Author
achmadagessugiharto
View
325
Download
40
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul,
1998).
Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan termasuk
kesehatan, sehingga keluarga mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan, mencegah dan mengatasi atau memperbaiki masalah
kesehatan yang ada dalam keluarga. Keluarga juga dipandang sebagai instansi
(lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (Amanui,2007).
B. CIRI-CIRI KELUARGA
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggoa-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
(Setiadi,2008:3)
1
Ciri keluarga Indonesia :
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawarah (Setiadi,2008:4).
C. FUNGSI KELUARGA
Menurut Nasrul Effendi (1998) keluarga mempunyai beberapa fungsi
pokok yaitu :
1. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian rasa aman kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh kembang dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh
Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatnnya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap, menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya
(Effendi,1998:36).
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak
dewasa nanti.
b. Fungsi sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
2
c. Fungsi perlindungan
Adalah mellindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlibdungi dan merasa aman.
d. Fungsi perasaan
Adalah menjaga secara intensif, merasakan perasaan dan suasana anak
dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga.
e. Fungsi religius
Adalah memperkenalkan dan mengajak anggota yang lain dalam
kehidupan beragama (Effendi, 1998:36).
D. TIPE KELUARGA
Menurut M. Friedman (1998) tentang keluarga berikut ini
mengkonotasikan tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk
mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang keluarga.
1. Keluarga Inti (konjugal) : keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau
pemberian nafkah; keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak mereka,
anak kandung, anak adopsi, atau keduanya.
2. Keluarga Orientasi (keluarga asal) : unit keluarga yang dalamnya
seseorang dilahirkan.
3. Keluarga Besar : keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh
darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah
satu teman keluarga inti. Berikut ini termasuk “sanak saudara” kakek dan
nenek, tante, paman, dan sepupu (M. Friedman 1998:12).
Menurut Nasrul Effendi (1998) terdapat beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang teriri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3
c. Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation)
Adalah bila dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
E. STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri (Setiadi, 2008:6)
4
BAB II
KONSEP DASAR HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensiadalah tekanan darah darah persisten dimana tekanan sistolnya
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolnya > 90 mmHg. (Smelzen, 2002: 296).
Hipertensi adalah tekanan darah sistoloik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
(Mansjoer, 2001).
B. ETIOLOGI /PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
- Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
- Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
- Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
- Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
- Kegemukan atau makan berlebihan
- Stress
- Merokok
- Minum alkohol
- Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
- Glomerulonefritis
- Pielonefritis
- Nekrosis tubular akut
- Tumor
b. Vascular
- Aterosklerosis
- Hiperplasia
- Trombosis
- Aneurisma
- Emboli kolestrol
6
- Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
- DM
- Hipertiroidisme
- Hipotiroidisme
d. Saraf
- Stroke
- Ensepalitis
C. KLASIFIKASI
No. Kategori Sistolik Diastolik
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan)
Grade 2 (sedang)
Grade 3 (berat)
Grade 4 (sangat berat)
140-159
160-179
180-209
>210
90-99
100-109
100-119
>120
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
7
8. Kesadaran menurun
E. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Menurut: Edward K
Chung, 1995) :
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
G. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari hipertensi :
1. Penyakit jantung koroner
2. Gagal jantung
8
3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah
(stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan
sampai kebutaan
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Nama kepala keluarga
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
: Tn. B
: RT. 2 RW. III Kelurahan Gunung Anyar
: Buruh Pabrik
: SMP
Daftar anggota keluarga:
No. Nama J.K Hubungan dengan
Keluarga
Umur Pendidikan Status
Imunisasi
Ket.
1
2
3
4
Tn B
Ny. S
An. M
An. F
L
P
L
P
Bapak
Ibu
Anak
Anak
46
40
15
9
SMP
SD
SMP
SD
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
TBC
HT
Sehat
Sehat
Genogram :
10
15
4640
9An. M
An. F
Ny. STn. B
Keterangan:
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah
terdapat Ayah. Ibu dan anak Keluarga ini berbudaya suku jawa yang
mempunyai anggapan makan tidak makan asal kumpul, sehingga akan
dapat mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga
menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini menganut agama
Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Buruh Pabrik.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
Riwayat kesehatan anggota keluarga:
a. Ny. S
Ny. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. S
mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak memiliki penyakit
keturunan seperti kencing manis maupun penyakit menular.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S
batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
(auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. S juga mengatakan bahwa ia sering
sakit kepala/ pusing.
b. Tn. B
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang
sering dialami adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan
membelikan obat-obat yang ada di warung dan jika belum sembuh
maka ia akan pergi ke Puskesmas.
11
Laki-laki Perempuan.
Penderita Hipertensi
Tinggal serumah
Penderita TBC
c. An. M
Penyakit yang sering diderita oleh An. M adalah batuk pilek.
Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah
membelikan obat di warung yang dijual bebas, apabila masih sakit
maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.
d. An. F
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering
dideritanya adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di
warung dan apabila tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.
3. Lingkungan
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas
rumah keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4
kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga
yang berfungsi untuk tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan di
dalam rumah ini kurang karena rumah masih tampak gelap pada kamar-
kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak
memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan
oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini
memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.
Denah rumah Ny. S
Keterangan:
1. Kamar tidur
2. Ruang tamu
3. Ruang keluarga.
4. Dapur
5. Kamar mandi
Di lingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi
warga yang sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat
meringankan beban keluarga yang sakit. Ny. S Mengatakan bahwa ia
12
1
1
1
1
2
2
3
45
mengikuti kegiatan arisan di lingkungan RT 3 tetapi jika ia sakit ia tidak
mengikutinya.
4. Struktur Keluarga
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga
semua anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Menurut Ny. S di dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di
dalam masyarakat dan adat jawa.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga yang lengkap (anak
dan cucu) serta sangat senang karena dapat berkumpul dengan mereka.
Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan satu dengan yang
lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada
anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan
membantu sesuai dengan kemampuan.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini
tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong
dalam melaksanakan tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga
membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya
terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk
berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit
takanan darah tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya
kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan
tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing. Ny S.
mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun
karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan
makanan yang dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena
13
kurang garam).
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. S ini tidak terlalu
dirasakan karena Ny. S dibawa ke puskesmas jika ada keluhan saja.
Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akibat yang
bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta
cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah
adalah Ny. S dibantu oleh anak-anaknya secara bergantian. Keluarga
mengatakan bahwa mereka melakukannya karena kebiasaan. Keluarga
mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas
yang ada cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan
sampai.
6. Stres dan Koping Keluarga
Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah
mengenai anak, sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan
dengan berunding bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga
akan minta bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam
membantu memecahkan masalah.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Ny. S
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk
terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terdengar
ronkhi (auskultasi), konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Tn. B
Pada pemeriksaan fisik Tn. B dalam batas normal, tidak ada kelainan
pada sistem organ. Tekanan darah 120/80 mmHg.
c. An. F
An. F tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat
badan yang dimiliki oleh anak F adalah 15 kg.
14
8. Harapan Keluarga
Keluarga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah
yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu
mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.
9. Kesimpulan
Keluarga Ny. S merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi
pas-pasan. Dimana penghasilan keluarga berasal dai Tn. MS dan Tn. MI.
keadaan rumah permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan
lantai yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga kurang mengetahui
bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita tekanan darah
tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri.
Keluarga mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air
minum dengan dimasak terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini
Ny. S usia 52 tahun menderita hipertensi tekanan darah pada saat dilakukan
pengkajian 160/90 mmHg. Ia juga sedang batuk yang sudah terjadi + 2
minggu. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. S untuk berobat tetapi
tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.
B. ANALISA DATA
Tgl Data Etiologi
Diagnosa /
Masalah
Keperawatan
10/8/13 S : - Ny. S mengatakan
sering mengalami
sakit kapala sampai
di bagian belakang
leher dan leher
terasa kaku.
- Ny. S mengatakan
Selama ini tidak ada
pantangan makan
Ketidak
mampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang menderita
tekanan darah
tinggi.
Resiko cidera:
perdarahan otak
pada anggota
keluarga Tn. M
yaitu Ny. S
15
dan jarang kontrol
ke Puskesmas.
- Bila pusing Ny. S
mengatakan di obati
dengan membelikan
obat di warung.
O : - Tekanan darah saat
pengkajian
200/100mmHg.
- Nadi 100 x/mnt.
- Respirasi 20 x /mnt.
- Kaku leher (+).
- Oedema (-/-).
- Kelemehan otot -/-
- Ny. S berusia 65 th
10/8/13 S : - Tn. M mengatakan
mulutnya terasa
pahit jika tidak
merokok.
- Tn. M mengatakan
biasanya merokok
setiap kali selesai
makan dan minum
kopi.
O : - Tekanan darah
110/60 mmHg, usia
Tn. M 72 th.
- Nadi 80 x/mnt.
- Respirasi 20 x/mnt.
Ketidakmampuan
keluarga
mengambil
keputusan untuk
mengatasi
kebiasaan kurang
sehat: merokok
Resiko terjadinya
gangguan saluran
pernafasan
(ISPA) pada
Tn.M
16
- Rochi -/-.
- Wheezing -/-.
- Sessak (-)
C. SKORING
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Tidak sehat.
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Sebagian
3. Potensi masalah
untuk dicegah
Cukup
4. Menonjolnya
masalah.
Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
3/3 x 1 = 1
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
½ x 1 = ½
1. Adalah kurang/ tidak sehat dan
memerlukan penanganan yang
secepatnya untuk mencegah
peningkatan tekanan darah atau
terjadinya komplikasi akibat
peningkatan tekanan darah.
2. Masalah dapat diatasi sebagian
karena keluarga kurang memiliki
pengetahuan tentang cara merawat
anggota keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi.
3. Masalah dapat diubah karena
penyakit hipertensi meruapakan
suatu penyakit yang dapat
dipertahanakan dengan menjaga
keseim bangan tekanan darah.
4. Keluarga tidak menyadari betapa
pentingnya menjaga kestabilan
tekanan darah pada penderita
hipertensi
Total skor 3 ¼
17
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan.
2.Kemungkinan masalah
dapat diubah.
Sebagian.
3. Potensi masalah
untuk dicegah.
Cukup
4. Menonjolnya
masalah.
Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
2/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
½ x 1 = ½
1. Merupakan ancaman kesehatan karena
dapat menimbulkan berbagia masalah
kesehatan oleh karena lingkungan
yang kotor.
2. Masalah dapat diatasi sebagian karena
keluarga memiliki fasilitas dan
kemauan untuk menjaga kebersihan
lingkungannya.
3. Masalah dapat diubah karena anggota
keluarga memiliki waktu yang cukup
guna membersihkan rumah.
4. Keluarga tidak menyadari bahwa
lingkungan yang kotor dapat
menimbulkan penyakit.
Total skor 3
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit tekanan darah tinggi.
2. Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah.
18
E. INTERVENSI
No. Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil
Umum Khusus
1 Resiko cidera
(perdarahan
pada pembuluh
darah di otak)
berhubungan
dengan
ketidakmampu
an keluarga
dalam merawat
anggota
keluarga yang
sakit tekanan
darah tinggi.
Setelah dilakukan
perawatan /
kunjungan 4x
diharapkan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
menderita tekanan
darah tinggi.
Keluarga mampu :
a. Menyebutkan
kembali tentang
kemungkinan
penyebab
terjadinya
peningkatan
tekanan darah.
b. Menyebutkan
tanda dan
gejala
terjadinya
peningkatan
tekanan darah.
c. Menyebutkan
akibat yang
bisa terjadi bila
tekanan darah
terlalu tinggi.
d. Menyebutkan
makanan yang
boleh dan tidak
boleh untuk
penderita
tekanan darah
tinggi.
e. Memeriksakan
diri secara
teratur.
a. Menyebutkan
semua makanan
yang boleh
dikonsumsi dan
yang tidak
boleh
dikonsumsi.
b. Memeriksakan
diri ke
pelayanan
kesehatan.
c. Masakan yang
dikonsumsi
sudah tidak asin
lagi (rendah
garam).
d. Menyediakan
makanan yang
rendah garam.
19
f. Penderita mau
mengurangi
konsumsi
garam.
g. Menyediakan
makanan yang
rendah garam.
2 Resiko
terjadinya
penyakit (DHF
dan ISPA)
berhubungan
dengan
ketidakmampu
an keluarga
dalam
memelihara
lingkungan
rumah.
Setelah dilakukan
kunjungan 2x
keluarga
diharapkan
mampu
memeliharalingku
ngan rumah yang
sehat.
Keluarga dapat :
a. Menyebutkan
beberapa syarat
rumah sehat.
b. Menyebutkan
kembali
dampak dari
lingkungan
rumah yang
tidak sehat.
c. Menjaga
kebersihan
lingkungan
rumah terutama
kamar.
d. Merapikan baju
yang
bergantungan.
e. Membersihkan
lingkungan
rumah secara
teratur.
a. Menyebutkan 3
syarat rumah
yang sehat.
b. Menyebutkan 2
dari 3 manfaat
rumah yang
bersih.
c. Rumah tampak
rapi dan tidak
ada baju yang
bergantungan.
d. Membersihkan
rumah setiap
hari.
e. Membersihkan
kamar mandi
secara teratur.
No. Diagnosa Intervensi Evaluasi
20
Keperawatan
1 Resiko cidera
(perdarahan pada
pembuluh darah di
otak) berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
merawat anggota
keluarga yang sakit
tekanan darah tinggi.
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
kemungkinan
penyebab terjadi
peningkatan tekanan
darah.
2. Jelaskan tentang
tanda / gejala
terjadinya
peningkatan tekanan
darah.
3. Jelaskan tentang
akibat dari
peningkatan tekanan
darah.
4. Jelaskan kepada
keluarga tentang diet
pada penderita
tekanan darah tinggi.
5. Observasi
kemampuan keluarga
setelah mendapat
penjelasan dari
petugas.
6. Anjurkan kepada
keluarga untuk
memeriksakan diri
secara teratur.
7. Motivasi penderita
untuk mengurangi
1. Menyebutkan
kemungkinan
penyebab terjadinya
peningkatan tekanan
darah.
2. Menyebutkan tanda
peningkatan tekanan
darah.
3. Menyebutkan
akibatyang bisa
terjadi
pada peningkatan
tekanandarah.
4. Menunjukkan
makanan yang boleh
dan tidak boleh
dimakan.
21
garam dalam setiap
makanan.
8. Anjurkan kepada
keluarga untuk
menyediakan
makanan yang sesuai
dengan diet.
2 Resiko terjadinya
penyakit (DHF dan
ISPA) berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
memelihara
lingkungan rumah.
1. Jelaskan kepada
keluargatentang
syarat rumah
yangsehat.
2. Jelaskan kepada
keluargatentang hal-
hal dapat
terjadiakibat rumah
yang kurangsehat
(lembab, kurang sinar
matahari, bak mandi
jarangdikuras).
3. Diskusikan dengan
keluarga tentang
pembagian
tugasdalam menjaga
kebersihan rumah.
4. Anjurkan kepada
keluargauntuk
membuka
jendela,melipat baju
yang bergantungan.
5. Anjurkan kepada
keluargauntuk tetap
1. Menyebutkan
kembalisyarat dari
rumahyang sehat.
2. Menyebutkan
akibatyang bisa
timbulakibat
lingkungan rumah
yang tidak sehat.
3. Keluarga mau melipat
baju yang
bergantungan.
4. Keluarga
membersihkan rumah
secarateratur.
22
menjagakebersihan
lingkungan rumah.
6. Beri pujian untuk
tindakanyang tepat.
F. IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh
darah di otak) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit tekanan darah
tinggi.
1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa
tekanan darah tinggi bisa terjadi
akibat ada faktor keturunan,
peningkatan usia, dan tidak mejaga
keseimbangan makanan.
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang
tanda dan gejala dari peningkatan
tekanan darah antara lain:
- Kepala pusing
- Tengkuk/ leher terasa kaku
- Mata berkunang-kunang
3. Menjelaskan kepada keluarga dampak
yang bisa terjadi akibat dari tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol
yaitu:
- Perdarahan pada otak atau orang
lazim menyebutnya stroke atau
lumpuh separo atau lumpuh total
- Kematian akibat stroke yang
parah
4. Menjelaskan kepada keluarga bahwa
tekanan darah yang tinggi dapat
diturunkan dengan:
- Mengatur makanan/
23
keseimbangan makanan
- Makanan rendah garam (kurang
garam)
- Olahraga secara teratur
- Mengkonsumsi makanan yang
dapat menurunkan tekanan darah
antara lain:
Buah belimbing, buah ketimun,
daun alpukat.
5. Menganjurkan keluarga untuk
melakukan kontrol secara teratur ke
puskesmas untuk mengetahui tekanan
darah.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk
menjelaskan kembali kepada petugas
tentang hal-hal yang telah dijelaskan
oleh petugas.
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan
rumah
1. Menjelaskan kepada keluarga dampak
yang bisa muncul akibat rumah yang
kurang bersih dan sirkulasi udara
tidak lancar serta ruangan yang
kurang sinar matahari, antara lain:
- Banyaknya nyamuk
- Mempercepat penularan penyakit
- Penyakit pernafasan (seperti
batuk, flu, pilek, alergi)
2. Menjelaskan kepada keluarga
beberapa syarat rumah sehat antara
lain:
- Penerangan dengan sinar
24
matahari yang cukup
- Sirkulasi udara yang lancar
- Lantai yang keras dan bersih
3. Mediskusikan dengan Ny. S dalam
membagi tugas untuk menjaga
kebersihan lingkungan rumah.
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk
membuka jendela yang yang ada
selebar-lebarnya setiap hari agar
sirkulasi udara lancar.
5. Menyarankan kepada keluarga untuk
menjaga kebersihan rumah secara
bergantian.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk
menjelaskan kembali kepada petugas
tentang syarat rumah sehat dan
pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan.
Melakukan penyuluhan dengan topik
tanda dan gejala terjadinya peningkatan
tekanan darah.
Melakukan penyuluhan dengan topik diet
untuk penderita tekanan darah tinggi.
G. EVALUASI
Tanggal Evaluasi
25
S : - Ny. S mengatakan bahwa ia
sudahmembersihkan kamarnya dan melipat baju
yang bergantungan, serta menyapu lantai.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh
anaknya untuk menguras bak kamar mandi dan
sudah di lakukannya.
O : - Rumah tampak bersih dan rapi.
A : - Bak mandi bersih (tidak ada
jentik/ larva).
- Masalah teratasi.
P : Rencana perawatan dihentikan.
S: - Ny. S mengungkapkan pusing
yang dirasakan sudah berkurang.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan
makanannya yang garamnya sudah dikurangi.
O: - Tekanan darah 140/90 mmHg.
- Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. S sudah tidak
asin lagi.
A: - Masalah teratasi.
P : - Rencana perawatan dihentikan.
- Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol
ke puskesmas/ pusat pelayanan kesehatan secara
teratur.
TUGAS MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN 26
KELUARGA DENGAN HIPERTENSIUntuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Keperawatan Komunitas II
Oleh :
Agus Safarming
Dahliyanto
Heppy Kharisma Erkada
Mashita Adishakina Islami
Mery Fuji Astutik
S-1 KEPERAWATANFAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP2013-2014
27