Leliana S Devi AP

ROAD MAP

MALOCCLUSION ?

NEED OR USES OF CLASSIFICATION

SYSTEM OF CLASSIFICATION

OKLUSI ....

SAAT GIGI GELIGI PADA RAHANG BAWAH

BERKONTAK DENGAN GIGI GELIGI

RAHANG ATAS DALAM KEADAAN RELASI

FUNGSIONAL. (WHEELERS)

OKLUSI NORMAL ....

SIX KEYS ANDREWS 1. Hubungan Molar dan Caninus

Neutroklusi

2. Angulasi gigi...Mesioversi

3. Inklinasi gigi Normal

4. Tidak terdapat Rotasi

5. Tidak terdapat Distema

6. Kurva of Spee datar

OKLUSI NORMAL ....

OKLUSI NORMAL ....

MALOKLUSI

SUATU KONDISI YANG MENYIMPANG DARI

RELASI NORMAL GIGI TERHADAP GIGI

LAINNYA DALAM SATU LENGKUNG ATAUPUN

TERHADAP GIGI PADA LENGKUNG RAHANG

LAWANNYA.

MALOKLUSI UMUMNYA BUKAN MERUPAKAN PROSES PATOLOGIS TETAPI PROSES PENYIMPANGAN DARI

PERKEMBANGAN NORMAL (Proffit, 1986).

MALRELASI

Suatu Kondisi Dimana Relasi Antara Kranium

Rahang Atas Dan Rahang Bawah Tidak Normal,

Biasanya Karena Ada Gangguan Pertumbuhan

SKELETAL

PROBLEM

MALOKLUSI & MALRELASI

Sagital

Vertikal

Transversal

Bidang yang terlibat

Sagital

Depan Belakang

Tranversal

Kanan Kiri

Vertikal

Atas - Bawah

NEED OR USES ....

Grouping of orthodontic problems.

Location of problems to be treated

Diagnosis and treatmentn plan

Comparison of diffrent type of malocclusion

For self-comunication

Documentation of problems

Used for epidemological studies

Assesment of treatment effects of

Orthodontic appliance

KLASIFIKASI & TERMINOLOGI

QUANTITATIVE AND

QUALITATIVE

TYPES OF

MALOCCLUSION

INTRA-ARCH AND

INTER-ARCH

PROBLEMS

QUALITATIV E METHODS

Klasifikasi Angle Modifikasi Dewey Modifikasi Lischer

Klasifikasi Simons Klasifikasi Skeletal Klasifikasi Ackermann Klasifikasi Bennets Klasifikasi WHO / FDI

QUANTITATIVE METHODS

PAR INDEX

IOTN INDEX

DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI)

OCCLUSAL INDEX

TREATMENT PRIORITY INDEX (TPI)

HANDCAPPING MALOCCLUSION ASSESMENT

INDEX (HMA)

OCCLUSION FEATURE INDEX (OFI)

INDEX OF COMPLEXITY OUTCOME AND NEED

(ICON)

INTRA-ARCH MALOCCLUSION

SAGITAL

Labioversi

Linguoversi

Mesioversi

Distoversi

VERTICAL

Supraposisi

Infraposisi

INTER-ARCH MALOCCLUSION

SAGITAL

Class II Malocclusion

Class III Malocclusion

Vertical

Deep Bite

Open Bite

Transversal

Cross Bite, Scissor Bite

Midline Shift

Klasifikasi Angle...

Merupakan bapak Ortodonsi Modern Klasifikasi Angle merupakan sistem klasifikasi

pertama (1890) yang diterima secara umum dan lazim dipakai sampai sekarang.

Didasarkan pada relasi molar pertama permanen

RA dengan bukal pertama permanen RB

Klasifikasi Angle...

Klasifikasi Angle Kelas I ...

Kelas I Angle Mesiobukal cups molar pertama RA

terletak pada bukal grove molar pertama

RB disertai berdesakan malposisi anterior.

Type 1 : Berdesakan anterior

Tipe 2 : Labioversi atau Palatoversi anterior RA

Tipe 3 : Gigitan silang Anterior

Tipe 4 : Gigitan silang posterior

Tipe 5 : Mesioversi dari gigi molar

Klasifikasi Angle Kelas I ...

MODIVIKASI DEWEY

Klasifikasi Angle...

Kelas II Angle

Mesiobukal cups molar pertama RA

terletak pada sisi mesial M1 RB dan sisi

distal dari P2 RB (Posisi M1 RB lebih

ke distal dibandingkan dengan relasi

kelas I)

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas II Divisi 1 Angle

Relasi molar kelas II disertai protrusi anterior

RA ( nilai Overjet bertambah)

Overjet

+++

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas II Divisi 1 Angle

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas II Divisi 2 Angle

Relasi molar kelas II disertai palatoversi

insisive RA

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas II Divisi 2 Angle

Overjet ..0

Overbite..+++

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas II Sub Divisi

Relasi molar salah satu sisi kelas II dan sisi

lainnya kelas I

Kelas II

Kelas I

Klasifikasi Angle Kelas II ...

Kelas III

Mesio bukal cups M1 RA terletak pada

sisi distal M1 RB dan sisi mesial M2 RB

(posisi M1 RB lebih ke mesial dibanding

kelas 1)

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Klasifikasi Angle Kelas III ...

MODIVIKASI DEWEY

Tipe 1 Gigitan anterior "edge to edge". Pada rahang

bawah edge to edge ini disebabkan oleh adanya gigi-gigi yang berjejal dan inklinasi

rahang bawah condong ke lingual

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Tipe 2

Hubungan gigi-gigi insisif rahang atas dengan rahang bawah tampak normal.

Hubungan gigi insisif bawah lebih condong ke

lingual dibandingkan tipe 1 disertai gigi-gigi insisif dan kaninus rahang bawah yang berjejal.

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Tipe 3

Tipe ini merupakan gambaran khas mandibula yang besar. Bentuk

profil muka cekung, dagu menonjol ke depan dan gigitan bersilang gigi anterior

(cross bite anterior)

Klasifikasi Angle Kelas III ...

KELAS III TRUE...

Maloklusi ini merupakan maloklusi skeletal Klas III yang dikarenakan genetic yang dapat disebabkan

Mandibula yang sangat besar Mandibula yang terletak lebih ke depan. Maksila yang lebih kecil daripada normal. Maksila yang retroposisi. Kombinasi penyebab diatas.

Klasifikasi Angle Kelas III ...

KELAS III PSEUDO

Tipe maloklusi ini dihasilkan dengan

pergerakan ke depan dari mandibula

ketika rahang menutup, karenya

maloklusi ini juga disebut dengan

maloklusi habitual Klas III.

Beberapa penyebab terjadinya

maloklusi Klas III adalah :

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Adanya premature kontak yang

menyebabkan mandibula bergerak ke

depan.

Ketika terjadi kehilangan gigi desidui

posterior dini, anak cenderung

menggerakkan mandibula ke depan

untuk mendapatkan kontak pada

region anterior.

anterior displacement

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Klasifikasi Angle Kelas III ...

Kelas III Sub Divisi

Relasi molar salah satu sisi kelas III dan

sisi lainnya kelas I

MODIFIKASI ANGLE

Dewey ( Relasi Anterior )

Lischer ( Relasi Molar )

NEUTROKLUSI (KELAS I)

DISTOKLUSI (KELAS II)

MESIOKLUSI (KELAS III)

KLASIFIKASI SIMON ( 1926 )

Hubungan Rahang dengan Tiga

Bidang Antropologi

1. Frankfort Horizontal plane 2. Orbital Plane 3. Median atau Mid Sagital Plane

KLASIFIKASI SIMON

Frankfort Horizontal Plane

Deviasi pada Vertikal Plane

Attraction Dental Arch mendekati bidang Frankfort Abstrabtion Dental Arch menjauhi bidang Frankfort

KLASIFIKASI SIMON

Frankfort Horizontal Plane

KLASIFIKASI SIMON

Orbital Plane Deviasi pada Tranversal Plane

Protraction Kedudukan rahang menjauhi bidang Orbita Retraction Kedudukan rahang mendekati bidang Orbita

KLASIFIKASI SIMON

Orbital Plane

KLASIFIKASI SIMON

Median atau Mid Sagital Plane

Deviasi pada Sagital Plane

Contraction Letak Dental Arch mendekati bidang Sagital Distraction Letak Dental Arch menjauhi bidang Sagital

KLASIFIKASI SIMON

Median atau Mid Sagital Plane

KLASIFIKASI SKELETAL

KLASIFIKASI SKELETAL

KLASIFIKASI SKELETAL

KLASIFIKASI INSISIVE

British Standard Classification of Incisor

Relationship (1983)

Kelas I

Insisal edge dari Insisive

RB terletak pada Cingulum

Insisive RA

Nilai Overjet dan Overbite N

KLASIFIKASI INSISIVE

Kelas II

Divisi 1

Insisive Sentral RA terletak

proklinasi. Overjet +++

Divisi 2

Insisive Sentral RA terletak

retroklinasi. Overjet - /+

KLASIFIKASI INSISIVE

Kelas III

Insisal edges Insisive RA terletak

pada cingulum Insisive RB.

Nilai Overjet Negatif

KLASIFIKASI KANINUS

KELAS I

Kaninus RA terletak diantara Kaninus

dan Premolar pertama RB

KLASIFIKASI KANINUS

KELAS II

Kaninus RA terletak diantara Kaninus

dan insisive lateral RB

KLASIFIKASI KANINUS

KELAS III

Kaninus RA terletak diantara Premolar

pertama dan Premolar kedua RB

KLASIFIKASI Bennets

Kelas I : posisi abnormal satu gigi atau lebih dikarenakan faktor lokal.

Kelas II : formasi abnormal baik satu maupun kedua rahang dikarenakan defek perkembangan pada tulang.

Kelas III : hubungan abnormal antara lengkung rahang atas dan bawah, dan antar kedua rahang dengan kontur facial dan berhubungan dengan formasi abnormal dari kedua rahang.

Thank You For Listening....