of 31 /31
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA PUCANG GADING SEMARANG Disusun Oleh : 1. Erma Sofia 2. Rudiansyah 3. Rohdiana Dwi I 4. Siti Wijiati 5. Titik Supriyanti 6. Eliyani 7. Siti Imraatun

Askep - hipertensi

  • Author
    li-liez

  • View
    61

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kmb

Text of Askep - hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI

DI PANTI WREDA PUCANG GADING

SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Erma Sofia

2. Rudiansyah

3. Rohdiana Dwi I

4. Siti Wijiati

5. Titik Supriyanti

6. Eliyani

7. Siti Imraatun

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SEMARANG

2007

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI

DI PANTI WREDA PUCANG GADING

SEMARANG

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Nama : Mbah K

b. Jenis kelamin: Perempuan

c. Agama : Islam

d. Usia : 75 tahun

e. Status perkawinan : menikah (suami meninggal)

f. Pendidikan terakhir: -

g. Pekerjaan : Pedagang sembako

h. Alamat : Candon, Kaliwungu Kendal

2. Alasan Masuk ke Panti

Klien menyatakan sebelumnya tinggal sendiri di rumah, klien sering sakit-sakitan, atas inisiatif keponakannya klien di kirim ke RSTW Pucang Gading Semarang dengan tujuan supaya di Panti tersebut ada yang merawat, hal ini mengingat kondisi klien yang semakin rapuh, hidup mandiri tanpa perhatian dan kasih sayang.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Klien mengatakan kurang lebih 2 tahun yang lalu rasa sakit-sakitanlah sudah sering diderita oleh klien, sakit yang dialami klien diantaranya : badan pegal-pegal, lemah, lesu, pusing. Namun sakit yang dideritanya klien anggap sebagai sakit biasa, sakitnya orang tua. Tentang keadaan yang terjadi padanya klien hanya berserah diri kepada Allah dengan taat beribadah.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Saat dikaji klien mengatakan kaki terasa kesemutan, kedua kaki bengkak dan kaku, kepala klien terasa pusing, pada tengkuk klien merasakan pegal-pegal / nyeri.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita oleh keluarganya.

4. Kebiasaan sehari-hari

a. Biologis

1. Pola makan

Pola makan klien teratur, klien makan 3x sehari dengan kriteria hasil habis 1 porsi makan. Makan dibagikan oleh pengurus panti pukul 08.00 pagi, 13.00 siang, 17.00 sore. Klien mengatakan tidak mengetahui kebutuhan untuk dirinya yang klien tahu habis 1 porsi makan. Menu yang dikonsumsi : nasi, sayur, lauk (menu tergantung dari panti).

2. Pola minum

Klien mengatakan minum dalam sehari kurang lebih habis 3 cangkir ukuran sedang (1 cangkir sekitar 350 cc).

3. Pola tidur

Klien mengatakan tidur 6 jam dalam sehari yaitu dari jam 21.00 03.00 WIB. Klien mengatakan tidak terbiasa tidur siang dan ia sudah terbiasa dengan pola tidur seperti itu.

4. Pola eliminasi

Klien mengatakan memiliki kesulitan dalam buang air besar, klien BAB 3 kali sehari. Dalam hal berkemih klien mengakan BAK 10 x/hari.

5. Pola aktivitas dan istirahat

Klien mengatakan sehari-harinya melakukan aktivitas secara mandiri seperti : mandi, mencuci, membersihkan lingkungan sekitar tempat tidurnya serta beribadah. Klien juga rajin mengikuti kegiatan-kegiatannya panti seperti : senam pagi, acara bimbingan dan penyuluhan yang diadakan oleh pihak panti maupun dari mahasiswa praktikum. Klien selalu sholat berjamaah 5 waktu di Masjid. Namun bila kondisinya kurang enak / sakit, klien menghabiskan waktunya dengan istirahat di tempat tidur.

6. Rekresi

Klien mengatakan tidak pernah nonton TV, klien pernah diajak mengunjungi Masjid Agung Demak oleh pihak panti. Hal yang menghiburnya adalah : pergi ke masjid panti, duduk-duduk di teras ruangan, ngobrol sama teman sekitar.

b. Psikologis

Keadaan emosi

Klien mengatakan jika sedang marah, ia hanya diam saja atau kadang-kadang jika suasana hatinya sedang tidak enak klien lebih mudah tersinggung dan jika ditanya oleh teman-temannya Jawabannya kurang enak / kasar dengan disertai suara dengan nada tinggi.

c. Hubungan sosial

1. Hubungan dengan anggota kelompok

Hubungan klien dengan anggota kelompok terbina dengan baik, hal ini terlibat dari teman-teman seruangan yang dekat dengannya. Klien termasuk golongan tipe orang tua pendiam.

2. Hubungan dengan keluarga

Klien pernah menikah tetapi dari pernikahannya tidak dikarunia anak. Suami klien meninggal kurang lebih 10 tahun yang lalu. Sejak saat itu klien hidup sendiri kemudian dirawat oleh keponakannya, tetapi semenjak klien di panti keponakannya jarang menjenguknya.

d. Spiritual / kultur

1. Pelaksanaan ibadah

Klien sangat rajin ke masjid untuk sholat 5 waktu atau mengikuti pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh pihak panti. Klien mengatakan sudah tua harus banyak berbuat amal ibadah untuk bekalnya nanti.

2. Keyakinan terhadap kesehatan

Klien menganggap bahwa sehat adalah sangat berharga. Dengan sehat maka lien bisa melakukan kegiatan sehari-harinya dengan baik. Jika klien merasa sakit, klien langsung datang ke pihak klinik panti untuk minta obat mengenai penyakit yang dideritanya.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tingkat kesadaran : composmentis

b. TTV: TD : 180/100 mmHg

N : 72 x/mnt

RR : 23 x/mnt

c. Pengukuran

BB : 60 kg

TB : 154 cm

d. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan

1. Periksa pandang

Klien terlihat rapi dan bersih, gigi bersih, kuku kaki dan tangan pendek dan bersih, tempat tidur klien rapi dan bersih. Klien mandi teratur 2 x/hari, setiap pakaian kotor klien tempatkan pada ember dan dicuci barengan waktu mandi, klien tidak suka menumpuk pakaian kotor dengan alasan nanti malah kecapekan jika cuciannya banyak. Setiap sehabis makan klien langsung mencuci peralatan makan.

2. Hasil dari pemeriksaan yang didapat

e. Pemeriksaan Fisk

1. Kepala

a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pengelihatan cukup jelas, katarak tidak ditemukan, alis simetris.

b. Rambut

Rambut memutih / beruban, rambut bersih, tidak ada kuku / ketombe, Rambut sedikit rontok, kulit kepala lembab.

c. Telinga

Kedua telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.

d. Hidung

Simetris, bersih, tidak ada rinorea, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

e. Mulut

Gigi depan tidak utuh (gigi ada tapi pendek), beberapa gigi garaham atas dan bawah ompong, bibir agak kering kurang dapat mengunyah makan yang keras.

2. Dada

a. Paru

Simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi nafas normal vesikuler, tidak ada bunyi wheezing. Pola nafas teratur tidak bermasalah, klien mengatakan tidak ada keluhan pada pernafasannya, iramanya teratur.

b. Sistem vaskularisasi / jantung

Irama teratur, tekanan darah tinggi 180/100 mmHg, tidak ada pembesaran vena jugularis, S1-S2 tidak ada kelainan S3-S4 tidak terdengar.

3. Abdomen

Bersih, tidak terdapat nyeri tekan, bising usus normal, elastisitas kulit kurang.

4. Genetalia

Kulit area paha hingga pelvis bersih, tidak terhadap tanda-tanda kemurahan, tidak ada kelainan bentuk, periksa dalam tidak dilakukan.

5. Ekstremitas

Atas : turgor baik, kulit bersih, tidak terdapat tanda-tanda sianosis, tidak ada edema, tidak ada keluhan nyeri, tidak ada masalah pergerakan

Bawah : kulit bersih, turgor kulit jelek, terdapat edema / bengkak pada kaki, kaki kaku sehingga susah dalam melakukan pergerakan

B. Analisa Data

Rabu, 10 Januari 2007

NoData MaladaptifEtiologiProblem

1.DS:Klien mbah K mengatakan pusing, kuku leher, nyeri pada tengkuk, skala nyeri 5.

DO:TD: 180/100 mmHg, N : 23 x/mnt, RR : 72 x/mnt Gangguan sirkulasi Perubahan perfusi jaringan serebral

2.DS:Klien mbah K mengatakan pusing, kakinya kesemutan, bengkak, kaku keras, klienjuga mengatakan kalau kakinya susah untuk dibuat berjalan dalam melakukan aktivitasnya.

DO:Kaki tampak bengkak dan di kasih bedak param oleh klien, saat dipalpasi kaki kaku keras. Penurunan suplay O2 ke otak Resiko injury (pingsan)

3.DS:Klien mengatakan pusing, kaku leher, nyeri pada tengkuk

P:nyeri meningkat apabila melakukan aktivitas dan berkurang bila istirahat.

Q:nyeri menetap

R:nyeri di area tengkuk

S:skala nyeri 5

T:nyeri berlangsung saat banyak aktivitas.

DO:TD: 180/100 mmHg

Klien tampak memijat keningnya serta memijat area leher dan tengkuk. Peningkatan tekanan pembuluh darah otak. Nyeri kepala

C. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan sirkulasi

DS:Klien mbah K mengatakan pusing, kuku leher, nyeri pada tengkuk, skala nyeri 5.

DO:TD: 180/100 mmHg, N : 23 x/mnt, RR : 72 x/mnt

2. Nyeri kepala berhubungan dengan tekanan pembuluh darah otak

DS:Klien mengatakan pusing, kaku leher, nyeri pada tengkuk

P:nyeri meningkat apabila melakukan aktivitas dan berkurang bila istirahat.

Q:nyeri menetap

R:nyeri di area tengkuk

S:skala nyeri 5

T:nyeri berlangsung saat banyak aktivitas.

DO:TD: 180/100 mmHg

Klien tampak memijat keningnya serta memijat area leher dan tengkuk.

3. Risiko injury (pingsan) berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke otak

DS:Klien mbah K mengatakan pusing, kakinya kesemutan, bengkak, kaku keras, klien juga mengatakan kalau kakinya susah untuk dibuat berjalan dalam melakukan aktivitasnya.

DO:Kaki tampak bengkak dan di kasih bedak param oleh klien, saat dipalpasi kaki kaku keras.

D. Rencana Keperawatan

NoDx.Keperawatan Tinjauan Umum TUKIntervensi

1.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan sirkulasiTidak terjadi gangguan perfusi jaringan serebral. SH dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan :

TTV dalam batas normal

Skala nyeri berkurang Monitor TTV dan pengisian kapilaryrevile

Auskultasi bunyi nafas

Lakukan tindakan yang nyaman seperti: pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur

Anjurkan teknik relaksasi, aktivitas Pengalihan

2.Nyeri kepala berhubungan dengan tekanan pembuluh darah otakNyeri kepala dapat berkurang sampai dengan hilang. SH dilakukan tindakan keperawatan 3 hari diharapkan :

Nyeri kepala, leher dan tengkuk berkurang hilang

Skala nyeri < 3

Expresi wajah rileks Pertahankan tirah baring selama fase akut

Kolaborasi pemberian diit lunak

Meminimalkan aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala

Memonitor TTV

Kolaborasi pemberian analgetik

Anjurkan teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri

Kaji ulang skala nyeri

NoDx.Keperawatan Tinjauan Umum TUKIntervensi

3.Risiko injury (pingsan) berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke otakTidak ada injury. SH dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan :

Tidak terjadi injury

Klien dalam keadaan aman Orientasi individu terhadap sekeliling

Awasi individu secara ketat

Gunakan lampu malam

Anjurkan individu untuk meminta bantuan selama serangan

Mintalah teman sekamar, jika mampu untuk mengingatkan petugas tentang adanya masalah

Ciptakan suasana lingkungan yang tenang, nyaman dan tidak berbahaya ex: lantai tidak licin

Pertahankan tempat tidur pada ketinggian paling rendah.

E. Implementasi

NoNoJamNo. DxDx.KeperawatanTUKttd

1.Rabu

10 Jan08.201,2,3Membina hubungan saling percaya: mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan mendengarkan klien. DS:klien menjawab salam, menyetujui kontrak.

DO:klien kooperatif dalam menerima saran perawat.

08.053Menciptakan lingkungan yang nyaman ex: menyapu dan mengepel DS:klien mengatakan lebih tenang jika berjalan di lantai yang bersih dan tidak lincin

DO:lantai bersih, tempat tidur rapi.

08.301,2,3Mengkaji klien dan memontor TTVDS:Klien mengatakan kaki terasa bengkak dan kaku, nyeri pada tengkuk dan letter

DO:Klien tampak memijat-mijat kakinya dan area tengkuknya

TD: 150/100 mmHg

N: 72 x/mnt, RR: 23 x/mnt

08.501Memijat punggung (tengkuk) dan leher klien DS:setelah mengatakan setelah punggung (tengkuk) dan leher klien dipihat nyeri menjadi berkurang.

DO:Klien tampak menirukan memijat area punggung dan leher.

09.002Menganjurkan klien untuk istirahat DS:klien mengatakan akan mencobanya

DO:klien istirahat di tempat tidur.

09.101Menganjurkan klien dengan tidur menggunakan 2 bantal dengan tujuan supaya posisi kepala agak tinggi sehingga pusing akan terkurangi. DS:klien mengatakan akan mencobanya

DO:klien tidur dengan satu bantal tapi di ganjal dengan menggunakan selimutnya supaya menjadi lebih tinggi.

NoNoJamNo. DxDx.KeperawatanTUKttd

Rabu

10 Jan 200710.001Melakukan aktivitas pengelihatan dengan cara mengajak cerita klien tentang kehidupan sehari-harinya dan masa lalunya. DS:-

DO:klien bercerita tentang keluarganya

Kamis

11 Jan 200709.002Menganjurkan bed rest selama pusing DS:Klien mengatakan pusingnya berkurang bila dipakai tiduran.

DO:Klien tiduran di tempat tidur

09.153Menganjurkan kepada klien untuk mempertahankan tempat tidurnya pada ketinggian paling rendah DS:Klien mengatakan akan mecobanya.

DO:Klien tidur dengan bantal di ganjal selimut.

09.302Menganjurkan klien untuk miring ke kanan dan kiri DS:Klien mengatakan akan melakukannya

DO:Klien tiduran dengan miring ke kanan dan ke kiri.

11.003Memapah klien menuju kamar mandi DS:-

DO:Klien mau dituntun

11.103Menganjurkan klien untuk menggunakan lampu malam saat tidur. DS:Klien mengakan akan melakukannya

DO:-

12.003Menganjurkan klien untuk meminta bantuan kepada teman. DS:Klien mengatakan akan mencobanya

DO:Klien kooperatif

12.152Mengajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam. DS:Klien mengatakan akan mencobanya

DO:Klien menarik nafas dan mengeluarkannya pelan-pelan.

F. Evaluasi

No. DxEvaluasi

1S:Klien mbah K mengatakan sudah tidak pusing, kaku pada leher berkurang nyeri.

O:TD: 150/100 mmHg, N : 72 x/mnt, RR : 23 x/mnt

A:Masalah taratasi sebagian.

P:Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

2S:Klien mbah K mengatakan sudah tidak pusing, kaku pada leher, nyeri pada tengkuk.

P:nyeri meningkat apabila melakukan aktivitas dan berkurang bila istirahat.

Q:nyeri menetap

R:nyeri di area tengkuk

S:skala nyeri 3

T:nyeri berlangsung saat banyak aktivitas.

O:TD: 150/100 mmHg

A:Masalah taratasi sebagian.

P:Pertahankan dan lanjutkan intervensi

3S:Klien mbah K mengatakan sudah tidak pusing, kakinya sudah tidak kesemutan, bengkak dan kaku pada kaki masih sedikit, kaki bisa dibuat untuk berjalan.

O:Kaki sudah tidak tampak bengkak / bengkak berkurang.

A:Masalah taratasi sebagian.

P:Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

PAGE