of 21 /21
Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konjungtivitis bakteri

Text of Konjungtivitis Bakteri

Page 1: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri

Page 2: Konjungtivitis Bakteri

Definisi

• Konjungtivitis adalah radang konjungtiva• Konjungtivitis bakteri adalah radang

konjungtiva yang disebabkan oleh agen penginfeksi, yaitu bakteri.

Page 3: Konjungtivitis Bakteri

Pendahuluan

• Konjungtivitis bakteri dapat disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae dan Streptococcus pyogenes walaupun jarang.

• Pseudomembran atau membran yang dihasilkan oleh organisme ini dapat terbentuk pada konjungtiva palpebralis.

• Kasus-kasus konjungtivitis kronik yang jarang disebabkan oleh Moraxella catarrhalis, basil coliform, proteus, dll., sulit dibedakan secara klinis.

Page 4: Konjungtivitis Bakteri

Etiologi

Hiperakut (purulen)• Neisseria gonorrhoeae• Neisseria meningitidis• Neisseria gonorrhoeae

subspecies kochii

Akut (mukopurulen)• Pneumococcus

(Streptococcus pneumonia) (iklim sedang)

• Haemophilus aegyptius (basil Koch-Weeks) (iklim tropik)

Page 5: Konjungtivitis Bakteri

Subakut • Haemophilus influinzae

(iklim sedang)

Kronik, termasuk blefarokonjungtivitis • Staphylococcus aureus• Moraxella lacunata

(diplobasil Morax-Axenfeld)

Page 6: Konjungtivitis Bakteri

Jenis jarang (akut, subakut, kronik)• Streptococci• Moraxella catarrhaiis• Coliform• Proteus• Corynebacterium diphtheriae• Mycobacterium tuberculosis

Page 7: Konjungtivitis Bakteri

Patogenesis

Page 8: Konjungtivitis Bakteri

Tanda dan gejala• iritasi • pelebaran pembuluh darah (injeksi) bilateral, • eksudat purulen dengan palpebra saling

melengket saat bangun tidur,• kadang-kadang edema palpebra • Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan

melalui tangan menular ke sebelahnya.• Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui

benda yang dapat menyebarkan kuman (fomit).

Page 9: Konjungtivitis Bakteri

Macam-macam Konjungtivitis Bakteri

Terdapat 2 bentuk konjungtivitis bakteri:1. Akut (termasuk hiperakut dan subakut)2. Kronik

Page 10: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri Akut• Biasanya jinak, dan dapat sembuh sendiri• Berlangsung kurang dari 14 hari• Pengobatan dengan salah satu obat

antibakteri yang tersedia biasanya menyembuhkan dalam beberapa hari.

• Sebaliknya, konjungtivitis hiperakut (purulen) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae atau Neisseria meningitidis dapat menimbulkan komplikasi mata berat bila tidak diobati sejak dini.

Page 11: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri Kronik

• Konjungtivitis kronik biasanya sekunder terhadap penyakit palpebra atau obstruksi ductus nasolacrimalis.

Page 12: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen)

• Disebabkan oleh N gonorrhoeae, Neisseria kochii, dan N meningitidis

• Ditandai oleh eksudat purulen yang banyak • Konjungtivitis meningokok kadang-kadang

terjadi pada anak-anak. • Setiap konjungtivitis berat dengan banyak

eksudat

Page 13: Konjungtivitis Bakteri

• harus segera dilakukan pemeriksaan laboratorium dan segera diobati.

• Jika ditunda, bisa terjadi kerusakan kornea atau kehilangan mata, atau konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk N gonorrhoeae atau N meningitidis, yang mendahului sepsis atau meningitis.

Page 14: Konjungtivitis Bakteri
Page 15: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis mukopurulen (catarrhal) akut

• Sering terdapat dalam bentuk epidemik dan disebut "mata merah (pinkeye)" oleh kebanyakan orang awam.

• Tanda: hiperemia konjungtiva akut dan sekret mukopurulen berjumlah sedang.

• Penyebab paling umum adalah Streptococcus pneumoniae pada iklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim tropis.

Page 16: Konjungtivitis Bakteri

• Penyebab yang kurang umum adalah stafilokokus dan streptokokus lain.

• Konjungtivitis yang disebabkan oleh S pneumoniae dan H aegyptius dapat disertai perdarahan subkonjungtiva.

• Konjungtivitis H aegyptius di Brazil diikuti dengan demam purpura fatal yang ditimbulkan oleh toksin bakteri terkait-plasmid.

Page 17: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis subakut

• Paling sering disebabkan oleh H influenzae, dan terkadang oleh Escherichia coli dan spesies proteus.

• Infeksi H influenzae ditandai dengan eksudat tipis, berair, atau berawan.

Page 18: Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis bakteri kronik

• Terjadi pada pasien dengan obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis kronik, yang biasanya unilateral.

• Infeksi ini juga bisa menyertai blefaritis bakterial kronik atau disfungsi kelenjar meibom.

• Pasien dengan sindrom palpebra-lunglai (floppy lid syndrome) atau ektropion dapat terkena konjungtivitis bakterial sekunder.

Page 19: Konjungtivitis Bakteri

Temuan laboratorium• Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bakteri,

organisme penyebabnya dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa.

• Pemeriksaan ini menampilkan banyak neutrofil polimorfonuklear.

Page 20: Konjungtivitis Bakteri

• Kerokan konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakitnya purulen bermembran atau berpseudomembran.

• Studi sensitivitas antibiotik juga diperlukan, tetapi terapi antibiotik empiris harus dimulai.

• Bila hasil uji sensitivitas antibiotik sudah didapatkan, terapi dengan antibiotik spesifik dapat diberikan.

Page 21: Konjungtivitis Bakteri

Sumber

• Vaughan dan Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC.