133
makalah Jumat, 11 Januari 2013 KELAHIRAN LETAK LINTANG TINJAUAN PUSTAKA LETAK LINTANG A. DEFINISI Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis yang sering disebut dengan distosia bahu. (Sarwono, 2002) Letak lintang adalah apabila sumbu janin melintang dan bisaanya bahu merupakan bagian terendah janin. (Sarwono, 2002)

Makalah letak lintang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

copyright

Citation preview

Page 1: Makalah letak lintang

makalah

Jumat, 11 Januari 2013

KELAHIRAN LETAK LINTANG

TINJAUAN PUSTAKA

LETAK LINTANG

A.    DEFINISI

Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada

pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu

miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu mengedan akan menyebabkan

bahu depan (anterior) berada di bawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran

menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada

bayi besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis yang sering disebut dengan

distosia bahu.

(Sarwono, 2002)

Letak lintang adalah apabila sumbu janin melintang dan bisaanya bahu merupakan bagian

terendah janin.

(Sarwono, 2002)

Pada letak lintang, bisaanya bahu berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala terletak

di salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain. Keadaan seperti ini disebut

sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Arah akromion menghadap sisi tubuh ibu

menentukan jenis letaknya yaitu letak akromion kiri atau kanan. Lebih lanjut, karena pada kedua

posisi tersebut punggung dapat mengarah ke anterior atau posterior, ke superior atau ke inferior,

bisaanya jenis letak lintang ini dapat dibedakan lagi menjadi letak lintang dorsoanterior dan

dorsoposterior.

(Cunningham, 1995)

Page 2: Makalah letak lintang

Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala

pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit

lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung

janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior), di atas (dorsosuperior),

di bawah (dorsoinferior).

(Sarwono, 2005)

Pada latak lintang sumbu panjang anak tegak lurus atau hamper tegak lurus pada sumbu

panjang ibu. Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu

atau presentasi akromion.

(Fakultas Kedokteran UNPAD,1984)

Letak lintang (transverse lie) adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu

memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 900. jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini

tajam disebut oblique lie, yang terdiri dari deviated head presentation (letak kepala mengolak)

dan deviated breech presentation (letak bokong mengolak). Karena bisaanya yang paling rendah

adalah bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentation.

(Mochtar, 1998)

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu

memanjang tubuh ibu.

(Mansjoer, 1999)

B.     JENIS-JENIS LETAK LINTANG

Jenis-jenis letak lintang dapat dibedakan menurut beberapa macam, yaitu;

  Menurut letak kepala terbagi atas;

1.      LLi I

Apabila posisi kepala janin berada pada sebelah kiri.

2.      LLi II

Apabila posisi kepala janin berada pada sebelah kanan.

Page 3: Makalah letak lintang

  Menurut posisi punggung terbagi atas;

1.      Dorso anterior

Apabila posisi punggung janin berada di depan.

2.      Dorso posterior

Apabila posisi punggung janin berada di belakang.

3.      Dorso superior

Apabila posis punggung janin berada di atas.

4.      Dorso inferior

Apabila posisi punggung janin berada di bawah.

C.    ETIOLOGI

Penyebab utama letak lintang adalah relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat

multiparitas yang tinggi, bayi prematur, bayi dengan hidrosefalus,bayi yang terlalu kecil atau

sudah mati, plasenta previa, uterus abnormal, panggul sempit, hidramnion, kehamilan kembar,

dan lumbal scoliosis. Keadaan-keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam

rongga panggul seperti misalnya tumor di daerah panggul dapat pula mengakibatkan terjadinya

letak lintang tersebut. Distosia bahu juga disebabkan oleh kegagalan bahu untuk melipat ke

dalam panggul.

Insiden letak lintang naik dengan bertambahnya paritas. Pada wanita dengan paritas empat

atau lebih, insiden letak lintang hampir sepuluh kali lipat dibanding wanita nullipara.

D.    PATOFISIOLOGI

Distosia bahu disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat ke dalam

panggul yang disebabkan oleh fase aktif dan fase persalinan kala II yang pendek pada multipara

sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui

jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala

II sebelum bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih ke

depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir,

yang menyebabkan terjadinya posisi oblik atau melintang. Letak lintang atau letak miring

Page 4: Makalah letak lintang

kadang-kadang dalam persalinan terjadi dari posisi longitudinal yang semula, dengan

berpindahnya kepala atau bokong ke salah satu fosa iliaka.

Pada proses persalinan, setelah ketuban pecah apabila ibu dibiarkan bersalin sendiri, bahu

bayi akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung. Setelah

penurunan, bahu berhenti sebatas pintu atas panggul dengan kepala di salah satu fosa iliaka dan

bokong pada fosa iliaka yang lain.

Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit di bagian atas panggul. Uterus kemudian

berkontraksi dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut.

Setelah beberapa saat akan terjadi cincin retraksi yang semakin lama semakin tinggi dan semakin

nyata. Keadaan seperti ini disebut sebagai letak lintang kasep. Jika tidak cepat diatasi, dan

ditangani secara benar, uterus akan mengalami ruptura dan baik ibu maupun janin dapat

meninggal.

E.     MEKANISME PERSALINAN

Ada kalanya anak yang pada permulaan persalinan dalam letak lintang, bisa berputar sendiri

dan menjadi letak memanjang. Kejadian seperti ini disebut versio spontanea. Tanda-tanda pada

persalinan letak lintang bisaanya ketuban cepat pecah, pembukaan berjalan lambat, partus

menjadi lebih lama, tangan menumbung (20-50%), tali pusat menumbung 10%.

Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi

persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan, akan menyebabkan kematian

janin dan ruptura uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya

terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya.

Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk

mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen

bawah uterus melebar serta menipis, sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin

tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep,

sedangkan janin akan meninggal. Bila tidak segera dilakukan pertolongan, akan terjadi ruptura

uteri, sehingga janin yang meninggal sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke

dalam rongga perut. Ibu berada dalam keadaan sangat berbahaya akibat perdarahan dan infeksi,

dan sering kali meninggal pula.

Page 5: Makalah letak lintang

Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan dapat

berlangsung spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan lahir atau lahir dengan

evolusio spontanea menurut cara Denman atau Douglas.

Pada cara Denman bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang

belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir, kemudian

disusul badan bagian atas dan kepala.

Pada cara Douglas bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong

dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala. Dua

cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak lintang, akibat fleksi

lateral yang maksimal dari tubuh janin.

F.     PROGNOSIS

Letak lintang merupakan letak yang tidak mungkin lahir spontan dan berbahaya bagi ibu dan

bayi.

  Bagi ibu

Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan

ekstraksi. Pada partus lama, ketuban pecah dini dengan mudah dapat mengakibatkan terjadinya

infeksi.

  Bagi bayi

Angka kematian tinggi sekitar 25-40% yang dapat disebabkan oleh prolapsus funikuli,

trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus-menerus. Prognosa bayi sangat tergantung

pada saat pecahnya ketuban, maka kita harus berusaha supaya ketuban selama mungkin tetap

utuh misalnya;

  Melarang pasien mengejan

  Pasien dengan bayi yang melintang tidak dibenarkan berjalan-jalan

  Tidak diberi obat his

  Toucher harus hati-hati jangan sampai memecahkan ketuban. Atau lebih baik apabila tidak

dilakukan toucher

Setelah ketuban pecah bahayanya bertambah karena;

Page 6: Makalah letak lintang

  Dapat terjadi letak lintang kasep kalau pembukaan sudah lengkap

  Bayi dapat mengalami asphyxia karena peredaran darah placenta berkurang

  Tali pusat dapat menumbung

  Bahaya infeksi bertambah

G.    KOMPLIKASI

Komplikasi dari letak lintang adalah cedera tali pusat, timbul sepsis setelah ketuban pecah

dan lengan menumbung melalui vagina, kematian janin, ruptura uteri.

H.    PENATALAKSANAAN MEDIS

Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan

mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar pada primigravida usia kehamilan 34

minggu, pada multigravida usia kehamilan 36 minggu. Sebelum melakukan versi luar harus

dilakukan pemeriksaan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta

previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan

memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan korset,

dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk

rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak,

segera dapat ditentukan diagnosis dan penanganannya.

Pada permulaan persalinan masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi

presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah. Pada

seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera dilakukan sectio caesarea.

Sikap ini berdasarkan berbagai pertimbangan sebagai berikut;

  Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada seorang

primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap

  Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka

lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat

mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli

  Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan

Page 7: Makalah letak lintang

Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung pada beberapa faktor.

Apabila riwayat obstetric wanita yang bersangkutan baik, tidak didapatkan kesempitan panggul,

dan janin tidak seberapa besar dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan serviks lengkap

untuk kemudian melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban

tetap utuh dan melarang wanita tersebut bangun atau meneran.

Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus

segera dilakukan sectio caesarea. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prilapsus funikuli, maka

bergantung kepad tekanan, dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi

ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan sectio caesarea. Dalam hal ini persalinan dapat

diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan berlangsung dengan lancer

atau tidak.

Versi ekstraksi dapat pula dilakukan pada kehamilan kembar apabila setelah bayi pertama

lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang. Pada letak lintang kasep, versi ekstraksi

akan mengakibatkan ruptura uteri, sehingga bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan sectio

caesarea dengan segera, sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan per vagina dengan

dekapitasi.

Page 8: Makalah letak lintang

SECTIO CAESAREA

A.    DEFINISI

Sectio caesarea atau persalinan caesarea didefinisikan sebagai melahirkan janin melalui insisi

pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi). Definisi ini tidak

mencakup pengangkatan janin dari kavum abdomen dalam kasus ruptura uteri atau kehamilan

abdominal.

(Cunningham, 1995)

Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 g,

melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact).

(Sarwono, 2002)

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut

dan uterus.

(Sarwono, 2005)

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut

dan dinding rahim.

(Mansjoer, 1999)

Kelahiran sesarea adalah alternatif dari kelahiran vagina bila keamanan ibu atau janin

terganggu.

Page 9: Makalah letak lintang

(Doengoes, 2001)

Sectio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding

uterus melalui dinding depan perut atau vagina.

(Mochtar, 1998)

Sectio caesarea merupakan pembedahan obstetric untuk melahirkan janin yang viable melalui

abdomen.

(Farrer, 2001)

B.     JENIS-JENIS SECTIO CAESAREA

Sectio caesarea dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan tehniknya, yaitu;

1.      Sectio caesarea segmen bawah (SCSB) atau sectio caesarea transperitonealis profunda

Insisi melintang dilakukan pada segmen bawah uterus. Segmen bawah uterus tidak begitu

banyak mengandung pembuluh darah dibandingkan segmen atas sehingga risiko perdarahan

lebih kecil. Karena segmen bawah terletak di bawah kavum peritonei, kemungkinan infeksi

pasca bedah juga tidak begitu besar. Di samping itu, risiko ruptura uteri pada kehamilan dan

persalinan berikutnya akan lebih kecil bilamana jaringan parut hanya terbatas pada segmen

bawah uterus. Kesembuhan luka bisaanya baik karena segmen bawah merupakan bagian uterus

yang tidak begitu aktif.

2. Sectio caesarea klasik atau korporal

Insisi klasik hanya kadang-kadang dilakukan. Hal ini dilakukan kalau segmen bawah tidak

terjangkau karena ada perlekatan atau rintangan plasenta, kalau terdapat vena verikosa pada

segmen bawah, dan kadang-kadang juga dilakukan bagi janin yang letaknya melintang serta

untuk histerektomi caesarea.

3. Sectio caesarea ekstraperitoneal

Sectio caesarea ekstraperitoneal dahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi

puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang

tidak banyak lagi dilakukan. Pembedahan tersebut sulit dalam tehniknya dan sering kali

Page 10: Makalah letak lintang

terjadinya sobekan peritoneum tidak dapat dihindarkan. Mengingat bahwa tindakan ini kini

dalam praktek jarang sekali dilakukan, maka tehniknya sudah tidak dibicarakan lagi.

C.    INDIKASI

Pada umumnya sectio caesarea digunakan bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan

yang lebih lama akan menimbulkan bahaya yang serius bagi janin, ibu, atau keduanya. Padahal

persalinan per vagina tidak mungkin diselesaikan dengan aman.

Sectio caesarea elektif dilakukan kalau sebelumnya sudah diperkirakan bahwa persalinan per

vagina yang normal tidak cocok atau tidak aman. Persalinan dengan sectio caesarea dilakukan

untuk;

            1.      Plasenta previa

            2.      Letak janin yang tidak stabil dan tidak bisa dikoreksi

            3.      Riwayat obstetric yang jelek

            4.      Disproporsi sefalopelvik

            5.      Infeksi herpes virus tipe II (genital)

            6.      Riwayat sectio caesarea klasik

            7.      Diabetes (kadang-kadang)

            8.      Presentasi bokong (kadang-kadang)

Sectio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada:

  Panggul sempit

  Primigravida

  Janin besar dan berharga

            9.      Penyakit atau kelainan yang berat pada janin, seperti eritoblastosis atau retardasi

pertumbuhan yang nyata

Sectio caesarea emergensi dilakukan untuk;

            1.      Induksi persalinan yang gagal

            2.      Kegagalan dalam kemajuan persalinan

            3.      Penyakit fetal atau maternal

            4.      Diabetes atau pre-eklamsi berat

            5.      Persalinan macet

Page 11: Makalah letak lintang

            6.      Prolapsus funikuli

            7.      Perdarahan hebat dalam persalinan

            8.      Tipe tertentu malpresentasi janin dalam persalinan

a.      Letak lintang

  Bila ada kesempitan panggul maka sectio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak

lintang dengan janin hidup dan besar biasa.

  Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio sesarea walau tidak ada

perkiraan panggul sempit.

  Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain.

b.      Letak bokong

Sectio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada:

  Panggul sempit

  Primigravida

  Janin besar dan berharga

c.       Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil.

d.      Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.

e.       Gemelli, dianjurkan sectio sesarea bila

  Janin pertama letak lintang atau presentasi bahu

  Bila terjadi interlock

  Distosia oleh karena tumor

  Gawat janin

D.    KONTRAINDIKASI

Perlu diingat bahwa sectio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk

kepentingan anak, oleh sebab itu sectio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa,

apabila misalnya janin sudah meninggal dalam uterus atau apabila terlalu kecil untuk hidup di

luar kandungan. Apabila janin terbukti menderita cacat seperti hidrosepalus, anensepalus dan

lain-lain.

E.     Prognosis

Page 12: Makalah letak lintang

Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang, oleh

karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah,

indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit

dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per

1000. Nasib janin yang ditolong secara sectio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin

sebelum operasi. Menurut data dari negara-negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan

fasilitas neonatal yang sempurna angka kematian 4-7%.

F.     KOMPLIKASI

Komplikasi dari tindakan sectio caesarea bisa terjadi pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat

terjadi infeksi puerperal, perdarahan, luka pada kandung kencing, embolisme paru-paru, ruptura

uteri. Sedangkan pada bayi dapat terjadi kematian perinatal.

1.      Infeksi puerpuralis (nifas)

  Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja

  Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi atau perut sedikit kembung

  Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar

dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.

2.      Perdarahan, disebabkan karena:

a.      Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka

b.      Atonia uteri

c.       Perdarahan pada placenta bed

3.      Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu

tinggi.

4.      Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.

G.    HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM SC

Dalam melakukan sectio caesarea perlu diperhatikan beberapa hal.

1.      Sectio caesarea elektif

Sectio caesarea ini direncanakan lebih dahulu karena sudah diketahui bahwa kehamilan

harus diselesaikan dengan pembedahan itu. Keuntungannya ialah bahwa waktu pembedahan

dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan bahwa segala persiapan dapat

dilakukan dengan baik. Kerugiannya ialah oleh karena persalinan belum mulai, segmen bawah

Page 13: Makalah letak lintang

uterus belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan, dan lebih mudah terjadi

atonia uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai dengan kontraksinya.

2.      Anastesia

Anastesia umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernafasan janin sehingga

kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnea yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Selain

itu ada pengaruh terhadap tonus uterus, sehingga kadang-kadang timbul perdarahan postpartum

karena atonia uteri. Akan tetapi bahaya terbesar ialah apabila diberi anastesi umum sedangkan

lambung pasien tidak kosong.

Pada wanita yang tidak sadar karena anastesi ada kemungkinan isi lambung masuk ke

dalam saluran pernafasan. Hal ini merupakan peristiwa yang sangat berbahaya. Dapat

diusahakan mengeluarkan isi perut dengan pipa lambung sebelum anastesi umum, akan tetapi

tindakan ini bisaanya tidak memuaskan. Apabila ada seorang ahli anastesi dapat dilakukan

intubasi dengan memasang pipa endotrakeal sehingga anastesi kemudian dapat dilakukan dengan

aman.

Anastesi spinal aman untuk janin akan tetapi selalu ada kemungkinan bahwa tekanan

darah pasien menurun dengan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Cara yang paling aman ialah

anastesi local akan tetapi tidak selalu dapat dilakukan berhubung dengan sikap mental pasien.

3.      Transfusi darah

Pada umumnya perdarahan pada sectio caesarea lebih banyak daripada persalinan per

vagina. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada uterus, ketika pelepasan plasenta,

mungkin juga terjadi karena atonia uteri postpartum. Berhubung dengan itu pada tindakan sectio

caesarea perlu diadakan persediaan darah.

4.      Pemberian antibiotika

Walaupun pemberian antibiotika sesudah sectio caesarea elektif dapat dipersoalkan,

namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.

H.    TEHNIK-TEHNIK SECTIO CAESAREA

1.      Tehnik sectio caesarea transperitoneal profunda

Page 14: Makalah letak lintang

Dauercatheter dipasang dan wanita berbaring dalam letak trendelenbrug ringan. Diadakan

insisi pada dinding perut pada garis tengah dari simfisis sampai beberapa sentimeter di bawah

pusat. Setelah peritoneum dibuka, dipasang speculum perut, dan lapangan operasi dipisahkan

dari rongga perut dengan satu kain kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada dinding uterus

depan dan bawah dipegang dengan pinset, plika vesiko-uterina dibuka dan insisi ini diteruskan

melintang jauh ke lateral. Kemudian kandung kencing dengan peritoneum di depan uterus

didorong ke bawah dengan jari.

Pada segmen bawah uterus, yang sudah tidak ditutup lagi oleh peritoneum serta kandung

kencing dan yang bisaanya sudah menipis, diadakan insisi melintang selebar 10 cm dengan ujung

kanan dan kiri agak melengkung ke atas untuk menghindari terbukanya cabang-cabang arteria

uterine. Karena uterus dalam kehamilan tidak jarang memutar ke kanan, sebelum dibuat insisi,

posisi uterus diperiksa dahulu dengan memperhatikan ligamenta rotunda kanan dan kiri. Di

tengah-tengah, insisi diteruskan sampai dinding uterus terbuka dan ketuban tampak. Kemudian

luka yang terakhir ini dilebarkan dengan gunting berujung tumpul mengikuti sayatan yang sudah

dibuat lebih dahulu.

Sekarang ketuban dipecahkan, dan air ketuban yang keluar diisap. Kemudian speculum

perut diangkat dan tangan dimasukan ke dalam uterus di belakang kepala janin dan dengan

memegang kepala dari belakang dengan jari-jari tangan penolong, diusahakan lahirnya kepala

melalui lubang insisi. Jika dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin dengan tangan, dapat

dipasang cunam Boerma. Sesudah kepala janin, badan terus dilahirkan, muka dan mulut

dibersihkan, tali pusat dipotong, dan bayi diserahkan kepada orang lain untuk diurus. Pada

presentasi sungsang atau letak lintang kaki janin dicari dan janin dilahirkan dengan tarikan pada

kaki.

Sekarang diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus atau intravena

untuk mengusahakan kontraksi yang baik. Pinggir luka insisi dipegang dengan beberapa cunam

ovum, dan plasenta serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual.

Tampon untuk sementara dimasukan ke dalam rongga uterus guna mempermudah jahitan

luka pada dinding uterus. Tampon ini diangkat sebelum luka uterus ditutup sama sekali. Jahitan

otot uterus dilakukan dalam dua lapisan. Lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dengan

catgut dan dimulai dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Jahitan ini memegang otot uterus,

akan tetapi sedapat-dapatnya jangan mengikutsertakan desidua. Lapisan kedua terdiri atas jahitan

Page 15: Makalah letak lintang

menerus, sehingga luka pada miometrium tertutup rapi. Akhirnya luka peritoneum pada plika

vesiko-uterina ditutup dengan jahitan catgut halus sehingga menutup bekas luka pada

miometrium dan setelah diamati bahwa uterus berkontraksi baik, dinding perut ditutup dengan

cara biasa.

Kelebihan dan kekurangan dari section caesarea transperitoneal profunda;

  Kelebihan

a.      Penjahitan luka lebih mudah

b.      Penutupan luka dengan repetonialisasi yang baik

c.       Tumbang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga

peritoneum

d.      Perdarahan kurang atau tidak seberapa banyak

e.       Dibandingkan dengan cara korporal, kemungkinan rupture uteri spontan kurang atau lebih kecil

f.       Bahaya peritonitis tidak besar

g.      Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptura uteri dikemudian hari tidak besar,

karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami konraksi

seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.

  Kekurangan

a.       Luka dapat melebar ke kirim, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan a. uterine putus,

sehingga dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.

b.      Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi.

2.      Tehnik sectio caesarea corporal

Setelah dinding perut dan peritoneum terbuka pada garis tengah dipasang beberapa kain kasa

panjang antara dinding perut dan dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan

darah ke rongga perut. Diadakan insisi pada bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12 cm

dengan ujung bawah di atas batas plika vesikouterina. Diadakan lubang kecil pada kantong

ketuban untuk menghisap air ketuban sebanyak mungkin; lubang ini kemudian di lebarkan, dan

janin dilahirkan dengan tarikan pada kakinya. Setelah anak lahir, korpus uteri dapat di keluarkan

dari rongga perut untuk memudahkan tindakan-tindakan selanjutnya. Sekarang diberikan

suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus atau intravena, dan plasenta serta selaput

ketuban dikeluarkan secara manual. Kemudian dinding uterus ditutup dengan jahitan catgut yang

kuat dalam dua lapisan; lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dan lapisan kedua atas jahitan

Page 16: Makalah letak lintang

menerus. Selanutnya diadakan jahitan menerus dengan catgut yang lebih tipis, yang

mengikutsertakan peritoneum serta bagian luar miometrium dan yang menutup jahitan yang

terlebih dahulu dengan rapi. Akhirnya dinding perut ditutup secara biasa.

Page 17: Makalah letak lintang

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

  Data Subyektif

1.      Biodata

Nama ; untuk lebih mengenal pasien

Umur ; untuk mendeteksi apakah ada risiko yang berhubungan dengan dengan umur ibu

Suku bangsa ; untuk mengetahui social budaya dan adapt istiadat

Agama ; untuk mengetahui agama serta cara pandangnya terhadap kehamilan

Pendidikan ; untuk mengetahui tingkat intelektual karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku

kesehatan seseorang

Pekerjaan ; untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan

kesehatan dan untuk menilai social ekonomi

Alamat ; untuk mempermudah hubungan dengan anggota yang lain bila ada keperluan yang

mendesak

2.      Keluhan pasien

Keluhan utama ditujukan untuk menggali masalah atau keluhan-keluhan yang

mengandung pada trimester ke-3. keluhan fisiologis yang sering dialami ibu yaitu meningkatnya

keletihan, sukar tidur, sakit pinggang bagiang bawah.

3.      Riwayat penyakit keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji tentang penyakit keturunan yang mungkin

menurun pada pasien dimana penyakit tersebut erupakan rsiko terhadap kehamila seperti

hipertensi dan DM. dikaji juga apakah keturunannya ada yang menderita penyakit kanker,

jantung, asma, keturunan kembar, dan penyakit lain yang mempunyai faktor risiko terhadap

kehamilan.

4.      Riwayat kesehatan pasien

Riwayat kesehatan pasien ditujukan pada pengkajian penyakit yang diderita yang merupakan

risiko tinggi terhadap kehamilan seperti DM, hipertensi, jantung, ginjal, hepatitis, paru-paru.

Dikaji juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita panyakit berat, lama, dan terapinya agar

dapat diberikan asuhan keperawatan secara tepat dan berkesinambungan.

5.      Riwayat obstretrik

Page 18: Makalah letak lintang

  Riwayat menstruasi

a.       Menorche

Pada keadaan normal menorche terjadi pada umur 10-16 tahun. Oleh sebab

tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik, haid pertama menjadi awal.

Menarche sebenarnya puncak dari serangkaian perubahan wanita. Perubahan tersebut adalah

tumbuh rambut kemaluan, rambut ketiak, payudara membesar, putting menghitam.

b.      Dismenorhoe

Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan

selama haid sehingga dikatakan dismenorhoe jika nyeri haid begitu hebatnya.

c.       Siklus haid

Lama dan jumlah siklus haid berkisar antara 23-35 hari, dengan rata-rata 29

hari. Tetapi pada wanita yang haidnya teraturpun dapat terjadi kemelesetan beberapa hari baik

maju maupun mundur. Siklus haid dihitung sejak hari pertama haid hingga hari terakhir sebelum

haid berikutnya

d.      HPHT

Dikaji untuk menentukan kehamilan dengan rumus perkiraan partus menurut

naegle adalah hari +7, bulan -3, dan tahun +1. bila hari pertama haid terakhir tidak diingat lagi

maka sebagai pegangan dapat dinyatakan antara lain gerakan janin, umurnya pada primigravida,

gerakan janin dirasakan ibunya pada kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada

kehamilan 16 minggu.

  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Pada multi dikaji adanya abortus, riwayat persalinan dengan tindakan misalnya vakum atau

SC serta besarnya berat bayi waktu dilahirkan.

6.      Riwayat keluarga berencana

Riwayat keluarga berencana ditujukan untuk merencanakan alat kontrasepsi berikutnya.

7.      Riwayat perkawinan

Riwayat perkawinan berkaitan dengan psikologi klien yang memungkinkan dapat timbulnya

faktor resiko seperti hipertensi, riwayat perkawinan dikaji tentang umur berapa menikah, berapa

kali menikah, lamanya menikah. Ini untuk menentukan keadaan kehamilannya dan faktor resiko.

8.      Pola kehidupan sehari-hari

a.       Pola nutrisi

Page 19: Makalah letak lintang

Pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemenuhan gizi ibu sudah terpenuhi atau

belum, kelebihan atau kekurangan. Ibu hamil yang makannya terpenuhi akan mendapat kenaikan

berat badan yang cukup baik. Kenaikan berat badan selama hamil adalah 6,5-16 kg.

b.      Pola eliminasi

Dikaji BAK dan BAB pada kehamilan trimester I dan III, bisaanya pasien sering kencing

karena penekanan rahim pada kandung kemih, tetapi sebaliknya pasien sering mengeluh sukar

BAB. Hal ini dikarenakan menurunnya tavus otot-otot traktus digestifus sehingga motilitas

seluruh traktus digestifus juga berkurang.

c.       Personal hygiene

Hal ini dikaji untuk mengetahui kepedulian dan kemampuan pasien untuk menjaga

kebersihan diri.

d.      Pola kativitas

Hal ini dikaji karena jika pola pemenuhan aktivitas dan istirahat tidak terpenuhi bisa

menyebabkan komplikasi obstetric, seperti hipertensi yang menjadi pre eklamsi atau eklamsi,

solution plasenta, plasenta previa yang kemungkinan bisa terjadi pada trimester III.

e.       Pola istirahat dan tidur

Untuk mengetahui pola istirahat ibu tersebut kurang atau berlebihan, istirahat yang normal

kira-kira 6-8 jam setiap harinya.

f.       Pola peran dengan orang lain

Untuk mengetahui apakah pasien dapat beradaptasi dan bertoleransi terhadap tetangganya

atau orang lain. Hal ini diperlukan untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan

membutuhkan bantuan.

g.      Pola hubungan sexual

Untuk mengetahui apakah ada masalah dalam hubungan seksual, coitus sebaiknya dihentikan

pada akhir kehamilan jika kepala sudah masuk dalam rongga panggul karena dapat menimbulkan

perasaan sakit dan perdarahan.

h.      Pola nilai kepercayaan dan keyakinan

Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebisaaan kesehatan pasien.

i.        Pola pengetahuan ibu

Diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh ibu mengetahui tentang proses kehamilan.

Page 20: Makalah letak lintang

j.        Koping dan toleransi stress

Untuk mengetahui seberapa besar pasien dapat mengetahui dan mengatasi masalah yang

dihadapinya.

k.      Data spiritual

Untuk mengetahui kepercayaan dan keyakinan pasien.

9.      Keadaan psikologis

Keadaan psikologi yang dikaji adalah penerimaan pasien terhadap kehamilannya, penerimaan

suami atau keluarga terhadap kehamilannya, dukungan suami dan keluarga terhadap upaya-

upaya masalah terhadap keadaan kehamilan.

  Data Obyektif

1.      Pemeriksaan umum

a.       Keadaan umum

Pada keadaan umum pasien perlu dikaji tentang keadan pasien apakah lemah, pucat, atau

baik.

b.      Pemeriksaan TTV

Tekanan darah ; tekanan darah pada wanita hamil tidak boleh mencapai 140/90 mmHg dan tidak boleh kurang

dari 90/50 mmHg.

Nadi ; nadi normal adalah 60-100 kali/menit

Suhu ; suhu normal 360C-370C

Respiratori ; respirasi normal 16-24 kali/menit. Sering ditemukan pada kehamilan 32

minggu ke atas ada keluhan sesak nafas karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar

kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

c.       Berat badan dan tinggi badan

Berat badan pada ibu hamil secara normal akan meningkat 0,5 kg setiap minggu setelah

kehamilan trimester I dan berat badan dalam trimester II tidak boleh lebih dari 1 kg setiap

minggunya atau 3 kg per bulan dan kenaikan berat badan seluruhnya pada wanita hamil

normalnya 6,5-16 kg.

Tinggi badan pada ibu hamil sebaiknya tidak kurang dari 145 cm, kemungkinan panggul

sempit perlu diperhatikan.

2.      Pemeriksaan fisik

Page 21: Makalah letak lintang

a.       Kepala

Rambut ; dikaji apakah rambut mudah dicabut atau tidak. Bila mudah dicabut

kemungkinan menunjukan defisiensi vitamin A dan B.

Kulit kepala ; kulit kepala diperiksa apakah ada kelainan atau adanya tumor.

Mata ; diinspeksi dan adanya lensa kontak dicatat, konjungtiva, bila pucat maka

kemungkinan menunjukan adanya anemi, sclera apakah ikterik atau tidak.

Hidung ; diperiksa apakah ada pholip atau tidak.

Mulut ; diperiksa apakah ada stomatitis, gigi karies, dan lidah kotor atau tidak.

Leher ; diinspeksi untuk endeteksi abnormalitas seperti vena lebar yang terdistensi

dan penonjolan terutama pada daerah kelenjar.

b.      Dada

Dinding thorak ; diperiksa simetris atau tidak dan adanya penonjolan.

Payudara ; ukuran payudara simetris atau tidak, perubahan warna kulit, dapat

menunjukan infeksi atau penyakit dermatologis yang dievaluasi. Putting susu menonjol, areola

menghitam, adakah kolostrum.

Aksila ; diperiksa ada benjolan, tumor, atau pembesaran limfa.

c.       Abdomen

  Observasi ; untuk mengetahui bentuk abdomen dan untuk mengetahui adanya striae pada

dinding abdomen.

  Palpasi ; untuk mengetahui adanya pembesaran hepar, limpa, daerah nyeri tekan dan

kemungkinan masa.

  Perkusi ; untuk mengetahui udara di dalam ssaluran pernafasan.

  Auskultasi ; untuk mengetahui gerak peristaltic usus, gerak janin, dan DJJ.

d.      Ekstremitas

Dikaji telapak tangan dan kuku pasien pucat atau tidak, begitu pula kaki ada tidak varises dan

oedema.

e.       Anus

Dikaji apakah ada varises atau hemoroid.

f.       Reflek patella

Page 22: Makalah letak lintang

Untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam tempurung lutut atau patella,

yang berpengaruh pada saat proses persalinan yaitu pada saat uterus berkontraksi. Bila reflek

patella negative maka kekurangan vitamin B1.

3.      Pemeriksaan obstetric

a.       Inspeksi

  Muka ; kloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah, adanya oedema.

  Mamae ; putting menonjol atau tidak, areola menghitam, kolostrum.

  Abdomen ; membesar ke depan atau ke samping (pada letak lintang membesar ke

samping), striae gravidarum, atau bekas luka.

b.      Palpasi

  Leopod I

Tinggi fundus dapat diketahui, ditentukan pula bagian apa dari janin yang terdapat dalam

fundus. Sifat kepala ialah keras, bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri

kosong.

  Leopod II

Menentukan dimana letak punggung janin dan bagian ekstremitas. Kadang-kadang di

samping terdapat kepala atau bokong pada letak lintang.

  Leopod III

Menentukan bagian yang terdapat di bawah, apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP

atau belum.

  Leopod IV

Untuk mengetahui apa yang tedapat pada bagian bawah dan berapa

masuknya bagian bawah ke dalam PAP.

c.       Auskultasi

Untuk mengetahui dan menentukan DJJ dalam keadaaan normal atau tidak. Normalnya 120-

160 kali/menit. Pemeriksaannya dapat menggunakan leaneq atau dopler.

d.      Reflek patella

Page 23: Makalah letak lintang

Untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam tempurung lutut atau patella,

yang berpengaruh pada saat proses persalinan yaitu pada saat uterus berkontraksi. Bila reflek

patella negative maka kekurangan vitamin B1.

e.       Panjang uterus

Untuk mengetahui umur kehamilan dan tafsiran berat janin. Cara menghitungTBJ menurut

Johnson Tausak;

   TFU (dalam cm) – 12x155 (bila penurunan kepala H I)

   TFU (dalam cm) – 11x155 (bila penurunan kepala H II)

4.      Pemeriksaan penunjang

a.       Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)

Pelvimetri dilakukan sekali untuk mengetahui panggul sempit, PAP, PBP, dan kelainan

bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih.

b.      Pemeriksaan dalam (VT)

Pemeriksaan dalam pada letak lintang terdapat;

  Teraba tulang iga, scapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan.

  Teraba bahu dan ketiak yang bias menutup ke kanan atau ke kiri.

  Letak punggung ditentukan dengan adanya scapula, letak dada dengan klavikula.

  Pemeriksaan dalam agak susah dilakukan apabila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada

letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

c.       Pemeriksaan diagnostic penunjang

  Pemeriksaan darah lengkap; golongan darah, Hb, Ht, LED

  Pemeriksaan urine; menentukan kadar albumin atau glukosa.

  Kultur; mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II.

  Amniosentesis; mengkaji maturitas paru janin.

  Ultrasonografi; melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan, kedudukan, dan presentasi janin.

  Foto rontgen; tampak janin dalam letak lintang.

  Tes stress kontraksi atau tes nonstress; mengkaji respon janin terhadap gerakan atau stress dari

pola kontraksi uterus.

  Pemantauan elektronik kontinu; memastikan status janin atau aktivitas uterus.

Page 24: Makalah letak lintang

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

  Letak Lintang

1.      Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima dan krisis situasi.

2.      Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan letak lintang kasep dan proses persalinan yang

lama.

3.      Risiko cedera terhadap maternal berhubungan dengan letak lintang kasep dan proses persalinan

yang lama.

4.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan.

5.      Reaksi berduka berhubungan dengan kematian janin.

  Sectio Caesarea

  Pre Operasi

1.      Ansietas berhubungan dengan informasi yang diterima tidak jelas dan krisis situasi.

2.      Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.

  Intra Operasi

1.      Kekurangan volume cairan intravaskuler berhubungan dengan perdarahan.

2.      Kelebihan volume cairan intratitial berhubungan dengan aliran balik vena terganggu.

3.      Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penekanan pada penonjolan tulang dalam

waktu yang lama.

  Post Operasi

1.      Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan trauma jaringan.

2.      Kerusakan intregritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan dan imobilisasi dalam waktu

lama.

3.      Gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah.

4.      Bersihan jalan nafas inefektif berhubungan dengan penumpukan secret pada jalan nafas.

5.      Pola nafas inefektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

6.      Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dan kerusakan barier primer.

Page 25: Makalah letak lintang

C.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

  Letak Lintang

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Ansietas

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi yang

diterima dan

krisis situasi.

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

diharapkan klien

mampu mengatasi

ansietas, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.  Klien

mengungkapkan

kesadaran akan

perasaan ansietas.

2.  Klien mampu

mengidentifikasi

cara untuk

menurunkan atau

menghilangkan

ansietas.

3.  Klien

mengungkapkan

ansietas berkurang.

4.  Menggunakan

mekanisme koping

yang tepat.

5.  Menunjukkan TTV

normal.

Mandiri

  Dorong

keberadaan/partisipasi

dari pasangan.

  Kaji tingkat ansietas

dan diskusikan

penyebabnya bila

mungkin.

  Tentukan tingkat

ansietas klien dan

sumber dari masalah.

Berikan informasi

sehubungan dengan

normalnya perasaan.

  Berikan waktu untuk

mendengarkan pasien

mengenai masalah dan

dorong ekspresi

perasaan yang bebas,

mis: rasa marah, ragu

takut dan sendiri.

  Akui realita situasi dan

perasaan klien, terima

  Memberikan dukungan

emosional, dapat

mendorong

pengungkapan

masalah.

  Identifikasi masalah

spesifik akan

meningkatkan

kemampuan individu

untuk menghadapinya

dengan lebih realistis.

  Proses kelahiran yang

tidak normal mungkin

dipandang sebagai

kegagalan dalam

hidup oleh klien .

  Selalu berada dengan

cara ini akan membuat

pasien merasa

diterima .

  Memungkinkan

ekspresi perasaan

Page 26: Makalah letak lintang

ekspresi marah sambil

membatasi tingkah

laku agresif dan

berlebihan.

  Kembangkan hubungan

pasien/perawat.

  Anjurkan penggunaan

tehnik pernafasan dan

relaksasi. Bernafas

dengan klien atau

pasangan bila perlu.

Kolaborasi

  Berikan kombinasi

narkotik dan

tranquilizer (missal;

meperidin

hidroklorida,

hidroksizin pamoat)

membantu dimulainya

resolusi.

  Hubungan yang saling

mempercayai diantara

pasien,orang

terdekat,staf akan

meningkatkan

perawatan dan

dukungan yang

optimal.

  Membantu dalam

menurunkan ansietas

dan persepsi ketakutan

persalinan,

meningkatkan kontrol

perasaan.

  Tranquilizer

mempunyai kerja

narkotik, menurunkan

ansietas, dan

membantu klien

memfokuskan pada

tehnik pernafasan atau

relaksasi.

2. Risiko cedera

terhadap janin

berhubungan

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

diharapkan klien

Mandiri

  Kaji DJJ secara manual

atau elektronik.

  Mendeteksi respon

abnormal, seperti

Page 27: Makalah letak lintang

dengan letak

lintang kasep dan

proses persalinan

yang lama.

mampu

berpartisipasi dalam

intervensi untuk

memperbaiki pola

persalinan dan

menurunkan faktor

risiko yang

teridentifikasi, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.    DJJ menunjukan

dalam batas normal

144x/menit.

2.    Variabilitas baik.

3.    Tidak ada

deselerasi lambat.

Perhatikan

variabilitas, perubahan

periodic, dan frekuensi

dasar. Bila pada pusat

kelahiran alternative

(PKA), periksa irama

jantung janin diantara

kontraksi dengan

menggunakan

doptone. Jumlahkan

selama 10 menit,

istirahat selama 5

menit, dan jumlahkan

lagi selama 10 menit.

Lanjutkan pola ini

sepanjang kontraksi

sampai pertengahan

diantaranya dan

setelah kontraksi.

  Perhatikan tekanan

uterus selama istirahat

dan fase kontraksi

melalui kateter

tekanan intrauterus

bila tersedia.

  Identifikasi faktor-

faktor maternal seperti

dehidrasi, asidosis,

ansietas, atau sindrom

variabilitas yang

dilebih-lebihkan,

bradikardia dan

takikardia, yang

mungkin disebabkan

oleh stress, hipoksia,

asidosis, atau sepsis.

  Tekanan istirahat lebih

besar dari 30 mmHg

atau tekanan kontraksi

lebih dari 50 mmHg

dapat menurunkan

atau mengganggu

oksigenasi dalam

ruang intravilos.

  Kadang-kadang

prosedur sederhana

seperti membalikan

klien ke posisi

rekumben lateral

dapat meningkatkan

sirkulasi darah dan

oksigen ke uterus dan

Page 28: Makalah letak lintang

vena kava.

  Observasi terhadap

prolaps tali pusat

samara atau dapat

dilihat bila pecah

ketuban. Untuk

deselerasi variable

pada strip

pemantauan,

khususnya bila janin

pada presentasi

bokong.

  Perhatikan bau dan

perubahan warna

cairan amnion pada

pecah ketuban lama.

Dapatkan kultur bila

temuan abnormal.

Kolaborasai

  Perhatikan frekuensi

kontraksi uterus, beri

tahu dokter bila

frekuensi 2 menit atau

plasenta serta dapat

mencegah atau

memperbaiki hipoksia

janin.

  Prolaps tali pusat lebih

mungkin terjadi pada

presentasi bokong,

karena bagian

presentasi tidak

menonjol kuat, juga

tidak secara total

memblok tulang,

seperti pada presentasi

verteks.

  Infeksi asenden dan

sepsis disertai dengan

takikardia dapat tejadi

pada pecah ketuban

lama.

  Kontraksi yang terjadi

setiap 2 menit atau

kurang tidak

memungkinkan

oksigenasi adekuat

dari ruang intravilos.

  Menentukan

pembaringan janin,

posisi, dan presentasi

dapat

Page 29: Makalah letak lintang

kurang.

  Kaji malposisi

menggunakan

maneuver Leopod dan

temuan pemeriksaan

internal. Tinjau ulang

hasil ultrasonografi.

  Pantau penurunan

kepala janin pada

jalan lahir secara

teratur dan teliti dalam

hubungannya dengan

kolumna vertebralis

iskial.

  Siapkan untuk metode

melahirkan secara

caesarea bila

malpresentasi janin,

janin gagal turun,

kemajuan persalinan

berhenti, atau

teridentifikasi CPD.

mengidentifikasi

factor-faktor yang

dapat memperberat

disfungsional

persalinan.

  Penurunan yang kurang

dari 1 cm/jam pada

primipara atau kurang

dari 2 cm/jam pada

multipara dapat

menandakan CPD

atau malposisi.

  Melahirkan per vagina

janin dengan

malpresentasi

dihubungkan dengan

cedera pada kolumna

vertebralis janin,

pleksus brakialis,

klavikula, dan sutura

otak, meningkatkan

mortalitas dan

morbiditas neonatal.

Risiko hipoksia

karena stimulasi vagal

lama dengan kompresi

kepala, dan trauma

kepala seperti

hemoragi intracranial,

dapat dihilangkan atau

dicegah bila CPD

Page 30: Makalah letak lintang

  Berikan antibiotic pada

klien sesuai indikasi.

teidentifikasi dan

intervensi bedah

segera dilakukan.

  Mencegah atau

mengatasi infeksi

asenden dan akan

melindungi janin juga.

3. Risiko cedera

terhadap

maternal

berhubungan

dengan letak

lintang kasep dan

proses persalinan

yang lama.

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

diharapkan klien

mampu

berpartisipasi dalam

intervensi untuk

memperbaiki pola

persalinan dan

menurunkan faktor

risiko yang

teridentifikasi, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.      Mencapai dilatasi

serviks sedikitnya

1,2 cm/am untuk

primipara dan 1,5

cm/jam untuk

multipara pada fase

aktif.

Mandiri

  Tinjau ulang riwayat

persalinan, awitan,

dan durasi.

  Catat waktu atau jenis

obat. Hindari

pemberian narkotik

atau anastesik blok

epidural sampai

serviks dilatasi 4 cm.

  Evaluasi tingkat

keletihan yang

menyertai, serta

aktivitas dan istirahat,

sebelum awitan

  Membantu dalam

mengidentifikasi

kemungkinan

penyebab, kebutuhan

pemeriksaan

diagnostic, dan

intervensi yang tepat.

  Pola kontraksi

hipertonik dapat

terjadi pada respon

tehadap rangsangan

oksitosin. Sedative

yang diberikan terlalu

dini atau melebihi

kebutuhan dapat

menghambat atau

menghentikan

persalinan.

  Keletihan ibu yang

berlebihan

Page 31: Makalah letak lintang

2.      Penurunan janin

sedikitnya 1 cm/jam

untuk primipara dan

2 cm/jam untuk

multipara.

3.      Menyelesaikan

kelahiran tanpa

komplikasi.

persalinan.

  Kaji pola kontraksi

uterus secara manual

atau secara elektronik.

  Catat penonjolan, posisi

janin, dan presentasi

janin.

  Palpasi abdomen pada

klien kurus terhadap

adanya cincin retraksi

patologis diantara

segmen uterus.

  Tempatkan klien pada

posisi rekumben

lateral dan anjurkan

tirah baring atau

ambulasi sesuai

toleransi.

menimbulkan

disfungsi sekunder,

atau mungkin akibat

dari persalinan lama

atau persalinan palsu.

  Disfungsi kontraksi

memperlama

persalinan,

meningkatkan risiko

komplikasi maternal

atau janin.

  Indicator kemajuan

persalinan ini dapat

mengidentifikasi

timbulnya penyebab

persalinan lama.

  Pada persalinan

terhambat, depresi

cincin patologis dapat

terjadi pada hubungan

segmen atas dan

bawah, menandakan

ancaman rupture

uterus.

  Relaksasi dan

peningkatan perfusi

uterus dapat

memperbaiki pola

hipertonik. Ambulasi

dapat membaqntu

Page 32: Makalah letak lintang

  Kaji derajat hidrasi,

catat jumlah dan jenis

masukan.

  Sediakan kotak

peralatan kedaruratan.

Kolaborasi

  Gunakan rangsangan

puting untuk oksitosin

endogen, atau melalui

infus oksitosin

eksogen atau

prostaglandin.

  Berikan narkotik atau

sedative, seperti;

morfin, fenobarbital,

kekuatan gravitasi

dalam merangsang

pola persalinan

normal dan dilatasi

serviks.

  Persalinan yang lama

dapat mengakibatkan

ketidakseimbangan

cairan dan elektrolit

serta kekurangan

cadangan glukosa,

mengakibatkan

kelelahan dan

persalinan lamam

dengan peningkatan

risiko infeksi uterus,

hemoragi pasca

partum, atau pencetus

kelahiran pada adanya

persalinan hipertonik.

  Mungkin diperlukan

pada kejadian

pencetus persalinan

dan kelahiran, yang

dihubungkan pada

persalinan hipertonik.

  Oksitosin perlu untuk

menambah atau

memulai aktivitas

miometrik untuk pola

Page 33: Makalah letak lintang

atau sekobarbital

untuk tidur sesuai

indikasi.

  Bantu dengan persiapan

untuk SC sesuai

indikasi untuk

malposisi, CPD, atau

cincin Bandl.

uterus hipotonik.

  Dapat membantu

membedakan antara

persalinan sejati dan

persalinan palsu. Pada

persalinan palsu

kontraksi berhenti,

pada persalinan sejati

pola lebih efektif

dapat terjadi

mengikuti istirahat.

Morfin membantu

meningkatkan sedasi

berat dan

menghilangkan pola

kontraksi hipertonik.

Periode istirahat

mengubah energi dan

menurunkan

penggunaan glukosa

untuk menghilangkan

kelelahan.

  Melahirkan caesarea

segera diindikasikan

untuk cincin Bandl

dan untuk distress

janin karena CPD.

4. Kekurangan

volume cairan

berhubungan

Setelah dilakukan

asuhan keprawatan

diharapkan

Mandiri

  Pertahankan masukan

dan haluaran akurat,

  Penurunan haluaran

urin dan peningkatan

Page 34: Makalah letak lintang

dengan

perdarahan.

klien mampu

mempertahankan

stabilisasi atau

perbaikan dalam

keseimbangan

cairan, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.   Menunjukkan TTV

dalam batas

normal.

2.   Pengisian kapiler

cepat

3.   Turgor kulit baik

4.   Bibir lembab/tidak

kering.

5.   Bebas dari

komplikasi

tes urin terhadap

keton, dan kaji

pernafasan terhadap

bau buah.

  Pantau tanda-tanda

vital.

  Pantau suhu kulit.

  Kaji bibir dan membran

mukosa oral dan

derajad salivasi.

  Perhatikan respon DJJ

abnormal.

Kolaborasi

  Tinjau ulang data

labolatorium; Hb, Ht,

elektrolit serum, dan

glukosa serum.

berat jenis urin

menunjukan dehidrasi.

Ketidakadekuatan

masukan glukossa

mengakibatkan

pemecahan lemak dan

adanya keton.

  Hipotensi, takikardi

dapat

mengindikasikan

kekurangan cairan.

  Kulit yang dingin atau

lembab

mengindikasikan

penurunan sirkulasi

perifer dan dibutuhkan

untuk penggantian

cairan tambahan.

  Membran mukossa atau

bibir yang kering dan

penurunan salivasi

adalah indikator lanjut

dari dehidrasi.

  Dapat menunjukan efek

dehidrasi maternal dan

penurunan perfusi.

  Peningkatan kadar Ht

menunjukan dehidrasi.

Kadar elektrolit serum

mendeteksi terjadinya

Page 35: Makalah letak lintang

  Berikan cairan IV

  Tingkatkan kecepatan

IV jika diperlukan.

ketidakseimbangan

elektrolit, kadar

glukosa serum

mendeteksi

hipoglikemia.

  Larutan parenteral

mengandung elektrolit

dan glukosa dapat

memperbaiki atau

mencegah

ketidakseimbangan

maternal dan janin

serta dapat

menurunkan keletihan

maternal.

Untuk mencegah

terjadinya kehilangan

cairan yang telah

didokumentasikan.

5. Reaksi berduka

berhubungan

dengan kematian

janin.

Setelah dilakukan

asuhan keprawatan

diharapkan

klien mampu

menghadapi proses

berduka dengan

baik, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.   Mengungkapkan

tahap proses

Mandiri

  Beri kode pada grafik

klien, pintu ruangan,

dan tempat tidur

sesuai indikasi.

  Berikan ruangan pribadi

bila klien

menginginkannya,

dengan kontak yang

sering oleh perawat.

Anjurkan kunjungan

  Mewaspadakan staff

rumah sakit dan

sukarelawan apabila

kehilangan klien.

  Tempat dimana

keluarga dan teman

dapat bicara dan

menangis tanpa

pembatasan

meningkatkan

ventilasi perasaan dan

Page 36: Makalah letak lintang

berduka yang

dialami.

2.   Mengekspresikan

perasaan dengan

tepat.

3.   Mengidentifikasi

masalah proses

berduka.

4.   Mencari bantuan

dengan tepat.

tidak terbatas oleh

keluarga dan teman.

  Libatkan pasangan

dalam perencanaan

perawatan. Berikan

kesempatan untuk

pasangan terlibat

bersama. Anjurkan

diskusi tentang

kekhawatiran.

  Kaji pengetahuan klien

dan pasangan serta

intrepretasi terhadap

kejadian sekitar

kematian janin atau

bayi. Berikan

informasi dan perbaiki

kesalahan konsep

berdasarkan kesiapan

pasangan dan

kemampuan untuk

memdengarkan secara

efektif.

rasa kekeluargaan.

  Partisipasi dalam

perencanaan dan

pembuatan keputusan

menunjukan pasangan

juga kehilangan anak

dan memerlukan

waktu untuk

mengekspresikan

perasaan kehilangan

dan menerima

dukungan tanpa harus

menjadi pendukung

klien dan pasangan.

  Setelah kematian anak,

orangtua berespon

syok, menyangkal,

atau tidak percaya.

Reaksi emosi ini dapat

menyembunyikan

kemampuan pasangan

untuk memproses

informasi dan

mengintrepretasi

kejadian bermakna.

Pola berfikir konkret

mungkin merupakan

cara mekanisme

koping satu-satunya

yang ada terhadap

informasi saat ini.

Page 37: Makalah letak lintang

  Tentukan makna

kehilangan terhadap

kedua pasangan.

Perhatikan bagaimana

pasangan

menginginkan

kehamilan dan

kelahiran ini.

  Anjurkan keluarga

untuk

mengekspresikan

perasaan dan

mendengar secara

efektif. Catat bahasa

tubuh. Tingkatkan

situasi rileks.

  Tinjau ulang perubahan

peran dan rencana

untuk mengatasi

kehilangan. Perhatikan

  Luas dan durasi respon

berduka dapat

tergantung pada

makna kehilangan.

Selain itu, orangtua

dapat merasa

kehilangan sepanjang

hidup mereka berduka

untuk anak yang tidak

pernah lagi mereka

tahu atau lihat

bertumbuh.

  Isyarat verbal dan

noverbal memberikan

informasi tentang

derajad kesedihan,

rasa bersalah, dan rasa

takut keluarga.

Keluarga yang

berduka memerlukan

kesempatan ulang

untuk

mengungkapkan

pengalaman mereka.

  Kebanyakan keluarga

mengantisipasi

kehamilan sehat dan

hasil positif dan tidak

disiapkan untuk

berfokus pada

pengaturan

Page 38: Makalah letak lintang

kehadiran sibling.

Kolaborasi

  Rujuk atau hubungi

rohaniawan sesuai

keinginan keluarga.

  Bantu membuat

permintaan dan

mendapatkan tanda

tangan untuk

pelaksanaan autopsy

bila dibutuhkan.

Tinjau ulang

keuntungan dan

keterbatasan autopsy.

  Berikan informasi

tentang penguburan

bayi. Hubungi

perusahaan

pemakaman pilihan

keluarga bila bantuan

diperlukan.

penguburan, apa yang

dilakukan terhadap

ruang perawatan,

bagaimana

melanjutkan

kehidupan mereka,

dan bagaimana

rencana untuk

perawatan anak

mereka.

  Keluarga mungkin

ingin bicara pada

pendeta atau

penasehat agama

untuk memberikan

pembaptisan, upacara

agama, dan koseling.

  Keluarga mungkin

menginginkan atau

memerlukan

penjelasan penyebab

kematian, yang

mungkin tidak

mungkin.

  Mayat bayi, seperti

orang dewasa, harus

dipindahkan dari

rumah sakit ke

fasilitas kamar mayat

Page 39: Makalah letak lintang

  Rujuk pada terapi

konseling atau

psikiatri bila perlu.

atau yang lain,

biasanya 24 jam

setelah kematian.

  Konseling atau teapi

mungkin perlu pada

kasus berduka pada

kasus berduka

patologis untuk

membantu individu

mengidentifikasi

kemungkinan

penyebab reaksi

abnormal dan

mencapai resolusi

proses berduka.

  Sectio Caesarea

            a.                        Pre Operasi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Ansietas berhubungan dengan

informasi yang diterima tidak jelas

dan krisis situasi

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan klien

mampu mengatasi ansietas, yang

dibuktikan dengan kriteria hasil

sebagai berikut;

1.   Klien mengungkapkan kesadaran

akan perasaan ansietas.

2.   Klien mampu mengidentifikasi cara

untuk menurunkan atau

Mandiri

  Dorong keberadaan/partisipasi dari

pasangan.

  Kaji tingkat ansietas dan diskusikan

penyebabnya bila mungkin.

  Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber

dari masalah. Berikan informasi

Page 40: Makalah letak lintang

menghilangkan ansietas.

3.   Klien mengungkapkan ansietas

berkurang.

4.   Menggunakan mekanisme koping

yang tepat.

5.   Menunjukkan TTV normal.

sehubungan dengan normalnya perasaan.

  Berikan waktu untuk mendengarkan pasien

mengenai masalah dan dorong ekspresi

perasaan yang bebas, mis: rasa marah, ragu

takut dan sendiri.

  Akui realita situasi dan perasaan klien,

terima ekspresi marah sambil membatasi

tingkah laku agresif dan berlebihan.

  Kembangkan hubungan pasien/perawat.

  Anjurkan penggunaan tehnik pernafasan dan

relaksasi. Bernafas dengan klien atau

pasangan bila perlu.

Kolaborasi

  Berikan kombinasi narkotik dan tranquilizer

(missal; meperidin hidroklorida,

hidroksizin pamoat)

2. Risiko infeksi berhubungan dengan

prosedur invasive.

Setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan diharapkan klien tidak

mengalami infeksi akibat

komplikasi penyakit, dengan kriteria

hasil sebagai berikut;

1.   Mengidentifikasi factor-faktor

Mandiri

Tetap pada fasilitas kontrol infeksi,

sterilisasi, dan prosedur/kebijakan aseptic.

Fasilitasi penggunaan alat secara steril.

Page 41: Makalah letak lintang

risiko individu dan intervensi untuk

mengurangi potensial infeksi.

2.   Pertahankan lingkungan aseptic

yang aman.

3.   Mencapai penyembuhan luka tepat

waktu bebas eksudat purulen dan

tidak demam

Ulangi studi laboratorium untuk

kemungkinan infeksi istemik.

Periksa kulit untuk mengetahui adanya

infeksi yang terjadi.

Identifikasi gangguan pada teknik aseptic

dan atasi dengan segera pada waktu terjadi.

Kolaborasi

Lakukan irigasi luka yang banyak.

Page 42: Makalah letak lintang

Dapatkan spesimen kultur atau pewarnaan

Gram.

Berikan antibiotik sesuai petunjuk

            b.                        Intra Operasi

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Kekurangan

volume cairan

intravaskuler

berhubungan

dengan

perdarahan

Setelah dilakukan

asuhan keprawatan

diharapkan

klien mampu

mempertahankan

stabilisasi atau

perbaikan dalam

keseimbangan

cairan, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil sebagai

berikut;

1.  Menunjukkan TTV

dalam keadaan batas

normal.

Mandiri

  Pertahankan masukan

dan haluaran akurat,

tes urin terhadap

keton, dan kaji

pernafasan terhadap

bau buah.

  Pantau tanda-tanda

vital.

  Penurunan haluaran

urin dan peningkatan

berat jenis urin

menunjukan

dehidrasi.

Ketidakadekuatan

masukan glukossa

mengakibatkan

pemecahan lemak

dan adanya keton.

  Hipotensi, takikardi

dapat

mengindikasikan

kekurangan cairan.

Page 43: Makalah letak lintang

  TD 120/80 mmHg

  Nadi 60-100 x/menit

  RR 16-24 x/menit

  Suhu 360-370C

2.  Pengisian kapiler

cepat

3.  Turgor kulit baik

4.  Bibir lembab atau

tidak kering.

5.  Bebas dari

komplikasi

  Pantau suhu kulit.

  Kaji bibir dan

membran mukosa oral

dan derajad salivasi.

  Perhatikan respon DJJ

abnormal.

Kolaborasi

  Tinjau ulang data

labolatorium; Hb, Ht,

elektrolit serum, dan

glukosa serum.

  Berikan cairan IV

  Kulit yang dingin atau

lembab

mengindikasikan

penurunan sirkulasi

perifer dan

dibutuhkan untuk

penggantian cairan

tambahan.

  Membran mukossa

atau bibir yang

kering dan

penurunan salivasi

adalah indikator

lanjut dari dehidrasi.

  Dapat menunjukan

efek dehidrasi

maternal dan

penurunan perfusi.

  Peningkatan kadar Ht

menunjukan

dehidrasi. Kadar

elektrolit serum

mendeteksi

terjadinya

ketidakseimbangan

elektrolit, glukosa

serum mendeteksi

hipoglikemia.

  Larutan parenteral

mengandung

Page 44: Makalah letak lintang

  Tingkatkan kecepatan

IV jika diperlukan.

elektrolit dan

glukosa dapat

memperbaiki atau

mencegah

ketidakseimbangan

maternal dan janin

serta dapat

menurunkan

keletihan maternal.

  Untuk mencegah

terjadinya

kehilangan cairan

yang telah

didokumentasikan.

2. Kelebihan volume

cairan intratitial

berhubungan

dengan aliran

balik vena

terganggu.

Setelah dilakukan

asuhan keprawatan

diharapkan

klien mampu

mmemperbaiki dan

mempertahankan

keseimbangan

volume cairan, yang

dapat dibuktikan

dengan kriteria hasil

sebagai berikut;

1.  Menunjukan TTV

dalam batas normal.

  TD 120/80 mmHg

  Nadi 60-100 x/menit

  RR 16-24 x/menit

  Suhu 360-370C

Mandiri

  Pantau adanya

peningkatan TD dan

nadi. Perhatikan

pernafasan terhadap

tanda dispnea, stridor,

ronki bassah, atau

ronki.

  Tinggikan ekstremitas

segera apabila

terdapat edema pada

ekstremitas.

  Pantau frekuensi infuse

secara manual atau

  Bila penggantian

cairan berlebihan,

gejala-gejala

kelebihan beban

sirkulasi dan

kesulitan pernafasan

dapat terjadi.

  Meninggikan

ekstremitas dapat

membantu

mempercepat

perbaikan aliran

balik vena dan

mencegah terjadinya

edema ekstremitas.

  Masukan harus kurang

Page 45: Makalah letak lintang

2.  Bebas dari edema

dan gangguan

penglihatan.

3.  Bunyi nafas bersih

dan tidak ada sesak

nafas.

elektronik. Catat

masukan dan

haluaran, ukur berat

jenis urin.

  Kaji status neurologis,

perhatikan perubahan

perilaku dan

peningkatan

iritabilitas.

Kolaborasi

  Pantau kadar Ht.

  Berikan MgSO4 per

pompa infuse bila

diindikasikan.

lebih sama dengan

haluaran dengan

kadar cairan stabil.

Berat jenis berubah

kebalikan dengan

haluaran, sehingga

apabila fungsi ginjal

membaik, angka

berat jenis menurun,

dan sebaliknya.

  Perubahan perilaku

mungkin tanda awal

dari edema serebral

karena retensi cairan.

  Bila volume plasma

membaik, kadar Ht

menurun.

  MgSO4 bekerja pada

persimpangan

mioneural dan

mungkin mempunyai

efek-efek sementara

dari penurunan TD

dan peningkatan

haluaran urin.

3. Risiko kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan penekanan

pada penonjolan

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

Mandiri

Beri penguatan atau

bantalan pada daerah

penonjolan tulang

atau pengantian posisi

Lindungi daerah

penonjolan tulang

untuk mencegah

terjadinya luka.

Page 46: Makalah letak lintang

tulang dalam

waktu yang lama.

mempertahankan

integritas kulit

dengan baik, yang

dapat dibuktikan

dengan kriteria hasil

sebagai berikut;

1.  Mencapai

penyembuhan luka

dengan cepat sesuai

waktu yang

diperkirakan.

2.  Menunjukan tingkah

laku atau tehnik

yang tepat

untukmengatasi dan

meningkatkan

kesembuhan.

3.  Bebas dari

komplikasi.

sesuai indikasi.

Gunakan tehnik

aseptic yang ketat.

Secara hati-hati

lepaskan perekat.

Gunakan sealant atau

barier kulit sebelum

perekat jika di

perlukan.Gunakan

perekat yang halus

atau silk (hipoalergik

atau perekat

Montgoumery atau

elastis untuk

membalut luka yang

membutuhkan

pergantian balutan

yang sering ).

Hindari menutup pada

seluruh ekstremitas.

Periksa luka secara

teratur catat

karakteristik dan

Lindungi luka dari

perlukaan mekanis

dan kontaminasi

serta untuk

mencegah akumulasi

cairan yang dapat

menyebabkan

ekskoriasi.

Mengurangi resiko

trauma kulit dan

gangguan pada luka.

Menurunkan resiko

terjadinya trauma

kulit atau abrasi dan

memberikan

perlindungan

tambahan untuk kulit

atau jaringan yang

halus.

Dapat menggangu

atau membendung

sirkulasi pada luka

sekaligus bagian

distal dari

ekstremitas.

Pengenalan akan

Page 47: Makalah letak lintang

integritas kulit.

Kolaborasi

Berikan es pada

daerah luka jika di

butuhkan.

Irigasi luka ; bantu

dengan melakukan

debridemen sesuai

kebutuhan.

adanya kegagalan

proses penyembuhan

luka secara dini

dapat mencegah

terjadinya

komplikasi yang

lebih serius.

Menurunkan

pembentukan edema

yang mungkin

menyebabka tekanan

yang tidak dapat di

identifikasi pada luka

selama periode pasa

operasi tertentu.

Membuang jaringan

nekrotik/luka

eksudat untuk

meningkatkan

penyembuhan.

             c.                        Post Operasi

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Gangguan

rasa nyaman;

nyeri

berhubungan

dengan

trauma jaringa

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

Mandiri

Catat umur dan

berat pasien,

masalah medis

atau psikologis

yang muncul

Pendekatan pada manajemen

sakit pasca operasi berdasarkan

pada factor-faktor variasi

multiple.

Page 48: Makalah letak lintang

mengontrol nyeri

yang dibuktikan

dengan criteria

hasil sebagai

berikut;

1.  Mengidentifikasi

dan

menggunakan

intervensi untuk

mengatasi

ketidaknyamana

n dengan tepat

2.  Mengungkapkan

berkurangnya

nyeri

3.  Mengatakan

bahwa rasa sakit

telah terkontrol

atau dapat

diatasi.

4.  Tampak santai.

5.  Dapat

beristirahat atau

tidur.

6.  Ikut serta dalam

aktifitas sesuai

kemampuan

kembali, sensifitas

idiosinkratik

analgesik dan

proses intra

operasi. (mis :

ukuran atau lokasi

insisi penggantian

saluran, zat-zat

anastesi ) yang di

gunakan

Kaji tanda-tanda

vital, perhatikan

takikardia,

hipertensi, dan

peningkatan

pernapasan,

bahkan jika pasien

menyangkal

adanya rasa sakit.

Evaluasi rasa sakit

secara regular

(mis : setiap 2 jam

x 12) catat

karakteristik,

lokasi dan

intensitas (skala

0-10 ).

Lakukan reposisi

sesuai petunjuk.

Dorong

Sediakan informasi mengenai

kebutuhan atau efektifitas

intervensi.

Dapat mengindikasikan rasa

sakit akut dan ketidaknyamanan.

Mungkin mengurangi rasa sakit

dan meningkatka sirkulasi.

Lepaskan tegangan emosional

dan otot ; tingkatkan perasaan

kontrol yang mungkin dapat

meningkatkan kemampuan

koping.

Analgesik IV akan dengan segera

mencapai pusat rasa sakit,

menimbulkan penghilangan

yang lebih efektif dengan obat

dosis kecil. Pemberian IM akan

memakan waktu lebih lama dan

keefektifanya bergantung

Page 49: Makalah letak lintang

penggunaan

tekhnik relaksasi,

mis : latihan

napas dalam,

bimbingan

imajinasi,

visualisasi.

Kolaborasi

Berikan analgesik

IV (setelah

mengulangi

catatan anestesi

untuk

kontraindikasi

dan/atau

menyebabkan

analgesia)

menyediakan

analgesia setiap

saat dengan dosis

penyelamat yang

intermiten

Berikan analgetik

dikontrol pasien

(ADP).

kepada tingkat dan absorbsi

sirkulasi.

Penggunaan ADP mengharuskan

instruksi secara detail pada

metode penggunaanya dan harus

di pantau secara ketat namun

dianggap sangat efektif dalam

mengatasi rasa sakit pasca

operasi dengan jumlah narkotik

yang sedikit.

Analgesik mungkin di injeksikan

ke dalam lokasi operasi atau

saraf ke lokasi yang mungkin

tepat terlindung pada

pascaoperasi yang segera untuk

mencegah penyakit.

Page 50: Makalah letak lintang

Anestesi lokal,

misalnya blok

epidural.

2. Kerusakan

intregritas

kulit

berhubungan

dengan

trauma

jaringan dan

imobilisasi

dalam waktu

lama.

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

mempertahankan

integritas kulit

dengan baik,

yang dapat

dibuktikan

dengan kriteria

hasil sebagai

berikut;

1.     Mencapai

penyembuhan

luka dengan

cepat sesuai

waktu yang

diperkirakan.

2.     Menunjukan

Mandiri

Beri penguatan

pada balutan awal

atau pengantian

sesuai

indikasi.Gunakan

tehnik aseptic

yang ketat.

Secara hati-hati

lepaskan perekat.

Gunakan sealant

atau barier kulit

sebelum perekat

jika diperlukan.

Gunakan perekat

yang halus atau

silk (hipoalergik

atau perekat

Montgoumery

atau elastis untuk

Lindungi luka dari perlukaan

mekanis dan kontaminasi.

Mencegah akumulasi cairan

yang dapat menyebabkan

ekskoriasi.

Mengurangi resiko trauma kulit

dan gangguan pada luka.

Menurunkan resiko terjadinya

trauma kulit atau abrasi dan

memberikan perlindungan

tambahan untuk kulit atau

jaringan yang halus.

Dapat menggangu atau

membendung sirkulasi pada

luka sekaligus bagian distal dari

Page 51: Makalah letak lintang

tingkah laku atau

tehnik untuk

meningkatkan

kesembuhan.

3.     Bebas dari

komplikasi.

membalut luka

yang

membutuhkan

pergantian balutan

yang sering ).

Periksa tegangan

balutan. Beri

perekat pada pusat

insisi ke tepi luar

dari balutan luka.

Hindari menutup

pada seluruh

ekstremitas.

Periksa luka secara

teratur catat

karakteristik dan

integritas kulit di

sekitar luka.

Kolaborasi

Berikan es pada

daerah luka jika di

butuhkan.

Lakukan

debredimen sesuai

dengan

ekstremitas.

Pengenalan akan adanya

kegagalan proses penyembuhan

luka atau berkembangnya

komplikasi secara dini dapat

mencegah terjadinya kondisi

yang lebih serius.

Menurunkan pembentukan

edema yang mungkin

menyebabka tekanan yang tidak

dapat di identifikasi pada luka

selama periode pasa operasi

tertentu.

Membuang jaringan nekrotik dan

eksudat untuk membantu

mempercepat dan meningkatkan

penyembuhan.

Page 52: Makalah letak lintang

kebutuhan.

3. Gangguan

keseimbangan

volume

cairan dan

elektrolit

berhubungan

dengan mual

dan muntah.

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

mempertahankan

keseimbangan

volume cairan

dan elektrolit,

yang dapat

dibuktikan

dengan kriteria

hasil sebagai

berikut;

1.  Kebutuhan

cairan terpenuhi

dengan 2000-

2500 ml/hari

2.  Eliminasi urin

teratur

3.  TTV normal

  TD 120/80 mmHg

  Nadi 60-100

x/menit

  RR 16-24 x/menit

  Suhu 360-370C

4.  Mual muntah

berkurang

5.  Tidak ada luka

Mandiri

  Ukur dan catat

pemasukan dan

pengeluaran

(termasuk

pengeluaran

cairan

gastrointestinal).

Tinjau ulang

catatan

intraoperasi.

  Kaji pengeluaran

urinarius,

terutama untuk

tipe prosedur

operasi yang

dilakukan

  Berikan bantuan

pengukuran

berkemih sesuai

kebutuhan.

Misalnya privasi,

  Dokumentasi yang akurat akan

membantu dalam

mengidentifikasi pengeluaran

cairan/ kebutuhan penggantian

dan pilihan-pilihan yang

mempengaruhi intervensi

  Mungkin akan terjadi penurunan

ataupun penghilangan setelah

prosedur pada system

genitourinarius atau struktur

yang membedakan (misalnya:

ureteroplasti, ureterolitotomi,

histeroktomi abdominal ataupun

vaginal), mengindikasikan

malfungsi ataupun obstruksi

system urinarius.

  Meningkatkan relaksasi otot

parineal dan memudahkan

upaya pengosongan.

  Hipotensi, takikardi, peningkatan

pernafasan mengindikasikan

kekurangan cairan, misal

dehidrasi atau hipovolemia.

  wanita pasien dengan obesitas

dan mereka yang memiliki

kecenderungan mabuk

Page 53: Makalah letak lintang

pembengkakan

6.  Tidak ada

hipotensi akibat

penurunan

vasomotor

posisi duduk, air

yang mengalir

dalam BAK

  Pantau tanda-tanda

vital

  Catat munculnya

mual muntah.

Riwayat pasien

mabuk perjalanan

  Periksa pembalut

pada alat drain

pada interval

regular. Kaji luka

untuk terjadinya

pembengkakan

dan adanya

perdarahan.

perjalanan penyakit memiliki

risiko mual muntah yang lebih

tinggi pada masa pascaoperasi.

Selain itu semakin lama durasi

anestesi, semakin besar resiko

untuk mual.

  Perdarahan yang berlebihan dapat

mengacu kepada hipovolemia

atau hemoragi. Pembengkakan

local mungkin mengindikasikan

formasi hematoma atau

perdarahan. Catatan kedalam

rongga (misalnya

retroperitoneal) mungkin

tersembunyi dan hanya

terdiagnosa melalui depresi

tanda-tanda vital, laporan pasien

akan sensasi tekanan pada

daerah yang terpengaruh.

  Kulit dingin atau lembab, denyut

yang lemah mengindikasikan

penurunan sirkulasi perifer dan

dibutuhkan untuk penggantian

cairan tambahan.

  Gantikan kehilangan cairan yang

telah didokumentasikan. Catat

waktu penggantian volume

sirkulasi yang potensial bagi

Page 54: Makalah letak lintang

  Pantau suhu kulit,

palpasi denyut

perifer.

Kolaborasi

  Berikan cairan

parenteral,

produksi darah

atau plasma

sekspander sesuai

petunjuk. jika

diperlukan.

  Tingkatkan

kecepatan IV jika

diperlukan.

.

penurunan komplikasi, misalkan

ketidakseimbangan elektrolit,

dehidrasi, pingsan

kardiovaskuler.

Pada awalnya mungkin

dibutuhkan peningkatan volume

untuk mendukung volume

sirkulasi atau mencegah

hipotensi karena penurunan

tonus vasomotor akan mengikuti

pemberian fluothane.

Pemasukan oral bergantung

kepada pengembalian fungsi

gastrointestinal.

Page 55: Makalah letak lintang

4. Bersihan jalan

nafas inefektif

berhubungan

dengan

penumpukan

secret pada

jalan nafas.

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

memperbaiki dan

mempertahankan

bersihan jalan

nafas yang

efektif, yang

dapat dibuktikan

dengan kriteria

hasil sebagai

berikut;

1.  Menunjukkan

hilangnya

dispnea

2.  Mempertahankan

jalan nafas paten.

3.  bunyi nafas

bersih tidak ada

ronki basah atau

ronki.

4.  Mengeluarkan

sekret tanpa

kesulitan

5.  Menunjukkan

perilaku untuk

memperbaiki

Mandiri

Catat perubahan

upaya dan pola

bernafas.

Observasi

penurunan

ekspansi dinding

dada dan adanya

atau peningkatan

fremitus.

Catat karakteristik

bunyi nafas

Bantu dengan

batuk atau nafas

dalam, ubah

posisi dan

penghisapan

sesuai indikasi.

Kolaborasi

Berikan oksigen

lembab, cairan IV

Berikan terapi

aerosol, nebuliser

ultrasonik

Penggunaan otot interkostal atau

abdominal dan pelebaran nasal

menunjukkan peningkatan

upaya bernafas

Ekspansi dada terbatas atau tak

sama sehubungan dengan

akumulasi cairan, edema, dan

sekret dalam seksi lobus.

Karakteristik dapat berubah

tergantung pada penyebab gagal

pernafasan.

Pengumpulan sekret dapat

mengganggu ventilasi dan dapat

mengakibatkan terjadinya

edema paru.

Kelembaban dapat membantu

untuk meningkatkan

memobilisasi sekret dan

meningkatkan transpor oksigen

Pengobatan diberikan untuk

mengirim

oksigen,bronkodilatasi,kelemba

ban dengan kuat pada alveoli

dan untuk memobilisasi sekret

Meningkatkan drainase dan

eliminasi sekret paru ke dalam

sentral bronkus.

Page 56: Makalah letak lintang

bersihan jalan

nafas.

Bantu dengan

fisioterapi dad,

contoh drainase

postural, perkusi

dada atau vibrasi

sesuai indikasi.

5. Pola nafas

inefektif

berhubungan

dengan

penurunan

ekspansi paru.

Setelah

dil;akukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

memperbaiki dan

mempertahankan

pola nafas yang

efektif, yang dapt

dibuktikan

dengan kriteria

hasil sebagai

berikut;

1.     Menetapkan pola

nafas yang

normal

2.     Tidak terdapat

sianosis dan

tanda-tanda

hipoksia lainnya

3.     Tidak terlihat

penggunaan otot-

Mandiri

Pantau TTV secara

terus-menerus

Auskultasi suara

nafas. Dengarkan

adanya mengi,

crow, dan

keheningan

setelah selesai

periode ekstubasi.

Observasi

frekuensi dan

kedalaman

pernafasan,

perluasan rongga

dada,

retraksi/pernafasa

n cuping hidung,

warna kulit, dan

aliran udara

Letakkan pasien

Meningkatnya pernafasan,

takikardi/bradikardi

menunjukkan kemungkinan

adanya hipoksia

Kurangnya suara nafas adalah

indikasi adanya obstruksi oleh

mukus.

Dilakukan untuk memastikan

efektifitas pernafasan sehingga

upaya memperbaiki dapat segera

dilakukan

Elevasi kepala dan posisi miring

akan mencegah terjadinya

aspirasi dari muntah.

Setelah pemberian obat-obat

relaksasi otot selama masa

Page 57: Makalah letak lintang

otot bantu

pernafasan.

4.     Menunjukan

wajah rileks

tanpa adanya

sesak nafas.

pada posisi yang

sesuai, tergantung

pada kekuatan

pernafasan dan

jenis pembedahan

Observasi

pengembalian

fungsi otot,

terutama

penggunaan otot-

otot pernafasan

Kolaborasi

Berikan tambahan

oksigen sesuai

kebutuhan

Berikan obat-

obatan IV seperti

nalokson (narkan)

atau doksapram

(dopram)

intraoperatif, pengembalian

fungsi otot pertama kali terjadi

pada diafragma, otot-otot

interkostal, dan laring yang akan

diikuti dengan relaksasi

kelompok otot-otot utama.

Dilakukan untuk meningkatkan

pengambilan oksigen yang akan

diikat oleh Hb yang

menggantikan tempat gas

anastesi dan mendorong

pengeluaran gas tersebut melalui

zat-zat inhalasi

Narkan akan mengubah induksi

narkotik yang menekan SSP dan

Dopram menstimulasi gerakan

otot-otot pernafasan.

Dilakukan tergantung pada

penyebab depresi pernafasan

atau jenis pembedahan, selang

endotrakeal mungkin tetap pada

tempat dan penggunaan mesin

bantu pernafasan dipertahankan

untuk jangka waktu tertentu

Page 58: Makalah letak lintang

Berikan/pertahank

an alat bantu

pernafasan

(ventilator)

6. Risiko infeksi

berhubungan

dengan

prosedur

invasive dan

kerusakan

barier primer

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

tidak mengalami

infeksi akibat

komplikasi

penyakit, dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.     Mengidentifikasi

factor-faktor

risiko individu

dan intervensi

untuk

mengurangi

potensial infeksi.

2.     Pertahankan

lingkungan

aseptic yang

aman.

3.     Mencapai

penyembuhan

Mandiri

Tetap pada

fasilitas kontrol

infeksi, sterilisasi,

dan

prosedur/kebijaka

n aseptic.

Fasilitasi

penggunaan alat

secara steril.

Ulangi hasil

pemeriksaan

laboratorium

untuk

kemungkinan

Tetapkan mekanisme yang di

rancang untuk mencegah

infeksi.

Benda-benda yang di pakai

mungkin tampak steril,

meskipun demikian, setiap

benda harus secara teliti di

periksa kesterilanya, adanya

kerusakan pada pemaketan, efek

lingkungan pada paket dan

teknik pengiriman Sterilisasi

paket/tanggal kadaluarsa, nomor

lot atau seri harus di

dokumentasikan jika perlu.

Peningkatan SDP akan

mengindikasikan adanya infeksi

di mana prosedur operasi akan

mengurangi atau munculnya

infeksi sistemik atau organ.

Dimana mungkuin dapat

menyebabkan kontraindikasi

dari prosedur pembedahan dan

anestesi.

Page 59: Makalah letak lintang

luka tepat waktu

bebas eksudat

purulen dan tidak

demam

infeksi sistemik.

Periksa kulit untuk

mengetahui

adanya infeksi

yang terjadi.

Identifikasi

gangguan pada

teknik aseptic dan

atasi dengan

segera pada waktu

terjadi.

Kolaborasi

Lakukan irigasi

luka yang banyak.

Dapatkan

spesimen kultur

atau pewarnaan

Gangguan pada intregitas kulit

atau dekat dengan lokasi operasi

menunjukan adanya sumber

kontaminasi luka..

Kontaminasi dengan lingkungan

atau kontak personal akan

menyebabkan daerah yang steril

menjadi tidak steril sehingga

dapat meningkatkan resiko

infeksi.

Dapat digunakan pada intra

operasi untuk mengurangi

jumlah bakteri pada lokasi dan

pembersihan luka debris, mis :

tulang, jaringan iskemik,

kontaminan usus, toksin.

Identifikasi segera tipe-tipe

organisme infeksi dengan

pewarnaan Gram, yang

memungkinkan di perlukanya

pengobatan yang sesuai pada

waktu identifikasi yang lebih

khusus melalui kultur dapat

diperoleh dalam waktu beberapa

hari atau jam.

Dapat diberikan secara

profilaksis bila di curigai

terjadinya infeksi .

Page 60: Makalah letak lintang

Gram.

Berikan antibiotik

sesuai petunjuk

Page 61: Makalah letak lintang

TINJAUAN KASUS

KASUS 31

Ny. S 23 tahun G1 P0 A0 masuk RS 17 Agustus 2005, tanggal pengkajian anda 18 Agustus

2005. BB sebelum hamil 46 kg, BB sekarang 53 kg. Klien cemas bagaimana nanti dengan

persalinannya karena menurut bidan yang memeriksa sebelumnya janin klien melintang. Klien

terlihat gelisah, ekspresi wajah tegang. RR 30 x/menit, N 88 x/menit. Klien menyatakan semakin

nyeri pada daerah perut menjalar ke punggung. Saat ini dari VT pembukaan 3 cm, ketuban (+),

presentasi bahu, posisi belum masuk PAP, tidak ada hambatan jalan lahir, dari leopod IV

konvergen. His 3x/10 menit selama 20 detik, fase relaksasi baik. Klien direncanakan SC. Klien

cemas dengan rencana operasinya. Wajah tampak tegang dan berkeringat.

Soal A

1.      Rencanakan NCP pada klien.

2.      Apa intervensi anda dan bagaimana evaluasi terkait dengan data berikut.

Sebelum klien dibawa ke OK anda mengajarkan klien untuk banyak berdoa, mengajarkan tehnik

nafas dalam, memberikan support juga memotivasi keterlibatan keluarga untuk mendampingi

klien. Anda menjelaskan prosedur operasi. Klien di bawa ke ruang OK dan diberikan injeksi

anastesi several pada pukul 15.00 WIB. TD 120/80 mmHg, RR 24 x/menit, N 90 x/menit. Pada

shiff malam, klien kembali ke ruangan dari ruang recovery. Klien tampak tertidur, terdapat insisi

abdomen SCTP.

Soal B

1.      Bagaimana prioritas diagnosa anda sekarang.

2.      Rumuskan NCP bila ada diagnosa baru.

SOAL A

A.    ANALISA DATA

Page 62: Makalah letak lintang

No. Data Focus Masalah Penyebab

1. Data subjektif ;

a.  Klien mengatakan cemas

dengan persalinannya karena

menurut bidan janinnya

melintang.

b.  Klien mengatakan cemas

dengan rencana operasinya.

Data objektif ;

a.  Klien terlihat gelisah.

b.  Ekspresi wajah tegang.

c.  Wajah klien tampak tegang

dan berkeringat.

d. RR 30 x/menit.

e.  Nadi 88x/menit.

Ansietas. Rencana tindakan

operasi dan krisis

situasi.

2. Data subjektif ;

a.  Klien menyatakan semakin

nyeri pada daerah perut

menjalar ke punggung.

Data objektif ;

a.  VT pembukaan 3 cm.

b.  Ketuban (+).

c.  Presentasi bahu.

d. Posisi belum masuk PAP.

e.  Tidak ada hambatan jalan

lahir.

f.   Leopod IV konvergen.

g.  His 3 /10 menit dalam 20

detik.

h.  Fase relaksasi baik.

Gangguan rasa

nyaman; nyeri.

Dilatasi serviks.

Page 63: Makalah letak lintang

B.     PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan operasi dan krisis situasi.

2.      Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks

Page 64: Makalah letak lintang

C.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

.

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Ansietas

berhubungan

dengan rencana

tindakan operasi

dan krisis situasi.

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu mengatasi

ansietas, yang

dibuktikan dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.   Klien

mengungkapkan

kesadaran akan

perasaan ansietas.

2.   Klien mampu

mengidentifikasi

cara untuk

menurunkan atau

menghilangkan

ansietas.

3.   Klien

mengungkapkan

ansietas berkurang.

4.   Menggunakan

mekanisme koping

yang tepat.

5.   Menunjukkan

TTV normal.

Mandiri

  Dorong

keberadaan/partisipasi

dari pasangan.

  Kaji tingkat ansietas dan

diskusikan

penyebabnya bila

mungkin.

  Tentukan tingkat ansietas

klien dan sumber dari

masalah. Berikan

informasi sehubungan

dengan normalnya

perasaan.

  Berikan waktu untuk

mendengarkan pasien

mengenai masalah dan

dorong ekspresi

perasaan yang bebas,

mis: rasa marah, ragu

takut dan sendiri.

  Akui realita situasi dan

perasaan klien, terima

ekspresi marah sambil

membatasi tingkah laku

  Memberikan

dukungan

emosional, dapat

mendorong

pengungkapan

masalah.

  Identifikasi masalah

spesifik

meningkatkan

kemampuan individu

untuk

menghadapinya

dengan lebih

realistis.

  Kelahiran caesarea

mungkin dipandang

sebagai kegagalan

dalam hidup oleh

klien dan dapat

memiliki dampak

negatif.

  Selalu berada dengan

cara ini akan

membuat pasien

merasa diterima dan

dapat mengurangi

tingkat kecemasan.

Page 65: Makalah letak lintang

agresif dan berlebihan.

  Kembangkan hubungan

pasien/perawat.

  Anjurkan penggunaan

tehnik pernafasan dan

relaksasi. Bernafas

dengan klien atau

pasangan bila perlu.

Kolaborasi

  Berikan kombinasi

narkotik dan

tranquilizer (missal;

meperidin hidroklorida,

hidroksizin pamoat)

  Memungkinkan

ekspresi perasaan

membantu

dimulainya resolusi.

  Hubungan yang saling

mempercayai

diantara

pasien/orang

terdekat/staf akan

meningkatkan

perawatan dan

dukungan yang

optimal.

  Membantu dalam

menurunkan ansietas

dan persepsi

ketakutan

persalinan,

meningkatkan

kontrol perasaan.

  Tranquilizer

mempunyai kerja

narkotik,

menurunkan

ansietas, dan

membantu klien

Page 66: Makalah letak lintang

memfokuskan pada

tehnik pernafasan

atau relaksasi.

2. Gangguan rasa

nyaman; nyeri

berhubungan

dengan dilatasi

serviks

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

mengontrol nyeri

yang dibuktikan

dengan criteria

hasil sebagai

berikut;

1.   Mengidentifikasi

dan menggunakan

tehnik untuk

mengatasi

ketidaknyamanan

dengan tepat

2.   Mengungkapkan

berkurangnya

nyeri

3.   Mengatakan

bahwa rasa sakit

telah terkontrol

atau dapat diatasi.

4.   Tampak santai dan

tenang diantara

kontraksi.

5.   Bebas dari efek

samping bila agent

Mandiri

  Kaji derajad

ketidaknyamanan

melalui isyarat verbal

dan non verbal.

Perhatikan pengaruh

budaya pada respons

nyeri.

  Bantu dalam penggunaan

tehnik pernafasan atau

relaksasi yang tepat.

  Bantu tindakan

kenyamanan seperti;

gosokan punggung,

tekanan sacral,

perubahan posisi, dan

lain-lain.

  Berikan informasi

tentang ketersediaan

analgesia, respon atau

efek samping biasanya,

dan durasi efek

analgesia pada lampu

atau situasi penyerta.

  Instruksikan klien dalam

menggunakan analgesic

yang dikontrol pasien,

  Tindakan dan reaksi

nyeri adalah

individual dan

berdasarkan

pengalaman masa

lalu, memahami

perubahan fisiologis,

dan latar belakang

budaya.

  Dapat memblok

impuls nyeri dalam

korteks serebral

melalui respon

kondisi.

  Meningkatkan

relaksasi dan

hygiene,

meningkatkan

perasaan sejahtera.

  Memungkinkan klien

membuat piihan

persetujuan tentang

cara pengontrolan

nyeri.

Page 67: Makalah letak lintang

analgesia atau

anastesik

diberikan.

pantau caranya

menggunakan.

  Hitung waktu dan catat

frekuensi, intensitas,

dan durasi pola

kontraksi uterus setiap

30 menit.

Kolaborasi

Berikan analgesik IV

seperti; alfaprodin,

hidroklorida, atau

meperidin hidroklorida

(setelah mengulangi

catatan anestesi untuk

kontraindikasi dan

menyebabkan

analgesia)

menyediakan analgesia

setiap saat dengan dosis

penyelamat yang

intermiten

Lakukan atau bantu

dengan blok

paraservikal bila serviks

dilatasi 4-5 cm.

Berikan oksigen dan

tingkatkan masukan

cairan biasa bila

  Memungkinkan klien

untuk mengatur

control nyerinya

sendiri, biasanya

dengan sedikit

medikasi.

  Memantau kemajuan

persalinan dan

memberikan

informasi untuk

klien.

  Analgesik IV akan

dengan segera

mencapai pusat rasa

sakit, menimbulkan

penghilangan yang

lebih efektif dengan

obat dosis kecil.

Pemberian IM akan

memakan waktu

lebih lama dan

keefektifanya

bergantung kepada

tingkat dan absorbsi

sirkulasi.

  .Menganastesi pleksus

hipogastrik inferior

dan ganglia,

Page 68: Makalah letak lintang

tekanan sistolik turun di

bawah 100 mmHg atau

turun lebih dari 30% di

bawah tekanan dasar.

Pantau DJJ secara

elektronik dan catat

penurunan variabilitas

atau bradikardia.

Dapatkan sample kulit

kepala janin bila

bradikardia menetap

selama 30 menit atau

lebih.

memberikan

kelegaan selama

dilatasi serviks.

  Meningkatkan volume

cairan sirkulasi,

perfusi plasenta, dan

ketersediaan oksigen

untuk ambilan janin.

  Bradikardia dan

penurunan

variabilitas janin

adalah efek samping

yang biasa dari blok

paraservikal. Efek

samping ini dapat

mulai 2-10 setelah

pemberian anastesik

dan dapat berakhir

selama 5-10 menit.

D.    IMPLEMENTASI

No

.

Hari/Tanggal/Waktu Implementasi Respon TTD

1. Kamis, 18 Agustus

2005

Pukul 15.00 WIB

1.      Mengajarkan klien untuk

banyak berdoa.

2.      Mengajarkan tehnik nafas

dalam.

3.      Memberkan support dan

motivasi keterlibatan

1.      Klien mengikuti anjuran

untuk banyak berdoa.

2.      Klien mampu

menggunakan tehnik

nafas dalam.

3.      Keluarga memberikan

support dan motivasi

Page 69: Makalah letak lintang

keluarga untuk

mendampingi klien.

4.      Menjelaskan prosedur

operasi.

serta ikut terlibat dalam

proses keperawatan.

4.      Klien mengatakan telah

memahami tentang

prosedur operasi.

2. Kamis, 18 Agustus

2005

Pukul 15.00 WIB

1.      Mengajarkan klien tehnik

non farmakologis untuk

mengurangi nyeri yaitu

tehnik relaksasi.

2.      Mengajarkan klien tehnik

napas dalam

3.      Mengajarkan klien

menginterprestasikan

nyeri dengan

menggunakan skala nyeri

0 - 10

4.      Membantu klien untuk

meningkatkan rasa

nyaman.

5.      Mengkaji nyeri tekan

uterus dan menginspeksi

luka insisi.

6.      Mengobservasi kembali

skala nyeri

1.      Klien mampu

menggunakan tehnik

relaksasi untuk

mengurangi nyeri.

2.      Klien mengatakan nyeri

sudah mulai berkurang

3.      Klien

menginterprestasikan

nyerinya dalam skala 4

4.      Klien mengatakan nyeri

berkurang.

5.      Klien mau bekerjasama

dalam pemeriksaan

6.      Klien menginterprestasikan nyeri berkurang dalam skala 4

E.     EVALUASI

No. Evaluasi TTD1. S : -

O : Klien tampak tenang.

TD 120/80 mmHg

RR 24 x/menit.

Nadi 90 x/menit.

Page 70: Makalah letak lintang

A : Ansietas dapat diatasi.

P : Pertahankan hasil yang telah dicapai.

2. S : -

O : Pengukuran skala nyeri sudah menurun mencapai skala 4

A : Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi

P : Pertahankan hasil yang telah dicapai dan lanjutkan intervensi.

Page 71: Makalah letak lintang

SOAL B

A.    ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Penyebab

1. Data Subjektif ; -

Data objektif ;

a.  Terdapat insisi abdomen

SCTP.

Gangguan rasa nyaman;

nyeri.

Diskontinuitas

jaringan

2. Data subjektif ; -

Data objektif ;

a.  Terdapat insisi abdomen

SCTP.

Risiko infeksi. Kerussakan barier

primer dan

terpajan

mikroorganisme.

B.     PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.

2.      Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan barier primer dan terpajan mikroorganisme.

Page 72: Makalah letak lintang

C.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Gangguan rasa

nyaman; nyeri

berhubungan

dengan

diskontinuitas

jaringan.

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

mampu

mengontrol nyeri

yang dibuktikan

dengan criteria

hasil sebagai

berikut;

1.  Mengidentifikasi

dan

menggunakan

tehnik untuk

mengatasi

ketidaknyamanan

dengan tepat

2.   Mengungkapkan

berkurangnya

nyeri

3.   Mengatakan

bahwa rasa sakit

terkontrol dan

dapat diatasi.

4.   Tampak santai

dan tenang.

Mandiri

  Kaji derajad

ketidaknyamanan melalui

isyarat verbal dan non

verbal. Perhatikan

pengaruh budaya pada

respons nyeri.

  Bantu dalam penggunaan

tehnik pernafasan atau

relaksasi yang tepat.

  Bantu tindakan kenyamanan

seperti; gosokan punggung,

tekanan sacral, perubahan

posisi, dan lain-lain.

  Berikan informasi tentang

ketersediaan analgesia,

respon atau efek samping

biasanya, dan durasi efek

analgesia pada lampu atau

situasi penyerta.

  Instruksikan klien dalam

menggunakan analgesic

yang dikontrol pasien,

pantau caranya

menggunakan..

  Tindakan dan

reaksi nyeri

adalah individual

dan berdasarkan

pengalaman masa

lalu, memahami

perubahan

fisiologis, dan

latar belakang

budaya.

  Dapat memblok

impuls nyeri

dalam korteks

serebral melalui

respon kondisi.

  Meningkatkan

relaksasi dan

hygiene,

meningkatkan

perasaan

sejahtera.

  Memungkinkan

klien membuat

piihan persetujuan

tentang cara

pengontrolan

nyeri.

Page 73: Makalah letak lintang

Kolaborasi

Berikan analgesik IV

seperti; alfaprodin,

hidroklorida, atau

meperidin hidroklorida

(setelah mengulangi catatan

anestesi untuk

kontraindikasi dan

menyebabkan analgesia)

menyediakan analgesia

setiap saat dengan dosis

penyelamat yang intermiten

  Memungkinkan

klien untuk

mengatur control

nyerinya sendiri,

biasanya dengan

sedikit medikasi.

  Analgesik IV akan

dengan segera

mencapai pusat

rasa sakit,

menimbulkan

penghilangan

yang lebih efektif

dengan obat dosis

kecil. Pemberian

IM akan

memakan waktu

lebih lama dan

keefektifanya

bergantung

kepada tingkat

dan absorbsi

sirkulasi.

2. Risiko infeksi

berhubungan

dengan kerusakan

barier primer dan

terpajan

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

diharapkan klien

Mandiri

Tetap pada fasilitas kontrol

infeksi, sterilisasi, dan

prosedur/kebijakan aseptic.

Fasilitasi penggunaan alat

Tetapkan

mekanisme yang

di rancang untuk

mencegah infeksi.

Page 74: Makalah letak lintang

mikroorganisme. tidak mengalami

infeksi sebagai

akibat

komplikasi

penyakit, dengan

kriteria hasil

sebagai berikut;

1.   Mengidentifikasi

factor-faktor

risiko individu

dan intervensi

untuk

mengurangi

potensial infeksi.

2.   Pertahankan

lingkungan

aseptic yang

aman.

3.   Mencapai

penyembuhan

luka tepat waktu

bebas eksudat

purulen dan tidak

demam

secara steril.

Ulangi hasil pemeriksaan

laboratorium untuk

kemungkinan infeksi

sistemik.

Periksa kulit untuk

mengetahui adanya

infeksi .

Identifikasi gangguan pada

teknik aseptic dan atasi

dengan segera pada waktu

Benda-benda yang

di pakai mungkin

tampak steril,

meskipun

demikian, setiap

benda harus

secara teliti di

periksa

kesterilanya,

adanya kerusakan

pada pemaketan,

efek lingkungan

pada paket dan

teknik pengiriman

Sterilisasi

paket/tanggal

kadaluarsa, nomor

lot atau seri harus

di

dokumentasikan

jika perlu.

Peningkatan SDP

akan

mengindikasikan

adanya infeksi di

mana prosedur

operasi akan

mengurangi atau

munculnya

infeksi sistemik

atau organ.

Page 75: Makalah letak lintang

terjadi.

Kolaborasi

Dapatkan spesimen kultur

atau pewarnaan Gram.

Berikan antibiotik sesuai

petunjuk

Dimana

mungkuin dapat

menyebabkan

kontraindikasi

dari prosedur

pembedahan dan

anestesi.

Gangguan pada

intregitas kulit

atau dekat dengan

lokasi operasi

menunjukan

adanya sumber

kontaminasi luka..

Kontaminasi

dengan

lingkungan atau

kontak personal

akan

menyebabkan

daerah yang steril

menjadi tidak

steril sehingga

dapat

meningkatkan

resiko infeksi.

Identifikasi segera

tipe-tipe

organisme infeksi

dengan

Page 76: Makalah letak lintang

pewarnaan Gram,

yang

memungkinkan di

perlukanya

pengobatan yang

sesuai pada waktu

identifikasi yang

lebih khusus

melalui kultur

dapat diperoleh

dalam waktu

beberapa hari atau

jam.

Dapat diberikan

secara profilaksis

bila di curigai

terjadinya

infeksi .

Page 77: Makalah letak lintang

PATHWAYS

Page 78: Makalah letak lintang

 

Page 79: Makalah letak lintang
Page 80: Makalah letak lintang

 

Page 81: Makalah letak lintang

Syok hipovolemik 

Page 82: Makalah letak lintang
Page 83: Makalah letak lintang
Page 84: Makalah letak lintang

 

Page 85: Makalah letak lintang

Resti infek

si 

Page 86: Makalah letak lintang

Penumpukan secret dijalan napas 

Page 87: Makalah letak lintang
Page 88: Makalah letak lintang

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi. 1984. Obstetric Patologi. Bandung; FK UNPAD

Cunningham, Gary. 1995. Obstetri Williams. Edisi 18. Jakarta; EGC

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

-----. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi. Edisi 2. Jakarta: EGC

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta; EGC

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta; Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta; EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta; Tridasa Printer

-----. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta; Tridasa Printer

LEMBAR PENGESAHAN

Page 89: Makalah letak lintang

Makalah ini telah dikonsultasikan dan diperiksa, siap dinilai oleh dosen pengampu

mata kuliah Keperawatan Maternitas II Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi

Waluyo Ungaran.

Ungaran, Mei 2006

Umi Aniroh, S.Kep., Ns

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DIAGNOSA MEDIS

PERSALINAN LETAK LINTANG DENGAN SCTP

Page 90: Makalah letak lintang

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II

Dosen Pengampu: Umi Aniroh, S.Kep,.Ns

Oleh:

1.         Ayu Tantri s 010301011

2.        Bety Mardiyatmi 010301012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYO UNGARAN

2006

Diposkan oleh andri sutiawan di 21.41 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

1 komentar:

Page 91: Makalah letak lintang

1.

luiziano madur 19 April 2013 08.54

makasi bang postingnya sangat membantu buat saya..

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

andri sutiawan Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

Page 92: Makalah letak lintang

▼   2013 (21) o ▼   Januari (21)

belajar untuk mengetahui kepribadian seseorang dar... Asuhan Keperawatan Pasien dengan Tumor Otak (Tumor... Tumbuh Kembang Anak ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK LAPORAN PENDAHULUAN HERPES ZOSTER Cara Membuat Blog Pekerjaan yg Cocok Menurut Zodiak MELIHAT KARAKTER ORANG MENURUT KESUKAAN

WARNA KENALI KARAKTER ANDA DENGAN HURUF DEPAN NAMA

ANDA ... MELIHAT SIFAT MUNURUT GOL. DARAH CINTA YG MAHAL ITU TAK PERLU DI LAFAZKAN TINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUS ASKEB primigravida dengan kehamilan fisiologis KELAHIRAN LETAK LINTANG MAKALAH KEHAMILAN GAMELI perpisahan adik ku imunisasi

►   2012 (4)

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.