48
Presentasi Kasus KONJUNGTIVITIS VERNALIS OCULAR DEXTRA

CRS Konjungtivitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CRS Konjungtivitis

Presentasi KasusKONJUNGTIVITIS

VERNALIS OCULAR DEXTRA

Page 2: CRS Konjungtivitis

Pendahuluan

Konjungtivitis (mata merah) adalah inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakteri, clamydia, alergi, atau trauma.

Konjungtivitis ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis, mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah.

Page 3: CRS Konjungtivitis

Pendahuluan

Konjungtivitis vernalis merupakan suatu penyakit mata pada konjungtiva dengan dasar alergi yang timbul berulang, bilateral, dan eksternal yang biasanya menyerang anak atau dewasa muda yang tinggal di iklim kering dan hangat.

Konjungvitis vernalis merupakan masalah kesehatan masyarakat karena mencapai 3% dari seluruh penyakit mata yang serius. di maroko, india, dan senegal insidennya sebanyak 6% dan 90% diantaranya berusia kurang dari 15 tahun.

Page 4: CRS Konjungtivitis

Identitas Pasien

• Nama : Tn. M• Umur : 26 tahun• Jenis kelamin : laki-laki• Agama : Islam• Suku / Bangsa : Jawa• Pendidikan : SMA• Pekerjaan : karyawan• Tanggal pemeriksaan : 15 September 2011

Page 5: CRS Konjungtivitis

Anamnesis

Keluhan Utama : mata merah sebelah kanan sejak 4 hari yang lalu

Keluhan Tambahan : mata gatal, pegal, mengganjal dan

berair.

Page 6: CRS Konjungtivitis

Riwayat Penyakit Sekarang

Tuan. M umur 26 tahun datang ke poli mata RSUD Kab. Bekasi dengan keluhan mata merah sebelah kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini awalnya terdapat pada mata sebelah kiri dengan keluhan mata merah.

Page 7: CRS Konjungtivitis

Kemudian setelah di beri obat cendocitrol mata merah sebelah kiri menyembuh. Namun setelah satu minggu kemudian mata kanan pasien menjadi merah, tidak jernih dan kotor. Mata kanan pasien sudah di beri obat cendocitrol namun tidak sembuh.

Page 8: CRS Konjungtivitis

Pasien juga mengeluhkan mata kanannya berair, terasa pegal, mengganjal dan gatal. Pasien menyangkal pernah mengalami nyeri kepala, mual, dan muntah. Adanya riwayat trauma pada mata disangkal dan tidak pernah menggunakan lensa kontak.

Page 9: CRS Konjungtivitis

Pasein mengaku pergi bekerja dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. Pasien tinggal di daerah dengan iklim yang panas dan kering. Pasien menyangkal memiliki penyakit kencing manis dan darah tinggi.

Page 10: CRS Konjungtivitis

• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah sakit mata dan mata merah

seperti ini sebelumnya kurang lebih 8 bulan yang lalu. Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit mata merah dan sakit seperti ini.

• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang menderita

penyakit mata seperti ini.

• Riwayat Alergi : pasien tidak ada alergi

Page 11: CRS Konjungtivitis

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

• Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan• Kesadaran : Compos mentis

• Tanda vital - Tekanan Darah : 110/70 mmHg- Nadi : 80 x/menit- Suhu : normal- Frekwensi Pernapasan : 22 x/menit-Berat Badan : 70 kg

• Kepala : normochepal• Leher : tidak ada perbesaran kelenjar getah bening

Page 12: CRS Konjungtivitis

OD OS

Posisi Hirscberg Reflex cahaya jatuh

ditengah kornea

(orthoporia)

Reflex cahaya jatuh

ditengah kornea

(orthoporia)

Gerakan bola mata Bebas ke segala arah

mata angin

Bebas ke segala arah

mata angin

Visus 20/20 20/20

TIO Normal / palpasi

Normal / palpasi

Rima orbita Fraktur (-)

Krepitasi (-)

Fraktur (-)

Krepitasi (-)

Suprasilia Tumbuh teratur

madarosis (-)

Sikatrik (-)

tumbuh teratur

madarosis (-)

Sikatrik (-)

Palpebra Oedem (-)

Hiperemis (-)

Blefarospasme (-)

Oedem (-)

Hiperemis (-)

Blefarospasme (-)

Margo palpebra Ektopion (-)

Entropion (-)

Trikiasis (-)

Ektopion (-)

Entropion (-)

Trikiasis (-)

Page 13: CRS Konjungtivitis

Konjungtiva tarsal

superior

Folikel (-)

Papil (+)

Hiperemis (+)

Folikel (-)

Papil (-)

Hiperemis (-)

Konjungtiva tarsal

inferior

Folikel (-)

Papil (-)

Hiperemis (+)

Folikel (-)

Papil (-)

Hiperemis (-)

Konjungtiva bulbi

Inj. Siliar (-)

Inj. Konjungtiva (+)

Inj. Siliar (-)

Inj. Konjungtiva (-)

Kornea Jernih, infiltrat (-) Jernih, Infiltrat (-)

BMD Dalam, hipopion (-) Dalam, hipopion (-)

Iris Sinekia posterior (-) Sinekia posterior (-)

Pupil Isokor,bulat, RC (+) Isokor, Bulat, RC (+)

Lensa Jernih Jernih

Vitreus Jernih Jernih

Fundus Refleks fundus (+) Refleks fundus (+)

Page 14: CRS Konjungtivitis

Foto Pasien

Page 15: CRS Konjungtivitis

Resume

Anamnesa

• mata sebelah kanan merah sejak 4 hari yang lalu

• mata berair dan gatal• mata pegal dan mengganjal• injeksi konjungtiva• papil dan hiperemis konjungtiva tarsalis• riwayat pernah mengalami mata merah 8

bulan yang lalu.

Page 16: CRS Konjungtivitis

• Pemeriksaan Fisik

- Visus : OD = 20/20 OS = 20/20 - Pupil : OD = bulat,isokor ,reflex cahaya langsung

dan tidak langsung (+) OS = bulat, isokor, reflex cahaya langsung

dan tidak langsung (+)- Iris : OD = sinekia posterior (-) OS = sinekia posterior (-)- Lensa : OD & OS = jernih

Page 17: CRS Konjungtivitis

- Konjungtiva : OD = Oedem (+), Hiperemis (+),injeksi

konjungtiva (+), giant papil (+)

OS = Oedem (-), Hiperemis (-),injeksi

konjungtiva (-) giant papil (-)

- Kornea : OD = infiltrat (-)

- Funduskopi : OD = refleks fundus (+)

OS = refleks fundus (+)

- TIO : OD = normal/palpasi

OS = normal/palpasi

Page 18: CRS Konjungtivitis

DIAGNOSIS KERJA

Konjungtivitis Vernalis OD

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Visus : untuk mengetahui besarnya nilai visus pasien

Slit Lamp: untuk mengetahui adanya hiperemis konjungtiva

tarsalis, injeksi konjungtiva dan giant papil.

 

Page 19: CRS Konjungtivitis

PENATALAKSANAAN

Terapi umum :

-Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga

membawa serbuksari.

-Menggunakan kacamata berpenutup total untuk mengurangi

kontak dengan allergen di udara terbuka.

Page 20: CRS Konjungtivitis

- Kompres dingin di daerah mata.

- Menghindari tindakan menggosok mata dengan tangan

atau jari tangan.

- Pasien di anjurkan untuk berada di ruangan sejuk atau

pindah tempat tinggal dengan iklim yang lebih sejuk.

Page 21: CRS Konjungtivitis

•Terapi medik :

-terapi kortikosteroid, baik topical maupun sistemik. larutan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, dan pada stadium akut di berikan 2 tetes setiap 2 jam atau dapat berbentuk salep kortikosteroid.

-Antibiotik lokal dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.

-Tetes mata antialergi seperti cromoline, lodoxamind, ketorolac dan levokabastin.

-Antihistamin oral membantu meringankan gejala.

Page 22: CRS Konjungtivitis

Terapi pembedahan :dapat dilakukan dengan krioterapi dan

diatermi pada giant papil konjungtiva tarsalis

I. PROGNOSISAd vitam : dubia ad bonamAd function : dubia ad bonam

Page 23: CRS Konjungtivitis

Pembahasan

Konjungtivitis merupakan peradangan

pada konjungtiva. Peradangan konjuntiva memberi keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal, pedih, seperti ada pasir,kelilipan, rasa panas juga memberi gejala yang khas di konjuntiva.

Page 24: CRS Konjungtivitis

Jika meluas ke kornea timbul silau dan terdapat air mata (epifora). Gejala objektif paling ringan adalah hiperemi dan berair sampai berat dengan pembengkakan.

Page 25: CRS Konjungtivitis

Pada pemeriksaan dapat ditemukan :

- Pada pemeriksaan slitlamp terlihat pada konjungtiva tarsalis terdapat papil

- adanya injeksi konjungtiva- terdapat hiperemis konjungtiva dan berair. - Bangunan yang tampak khas adalah folikel,

flikten dan papil.

Page 26: CRS Konjungtivitis
Page 27: CRS Konjungtivitis

Pada kasus ini pasien mengeluh pada mata kanannya merah, gatal, berair. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat pada konjungtiva tarsalis terdapat papil dan adanya injeksi konjungtiva dan terdapat hiperemis konjungtiva. hal ini merupakan khas dari konjungtivitis vernalis.

Page 28: CRS Konjungtivitis

Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien bekerja dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya dan pasien tinggal di daerah dengan musim panas dan kering. Hal ini memperkuat diagnosis konjungtivitis vernalis karena penyebab terbanyak konjungtivitis vernalis adalah alergi debu dengan iklim yang panas dan kering.

Page 29: CRS Konjungtivitis

konjungtiva vernalis dibedakan menjadi dua yaitu bentuk palpebra dan bentuk limbal.

Pada tipe palpebral terutama mengenai konjungtiva tarsal, terdapat pertumbuhan papil yang besar atau cobble stone yang diliputi secret yang mukoid. Konjungtiva bawah hiperemi dan edema. Secara klinik, papil besar tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan rata dan dengan kapiler di tengahnya.

Page 30: CRS Konjungtivitis

Pada bentuk limbal terdapat hipertrofi pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatine. Dengan trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya panus dengan sedikit eosinofil.

Page 31: CRS Konjungtivitis

Pada penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pasien ini termasuk kedalam konjungtivitis vernalis tipe palpebra Karena mengenai konjungtiva tarsal dan terdapat pertumbuhan papil. Konjungtiva hiperemi dan edema.

Page 32: CRS Konjungtivitis

Diagnosis banding untuk konjungtivitis vernalis :

- konjungtivitis atopik berupa kelopak mata yang tebal, likenisasi, konjungtiva hiperemi dan kemosis, disertai papil- papil di konjungtiva tarsalis inferior. biasanya di sertai dengan demam.

- Giant Papillary conjungtivitis pada pemakaian lensa kontak. Gejalanya gatal disertai banyak mucus serta timbulnya papil raksasa di konjungtiva tarsalis superior.

- trachoma stadium II yang disertai folikel- folikel yang besar mirip cobble stone.

Page 33: CRS Konjungtivitis

Berdasarkan penjelasan di atas, diagnosis konjungtivitis atopik, giant papillary konjungtivitis dan trakoma stadium II dapat di singkirkan.

Page 34: CRS Konjungtivitis

  Pada kepustakaan pasien dengan konjungtivitis vernalis dapat di terapi dalam tiga bentuk yang saling menunjang untuk dapat memberikan hasil yang optimal. Ketiga bentuk pelaksanaan tersebut meliputi :

(1) Terapi umum; (2) Terapi medikasi; (3) Pembedahan.

Page 35: CRS Konjungtivitis

Terapi umum :

Dalam hal ini mencakup tindakan- tindakan konsultatif yang membantu mengurangi keluhan pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis tersebut diatas. Beberapa tindakan tersebut antara lain :Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter

Page 36: CRS Konjungtivitis

Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksari

Menggunakan kacamata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan allergen di udara terbuka. Pemakaian lensa kontak dihindari karena dapat membantu resistensi allergen.

Page 37: CRS Konjungtivitis

Kompres dingin di daerah mataPengganti air mata (artificial). Selain

bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen.

Page 38: CRS Konjungtivitis

Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga disebut climato-therapy.

Menghindari tindakan menggosok- gosok mata dengan tangan atau jari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator- mediator sel mast.

Page 39: CRS Konjungtivitis

terapi medik

Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan mukolitik seperti asetil sistein 10% - 20% tetes mata. Larutan alkaline seperti sodium karbonat monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin.

Page 40: CRS Konjungtivitis

terapi yang efektif untuk pengobatan konjungtivitis vernalis ini adalah kortikosteroid, baik topical maupun sistemik.

Untuk Konjungtivitis vernal yang berat, bisa diberikan steroid topical prednisolone fosfat 1%, 6- 8 kali sehari selama satu minggu.

Pada kasus yang lebih parah, bisa digunakan steroid sistemik seperti prednisolon asetet, prednisolone fosfat atau deksametason fosfat 2- 3 tablet 4 kali sehari selama 1-2 minggu.

Page 41: CRS Konjungtivitis

Antihistamin, baik local maupun sistemik dapat dipertimbangkan sebagai plihan lain karena kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien.

Page 42: CRS Konjungtivitis

Emedastine adalah antihistamin paling poten dalam kemampuan mencegah sekresi sitokin.

olopatadine merupakan antihistamin yang berfungsi sebagai inhibitor degranulasi sel mast konjungtiva.

Sodium kromolin 4% terbukti bermanfaat karena kemampuannya sebaga pengganti steroid bila pasien sudah dapat dikontrol.

Page 43: CRS Konjungtivitis

Sodium kromolin berperan sebagai stabilisator sel masi, mencegah terlepasnya beberapa mediator yang dihasilkan pada reaksi alergi tipe I.

sodium kromolin memblok kanal kalsium pada membrane sel serta menghambat pelepasan histamine dari sel mast dengan cara mengatur fosforilasi.

Page 44: CRS Konjungtivitis

Lodoksamid 0,1% bermanfaat mengurangi infiltrate radang terutama eosinofil dalam konjungtiva. Levokabastin tetes mata merupakan suatu antihistamin yang spesifik terhadap konjungtivitis vernalis, dimana symptom konjungtivitis vernalis hilang dalam 14 hari.

Page 45: CRS Konjungtivitis

Terapi pembedahan

krioterapi dan diatermi merupakan terapi pembedahan pada papil raksasa konjungtiva tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping, tidak efektif, karena dalam waktu dekat akan tumbuh lagi.

Page 46: CRS Konjungtivitis

Perjalanan penyakit dan prognosis konjungtivitis tergantung pada banyak hal, seperti derajat keparahan penyakit.

Secara umum, peradangan yang berat perlu waktu yang lebih lama untuk sembuh dibandingkan peradangan ringan atau sedang. Selain itu, konjungtivitis vernalis lebih cepat merespons pengobatan. prognosis konjungtivitis vernalis secara umum baik.

Page 47: CRS Konjungtivitis

Pada pasien ini, konjungtivitis vernalis yang terjadi tergolong ringan. Maka prognosis pada pasien ini adalah baik.

Page 48: CRS Konjungtivitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. 135-136.

2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2000. 115-116.

3. Wijana Nana, Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.1983 43-44

4. Rachman Sani 2010. Konjungtivitis Vernalis. (http://sanirachman.blogspot.com/) di akses tanggal 17 september 2011.

5. Wikipedia 2011. Konjungtivitis. (http://wikipedia.com/) di akses tanggal 17 september 2011