24
ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LOR KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI OLEH : M. AINUR ROHIM

Askep Keluarga Dengan Hipertensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI

KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LORKECAMATAN PLEMAHAN

KABUPATEN KEDIRI

OLEH : M. AINUR ROHIM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSTIKes BHAKTI MULIA

PARE-KEDIRI2012

Page 2: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN

A.    KONSEP KELUARGA1. Pengertian

a.       Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32 - 33).

b.      Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluargA dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan ( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32).Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan  bahwa keluarga adalah :

1)      Unit terkecil dari masyarakat2)      Terdiri dari 2 orang atau lebih3)      Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah4)      Hidup dalam satu rumah tangga5)      Di bawah asuhan seorang kepala keluarga6)      Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga7)      Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing8)      Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

2. Ciri – ciri Struktur KeluargaMenurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi  menjadi 3 yaitu :

a.       Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.b.      Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.c.       Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya

masing – masing.

Page 3: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

3. Tipe KeluargaMenurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34  tipe keluarga terdiri dari :

a.       Keluarga inti (Nuclear Family)Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.

b.      Keluarga besar (Extended Family)Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi  dan sebagainya.

c.       Keluarga berantai (Serial Family)Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

d.      Keluarga duda atau janda (Single Family)Adalah keluarga yang  terjadi karena perceraian atau kematian.

e.       Keluarga berkomposisi (Compocite)Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.

f.       Keluarga kabitas (Cahabitation)Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.4. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :

a.       Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b.      Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.       Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Page 4: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

5. Fungsi KeluargaFungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau

konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;

a.       Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.

b.      Sosialisai dan Fungsi  penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.

c.       Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.

d.      Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.

e.       Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.6. Tahap perkembangan keluargaMenurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:

Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan1 Keluarga pemula a.       membangun perkawinan yang saling

memuaskanb.      menghububgkan jaringan

persaudaraan secara harminisc.       keluarga berencana (keputusan

tentang kedudukan sebagai orangtua2 Keluarga sedang mengasuh anaka.       Membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit yang mantap.b.      Rekonsiliasi tugas-tugas

perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

c.       Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d.      Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek

3 Keluarga dengan anak usia prasekolah

a.       Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan

b.      Mensosialisasikan anakc.       Mengintegrasikan anak yang baru

Page 5: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain

d.      Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

4 Keluarga dengan anak usia sekolah

a.       Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

b.      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c.       Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5 Keluarga dengan anak remaja a.       Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b.      Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

c.       Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

6 Keluarga melepaskan anak dewasa muda

a.       Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak

b.      Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c.       Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri

7 Orangtua usia pertengahan a.       Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b.      Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak

c.       Memperkokoh hubungan perkawinan8 Keluarga lansia a.       Mempertahankan pengaturan hidup

yang memuaskanb.      Menyesuaikan terhadap pendapatan

yang menurunc.       Mempertahankan hubungan

perkawinand.      Menyesuaikan diri terhadap

kehilangan pasangane.       Mempertahankan ikatan keluarga

antar generasi

Page 6: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

f.       Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

7. Tugas Kesehatan KeluargaTugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :

a.       Mengenal masalah kesehatan.b.      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.c.       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.d.      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.e.       Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.

B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI1. Konsep Keperawatan KeluargaPengertian

Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.2. Konsep Hipertensi

a.      PengertianHipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).

b.      PenyebabBerdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)1)      Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut

juga Hipertensi Idiopatik.Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :

a)      Usiab)      Jenis kelaminc)      Riwayat keluargad)     Obesitase)      Serum lipidf)       Dietg)      Perokok2)      Hipertensi Sekunder atau  Hipertensi Renal

Page 7: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

c.       Klasifikasi HipertensiKlasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join NationalCommittee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg

a.       Normalb.      Perbatasanc.       Hipertensi tingkat Id.      Hipertensi tingkat 2e.       Hipertensi tingkat 3

< 130130 – 139140 – 159160 – 179

>   180

< 8585 – 8990 – 99

100 – 109>   110

d.      Manifestasi KlinikPeninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian,  gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).

3.      Fokus Intervensia.       Fokus Intervensi Individu

Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.Intervensi :

1)        Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi.2)        Bangun rasa percaya dan kekuatan.3)        Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.4)        Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.5)        Jelaskan dan bicarakan :a)      Proses penyakitb)      Aturan pengobatanc)      Perubahan gaya hidup yang diperlukand)     Metode untuk memantau kondisi

6)        Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk integrasi.

7)        Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.

Page 8: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.Intervensi :

1)      Pertahankan tirah baring selama fase akut.2)      Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.3)      Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala,

misalnya mengejan.4)      Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.b.      Fokus Intervensi pada keluarga

Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :

1)      Mengenal masalah kesehatanIntervensi :

a)      Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensib)      Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensic)      Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab

      hipertensid)     Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi2)      Mengambil  keputusan mengenai tindakan yang tepat

Intervensi :a)      Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepatb)      Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensic)      Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga3)      Merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi :a)      Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensib)      Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensic)      Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannyad)     Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga4)      Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan

Intervensi :Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah

5)      Memanfaatkan fasilitas kesehatanIntervensi :

a)      Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi

b)      Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatanc)      Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.

Page 9: Askep Keluarga Dengan Hipertensi
Page 10: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

I.      Identitas Umum Keluarga

A.    Identitas kepala keluarga

Nama KK           : Tn. G

Umur                  : 56 Tahun

Alamat               : Dsn. Kademangan Ds. Kayan lor RT.01 RW.02

Pekerjaan KK     : Wiraswasta

Pendidikan         : SMA

Komposisi Keluarga

No

Nama Umur L/P Hub. klg Pendidikan Pekerjaan

123

Tn. GNy. SNy. S

56 th54 th70 th

LPP

KKIstri

Mertua

SMASMPSD

WiraswastaPenjahit

-

B.     Genogram

 

C.     Keterangan :

×      : meninggal dunia                                            : tinggal serumah

               : laki-laki                                                         : garis keturunan

               : perempuan                                                     : klien

D.    Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family)

E.     Suku  Bangsa  : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya

Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko halus”. Tidak ada

pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan

budaya dan agama.

F.      Agama : semua anggota keluarga beragama Kristen

Page 11: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

G.    Status Sosial ekonomi keluarga

Keluarga Tn.G termasuk keluarga dengan ekonomi tinggi dengan penghasilan  1.500,000

rupiah perbulan. Biaya makan tiap hari ± 20-30 ribu, listrik 80ribu. Memiliki perabotan rumah

tangga yang lengkap.

H.    Aktivitas rekreasi keluarga: Kelurga Tn. G beraktivitas rekreasi dengan menonton TV

sambil bercengkrama, kalau ada waktu luang biasanya berkebun dengan istrinya

II.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a.       Tahap Perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. G untuk saat ini berada pada tahap perkembangan

keluarga usia tua

b.      Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :

Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi adalah belum

dapat memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat diketahui dari pernyataan Ny. S bahwa

Ny. S suka makan asin dan berlemak.

c.       Riwayat keluarga inti :

Dalam keluarga Ny. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg dan

kadang-kadang merasa pusing.

d.      Riwayat Kesehatan Sebelumnya:

Ny. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan tidak

ada yang menderita penyakit menular.

III.      Pemeriksaan Fisik KeluargaPemeriksaan fisik

Tn. G Ny. S Ny.S

TD 130/100mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHgN 86x/mt 84x/mt 72x/mtRR 22x/mt 24x/mt 20x/mtRambut tidak ada ketombe,

kulit kepala bersih, tidak ada luka

tidak ada ketombe, kulit kepala bersih, tidak ada luka

Beruban, kulit bersih, tidak ada luka

Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah mudaSklera Putih Putih PutihHidung Simetris, tidak ada

secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Telinga Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada

Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan

Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak

Page 12: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

perdarahan ada perdarahanLeher Tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Dada:Paru

jantung

Bentuk dada simetrisada suara nafas tambahan ronchiIrama jantung teratur dan tampak jelas

Bentuk dada simetris Tidak adasuara nafas tambahanIrama jantung teratur

Bentuk dada simetris Tidak adasuara nafas tambahanIrama jantung teratur

Abdomen Datar, ada bising usus14x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Datar, ada bising usus 15x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Datar, ada bising usus 13x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Ekstremitas Tidak edema, baik Tidak edema, baik Kaki sebelah kanan lumpuh

Kulit Bersih, kuning, tidak tampak keriput

Bersih, kuning, tidaktampak keriput danlembab

Kuning, bersih, tampak keriput dan kering

Turgor kulit Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik

Keluhan Tidak ada Pusing pusing

IV.      Pengkajian Lingkungana.       Karakteristik rumah

Jenis bangunan rumah Ny. S bersifat permanent dengan ukuran 9 x 15 m2, dengan status kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta septictank), 1 ruang makan dan 1 ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon air dikuras ± 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan air limbah > 10m.

b.  KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

Lingkungan rumah Tn. G mayoritas sebagai wiraswasta tiap pagi berangkat kerja dengan naik sepeda. Tn. G sangat akrab dengan tetangga sekitar.

c.       Mobilitas geografis keluargaKeluarga Tn. G belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang

sakit biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.

d.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn G sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh

keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Ny. S dengan

Page 13: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. G kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.

e.       System Pendukung KeluargaApabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain

memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah Tn. G dengan tempat pelayanan kesehatan ± 500m.

V.      Struktur Keluargaa.       Pola komunikasi keluarga

Dalam berkomunikasi sehari-hari Ny. S dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. G selaku kepala rumah tangga.

b.      Struktur PeranPeran formal : Tn. G mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. S juga mampu

menjalankan perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan, bekerja juga sebagai penjahit kalau menerima pesanan

Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.

c.       Nilai atau norma kel;uargaNilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang

satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, S semua anggota keluarga berusaha menyesuaikan  diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai. Keluarga Ny. S mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.

Page 14: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

VI.      Fungsi Keluargaa.       Fungsi Affektif

Keluarga Ny. S tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan menghormati. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya. Sehingga menjadikan anaknya berhasil dalam pendidikannya dan sekarang bekerja diluar kota.

b.      Fungsi SosialisasiHubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anaknya sering menjenguk

Ny. S sekeluarga. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disiplin waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga Tn. G mengikuti adat dan norma yang ada di masyarakat.

c.       Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga Ny. S kurang mengenal masalah kesehatan dibuktikan dengan Ny. S

sering makan makanaan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. G belum dapat mengambil  keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat bahwa Ny. S jarang kontrol.

Keluarga Ny. S kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut.

Keluarga Ny. S jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.

d.      Fungsi reproduksiJumlah anak keluarga Tn. G ada tiga dan saat ini sudah berkerja semuanya. Ny.

S tidak ikut KB karena sudah lansia.

Page 15: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

e.       Fungsi ekonomiPenghasilannya tiap bulan Tn.G 1.500.000 rupiah dan tidak ada sumber penghasilan

yang lain. Pakaian yang penting bersih. Keluarga Tn. G mempunyai rumah sendiri.

VII.      Stress dan Koping Keluragaa.       Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Stresor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak-anaknya. Kadang merasa sepi dan sendiri apabila anak-anaknya tidak datang menjenguknya.

Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.b.      Strategi koping yang di gunakan

Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa.

c.       Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressorKeluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anaknya datang. Dan mengusir

kesepiannya dengan bermain kerumah tetangga.

VIII.      Harapan KeluargaHarapan keluarga Tn G pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi

yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya dan harapan pada puskesmas baik tapi kalau bisa tarif berobat tidak naik.

Page 16: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

IX.      ANALISA DATA

X.      PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan

2.      Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.

No Data Etiologi Problem

1.       Ds : Ny. S mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya. Namun sering merasa nyeri kepala. Keluarga merasa masalah ini merupakan hal yang biasa.

Do : TD = 180/100 mmHg, N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,

Ds : Ny. S mengatakan suka makanan yanga asin dan berlemak. Apabila kambuh keluarga hanya memberikan obat gosok dan Jarang periksa ke pelayanaan kesehatan

Do : Makanan terasa asin Ny. S jarang dan tidak mau periksa ke pelayanaan kesehatan. TD : 180/ 100 mmHg, RR : 20 x/mt, N : 72 x/mt

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Resiko gg. perfusi jaringan

 Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik.

Page 17: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

XI.      Skoring

1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatanNo kriteria skore bobot jumlah total pembenaran

1

2.

3.

4.

Sifat masalah : Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah 

Potensi untuk dicegah : cukup

Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan

2

2

1

0

1

2

2

1

2/3 x 1

2/2 x1

2/3 x 1

0/1 X 1

2/3

1

2/3

0

Apabila masalah yang dialami Ny.S berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu masalah yang semakin fatal yaitu stroke

Masalah dapat mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota keluarga

Masalah belum berat walaupun Ny.S tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Ny.S apabila tidak mendapatkan tindakan akan

MembahayakanNy.S tidak merasakan keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa.

Jumlah 1 1/2

2.      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan

dengan ketidak tahuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensiNo Kriteria skor bobot Jumlah total pembenaran1.

2.

Sifat masalah: actual

Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian

3

1

1

2

3/3 X 1

1/2 X 2

1

1

Masalah adalah actual sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain (stroke)

Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar, dalam merubah perilaku pemenuhan

Page 18: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

3.

4

Potensial untuk dicegah: cukup

Menonjolnya masalah tidak dirasakan                          

2

0

1

1

2/3 X 1

0 X1

total

2/3

0

3 1/3

nutrisi, ada tenaga kesehatanyang akan membina.

Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga

Ny.S menganggap masalahAnggapan keluarga, bahwa masalah HT ini adalah masalah yang biasa dan oleh Ny.S tidak dirasakan

Prioritas masalah keperawatan

1)      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan

dengan ketidak tahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

2)      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan

XII.      PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO.

Dx

Tujuan / Kriteria Hasil

Rencana Tindakan Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu melaksanakan diit hipertensi dengan kriteria hasil  :

    Klien melaksanakan

diit    Klien tidak lagi

makan makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah naik.

    Pengetahuan

meningkat

1.  Bina hubungan saling percaya, kontrak dengan keluarga dan klien

2.  observasi pengetahiuan keluarga dank lien tentang hipertensi

3.  Berti penjelasan klien tentang :     Pengertian hipertensi     Penyebab hipertensi     Tanda dan gejala     Akibat hipertensi     Cara pencegahan hipertensi

termasuk diit hipertensi4.  Anjurkan klien untuk tidak makan

makanan peningkat tekanan darah5.  Anjurkan periksa ke puskesmas /

panti bila penyakit berlanjut

1.                 Menciptakan kerjasama ytang kooperatif dengan klien dan keluarga

2.                 Mengtahui sejauh mana pengetahuan klien dan menentukan intervensi

3.                 Menambah pengetahuan klien tentang hipertensi

4.                 Ketaatan diit mencegah terjadinya serangan berulang

5.                 Mengetahui perkembangan kesehatan lebih lanjut

Page 19: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

XIII.      IMPLEMENTASI

Tanggal JamNo. Dx

Implementasi Ttd.

0.9.30

10.00

10.00

I1.      Membina hubungan saling percaya dengan klien (perkenalan identitas)

2.      Kontrak dengan keluarga dan klien untuk pertemuan akan datang

1.      Observasi  pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakitnya

2.      Menyakan penyebab tekanan darah tingginya naik lagi3.      Kontrak waktu pertemuan berikutnya untuk memberikan

penyuluhan tentang diit hipertensi

1.      Memberikn penjelasan tentang :         Pengertian hipertensi         Penyebab hipertensi         Tanda dan gejala         Akibat hipertensi         Cara pencegahan hipertensi termasuk diit hipertensi

2.      Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang dapat meningkatkan tekanan darahnya naik (seperti, pete, jengkol, mengurangi makanan bersantan, makanan asin dll).

3.      Menganjurkan klien untuk periksa ke Puskesmas bila penyakit berlanjut

Page 20: Askep Keluarga Dengan Hipertensi

XIV.      EVALUASI

Tanggal/jam

No. Dx

Evaluasi Ttd

I S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnyaO :

   Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi   Klien akan berusaha menjalankan diit   Klien akan berusaha mengontrol penyakitnya

A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi (1 s/d 6) lanjutkan  keluarga pasien

http://rouhimmanis.blogspot.com/2012/11/askep-keluarga-dengan-hipertensi.html