14
1 BAB I PENDAHULUAN Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. 1 Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir. 2 Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi. 3 Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa. 4 Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan

KEHAMILAN LETAK LINTANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEHAMILAN LETAK LINTANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang

lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,

sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1 Kelainan letak pada janin ini

termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia).

Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan

tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.2

Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat

terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan

muda dengan menggunakan ultrasonografi.3 Pemeriksaan USG juga bermanfaat

dalam menegakkan adanya plasenta previa.4

Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak

lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung

1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827

persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.

Insiden pada wanita dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinan 10 kali lebih

besar dari nullipara.1

Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya

diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan

letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun

janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di

samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering

akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk

melahirkan janin.1

Page 2: KEHAMILAN LETAK LINTANG

2

BAB II

LETAK LINTANG

II.1. DEFINISI

Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).

Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.5

II.2. PEMBAGIAN LETAK LINTANG6

A. Menurut letak kepala terbagi atas :

Lli I : kepala di kiri

Lli II : kepala di kanan

B. Menurut posisi punggung terbagi atas:

Dorso anterior (didepan)

Dorso posterior (di belakang)

Dorso superior (di atas)

Dorso inferior ( di bawah)

II.3. ETIOLOGI

Penyebab utama letak lintang adalah1,6,7 :

Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi. Wanita dengan paritas 4 atau lebih memiliki insiden letak lintang 10 kali lipat dibanding wanita nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga menimbulkan

Page 3: KEHAMILAN LETAK LINTANG

3

defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan terjadinya posisi oblik atau melintang.

Janin prematur

Plasenta previa

Cairan amnion berlebih ( hidramnion) dan kehamilan kembar

Panggul sempit dan tumor di daerah panggul

Kelainan bentuk rahim seperti uteruss arkuatus atau uterus subseptus

II.4. DIAGNOSIS6

(1) Inspeksi

Perut membuncit ke samping

(2) Palpasi

- Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan

- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul

- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri

(3) Auskultasi

Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.

(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

- Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.

- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.

- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.

Page 4: KEHAMILAN LETAK LINTANG

4

- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

 

II.5. MEKANISME PERSALINAN1,5,6

Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.

Page 5: KEHAMILAN LETAK LINTANG

5

Beberapa cara janin lahir spontan :

a. Evolutio spontanea

(1) Menurut DENMAN

Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.

(2). Menurut DOUGLAS

Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.

b. Conduplicatio corpore

Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie

Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.

Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.

Pada letak lintang biasanya :

- ketuban cepat pecah

- pembukaan lambat jalannya

- partus jadi lebih lama

- tangan menumbung (20-50%)

- tali pusat menumbung (10%)

Page 6: KEHAMILAN LETAK LINTANG

6

 

Keterangan :

VL : Versi Luar

VE : Versi Ekstraksi

Page 7: KEHAMILAN LETAK LINTANG

7

II.6. PENATALAKSANAAN

a. Pada kehamilan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.5

b. Pada persalinan

Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.5

II.7. PROGNOSIS

Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.1

♦ Bagi ibu

Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.6

♦ Bagi janin

Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :

Page 8: KEHAMILAN LETAK LINTANG

8

(1) Prolapsus funiculi

(2) Trauma partus

(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus

(4) Ketuban pecah dini6

Page 9: KEHAMILAN LETAK LINTANG

9

KESIMPULAN

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang

lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,

sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1 Kelainan letak pada janin ini

termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia).

Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan

tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.2

Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak

lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung

1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827

persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.1

Etiologi :

Penyebab utama letak lintang adalah1,6,7 :

Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi. Wanita dengan paritas 4 atau lebih memiliki insiden letak lintang 10 kali lipat dibanding wanita nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan terjadinya posisi oblik atau melintang.

Janin prematur

Plasenta previa

Cairan amnion berlebih ( hidramnion) dan kehamilan kembar

Panggul sempit dan tumor di daerah panggul

Kelainan bentuk rahim seperti uteruss arkuatus atau uterus subseptus

Page 10: KEHAMILAN LETAK LINTANG

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-9. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2. Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta

Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

3. Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www.

Uptodate.com

4. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar

Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta

5. Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito

2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.

6. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri :

Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.

7. Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L., Hauth, J. C., &

Wenstron, K. D. 2006. Obstetri William (21 ed., vol. 1). Jakarta: EGC