Upload
maesa-uswa-eastyqoma
View
606
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kepuasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mewujudkan keadaan sehat adalah kehendak semua pihak.1 Tidak hanya oleh
individu, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia adalah melalui
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya dan diberi tanggung jawab sebagai pengelola
kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/ kotamadya
bersangkutan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat Bangsa dan Negara yang sehat ditandai
dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat dan dengan prilaku hidup yang
sehat, seta memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan kesehatan yang bermutu
dan berkualitas secara adil dan merata sesuai dengan kebijaksanaan umum dan strategi
pembangunan kesehatan. Pada era globalisasi, dinamika kehidupan dunia usaha
semakin keras dan ketat termasuk di bidang layanan kesehatan, dalam hal ini
Puskesmas. Dengan makin tingginya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin
meningkat pula untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada upaya
lain yang dapat dilakukan, kecuali menyelenggarakan layanan kesehatan yang sebaik -
baiknya.
Sebagai lembaga kesehatan yang bermisi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, Puskesmas ini telah berperan dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Kepercayaan yang diberikan masyarakat dan pemerintah
terhadap Puskesmas tersebut adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat dan tugas
berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, terlebih
dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan maka Puskesmas
dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja
khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasiennya.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
dilakukan. Salah satunya diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup
penting ialah pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan
ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama – sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat.1 Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa
yang diberikan oleh dokter gigi dan perawat gigi di puskesmas, jasa yang berupa
kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan, keramahtamahan yang ditujukan
melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.
Kualitas pelayanan yang baik dapat diketahui dengan banyaknya masyarakat yang
melakukan perawatan gigi dan mulut di puskesmas tersebut sampai tuntas.
Seiring dengan keadaan sosial masyarakat yang makin meningkat dimana
masyarakat semakin sadar akan kualitas, maka diperlukan peningkatan kualitas atau
mutu pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi pada kepuasan pasien. Artinya,
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan mengevaluasinya berdasarkan
kacamata pasien. Sebagai Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas sekecamatan Pasar
Minggu mempunyai tugas dan fungsi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan jasa pelayanan kesehatan standar tanpa mengutamakan keuntungan
dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada prinsip efisiensi, efektifitas, dan
produktifitas.
Gambaran pemanfaatan Unit Pelayanan Gigi di Puskesmas dapat dilihat
berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan masyarakat yang berobat gigi ke Puskesmas per
hari. Hasil survei yang didapat dari Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, dilaporkan
pada tahun 2011 jumlah kunjungan pertahun (11085) dengan kunjungan rata-rata per
hari 60 pasien.
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil
dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang.1 Kepuasan pasien terhadap pelayanan adalah
perbandingan antara persepsinya terhadap pelayanan yang diterima dengan harapannya
sebelum mendapatkan pelayanan tersebut. Apabila harapannya terpenuhi, berarti
pelayanan tersebut telah memberikan suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan
menimbulkan kepuasan yang tinggi. Sebaliknya apabila harapannya tidak tercapai,
maka diartikan kualitas pelayanan tersebut tidak memenuhi apa yang diharapkan
(Kotler,2000).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada kontribusinya
pelayanan jasa kesehatan gigi dan mulut terhadap kepuasan pasien di Unit Pelayanan
Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Periode tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan penelitian ini yaitu : belum diketahuinya kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas di Kecamatan Pasar Minggu
pada tanggal 3 sampai dengan 21 Mei 2013.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum ialah :
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data gambaran
kepuasan pasien terhadap pelayanankesehatan gigi dan mulut di unit Pelayanan
Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan Kebagusan
periode tanggal 3 sampai dengan 21 Mei 2013.
Tujuan penelitian ini secara khusus ialah:
Diperolehnya data kepuasan pasien di Unit Pelayanan Gigi Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan Kebagusan pada tanggal 3
sampai dengan 21 Mei 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Metodologi :
Memberi sumbangsih terhadap perkembangan ilmu kesehatan masyarakat
khususnya terhadap perilaku masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca
kajian ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan di bidang operasional
umumnya atau tentang kualitas pelayanan.
2. Implikatif :
Untuk pihak puskesmas:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Puskesmas yang bersangkutan
dalam hubungannya dengan jasa pelayanan kesehatan.
b. Sebagai input atau bahan masukan untuk perbaikan kualitas pelayanan guna
memenuhi kepuasan pasien, sehingga dapat menentukan langkah-langkah
selanjutnya yang diambil dalam mengukur kebijaksanaan di masa yang akan
datang.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta memberi
gambaran tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan jasa di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.2 Secara Nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/ kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab
langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pelaksanaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada dasarnya diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
upaya pelihara diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan
yang bersumber pada otoaktivitas masyarakat dengan pendekatan UKGM
(Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah
(UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu
hamil/menyusui, anak prasekolah.
c. Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap
masyarakat baik yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk
dari Unit Pelayanan Gigi.
Sebagai pusat pengembangan kesehatan, pembinaan peranserta
masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas harus
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatan.
2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber
daya setempat yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna.
3. Memberikan bantuan yang bersifat teknis, materi-materi serta rujukan
kepada masyarakat.
4. Mengadakan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk
kegiatan pokok.
a. Visi dan Misi Puskesmas
1) Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.2
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4
indikator utama :2
(1) Lingkungan sehat
(2) Perilaku sehat
(3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
(4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus
mengacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas
yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.2
2) Misi
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya
b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat beserta lingkungan.
b. Konsep Dasar Puskesmas2
1) Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian
dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan Indonesia.
2) Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai
dengan kemampuannya.
4) Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikam keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
c. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah puskesmas, agar terwujudnya Indonesia Sehat.2
d. Fungsi Puskesmas :2
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Pusat pemberdayaan masyarakat
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu:
a. Pelayanan kesehatan perseorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
2. Puskesmas dan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota atau
Kabupaten yang bertanggung jawab menyelanggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa, kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kota
atau Kabupaten. Pada umumnya satu puskesmas mempunyai penduduk binaan
sebanyak 30.000 – 50.000 orang (Depkes RI, 2002).
Tujuan upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi
masyarakat yang layak. Untuk mencapai kesehatan gigi masyarakat yang layak
maka Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menetapkan target pencapaian
tahun 2010 meliputi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut dan
kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan.4
Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu:
1. Meningkatkan keadaan, sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan
pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari
pengobatan sedini mungkin.
2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau
pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan
terutama pada kelompok masyarakat.
3. Terhindarnya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat
kerusakan gigi dan mulut.
Puskesmas adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang berorientasi
terhadap kebutuhan pasien. Puskesmas dalam upaya pemenuhan kebutuhan
pasien akan pelayanan kesehatan, berusaha memberikan kualitas yang dapat
memuaskan pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu cara penilaian
kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 2002).4
3. Pelayanan Poli gigi
Menurut Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas dari Depkes RI
(2003), salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang
perawatan adalah Unit Pelayanan Gigi yang merupakan pelayanan rawat jalan
yaitu pasien berkunjung ke Unit Pelayanan Gigi untuk memperoleh pelayanan
kesehatan gigi pada waktu dan jam tertentu.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik yang sakit
maupun yang sehat meliputi; peningkatan kesehatan gigi dan mulut,
pencegahan penyakit dan penyembuhan terbatas.
Pada saat pasien berkunjung ke Unit Pelayanan Gigi puskesmas, maka
pasien akan mendapatkan pelayanan sebagai berikut antara lain:
1. Pelayanan Administrasi/ penerimaan
Bagian ini merupakan tempat dimana pasien mendaftarkan diri dan
memperoleh kartu sebelum memasuki ruangan poli gigi. Bagian
penerimaan pasien juga merupakan wajah dari suatu puskesmas serta
merupakan tempat dimana kesan pertama tentang puskesmas yang ditemui
pasien, untuk itu diperlukan petugas-petugas yang dapat menggunakan
prosedur kerja dengan baik, ramah, sopan, simpatik dan terampil.
2. Pelayanan Tenaga Medis/Dokter Gigi
Tenaga medis/dokter merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling
besar dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien di
puskesmas. Dokter Gigi juga dapat dianggap sebagai jantung Unit
Pelayanan Gigi di puskesmas. Fungsi utamanya adalah memberikan
pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya dengan
menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran gigi.
3. Pelayanan tenaga para medis/perawat gigi
Tenaga para medis/perawat gigi adalah orang yang telah dekat
hubungannya dengan pasien karena pada umumnya pasien lebih sering
berkomunikasi dengan perawat sebelum bertemu dengan dokter gigi.
4. Penyediaan sarana medis/non medis.
Standar peralatan yang wajib disediakan di Unit Pelayanan Gigi
puskesmas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan gigi terdiri atas
sarana medis dan sarana non medis.
Sarana medis yang dibutuhkan dalah:
a. Alat-alat diagnosa ; kaca mulut, sonde, pinset dan ekscavator.
b. Alat-alat pencabutan gigi ; tang ekstraksi, penambahan gigi dan skeling.
c. Bahan-bahan penambalan gigi ; phospat semen, amalgam dan komposit.
d. Bahan-bahan perawatan saluran akar ; gutta percha, endomethazone.
Sedangkan sarana non medis yang diperlukan di Unit Pelayanan Gigi
yaitu dental unit atau dental chair. Selain itu, juga diperlukan lemari obat,
lemari alat dan sterilisator. Apabila sarana medis dan non medis di Unit
Pelayanan Gigi puskesmas sesuai dengan standar pelayanan, diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.4
4. Teori Kepuasan
Pasien adalah pelanggan utama Puskesmas yang menjadi fokus semua
bentuk pelayanan Puskesmas dan pasien adalah pemberi nilai terbaik atas
pelayanan yang diterimanya. Kepuasan pasien dipengaruhi banyak faktor,
antara lain yang bersangkutan dengan.1
a. Pendekatan dan perilaku petugas berhubungan dengan perasaan pasien
terutama saat pertama kali datang.
b. Mutu informasi yang diterima, seperti keadaan kesehatan gigi dan mulut,
apa yang seharusnya dikerjakan dan tindakan lanjutan bila diperlukan.
c. Prosedur perjanjian
d. Waktu tunggu
e. Fasilitas umum (toilet, parkir, ruang tunggu, loket pembayaran) yang
tersedia.
Gambar 1. Fasilitas ruangan pemeriksaan di Puskesmas
Gambar 2. Fasilitas Unit Pelayanan Gigi di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Gambar 3. Fasilitas ruang tunggu di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Gambar 4. Fasilitas tempat parkir di Puskesmas Kelurahan Kebagusan
f. Kepuasan Pasien / Pelanggan
Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough
atau cukup, dan facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi, produk atau
jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan
sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup. Dalam konteks
teori consumer behavior, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif
pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk
atau jasa. Salah satu definisi menyatakan bahwa kepuasan sebagai persepsi
terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Karena itu,
pelanggan tidak akan puas, apabila pelanggan mempunyai persepsi bahwa
harapannya belum terpenuhi.3
Kepuasan konsumen / pelanggan ialah suatu bentuk perasaan seseorang
yang mendapatkan pengalaman kerja (atau hasil) yang telah memenuhi
harapannya. Seseorang akan memiliki pengalaman dalam satu atau tiga jenis
kepuasan. Jika yang diperolehnya melebihi dari hasil yang diharapkannya,
maka seseorang tersebut akan memperoleh kepuasan pada tingkat yang tinggi,
jika yang diterimanya sesuai dengan apa yang ia harapkan maka orang itu akan
merasa puas, dan jika hasil yang ia terima kurang dari apa yang ia harapkan
maka orang tersebut akan merasa kecewa.
Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapat
value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari
produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan
mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan
terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value
bagi pelanggan adalah ke-nyamanan, maka kepuasan akan datang apabila
pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value dari pelanggan
adalah harga murah, maka pelanggan akan puas kepada produsen yang
memberikan harga yang paling kompetitif (Handi Irawan, 2002).3
Pelanggan akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang
diharapkan. Dari hal ini terlihat bahwa yang penting adalah persepsi dan bukan
aktual. Jadi, bisa terjadi bahwa secara aktual, suatu produk mempunyai potensi
untuk memenuhi harapan pelanggan, tetapi ternyata hasil dari persepsi
pelanggan tidak sama dengan yang diinginkan oleh produsen. Ini bisa terjadi
karena adanya gap dalam komunikasi.3
Puas atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil
evaluasi dari emosi. Konsep berfikir bahwa kepuasan konsumen akan
mendorong meningkatkannya profit adalah bahwa konsumen yang puas akan
bersedia membayar lebih untuk produk dan atau jasa yang diterima dan lebih
bersifat toleran akan kenaikan harga.
Gambar 4. Diagram konsep kepuasan pelanggan5
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Faktor yang mempengaruhi pasien, yang disampaikan para ahli, antara
lain menurut Wemdy Leebov et al, yaitu:1
1. Faktor kompetensi (competence) : pengalaman memberikan pelayanan
medis/ keperawatan seperti :
a. Dokter Gigi
b. Perawat Gigi
c. Staf-staf
Menurut Cleveland Clinic Fondation, 1986, pelanggan membuat
kesimpulan terutama menyangkut keahlian provider menurut faktor-faktor
berikut.1
a. Keterampilan memeriksa seorang dokter gigi
b. Kemungkinan pengobatan yang diberikan
c. Obat yang diberikan
d. Keterampilan penggunaan tekhnologi medis gigi
e. Tipe masalah medis yang ditangani dokter gigi
f. Keterlibatan dokter gigi dalam penelitian.
2. Keterjangkauan (affordability) : faktor pembiayaan1
Mengenai uang jasa, dapat bersifat kontroversial, terlalu murah atau terlalu
mahal. Tergantung pelayanan dan perasaan serta sikap penerimaan pasien.
Ungkapan bahwa “anda memperoleh sesuai apa yang anda bayar”,
mungkin benar. Namun seringkali juga tidak. Pasien merasa tidak
menerima sesuai dengan besarnya uang yang telah dibayarkan. Justru
karena hal-hal yang bersifat non medis.
a. Biaya pelayanan/ Perawatan termasuk faktor yang amat diperhatikan
oleh pasien. Pengeluaran biaya yang sepadan dengan perolehan jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan akan seiring dengan kepuasan
b. Masalah biaya pelayanan kesehatan hendaknya terbuka secara
profesional
c. Seharusnya tidak ada biaya tambahan di luar ketentuan yang
diberlakukan atau di luar sepengetahuan pasien dan keluarganya.
3. Factor Ambience : faktor seputar lingkungan puskesmas
a. Kebersihan fasilitas, keindahan gedung dan halaman
b. Kondisi bangunan
c. Kemudahan menemukan tempat pelayanan
d. Lingkungan kerja tidak semerawut
e. Ukuran luas fasilitas ruangan
f. Halaman parkir yang aman dan lapang.
4. Faktor sistem : keruwetan (The Maze Factor) kemudahan menemukan
tempat pelayanan/ perawatan
a. Efisiensi pelayanan yang disediakan
b. Kemampuan memperoleh janji yang cepat
c. Waktu tunggu dokter gigi
d. Waktu tunggu laboratorium.
5. Faktor kelembutan (Kidgloves)/ Faktor Hubugan antar Manusia (HAM)
a. Kepedulian dokter dan para medis pada pasien dan keluarganya
b. Kemauan dan kemampuan berkomunikasi dokter gigi dan para medis
gigi dengan pasien dan keluarganya
c. Waktu yang digunakan dokter gigi dengan pasien
d. Pemenuhan kebutuhan emosional pasien
e. Kesediaan membantu resepsionis dan staf lainnya
f. Persahabatan (keramahtamahan) resepsionis dan staf lainnya
g. Keterampilan pelayanan interpersonal kepada pasien
h. Penampilan staff yang tidak berpengalaman, ogah-ogahan dan kasar
membuat pasien menderita
i. Lembur staff yang melelahkan sehingga menganggu HAM.
6. Faktor kenyamanan dan keistimewaan (Ammenieties and Extras) :
Faktor ini tidak terlalu sulit dilakukan, namun cukup berpengaruh terhadap
kepuasan pasien. Banyak hal dapat dilakukan untuk memberikan
kenyamanan dan perasaan diistimewakan terhadap pasien.
a. Suatu kenyamanan (ammnenties) dan keistimewaan (extras) yang
diberikan pada pasien dan keluarganya akan memberikan kekuatan dan
kepuasan pada mereka, karena membuat merasa dihargai,
diistimewakan, diperhatikan, dan mengurangi kecemasan. Perlakukan
pasien seperti :
1) Tersedianya AC;
2) Menyediakan majalah/ surat kabar/ teka-teki silang di ruang
tunggu;
3) Tersedia TV/ VCD
4) Bahan-bahan promosi kesehatan (booklet, leaflet, poster);
Nutrisi promosi dan lain-lain;
5) Kamar kecil yang bersih, nyaman dan airnya lancar
Kenyamanan dan keistimewaan yang utama dalah keramahtamahan,
kesabaran petugas, kecepatan, kecermatan, dan kesungguhan pelayanan.
7. Faktor waktu pelayanan
Masalah waktu dalam pelayanan sering menjadi penyebab utama
ketidakpuasan pelanggan termasuk pasien dan pegawai itu sendiri, seperti :
a. Waktu tunggu yang panjang di ruang tunggu/ periksa
b. Kurangnya waktu dokter gigi dalam melakukan pemeriksaan
c. Waktu untuk mendapatkan rujukan yang diperlukan
d. Waktu pemeriksaan labolatorium, radiologi, dsb
e. Waktu untuk mecari ruangan yang diperlukan oleh pasien untuk
perawatan gigi
f. Waktu untuk memenuhi persyaratan administrasi dan pembayaran
g. Waktu dan usaha yag sia-sia saat menghubungi dokter dalam keadaan
gawat darurat
h. Kurangnnya dokter dalam menghargai waktu yang penting bagi pasien
Masalah waktu dan pelayana dapat diringkas dalam empat masalah pokok:
a. Waktu penyelenggaraan pelayanan yang efisien
b. Kemampuan untuk memenuhi janji secara tepat
c. Waktu yang digunakan untuk melakukan pelayanan
d. Waktu tunggu untuk test pemeriksaan / diagnostic dan perawatan
Tujuan akhir dari pelayanan puskesmas adalah kepuasan pasien,
berkaitan dengan kesembuhan atau bebas dari penyakit, cacat, kelemahan dan
kesesuaian pembiayaan. Perlu dibedakan antara kepuasan pasien dan loyalitas
pasien yang berhubungan dengan implikasi ekonomi yang signifikan. Secara
sederhana kepuasan adalah suatu sikap yang berdasarkan persepsi mutu yang
dirasakan pasien, sedang loyalitas berhubungan dengan perilaku yang membuat
pasien menjadi pelanggan tetap yang setiap tahun secara nyata diharapkan
dapat menambah nilai usaha dan secara terus-menerus memberikan manfaat
bagi puskesmas. Jadi kepuasan pasien adalah suatu antecedent dari loyalitas
pasien.
6. Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode
survei.
Pengukurannya dilakukan dengan cara berikut :
1. Pengukuran dilakukan secara langsung melalui interview dengan
menggunakan kuesioner kepada pasien.
2. Kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan skala
ordinal mengenai harapan dan kinerja yang terkait dengan atribut yang ada.
Untuk tingkat harapan terdiri dari ”sangat tidak penting”, ”tidak penting”,
”penting”, dan ”sangat penting”. Untuk tingkat kenyataan (kinerja) terdiri
dari ”sangat tidak baik”, ”tidak baik”, ”baik”, dan ”sangat baik”.
3. Responden diminta menilai seberapa besar harapan mereka terhadap suatu
atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan terhadap atribut
tersebut.
4. Responden diminta merangking elemen atau atribut penawaran dari
pertanyaan pertanyan yang ada berdasarkan derajat kepentingan setiap
elemen dan seberapa baik kinerja puskesmas pada masing-masing elemen.5
7. Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu dalam arti sempit adalah mutu produk (barang/jasa). Sedang
dalam arti luas mutu mencakup mutu sumber daya (input), mutu pelayanan
(proses), mutu kerja (out put), mutu informasi,mutu lingkungan kerja dan
sebagaimya.1
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya standar profesi
yang baik dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil outcomes
seperti yang diharapkan yang menyangkut pelayanan pasien, diagnosa,
prosedur atau tindakan pemecahan masalah klinis. Jadi definisi ini berorientasi
pada proses dan hasil.1
Dimensi mutu pelayanan kesehatan, menurut Lori Di Prete Brown
dalam bukunya “Quality Assurace of Health Care in Developing Countries”,
kualitas merupakan fenomena yang komprehensif dan multi dimensi. Kegiatan
menjaga mutu dapat menyangkut satu atau beberapa dimensi seperti (8 dimensi
mutu pelayanan) sebagai berikut :1
1. Kompetensi tekhnis (technical competence)
2. Akses terhadap pelayanan (access to service)
3. Efektvitas (Effectiveness)
4. Efisiensi (Efficiency)
5. Kontinuitas (continuity)
6. Keamanan (safety)
7. Hubungan antar manusia (interpersonal relations)
8. Kenyamanan (amenities)
Pelayanan medis yang bermutu seperti dikemukakan oleh Avedis
Donabedian, dari pendapat lee and Jones, adalah sebagai berikut.1
1. Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang
rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan
2. Pelayanan medis yang baik, menekan pencegahan
3. Pelayanan medis yang baik, memerlukan kerja sama yang cerdik
(intelligent) antara pasien yang awam dan para praktisi ilmiah medis
4. Pelayanan medis yang baik, memperlakukan individu seutuhnya
5. Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang
akrab dan berkesinambungan antara dokter dengan pasien
6. Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan
kesejahteraan sosial
7. Pelayanan medis yang baik, mengkoordinasikan semua jenis pelayanan
kesehatan
8. Pelayanan medis yang baik bila termasuk pelaksanaan semua pelayanan
yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan
semua orang
Gambaran tentang pelayanan medis yang baik dalam penelitian
Catwright, di England and Wales, 1964 mengenai pendapat mutu dan tentang
dokternya yaitu menyangkut1 :
1) Tentang sifat atau kepribadian
tenggang rasa dan penuh perhatian, simpatik dan bersahabat
mudah dihubungi atau “bersahaja”
sifat yang menyenangkan atau bersahabat
mendengarkan, mempunyai kesabaran, mempunyai waktu
terus terang, jujur apa adanya, atau blak-blakan
baik terhadap anak
memberikan kepercayaan
menjelaskan suatu hal
2) Cara mengurus pasien
Cakap, mengetahui kesanggupannya, sehubungan dengan
tugasnya
Tanpa menggerutu
Cermat dan teliti, berhati nurani
Tanggap merujuk ke Rumah Sakit bila diperlukan
3) Mutu klinik
Tentang bagaimana pendapat pasien yang dirawat dalam waktu cukup
lama terhadap mutu klinik yang merawatnya.Sussman, et al melakukan
penelitian di Cleveland 1961, memberikan gambaran pasien tentang mutu
klinik yaitu apakah :
Dokter terlatih dengan baik
Melihat dokter yang sama setiap visite
Perhatian pribadi dokter terhadap pasien
Pembiayaan yang transparan
Waktu tunggu yang singkat
Informasi yang benar dan jelas
Ruang istirahat yang baik
Staf yang menyenangkan
Ruang tunggu yang nyaman
B. Kerangka Teori
Karakteristik Pasien:
Jenis kelamin
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Pelayanan kesehatan:
1.Fasilitas Kesehatan
2.Perawatan Kesehatan Gigi
Kepuasan
Kinerja dan performance
petugas kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah deskriptif dengan metode
survei di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan
Kebagusan periode 3 Juni – 21 Juni 2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada saat pasien datang ke Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan Kebagusan periode 3 Juni – 21 Juni
2013
3.2.1 Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Letak geografis dan demografi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
Gambar 1. Geografi dan Demografi Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu
Gambar 2. Geografi dan Demografi Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu Gambar 1 dan 2 menjelaskan bahwa menunjukkan geografi dan
demografi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
Topografi dan Geografi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
1. Lokasi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terletak di bagian Selatan
Ibukota DKI Jakarta. Ketinggian Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
kira-kira 26 M di atas permukaan laut, suhu rata-rata 27oC, curah
hujan rata-rata 180.3 mm / tahun dan dibatasi oleh dua buah sungai
yaitu Sungai Ciliwung di sebelah timur dan Sungai Krukut di sebelah
barat.
Gambar 3. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
2. Wilayah kerja
Meliputi seluruh wilayah Kecamatan Pasar Minggu yang terdiri dari
65 RW dan 728 RT
3. Batas – batas wilayah
Sebelah Utara : Jalan Empang Tiga, Jalan H.Samali dan Jalan Pulo Kecamatan Pancoran
Sebelah Barat : Kali Krukut Kecamatan Cilandak Sebelah Timur : Kali Ciliwung Kecamatan Kramat Jati
Jakarta Timur Sebelah Selatan : Kecamatan Jagakarsa
3.2.2 Puskesmas Kelurahan Kebagusan
Letak geografis dan demografi Puskesmas Kelurahan Kebagusan
Gambar 4. Geografi dan Demografi Puskesmas Kelurahan Kebagusan
Gambar 5. Geografi dan Demografi Puskesmas Kelurahan Kebagusan
Topografi dan Geografi Puskesmas Kelurahan Kebagusan
1. Lokasi
Puskesmas Kelurahan Kebagusan terletak di Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Daerah Kebagusan memiliki wilayah yang
terbagi atas Kebagusan Besar, Kebagusan Kecil dan Kebagusan
Wates.
Gambar 6. Puskesmas Kelurahan Kebagusan
2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebagusan meliputi seluruh
Wilayah Kelurahan Kebagusan dengan luas 226 Ha yang terdiri dari
8 RW dan 87 RT.
3. Batas-batas Wilayah
Sebelah Utara : Pasar Minggu
Sebelah Selatan : Jagakarsa
Sebelah Barat : Ragunan
Sebelah Timur : Lenteng Agung
3.3 Metode Pengambilan Data dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian survei, yaitu penelitian menggunakan pengisian kuesioner pada pasien
di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan Kebagusan.
Alat-alat yang digunakan pada saat survei adalah :
1. Kuesioner
2. Alat Tulis
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner diolah secara sederhana
dengan menggunakan tabel-tabel distrisbusi frekuensi dan disertai perhitungan
dalam bentuk persentase.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jumlah pasien yang di data dari dua puskesmas pada tanggal 3 juni sampai 21
juni 2013 adalah 93 pasien, dengan rincian 61 pasien berasal dari Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu, 32 pasien berasal dari Puskesmas Kelurahan Kebagusan.
Berdasarkan data tersebut jumlah kunjungan pasien ke puskesmas dapat dilihat
prevalensi melalui sebagai berikut:
Nama
Puskesmas
Jumlah Kunjungan
∑
PasienPersentase
∑
Perempuan
Persentase
(%)
∑
Laki - lakiPersentase
Pasar
Minggu61 65,6% 39 64% 22 36%
Kebagusan 32 34,4% 19 59,4 % 13 40,6 %
Jumlah 93 100% 58 61,7 % 35 38,3 %
Tabel 1. Distribusi Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis kelamin
Pada tabel 1 terlihat jumlah kunjungan pasien terbanyak pada Puskesmas Pasar Minggu sebesar 65,6 %, dengan pasien berjenis kelamin perempuan sebesar 64 % dan
jenis kelamin laki – laki 36 %
4.1. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
A. Berdasarkan jenis kelamin pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah kunjungan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah pasien Presentase pasien
Laki-laki 22 36%
Perempuan 39 64%
Total 61 100%
Pada tabel 2 terlihat Kunjungan Tertinggi kepuasan pasien yang berkunjung di Unit
Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan jenis kelamin yaitu
Perempuan sebanyak 39 pasien dengan presentase 64%
Tabel 3. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin
Kepuasan pasien
Buruk Presentase buruk
Sedang Presentase sedang
Baik Presentase baik
Laki-laki 0 0% 12 46,15% 10 32,25%
Perempuan 0 0% 14 53,84% 25 67,74%
Total 0 0% 26 100% 35 100%
Pada tabel 3 terlihat Gambaran Tertinggi kepuasan pasien yang berkunjung di Unit
Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan jenis kelamin yaitu
Perempuan dengan jumlah pasien 25 dan presentase 67,74%
B. Berdasarkan usia pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Kebagusan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah pasien Presentase pasien
<20 4 6,5%
21-30 20 32,78%
31-40 11 18%
41-50 13 21,3%
51-60 9 14,7%
>60 4 6,5%
Total 61 100%
Pada tabel 4 terlihat Gambaran Tertinggi kepuasan pasien yang berkunjung di
Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan usia yaitu
pasien dengan usia diantara 21-30 tahun dengan jumlah 20 dan presentase 32,78%
Tabel 5. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Usia
Usia (tahun)
Kepuasan pasien
Tidak puas
Presentase tidak puas
Puas Presentase puas
Sangat puas
Presentase sangat puas
<20 0 0% 1 5% 3 8,3%
20-30 0 0% 11 30% 9 25%
31-40 0 0% 2 10% 9 25%
41-50 0 0% 7 35% 6 16,6%
51-60 0 0% 4 20% 5 13,8%
>60 0 0% 0 0% 4 11%
Total 0 0% 25 100% 36 100%
Pada tabel 5 terlihat Gambaran Tertinggi kepuasan pasien yang berkunjung di Unit
Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan usia yaitu sekitar
umur 21-30 dan 31-40 tahun yaitu sebanyak 9 pasien dengan presentase 25%.
C. Berdasarkan Tingkat Pendidikan pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Gambaran Kepuasan Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasien di
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Tingkat PendidikanJumlah
pasien
Presentase
Pasien
SD Kebawah 6 9,8%
SLTP 12 19,6%
SLTA 28 45,9%
D1-D2-D3 5 8,19%
S1 10 16,39%
S2-3 keatas 0 0%
Total 61 100%
Pada tabel 6 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pendidikan terahir yaitu
SLTA yaitu sebanyak 28 pasien dengan presentase 45,9%
Tabel 7. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan
Kepuasan pasien
Tidak puas
Presentase tidak puas
Puas Presentase puas
Sangat puas
Presentase sangat puas
SD Kebawah
0 0% 1 5% 5 13,8%
SLTP 0 0% 13 30% 7 19,4%
SLTA 0 0% 2 10% 15 41,6%
D1-D2-D3 0 0% 2 35% 3 8,3%
S1 0 0% 4 20% 6 16,6%
S2-3 keatas 0 0% 0 0% 0 0%
Total 0 0% 25 100% 36 100%
Pada tabel 7 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pendidikan terahir yaitu SLTA
yaitu sebanyak 15 pasien dengan presentase 41,6%
D. Berdasarkan Pekerjaan pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Gambaran Kepuasan Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasien di
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Pada tabel 8 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pekerjaan yaitu lainnya
sebagian besar sebagai ibu rumah tangga dimana sebanyak 39 pasien dengan
presentase 63,9%
PekerjaanJumlah
pasien
Presentase
Pasien
PNS/TNI/POLRI 2 3,2%
PEGAWAI SWASTA 10 16,3%
WIRASWASTA 6 9,8%
PELAJAR/MAHASISWA 4 6,5%
LAINNYA 39 63,9%
Total 61 100%
Tabel 9. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Kepuasan pasien
Tidak
puas
Presentase
tidak puas
Puas Presentase
puas
Sangat
puas
Presentase
sangat puas
PNS/TNI/
POLRI
0 0% 1 4% 1 2,7%
PEGAWAI
SWASTA
0 0% 4 16% 6 16,6%
WIRA
SWASTA
0 0% 2 8% 4 11,1%
PELAJAR/
MAHASIS
WA
0 0% 1 4% 3 8,3%
LAINNYA 0 0% 17 68% 22 61,1%
Total 0 0% 25 100% 36 100%
Pada tabel 9 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pekerjaan pasien yaitu SLTA
yaitu sebanyak 22 pasien dengan presentase 61,1%
4.2 Puskesmas Kelurahan Kebagusan
A. Berdasarkan jenis kelamin pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan
Kebagusan adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Jumlah kunjungan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kelurahan berdasarkan Jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah pasien Presentase pasien
Laki-laki 13 40,6%
Perempuan 19 59,4%
Total 32 100%
Pada tabel 10 terlihat Kunjungan pasien di Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kelurahan
Kebagusan berdasarkan jenis kelamin yaitu Perempuan sebanyak 19 pasien dengan
presentase 59,4%
Tabel 11. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kelurahan berdasarkan Jenis kelamin
Jenis
Kelamin
Kepuasan pasien
Kurang
puas
Presentase
kurang puas
Cukup
puas
Presentase
cukup puas
Sangat
puas
Presentase
sangat puas
Laki-laki 0 0% 11 64,7% 8 53,3%
Perempuan 0 0% 6 35,3% 7 46,7%
Total 0 0% 17 100% 15 100%
Pada tabel 11 terlihat Gambaran kepuasan tertinggi pasien yang berkunjung di Unit
Pelayanan Gigi Puskesmas Kelurahan Kebagusan berdasarkan jenis kelamin yaitu
laki-laki sebanyak 8 pasien dengan presentase 53,3%
B. Berdasarkan usia pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Kebagusan
adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Jumlah kunjungan pasien di Unit Pelayanan Gigi Puskesmas
Kelurahan berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah pasien Presentase pasien
<20 4 12,5%
21-30 2 6,2%
31-40 15 46,9%
41-50 4 12,5%
51-60 4 12,5%
>60 3 9,4%
Total 32 100%
Pada tabel 12 terlihat kunjungan pasien terbanyak di Unit Pelayanan Gigi Puskesmas
Kelurahan Kebagusan berdasarkan usia yaitu sekitar umur 31-40 tahun sebanyak 15
pasien dengan presentase 46,9%
Tabel 13. Gambaran kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kelurahan berdasarkan Usia
Usia
(tahun)
Kepuasan pasien
Kurang
puas
Presentase
kurang
puas
Cukup
puas
Presentase
cukup puas
Sangat
puas
Presentase
sangat puas
≤20 0 0% 3 17,6% 1 6,7%
21-30 0 0% 2 11,8% 0 0%
31-40 0 0% 10 58,8% 5 33,3%
41-50 0 0% 2 11,8% 2 13,3%
51-60 0 0% 0 0% 4 26,7%
>60 0 0% 0 0% 3 20%
Total 0 0% 17 100% 15 100%
Pada tabel 13 Gambaran kepuasan tertinggi pasien berdasarkan usia yaitu
sekitar umur 31-40 yaitu sebanyak 5 pasien dengan presentase 33,3%
C. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Kelurahan Kebagusan adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Jumlah kunjungan Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasien di
Puskesmas Kelurahan Kebagusan
Tingkat Pendidikan Jumlah pasien Presentase Pasien
SD Kebawah 4 12,5%
SLTP 8 25%
SLTA 14 43,7%
D1-D2-D3 3 9,4%
S1 3 9,4%
S2-3 keatas 0 0%
Total 32 100%
Pada tabel 14 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pendidikan terahir yaitu
SLTA yaitu sebanyak 14 pasien dengan presentase 43,7%
Tabel 15. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kelurahan berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat
Pendidikan
Terkhir
Kepuasan pasien
Tidak
puas
Presentase
tidak puas
Puas Presentase
puas
Sangat
puas
Presentase
sangat puas
SD
kebawah
0 0% 3 17,6% 1 6,7%
SLTP 0 0% 4 23,5% 4 26,6%
SLTA 0 0% 6 35,3% 8 53,3%
D1-D2-D3 0 0% 2 11,8% 1 6,7%
S1 0 0% 2 11,8% 1 6,7%
S2-3 keatas 0 0% 0 0% 0 0%
Total 0 0% 17 100% 15 100%
Pada tabel 15 Gambaran kepuasan pasien tertinggi berdasarkan pendidikan
terahir yaitu SLTA yaitu sebanyak 8 pasien dengan presentase 53,3%
D. Berdasarkan Pekerjaan pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kelurahan
Kebagusan adalah sebagai berikut:
Tabel 16. Jumlah kunjungan Pasien Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Kelurahan Kebagusan
Tingkat PendidikanJumlah
pasien
Presentase
Pasien
PNS/TNI/Polri 2 6,25%
Pegawai Swasta 7 21,9%
Wiraswasta 2 6,25%
Pelajar/ Mahasiswa 4 12,5%
Lainnya 17 53,1%
Total 32 100%
Pada tabel 16 kunjungan pasien tertinggi berdasarkan pekerjaan yaitu Lainnya
sebanyak 17 pasien dengan presentase 53,1%
Tabel 17. Gambaran Kepuasan pasien yang berkunjung di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kelurahan berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat
Pekerjaan
Kepuasan pasien
Tidak
puas
Presentase
tidak puas
Puas Presentase
puas
Sangat
puas
Presentase
sangat puas
PNS/TNI/Polri 0 0% 1 5,9% 1 6,7%
Pegawai Swasta 0 0% 2 11,8% 5 33,3%
Pelajar/
Mahasiswa
0 0% 1 5,9% 1 6,7%
Wiraswasta 0 0% 3 17,6% 1 6,7%
Lainnya 0 0% 10 58,8% 7 46,6%
Total 0 0% 17 100% 15 100%
Pada tabel 17 Gambaran kepuasan pasien tertinggi berdasarkan pekerjaan
yaitu Lainnya yaitu sebanyak 7 pasien dengan presentase 46,6%
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil survei yang kami lakukan, total pasien yang di survei dalam penelitian
ini berjumlah 93 pasien, dengan rincian 61 pasien berasal dari Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu, 32 pasien berasal dari Puskesmas Kelurahan Kebagusan. Dari data yang
didapat pada saat dilakukan survei, maka persentase jumlah kunjungan pasien terbanyak
pada Puskesmas Pasar Minggu sebesar 65,6%, dengan pasien berjenis kelamin
perempuan sebesar 64 % dan jenis kelamin laki – laki 36% dibandingkan dengan
Puskesmas Kelurahan Kebagusan sebesar 34,4%, dengan pasien berjenis kelamin
perempuan sebesar 59,4 % dan jenis kelamin laki – laki sebesar 40,6%.
Survei yang dilakukan pada kunjungan pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi
berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Kecamtan Pasar minggu lebih banyak
perempuan dibanding laki-laki dengan hasil survei hasil pasien perempuan sebanyak 39
pasien dengan presentase sebanyak 64% dan pasien laki-laki sebanyak 22 pasien dengan
presentase 36%. sedangkan pada kunjungan pasien di Unit Pelayanan Gigi Kelurahan
Kebagusan lebih banyak perempuan dibanding laki-laki dengan hasil survei pasien
perempuan sebanyak 19 pasien dengan prsentase sebanyak 59,4% dan pasien laki- laki
sebanyak 13 pasien dengan presentase 40,6%. Gambaran Kepuasan pasien yang
berkunjung di Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan pasar minggu berdasarkan
Jenis kelamin yaitu pasien kelamin perempuan dengan presentase 67,74% dan pasien
laki-laki sebanyak 10 pasien dengan presentase 32,25% sedangkan di Puskesmas
Kelurahan Kebagusan berdasarkan Jenis kelamin yaitu pasien kelamin laki-laki lebih
puas di bandingkan dengan perempuan yaitu laki-laki sebanyak 8 pasien dengan
presentase 53,4% dan pasien perempuan sebanyak 7 pasien dengan presesentase 46,7%.
Kunjungan terbanyak pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi berdasarkan Usia
di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu antara usia 21-30 tahun sebanyak 20 pasien
(32,78%) dengan gambaran kepuasan tertinggi antara usia 21-30 tahun sebanyak 9
pasien (25%) dan antara usia 31-40 tahun sebanyak 9 pasien (25%) sedangkan pada
kunjungan terbanyak pasien di Unit Pelayanan Gigi Kelurahan Kebagusan adalah antara
usia 31-40 tahun sebanyak 15 pasien (46,9%) dengan gambaran kepuasan tertinggi
antara usia 31-40 tahun sebanyak 5 pasien (33,3%)
Kunjungan terbanyak pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi berdasarkan
Tingkat Pendidikan Terakhir di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu yaitu pendidikan
terakhir SLTA sebanyak 28 pasien (45,9%) dengan gambaran kepuasan tertinggi SLTA
sebanyak 15 pasien (41,6%) sedangkan pada kunjungan terbanyak pasien di Unit
Pelayanan Gigi Kelurahan Kebagusan yaitu pendidikan terakhir SLTA sebanyak 14
pasien (43,7%) dengan gambaran kepuasan tertinggi SLTA sebanyak 8 pasien (53,3%)
Kunjungan terbanyak pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi berdasarkan
Pekerjaan di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu yaitu pekerjaan lainnya sebanyak 39
pasien (63,9%) dengan gambaran kepuasan tertinggi pekerjaan lainnya sebanyak 22
pasien (61,1%) sedangkan pada kunjungan terbanyak pasien di Unit Pelayanan Gigi
Kelurahan Kebagusan yaitu pekerjaan lainnya sebanyak 17 pasien (53,1%) dengan
gambaran kepuasan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kepuasan konsumen / pelanggan ialah suatu bentuk perasaan seseorang yang
mendapatkan pengalaman kerja (atau hasil) yang telah memenuhi harapannya.
Seseorang akan memiliki pengalaman dalam satu atau tiga jenis kepuasan. Jika yang
diperolehnya melebihi dari hasil yang diharapkannya, maka seseorang tersebut akan
memperoleh kepuasan pada tingkat yang tinggi, jika yang diterimanya sesuai dengan
apa yang ia harapkan maka orang itu akan merasa puas, dan jika hasil yang ia terima
kurang dari apa yang ia harapkan maka orang tersebut akan merasa kecewa.
Banyak pasien yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Unit
Pelayanan Gigi di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan
Kebagusan. Kepuasan tersebut dipengaruhi dari beberapa faktor. Hasil analisis diatas
menjelaskan bahwa kepuasan yang didapat dari pasien di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kelurahan Kebagusan dipengaruhi
beberapa karakteristik yang terdiri dari; jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan.
Namun tidak semuanya dapat mempengaruhi kepuasan.
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada pasien yang berkunjung ke Unit
Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, Puskesmas Kelurahan Kebagusan
pada tanggal 3 Juni 2013 sampai 21 Juni 2013 didapatkan bahwa :
Pasien yang
berkunjung
ke Unit
Pelayanan
Gigi di
Puskesmas
Jumlah
kepuasan
terbanyak
berdasarkan
jenis kelamin
Jumlah kepuasan
terbanyak
berdasarkan usia
Jumlah
kepuasan
terbanyak
berdasarkan
Pendidikan
Terakhir
Jumlah kepuasan
terbanyak
berdasarkan
Pekerjaan
Pasar MingguPerempuan (64%) Usia 21-30 tahun
dan 31-40 tahun
(25%)
SLTA
(41,6%)Lainnya (61,1%)
Kebagusan Laki-laki (53,3%)Usia 31-40 tahun
(33,3%)
SLTA
(53,3 %)Lainnya (53,1%)
Demikian hasil yang diperoleh sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan
tertinggi pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu lebih banyak perempuan, sedangkan Puskesmas Kelurahan Kebagusan lebih
banyak laki-laki.
Selain itu kepuasan tertinggi pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dirasakan pada usia 21-30 tahun dan 31-40 tahun
yaitu sebanyak 25%, namun di Puskesmas Kelurahan Kebagusan dirasakan lebih
banyak yaitu pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 33,3%
Kepuasan pasien terbanyak juga dirasakan pada pasien dengan pendidian
terakhir SLTA dengan pekerjaan Lainnya (Ibu Rumah Tangga) di Unit Pelayanan Gigi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu maupun di Puskesmas Kelurahan Kebagusan.
6.2 Saran :
a. Untuk Puskesmas agar dapat memberikan pelayanan, penjelasan, atau
informasi tentang pentingnya melakukan perawatan gigi dan mulut.
b. Untuk Kader kesehatan memberikan pembinaan dan pemeliharaan,
membimbing masyarakat tentang cara merawat gigi dan mulut secara
benar dan berkesinambungan.
c. Untuk FKG UPDM (B) meningkatkan mutu pendidikan dalam membuat
karya ilmiah.
d. Untuk masyarakat agar melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut berkala setiap 6 bulan sekali
Daftar pustaka
1. Wijono, Djoko, MS. 2008. Manajemen Puskesmas – Kebijakan dan Strategi. Surabaya:
CV. DUTA PRIMA AIRLANGGA.
2. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas. Jakarta: CV. SAGUNG SETO
3. Jurnal Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Jasa Pelayanan
Kesehatan (Menggunakan Metoda Performance Importance Analysis di
Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sumedang) oleh Prima Naomi pada :
http://jurnal.upi.edu/file/Prima_Naomi.pdf
4. Jurnal Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Terhadap Kepuasan Pasien di
Puskesms Simpang Tiga Pekanbaru – Riau Tahun 2009.
5. Jurnal Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas
Pelayanan (Studi Kasus : Rsu Bhakti Asih Tangerang) oleh Velma Fidelia
Rahmani