43 – 51 sebanyak 4

siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 52 – 60

sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 61 – 69 sebanyak 5 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh nilai

dalam interval 70 – 78 sebanyak 2 siswa atau 11,11%. Siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 79 – 87 sebanyak 4 siswa atau 22, 22%.

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 data ketuntasan belajar siswa dapat

disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Tindakan

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 6 33,30%2 Tidak Tuntas 12 66,70%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik Data Ketuntasan Belajar pada Pra Tindakan

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang

mendapat nilai mencapai KKM (70) sebanyak 6 siswa atau sebesar 33,30%.

66,70%

Tidak Tuntas

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dengan demikian, masih ada 12 siswa atau 66,70% yang nilainya belum mencapai

KKM (70). Rendahnya penguasaan siswa tersebut disebabkan karena

pembelajaran masih menggunakan metode yang masih berpusat pada guru

sehingga peran siswa dalam pembelajaran masih pasif. Oleh karena itu,

diperlukan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (students

centered), salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Dengan menerapakan model pembelajaran koopertaif tipe

Numbered Heads Together (NHT) diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam

pembelajaran dan penguasaan konsep masalah sosial dapat meningkat.

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe Numbered

Heads Together (NHT) siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran melalui

proses diskusi dengan kelompoknya dan setiap siswa diberi kesempatan untuk

memberikan pendapatnya.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari

2 pertemuan. Dalam setiap pertemuan terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) perencanaan,

2) pelaksanaan, 3) pengamatan atau observasi, 4) refleksi. Adapun gambaran dari

pelaksanaan setiap siklusnya adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 April dan 14 April

2012. Adapun tahap-tahap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan untuk siklus I meliputi penyusunan

instrument pembelajaran dan perangkat penelitian. Berikut ini hal-hal yang

dilaksanakan dalam perencanaan siklus I.

1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPS konsep

masalah sosial dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru dalam pembelajaran

IPS konsep masalah sosial sosial dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3) Mempersiapkan perlengkapan media yang digunakan dalam

pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

IV. Peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPS

dan guru kelas sebagai observer/ pengamat yang mengamati aktivitas

siswa dan kinerja guru. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada

siklus I pertemuan II.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 13 April

2012. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat

pada tahap perencanaan (lampiran 3 halaman 87). Pada pertemuan I,

pembelajaran IPS kelas IV mempelajari tentang pengertian, contoh,

dan penyebab masalah sosial. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Adapun langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan I adalah

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan

mengajak siswa berdo’a dengan dipimpin oleh ketua kelas.

Kemudian, guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran

siswa serta mengecek kesiapan kesiapan siswa dalam mengikuti

pelajaran. Selanjutnya, guru memberikan motivasi dan apersepsi

kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan tertarik dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan kemudian

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

memberikan orientasi dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap, yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru bertanya

jawab dengan jawab tentang masalah pribadi yang pernah dihadapi

siswa. Setelah itu, guru memberi umpan balik dan memberikan

penjelasan secara garis besar tentang pengertian masalah pribadi

dan masalah sosial. Melalui media yang disediakan oleh guru yaitu

tentang contoh masalah pribadi dan masalah sosial, siswa

membedakan dan mengelompokkan mana yang termasuk masalah

sosial dan masalah pribadi.

Pada tahap elaborasi, guru mulai menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) pada fase pertama adalah penomoran, guru

membagi siswa menjadi 3 kelompok, di mana setiap kelompok

terdiri dari 6 siswa, dan setiap anggota kelompok diberi nomor

antara 1 sampai 6. Fase kedua adalah mengajukan pertanyaan, guru

memberikan pertanyaan/ tugas kepada masing-masing kelompok

yang berkaitan dengan materi masalah sosial. Fase ketiga adalah

berfikir bersama, siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya

terhadap pertanyaan/ tugas yang disampaikan oleh guru dan tiap

anggota dalam timnya mengetahui jawabannya itu. Fase keempat

yaitu menjawab, guru memanggil salah satu nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya

dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pada tahap konfirmasi, guru memberi penguatan materi

dengan menanyakan materi yang dipelajari dan memberikan

penguatan kepada kelompok terbaik.

c) Kegiatan Akhir

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kegiatan akhir dimulai dengan membuat ringkasan dari

materi yang telah dipelajari tentang pengertian, contoh, dan

penyebab masalah sosial. Setelah siswa selesai meringkas,

kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April

2012. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat

pada tahap perencanaan (lampiran 4 halaman 106). Pada pertemuan II,

pembelajaran IPS kelas IV mempelajari tentang dampak masalah

sosial dan upaya mengatasi masalah sosial di daerahnya. Adapun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus

I pertemuan II adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, kegiatan yang dilakukan hampir sama

dengan kegiatan awal pada pertemuan I. Guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, karena mata pelajaran IPS

dilaksanakan pada jam ke 4 dan 5, maka guru mengecek kehadiran

siswa secara klasikal dan mengkondusikan siswa agar suasana

kelas menjadi kondusif. Selanjutnya, guru memberikan motivasi

dan apersepsi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan

tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

kemudian memberikan orientasi dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap, yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, kegiatan diawali

dengan tanya jawab antara guru dan siswa tentang contoh masalah

sosial di daerah serta menyebutkan dampak yang ditimbulkan dari

masalah tersebut. Kemudian, siswa mengamati gambar contoh

masalah sosial, kemudian menyebutkan dampak yang ditimbulkan

dari masalah tersebut.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pada tahap elaborasi, kegiatan yang dilakukan oleh guru

dan siswa hampir sama dengan kegiatan inti pada pertemuan I.

Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada fase

pertama adalah penomoran, guru membagi siswa menjadi 3

kelompok, di mana setiap kelompok terdiri dari 6 siswa, dan setiap

anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 6. Fase kedua

adalah mengajukan pertanyaan, guru memberikan pertanyaan/

tugas kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan

materi masalah sosial. Fase ketiga adalah berfikir bersama, siswa

berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan/

tugas yang disampaikan oleh guru dan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawabannya itu. Fase keempat yaitu menjawab, guru

memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pada tahap konfirmasi, guru memberi penguatan materi

dengan menanyakan materi yang dipelajari, guru memberi

kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi yang

diajarkan dan memberikan penguatan kepada kelompok terbaik.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dimulai dengan membuat ringkasan dari

materi yang telah dipelajari tentang pengertian, contoh, dan

penyebab masalah sosial. Setelah siswa selesai meringkas,

kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada

tahap observasi, yang bertugas sebagai observer/ pengamat adalah guru

kelas IV. Observer mendampingi peneliti/ guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Numbered Heads Together (NHT). Aktivitas yang diamati berdasarkan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Berikut adalah

uraian hasil observasi pada siklus I:

1) Aktivitas Guru

Aktivitas guru/ peneliti dalam pembelajaran IPS dengan

menerapkan model pembelajaran koperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) belum tercapai secara optimal karena ada beberapa

tahap yang belum muncul dan belum terlaksana dengan baik. Pada

tahap persiapan, sebelum memulai pembelajaran, peneliti yang

bertindak sebagai guru sudah melakukan persiapan dengan baik dalam

mempersiapkan RPP dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Peneliti sudah memberi apersepsi yang berkaitan

dengan materi yang dipelajari dan memberi orientasi yaitu

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Namun,

peneliti belum memberi motivasi siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran. Sehingga suasana pada awal pembelajaran

masih kurang optimal.

Secara garis besar dalam menyampaikan materi pelajaran

peneliti sudah melibatkan siswa melalui tanya jawab. Kegiatan yang

dilaksanakan juga sudah memenuhi fase/ tahapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Namun, pada

selesai fase menjawab, siswa kurang aktif memberi tanggapan terhadap

hasil jawaban kelompok lain. saat menjawab pertanyaan hasil diskusi,

peneliti juga belum bisa mengkondisikan kelas agar siswa yang tidak

menjawab pertanyaan tetap memperhatikan. Namun demikian, secara

keseluruhan kinerja peneliti/ guru sudah baik, hal ini ditunjukkan

dalam lembar observasi kinerja guru yang menunjukkan banyak

indikator yang sudah tercapai. Hal ini ditunjukkan dalam lembar

observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I (lampiran 11 halaman

171), dan lembar observasi kinerja guru siklus I pertemuan II

(lampiran 13 halaman 175).

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat menarik perhatian siswa dan

meningkatkan keaktifan serta keantusiasan siswa dalam mengikuti

pelajaran. Sebagaian siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru. Pada kegiatan tanya jawab, hampir semua siswa

mengacungkan tangan untuk menjawab umpan balik yang

disampaikan oleh guru. Pada kegiatan diskusi, siswa juga sudah aktif

ikut berpendapat dalam kelompoknya, namun saat siswa

menyampaikan/ menjawab hasil diskusinya untuk seluruh kelas masih

ada beberapa siswa yang tidak mendapat giliran menjawab tidak

memperhatikan atau ramai sendiri. Saat mengerjakan tes evaluasi

masih ada beberapa siswa yang mencoba diskusi dengan temannya.

Namun, secara keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I

dan II sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi aktivitas

siswa siklus I pertemuan I menunjukkan 2,61 (lampiran 10 halaman

169), dan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II

menunjukkan 2,76 (lampiran 12 halaman 173).

3) Hasil Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Hasil nilai penguasaan konsep masalah sosial yang diperoleh

siswa dari hasil evaluasi individu yang diujikan setiap akhir pertemuan

I dan II. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil individu yang diperoleh

siswa pada pertemuan I dan II (lampiran 19 halaman 186), maka hasil

nilai penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa

kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri dapat dilihat pada tabel

4.4.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep

Masalah Sosial Siklus I

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 55 – 63 2 59 118 11,11 TT2 64 – 72 2 68 136 11,11 TT3 73 – 81 5 77 385 27,78 T4 82 – 90 3 86 258 16,67 T5 91 – 99 6 95 570 33,33 T

18 1467 100Nilai rata-rata kelas = 1467 : 18 = 81,5Nilai Terendah = 55Nilai Tertinggi = 95Siswa Tuntas = 14Siswa Tidak Tuntas = 4Ketuntasan Klasikal = (14: 18) x 100% = 77,78%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial pada siklus I yang terlihat pada tabel 4.4, dapat disajikan

dalam gambar 4.3.

Gambar 4.3. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus I

0

1

2

3

4

5

6

7

Frek

uens

i

60

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep

Masalah Sosial Siklus I

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 55 – 63 2 59 118 11,11 TT2 64 – 72 2 68 136 11,11 TT3 73 – 81 5 77 385 27,78 T4 82 – 90 3 86 258 16,67 T5 91 – 99 6 95 570 33,33 T

18 1467 100Nilai rata-rata kelas = 1467 : 18 = 81,5Nilai Terendah = 55Nilai Tertinggi = 95Siswa Tuntas = 14Siswa Tidak Tuntas = 4Ketuntasan Klasikal = (14: 18) x 100% = 77,78%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial pada siklus I yang terlihat pada tabel 4.4, dapat disajikan

dalam gambar 4.3.

Gambar 4.3. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus I

55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90

Interval Nilai

60

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep

Masalah Sosial Siklus I

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 55 – 63 2 59 118 11,11 TT2 64 – 72 2 68 136 11,11 TT3 73 – 81 5 77 385 27,78 T4 82 – 90 3 86 258 16,67 T5 91 – 99 6 95 570 33,33 T

18 1467 100Nilai rata-rata kelas = 1467 : 18 = 81,5Nilai Terendah = 55Nilai Tertinggi = 95Siswa Tuntas = 14Siswa Tidak Tuntas = 4Ketuntasan Klasikal = (14: 18) x 100% = 77,78%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial pada siklus I yang terlihat pada tabel 4.4, dapat disajikan

dalam gambar 4.3.

Gambar 4.3. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus I

82 - 90 91 - 99

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 55 – 63 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 64 – 72 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 73 – 81 sebanyak 5 siswa

atau 27,78 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 82 –

90 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 91 – 99 sebanyak 6 siswa atau 33,33%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 95 dan nilai terendah sebesar 55. Rata-rata kelas

pada siklus I mencapai 81,5 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 77,78% atau 14 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 14 77,78%2 Tidak Tuntas 4 22,22%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.5 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada gambar 4.4

berikut ini.

Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Pres

enta

se

61

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 55 – 63 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 64 – 72 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 73 – 81 sebanyak 5 siswa

atau 27,78 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 82 –

90 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 91 – 99 sebanyak 6 siswa atau 33,33%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 95 dan nilai terendah sebesar 55. Rata-rata kelas

pada siklus I mencapai 81,5 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 77,78% atau 14 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 14 77,78%2 Tidak Tuntas 4 22,22%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.5 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada gambar 4.4

berikut ini.

Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I

77,78%

22,22%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Tuntas Tidak Tuntas

61

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 55 – 63 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 64 – 72 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 73 – 81 sebanyak 5 siswa

atau 27,78 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 82 –

90 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 91 – 99 sebanyak 6 siswa atau 33,33%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 95 dan nilai terendah sebesar 55. Rata-rata kelas

pada siklus I mencapai 81,5 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 77,78% atau 14 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 14 77,78%2 Tidak Tuntas 4 22,22%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.5 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada gambar 4.4

berikut ini.

Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I

22,22%

Tidak Tuntas

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.4 di atas, dapat dilihat

bahwa siswa yang mendapat nilai mencapai KKM (70) sebanyak 14

siswa atau sebesar 77,78%. Dengan demikian, masih ada 4 siswa atau

22.22% yang nilainya belum mencapai KKM (70).

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari kolaborasi dengan

guru kelas, data kemudian dianalisis dan direfleksikan. Tahap refleksi

dilakukan dengan cara melihat ketuntasan nilai penguasaan konsep

masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV secara klasikal pada

pra tindakan dan siklus I. Hasil nilai penguasaan konsep masalah sosial

pada siklus I yang mendapat nilai di bawah KKM (70) sebanyak 4 siswa

atau 22,22%. Siswa yang nilainya di atas atau sama dengan KKM (70)

sebanyak 14 siswa atau 77,78% dengan nilai tertinggi 95. Jadi, dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai penguasaan konsep masalah sosial

pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yakni seharusnya mencapai

85%. Nilai penguasaan konsep siswa pada siklus I kurang maksimal maka

dari itu pembelajaran IPS mengenai masalah sosial dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

perlu dilanjutkan ke siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi pada

siklus I.

Berdasarkan hasil observasi siklus I masih ada kekurangan yang

perlu diperbaiki baik dari aktivitas siswa maupun kinerja guru. Adapun

aktivitas siswa yang perlu diperbaiki dari pembelajaran siklus I yaitu:

1) Partisipasi siswa dalam kegitan diskusi

2) Keberanian siswa untuk bertanya jika merasa kurang jelas

3) Siswa memperhatikan kelompok yang presentasi

4) Konsentrasi siswa ketika guru menyampaikan materi pelajaran

5) Antusias siswa ketika menjawab pertanyaan dari guru

Sedangkan, kinerja guru/ peneliti yang perlu diperbaiki yaitu:

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Menguasai kondisi kelas terutama pada saat guru menyampaikan

materi pelajaran

2) Memusatkan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran

3) Merefleksi kegiatan diskusi kelompok

4) Memberi PR

5) Penggunaan bahasa yang kurang komunikatif sehingga sulit dipahami

siswa

2. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 20 April

dan 21 April 2012. Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada siklus II peneliti/ guru memperbaiki kekurangan-kekurangan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi yang sama dengan siklus I.

pada siklus II peneliti memantapkan indikator yang belum tercapai dan

belum dikuasai siswa pada siklus I. Berikut perencanaan peneliti yang

dilaksanakan pada siklus II:

1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPS konsep

masalah sosial dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk siklus II pertemuan I dan II.

2) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru dalam pembelajaran

IPS konsep masalah sosial sosial dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3) Mempersiapkan perlengkapan media yang digunakan dalam

pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan dan perbaikan pada siklus I.

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan. Adapun pelaksanaan pembelajarannya sebagai berikut:

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 April

2012. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun (lampiran 5 halaman 125). Pada pertemuan I, pembelajaran

IPS kelas IV mempelajari tentang pengertian, contoh, dan penyebab

masalah sosial. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT). Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan I adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. Selanjutnya, guru mengecek kehadiran siswa

secara klasikal dan mengkondisikan siswa agar suasana

pembelajaran lebih kondusif. Kemudian, guru memberikan

motivasi dan apersepsi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat

dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

kemudian memberikan orientasi dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap, yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru bertanya

jawab dengan jawab tentang masalah pribadi yang pernah dihadapi

siswa. Setelah itu, guru bertanya jawab tentang contoh masalah

sosial. Melalui media yang disediakan oleh guru, siswa menjawab

teka teki silang yang sudah tersedia di papan tulis.

Pada tahap elaborasi, guru mulai menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) pada fase pertama adalah penomoran, guru

membagi siswa menjadi 6 kelompok, di mana setiap kelompok

terdiri dari 3 siswa, dan setiap anggota kelompok diberi nomor

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

antara 1 sampai 3. Fase kedua adalah mengajukan pertanyaan, guru

memberikan pertanyaan/ tugas kepada masing-masing kelompok

yang berkaitan dengan materi masalah sosial. Fase ketiga adalah

berfikir bersama, siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya

terhadap pertanyaan/ tugas yang disampaikan oleh guru dan tiap

anggota dalam timnya mengetahui jawabannya itu. Fase keempat

yaitu menjawab, guru memanggil salah satu nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya

dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pada tahap konfirmasi, guru memberi penguatan materi dengan

menanyakan materi yang dipelajari dan memberikan penguatan

kepada kelompok terbaik.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dimulai dengan membuat ringkasan dari

materi yang telah dipelajari tentang pengertian, contoh, dan

penyebab masalah sosial. Setelah siswa selesai meringkas,

kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April

2012. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus II sesuai

dengan RPP yang telah disusun tahap perencanaan (lampiran 6

halaman 142). Pada pertemuan II, pembelajaran IPS kelas IV

mempelajari tentang dampak masalah sosial dan upaya mengatasi

masalah sosial, serta menentukan sikap jika terjadi masalah sosial di

daerahnya. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, kegiatan yang dilakukan hampir sama

dengan kegiatan awal pada pertemuan I. Guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, karena mata pelajaran IPS

dilaksanakan pada jam ke 4 dan 5, maka guru mengecek kehadiran

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

siswa secara klasikal dan mengkondusikan siswa agar suasana

kelas menjadi kondusif. Selanjutnya, guru memberikan motivasi

dan apersepsi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan

tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

kemudian memberikan orientasi dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap, yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, kegiatan diawali

dengan tanya jawab antara guru dan siswa tentang contoh masalah

sosial di daerah serta menyebutkan dampak yang ditimbulkan dari

masalah tersebut. Kemudian, siswa mengamati gambar contoh

masalah sosial, kemudian menyebutkan dampak yang ditimbulkan

dari masalah tersebut.

Pada tahap elaborasi, kegiatan yang dilakukan oleh guru

dan siswa hampir sama dengan kegiatan inti pada pertemuan I.

Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT). Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada fase

pertama adalah penomoran, guru membagi siswa menjadi 6

kelompok, di mana setiap kelompok terdiri dari 6 siswa, dan setiap

anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 3. Fase kedua

adalah mengajukan pertanyaan, guru memberikan pertanyaan/

tugas kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan

materi masalah sosial. Fase ketiga adalah berfikir bersama, siswa

berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan/

tugas yang disampaikan oleh guru dan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawabannya itu. Fase keempat yaitu menjawab, guru

memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Pada tahap konfirmasi, guru memberi penguatan materi

dengan menanyakan materi yang dipelajari, guru memberi

kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi yang

diajarkan dan memberikan penguatan kepada kelompok terbaik.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dimulai dengan membuat ringkasan dari

materi yang telah dipelajari tentang pengertian, contoh, dan

penyebab masalah sosial. Setelah siswa selesai meringkas,

kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada

tahap observasi, yang bertugas sebagai observer/ pengamat adalah guru

kelas IV. Observer mendampingi peneliti/ guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT). Aktivitas yang diamati berdasarkan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Lembar observasi

yang digunakan pada siklus II sama dengan lembar observasi pada siklus I.

Berikut adalah uraian hasil observasi pada siklus II:

1) Aktivitas Guru

Kinerja peneliti yang bertindak sebagai guru dalam

pembelajaran sudah baik. Dalam tahap persiapan, penggunaan media,

dan pada saat pelaksanaan pembelajaran peneliti sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk memantau penguasaan konsep siswa dan

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti sudah

mengulas materi yang disampaikan, tanya jawab secara lisan, dan

penarikan kesimpulan yang melibatkan siswa. Secara keseluruhan

kinerja guru sudah baik. Hal ini ditunjukkan dalam lembar observasi

kinerja guru pada siklus II pertemuan I (lampiran 15 halaman 179), dan

pertemuan II (lampiran 17 halaman 183).

2) Aktivitas Siswa

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

sudah baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran sudah sangat

baik. Hal itu ditunjukkan dengan perhatian siswa untuk mendengarkan

penjelasan guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Tanggung

jawab siswa terhadap tugas yang diberikan juga sudah baik. Siswa juga

sudah dapat dikondisikan dengan baik. Dalam pembelajaran, memang

siswa tidak bias diam sehingga kelas terkesan bising. Tetapi, mereka

bersuara karena berdiskusi mengerjakan lembar kerja siswa dan berebut

menjawab pertanyaan sehingga keterlibatan dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran ini sangat baik. Dalam mengerjakan evaluasi, siswa tidak

ada yang menyontek dan berdiskusi dengan teman. Secara keseluruhan

aktivitas siswa pada siklus II sudah meningkat. Hal ini bisa dilihat dari

hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I menunjukkan 3,07

(lampiran 14 halaman 177), dan hasil observasi aktivitas siswa siklus II

pertemuan II menunjukkan 3,30 (lampiran 16 halaman 181).

3) Hasil Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Hasil nilai penguasaan konsep masalah sosial yang diperoleh

siswa dari hasil evaluasi individu yang diujikan setiap akhir pertemuan

I dan II. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil individu yang diperoleh

siswa pada siklus II pertemuan I dan II (lampiran 20 halaman 188),

maka hasil nilai penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran

IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri dapat dilihat

pada tabel 4.6.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah

Sosial Siklus II

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 60 – 68 1 64 64 5,55 TT2 69 – 77 3 73 219 16,67 T3 78 – 86 6 82 492 33,33 T4 87 – 95 5 91 455 27,78 T5 96 – 104 3 100 300 16,67 T

18 1530 100Nilai rata-rata kelas = 1530 : 18 = 85Nilai Terendah = 60Nilai Tertinggi = 100Siswa Tuntas = 17Siswa Tidak Tuntas = 1Ketuntasan Klasikal = (17: 18) x 100% = 94,45%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial siklus II yang terlihat pada tabel 4.6, dapat disajikan

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus II

0

1

2

3

4

5

6

7

Frek

uens

i

69

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah

Sosial Siklus II

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 60 – 68 1 64 64 5,55 TT2 69 – 77 3 73 219 16,67 T3 78 – 86 6 82 492 33,33 T4 87 – 95 5 91 455 27,78 T5 96 – 104 3 100 300 16,67 T

18 1530 100Nilai rata-rata kelas = 1530 : 18 = 85Nilai Terendah = 60Nilai Tertinggi = 100Siswa Tuntas = 17Siswa Tidak Tuntas = 1Ketuntasan Klasikal = (17: 18) x 100% = 94,45%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial siklus II yang terlihat pada tabel 4.6, dapat disajikan

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus II

60 - 68 69 - 77 78 - 86 87 - 95

Interval Nilai

69

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah

Sosial Siklus II

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

NilaiTengah (xi ) fi.xi Presentase Keterangan

1 60 – 68 1 64 64 5,55 TT2 69 – 77 3 73 219 16,67 T3 78 – 86 6 82 492 33,33 T4 87 – 95 5 91 455 27,78 T5 96 – 104 3 100 300 16,67 T

18 1530 100Nilai rata-rata kelas = 1530 : 18 = 85Nilai Terendah = 60Nilai Tertinggi = 100Siswa Tuntas = 17Siswa Tidak Tuntas = 1Ketuntasan Klasikal = (17: 18) x 100% = 94,45%

Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Berdasarkan distribusi frekuensi data nilai penguasaan konsep

masalah sosial siklus II yang terlihat pada tabel 4.6, dapat disajikan

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Histogram Data Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Siklus II

87 - 95 96 - 104

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.5, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 60 – 68 sebanyak 1 siswa atau 5,55%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 69 – 77 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 78 – 86 sebanyak 6 siswa

atau 33,33 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 87 –

95 sebanyak 5 siswa atau 27,78%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 96 – 104 sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 100 dan nilai terendah sebesar 60. Rata-rata

kelas pada siklus II mencapai 85 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 94,45% atau 17 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 17 94,45%2 Tidak Tuntas 1 5,54%

Jumlah 18 100%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari tabel 4.7 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada

gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

70

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.5, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 60 – 68 sebanyak 1 siswa atau 5,55%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 69 – 77 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 78 – 86 sebanyak 6 siswa

atau 33,33 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 87 –

95 sebanyak 5 siswa atau 27,78%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 96 – 104 sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 100 dan nilai terendah sebesar 60. Rata-rata

kelas pada siklus II mencapai 85 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 94,45% atau 17 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 17 94,45%2 Tidak Tuntas 1 5,54%

Jumlah 18 100%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari tabel 4.7 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada

gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II

94,45%

5,55%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Tuntas Tidak Tuntas

70

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.5, nilai penguasaan

konsep masalah sosial siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko

Wonogiri pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 60 – 68 sebanyak 1 siswa atau 5,55%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 69 – 77 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 78 – 86 sebanyak 6 siswa

atau 33,33 %, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 87 –

95 sebanyak 5 siswa atau 27,78%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 96 – 104 sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Nilai tertinggi

pada siklus I mencapai 100 dan nilai terendah sebesar 60. Rata-rata

kelas pada siklus II mencapai 85 dengan presentasi ketuntasan klasikal

sebesar 94,45% atau 17 dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar

selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Jumlah SiswaJumlah Presentase

1 Tuntas 17 94,45%2 Tidak Tuntas 1 5,54%

Jumlah 18 100%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas

Dari tabel 4.7 di atas, dapat dalam bentuk histogram pada

gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II

5,55%

Tidak Tuntas

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.6 di atas, dapat dilihat

bahwa siswa yang mendapat nilai mencapai KKM (70) sebanyak 17

siswa atau sebesar 94,45%. Dengan demikian, masih ada 1 siswa atau

5,55% yang nilainya belum mencapai KKM (70).

d. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat observasi, data

kemudian dianalisis dan direfleksikan. Analisis hasil tindakan siklus II

direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran. Tahap refleksi dilakukan

dengan cara membandingkan nilai penguasaan konsep masalah sosial pada

saat pratindakan dengan nilai penguasaan konsep masalah sosial pada

siklus II. Kemudian, hasil yang dicapai pada siklus II dibandingkan dengan

indikator yang telah ditetapkan. Indikator kinerja pada siklus II dikatakan

berhasil jika minimal 85% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di atas

KKM (70).

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, presentase ketuntasan

klasikal pada siklus II mencapai 94,45% atau 17 siswa mendapat nilai ≥70,

sehingga indikator yang ditetapkan pada siklus II sudah tercapai. Dengan

ketercapaian indikator yang telah ditetapkan dan peningkatan aktivitas serta

kinerja guru, maka penelitian tindakan kelas ini telah berhasil dan tidak

dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil observasi dan evaluasi

penguasaan konsep masalah pada pembelajaran IPS, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan penguasaan konsep

masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan

Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Berdasarkan hasil observasi dan analisis hasil tindakan siklus I dan II,

dapat diketahui adanya peningkatan penguasaan konsep masalah sosial pada

pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Selain itu, ketuntasan nilai secara klasikal dan nilai rata-rata siswa kelas IV SDN

2 Pasekan Eromoko Wonogiri juga mengalami peningkatan. Peningkatan dapat

dilihat pada data perkembangan nilai penguasaan konsep masalah sosial pada

pembelajaran IPS, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada

tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial Pra tindakan,Siklus I dan Siklus II

No Keterangan Pra tindakan Siklus I Siklus II1 Nilai Rata-rata 64,83 81,50 852 Ketuntasan Klasikal 33,30 77,78 94,45

Untuk memperjelas perbandingan nilai penguasaan konsep masalah

sosial dan ketuntasan klasikal pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II pada

tabel 4.8 dapat disajikan dalam gambar 4.7.

Gambar 4.7. Histogram Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Masalah Sosial

Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

64,83

33,30

81,50 77,7885

94,45

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)

Pratindakan Siklus I Siklus II

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.7 bahwa nilai rata-rata penguasaan

konsep masalah sosial dan presentase ketuntasan klasikal mulai dari pra tindakan,

siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada saat pra tindakan nilai rata-

rata penguasaan konsep masalah sosial sebesar 64,83 meningkat menjadi 81,50

dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Sedangkan presentase ketuntasan

klasikal pada saat pra tindakan hanya 33,30% atau 6 siswa, pada siklus I

meningkat menjadi 77,78% atau 14 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi

94,45% atau 17 siswa.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial

pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini, nilai penguasaan konsep masalah

sosial pada pembelajaran IPS kelas IV telah mengalami peningkatan. Hal tersebut

dibuktikan dari adanya perkembangan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal siswa

yang dicapai pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II.

Pada saat pra tindakan, penguasaan siswa mencapai nilai rata-rata sebesar

64,83 meningkat menjadi 81,50 dan pada siklus II meningkat menjadi 85.

Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, dari 6 siswa atau 33,30%

yang mencapai KKM (70) pada saat pratindakan, meningkat menjadi 14 siswa

atau 77,78% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau

94,45%.

Pada saat pra tindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah adalah 43, nilai

tertinggi mencapai 86, nilai rata-rata kelasnya hanya mencapai 64,83 dan untuk

ketuntasan klasikalnya sebesar 33,30% atau sebanyak 6 siswa mencapai nilai

KKM. Dapat dikatakan, masih ada 66,70% atau sejumlah 12 siswa yang tidak

tuntas untuk penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pada siklus I sudah mulai ada peningkatan. Nilai terendah pada siklus I

sebesar 55, nilai tertinggi naik menjadi 95, nilai rata-rata kelasnya naik menjadi

81,5 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 77,78% atau 14 siswa sudah mencapai

KKM. Dapat dikatakan, masih 22,22% atau 4 siswa yang tidak tuntas untuk

penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS. Ketuntasan klasikal

yang dicapai pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan ke siklus II untuk

memaksimalkan nilai penguasaan konsep masalah sosial beberapa siswa yang

masih kurang maksimal karena masih ada 4 siswa tersebut masih mendapat nilai

yang belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), model

tersebut tersebut dianggap baru dalam pembelajaran IPS. Selain itu, dalam

kegiatan diskusi hanya dibentuk menjadi 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri

dari 6 siswa. Terlalu banyaknya anggota kelompok dalam diskusi, ini juga

mempengaruhi keefektifan siswa dalam mengerjakan soal diskusi konsep masalah

sosial. Karena jumlah anggotanya terlalu banyak, siswa yang mengerjakan soal

diskusi hanya siswa tertentu saja, dan siswa yang lainnya hanya ramai sendiri dan

mengganggu temannya. Namun, waktu yang digunakan dalam kegiatan diskusi

lebih singkat. Peneliti juga memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat

pada siklus I dan memperbaikinya pada siklus II.

Pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik lagi. Nilai

terendah naik menjadi 60, nilai tertinggi naik menjadi 100, nilai rata-rata kelas

mencapai 85 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 94,45% atau 17 siswa dari 18

siswa sudah mencapai batas ketuntasan. Dengan demikian, masih terdapat 5,55%

atau 1 siswa yang tidak tuntas atau mencapai nilai KKM. Dari kondisi awal

sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT), siswa tersebut juga tidak mencapai batas KKM (70). Hal

tersebut disebabkan karena kondisi siswa yang lemah dalam menerima pelajaran

dan pernah tinggal kelas. Oleh karena itu, peneliti mengadakan pendekatan

individu kepada siswa yang tidak tuntas dan membahasnya dengan guru kelas IV.

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pada siklus II kegiatan diskusi dibentuk menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok

hanya terdiri dari 3 siswa. Lebih sedikitnya jumlah siswa dalam setiap kelompok

ini sangat pempengarungi keefektifan siswa dalam mengerjakan soal diskusi

konsep masalah sosial. Karena jumlah anggotanya lebih sedikit, maka tidak ada

kesempatan siswa untuk ramai sendiri dan mengganggu siswa yang lain. Namun,

waktu yang digunakan dalam diskusi lebih memakan waktu yang lama karena

jumlah anggotanya lebih sedikit. Dari data yang diperoleh dari pra tindakan, siklus

I, dan siklus II nilai penguasaan konsep masalah sosial mengalami peningkatan

secara klasikal. Sehingga, ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus II telah

mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Peningkatan tersebut terjadi karena penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat menarik perhatian siswa

dan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar sehingga mempermudah siswa

dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Partisipasi aktif siswa dalam

berusaha mencari jawaban sendiri dengan anggota kelompoknya dan lebih

menyenangkan lagi setiap anggota kelompok saling berkompetisi dengan

kelompok lainnya sehingga siswa termotivasi untuk menjawab pertanyaan dengan

baik dan akan lebih mudah menguasai materi yang disampaikan guru. Hal tersebut

membuktikan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil dan diakhiri pada

siklus II.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama

dua siklus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPS konsep masalah sosial pada

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri, dapat disimpulkan bahwa

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai penguasaan

konsep masalah sosial pada setiap siklusnya, yaitu pada saat pra tindakan nilai

rata-rata penguasaan konsep masalah sosial hanya 64,83 dengan ketuntasan

klasikal sebesar 33,30% atau 6 siswa, siklus I nilai rata-rata penguasaan konsep

masalah sosial sebesar 81,50 dengan ketuntasan klasikal sebesar 77,78% atau 14

siswa, dan siklus II nilai rata-rata penguasaan konsep masalah sosial sebesar 85

dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,45% atau 17 siswa. Dengan demikian,

secara klasikal pembelajaran yang dilaksanakan telah mencapai ketuntasan belajar

yang ditargetkan. Sehingga hipotesis yang berbunyi penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa

kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 terbukti

kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan simpulan terbukti bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa kelas IV SDN 2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan

penguasaan konsep masalah sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN

2 Pasekan Eromoko Wonogiri tahun pelajaran 2011/2011. Hal ini

menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

salah satu acuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPS pada materi yang

sesuai untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hasil penelitian ini juga

dapat memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai

pentingnya model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan

penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran

IPS di SDN 2 Pasekan, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan

penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dan penutup skripsi yaitu:

1. Bagi Sekolah

a. Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan-pelatihan bagi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) guna untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.

b. Hendaknya sekolah mendorong para guru untuk menerapkan model

pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) yang membuat aktif

siswa sehingga siswa dapat menguasai konsep suatu pelajaran.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit i to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Bagi Guru

a. Guru mengupayakan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai tindak lanjut dari penelitian

yang telah dilaksanakan pada pembelajaran IPS materi masalah sosial.

b. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran IPS yang kreatif dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam

pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan akan

memudahkan siswa untuk menguasai suatu konsep.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran IPS

sehingga dapat memperoleh penguasaan konsep yang optimal.

b. Siswa hendaknya meningkatkan keberaniannya untuk menjawab

pertanyaan dari guru secara lisan maupun dalam mengemukakan

pendapatnya.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dalam pengkajian teori yang berkaitan dengan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah

satu upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa yang belum tercakup

dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik lagi.