PRESUS LETAK LINTANG (TRANSVERSE LIE)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PRESENTASI KASUS LETAK LINTANG

Citation preview

TUGASLETAK LINTANG

Dosen pembimbing :dr. H. Adi Setyawan P, Sp.OG, K. Fer

Disusun oleh :Teguh Setiawanto

BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGANRSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJOFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN2011

LETAK LINTANG

A. DefinisiLetak lintang (Transverse Lie) adalah suatu kondisi sumbu axis janin tegak lurus terhadap sumbu axis ibu1. Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun janin. Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin. Letak lintang kasep atau Negelceted transverse lie adalah suatu penyulit berupa keadaan terbentuknya cincin retraksi yang menjempit bagian punggung janin yang tertahan dalam ruang panggul, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi, letak lintang kasep atau neglected transverse lie dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi yang dapat timbul pada ibu yang paling berbahaya adalah perdarahan yang diakibatkan karena ruptura uteri, ruptura uteri terjadi karena segmen atas rahim terus berkontraksi sebagai usaha mengeluarkan hasil konsepsi yang sebenarnya sia-sia karena panggul tertahan ruang panggul dan terbentuk cincin retraksi (bundl ring)yang mencengkram bagian bawah janin (punggung). Komplikasi pada anak adalah fetal distress dan Intrauterin Fetal Death (IUFD). B. Insidensi

Letak lintang terjadi rata-rata pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo Clinic maupun di University of Iowa Hospital . Di Parkland Hospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Janin letak lintang seringkali ditemukan dengan pemeriksaan USG pada awal gestasi. Angka kejadian meningkat jika janinnya prematur. Beberapa Rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSUP Dr.Pirngadi, Medan 0,6 %; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %.

B. EtiologiEtiologi dari letak lintang yang paling sering adalah1. Relaksasi dinding abdomen yang berasal dari wanita dengan paritas yang sering (grande multipara)2. Janin preterm3. Plasenta previa4. Bentuk anatomi uterus yang abnormal5. Hidramnion6. Panggul sempitWanita dengan riwayat melahirkan 4 kali atau lebih memiliki insidensi 10 kali lipat lebih sering dibandingkan wanita yang memiliki riwayat melahirkan 0-3 kali.. Abdomen yang tidak kencang karena riwayat paritas yang sering akan membelokan/membuat sumbu axial janin jauh dari sumbu axial ibu sehingga akan merubah letak janin menjadi obliq atau melintang. Plasenta previa dan panggul sempit menahan masuknya kepala/bokong masuk pintu atas panggul sehingga akan letak janin akan diarahkan menjadi letak obliq atau melintang.1selain itu juga ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.

DiagnosisLetak lintang pada umumnya dapat dikenali dengan mudah, terkadang hanya melalui inspeksi. Abdomen terlihat melebar tidak wajar atau tampak melintang, dimana Tinggi fundus uteri rendah dan tidak sesuai umur kehamilan.Pada pemeriksaaan Leopold I tidak ditemukan bagian janin yang teraba bulat keras dan mobile (kepala) maupun bulat besar lunak dan imobile (bokong) Pada pemeriksaan Leopold II dapat ditemukan bagian janin yang bulat lunak dan imobile (bokong) atau pun bulat keras dan mobile (kepala) dibagian dextra atau sinistra abdomen ibu. Leopold III dapat ditemukan bagian kecil janin mobile yang kadang dapat bergerak (tangan atau kaki) ataupun tahanan memanjang (punggung), namun posisi punggung dapat tidak terdeteksi pada pemeriksaan leopold III karena variasi dari posisi janin (dorsoinferior, dorsosuperior, dorsoanterior, dorsoposterior). Pada pemeriksaan vaginal pada awal persaninan jika bagian thorax dapat di raba akan dapat dikenal tanda gridiron yang merupakan bagian dari costae janin.pada dilatasi cervix yang lebih besar dapat diraba skapula dan clavicula yang dibedakan berdasarkan sisi berlawanan dari thoraxPada pemeriksaan USG kita dapat mendeteksi kelainan letak lintang dan etiologinya.

Mekanisme persalinanPada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep.

Kalau janin kecil, sudah mati, kadang-kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir cara Denman atau Douglas.* Cara Denman Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang , badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir. Kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.* Cara Douglas, bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusun oleh lahirnya kepala.

In a transverse lie, the shoulder is usually positioned over the pelvic inlet. The head occupies one iliac fossa, and the breech the other. This creates a shoulder presentation in which the side of the mother on which the acromion rests determines the designation of the lie as right or left acromial. And because in either position the back may be directed anteriorly or posteriorly, superiorly or inferiorly, it is customary to distinguish varieties as dorsoanterior and dorsoposterior (Fig. 20-9).

If the fetus is smallusually less than 800 gand the pelvis is large, spontaneous delivery is possible despite persistence of the abnormal lie. The fetus is compressed with the head forced against its abdomen. A portion of the thoracic wall below the shoulder thus becomes the most dependent part, appearing at the vulva. The head and thorax then pass through the pelvic cavity at the same time. The fetus, which is doubled upon itself and thus sometimes referred to as conduplicato corpore, is expelled.

ManagementManajemen operatif pada ibu hamil dengan letak lintang biasanya dilakukan operasi sectio caesarian , namun sebelum melakukan operasi usaha yang dapat dilakukan untuk mengembalikan letak janin menjadi letak longitudinal yaitu dengan versi luar dan versi dalam1. VersiVersi adalah suatu tindakan dimana letak janin diubah secara lege artis dari suatu kutub ke kutub lainya, yang lebih menguntungkan untuk persailinan pervaginam.Versi ada beberapa jenis :1. Berdasarkan arah pemutarana. Versi sefalik : yaitu bagian terendah janin diubah menjadi letak kepalab. versi podalik : yaitu bagian terendah janin diubah menjadi letak bokong

2. Berdasarkan cara pemutarana. versi luar ( versi eksternal) : versi yang dilakukan dengan tangan penolong berada diluar jalan lahir.b. versi dalam (versi internal) : versi yang dilakukan dengan tangan penolong dimana tangan penolong berada di dalam cavum uteri masuk melalui jalan lahir.c. versi kombinasi : versi yang dilakukan dengan tangan penolong 1 berada di cavum uterus dan 1 lagi berada di dinding perut ibu

2. SectiocaesariaSectio caesaria yaitu suatu prosedur operatif dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding abdomen dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 mgJenis: a. Classical Sectio caesaria b. Sectiocaesaria transperitoneal profunda (SCTP)c. Sectiocaesaria extraperitoneald. Sectiocaesaria vaginalPada persalinan letak lintang kasep baik yang mengisi bagian bawah rahim bukan kepala atau kaki , insisi transversal rendah pada uterus dapat mengakibatkan kesulitan ekstraksi janin khususnya presentasi dorsoanterior oleh karena itu insisi vertikal dindikasikan dalam penatalaksanaan letak lintang kasep.

PencegahanPada setiap kunjungan antenatal dokter wajib memeriksa memeriksa letak, presentasi dan mendengarkan DJJ. Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus.

Ketika paru-paru bayi prematur, ibu seharusnya datang ke RS untuk dilakukan versi chepalik eksternal yang dilakukan ditempat kelahiran. Hal ini mungkin diikuti dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Penekanan pada sisi lateral dapat diterapkan untuk membantu uterus dalam mempertahankan letak memanjang. DJJ dan kontraksi uterus dimonitor secara elektrik dan jika memingkinkan kondisi ibu benar-benar diperhatikan. Dalam persalinan ketika kepala bayi memasuki rongga pelvis membran dapat ruptur. Persalinan seharusnya dapat berjalan dengan normal. Pada beberapa kasus dimana wanita mempunyai riwayat obstetri yang urut, atau terdapat komplikasi dalam persalinan, SC merupakan cara yang paling aman untuk melahirkan. Jika tindakan pencegahan tersebut tidak dilakukan, ketika persalinan dimulai bahu janin dapat turun kebawah ke rongga pelvis bagian depan dapat terjadi KPD dan penumbungan tali pusat yang disertai dengan penumbungan lengan janin.

Tenaga kesehatan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan, bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman

Active labor in a woman with a transverse lie is usually an indication for cesarean delivery. Before labor or early in labor, with the membranes intact, attempts at external version are worthwhile in the absence of other complications. If the fetal head can be maneuvered by abdominal manipulation into the pelvis, it should be held there during the next several contractions in an attempt to fix the head in the pelvis.

Kelainan Kelainan Letak Lintang

Manajemen atau penatalaksanaanDokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat menumbung, atau persalinan prematur.

Pada setiap kunjungan antenatal dokter seharusnya memeriksa letak, presentasi dan mendengarkan DJJ. Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus.

Ketika paru-paru bayi prematur, ibu seharusnya datang ke RS untuk dilakukan versi chepalik eksternal yang dilakukan ditempat kelahiran. Hal ini mungkin diikuti dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Penekanan pada sisi lateral dapat diterapkan untuk membantu uterus dalam mempertahankan letak memanjang. DJJ dan kontraksi uterus dimonitor secara elektrik dan jika memingkinkan kondisi ibu benar-benar diperhatikan. Dalam persalinan ketika kepala bayi memasuki rongga pelvis membran dapat ruptur. Persalinan seharusnya dapat berjalan dengan normal. Pada beberapa kasus dimana wanita mempunyai riwayat obstetri yang urut, atau terdapat komplikasi dalam persalinan, SC merupakan cara yang paling aman untuk melahirkan.

Jika tindakan pencegahan tersebut tidak dilakukan, ketika persalinan dimulai bahu janin dapat turun kebawah ke rongga pelvis bagian depan dapat terjadi KPD dan penumbungan tali pusat yang disertai dengan penumbungan lengan janin.

Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan, bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman

LETAK LINTANG

Letak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada :

- Di depan (dorsoanterior)

- Di belakang (dorsoposterior)

- Di atas (dorsosuperior)

- Di bawah (dorsoinferior)

EtTIOLOGI

* Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.

* Kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar

* Keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepalake dalam rongga panggul sempit, tumor daerah panggul dan plasenta previa.

* Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau uterus subseptus.

DIAGNOSIS

Pada inspeksi tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari diatas pusat.

Pada palpasi ternyata bahwa fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan bokong) teraba disamping kiri atau kanan di atas fossa iliaka. Pada auskultasi BJA dapat dinilai setinggi pusat kanan dan kiri. Dan pada USG juga terlihat gambaran letak lintang.

Pada pasien ini penegakkan diagnosis sudah dilakukan dengan benar. Dimana sudah dilakukan pemeriksaan luar yaitu pada pemeriksaan leopold. Dan pada pemeriksaan leopold II dimana untuk menentukan letak punggung janin namun pada pasien ini yang teraba bokong dan kepala pada kedua sisi kanan dan kiri. Kemudian sudah dilakukan juga pemeriksaan penunjang USG sebelumnya yang menyatakan pada pasien ini mengalami kehamilan letak lintang.

IV.2 apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sudah sesuai dengan standar pelayanan?

PENANGANAN

Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Meskipun versi luar berhasil janin akan dapat memutar kembali oleh karena itu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.

2. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intrauterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.

3. Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.

Pada keadaan hamil diusahakan jadi letak membujur dengan melakukan versi luar pada primigravida yaitu pada usia kehamilan 34 minggu atau multigravida pada usia kehamilan 36 minggu.

Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan pervaginam. Berdasarkan ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :

1. Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin menjadi letak kepala.

2. Versi podalik : perubahan kedudukan janin menjadi letak bokong (sungsang).

Untuk dapat melaksanakan versi luar perlu diperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini:

1. Kontraindikasi versi luar

Ketuban sudah pecah.

Penderita mempunyai hipertensi

Rahim pernah mengalami pembedahan : seksio sesaria, pengeluaran mioma uteri.

Penderita pernah mengalami perdarahan selama hamil.

Pernah mengalami tindakan operasi pervaginam.

Terdapat faktor resiko tinggi kehamilan: kasus infertilitas, sering mengalami keguguran, persalinan prematuritas atau kelahiran mati, tinggi badan kurang dari 150 cm, mempunyai deformitas pada tulang panggul/ belakang.

Pada kehamilan kembar.

2. Syarat versi luar dapat berhasil dengan baik :

* Dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu

* Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm.

* Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari PAP.

* Bayi dapat dilahirkan pervaginam

* Ketuban masih positif utuh.

Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrinya baik dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk kemudian dilakukan versi ekstraksi. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli harus segera dilakukan seksio sesaria. Pada letak lintang kasep versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih hidup hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.

MEKANISME PERSALINAN

Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep.

Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir cara Denman atau Douglas.

* Cara Denman Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang , badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir. Kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.

* Cara Douglas, bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusun oleh lahirnya kepala.

Pada pasien ini penatalaksanaannya sudah sesuai dengan standar pelayanan. Pada pasien tidak dilakukan versi luar karena pasien ini terdapat kontraindikasi untuk dilakukan tindakan tersebut yaitu tinggi badan ibu kurang dari 150 cm (136 cm). Oleh karena pasien tidak dilakukan tindakan versi luar maka persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan. Dan persalinan ibu dilakukan dengan operasi seksio sesaria.

KESIMPULANLetak lintang ialah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang lain. Penyebab terpenting letak lintang adalah multiparitas, kehamilan prematur, hidramnion, kehamilan kembar, panggul sempit, tumor di daerah panggul, plasenta previa, dan kelainan bentuk rahim. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung. Apabila pada pemeriksaan ANC didapatkan letak lintang sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sedangkan letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus. Dalam pengertian lain, disebutkan bahwa letak lintang kasep adalah suatu keadaan letak lintang di mana didapat keadaan tanda-tanda ruptura uteri mengancam atau badan anak (bagian terbawah anak) tidak dapat lagi didorong ke atas walaupun dengan narkose, sehingga tidak mungkin merubah letak anak.Tali Pusat Menumbung (prolapsed umbilical cord/prolapses funiculi) adalah suatu keadaan teraba tali pusat keluar sedangkan ketuban telah pecah. Dengan kombinasi 2 keadaan di atas prognosis kehamilan pasien buruk sehingga terminasi dilakukan secara seksio sesarea emergensi. Hal ini dilakukan karena pasien sudah dalam persalinan sedangkan janin tidak mungkin dilahirkan pervaginam dan jika tidak segera dilakukan sangat membahayakan karena bisa terjadi ruptur uteri akibat pembentukan cincin patologis (Bandl ring). Meski janin telah meninggal, embriotomi tidak dilakukan karena faktor keselamatan ibu dan indikasi sosial.Penyebab letak lintang dalam kasus ini kemungkinan adalah karena kehamilan prematur. Sedangkan tali pusat menumbung dapat dikarenakan ketuban telah pecah, sedangkan bagian terkecil janin tidak terfiksasi pada PAP. Bagi ibu, hal ini akan dapat menyebabkan rupture uteri mengancam dan infeksi intra partum. Sedangkan kematian janin pada kasus ini dapat disebabkan karena tali pusat yang menumbung, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus, dan ketuban yang telah pecah

DAFTAR PUSTAKA1. .. 1. Prawiroharjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka

Jakarta, 1999, 622-627

2. Sastrawinata, Sulaiman dkk., Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005

3. Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC, Jakarta, 1998.