Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Gambaran tingkat kepuasan pasien
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PERAWAT DI
UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
Iwan Setiawan 1I Made Kariasa
2
1Iwan Setiawan : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr.
Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424
Email : [email protected]
2I Made Kariasa: Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424
E-mail: [email protected]
Abstrak
Tingkat kepuasan merupakan cermin dari kualitas pelayanan di rumah sakit. Tingkat kepuasan adalah perbandingan antara
harapan dan kenyataan. Dikatakan puas jika harapan lebih dari kenyataan dan dikatakan tidak puas jika harapan kurang
dari kenyataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di unit gawat darurat Rumah
Sakit Haji Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak
100 dengan menggunakan tehnik simple rondom sampling. Hasil menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien adalah
90 %. Saran untuk rumah sakit adalah untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan cara mengadakan kegiatan seperti in
house training / pelatihan tentang komunikasi teraupetik dan caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Kata kunci:, Dimensi mutu , pelayanan perawat, dan tingkat kepuasan.
Abstract
The level of satisfaction is a reflection of the quality of care in hospitals. The level of satisfaction is a comparison between
expectations and reality. Said to be satisfied if the expectation over reality and said none were satisfied if the expectation is
less than reality. This study aims to describe the level of patient satisfaction in the emergency department Haji Jakarta
Hospital. Design was a descriptive cross sectional approach. Number of respondents is 100 by using simple rondom
sampling techniques. Results show an overview of patient satisfaction was 90 %.. Suggest for the hospital is to further
improve services by doing such as in-house training / training on theraupetic communication and caring in providing
services to patients.
Keyword : quality dimension, nursing services, and l evel of satisfaction
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
Pendahuluan
Persaingan bisnis di bidang kesehatan terjadi
pada seluruh tingkat pelayanan kesehatan.
Rumah sakit harus selalu melakukan upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar
tetap bertahan dan berkembang sehingga
pelanggan akan merasa puas. Kualitas yang
rendah akan menimbulkan ketidakpuasan pada
pelanggan, tidak hanya pelanggan yang
menerima layanan tersebut tapi juga berdampak
pada orang lain. Karena, pelanggan yang
kecewa akan bercerita paling sedikit kepada 15
orang lainnya. Dampaknya, calon pelanggan
akan beralih pilihannya kepada pesaing
(Lupiyadi dan Hamdani, 2006).
Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau
kecewa yang ada pada seseorang setelah
membandingkan hasil penampilan atau outcome
produk terhadap hasil yang diharapkan (Kotler
dan Keller,2007). Kepuasan dimulai dari
penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
datang, sampai pasien meninggalkan rumah
sakit.
Di rumah sakit Haji Jakarta sudah dilakukan
survey tentang kepuasan pasien baik yang
dilakukan secara umum ataupun setiap ruangan.
Survey ini dilakukan oleh bagian Marketing
dan dilakukan setiap tiga bulan. Tingkat
kepuasan pasien terhadap perawat di
ruang unit gawat darurat berkisar antara 70 – 95
%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana gambaran tingkat kepuasan pasien
terhadap perawt di unit gawat darurat Rumah
Sakit Haji Jakarta tahun 2013.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang
datang berobat ke unit gawat darurat, kondisi
sadar , berumur lebih dari 15 tahun dan
bersedia menjadi responden dengan
menandatangani formulir informed consent.
Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk
penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik Simple Random
Sampling. Peneliti menggunakan prinsip etik
umum dalam penelitian yaitu respect for
persons dan beneficience (Komisi Nasional
Etik Penelitian Kesehatan Departemen
Kesehatan RI, 2007).
Instrumen yang digunakan dalam bentuk
kuesioner yang diisi oleh responden dan
kemudian dilakukan pengolahan data sesuai
dengan langkah-langkah editing, coding,
entry,tabulating, dan cleaning (Polit, 2006).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
uji univariat yaitu distribusi frekuensi dan
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
proporsinya agar dapat diketahui karakteristik
dari subyek penelitian.
Hasil
Tabel 1. Karakteristik Responden ( n = 100)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia
Dewasa muda 22 22
Dewasa tengah 68 68
Dewasa tua 10 10
Jenis Kelamin
Laki-laki 59 59
Perempuan 41 41
Pendidikan
Tinggi 64 64
Menengah 36 36
Rendah 0 0
Pekerjaan
Formal 37 37
Non formal 49 49
Tidak bekerja 14 14
Tabel 2. Tingkat Kepuasan berdasarkan
karakteristik responden Karakteristik Tingkat Kepuasan Total
Tidak
puas
Puas
Usia
Dewasa muda 1 (1%) 21 (21%) 22 (22%)
Dewasa tengah 1 (1%) 66 (66%) 68 (68%)
Dewasa tua
2 (2%) 8 (8%) 10 (10%)
Jenis kelamin
Laki –laki 5 ( 5%) 54 ( 54%) 59 (59%)
Perempuan 3 (3%) 38 (38%) 41 ( 41%)
Pendidikan
Tinggi 6 (6%) 58 (58%) 64 ( 64%)
Menengah 2 (2 %) 34 (34%) 36 (36%)
Rendah 0 ( 0%) 0 ( 0 %) 0 ( 0%)
Pekerjaan
Formal 3(3%) 34(34%) 36(36%)
Non Formal 3(3%) 46(46%) 49(49%)
Tidak Bekerja 2(2%) 12(12%) 14(14%)
Tabel 3. Tingkat Kepuasan dilihat dari
Dimensi Tangible, reliability, responsivenss,
assurance dan emphaty
0102030405060708090
100
puas
tidak puas
Pembahasan
Semua responden berdasarkan karateristik umur
didapatkan gambaran bahwa tingkat
kepuasannya berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena harapan dari seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti pertumbuhan dan
perkembangan, pengalaman dan lain-lain.
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin
didapatkan bahwa gambaran tingkat kepuasan
antara laki-laki dan perempuan berbeda.
Pendapat ini didukung oleh Barata (2006) yang
menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan
lebih sering memanfaatkan pelayanan
kesehatan karena perempuan dianggap lemah,
tidak rasional dan kurang pengalaman. Selain
itu, Ratnawati (2006) menyatakan bahwa
persentase laki-laki dan perempuan adalah
sama dalam merasakan kepuasan dikarenakan
seiring dengan perkembangan zaman dimana
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
cara berpikir antara laki-laki dan perempuan
cenderung sama.
Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan
gambaran bahwa tingkat kepuasan pada orang
yang berpendidikan berbeda-beda. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Barata (2006) yang menyatakan
bahwa orang yang berpendidikan rendah jarang
memikirkan hal-hal yang ada diluar daya
nalarnya sehingga mudah merasakan kepuasan
sedangkan orang yang berpendidikan tinggi
lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhannya
dan cenderung merasa tidak puas. Siagian
(2001 dalam Rohyadi, 2004) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin besar harapannya sehingga
semakin tinggi seseorang akan semakin rendah
tingkat kepuasannya
Berdasarkan pekerjaan responden didapatkan
gambaran bahwa tingkat kepuasannya berbeda-
beda. Notoatmodjo (2001) menyatakan bahwa
pekerjaan berhubungan dengan kejadian
kesakitan dimana timbulnya penyakit dapat
disebabkan oleh lingkungan pekerjaan, situasi
pekerjaan yang penuh dengan stress dan ada
tidaknya gerak badan di dalam pekerjaan.
Kondisi ini memungkinkan orang yang bekerja
memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Hasibuan (2001)
menjelaskan bahwa pekerjaan berpengaruh
terhadap kepuasan. Seseorang yang bekerja
lebih tinggi harapannya dibandingkan dengan
yang tidak bekerja.
Berdasarkan tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi mutu tangible didapatkan gambaran
tingkat kepuasan yang berbada-beda. Menurut
Kotler (2000) dalam Buchari Alma (2005),
bahwa bukti langsung pelayanan yaitu
penampilan fasilitas fisik, peralatan dan
berbagai materi komunikasi yang baik,
menarik, terawat lancar yang berhubungan
dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Penampilan perawat adalah penampilan, baik
berupa fisik maupun non fisik yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas
dari pihak lain. Penampilan seseorang
merupakan salah satu hal pertama yang
diperhatikan selama komunikasi interpersonal.
Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4
menit pertama dan 84 % dari kesan terhadap
seseorang berdasarkan penampilannya (Lailli
Ascoi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Berdasarkan tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi mutu reliability didapatkan gambaran
tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Menurut
Kotler (2000) dalam Buchari Alma (2005),
bahwa kehandalan pelayanan yaitu kemampuan
untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan terpercaya, akurat, dan konsisten
dan hal tersebut berhubungan dengan dengan
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
tingkat kepuasan pelanggan. Reliabilitas
perawat adalah kehandalan perawat dalam
melayani pasien di rumah sakit, seperti
kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
asuhan keperawatan. Hal ini sangat penting
karena apabila keluhan tersebut tidak segera
ditanggapi maka akan timbul rasa tidak puas
terhadap pelayanan keperawatan (Rahmulyono,
2008). Dari penelitian Moenir (2002)
menyimpulkan bahwa kehandalan perawat yang
kurang akan mengganggu pelayanan terhadap
pasien.
Berdasarkan tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi mutu responsiveness didapatkan
gambaran tingkat kepuasan yang berbeda-beda
Menurut Kotler (2000) dalam Buchari Alma
(2005), bahwa daya tanggap petugas yaitu
kemauan dari perawat dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa
dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan dari konsumen dan hal tersebut
berhubungan dengan tingkat kepuasan
pelanggan. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Zeithmal dan Binner (1996) bahwa
untuk pasar konsumen kesehatan, menuju
kepuasan konsumen dalam hal ini pasien adalah
dengan bersedia mendengarkan keluhan, tidak
membiarkan pasien menunggu, serta sebagai
perawat adalah tenaga professional yang
seharusnya mudah diakses oleh pasien.
Membiarkan pasien menunggu tanpa adanya
suatu alasan yang jelas dapat menyebabkan
persepsi yang negative dalam kualitas
pelayanan. Harapan pasien terhadap kecepatan
pelayanan hampir dapat dipastikan berubah
dengan kecenderungan naik dari waktu ke
waktu. Faktor komunikasi dan situasi fisik
disekeliling pelanggan yang menerima
pelayanan mempengaruhi penilaian pasien.
Komunikasi kepada pasien mengenai proses
pelayanan yang diberikan akan memebentuk
persepsi yang lebih positif salah satunya adalah
kesigapan dan ketulusan dalam menjawab
pertanyaan dan permintaan pasien. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rohmulyono (2008) yang menyatakan bahwa
respon perawat memberikan pengaruh positif
terhadap kepuasan pasien.
Berdasarkan tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi mutu assurance didapatkan gambaran
tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Menurut
Kotler (2000) dalam Buchari Alma (2000),
bahwa jaminan pelayanan yaitu kemampuan
perawat untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen, dan hal
tersebut berhubungan dengan tingkat kepuasan
pelanggan. Demi meningkatkan kualitas
pelayanan dan menjaga keselamatan pasien,
Rumah Sakit Haji Jakarta menerapkan “pasien
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
safety” dalam melaksanakan pelayanannya
sehingga pasien yang masuk akan merasa
aman dan terbebas dari infeksi nosokomial.
Berdasarkan tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi mutu emphaty didapatkan gambaran
tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Menurut
Kotler (2000) dalam Buchari Alma (2005),
bahwa perhatian petugas yang dimaksud adalah
yaitu kesediaan untuk lebih peduli memberikan
perhatian kepada pelanggan . Perhatian yang
diberikan perawat dapat dilakukan dengan
memperlihatkan sikap caring terhadap pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien, perawat menggunakan kata-kata
yang lemah lembut, sentuhan, memberikan
harapan, selalu berada disamping pasien saat
dibutuhkan sehingga pasien merasa puas
terhadap perhatian yang diberikan perawat.
Pasien yang merasa puas akan kembali lagi
memanfaatkan pelayanan rumah sakit jika
mereka membutuhkannya lagi (Kamaruzzaman,
2009). Long & Green (1994) berpendapat
bahwa perawat memiliki kontribusi yang unik
terhadap kepuasan pasien dan keluarganya.
Valentine (1997) menyatakan bahwa pelayanan
keperawatan dan perilku perawat merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap
kepuasan pasien (dikutip dari Wolf, Miller
&Devine, 2003). Sejalan dengan penelitian
Marajabessy (2008) bahwa peningkatan
prioritas kepuasan pasien adalah memperbaiki
kualitas pelayanan dengan mendistribusikan
pelayanan yang adil, ramah dan sopan.
Kesimpulan
1. Sebagian besar responden adalah
berumur dewasa tengah (31-60 tahun),
berjenis kelamin laki-laki,
berpendidikan tinggi, dan mempunyai
pekerjaan non formal.
2. Sebagian besar responden yang puas
berdasarkan umur adalah umur dewasa
tengah (66%),berdasarkan jenis kelamin
adalah responden dengan jenis kelamin
laki-laki (54%), berdasarkan pendidikan
adalah responden dengan pendidikan
tinggi(54%), dan berdasarkan
pekerjaan adalah responden dengan
pekerjaan non formal (54 %).
3. Responden yang puas dilihat dari
dimensi mutu tangible (89 %), dimensi
mutu reliability(76%).dimensi mutu
responsiveness (75 %), dimensi mutu
assurance ( 78 %) dan dimensi mutu
emphaty (77 %).
4. Responden yang puas adalah 90 %
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak I Made Kariasa, S.Kp., M.M., M.Kp.,
Sp.KMB sebagai pembimbing skipsi
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
Referensi
Azis Alimun Hidayat. (2007). Konsep Dasar
Keperawatan. ed 2, Jakarta: Salemba
Medika,
Aditama, T.Y. (1999),Manajemen Administrasi
Rumah Sakit. Jakarta : UI Press.
Afrizal, B. (2007),Analisis Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Program Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin)
Terhadap Mutu Layanan Puskesmas di
Kabupaten Serang Tahun 2007. Tesis
Program Pasca Sarjana FKM UI, Depok
Azmi, M., Norzalita, A. (2008). Determining
the Service Quality Dimensions and Zone
of Tolerance for Hospital Services in
Malaysia, The Business Review,
Cambridge Vol. 10 Num. 2 2008 pp 164 -
169 [serial online] 2012 [diakses 12
desember 2012] dari Proquest/ABI-
Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb.
Azwar, A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jakarta:.Pustaka Sinar
Harapan.
Bahar, L. (2006). Hubungan Antara Kualitas
Pelayanan dan Kepuasan Pasien di
Instalasi Rawat Inap dan Jalan Rumah
Sakit Budi Lestari Bekasi 2006, Tesis
Program Pasca Sarjana FKM UI, Depok.
Barata,A.A. (2006). Dasar-dasar Pelayanan
Prima. Jakarta : PT
AlexMediaKomputindo.
Chowdhury, M. ( 2008). Customer
Expectations and Management
Perceptions in Healthcare Service of
Bangladesh : An Overview, Journal of
Services Research, Volume 8, Number 2
(October 2008-March 2009) pp 121 - 140
[serial online] 2012 [diakses 12 Desember
2012] dari Proquest/ABI-Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb.
Gerson, R.F. (2004) . Mengukur Kepuasan
Pelanggan. Jakarta.: Penerbit PPM.
Irawan, H.( 2004). 10 Prinsip Kepuasan
Pelanggan, Paradigma Baru Merebut
Hati Pelanggan Untuk Memenangkan
Pelanggan, Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Kotler, P.(1997) . Manajemen Pemasaran,
Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengendalian, , Jakarta : Terjemahan,
Salemba Empat.
Kotler, P., Keller K.L.(2007). Manajemen
Pemasaran, Terjemahan, Jakarta:.PT
Indeks.
Lemeshow, S., Hosmer, DW., Klar, J., Lwanga,
SK.( 1997) . Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan, Yoyakarta: Gajah
Mada University Press.
Lutfiah. ( 2007). Hubungan Kepuasan Pasien
Askeskin Dengan Niat Berkunjung
Kembali di Pelayanan Kesehatan Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Serang Tahun 2007, Tesis
Program Pasca Sarjana FKM UI, Depok
Mostafa, M.M.(2005). An Emperical Study of
Patient Expectation and Satisfaction in
Egyptian Hospital, International Journal
of Health Care Quality Assurance, Vol
18, No 7, pp 516 - 532 [serial online]
2012 [diakses 12 Desember 2012] dari
Proquest/ABI-Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Jakarta : Salemba Medika.
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
Notoatmodjo,S. (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta
O’Connor, S., Shewehuk, R.(2006). The
Influence of Preceived Hospital Service
Quality on Patient Satisfaction an
Intentions to Return, Academy of
Management Proceedings, Vol 89, pp 95
- 99 [serial online] 2012 [diakses 12
Desember 2012] dari Proquest/ABI-
Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb
Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional, ed 2, Jakarta : Salemba
Medika.
Pohan, I.S. (2007). ,Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan, Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan, , Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Prastiwi,(2007). Hubungan Kepuasan Pasien
Bayar Terhadap Mutu Pelayanan dengan
Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas
Wisma Jaya Kota Bekasi, Tesis Program
Pasca Sarjana FKM UI, Depok.
Papalia, Diane, E, et,al. (2008). Human
Development ( Psikologi Perkembangan),
alih bahasa, A.K.Anwar.
Rangkuti, F.(2003). Measuring Customer
Satisfaction, Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan
Pelanggan Plus Analisis Kasus PLN-JP,
Jakarta. : PT Gramedia Pustaka Utama
.
Resmisari ,R.( 2008). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepuasan pasien
terhadap Pelayanan Laboratorium
Klinik.
Strossmayer, J., Jelena, L. (2008). Measuring
Customer Satisfaction and Service
Quality : The Case of Croatia, The
Journal of American Academy of
Business, Cambridge Vol. 14 Num. 1
September 2008 pp 123 - 130 [serial
online] 2012 [diakses 12 Desember 2012]
dari Proquest/ABI-Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb
Supranto, J.(2001). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Jakarta : Rineka Cipta.
Supranto, J.(2006). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Jakarta : Rineka Cipta.
Shemwell, D.J., Yavas, U., and Bilgin,
Z.(1998). Customer-service Provider
Relationship: An Empirical Test of a
Model of Service Quality, Satisfaction
and relationship-oriented Outcome.
International Journal of Service Industry
Management, 9: pp 166-168 [serial
online] 2012 [diakses 12 Desember 2012]
dari Proquest/ABI-Inform Global.
http//www.proquest.com/pqdweb
Sudewi, R.(2006). Kualitas Pelayanan dan
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit,
Makalah disajikan dalam Konferensi
Nasional Praktik Pelayanan Kesehatan di
Indonesia 29 – 31 Agustus 2006, Jakarta.
Tjiptono, F., Diana, A.(2007). Total Quality
Management, Yogyakarta : Andi Offset.
Yulizar, A. (2004). Analisis Kepuasan Pasien
Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan
dan Minat Beli Ulang di Rumah Sakit
Wisma Rini Pringsewu Lampung Tahun
2004, Tesis Program Pasca Sarjana FKM
UI, Depok
Zeithaml, A,, Parasuraman, A., Berry, L.(1990).
Delivering Quality Service “Balancing
Customer Perceptionand Expectation”,
The Free Press, A Division of Mac Milan,
Inc, New York.
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013
Gambaran tingkat kepuasan pasien
Gambaran tingkat..., Iwan Setiawan, FIK UI, 2013