21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar. Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu. Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan 1

Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

Page 1: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu

harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini

yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri.

Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan

langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan

metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan

sebar.

Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk

mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang

ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah

mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah

tertentu.

Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media

dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya

metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari

suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan

beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya

adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode

pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan

menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri)

menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui berbagai cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu

bakteri

2. Untuk mengetahui perbedaan dari cara - cara menghitung bakteri berikut

dengan syarat - syarat yg perlu di pahami

1

Page 2: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui

banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin bila

kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia mikrobiologi,

mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode

penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode hitungan

mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan tak

langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode

penyebaran maupun metode penuangan.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwasetiap

koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni

dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada suatu

bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan jenis

mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan

secara langsung dan tidak langsung.Perhitungan jumlah mikroba secara langsung

yaitu jumlah mikroba dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup

sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah

mikroba dihitung secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya

untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang

digunakan (Anonim, 2013).

Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah

larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu

danditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam

dansifat-sifat mikroba.Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara

kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering

digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate count

methode) dan analisa spektrofotometer /turbidimeter (Anonim, 2013).

2

Page 3: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung

jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua

cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa

cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat

dari suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan

ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya

mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable

count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri

(total plate count / TPC, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah

terkecil atau terdekat (MPN methode), calorimeter /cara kekeruhan atau

turbidimetri (Anonim, 2013).

Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji

kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga

(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,

mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji

kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode

cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada

anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu

koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup

yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini

(Dwidjoseputro, 1994).

Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya

konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan

yang mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya

diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau metode

hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan

memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Rizki, 2013).

3

Page 4: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak

langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Penentuan volume total

Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada

pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian

bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.

2. Metode turbidometri

Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas

dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang

mengandung lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata

telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam

tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu.

Menurut Jimmo (2013), menyatakan bahwa prinsip dari perhitungan

metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan

pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk

koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dapat dihitung tanpa

menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yaitu

metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacelspread plate). Pada

metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang

dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambhkan agar-agar

cair yang steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan

digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Metode ini merupakan cara yang

paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :

a) Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung

b) Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus

c) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena

koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang

mempunyai penampakan spesifik

4

Page 5: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga

memiliki kelemahan sebagai berikut :

1) Hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, karena

beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.

2) Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah

yang berbeda pula.

3) Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan

membentuk koloni yang kompak, jelas, dan tidak mnyebar.

4) Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang

hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada

cawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel.

Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel dan

mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua koloni

diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk

menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni.

Organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan

jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang

bersangkutan (Lud, 2007).

Salah satu metode cepat yang digunakan untuk menghitung massal sel adalah

melalui perhitungan kekeruhan (turbidity). Kekeruhan dapat diukur dengan

menggunakan fotometer atau spertofotometer. Pengukuran kekeruhan ini

didasarkan atas pertikel-pertikel kecil yang menyebarkan cahaya lengsung secara

propisional (sampai batas-batas tertentu) dengan konsentrtasinya. Zat cahaya

melewati tabung yang berisi suspensi mikroba, maka cahaya akan dihamburkan

(Pelczar, 1989).

Ada dua Metode plate count yang sering digunakan, yaitu metode sebaran

dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel

5

Page 6: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat

dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume yang dibutuhkan adalah 0.1 ml

agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika lebih,

maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan dalam

perhitungan (Ali, 2008).

Menurut Yulneriwanti (2013), menyatakan bahwa perhitungan langsung

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a.  Perhitungan sel langsung

Cara ini menggunakan bilik hitung (hemoci tometer) yang menghasilkan

hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang hidup maupun sel

yang mati. Karena bakteri itu kecil, maka perhitungan yang dilakukan

secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat suspensi sekurang-

kurangnya 10/ml.

b. Menghitung dengan alat penghitung elektronik

Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik.

Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan lobang pengintai

elektronik (dapat disamakan dengan mata elektronik) kerjanya tergantung

pada interupsi dari berkas cahaya elektronik yang melintasi suatu ruang

antara dua ruang elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang

karena perbedaan kkonduktivitas sel dan cairan. Interupsi ini dicetak oleh

suatu alat secara elektris.

c. Menghitung dengan filter membran

Contoh cairan yang disaring dan ditakar dengan filter steril yang terbuat

dari membran berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter itu kemudian

dihitung langsung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan tersebut

tidak boleh terlalu banyak dan tersebar rata.

6

Page 7: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup berkembang

menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah

oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik pengitungan ini membutuhkan

kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan

tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan

yang dipilih untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi

30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan cara

mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan

bersangkutan (Filzahazny, 2013).

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan

cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya

diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari

jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut (Anonim, 2013).

Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri dalam

suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding

dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba

bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi

peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density

(absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm –700 nm).

Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organisme/ml

(ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran optical

density/ditentukan dengan spektrofotometer (Anonim, 2013).

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel

pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu

taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke

tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih

lanjut Jumlah terbaik yang digunakan untuk perhitungan mikroba antara 30-300

koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal (Dwidjoseputro, 1994).

7

Page 8: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan

pengenceran. Pada pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih

dahulu dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran

sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang

benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan

agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo, 1990).

Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada

cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah

antara 30 sampai 300 sel mikrobia per ml, per gr, atau per cm permukaan

(Fardiaz, 1992). Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga

semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit jumlah

mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung.

Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang

dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa

inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung oleh mata (Waluyo, 2004).

Perhitungan jumlah bakteri secara langsung memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihannya, adalah waktunya yang digunakan singkat,

penghitungannya lebih mudah, tidak membutuhkan bahan yang banyak.

Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat membedakan sel hidup dan mati

dan sel yang berukuran kecil sulit dilihat dengan mikroskop. Perhitungan jumlah

bakteri secara tidak langsung dilakukan dengan metode plate count, yakni hanya

sel yang hidup yang dihitung dalam metode ini. Prinsipnya yaitu pengenceran

dalam tiap konsentrasi diinokulasikan dalam medium agar dipetri dengan cara

spread. Perhitungan jumlah bakteri ini digunakan pengenceran 10-3,10-4,10-5,10-6

lalu dibandingkan jumlah koloni dari tiap konsentrasi pengenceran sehingga

dengan mengikuti perhitungan dan persyaratan plate count akan didapatkan

jumlah bakteri yang ada.

8

Page 9: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

Beberapa syarat perhitungan dengan menggunakan metode ini adalah :

1. Tidak ada spreader.

2. Jumlah koloni mulai dari 30-300.

3. Perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar

dengan pengenceran yang lebih kecil :

1. Jika ≤ 2, hasil perhitungan dirata-rata.

2. Jika ˃ 2, dipakai hasil pengenceran yang sebelumnya.

Perhitungan jumlah bakteri secara langsung maupun secara tidak

langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :

1. Faktor pengenceran, semakin tinggi pengenceran suatu suspensi maka

akan semakin sedikit jumlah bakteri yang dikandung atau tidak ada

sama sekali

2. Temperatur dan pH, berkaitan dengan pertumbuhan bakteri pada suhu

dan pH optimum

3. Komposisi medium, medium yang digunakan untuk penanaman harus

sesuai dengan bakteri yang akan dihitung

4. Segi teknis yaitu Alat yang digunakan dan tingkat ketelitian dalam

penghitungan.

9

Page 10: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

a) Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum perhitungan angka kuman

antara lain

Tabung reaksi yang berisi bakteri

Buku tulis

Alat tulis

Kalkulator

Buku penuntun praktikum mikrobiologi-virologi

b) Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum perhitungan angka kuman

antara lain

Media bakteri yang telah dikembangkan

Perhitungan jumlah koloni bakteri yang telah dikembangkan

B. CARA KERJA

1. Siapkan media yang telah terdapat bakteri untuk dihitung jumlah

koloninya

2. Persiapkan buku tulis dan alat tulis

3. Dosen akan menjelaskan terlebih dahulu cara menghitung jumlah

kuman

4. Mulai menghitung jumlah kuman dengan memperhatikan standar

perhitungan kuman

5. Setelelah didapat jumlahnya,catat lalu kemudian acc kepada dosen.

10

Page 11: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

10−5 10−6 10−7 SPC (Standar Plate Count)

18

koloni

13 koloni 5 koloni < 3,0 x 106 (1,8 x 106)

Perhitungan:

< 30 koloni = pengenceran terendah

< 30 x 1

10−5 ( 18 x1

10−5 )

< 3,0 x 101x 105 ( 1,8 x 101 x 105)

< 3,0 x 106 ( 1,8 x 106)

B. Pembahasaan

Metode perhitungan cawan dilaksanakan dengan pengenceran

sampel. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang

terbentuk pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana

jumlah terbaik adalah antara 30-300 sel mikroba per ml, per gr, atau per

cm permukaan (Fardiaz, 1993). Prinsip pengenceran adalah menurunkan

jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan,

semakin sedikit jumlah mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu

mikrobia pada satu tabung. (Waluyo, 2004).

Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah

pengenceran desimal yaitu 10−1 sampai 10−7. Dan yang diamati adalah

10−5, 10−6, 10−7. Hal ini karena diperkirakan koloni yang dapat dihitung

11

Page 12: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

pada pengenceran tersebut.selain itu, perhitungan jumlah koloni akan lebih

mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Prinsip

perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran

semakin rendah jumlah koloni bakteri.

Pada praktikum perhitungan koloni bakteri ini, kelompok dua besar

dari pengenceran 10−5, 10−6, 10−7 mendapatkan jumlah koloni kurang dari

30 koloni. Maka dari standar perhitungan koloni yang ada, jika

mendapatkan jumlah koloni kurang dari 30 pada cawan petri, maka koloni

dari pengenceran yang terendahlah yang dihitung. Dan jumlah bakteri

pada pengenceran 10−5 yang di dapatkan adalah <3,0 x 106 (1,8 x 106).

Pengernceran 10−5 yang dipilih karena hasil pengenceran yang kami dpat

menghasilkan angka kurang dari 30 koloni.

Metode hitung cawan juga mempunyai kelemahan, yaitu: (Fardiaz, 1993)

Hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah sel mikroba yang

sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk

koloni.

Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang

berbeda.

Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat

dan membentuk koloni yang jelas dan kompak, tidak menyebr.

Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

12

Page 13: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan perhitungan jumlah Mikroba ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

1) Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang

biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung

tanpa menggunakan mikroskop

2) Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode

Total Plate Count (TPC)

3) Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sample adalah untuk

memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam

cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah

mikroba

B. Saran

1. Pengguanaan waktu yang lebih efisien lagi

2. Dalam pelaksanaan praktikum dilakukan dengan lebih teliti lagi agar

tebaca.

3. Penganan seperti spread media, pengenceran lebih teliti.

4. Saat penggunaan spektrofotometer harap lebih jelaskan lagi spesifikasi

spektrofotometer cara kerja, system dan bila dapat diizinkan praktikan

boleh menggunakan secara langsung namun dalam pengawasan.

5. Serta peningkatan tanggung jawab yang lebih baik lagi dari semua segi

aspek, agar mutu pengajaran dan pembelajaran semakin menikat.

13

Page 14: Laporan Mikri Perhitungan Angka Kuman

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.2013.”Perhitungan jumlah Bakteri”. httpwww.scribd.comdoc135885742

perhitungan-jumlah-bakteri=htm.(4 Juni 2013).

( Diakses pada : senin 6 oktober 2014, pukul : 13:40 wib)

2. Pelezar. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia

Press. 1989.

( Diakses pada : senin 6 oktober 2014, pukul :15 :20 wib)

3. Dizzideepinsohard. 2008. Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi.(Diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 17:05 wib)

4. http://anitamanulang.blog.com/laporan-praktikum-mikrobiologi- farmasi.html/ 27 Maret 2011.(Diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 18:15 wib)

5. http://widiindrakesuma.blogspot.com/2013/03/praktikum-mikrobiologi- perhitungan.html(diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 19 : 44 wib)

14