Download docx - PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Transcript
Page 1: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

       Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu

seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,

pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual

individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai

bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan

sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara

sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di

lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara

sengaja dan berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan

formal, yaitu melalui pendidikan non formal.

      Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan

untuk membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-

masing, sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk

masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi

dan bertujuan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Page 2: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

2

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

     Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan

dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau

dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi

menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-

unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan

pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23).

      Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh

guru di kelas, betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang

melibatkan banyak personal, fungsi-fungsi administrasi yang disebutkan Henry

Fayol tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu pencapaian tujuan

pembelajaran akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi

administrasi ini, lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan

Berliner dalam Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru

dalam proses tersebut, yaitu sebagai :

1. Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di

dalam  proses belajar-mengajar (pre-teaching problems).

2. Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin,

merangsang,  menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar

Page 3: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

3

sesuai dengan rencana,     bertindak sebagai nara sumber (source person),

konsultan kepemimpinan (leader), yang  bijaksana dalam arti demokratis dan

humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung  (during teaching

problems).

3. Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan

akhirnya  harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat

keberhasilan belajar  mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan

baik mengenai aspek keefektifan prosesnya, maupun kualifikasi produk

(output)-nya.

     Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu

sebagai perencana pembelajaran, setiap guru pada satuan pendidikan, termasuk

guru kelas berupaya meningkatkan kompetensi TIK agar pembelajaran efektif dan

bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan

berimplikasi pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.

      Guru Kelas V ( Lima ) telah melaksanakan proses belajar mengajar dengan

didukung TIK. Namun masih ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut

persiapan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, dalam penyusunan RPP..

Kekurangan itu antara lain :

1. Sebelum penyusunan RPP :

a. Sebagian besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.

b. Sebagian guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran.

Page 4: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

4

2. Dalam Penyusunan RPP :

a. Sebagian besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa selama 

berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.

b. Sebagian besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci.

c. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2)

format /  lembaran evaluasi atau butir soal (free test dan post test), (3)

pedoman penilaian, dan  kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil

belajar siswa.

d. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai

pembelajaran  (pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan

konseling atau tugas individu /  kelompok) dalam kaitan antara KKM mata

pelajaran  dengan nilai yang  dicapai siswa.

3. Pelaksanaan pembelajaran :

a. Sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP dalam

pelaksanan  pembelajarannya.

b. Semua itu terkait dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) Semua guru kelas

tidak berlatar belakang pendidikan TIK, (b) banyaknya guru kelas yang

hanya kompeten dalam cabang pelajaran tertentu yang bukan TIK, (c) tidak

semua guru kelas, terutama yang berstatus honorer, berkesempatan

mengikuti penataran atau diklat TIK, (d) jarangnya kegiatan KKG TIK 

kabupaten Brebes yang khusus membahas TIK tersebut.

      Kondisi yang demikian menjadikan persepsi guru kelas mengenai TIK yang

harus dikuasai sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, studio atau tempat

Page 5: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

5

belajar lainnya menjadi kurang dikuasi. Misalnya masih terdapat guru yang belum

memahami operasi computer dan infoku, apalagi mengenai Internet. Kekurangan

ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil

pembelajaran Guru Kelas , karena kompetensi-nya tidak dikuasai dengan baik.

Padahal, keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan oleh kompetensi

yang baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun amat ditentukan oleh

kompetensi guru.

      Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya

Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran

Melalui Supervisi  Akademik di Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan

Wanasari Kabupaten Brebes.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. PERUMUSAN MASALAH

    Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan

bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah supervise akademik dapat  Meningkatkan Kompetensi Guru

Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes ?

b. Bagaimanakah aktivitas guru kelas  dalam peningkatan kompetensi Guru

Menerapkan TIK Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi

Akademik Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari

Kabupaten Brebes?

Page 6: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

6

Rumusan masalah kedua diuraikan lagi menjadi :

1) Bagaimana guru kelas  dalam mempersiapkan penyusunan RPP

sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar ?

2) Bagaimana guru kelas  dalam melaksanakan proses belajar mengajar ?

3) Kendala apa yang ditemukan guru kelas dalam peningkatan

kompetensi TIK melalui supervise akademik ?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

      Sebelum menetukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan

kompetensi TIK Guru Kelas, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian

berbagai teori belajar dan pendidikan, kondisi keorganisasian guru (KKG),

baik melalui studi pustaka, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-

guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan

dapat meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas melalui supervise kelas.

Alternatif-alternatif tindakan tersebut antara lain :

1. Melalui supervisi akademik, dengan melakukan kunjungan kelas (class

visit) ke SD Inti.

2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Wanasari.

3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Wanasari.

      Betapapun intensif, alternatif pertama dipandang akan memakan waktu,

tenaga dan biaya, karena berarti harus melakukan kunjungan ke sekolah inti

dan tempat KKKS Bermutu, dengan harus diawali dulu membuat kesepakatan

Page 7: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

7

jadwal kunjungan dengan mempertimbangkan berbagai kegiatan sekolah

tempat masing-masing guru bertugas.

        Alternatif kedua betapapun lebih ringan daripada alternatif pertama,

namun tetap masih membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang banyak.

      Akhirnya pilihan jatuh ke alternatif ketiga. Alternatif ini dipandang lebih

efektif dan efisien karena dilakukan satu atau dua kali pertemuan di SD Inti.

Kegiatan yang berupaya untuk meningkatkan kompetensi TIK Guru Kelas

melalui supervise kelas ini bisa memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan

yang menjangkau seluruh guru kelas dengan lebih komprehensif, sehingga

mereka akan memiliki persepsi yang relatif sama mengenai Fungsi dan manfaat

TIK untuk mata pelajaran yang mereka ajarkan.

C. TUJUAN PENELITIAN

     Tujuan utama dari penelitjan ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh peningkatan kompetensi TIK Guru kelas melalui supervise kelas

pada guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.

2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP,  tujuan kedua ini diuraikan lagi

untuk mengetahui:

a. Persiapan yang dilakukan guru kelas dalam menyusun RPP .

b. Pelaksanaan penggunaan TIK selama proses supervisi kelas .

c. Kendala yang ditemukan guru kelas V ( lima )  dalam proses peningkatan

kompetensi TIK?

Page 8: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

8

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis.

Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen

pendidikan, khususnya manajemen (pengelolaan) pembelajaran.

2. Manfaat Praktis.

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan

Wanasari. Kabupaten Brebes :

a. Menjadi pengalaman pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti

atau dilaksanakan oleh teman sejawat di lingkungan Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01.

b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi

belajarnya.

c. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penyusunan RPP.

d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.

e. Meningkatkan kebersamaan guru kelas SD Negeri Sigentong 01 Kecamatan

Wanasari.

f. Meningkatkan skor nilai portofolio dalam sertifikasi guru.

Page 9: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI SEKOLAH

SD Negeri Sigentong 01 merupakan salah satu SD dari 3 SD Negeri yang

ada di Desa Sigentong dan dari 52 SD Negeri di Kecamatan Wanasari sekaligus

sebagai SD pertama di Desa Sigentong atau di Kecamatan Wanasari karena SD ini

berdiri pada tahun 1927. Sekolah ini memiliki luas tanah 7500 m2 dan memiliki 10

rombel Kelas terdiri dari 1,2,3A,3B,4A,4B,5A,5B,6A, dan 6B dengan jumlah

siswa 282.

Untuk Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik

tersebut, sekolah ini memiliki tenaga pengajar sebanyak 14 orang, yang terdiri

dari 1 orang kepala sekolah, 5 orang guru PNS dan 7 orang GTT dengan latar

belakang pendidikan terakhir sebagai berikut : 2 orang berpendidikan jenjang D2

dan 12 orang dengan jenjang S1 dari berbagai jurusan pendidikan. Dari 14 tenaga

guru yang ada, hanya sebagian yang mengajar dengan menerapkan Teknologi,

Informasi dan Komunikasi.

B. KOMPETENSI GURU

       Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).

Page 10: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

10

       Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh

kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :

(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3)

kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola

kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil

belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (8)

mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-

prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi

pendidikan (Sagala, 2006 : 210).

      Kemudian Adapun Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa ”Standar

kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,

yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional.

Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.” (BSNP, 2007 : 8).

       Pedagogi adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

      Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum,

Page 11: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

11

yang kemudian dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana

pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran

siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru

dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.

      RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan

komponen yang lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan

pelaksanaannya, karena pada hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran,

sehingga siapa pun pemerannya bisa melakukannya karena segalanya sudah ada

pada skenario tersebut.

      RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran,

(2) Materi ajar, (3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi

atau penilaian hasil belajar (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas

No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) :

1. Identitas

2. Standar Kompetensi (SK)

3. Kompetensi Dasar (KD)

4. Alokasi waktu

5. Indikator Ketercapaian

6. Tujuan Pembelajaran

7. Materi Pembelajaran

8. Metode Pembelajaran 

9. Kegiatan Pembelajaran

Page 12: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

12

10. Sumber Belajar

11. Penilaian

      Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :

1. RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta

didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20) , dan

2. RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41 Tahun

2007 tentang Standar Proses).

     Contoh RPP Guru kelas yang lengkap dan sistematis dimuat pada Lampiran E.

D. WORKSHOP PADA KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)

1. Pengertian KKG

       Kelompok Kerja Guru ( KKG )  merupakan forum / wadah kegiatan

profesional guru yang berada pada gugus sekolah, wilayah kecamatan atau

kabupaten / kota (  Depdiknas, 2003 :3).

2. Prinsip Kerja KKG

a. Merupakan lembaga yang mandiri, tidak mempunyai struktur organisasi

yang hierarkis, birokratik dan saling bergantung, tetapi merupakan wadah

berkumpulnya guru .

Page 13: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

13

b. Dinamikanya berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan.

c. Mempunyai visi dan misi yang strategis yaitu untuk mengembangkan

profesional guru, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, dan

memberikan pelayanan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.

d. Inovatif terhadap upaya pengembangan mutu pendidikan (Depdiknas,2003:

4).

3. Peran KKG

a. Melaksanakan pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi

sehingga memiliki dedikasi tinggi.

b. Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan profil guru yang profesional

(Depdiknas, 2003 : 4).

4. Fungsi KKG dalam Konteks Manajemen Sekolah

a. Sebagai wahana komunikasi proesional para guru pelajaran yang sejenis.

b. Memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru, membina KKG dan

wadah pengembangan profesionalisme lainnya.

c. Sarana pengembangan inisiatif dan inovasi dalam rangka peningkatan mutu 

pembelajaran melalui berbagai cara seperti diskusi, seminar, liokakarya,

dsb.

d. Mengembangkan akreditasi guru (Depdiknas, 2003 : 5).

5. Materi Kegiatan KKG

    Secara umum kegiatan KKG membahas antara lain (Depdiknas, 2003 : 3) :

Page 14: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

14

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan perangkatnya termasuk 

pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

bahan ajar.

b. Pendidikan berorientasi kecapakan hidup dan pola pelaksanaannya meliputi

kegiatan menyusun rencana pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life

skill) yang  mencakup : metode dan strategi pembelajaran, jenis kecakapan

hidup yang dibekalkan, teaching and learning material atau lembar kerja

siswa (LKS), dan pengembangan alat penilaian.

c. Penilaian hasil belajar siswa : ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah, dan

persiapan Ujian Nasional.

d. Membahas konsep-konsep inovasi pembelajaran, di antaranya quantum

learning contextual learning, multipple intelligences, cooperative learning,

collaborative learning,constructivism learning,problem solving approach,dll

e. Membahas media dan sumber belajar.

f. Membahas keorganisasian KKG (Depdiknas, 2003 : 6-7).

6. Workshop pada Kegiatan KKG

Workshop mengandung dua pengertian, yang pertama adalah tempat

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan manual seperti manufacturing dan reparasi.

Sedangkan pengertian kedua menunjuk pada sekelompok orang yang bekerja

bersama-sama untuk membuat proyek kreatif, mendiskusikan suatu topik,

mempelajari atau meneliti suatu bidang. Dalam kegiatan KKG, workshop yang

Page 15: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

15

dilakukan lebih sering mengacu pada pengertian kedua dengan bidang yang

didiskusikan meliputi materi yang dijelaskan pada bagian 5 di atas.

E. PEMBINAAN GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA

SEKOLAH

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka

pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).Supervisi

akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan

akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru

mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian,

berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan

kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini

janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan

pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan

komitmen(commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation)

guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas

akademik akan meningkat.

Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu

kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi

supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus

Page 16: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

16

kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang

dipimpinnya

Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi

akademik.Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan

keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007).Oleh

sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi

akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsipprinsip,dan

dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.

1. Konsep supervisi akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007).

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian

kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja

guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya

terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di

dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas

itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru

dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan

bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap

pertanyaan pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan

Page 17: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

17

guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di

sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah

pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak

lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan

melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Tujuan supervisi akademik adalah:

a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,

b. mengembangkan kurikulum,

c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian

tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential

function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso

dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi

sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik

Prinsip-prinsip dalam supervise akademik antara lain:

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang

matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

d. Realistis artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

Page 18: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

18

e. Antisipatif artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin

akan terjadi.

f. Konstruktif artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru

dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam

mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan

supervisi akademik.

j. Aktif artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor

(Dodd,1972).

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh Kepala serkolah.

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

n. Komprehensif artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas.

4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik

a. Kompetensi kepribadian.

b. Kompetensi pedagogik.

c. Kompotensi profesional.

d. Kompetensi sosial.

Page 19: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

19

Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru.

Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit,

yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan

akreditasi guru belaka.

Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara

konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali

bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan

membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari

penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas

dikatakan,bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses

pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan

prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran

sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola

proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan

supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru

mengembangkan kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu

Page 20: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

20

perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek

yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

5. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,

sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau

kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi

satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi

sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut

Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut

a. Kepanitiaan-kepanitiaan

b. Kerja kelompok

c. Laboratorium kurikulum

d. Baca terpimpin

e. Demonstrasi pembelajaran

f. Darmawisata

g. Kuliah/studi

h. Diskusi panel

i. Perpustakaan jabatan

j. Organisasi profesional

k. Buletin supervisi

l. Pertemuan guru

Page 21: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

   Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang

diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah, 2009 : 73). Penelitian tindakan

sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan

dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan

perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap

tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah /

pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS

bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-

sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut

bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

      Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru kelas adalah

belum optimalnya dalam menyusun RPP.

Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1)

perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

1. Perencanaan

    Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi

yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang

Page 22: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

22

diperlukan dalam tahap pelaksanaan,menentukansiapa (subyek penelitian dan

teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Action)

    Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala

kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.

3. Observasi (Observation)

    Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat

dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang

mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflection)

   Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri

(partisipatoris),kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu

tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana  dantindakan yang

sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau

sempat dilakukan.

       Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua

yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal

ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti

menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu

dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil

tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan

langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan

seterusnya, dan “ . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan

Page 23: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

23

hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil” (Sudjana, 2009 : 8). Jika

digambarkan, siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Siklus Kerja PTS

(Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Tengah ,

2009 : 79).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SDN Sigentong 01 Kec.Wanasari Kab. Brebes sejak

bulan Maret sampai bulan April.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah

TAHAPAN

URAIAN

KEGIATAN WAKTU

PELAKSANA/

PENANGGUNG

JAWAB

Sosialisasi

1.Membangun

komitmen di sekolah

sasaran .

12Mart /13

Mart 2014 Kepala Sekolah

2.Pembagian kerja /

team work.

Penelitian Tindakan

Sekolah

Page 24: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

24

Pelaksanaan

Program

Peneliti

1.Pelaksanaan PTS

Putaran 1 18 s/d 22

Mart 2014 2.Refleksi Putaran 1

3.Pelaksanaan PTS

Putaran 2 25 s/d 29

Mart 20144.Refleksi Putaran 2

5. Temu Akhir 31 Okt 2014

Penyusunan

laporan

Penyusunan Laporan

PTS

8 April 2014

Peneliti

C. SUBJEK PENELITIAN

       Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas V Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01 dengan jumlah 2 orang guru. Karena 2 guru tersebut melaksanakan

proses Pembelajaran dengan sering menerapkan Teknologi, Informasi dan

Komunikasi.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam

penelitian ini adalah RPP yang disusun guru guru kelas Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.

2. Supervisi Akademik

Yang dimaksud supervise akademik adalah upaya pengamatan yang

dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang sedang melaksanakan proses

belajar mengajar dengan segala sarana prasarana pendukungnya.

E. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA

Page 25: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

25

       Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :

1. Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimuat pada

Lampiran A.

2. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana

Pelaksanaan  dimuat pada Lampiran B.

3. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise Akademik, dimuat

pada Lampiran C.

4. Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan

Guru kelas   Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dimuat

dalam Lampiran D.

       Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan

sesudah proses penyusunan RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan

selanjutnya.

Page 26: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

26

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

       Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati,

merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang

dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan (1) Rubrik Penilaian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik Penilaian Aktivitas

Guru kelas V dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) selama supervise dikelas , dan (3) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas

V selama proses dilaksanakan. Ketiga rubrik (lembar observasi) ini diformat

untuk didisi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom nilai 1-4

pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk

memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap

siklus.

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

NO

Aspek-aspek yang diobservasiNilai

1 2 3 4

1.Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan penyusunan RPP

2.Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk menyusun RPP

Jumlah CentangNilaiJumlah Centang X NilaiNilai Total

Keterangan :Nilai total minimum : 2x1=2Nilai total maksimum :2x4=8

Kategori Nilai TotalKurang Cukup Baik Sangat Baik

1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8

Page 27: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

27

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama supervise dikelas

NO Aspek-aspek yang diobservasiNilai

1 2 3 41. Antusiasme guru dalam penyusunan RPP2. Tingkat perhatian pada peneliti3. Keberanian dalam mengemukakan pendapat4. Keberanian mengajukan pendapat5. Keberanian mengajukan pertanyaan6. Keberanian menjawab pertanyaan7. Kemampuan bekerja sama atau berdiskusi8. Keberanian tampil didepan9. Ketuntasan menyelesaikan tugas10. Kemauan mencatat materi yang dianggap penting11. Ketahanan dalam mengikuti kegiatan penyusunan RPP12.Jumlah CentangNilaiJumlah Centang X NilaiNilai TotalKeterangan :Nilai total minimum : 10x1=10Nilai total maksimum :10x4=40

Kategori Nilai TotalKurang Cukup Baik Sangat Baik

1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas V selama proses dilaksanakan

NO ASPEK-ASPEK PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NILAI1 2 3 4

1. Identitas :a. Pencantuman nama sekolahb. Pencantuman nama mata pelajaranc. Pencantuman kelas dan semesterd. Pencantuman alokasi pertemuan dan jam pelajarane. Pencatuman titi mangsa pembuatan RPPf. Pencantuman nama, NIP. Dan tanta tangan Guru.g. Pencantuman nama, NIP. Dan tanda tangan Kepala

Sekolah 2. Standar Kompetensi (SK)

h. Mencantumkan standar kompetensi (SK) sesuai standar isi dan silabus

Page 28: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

28

3. Kompetensi Dasari. Mencantumkan kompetensi dasar (KD) sesuai standar

isi dan silabus4. Indikator Ketercapaian

j. Penggunaan kata operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi dasar (KD)

k. Kesesuaian kata kerja operasional yang digunakan dengan materi pembelajaran

5. Tujuan Pembelajaran l. Pencantuman sumber belajarm. Pengungkapan target yang dicapai siswan. Relevansi rumusan tujuan pembelajaran dengan

kompetensi dasar (KD)6. Materi Pembelajaran

o. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

p. Sistematika materi pembelajaranq. Kesesuaian materi pembelajaran dengan standar isir. Pencantuman materi pembelajaran untuk pengayaan

7. Kegiatan Pembelajarans. Pencantuman jumlah pertemuant. Pembagian kegiatan belajar menjadi (1) kegiatan

pembelajaran pendahuluan, (2) kegiatan pembelajaran inti, dan (3) kegiatan pembelajaran penutup

u. Proporsionalitas alokasi waktu untuk setiap bagian kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup)

v. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran pendahuluan

w. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran inti

x. Rincian kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran penutup

8. Metode Pembelajarany. Pencantuman nama metode / model pembelajaranz. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan

langkah proses pembelajaranaa. Kesesuaian metode / model pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran (TP)bb.Proposionalitas penataan alokasi waktu proses

pembelajaran dalam metode / model pembelajaran yang dipilih

9. Media (Sumber) Pembelajarancc. Pencantuman jenis media (sumber) belajardd.Kesesuaian media dengan tuntutan kurikulum (SK,

KD)

Page 29: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

29

ee. Relevansi media (sumber) dengan tujuan pembelajaran (TP)

ff. Kesesuaian media (sumber ) dengan kondisi kelasgg.Kesesuaian media (sumber) dengan bentuk evaluasi

10. Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaranhh. Pencantuman bentuk / jenis evaluasiii. Pencantuman lembaran / format evaluasi (butir soal,

lembar observasi, dll)jj. Pencantuman pedoman penilaiankk. Pencantuman kunci jawabanll. Relevansi bentuk / jenis evaluasi dengan tujuan

pembelajaran (TP)mm.Kesesuaian bentuk / jenis evaluasi dengan aktual

11. nn. Sistematika KeseluruhanJumlah CentangNilaiJumlah Centang X NilaiNilai Total

2. Wawancara (Diskusi)

      Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog

informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru kelas.

Hal ini untuk mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui

observasi.

3. Studi Dokumenter

      Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan

jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files.

Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari lembaran-lembaran RPP buatan guru.

4. Studi Pustaka

      Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau

informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang

Page 30: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

30

menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan

yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan

arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

Page 31: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI

       Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu

melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru

”didiagnosis” sehingga peneliti menemukan derajat kelengkapan dan

kesistematisan RPP  yang disusun guru pada saat awal kegiatan mengajar. Peneliti

mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan RPP,

kemudian mengevaluasi RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi

tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap

tindakan) pada siklus penelitian. Prakteknya, guru-guru diminta menyusun secara

spontan tanpa ada intervensi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan

sehari-hari sebelum mengajar.

       Dengan menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Dalam

Peningkatan Kompetensi Guru Menerapkan TIK dalam Proses Pembelajaran

Melalui Supervisi Akademik Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong

01 Kecamatan Wanasari, diketahui kondisinya sebagai berikut :

Hasil evaluasi terhadap RPP yang mereka buat selama kegiatan orientasi

teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu :

1. Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen

Indikator Pencapaian.

2. Tidak terdapat komponen Tujuan Pembelajaran.

Page 32: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

32

3. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang

mencantumkan Kegiatan apersepsi dan motivating.

4. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu

didominasi metode ceramah.

5. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan

kegiatan tindak Lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan,

layanan konseling atau Memberikan tugas individu ataukelompok.

6. Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran :

Tidak mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar,

lembaran / Instrument penilaian(butirsoal-soal,rubrik,dll.),pedoman penilaian,

dan kunci jawaban.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN

1. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu.

     Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan,

pelaksanaan,observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan meliputi :

1) Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum

menyususn RPP yang lengkap dan sistematis, yaitu :

a) PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

b) Permendiknas : No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006,

Permendiknas No 20 Tahun 2007,dan No.41Tahun 2007

Page 33: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

33

c) Buku mengenai Evaluasi Pendidikan

d) Buku-buku Materi Pelajaran

e) Contoh / model RPP

f) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan,sikap,dan keterampilan untuk membuat

indikator pencapaian kompetensi.

g) Buku-buku sumber inovasi pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa:

a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Supervisi

Akademik pembelajaran guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong

01 Kecamatan Wanasari,

c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Proses pembelajaran guru

kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari, dan

d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang

Ditemukan Guru Kelas Selama Penyusunan RPP pada Kegiatan

peningkatan kompetensi TIK guru kelas Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01 Kecamatan Wanasari.

b. Pelaksanaan

Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Kamis tanggal 18 s/d 29

Maret 2014 :

Page 34: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

34

1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan

penyusunan RPP yang akan dilakukan pada siklus kesatu.

2) Guru Kelas SD Negeri Sigentong 01 melaksanakan kegiatan

penyusunan RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan

RPP.

c. Observasi

        Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan

RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan

menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (b) Rubrik

Penilaian Aktivitas Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 dalam

Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (c)

Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Hasil observasinya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rekapitulasi pada Rubrik Skor Kemampuan Guru Kelas Siklus 1

No Nama

Guru

Skor Penilaian

Persiapan

Penyusunan

RPP

Penyusunan RPP Penilaian

RPP

1. VA 5 29 110

2. VB 7 31 128

Jumlah 12 60 238

Rata- rata 6 30 119

Page 35: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

35

Persiapan Penyusunan RPP

Penyusunan RPP Penilaian RPP0

20406080

100120140

6

30

119

Siklus 1

Siklus 1

Gambar 4.1 Rekapitulasi Penilaian Rubrik Siklus 1

Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 dapat dilihat, tentang Aktivitas Guru

Kelas, Persiapan Penyusunan RPP, Penyusunan RPP dan Penilaian RPP

setelah di implementasikan pada Siklus 1 adalah sebagai berikut untuk

Persiapan Penyusunan RPP pada Siklus 1 mencapai nilai 6 Penyusunan RPP

pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori baik, Penilaian

melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama

pada siklus kesatu yang mencapai nilai 30 atau tergolong baik.

d.    Refleksi

       Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus

kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :

1) Guru kesulitan menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara

sistematis, Meliputi : (1) Kegiatan  Pembelajaran Pendahuluan : orientasi,

apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok belajar,

(2) Kegiatan Pembelajaran Inti : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan

(3) Kegiatan Pembelajaran Penutup mengarahkan peserta didik membuat

Page 36: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

36

kesimpulan, memeriksa hasil belajar, dan memberikan arahan tindak

lanjut.

2) Guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan

dengan situasi dan Kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.

3) Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa

pertemuan untuk RPP Dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran

yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk satu pertemuan.

4) Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian)

proses dan hasil Belajar dengan format / lembaran butir soal-soal dalam

komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran.

5) Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan

beberapa guru telah Menambahkannya menurut pendapat mereka.

6) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Nilainya mencapai nilai 119, yang berarti berada

pada katagori baik.

7) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan supervisi,

nilainya mencapai nilai 30, Yang berarti berada pada katagori baik.

       Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah

perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga

perbaikannya optimal.

Page 37: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

37

2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kedua

    Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :

1) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian

Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise dilaksanakan, (c)

Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama  Penyusunan RPP pada

Kegiatan Supervisi, dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk

Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas dalamPenyusunan

RPP.

2) Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas

untuk mendiskusikan kendala  yang dihadapi guru kelas dalam

menyusun RPP dan cara mengatasinya sebelum pelaksanaan 

kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada tindakan

perbaikan siklus kedua dimulai. Hasilnya adalah sebagai berikut :

a) Guru-guru meminta peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber

untuk menjelaskan (1) cara menentukan kegiatan eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan Pembelajaran

Inti,dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang cocok

Page 38: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

38

untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan

sistematis, dan (c) penilaian (evaluasi) proses dan hasil

pembelajaran.

b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak

saja mengandung komponen RPP minimal, tapi ditambah

komponen lain yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP

yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen

minimal menjadi 11 komponen yang lengkap.

c) RPP disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai

nara sumber.

b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh

peneliti dan guru pada hari hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 guru-guru

dan peneliti bersama-sama melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang

lengkap dan sistematis. Kegiatan diawali dengan pemberian penjelasan oleh

peneliti yang menjadi nara sumber mengenai cara menentukan kegiatan

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan

Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang bisa ditambahkan ke dalam

komponen RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.

c. Observasi

Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan

penyusunan RPP  oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan

menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan

Page 39: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

39

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  Penyusunan RPP

pada Kegiatan Supervisi Kelas Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri

Sigentong 01, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan

RPP pada Kegiatan Supervisi Akademik , dan (c) Rubrik Penilaian Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut

:

Tabel 4.2. Rekapitulasi pada Rubrik Skor Penilaian

Kemampuan Guru Kelas Siklus 2

No Nama Guru Skor Penilaian

Persiapan

Penyusunan RPP

Penyusunan

RPP

Penilaian

RPP

1. VA 7 35 147

2. VB 9 37 155

Jumlah 16 72 302

Rata- rata 8 36 151

Persiapan Penyusunan

RPP

Penyusunan RPP

Penilaian RPP0

20406080

100120140160

8

36

151

Chart Title

Siklus 2

Grafik 4.2 Rekapitulasi Penilaian Rubrik Siklus 2

Page 40: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

40

Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus 2 yang mencapai nilai 151, berada pada katagori

sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan pemebelajaran pada

siklus 2 lebih baik daripada pada saat siklus 1. Penilaian melalui Rubrik

Penilaian Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran selama pada siklus

kedua mencapai nilai 36, yang berarti tergolong sangat baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan

bahwa : Guru mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya

dengan benar.

1) Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan

standar isi dan silabus.

2) Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar

isi dan silabus.

3) Guru mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan

kalimat yang mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai

penjabaran kompetensi dasar, dan sesuai dengan materi pembelajaran.

4) Guru mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat

yang mencantumkan subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa,

dan relevan dengan kompetensi dasar (KD)

Page 41: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

41

5) Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian

yang sistematis, sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi,

dan telah mencantumkan materi pembelajaran untuk pengayaan.

6) Guru mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya

kedalam Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran

Inti dan Kegiatan Pembelajaran Penutup. Setiap bagian dirinci menjadi

kegiatan pembelajaran yang student centered, disertai alokasi waktu tiap

kegiatan siswa.

7) Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang

disatukan secara sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.

8) Guru dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran

dengan menentukan jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan

kurikulum (kompetensi dasar dan silabus), tujuan pembelajaran, dan

bentuk evaluasi.

9) Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil

Pembelajaran, dan merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk

evaluasi, menyertakan lembaran / format instrumen penilaian (butir

soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci jawabannya.

10) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai nilai 151, yang berarti berada

pada katagori sangat baik.

11) Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan

Page 42: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

42

Supervisi, nilainya mencapai nilai 36, yang berati berada pada katagori

sangat baik.

2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam pembahasan penelitiaan ini, akan disampaikan analisis tentang nilai

rata-rata pada penilaian rubrik penyusunan perencanaan pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dalam menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

melalui supervise akademik.

Indikator keberhasilan tindakan terletak pada adanya tindakan supervisi

akademik dan kenaikan kinerja guru dalam penyusunan RPP. Adapun rinciannya

adalah sebagai berikut :

1. Pada siklus 1,terdapat nilai rata-rata persiapan penyusunan RPP guru yaitu 6

(dengan predikat baik), aktivitas guru dalam penyusunan RPP yaitu 30 (dengan

predikat baik), dan Penilaian RPP yaitu 119 (dengan predikat baik).

2. Pada Siklus 2, terdapat kenaikan rata-rata persiapan penyusunan RPP guru

yaitu 8 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 2 atau 33,3 %, penyusunan RPP

yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6 atau 20 %, dan Penilaian

RPP yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 26,9 %.

3. Perbandingan Siklus 1 dan 2 jika dijumlahkan penilaian secara global yaitu

siklus 1 jumlah nilai 155 dan siklus 2 dengan jumlah nilai 195 sehingga adanya

kenaikan 40 atau 20 %.

Page 43: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Penilaian Siklus 1 dan 2

Kategori Data

Siklus 1

Data

Siklus 2

Kenaikan Prosentase

Kenaikan

Persiapan Penyusunan RPP 6 8 2 33,3%

Penyusunan RPP 30 36 6 20%

Penilaian RPP 119 151 32 26,9%

Jumlah 155 195 40 25,8%

Dari data diatas menunjukkan adanya peningkatan di setiap kategori antara

siklus 1 dan 2 agar lebih jelas perhatikan gambar diagram dibawah ini.

Persiapan Penyusunan RPP

Penyusunan RPP Penilaian RPP0

20406080

100120140160

6

30

119

8

36

151

Siklus 1Siklus 2

Gambar 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Penilaian Siklus 1 dan 2

Setelah melihat Tabel dan Diagram diatas, maka dapat dikatakan bahwa

adanya peningkatan nilai perencanaan pembelajaran dalam menerapkan

Teknologi, Informasi dan Komunikasi melaui supervise akademik. Adanya

nilai tambah dari sisi masukan (input) yaitu peningkatan pengetahuan dan

keterampilan para guru yang menerapkan TIK dalam proses pembelajaran di

SDN Sigentong 01, dari sisi (process) diharapkan dapat terlaksananya

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta bermakna,

Page 44: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

44

sedangkan dari sisi (output) terjadi peningkatan nilai perencanaan pelaksanaan

pembelajaran para dalam menerapkan TIK pada proses pembelajaran, yang

secara umum adanya peningkatan mutu perencanaan pembelajaran guru dalam

menerapkan TIK pada proses pembelajaran melalui supervise akademik pada

SDN Sigentong 01 Kec. Wanasari Kabupaten Brebes.

BAB V

Page 45: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

45

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

       Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Kompetensi Guru

Menerapkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran

Melalui Supervisi Akademik diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada komponen Persiapan Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata persiapan

penyusunan RPP siklus 1 yaitu 6 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan

rata-rata persiapan penyusunan RPP siklus 2 yaitu 8 (dengan predikat sangat

baik) kenaikan 2 atau 33,3 %

2. Pada komponen Penyusunan RPP terdapat nilai rata-rata penyusunan RPP

siklus 1 yaitu 30 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata persiapan

penyusunan RPP siklus 2 yaitu 36 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 6

atau 20 %

3. Pada komponen Penilaian RPP terdapat nilai rata-rata Penilaian RPP siklus 1

yaitu 119 (dengan predikat baik) terdapat kenaikan rata-rata Penilaian RPP

siklus 2 yaitu 151 (dengan predikat sangat baik) kenaikan 32 atau 25,8 %.

4. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan

sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan

oleh kepala sekolah terhadap 2 orang guru yang sedang melaksanakan proses

pembelajaran dengan menerapkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi,

berhasil meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi padagogik

pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran.

Page 46: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

46

B. REKOMENDASI

        Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini,

penulis merekomendasikan:

1. Kepada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Sigentong 01 kecamatan Wanasari :

a. Agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan

penilai pembelajaran yang handal. Khusus dalam peran sebagai perencana

pembelajaran, diharapkan bisa menjadi penemu model rencana

pembelajaran baru yang lebih efektif.

b. Agar proses pembelajaran maksimal walaupun guru menerapkan Teknologi,

Informasi dan Komunikasi (TIK) namun tidak lupa guru menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.

c. Agar terus mengembangkan kompetensi pedagogiknya, baik melalui

pendidikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau

saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam

jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan

lain-lain.

d. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk membina guru

meningkatkan kompetensinya. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara

terencana dan berkesinambungan.

2. Kepada Pengawas SD dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Wanasari :

Page 47: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

47

      Agar memfasilitasi guru kelas yang jadi bawahannya untuk aktif dalam

kegiatan KKG guna meningkatkan kompetensi pedagogiknya, termasuk dalam

penyusunan RPP mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan pedagogik

yang meningkat akan berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Tengah dan Depdiknas Agar lebih sering memfasilitasi kegiatan KKG Guru

Kelas, baik mengikutsertakan dalam berbagai diklat pendidikan, memberikan

bantuan dana guna menghidupkan organisasi KKG, dan lain lain yang

menunjang jalannya organisasi guru kelas ini, mengingat manfaat yang

diperoleh oleh guru, sekolah dan akhirnya siswa yang menjadi customer

pendidikan, disamping meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar

Negeri Sigentong 01 Kecamatan Wanasari  dan di Indonesia pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 48: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

48

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2003). Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Jakarta : Program Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action

Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah Jakarta :

Dirjen PMPTK.

Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat.

(2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),

Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung :

Alfabeta.

Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan

Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.

Page 49: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

49

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok

IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka.


Recommended