of 76 /76
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar lingkungan

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Text of PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

44

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal. Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai berikut:Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus diadministrasikan, atau dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23). Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh guru di kelas, betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang melibatkan banyak personal, fungsi-fungsi administrasi yang disebutkan Henry Fayol tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu pencapaian tujuan pembelajaran akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi administrasi ini, lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan Berliner dalam Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru dalam proses tersebut, yaitu sebagai :1. Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di dalam proses belajar-mengajar (pre-teaching problems).2. Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, bertindak sebagai nara sumber (source person), konsultan kepemimpinan (leader), yang bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).3. Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek keefektifanprosesnya, maupun kualifikasi produk (output)-nya. Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai perencana pembelajaran, setiap guru pada satuan pendidikan, termasuk guru kelas berupaya meningkatkan kompetensi TIK agar pembelajaran efektif dan bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan berimplikasi pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar peserta didik. Guru Kelas V ( Lima ) telah melaksanakan proses belajar mengajar dengan didukung TIK. Namun masih ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut persiapan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, dalam penyusunan RPP.. Kekurangan itu antara lain :1. Sebelum penyusunan RPP :a. Sebagian besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.b. Sebagian guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran.

2. Dalam Penyusunan RPP :a. Sebagian besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa selama berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.b. Sebagian besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci. c. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2) format / lembaran evaluasi atau butir soal (free test dan post test), (3) pedoman penilaian, dan kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar siswa.d. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai pembelajaran (pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling atau tugas individu / kelompok) dalam kaitan antara KKM mata pelajaran dengan nilai yang dicapai siswa.3. Pelaksanaan pembelajaran :a. Sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP dalam pelaksanan pembelajarannya.b. Semua itu terkait dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) Semua guru kelas tidak berlatar belakang pendidikan TIK, (b) banyaknya guru kelas yang hanya kompeten dalam cabang pelajaran tertentu yang bukan TIK, (c) tidak semua guru kelas, terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti penataran atau diklat TIK, (d) jarangnya kegiatan KKG TIK kabupaten Brebes yang khusus membahas TIK tersebut. Kondisi yang demikian menjadikan persepsi guru kelas mengenai TIK yang harus dikuasai sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, studio atau tempat belajar lainnya menjadi kurang dikuasi. Misalnya masih terdapat guru yang belum memahami operasi computer dan infoku, apalagi mengenai Internet. Kekurangan ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran Guru Kelas , karena kompetensi-nya tidak dikuasai dengan baik. Padahal, keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan oleh kompetensi yang baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun amat ditentukan oleh kompetensi guru. Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH1. PERUMUSAN MASALAHDari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :a. Apakah supervise akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes ?b. Bagaimanakah aktivitas guru kelas dalam peningkatan kompetensi Guru Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes?Rumusan masalah kedua diuraikan lagi menjadi :1) Bagaimana guru kelas dalam mempersiapkan penyusunan RPP sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar ?2) Bagaimana guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar ?3) Kendala apa yang ditemukan guru kelas dalam peningkatan kompetensi TIK melalui supervise akademik ?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Sebelum menetukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai teori belajar dan pendidikan, kondisi keorganisasian guru (KKG), baik melalui studi pustaka, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas melalui supervise kelas. Alternatif-alternatif tindakan tersebut antara lain : 1. Melalui supervisi akademik, dengan melakukan kunjungan kelas (class visit) ke SD Inti.2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Wanasari.3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Wanasari. Betapapun intensif, alternatif pertama dipandang akan memakan waktu, tenaga dan biaya, karena berarti harus melakukan kunjungan ke sekolah inti dan tempat KKKS Bermutu, dengan harus diawali dulu membuat kesepakatan jadwal kunjungan dengan mempertimbangkan berbagai kegiatan sekolah tempat masing-masing guru bertugas. Alternatif kedua betapapun lebih ringan daripada alternatif pertama, namun tetap masih membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang banyak. Akhirnya pilihan jatuh ke alternatif ketiga. Alternatif ini dipandang lebih efektif dan efisien karena dilakukan satu atau dua kali pertemuan di SD Inti. Kegiatan yang berupaya untuk meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas melalui supervise kelas ini bisa memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang menjangkau seluruh guru kelas dengan lebih komprehensif, sehingga mereka akan memiliki persepsi yang relatif sama mengenai Fungsi dan manfaat TIK untuk mata pelajaran yang mereka ajarkan.

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama dari penelitjan ini adalah untuk mengetahui :1. Pengaruh peningkatan kompetensi TIK Guru kelas melalui supervise kelas pada guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP, tujuan kedua ini diuraikan lagi untuk mengetahui:a. Persiapan yang dilakukan guru kelas dalam menyusun RPP .b. Pelaksanaan penggunaan TIK selama proses supervisi kelas .c. Kendala yang ditemukan guru kelas V ( lima ) dalam proses peningkatan kompetensi TIK?

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN1. Manfaat Teoritis.Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen (pengelolaan) pembelajaran.2. Manfaat Praktis.Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari. Kabupaten Brebes :a. Menjadi pengalaman pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti atau dilaksanakan oleh teman sejawat di lingkungan Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01.b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.c. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penyusunan RPP.d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.e. Meningkatkan kebersamaan guru kelas SD Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.f. Meningkatkan skor nilai portofolio dalam sertifikasi guru.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI SEKOLAHSD Negeri Sigentong 01 merupakan salah satu SD dari 3 SD Negeri yang ada di Desa Sigentong dan dari 52 SD Negeri di Kecamatan Wanasari sekaligus sebagai SD pertama di Desa Sigentong atau di Kecamatan Wanasari karena SD ini berdiri pada tahun 1927. Sekolah ini memiliki luas tanah 7500 m2 dan memiliki 10 rombel Kelas terdiri dari 1,2,3A,3B,4A,4B,5A,5B,6A, dan 6B dengan jumlah siswa 282.Untuk Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik tersebut, sekolah ini memiliki tenaga pengajar sebanyak 14 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 5 orang guru PNS dan 7 orang GTT dengan latar belakang pendidikan terakhir sebagai berikut : 2 orang berpendidikan jenjang D2 dan 12 orang dengan jenjang S1 dari berbagai jurusan pendidikan. Dari 14 tenaga guru yang ada, hanya sebagian yang mengajar dengan menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi.

B. KOMPETENSI GURU Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10). Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan (Sagala, 2006 : 210). Kemudian Adapun Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. (BSNP, 2007 : 8). Pedagogi adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya. RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya bisa melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut. RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar, (3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) :1. Identitas2. Standar Kompetensi (SK)3. Kompetensi Dasar (KD)4. Alokasi waktu 5. Indikator Ketercapaian6. Tujuan Pembelajaran7. Materi Pembelajaran8. Metode Pembelajaran9. Kegiatan Pembelajaran10. Sumber Belajar11. Penilaian Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :1. RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didikdalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan pasal 20) , dan2. RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untukberpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dankemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertadidik (Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses).Contoh RPP Guru kelas yang lengkap dan sistematis dimuat pada Lampiran E.

D. WORKSHOP PADA KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)1. Pengertian KKG Kelompok Kerja Guru ( KKG ) merupakan forum / wadah kegiatan profesional guru yang berada pada gugus sekolah, wilayah kecamatan atau kabupaten / kota ( Depdiknas, 2003 :3).2. Prinsip Kerja KKGa. Merupakan lembaga yang mandiri, tidak mempunyai struktur organisasi yanghierarkis, birokratik dan saling bergantung, tetapi merupakan wadah berkumpulnyaguru .b. Dinamikanya berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.c. Mempunyai visi dan misi yang strategis yaitu untuk mengembangkan profesionalguru, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, dan memberikan pelayanan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.d. Inovatif terhadap upaya pengembangan mutu pendidikan (Depdiknas,2003: 4).3. Peran KKGa. Melaksanakan pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi sehingga memiliki dedikasi tinggi.b. Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan profil guru yang profesional (Depdiknas,2003 : 4).4. Fungsi KKG dalam Konteks Manajemen Sekolaha. Sebagai wahana komunikasi proesional para guru pelajaran yang sejenis.b. Memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru, membina KKG dan wadahpengembangan profesionalisme lainnya.c. Sarana pengembangan inisiatif dan inovasi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran melalui berbagai cara seperti diskusi, seminar, liokakarya, dsb.d. Mengembangkan akreditasi guru (Depdiknas, 2003 : 5).5. Materi Kegiatan KKG Secara umum kegiatan KKG membahas antara lain (Depdiknas, 2003 : 3) :a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan perangkatnya termasuk pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan bahan ajar.b. Pendidikan berorientasi kecapakan hidup dan pola pelaksanaannya meliputi kegiatanmenyusun rencana pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life skill) yang mencakup : metode dan strategi pembelajaran, jenis kecakapan hidup yangdibekalkan, teaching and learning material atau lembar kerja siswa (LKS), danpengembangan alat penilaian.c. Penilaian hasil belajar siswa : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhirsemester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah, dan persiapan Ujian Nasional.d. Membahas konsep-konsep inovasi pembelajaran, di antaranya quantum learningcontextual learning, multipple intelligences, cooperative learning, collaborative learning,constructivism learning,problem solving approach,dlle. Membahas media dan sumber belajar.f. Membahas keorganisasian KKG (Depdiknas, 2003 : 6-7).6. Workshop pada Kegiatan KKGWorkshop mengandung dua pengertian, yang pertama adalah tempat mengerjakanpekerjaan-pekerjaan manual seperti manufacturing dan reparasi. Sedangkan pengertiankedua menunjuk pada sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk membuatproyek kreatif, mendiskusikan suatu topik, mempelajari atau meneliti suatu bidang. Dalam kegiatan KKG, workshop yang dilakukan lebih sering mengacu pada pengertian kedua dengan bidang yang didiskusikan meliputi materi yang dijelaskan pada bagian 5 di atas.

E. PEMBINAAN GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAHSalah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen(commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnyaSalah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007).Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsipprinsip,dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.1. Konsep supervisi akademikSupervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.2. Tujuan dan fungsi supervisi akademikTujuan supervisi akademik adalah:a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,b. mengembangkan kurikulum,c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.3. Prinsip-prinsip supervisi akademikPrinsip-prinsip dalam supervise akademik antara lain:a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.b. Sistematis artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.c. Objektif artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.d. Realistis artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.e. Antisipatif artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.f. Konstruktif artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.g. Kooperatif artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.h. Kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.i. Demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.j. Aktif artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.k. Humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd,1972).l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala serkolah.m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.n. Komprehensif artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas.4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademika. Kompetensi kepribadian.b. Kompetensi pedagogik.c. Kompotensi profesional.d. Kompetensi sosial.Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka.Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.5. Teknik Supervisi KelompokTeknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikuta. Kepanitiaan-kepanitiaanb. Kerja kelompokc. Laboratorium kurikulumd. Baca terpimpine. Demonstrasi pembelajaranf. Darmawisatag. Kuliah/studih. Diskusi paneli. Perpustakaan jabatanj. Organisasi profesionalk. Buletin supervisil. Pertemuan guruBAB IIIMETODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah, 2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru kelas adalah belum optimalnya dalam menyusun RPP. Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.1. Perencanaan Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,menentukansiapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan.2. Pelaksanaan (Action) Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.3. Observasi (Observation) Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.4. Refleksi (Reflection) Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),kolaborasiterhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana dantindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau sempat dilakukan. Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil (Sudjana, 2009 : 8). Jika digambarkan, siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Siklus Kerja PTS (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah , 2009 : 79).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIANPenelitian dilakukan di SDN Sigentong 01 Kec.Wanasari Kab. Brebes sejak bulan Maret sampai bulan April.Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan SekolahTAHAPANURAIAN KEGIATANWAKTUPELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB

Sosialisasi1.Membangun komitmen di sekolah sasaran .12Mart /13 Mart 2014

Kepala Sekolah

2.Pembagian kerja / team work.

Pelaksanaan Program Penelitian Tindakan Sekolah

Peneliti

1.Pelaksanaan PTS Putaran 118 s/d 22 Mart 2014

2.Refleksi Putaran 1

3.Pelaksanaan PTS Putaran 225 s/d 29 Mart 2014

4.Refleksi Putaran 2

5. Temu Akhir31 Okt 2014

Penyusunan laporanPenyusunan Laporan PTS8 April 2014Peneliti

C. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 dengan jumlah 2 orang guru. Karena 2 guru tersebut melaksanakan proses Pembelajaran dengan sering menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi.

D. DEFINISI OPERASIONAL1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini adalah RPP yang disusun guru guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.2. Supervisi AkademikYang dimaksud supervise akademik adalah upaya pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar dengan segala sarana prasarana pendukungnya.E. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :1. Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimuat pada Lampiran A.2. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan dimuat pada Lampiran B.3. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise Akademik, dimuat pada Lampiran C.4. Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dimuat dalam Lampiran D. Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah proses penyusunan RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA1. Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan (1) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise dikelas , dan (3) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V selama proses dilaksanakan. Ketiga rubrik (lembar observasi) ini diformat untuk didisi dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom nilai 1-4 pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus.Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)NOAspek-aspek yang diobservasiNilai

1234

1.Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan penyusunan RPP

2.Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk menyusun RPP

Jumlah Centang

Nilai

Jumlah Centang X Nilai

Nilai Total

Keterangan :Nilai total minimum : 2x1=2Nilai total maksimum :2x4=8Kategori Nilai Total

KurangCukupBaikSangat Baik

1 - 23 - 45 - 67 - 8

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise dikelasNOAspek-aspek yang diobservasiNilai

1234

1.Antusiasme guru dalam penyusunan RPP

2.Tingkat perhatian pada peneliti

3.Keberanian dalam mengemukakan pendapat

4.Keberanian mengajukan pendapat

5.Keberanian mengajukan pertanyaan

6.Keberanian menjawab pertanyaan

7.Kemampuan bekerja sama atau berdiskusi

8.Keberanian tampil didepan

9.Ketuntasan menyelesaikan tugas

10.Kemauan mencatat materi yang dianggap penting

11.Ketahanan dalam mengikuti kegiatan penyusunan RPP

12.

Jumlah Centang

Nilai

Jumlah Centang X Nilai

Nilai Total

Keterangan :Nilai total minimum : 10x1=10Nilai total maksimum :10x4=40Kategori Nilai Total

KurangCukupBaikSangat Baik

1 - 1011 - 2021 - 3031 - 40

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V selama proses dilaksanakanNOASPEK-ASPEK PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)NILAI

1234

1.Identitas :a. Pencantuman nama sekolahb. Pencantuman nama mata pelajaranc. Pencantuman kelas dan semesterd. Pencantuman alokasi pertemuan dan jam pelajarane. Pencatuman titi mangsa pembuatan RPPf. Pencantuman nama, NIP. Dan tanta tangan Guru.g. Pencantuman nama, NIP. Dan tanda tangan Kepala Sekolah

2.Standar Kompetensi (SK)h. Mencantumkan standar kompetensi (SK) sesuai standar isi dan silabus

3.Kompetensi Dasari. Mencantumkan kompetensi dasar (KD) sesuai standar isi dan silabus

4.Indikator Ketercapaianj. Penggunaan kata operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi dasar (KD)k. Kesesuaian kata kerja operasional yang digunakan dengan materi pembelajaran

5.Tujuan Pembelajaran l. Pencantuman sumber belajarm. Pengungkapan target yang dicapai siswan. Relevansi rumusan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar (KD)

6.Materi Pembelajarano. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaranp. Sistematika materi pembelajaranq. Kesesuaian materi pembelajaran dengan standar isir. Pencantuman materi pembelajaran untuk pengayaan

7.Kegiatan Pembelajarans. Pencantuman jumlah pertemuant. Pembagian kegiatan belajar menjadi (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) kegiatan pembelajaran inti, dan (3) kegiatan pembelajaran penutupu. Proporsionalitas alokasi waktu untuk setiap bagian kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup)v. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran pendahuluanw. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran intix. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran penutup

8.Metode Pembelajarany. Pencantuman nama metode / model pembelajaranz. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan langkah proses pembelajaranaa. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran (TP)ab. Proposionalitas penataan alokasi waktu proses pembelajaran dalam metode / model pembelajaran yang dipilih

9.Media (Sumber) Pembelajaranac. Pencantuman jenis media (sumber) belajarad. Kesesuaian media dengan tuntutan kurikulum (SK, KD)ae. Relevansi media (sumber) dengan tujuan pembelajaran (TP)af. Kesesuaian media (sumber ) dengan kondisi kelasag. Kesesuaian media (sumber) dengan bentuk evaluasi

10.Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaranah. Pencantuman bentuk / jenis evaluasiai. Pencantuman lembaran / format evaluasi (butir soal, lembar observasi, dll)aj. Pencantuman pedoman penilaianak. Pencantuman kunci jawabanal. Relevansi bentuk / jenis evaluasi dengan tujuan pembelajaran (TP)am. Kesesuaian bentuk / jenis evaluasi dengan aktual

11.an. Sistematika Keseluruhan

Jumlah Centang

Nilai

Jumlah Centang X Nilai

Nilai Total

2. Wawancara (Diskusi) Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru kelas. Hal ini untuk mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui observasi.3. Studi Dokumenter Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari lembaran-lembaran RPP buatan guru.4. Studi Pustaka Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru didiagnosis sehingga peneliti menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan RPP yang disusun guru pada saat awal kegiatan mengajar. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan RPP, kemudian mengevaluasi RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus penelitian. Prakteknya, guru-guru diminta menyusun secara spontan tanpa ada intervensi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan sehari-hari sebelum mengajar. Dengan menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Dalam Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, diketahui kondisinya sebagai berikut :Hasil evaluasi terhadap RPP yang mereka buat selama kegiatan orientasi teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu :1. Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen Indikator Pencapaian.2. Tidak terdapat komponen Tujuan Pembelajaran. 3. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang mencantumkan Kegiatan apersepsi dan motivating.4. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu didominasi metode ceramah.5. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan kegiatan tindak Lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan konseling atau Memberikan tugas individu ataukelompok.6. Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran :Tidak mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar, lembaran / Instrument penilaian(butirsoal-soal,rubrik,dll.),pedoman penilaian, dan kunci jawaban.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN1. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu. Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi.a. PerencanaanPerencanaan yang dilakukan meliputi :1) Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn RPP yang lengkap dan sistematis, yaitu : a) PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikanb) Permendiknas : No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006, Permendiknas No 20 Tahun 2007,dan No.41Tahun 2007c) Buku mengenai Evaluasi Pendidikand) Buku-buku Materi Pelajarane) Contoh / model RPPf) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,sikap,dan keterampilan untuk membuat indikator pencapaian kompetensi.g) Buku-buku sumber inovasi pembelajaran2) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa:a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Supervisi Akademik pembelajaran guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari,c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Proses pembelajaran guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dand) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas Selama Penyusunan RPP pada Kegiatan peningkatan kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.b. PelaksanaanSebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Kamis tanggal 18 s/d 29 Maret 2014 : 1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan penyusunan RPP yang akan dilakukan pada siklus kesatu.2) Guru Kelas SD Negeri Sigentong 01 melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan RPP.c. Observasi Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (c) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :Tabel 4.1 Rekapitulasi pada Rubrik Skor Kemampuan Guru Kelas Siklus 1NoNama Guru Skor Penilaian

Persiapan Penyusunan RPPPenyusunan RPPPenilaian RPP

1.VA529110

2.VB731128

Jumlah1260238

Rata- rata630119

Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 dapat dilihat, tentang Aktivitas Guru Kelas, Persiapan Penyusunan RPP, Penyusunan RPP dan Penilaian RPP setelah di implementasikan pada Siklus 1 adalah sebagai berikut untuk Persiapan Penyusunan RPP pada Siklus 1 mencapai nilai 6 Penyusunan RPP pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori baik, Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama pada siklus kesatu yang mencapai nilai 30 atau tergolong baik.

d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :1) Guru kesulitan menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, Meliputi : (1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok belajar, (2) Kegiatan Pembelajaran Inti : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan (3) Kegiatan Pembelajaran Penutup mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan, memeriksa hasil belajar, dan memberikan arahan tindak lanjut.2) Guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan Kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.3) Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk RPP Dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk satu pertemuan. 4) Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil Belajar dengan format / lembaran butir soal-soal dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran.5) Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan beberapa guru telah Menambahkannya menurut pendapat mereka. 6) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Nilainya mencapai nilai 119, yang berarti berada pada katagori baik. 7) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan supervisi, nilainya mencapai nilai 30, Yang berarti berada pada katagori baik. Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus KeduaDalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.a. PerencanaanUntuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :1) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise dilaksanakan, (c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi, dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas dalamPenyusunan RPP.2) Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas untuk mendiskusikan kendala yang dihadapi guru kelas dalam menyusun RPP dan cara mengatasinya sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada tindakan perbaikan siklus kedua dimulai.Hasilnya adalah sebagai berikut :a) Guru-guru meminta peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber untuk menjelaskan (1) cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti,dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang cocok untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan sistematis, dan (c) penilaian (evaluasi) proses dan hasil pembelajaran.b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak saja mengandung komponen RPP minimal, tapi ditambah komponen lain yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen minimal menjadi 11 komponen yang lengkap. c) RPP disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai nara sumber.b. Pelaksanaan Pelaksanaan Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh peneliti dan guru pada hari hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 guru-guru dan peneliti bersama-sama melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis. Kegiatan diawali dengan pemberian penjelasan oleh peneliti yang menjadi nara sumber mengenai cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang bisa ditambahkan ke dalam komponen RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.c. ObservasiBersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Kelas Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Akademik , dan (c) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :Tabel 4.2. Rekapitulasi pada Rubrik Skor PenilaianKemampuan Guru Kelas Siklus 2NoNama Guru Skor Penilaian

Persiapan Penyusunan RPPPenyusunan RPPPenilaian RPP

1.VA735147

2.VB937155

Jumlah1672302

Rata- rata836151

Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 2 yang mencapai nilai 151, berada pada katagori sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan pemebelajaran pada siklus 2 lebih baik daripada pada saat siklus 1. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama pada siklus kedua mencapai nilai 36, yang berarti tergolong sangat baik. d. RefleksiBerdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan bahwa : Guru mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya dengan benar.1) Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan standar isi dan silabus. 2) Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.3) Guru mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan kalimat yang mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi dasar, dan sesuai dengan materi pembelajaran.4) Guru mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat yang mencantumkan subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa, dan relevan dengan kompetensi dasar (KD)5) Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian yang sistematis, sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi, dan telah mencantumkan materi pembelajaran untuk pengayaan.6) Guru mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya kedalam Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran Inti dan Kegiatan Pembelajaran Penutup. Setiap bagian dirinci menjadi kegiatan pembelajaran yang student centered, disertai alokasi waktu tiap kegiatan siswa.7) Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang disatukan secara sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.8) Guru dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran dengan menentukan jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum (kompetensi dasar dan silabus), tujuan pembelajaran, dan bentuk evaluasi.9) Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran, dan merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk evaluasi, menyertakan lembaran / format instrumen penilaian (butir soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci jawabannya.10) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai nilai 151, yang berarti berada pada katagori sangat baik. 11) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan Supervisi, nilainya mencapai nilai 36, yang berati berada pada katagori sangat baik.

2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIANDalam pembahasan penelitiaan ini, akan disampaikan analisis tentang nilai rata-rata pada penilaian rubrik penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui supervise akademik. Indikator keberhasilan tindakan terletak pada adanya tindakan supervisi akademik dan kenaikan kinerja guru dalam penyusunan RPP. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :1. Pada siklus 1,terdapat nilai rata-rata persiapan penyusunan RPP guru yaitu 6 (dengan predikat baik), aktivitas guru dalam penyusunan RPP yaitu 30 (dengan predikat baik), dan Penilaian RPP yaitu 119 (dengan predikat baik).2. Pada Siklus 2, terdapat kenaikan rata-rata persiapan penyusunan RPP guru yaitu 8 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 2 atau 33,3 %, penyusunan RPP yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6 atau 20 %, dan Penilaian RPP yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 26,9 %.3. Perbandingan Siklus 1 dan 2 jika dijumlahkan penilaian secara global yaitu siklus 1 jumlah nilai 155 dan siklus 2 dengan jumlah nilai 195 sehingga adanya kenaikan 40 atau 20 %.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Penilaian Siklus 1 dan 2KategoriData Siklus 1Data Siklus 2Kenaikan Prosentase Kenaikan

Persiapan Penyusunan RPP68233,3%

Penyusunan RPP3036620%

Penilaian RPP1191513226,9%

Jumlah1551954025,8%

Dari data diatas menunjukkan adanya peningkatan di setiap kategori antara siklus 1 dan 2 agar lebih jelas perhatikan gambar diagram dibawah ini.

Setelah melihat Tabel dan Diagram diatas, maka dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan nilai perencanaan pembelajaran dalam menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi melaui supervise akademik. Adanya nilai tambah dari sisi masukan (input) yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru yang menerapkan TIK dalam proses pembelajaran di SDN Sigentong 01, dari sisi (process) diharapkan dapat terlaksananya pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta bermakna, sedangkan dari sisi (output) terjadi peningkatan nilai perencanaan pelaksanaan pembelajaran para dalam menerapkan TIK pada proses pembelajaran, yang secara umum adanya peningkatan mutu perencanaan pembelajaran guru dalam menerapkan TIK pada proses pembelajaran melalui supervise akademik pada SDN Sigentong 01 Kec. Wanasari Kabupaten Brebes.

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik diperoleh kesimpulan sebagai berikut :1. Pada komponen Persiapan Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata persiapan penyusunan RPP siklus 1 yaitu 6 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata persiapan penyusunan RPP siklus 2 yaitu 8 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 2 atau 33,3 %2. Pada komponen Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata penyusunan RPP siklus 1 yaitu 30 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata persiapan penyusunan RPP siklus 2 yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6 atau 20 %3. Pada komponen Penilaian RPP terdapat nilai rata-rata Penilaian RPP siklus 1 yaitu 119 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata Penilaian RPP siklus 2 yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 25,8 %.4. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 2 orang guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi, berhasil meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi padagogik pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran.

B. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis merekomendasikan:1. Kepada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 kecamatan Wanasari :a. Agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai pembelajaran yang handal. Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran, diharapkan bisa menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif.b. Agar proses pembelajaran maksimal walaupun guru menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) namun tidak lupa guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.c. Agar terus mengembangkan kompetensi pedagogiknya, baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan lain-lain.d. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk membina guru meningkatkan kompetensinya. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

2. Kepada Pengawas SD dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Wanasari : Agar memfasilitasi guru kelas yang jadi bawahannya untuk aktif dalam kegiatan KKG guna meningkatkan kompetensi pedagogiknya, termasuk dalam penyusunan RPP mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan pedagogik yang meningkat akan berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan Depdiknas Agar lebih sering memfasilitasi kegiatan KKG Guru Kelas, baik mengikutsertakan dalam berbagai diklat pendidikan, memberikan bantuan dana guna menghidupkan organisasi KKG, dan lain lain yang menunjang jalannya organisasi guru kelas ini, mengingat manfaat yang diperoleh oleh guru, sekolah dan akhirnya siswa yang menjadi customer pendidikan, disamping meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari dan di Indonesia pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2003). Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jakarta : Program Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah Jakarta : Dirjen PMPTK.

Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka.