45
0 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA DIPA UNDIKSHA Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui Implementasi ‘Reflective Model’ Pada Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur Oleh Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. NIP 196206261987032002 Prof.Dr. I Nyoman Adi Jaya Putra. MA. NIP 196203191987031001 Putu Eka Dambayana S, S.Pd., M.Pd. NIP 197811142008121002 Dibiayai dari dana DIPA dengan Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Pada Masyarakat 26/UN48.16/PM/2016 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

0

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

DANA DIPA UNDIKSHA

Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui Implementasi ‘Reflective

Model’ Pada Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kabupaten

Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur

Oleh

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. NIP 196206261987032002

Prof.Dr. I Nyoman Adi Jaya Putra. MA. NIP 196203191987031001

Putu Eka Dambayana S, S.Pd., M.Pd. NIP 197811142008121002

Dibiayai dari dana DIPA dengan Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Pada

Masyarakat 26/UN48.16/PM/2016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 2: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

1

Page 3: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

2

KATA PENGANTAR

Om Suastiastu,

Puji syukur penulis haturkan atas cinta kasih yang diberikan oleh Hyang Widhi /Tuhan Yang

Maha Sempurna sehingga Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah melalui Implementasi

„Reflective Model‟ Pada Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kabupaten Manggarai

Barat Flores Nusa Tenggara Timur yang merupakan program Pengabdian kepada masyarakat

ini dapat diselesaikan baik kegiatannya maupun laporan dan kelengkapannya

Sebagai agent of change bagi kemajuan sekolahnya, seorang pengawas harus memiliki

kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian, sekaligus mengupayakan

tindakan untuk memperbaiki permasalahan yang ada di sekolah dibawah binaannya

Untuk dapat memberikan informasi yang benar sehingga dapat memotivasi guru untuk

mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan pengembangan profesi

guru, seorang kepala sekolah dan pengawas harus diberikan pelatihan tentang Penelitian

Tindakan Sekolah dimana mereka berlatih untuk : (1) menentukan permasalahan-

permasalahan sekolah, (2) menemukan cara memperbaiki (treatment) terhadap masalah-

masalah yang dihadapi sekolah,(3) menyusun usulan Penelitian Tindakan Sekolah.

Untuk itulah Pelatihan ini diberikan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Usaha yang besar dan serius tentu tidak akan berbuah sia sia. Semoga pelatihan yang

diberikan berguna untuk meningkakan profesionalisme guru, kepala sekolah dan pengawas di

Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur. Astungkara. Om Shatih, Shantih,

Shantih, Om

Singaraja, 2 November 2016

Penulis

Page 4: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

3

Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui Implementasi ‘Reflective

Model’ Pada Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kabupaten

Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur

Abstrak

Putu Kerti Nitiasih, I Nyoman Adi Jaya Putra, Putu Eka Dambayana Suputra,

Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Pengawas

di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur tentang Penelitian Tindakan

Kelas dengan menggunakan model pelatihan Reflektif. Hasil pelatihan ini dapat

meningkatkan kemampuan Pengawas dan Kepala Sekolah dalam : (1) menentukan

permasalahan- permasalahan sekolah, (2) menemukan cara memperbaiki (treatment) terhadap

masalah-masalah yang dihadapi sekolah,(3) menyusun usulan Penelitian Tindakan

Sekolah dan melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan profesinya sebagai

pengawas dan kepala sekolah. Hasil pengabdian ini dapat Meningkatkan kemampuan

Pengawas dan Kepala Sekolah dalam memberikan informasi yang benar dan memotivasi

guru untuk mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan

pengembangan profesi guru

Abstract

This community Services aimed at giving training to school principals and supervisor of

elementary school in West Manggarai, Flores about Action Research by implementing

reflective model. The result of the training could improve the ability of supervisors and

school principles in : (1) determining the school problem under their supervision, (2)

determining the treatment for the identified problems,(3) designing an action research

proposal and implementing the proposal as a part of their proffesionalism as school principals

and school supervisors. The result of this cummunity services could also increase the ability

of school principals and school supervisors to give appropriate information about action

research that finally could motivate them to do a classroom action research for their teaching

as a part of their teaching proffesionalism.

Key words : action research, reflective model, community services

Page 5: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

4

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan 1

Kata Pengantar 2

Bab I

Pendahuluan

Latar belakang 5

Analisis Situasi 6

Tinjauan Pustaka 8

Penelitian Tindakan Sekolah 9

Model pelatihan Reflektif (Reflective Model) 10

Identifikasi dan Perumusan Masalah 10

Tujuan Kegiatan 11

Manfaat Kegiatan 12

Metode Pelaksanaan Kegitan 13

Kerangka pemecahan Masalah 13

Khalayak Sasaran Strategis 14

Keterkaitan 15

Metode Kegiatan 16

Raancangan Evaluasi 17

Hasil Kegiatan dan Pembahasan 18

Hasil Kegiatan 18

Pembahasan 22

Page 6: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

5

BAB I

PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar

Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki

6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial,

supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi

sosial. Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan masih banyak pengawas sekolah/

madrasah yang belum menguasai keenam dimensi kompetensi tersebut dengan baik.

Survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap

para pengawas di suatu kabupaten (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 6)

menunjukkan bahwa para pengawas memiliki kelemahan dalam kompetensi

supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan penelitian dan pengembangan.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat juga menunjukkan bahwa sosialisasi dan

pelatihan yang selama ini biasa dilaksanakan belum mampu meningkatkan kemampuan

para pengawas dan kepala sekolah dalam penelitian dan pengembangan. Berbagai strategi

pelatihan sudah dilaksanakan seperti memanfaatkan forum Kelompok Kerja Pengawas

Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) d i m a n a

p a r a pengawas d a n k e p a l a s e k o l a h dapat saling berbagi pengetahuan

dan pengalaman guna bersama-sama meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka.

Namun strategi tersebut ternyata tidak membuat adanya perubahan terutama tidak

meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan penelitian. Padahal mereka

dituntut untuk melaksanakan penelitian untuk profesionalisme mereka. Terutama sekali

sebagai seorang Pengawas atau Kepala sekolah adalah merupakan hal yang wajib

mengetahui Penelitian terutama Penelitian Tindakan Sekolah karena mereka harus mampu

memberikan bimbingan kepada para guru yang merupakan bawahan dan orang yang

disupervisi.

Reflective model adalah model pelatihan Penelitian Tindakan kelas yang merupakan hasil

penelitian Strategis Nasional (Nitiasih, 2009). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

model ini sangat membantu Guru-Guru dalam menganalisis permasalahan permasalahan

pembelajaran yang dapat diangkat sebagai masalah dalam PTK serta meningkatkan

Page 7: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

6

kemampuan Guru-Guru dalam membuat proposal penelitian dan melaksanakan PTK dalam

pembelajaran. Mengingat permasalahan utama dari Pengawas adalah rendahnya kemampuan

mereka dalam menemukan masalah yang dapat dipergunakan sebagai topik penelitian

terutama Penelitian Tindakan Sekolah, perlu dilakukan Pelatihan Penelitian Tindakan

Sekolah yang mengimplementasikan „Model Reflective‟ yang sudah terbukti mampu

meningkatkan kemampuan Guru dalam PTK.

1.1. Analisis Situasi

Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu peran yang diharapkan dari seorang

pengawas adalah sebagai agent of change bagi kemajuan sekolah. Untuk melaksanakan

peran tersebut tentu saja pengawas harus memiliki kemampuan metodologi

untuk melakukan penelitian, sekaligus mengupayakan tindakan untuk memperbaiki

keadaan.

Disamping sebagai agent of change, tuntutan sertifikasi menuntut pengawas melakukan

Penelitian Tindakan Sekolah. Hasil wawancara dengan peserta pelatihan Kepala Sekolah

Madrasah menyatakan bahwa hampir 95 % Kepala Sekolah tidak bisa membuat Penelitian

yang cocok untuk seorang Kepala Sekolah serta menulis karya ilmiah. Hasil wawancara ini

juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Nitiasih (2009) bahwa 85% guru

dan 90% kepala sekolah tidak mampu menemukan masalah yang dapat dijadikan

penelitian tindakan kelas untuk guru-guru dan penelitian tindakan sekolah untuk Kepala

Sekolah dan Pengawas.

Kenyataan tersebut disupport oleh hasil dari FGD (Focused group discussion) yang

dilakukan oleh Rinjin dkk (2008) dengan para guru, yang mana diperoleh informasi bahwa

Guru sesungguhnya sering dikirim oleh pihak sekolah untuk mengikuti pelatihan-pelatihan

atau seminar tentang PTK atau topik-topik yang lain demikian juga dengan kepala sekolah

sering mengikuti pelatihan PTK, tetapi para guru mengakui bahwa model pelatihan lebih

banyak memfokuskan pada kajian teoritis dan kurang penyajian contoh-contoh kongkret

sehingga ketika selesai mengikuti pelatihan mereka tidak memahami dengan baik konsep

yang telah diajarkan dan ketika kembali ke sekolah mereka kembali tidak mampu melakukan

penelitian.

Sejalan dengan hal tersebut, hasil dari tracer study (Padmadewi, Artini dan Heri Santosa,

2010) juga menyebutkan bahwa para guru memerlukan pelatihan-pelatihan yang menyangkut

Page 8: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

7

hal-hal yang lebih inovatif yang bisa dipakai guru di kelas. Dalam diskusi dengan responden

saat itu, juga didapat informasi bahwa model pelatihan yang sering diberikan kepada mereka

lebih banyak teoretis dan kurang penyajian contoh kongkret yang aplikatif.

Berdasarkan hasil penelitain di atas, kepala sekolah dan pengawas sebagai orang yang

HARUS tau penelitian terutama PTK dan PTS perlu diberikan pelatihan tentang PTS dengan

cara yang lebih praktis sehingga mereka mampu menganalisis dan menemukan masalah-

masalah yang cocok dipergunakan sebagai masalah penelitian di Sekolah.

Dengan melihat hasil penelitian Nitiasih (2010) bahwa model pelatihan „Reflective‟ mampu

meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dalam membuat proposal PTK maka merupakan

suatu keharusan bila para pengawas dan kepala sekolah SD di kecamatan Buleleng diberikan

pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan cara yang lebih kongkrit yaitu dengan

„reflective model‟ sehingga profesionalisme pengawas dan kepala sekolah tidak TETAP

rendah.

Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Universitas Udayana dengan

menggunakan Prof. Dr. Nyoman Padmadewi,MA sebagai narasumber ditemukan bahwa

saudara-saudara kita di daerah timur adalah sosok guru yang sangat haus dengan ilmu

pengetahuan. Minat guru dan kepala sekolah untuk belajar sangat tinggi namun mereka

sangat miskin dengan ahli di bidang PTK dan PTS. Hal ini disupport dengan surat

permohonan dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan St.Paulus Flores, NTT

(terlampir)

Page 9: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ada beberapa konsep teritis yang dipergunakan sebagai acuan dalam pengabdian masyarakat

ini. Konsep teoretis tersebut adalah sebagai berikut :

2.1. . Penelitian Tindakan Sekolah

Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama dengan konsep Penelitian

Tindakan Kelas yang dilakukan berdasarkan paradigma pemikiran RAI : research-action-

improvement, yang bersifat bottom-up, realistik-pragmatik yang diawali dengan diagnosis

masalah secara nyata yang diakhiri dengan sebuah perbaikan (improvement). Upaya

perbaikan kualitas pembelajaran demikian menuntut adanya inisiatif dan keinginan dari

dalam diri untuk mau melakukan perbaikan (Tantra, 2005).

Prosedur diagnosis masalah bisa dilakukan dengan menganalisis situasi kini yang sedang

terjadi (present situation analysis) yang selanjutnya dipergunakan sebagai dasar untuk

mencari dan menentukan pemecahan masalahnya (Rindjin, Sarna, Padmadewi, 2006).

Penelitian seperti ini disebut dengan Penelitian Tindakan yang ditandai adanya penerapan

tindakan pada suatu proses kegiatan tertentu. Tindakan yang diterapkan tersebut,

merupakan tindakan yang “baru” yang diyakini lebih baik dalam meningkatkan

mutu proses maupun hasil kerja dari tindakan “lama” yang telah biasa dilakukan.

Sambil menerapkan (melakukan eksperimen) terhadap tindakan “barunya”,

peneliti mengamati proses tindakan itu (yang dilakukan dengan secara teliti

dengan mendiskripsikan proses kegiatan yang terjadi). Dengan demikian, ada pula

yang menyatakan penelitian tindakan sebagai tindak lanjut dari penelitian

eksperimen maupun penelitian deskriptif.

Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian

eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam penelitian eksperimen peneliti ingin

mengetahui akibat dari suatu perlakuan (treatment, tindakan, atau “sesuatu” yang

dilakukan), maka pada penelitian tindakan, peneliti mencermati kajiannya pada

proses dan akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasar hasil pencermatan

itulah, kemudian dilakukan tindakan lanjutan yang merupakan perbaikan dari

Page 10: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

9

tindakan pertama (disebut sebagai siklus), untuk dapat memperoleh informasi yang

mantap tentang dampak tindakan yang dibuatnya.

Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas.

Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan

Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan

nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas

sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah,

tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan

dengan tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain : (1) meningkatkan

mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran,

termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas

profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya; (2)

meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah; (3)

menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta

sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan.

Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (action) yang

nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya)

dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam

peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan.

2.2. Model pelatihan Reflektif (Reflective Model)

Dari beberapa model pelatihan yang ada, Model Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

Reflectif ini adalah model yang paling lengkap, karena dalam model pelatihan ini ada

proses pemberian received knowledge sehingga guru memiliki pengetahuan yang lengkap

tentang Penelitian Tindakan Kelas.Di samping proses tersebut ada juga proses pemberian

previous experiential knowledge dimana guru secara langsung diberi kesempatan untuk

Page 11: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

10

merefleksi kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan sehari-hari. Dengan

menggabungkan kedua pengetahuan tersebut guru mampu mendeteksi masalah

pembelajarannya, mendeteksi factor-faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut dan

selanjutnya guru mampu memilih metode yang tepat untuk menanggulangi permasalahan

pembelajaran yang ditemukan Pada akhirnya setelah mengikuti pelatihan dengan model ini,

guru mampu membuat proposal Penelitian Tindakan Kelas sendiri tanpa mencontoh yang

sudah ada.

Dengan kata lain, dengan menggunakan model ini peserta akan mampu mengembangkan

dua pengetahuan sekaligus yaitu yang diterima oleh peserta dari instruktur dan pengetahuan

praktis yang sudah dimiliki oleh peserta yang berhubungan dengan pekerjaan mereka

sendiri. Berdasarkan kedua pengetahuan tersebut, peserta dapat melakukan refleksi dengan

baik tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada pembelajarannya, mencari

faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut melalui refleksi tentang dan mencari

solusi dari permasalahan. Model pelatihan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Model Pelatihan Reflektif (Reflective Model)

‘Reflective cycle’

2.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa permasalahan seperti yang

sudah disampaikan dalam analisis situasi. Selain itu hasil observasi yang dilakukan di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan (Kamis 23 Agustus) ditemukan bahwa dari 84 Kepala Sekolah

Received

knowledge

Previous

experiential

knowledge

Practice Reflection Professional

competence

Page 12: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

11

dan 23 Pengawas SD hanya 12 % yang melakukan PTK dengan benar. Sebanyak 52 %

membuat PTS sebagai persyaratan kenaikan pangkat dari menyuruhkan dan 36 %

menyatakan tidak pernah mengerti apa itu PTS. Berdasarka kenyataan tersebut maslah-

masalah yang dihadapi pengawas dapat diidentifikasi sbg berikut :

1. Rendahnya kemampuan Pengawas dalam menemukan dan menentukan

permasalahan- permasalahn sekolah yang dapat dipergunakan sebagai masalah

PTS

2. Rendahnya kemampuan Pengawas dalam menemukan cara memperbaiki

(treatment) terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekolah

3. Rendahnya kemampuan Pengawas dalam menyusun usulan Penelitian

Tindakan Sekolah dan melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan

profesinya sebagai pengawas dan kepala sekolah

Berdasarkan permasalahan di atas Rumusan Masalah Pengabdian Masyarakat ini adalah :

Apakah Kemampuan Pengawas dalam menyusun usulan Penelitian Tindakan

Sekolah dapat ditingkatkan melalui Pelatihan PTS dengan ‘Reflective Model’?

2.4. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan permasalahan yang dihadadapi oleh Pengawas seperti yang disampaikan di atas,

maka tujuan kegiatan ini adalah Memberikan Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah yang

dapat :

a) Meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menemukan dan menentukan

permasalahan- permasalahan sekolah yang dapat dipergunakan sebagai masalah

PTS

b) Meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menemukan cara memperbaiki

(treatment) terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekolah

c) Meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menyusun usulan Penelitian

Tindakan Sekolah dan melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan

profesinya sebagai pengawas

Page 13: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

12

d) Meningkatkan kemampuan Pengawas dalam melaksanakan dan melaporkan

hasil penelitiannya.

e) Meningkatkan kemampuan Pengawas dalam memberikan informasi yang

benar dan memotivasi guru untuk mampu melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas sebagai kegiatan pengembangan profesi guru.

2.5. Manfaat Kegiatan

Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif dalam

meningkatkan profesionalisme Pengawas sekolah di Kabupaten Manggarai Barat Flores

Nusa Tenggara Timur. Secara lebih eksplisit manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a) Pengawas yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini memperoleh wawasan tentang

: (1) bagaimana menemukan dan menentukan masalah-masalah sekolah yang

dapat dipergunakan sebagai masalah PTS; (2) bagaimana menemukan cara

memperbaiki (treatment) terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekolah; (3)

bagaimana menyusun usulan Penelitian Tindakan Sekolah dan

melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan profesinya sebagai

pengawas

b) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa

Tenggara Timur memperoleh peluang untuk memiliki SDM (pengawas dan

Kepala sekolah) yang berkualitas dan profesional

c) Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat mengimplementasikan hasil

penelitian yang dilakukan. Secara umum Staf Dosen Universitas Pendidikan

Ganesha dapat melaksanakan salah satu darma dari tri dharma Perguruan Tinggi

yaitu Pengabdian Pada Masyarakat

Page 14: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

13

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Berangkat dari permasalah yang dihadapi oleh pengawas di Kabupaten Manggarai

Barat Flores Nusa Tenggara Timur, maka pemecahan masalah yang dilaksanakan

dalam P2M ini dapat dilihat dalam diagram alur berikut :

Gambar 2. Bagan alur Kerangka Pemecahan Masalah P2M

Permasalahan

1. Kemampuan Pengawas dan Kepala

Sekolah dalam menemukan dan

menentukan permasalahan sekolah

sebagai masalah PTS masih rendah

2. Kemampuan Pengawas dan Kepala

Sekolah dalam menemukan cara

memperbaiki (treatment) masalah yang

dihadapi sekolah masih rendah

3. Kemampuan Pengawas dan Kepala

Sekolah dalam menyusun usulan

Penelitian Tindakan Sekolah dan

melaksanakannya sebagai kegiatan

pengembangan profesinya sebagai

pengawas dan kepala sekolah masih

rendah

Pemecahan Masalah

1. Meningkatkan Kemampuan Pengawas

dan Kepala Sekolah dalam

menemukan dan menentukan

permasalahan sekolah sebagai masalah

PTS.

2. Meningkatkan kemampuan

Pengawas dan Kepala Sekolah dalam

menemukan cara memperbaiki

(treatment) masalah yang dihadapi

sekolah .

3. Meningkatkan kemampuan Pengawas

dan Kepala Sekolah dalam menyusun

usulan Penelitian Tindakan Sekolah

dan melaksanakannya sebagai

kegiatan pengembangan profesinya

sebagai pengawas dan kepala sekolah

Alternatif Pemecahan Masalah

Memberikan Pelatihan Penelitian

Tindakan Sekolah dengan model

Pelatihan ‘Reflective’

Metode Kegiatan

1. Refleksi Permasalahan yang

ditemukan di lapangan

2. Cermah dan diskusi tentang PTS

3. Praktik membuat usulan PTS

Page 15: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

14

3.2. Khalayak sasaran Strategis

Secara umum, tujuan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini adalah untuk meningkatkan

profesionalisme Pengawas dalam merancang dan melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, khalayak sasaran strategis dan tepat dilibatkan adalah

seluruh pengawas mata pelajaran bahasa Inggris di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa

Tenggara Timur. Pemilihan Kabupaten Maggarai sebagai sasaran mengingat Pengawas di

Kabupaten ini sama sekali tidak tau dan belum pernah mengikuti Penelitian Tindakan

Sekolah

Rendahnya kemampuan Pengawas dalam menemukan dan menentukan masalah-masalah

Penelitian Tindakan Sekolah menyebabkan mereka kurang mampu menyusun proposal dan

melaksanakan PTS di sekolah padahal sebagai pengawas yang ada di daerah perkotaan sudah

selayaknya mengetahui hal ini dan mampu menjadi contoh bagi pengawas dan kepala sekolah

di kecamatan lainnya.

3.3. Keterkaitan

Kegiatan P2M ini melibatkan institusi Undiksha dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan St.Paulus di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur. Kedua

instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara bersama-sama sebagai berikut :

1. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan St.Paulus sebagai sekolah tinggi

yang memroduksi Guru Guru bahasa Inggris di Manggarai dapat menjadi contoh

dan sumber yang benar tentang PTS.

2. Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

berperan menyediakan dana, sehingga mendukung pelaksanaan dharma ketiga dari

Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Lain di bidang Pengabdian

pada masyarakat

Page 16: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

15

3.4. Metode Kegiatan

Bentuk aktivitas menggunakan strategi pelatihan (training). Tahapan-tahapan aktivitas

secara umum yaitu: penyemaian informasi (encoding), pengintegrasian informasi menjadi

suatu pemahaman (decoding), perekaman informasi (storing), dan pembelajaran informasi

(learning). Seluruh aktivitas tersebut dirancang bersama-sama dan dilakukan dalam situasi

informal dengan melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap pengawas mata pelajaran

bahasa Inggris di Kabupaten Manggarai Barat. Secara lebih spesifik sintaks pelatihan dengan

model reflektif ini dapat dilihat dalam bagain berikut:

Fase Aktivitas

Trainer Trainee

1. Receive

knowledge

(pemberian

informasi)

1. Menyampaikan materi dengan

gabungan metode ceramah, dan jig

saw

2. Ada beberapa materi yang

diberikan dengan jig-saw yang

mengharuskan pembentukan

kelompok

3. Pemberian model PTS

1. Mendengarkan dan

memperhatikan materi yang

disampaikan

2. Membentuk kelompok dan

mengerjakan pelatihan sesuai

dengan instruksi untuk

pelaksanaan jig-saw

2. Previous

experiencial

knowledge

(refleksi)

1. Meminta peserta untuk merefleksi

pembelajarannya terutama pada

aspek-aspek : permasalahan,

sumber masalah dan cara

pemecahan masalah

2. Meminta peserta pelatihan

menuliskannya dalam pendahuluan

1. Melakukan refleksi terhadap

masalah pembelajaran yang

dihadapi di kelasnya, penyebab

masalah tersebut dan cara

pemecahan masalahnya

2. Menuliskan dalam pendahuluan

dari proposal masing-masing

3. Practice

a. Praktik

penyusunan

proposal

b.Presentasi

proposal

c. Presentasi cara

pemecahan

masalah

1. Melatih menyusun bagian

perbagian dari sebuah proposal

2. Meminta peserta untuk

mempresentasikan hanya bagian

penting dari proposal: masalah,

latar belakang masalah dan cara

pemecahan masalah.

3. Meminta peserta untuk

melakukan simulasi tentang

metode, strategi pembelajaran

atau cara evaluasi yang

dipergunakan sebagai cara

pemecahan masalah

1. Melatih menyusun bagian

perbagian dari sebuah proposal

2. Mempresentasikan hanya bagian

penting dari proposal: masalah,

latar belakang masalah dan cara

pemecahan masalah.

3. Melakukan simulasi tentang

metode, strategi pembelajaran

atau cara evaluasi yang

dipergunakan sebagai cara

pemecahan masalah

4. Reflect (refleksi) 1. Meminta peserta melakukan

refleksi terhadap proposal yang

sudah dibuat

2. Meminta peserta melakukan

refleksi terhadap kemungkinan

dampak dari cara pemecahan

masalah yang disimulasikan

1. Melakukan refleksi terhadap

proposal yang sudah dibuat

2. Melakukan refleksi terhadap

kemungkinan dampak dari cara

pemecahan masalah yang

disimulasikan

Page 17: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

16

Fase Aktivitas

Trainer Trainee

5. Proffesional

Competence

Perbaikan proposal

yg menunjukkan

kompetensi

profesional guru

Menilai proposal yang sudah

dihasilkan oleh guru

Mencermati hasil penilaian,

merefleksi dan melakukan perbaikan

Gambar 3. Sintaks pelaksanaan pelatihan dengan model „Reflective‟

4. Rancangan Evaluasi

a) Prosedur dan Alat Evaluasi

Prosedur dan alat evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan P2M ini dilakukan

seperti diagram alur di bawah ini

Awal

Kegiatan

Pelaksanaan

Kegiatan

Akhir

Kegiatan

PRE-TEST OBSERVASI POST-TEST

PRODUK

Gambar 4. Prosedur evaluasi

1. Pre- tes dan Post- tes

Pre-tes dilakukan di awal kegiatan untuk mengetahui pemahaman pengawas

mata pelajaran bahasa Inggris di Kabupaten Maggarai tentang penelitian

Tindakan Sekolah sebelum diberikan pelatihan. Post-test dilaksanakan pada

akhir pelatihan untuk mengetahui perubahan pemahaman pengawas mata

pelajaran bahasa Inggris di Kabupaten Maggarai tentang PTS setelah

mengikuti pelatihan. Data pre-tes dan post-tes dikumpulkan melalui tes yang

akan mengungkap pemahaman pengawas tentang Penelitian Tindakan

Sekolah.

Page 18: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

17

2. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan mencakup ketekunan dan

keseriusan pengawas dan kepala sekolah dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

Instrumen yang dipergunakan adalah lembar observasi. Penilaian dilakukan

terhadap aspek-aspek sikap dan aktivitas pengawas yang mencirikan perilaku

dan kemampuan pengawas. Teknik pemberian skor pada masing-masing

indikator menggunakan skala lickert dengan rentang 1-5.

3. Produk / Proposal Penelitian Tindakan Sekolah

Produk dari kegiatan ini, yaitu Proposal Penelitian Tindakan Sekolah yang

dihasilkan selama pelatihan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan

peserta pelatihan dalam menyusun proposal PTS dengan menggunakan

rentangan skor dari 0 sampai 100

b) Teknik Analisis data dan Kriteria Keberhasilan Program

Data dari hasil pre-test dan post-tes tentang pemahaman pengawas sehubungan

dengan Penelitian Tindakan Sekolah dan data kemampuan peserta dalam

merancang proposal PTS dianalisis dengan teknik statistik deskriptif

Page 19: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

18

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL KEGIATAN

Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kepada Pengawas dan Kepala

Sekolah di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur tentang Penelitian

Tindakan Sekolah dengan menggunakan model pelatihan Reflektif.. Pelatihan dilaksanakan

di ruang aula Sekolah Tinggi St. Paulus Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur

Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 9-14

Juni 2016. Kegiatan diawali dengan memberikan Pre-test. Pre-tes dilakukan di awal kegiatan

untuk mengetahui pemahaman pengawas dan Kepala Sekolah di Kabupaten Manggarai Barat

Flores Nusa Tenggara Timur tentang Penelitian Tindakan Sekolah sebelum diberikan

pelatihan. Pre test dilaksanakan secara verbal dgn menanyakan kepada mereka pertanyaan

berikut :

1. Apakah anda pernah melakukan penelitian?

2. Bila Ya, Apa jenis penelitian yang anda dilakukan?

3. Bila ya, Apa tujuan anda melakukan penelitian tersebut?

4. Apakah anda pernah mendengar penelitian tindakan sekolah?

5. Apakah anda pernah melakukan penelitian tindakan sekolah?

Hasil pretest menunjukkan :

No

Pernyataan Hasil

1. Apakah anda pernah melakukan penelitian? 55 % peserta mengatakan

pernah , 45 %

mengatakan belum

2 Apa jenis penelitian yang anda dilakukan? 97 % dari 55% yang

mengatakan pernah

melakukan penelitian

menyatakan tidak tau

jenis penelitian yang

Page 20: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

19

dilakukan.

No

Pernyataan Hasil

3 Apa tujuan anda melakukan penelitian

tersebut?

100 % peserta yang

pernah melakukan

penelitian menyatakan

penelitian yang

dilakukan untuk

persyaratan kenaikan

pangkat

4 Apakah anda pernah mendengar penelitian

tindakan sekolah?

20 % peserta mengatakan

pernah mendengar

tentang penelitian

tindakan sekolah dan

80% mengatakan tidak

pernah mendengar ttg

PTS

5 Apakah anda pernah melakukan penelitian

tindakan sekolah?

100% mengatakan belum

pernah melakukan PTS

Kegiatan selanjutnya adalah Pelaksanaan Pelatihan yang dilaksanakan dengan model reflektif

dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

Fase Aktivitas

Trainer Trainee

1. Receive knowledge

(pemberian informasi)

4. Menyampaikan materi

dengan gabungan

metode ceramah, dan

jig saw

5. Ada beberapa materi

yang diberikan

dengan jig-saw yang

mengharuskan

pembentukan

kelompok

6. Pemberian model

PTS

3. Mendengarkan dan memperhatikan

materi yang disampaikan

4. Membentuk kelompok dan

mengerjakan pelatihan sesuai dengan

instruksi untuk pelaksanaan jig-saw

2. Previous experiencial

knowledge (refleksi)

3. Meminta peserta

untuk merefleksi

permasalahan-

permasalahan yang

dihadapi dalam

melaksanakan

tugasnya sebagai

kepala sekolah

3. Melakukan refleksi terhadap masalah

pembelajaran yang dihadapi di

kelasnya, penyebab masalah tersebut

dan cara pemecahan masalahnya

4. Menuliskan dalam pendahuluan dari

proposal masing-masing

Page 21: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

20

4. Meminta peserta

mengidentifikasi

permasalahan dan

memilih maslaah yang

paling urgen untuk

diselesaikan melalui

penelitian,

5. Meminta peserta

mencari sumber

masalah dan cara

pemecahan masalah

6. Meminta peserta

pelatihan

menuliskannya dalam

pendahuluan

2. Previous experiencial

knowledge (refleksi)

7. Meminta peserta

untuk merefleksi

permasalahan-

permasalahan yang

dihadapi dalam

melaksanakan

tugasnya sebagai

kepala sekolah

8. Meminta peserta

mengidentifikasi

permasalahan dan

memilih maslaah yang

paling urgen untuk

diselesaikan melalui

penelitian,

9. Meminta peserta

mencari sumber

masalah dan cara

pemecahan masalah

10. Meminta

peserta pelatihan

menuliskannya dalam

pendahuluan

5. Melakukan refleksi terhadap masalah

pembelajaran yang dihadapi di

kelasnya, penyebab masalah tersebut

dan cara pemecahan masalahnya

6. Menuliskan dalam pendahuluan dari

proposal masing-masing

3. Practice

a. Praktik penyusunan

proposal

b.Presentasi

proposal

c. Presentasi cara

pemecahan masalah

4. Melatih menyusun

bagian perbagian

dari sebuah proposal

5. Meminta peserta

untuk

mempresentasikan

hanya bagian

penting dari

proposal: masalah,

latar belakang

masalah dan cara

pemecahan

masalah.

6. Meminta peserta

untuk melakukan

simulasi tentang

metode, strategi

pembelajaran atau

cara evaluasi yang

dipergunakan

sebagai cara

4. Melatih menyusun bagian perbagian

dari sebuah proposal

5. Mempresentasikan hanya bagian

penting dari proposal: masalah, latar

belakang masalah dan cara

pemecahan masalah.

6. Melakukan simulasi tentang metode,

strategi pembelajaran atau cara

evaluasi yang dipergunakan sebagai

cara pemecahan masalah

Page 22: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

21

pemecahan masalah

4. Reflect (refleksi) 3. Meminta peserta

melakukan refleksi

terhadap proposal

yang sudah dibuat

4. Meminta peserta

melakukan refleksi

terhadap

kemungkinan dampak

dari cara pemecahan

masalah yang

disimulasikan

3. Melakukan refleksi terhadap

proposal yang sudah dibuat

4. Melakukan refleksi terhadap

kemungkinan dampak dari cara

pemecahan masalah yang

disimulasikan

5. Proffesional

Competence

Perbaikan proposal yg

menunjukkan

kompetensi profesional

guru

Menilai proposal yang

sudah dihasilkan oleh

guru

Mencermati hasil penilaian, merefleksi

dan melakukan perbaikan

Dalam melaksanakan kegiatan, dilakukan pula observasi. Observasi terhadap

pelaksanaan kegiatan pelatihan mencakup ketekunan dan keseriusan pengawas dan kepala

sekolah dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar

observasi. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek sikap dan aktivitas pengawas yang

mencirikan perilaku dan kemampuan pengawas dan kepala sekolah. Teknik pemberian skor

pada masing-masing indikator menggunakan skala lickert dengan rentang 1-5.

Hasil penilaian terhadap ketekunan dapat dilihat dari hasil di bawah ini :

No Aspek yang diobservasi Rerata Hasil penilaian

1. Ketekunan mendengarkan

ceramah yang disampaikan

5 (sangat serius)

2 Keseriusan dalam melakukan jig

saw yang diminta untuk

5 (sangat serius)

3 Keseriusan dalam melakukan

refleksi terhadap permasalahan

yang dialami di sekolah

4 (serius)

4 Kejujuran dalam mengemukakan

permasalahan yang dialami di

sekolah masing-masing

3 (cukup serius)

5 Kemampuan memilih masalah

yang urgen untuk dilaksanakan

4 (serius)

6 Tanggung jawab dalam

melakukan diskusi untuk

5 (sangat serius)

Page 23: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

22

memilih metode yang sesuai

untuk memecahkan masalah

yang dialami

7 Tanggungjawab untuk

menyelesaikan proposal

penelitian

4 (serius)

8 Keseriusan dalam menulis

proposal penelitian

5(sangat serius)

Produk dari kegiatan ini, yaitu Proposal Penelitian Tindakan Sekolah yang dihasilkan selama

pelatihan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun

proposal PTS dengan menggunakan rentangan skor dari 0 sampai 100

Hasil dari penilaian produk adalah sebagai berikut :

No Aspek dari proposal Rerata nilai

1 Identifikasi Masalah 87

2 Penentuan masalah penelitian 92

3 Penentuan sumber masalah penelitian 90

4 Penentuan bukti pendukung masalah

penelitian

65

5 Penentuan cara pemecahan masalah 80

6 Penentuan teori-teori yang relevan dengan

permasalahan dan cara pemecahan masalah

60

7 Pembuatan metode peneltian (termasuk

penentuan setting penelitian, subyek

penelitian, prosedur penelitian)

90

a. PEMBAHASAN

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

menunjukkan bahwa sosialisasi dan pelatihan yang selama ini biasa dilaksanakan

belum mampu meningkatkan kemampuan para pengawas dan kepala sekolah dalam

Page 24: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

23

penelitian dan pengembangan. Berbagai strategi pelatihan sudah dilaksanakan seperti

memanfaatkan forum Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah

Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) d i m a n a p a r a pengawas d a n

k e p a l a s e k o l a h dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman guna

bersama-sama meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka. Namun strategi tersebut

ternyata tidak membuat adanya perubahan terutama tidak meningkatkan kemampuan

mereka dalam melaksanakan penelitian. Padahal mereka dituntut untuk melaksanakan

penelitian untuk profesionalisme mereka. Terutama sekali sebagai seorang Pengawas atau

Kepala sekolah adalah merupakan hal yang wajib mengetahui Penelitian terutama

Penelitian Tindakan Sekolah karena mereka harus mampu memberikan bimbingan kepada

para guru yang merupakan bawahan dan orang yang disupervisi.

Hal tersebut di atas ternyata benar karena dari hasil pre test yang dilaksanakan

pada kegiatan P2M ini menunjukkan 55 % peserta mengatakan pernah melakukan

penelitian namun 97 dari 55% tersebut mengatakan tidak tau jenis penelitian apa yang

dilakukan, dan 100 % peserta yang pernah melakukan penelitian menyatakan penelitian yang

dilakukan hanya untuk persyaratan kenaikan pangkat, 20 % peserta mengatakan pernah

mendengar tentang penelitian tindakan sekolah dan 80% mengatakan tidak pernah mendengar

ttg PTS, 100% mengatakan belum pernah melakukan PTS.

Dari permasalahan tersebut selanjutnya dilaksanakan Pelatihan Penelitian Tindakan

Sekolah dengan menggunakan model Reflective. Reflective model adalah model pelatihan

Penelitian Tindakan kelas yang merupakan hasil penelitian Strategis Nasional (Nitiasih,

2009). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini sangat membantu Guru-Guru

dalam menganalisis permasalahan permasalahan pembelajaran yang dapat diangkat sebagai

masalah dalam PTK serta meningkatkan kemampuan Guru-Guru dalam membuat proposal

Page 25: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

24

penelitian dan melaksanakan PTK dalam pembelajaran. Mengingat permasalahan utama dari

Pengawas dan Kepala Sekolah adalah rendahnya kemampuan mereka dalam menemukan

masalah yang dapat dipergunakan sebagai topik penelitian terutama Penelitian Tindakan

Sekolah, perlu dilakukan Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah yang mengimplementasikan

„Model Reflective‟ yang sudah terbukti mampu meningkatkan kemampuan Guru dalam

PTK.

Dalam pelaksanaan pelatihan dilaksanakan observasi yang menunjukkan bahwa

ketekunan mendengarkan ceramah dari peserta atas materi yang disampaikan ada pada

kategori 5 (sangat serius), Dalam melaksanakan kegiatan dilakukan pula beberapa teknik

pelatihan yaitu jig saw. Keseriusan dalam melakukan jig saw yang diminta dilakukan oleh

peserta juga menunjukkan angka 5 yaitu sangat serius. Keseriusan dalam melakukan refleksi

terhadap permasalahan yang dialami di sekolah menunjukkan angka 4 (serius). Hal ini

ditunjukkan dgn banyaknya jumlah permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam diskusi

yang dilakukan. Selanjutnya kejujuran dalam mengemukakan permasalahan yang dialami di

sekolah masing-masing ada dalam kategori 3 yaitu cukup serius. Hal ini ditunjukkan

berdasarkan permasalahan yang dibuat yang lebih banyak menunjukan permasalahan yang

disebabkan oleh guru dan bukan permasalahan peserta sebagai pengawas dan kepala sekolah.

Kegiatan memilih masalah yang urgen untuk dilaksanakan menunjukkan angka 4 yaitu ada

pada kategori serius. Dalam hal ini peserta sudah mampu mengidentifikasi mana masalah

yang urgen dan bisa dipergunakan sebagai penelitian tindakan sekolah dan mana yang tidak

bisa dipergunakan untuk PTS. Tanggung jawab dalam melakukan diskusi untuk memilih

metode yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dialami oleh kepala sekolah dan

pengawas menunjukan angka 5 yang ada pada kategori sangat serius. Hasil observasi dalam

tahapan ini dilihat dari keseriusan peserta dalam mencari cara pemecahan masalah terhadap

Page 26: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

25

masalah yang diidentifikasi. Tanggungjawab untuk menyelesaikan proposal penelitian

menunjukan angka 4 (serius) dan keseriusan dalam menulis proposal penelitian ada pada

kategori sangat serius. Hasil diatas disebabkan karena para guru merasa sangat perlu dengan

pengetahuan tentang PTS. Mereka diberikan pengertian bahwa tujuan utama Penelitian

Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di

dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan

penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari

jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang

dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain :

(1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan

pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan

tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya;

(2) meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah;

(3) menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta

sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan.

Keseriusan tersebut juga disebabkan oleh pengertian yang diperoleh bahwa

Penelitian Tindakan Sekolah memerlukan adanya tindakan (action) yang nyata.

Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan

ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam peningkatan

mutu proses dan hasil kepengawasan.

Hasil dari kesriusan mereka dapat dilihat dari penilaian atas produk pelatihan

berupa proposal Penelitian Tindakan Sekolah sebagai berikut : 1) dalam mengidentifikasi

kemampuan rata rata peserta adalah 87, 2) dalam menentukan masalah penelitian rerata

Page 27: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

26

kemampuan peserta adalah 92. Hal ini merupakan kemajuan luar biasa karena peserta

mengetahui mana masalah – masalah yang bisa dipergunakan untuk penelitian.

Kemampuan yang lebih baik juga ditunjukkan oleh peserta dalam menentukan sumber

masalah yang ada, kebanyakan dari mereka lebih banyak menyalahkan guru dibandingkan

menilai diri sendiri. Kemampuan yang paling rendah dari peserta adalah dalam

menentukan bukti pendukung untuk masalah penelitian. Penentuan cara pemecahan

masalah menunjukkan kemampuan yang baik yaitu 80. Karena kurangnya informasi

terhadap teori-teori pembelajaran dan management, kemampuan peserta menulis teori-teori

yang relevan juga tidak terlalu baik. Namun pembuatan metode peneltian (termasuk

penentuan setting penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian) menunjukkan

kemampuan yang sangat baik yaitu 90.Kemampuan dalam metodologi ini jelas sangat

mendukung pelaksanaan penelitian nantinya.

Page 28: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

27

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

a. SIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan dapat sisimpulkan bahwa :

1. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menggunakan „Reflective

Model‟ dapat meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menemukan dan

menentukan permasalahan- permasalahan sekolah yang dapat dipergunakan

sebagai masalah PTS

2. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menggunakan „Reflective

Model‟ dapat meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menemukan cara

memperbaiki (treatment) terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekolah

3. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menggunakan „Reflective

Model‟ dapat meningkatkan kemampuan Pengawas dalam menyusun

usulan Penelitian Tindakan Sekolah dan melaksanakannya sebagai

kegiatan pengembangan profesinya sebagai pengawas.

4. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menggunakan „Reflective

Model‟ dapat meningkatkan kemampuan Pengawas dalam melaksanakan

dan melaporkan hasil penelitiannya.

5. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menggunakan „Reflective

Model‟ dapat meningkatkan kemampuan Pengawas dalam memberikan

informasi yang benar dan memotivasi guru untuk mampu melaksanakan

Penelitian Tindakan Sekolah sebagai kegiatan pengembangan profesi guru.

Page 29: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

28

b. SARAN

Dari pelaksanaan pelatihan ada beberapa saran yang diusulkan dalam P2M selanjutnya

yaitu:

1. Kelemahan peserta pada saat pelatihan adalah mencari teori-teori yang relevan dan

menentukan bukti pendukung terhadap permasalahan. Untuk dapat meningkatkan

kemampuan ini pelaksanaan P2M selanjutnya perlu menyiapkan buku buku yang

relevan yang dapat dipergunakan sebagai sumber atas teori teori yang dipergunakan

dalam penelitian.

2. Manfaat pengabdian ini sangat dirasakan oleh pengawas, namun belum semua

pengawas memperoleh kesempatan. Untuk itu perlu diberikan pelatihan untuk

pengawas yang lain di kecamatan lainnya oleh LPM Undiksha

Page 30: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

29

5. Daftar Pustaka

Killen, Roy. 1998. Effective Teaching Strategies. Katoomba NSW: Social Science Press

Nitiasih, Putu Kerti, 2010. Model Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Reflektif Berbasis

Kompetensi (PTK-RBK) Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di Provinsi Bali.

Hasil Penelitian yang tidak dipublikasikan.

Padmadewi, Ni Nyoman; Artini, Luh Putu; Heri santosa, Made.2008. Studi Penelusuran

Alumni tentang Relevansi Kurikulum dengan Kebutuhan Pekerjaan Guru di Sekolah. Hasil

penelitian yang tidak dipublikasikan.

Rindjin, Sarna, Padmadewi. 2006. Diagnosis Masalah Pembelajaran (Makalah

disampaikan dalam Focused Group Discussion antar Guru-Guru SD, SMP se Kabupaten

Buleleng tanggal 21 Oktober 2006.

Rinjin, Nitiasih, Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran (Makalah

disampaikan dalam Focused Group Discussion antar Guru-Guru SD, SMP se-Kabupaten

Buleleng tahun 2006.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung, Alfabetha Bandung

Tantra, Dewa Komang. 2005. Penelitian Tindakan Kelas (Makalah disampaikan dalam

Workshop Menumbuhkan Komitmen Guru dan Pegawai SMA Negeri 4 Denpasar tanggal

3 Januari 2005).

Tantra, D.K. 2005. Peningkatan Profesionalisme Guru dengan Paradigma Baru ( makalah

disampaikan dalam workshop menumbuhkan komitmen guru dan pegawai SMA Negeri 3

Denpasar, pada tanggal 3 Januari 2005).

Page 31: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

30

Page 32: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

31

Page 33: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

32

Page 34: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

33

Page 35: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

34

Page 36: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

35

4. Lampiran

Page 37: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

36

4.1 Riwayat hidup tim peneliti

Biodata Ketua Pelaksana

IDENTITAS DIRI

1.1. Nama Lengkap ( dengan gelar) Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A

1.2. Jabatan Fungsional Dosen

1.3. NIP/NIK/NIM 196206261986032002

1.4. Tempat dan Tanggal Lahir Singaraja, 26 juni 1962

1.5. Alamat Rumah Jalan Jalak No 4. Singaraja

1.6. Nomor Telepon/Fax 0362-21677/0362-27315

1.7. Nomor HP 081338644393

1.8. Alamat Kantor Jln. Ahmad Yani No.67 Singaraja Bali

1.9. Nomor Telepon/Fax 0362-21541/0362-23575

1.10. Alamat e-mail [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

2.1. Program: S1 S2 S3

2.2. Nama PT Univ. Udayana Sydney University Univ. Udayana

2.3. Bidang Ilmu Pen. Bhs. Inggris Applied Linguistics Linguistics

2.4. Tahun Masuk 1980 1992 2001

2.5. Tahun Lulus 1984 1994 2006

2.6. Judul Skripsi/

Tesis/Disertasi

Teacher‟s verbal

Interruption During

Oral Reading Activity

By course work Bahasa dan

Kekuasaan : Analisis

Wacana Tuan Guru

Hamzanwadi sebagai

penguasa di Lombok

Timur

2.7. Nama Pembim-

bing/Promotor

Prof. Dr. I Ketut

Seken, MA

Prof. Dr. Abdul

Wahab

Page 38: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

37

III. PENGALAMAN PENELITIAN ( bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2004 Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa

Inggris Melalui Self Directed

Learning.

Proyek DUE-

like

Rp. 30

2 2005/2006 Studi Pengembangan Model Kaji Tindak

Kelas Terintegrasi Berbasis Komptensi

untuk Guru SD/MI dan SMP/MTs

Puslikjaknov

Balitbang

Jakarta

Rp 75

3 2006 Pengembangan Model Pendidikan

Lintas Kultur untuk Pendidikan Dasar

(sebagai anggota peneliti)

Puslikjaknov

Balitbang

Jakarta

Rp 900

4 2007 Peran Disdik Kota/Kabupaten dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan dalam

Konteks Decentralisasi Pendidikan

(sebagai anggota peneliti)

Puslikjaknov

Balitbang

Jakarta

Rp.600

5 2008 Pengembangan Materi Pembelajaran

Mandiri Untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Mahasiswa

Jurusan Bahasa Inggris FPBS

UNDIKSHA.

Proyek

IMHERE

Rp 30

6 2008 Persepsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris terhadap

Pembelajaran dengan TIK

DIPA Rp 5.

7 2009 Pengembangan Model Pelatihan

Penelitian Tindakan Kelas Reflektif

Berbasis Kompetensi Untuk

Meningkatkan Profesionalisme Guru di

Provinsi Bali

Stranas Rp 100

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (bukan skripsi, tesis, maupun

disertasi)

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

Page 39: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

38

1. 2004 Pelatihan tentang Test of English for

International Communication dan strategi

untuk menyiapkan siswa menghadapi TOEIC

test

DIPA Rp 3

2. 2006 Peningkatan kemampuan merancang

pembelajaran inovatif bagi guru SD

DIPA Rp.3

3. 2007 Pelatihan Bahasa Inggris Kehumasan bagi staf

humas Pemkab Banjar

DIPA Rp.5

4. 2007 Meningkatkan Kemampuan berpikir kritis

siswa SD melalui Membaca

DIPA Rp 5

5. 2007 Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di

Sekolah Dasar Kecamatan Banjar Melalui

Pelatihan Strategi Pembelajaran dan

Penelitian Tindakan Kelas

DIPA Rp5

6. 2009 Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran

Bahasa Inggris Guru-Guru Sekolah dasar di

Kecamatan Banjar

DIPA Rp5

7 2010 Pelatihan Guide Spiritual Mahasiswa Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

“Agama Hindu” Singaraja

DIPA Rp5

V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor Nama Jurnal

1 2004 Direktif Dalam Dakwah: Representasi

Kekuasaan Dalam Wacana TGK.

HAMZANWADI

Vol 14 No.17

ISSN

0854-9163

Linguistika.

Wahana

Pengembang

Cakrawala

Linguistik

2 2008 Makna Warna Dalam Dewata Nawa Sanga Vol 13. N 5.

Januari 2008

Widya Sastra

3 2008 Referensi Sebagai Representasi Kekuasaan

Pada Wacana Dakwah

Vol 4 No 6.

Juli 2008

Widya Sastra

4 2008 Penggunaan Model Pembelajaran Self

Directed Learning Dalam Program Intensive

Course Untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Verbal Mahasiswa Jurusan

Vol.41. No.3

Juli 2008

Jurnal Pendidikan

Dan Pengajar

Page 40: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

39

Pendidikan Bahasa Inggris Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja

VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU

No. Tahun Judul Buku Jumlah

Halaman Nama Jurnal

1 2003 Penelitian Tindakan Kelas (buku ditulis

bersama Tim Ditjen Dikti)

70 halaman

2 2004 Teaching English as A Foreign Language

(modul untuk perkuliahan)

100

halaman

3 2004 Penelitian Untuk Peningkatan Kualitas

Pembelajaran (buku ditulis bersama Tim

Ditjen Dikti).

120

halaman

4 2006 Classroom Management (modul untuk

materi perkuliahan)

100

halaman

5 2007 Penelitian Tindakan Kelas untuk Jaringan

Kerjasama Penelitian Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan Pusat Penelitian

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan (booklet)

20 halaman

6 2008 Penelitian Pengembangan untuk Jaringan

Kerjasama Penelitian Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan Pusat Penelitian

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan (booklet)

20 halaman

7 2009 Pedoman Penulisan Buku Ajar 57 halaman

8 2010 Pedoman Pelatihan Tindakan Kelas

„Reflektif‟ (booklet)

28 halaman

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung

jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan

kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan dalam pengajuan

proposal pengabdian pada masyarakat 2013.

Page 41: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

40

Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan pengabdian pada masyarakat ini

hingga selesai, apabila usulan ini layak untuk dibiayai.

Singaraja, 4 September 2013

Ketua

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A.

NIP 196206261986032002

Page 42: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

41

Biodata Anggota Pelaksana 2

1. Identitas diri

1 Nama lengkap (dengan gelar) Putu Eka Dambayana Suputra,

S.Pd, M.Pd

2 Jenis kelamin Laki-laki

3 Jabatan fungsional Asisten Ahli

4 NIP 197811142008121002

5 Tempat dan tanggal lahir Banjar, 14 Nopember 1978

6 Alamat rumah Mess SD No.5 Kampung Baru,

Singaraja

7 Nomor telepon/fax -

8 Nomor Hp 081338621484

9 Alamat kantor Kampus bawah Undiksha, FBS,

Pendidikan Bahasa Inggris

Jl. A. Yani No 67 Singaraja, Bali

10 Nomor telepon 0362-21541

11 Alamat email [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

Program S1 S2 S3

Nama PT IKIP Negeri Singaraja

(sekarang dikenal

sebagai Undiksha)

Undiksha

Bidang ilmu Pendidikan Bahasa

Inggris

Pendidikan Bahasa

Tahun masuk 1998 2008

Tahun lulus 2002 2010

Judul skripsi/ tesis/

disertasi

A Study about Problems

in Writing a Unified and

Coherent Paragraph

Encountered by the

Fourth Semester

Students of the English

Department of IKIP

Negeri Singaraja in the

Academic Year

2001/2002.

Developing English

Writing Materials for the

Seventh Year Students of

SMP Negeri 2 Singaraja,

Bali in the Academic Year

2009/2010: A Descriptive

Qualitative Research and

Development.

Nama pembimbing/

promoter

Prof. Drs. I Wayan

Suarnajaya, M.A., Ph.D.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

Prof. Dr. Putu Kerti

Nitiasih, M.A.

Prof. Dr. Ni Nyoman

Padmadewi, M.A.

Page 43: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

42

3. Pengalaman penelitian

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah

1 2010 Penggunaan Strategi

Komunikasi Mahasiswa

Semester II Jurusan Bahasa

Inggris DIII Dalam Mata Kuliah

Speaking II

DIPA Rp. 6.000.000

b. Pengalaman penulisan artikel ilmiah dalam jurnal/seminar

No Tahun Judul Volume/No Nama

Jurnal/Seminar

- - - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan

dalam pengajuan proposal pengabdian pada masyarakat 2013.

Singaraja, 4 September 2013

Anggota 2,

Putu Eka Dambayana S, S.Pd, M.Pd

NIP. 197811142008121002

Page 44: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

43

Peta lokasi daerah sasaran

b.

Page 45: Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah Melalui …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962062619860320… · Penelitian Tindakan Sekolah memiliki konsep yang hampir sama

44