17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 5 II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kajian Literatur Sebelumnya Tabel 1. Kajian Literatur Sebelumnya No. Judul Kajian Literatur Penulis Isi Tahun 1. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya dan Waktu Pelaksanaan Pada Pembangunan Rusunawa Gunung Anyar Blok-A Surabaya Rengganing S.M.S Dan Nia Fergia P. Perhitungan RAB dan Waktu pelaksanaan pada struktur utama kolom, balok, pelat, dan pondasi. 2017 2. Pengalokasian Sumber Daya dan Perhitungan Rencana Anggaran Pelaksanaan Pada Proyek Pembangunan Floodway Cisangkuy Paket 1 Nella Evelyn E. Dan Siti Vira R. Pengalokasian Sumber Daya dan Perhitungan RAP berdasarkan data laporan harian. 2019 II.2 Dasar Teori II.2.1 Rencana Anggaran Biaya Pada setiap kegiatan konstruksi, membutuhkan sumber daya yang sesuai dengan proyek yang dilaksanakan, yang mana kita tahu bahwa setiap sumber daya membutuhkan biaya. Rencana anggaran biaya atau yang lebih sering disebut RAB atau rencana anggaran biaya merupakan rangkaian dari proses perencanaan pembangunan, perencanaan anggaran biaya sebuah bangunan direncanakan sebelum pekerjaan itu dimulai. (Zainal,2005) Dalam setiap perencanaan ada beberapa langkah dalam pengerjaannya, tidak lain dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Adapun beberapa langkah dalam perencanaan RAB adalah sebagai berkut :

II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 5

II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kajian Literatur Sebelumnya

Tabel 1. Kajian Literatur Sebelumnya

No. Judul Kajian

Literatur

Penulis Isi Tahun

1. Perhitungan

Rencana Anggaran

Biaya dan Waktu

Pelaksanaan Pada

Pembangunan

Rusunawa Gunung

Anyar Blok-A

Surabaya

Rengganing

S.M.S Dan Nia

Fergia P.

Perhitungan RAB

dan Waktu

pelaksanaan pada

struktur utama

kolom, balok,

pelat, dan

pondasi.

2017

2. Pengalokasian

Sumber Daya dan

Perhitungan

Rencana Anggaran

Pelaksanaan Pada

Proyek

Pembangunan

Floodway

Cisangkuy Paket 1

Nella Evelyn

E. Dan Siti

Vira R.

Pengalokasian

Sumber Daya dan

Perhitungan RAP

berdasarkan data

laporan harian.

2019

II.2 Dasar Teori

II.2.1 Rencana Anggaran Biaya

Pada setiap kegiatan konstruksi, membutuhkan sumber daya yang sesuai

dengan proyek yang dilaksanakan, yang mana kita tahu bahwa setiap sumber daya

membutuhkan biaya. Rencana anggaran biaya atau yang lebih sering disebut RAB

atau rencana anggaran biaya merupakan rangkaian dari proses perencanaan

pembangunan, perencanaan anggaran biaya sebuah bangunan direncanakan

sebelum pekerjaan itu dimulai. (Zainal,2005)

Dalam setiap perencanaan ada beberapa langkah dalam pengerjaannya,

tidak lain dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Adapun beberapa

langkah dalam perencanaan RAB adalah sebagai berkut :

Page 2: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 6

a. Membuat item pekerjaan

Yaitu menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilaksananakan dalam

sebuah proyek pembangunan.

b. Menghitung volume pekerjaan

Dengan menghitung volume pekerjaan berdasarkan item pekerjaan yang

telah ditentukan terlebih dahulu.

c. Membuat daftar harga satuan

Berupa daftar harga material ,upah, dan alat yang disesuaikan dengan

tempat dimana proyek tersebut dilaksanakan.

d. Membuat analisa harga satu per item pekerjaan

Dalam melakukan perencanaan biaya dan penjadwalan pada sebuah

proyek konstruksi ada beberapa indikator yang diperlukan diantaranya.

1. Sumber Daya Manusia/Pekerja

Sumber daya manusia pada sebuah proyek konstruksi atau bisa di

sebut dengan pekerja (Man Power) adalah suatu indikator yang

mempengaruhi produktivitas sebuah pekerjaan konstruksi yang harus

dikelola dengan baik supaya berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk

melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan pekerja dengan melakukan

perhitungan kebutuhan pekerjaan.

Berikut adalah rumus kebutuhan pekerja :

Koefisien Kebutuhan Pekerja = Volume Pekerjaan x Koef. Pekerja

Rumus 1.Perhitungan Koefisien kebutuhan pekerja

2. Material

Dalam perencanaan kebutuhan material dibutuhkan beragam

informasi tentang spesfikasi, harga maupun kualitas yang diinginkan.

Material dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang

paling ekonomis, seperti diuraikan di bawah ini.

a. Kualitas

Kualitas material menggunakan tipe tertentu sesuai dengan

persyaratan dalam spesifikasi proyek.

b. Spesifikasi

Page 3: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 7

Spesifikasi material merupakan dokumentasi persyaratan teknis

material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk

pemenuhan kebutuhan.

c. Harga material

Harga material di sesuaikan dengan lokasi proyek

d. Jadwal penggunaan material

Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan

proyek . Oleh karena itu,penggunaan Subschedule untuk tiap-

tiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak mempengaruhi

ketersediaan material dalam proyek.

Berikut adalah rumus kebutuhan material :

Koefisien Analisa Material = Volume Pekerjaan x Koef. Material

Rumus 2.Perhitungan koefisien kebutuhan material

3. Alat

Dalam melakukan perencanaan kebutuhan peralatan yang akan

digunakan harus di identifikasi terlebih dahulu agar sesuai dengan

kondisi dan lokasi proyek serta produktivitasnya terhadap pekerjaaan.

Berikut adalah identifikasi peralatan yang harus dilakukan dengan

mempertimbangkan :

1. Medan

Alat yang digunakan harus sesuai dengan kondisi medan pekerjaan

sesuai dengan tingkat kesulitan.

2. Mobilisasi peralatan

Mobilisasi peralatan harus di pertimbangkan untuk mengefektifkan

waktu dan harus di sesuaikan dengan lokasi proyek.

3. Fungsi peralatan

Fungsi peralatan harus di pertimbangkan untuk meminimalisir

pemakaian peralatan yang tidak efektif dan efisien yang akan

mempengaruhi biaya.

4. Kondisi peralatan

Page 4: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 8

Kondisi peralatan harus diperiksa dengan baik agar peralatan dapat

digunakan dengan efektif.

5. Komunikasi

Komunikasi yang baik dan memadai dapat meminimalisir kejadian

diskomunikasi antar warga proyek pada saat bekerja agar pekerjaan

sesuai dengan rencana.

Jenis peralatan dapat dibagi atas tingkat beratnya pekerjaan serta

lokasi yang digunakan, berupa mesin, perkakas, instalasi serta

perlengkapan lainnya yang dapat berupa:

1. Alat-alat berat seperti bulldozer, dumptruck, motor grader,

scraper atau backhoe biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan

berat, seperti pembukaan lahan, perataan lahan, penggalian tanah

dengan volume besar, pengangkutan tanah serta penimbunan

tanah. Tower Crane digunakan pada bangunan bertingkat untuk

mengangkut material secara vertikal dan horizontal. Batching

Plant dan Truck mixer adalah tempat fabrikasi beton dan alat

angkut menuju proyek.

2. Peralatan ringan seperti mixer pengaduk beton di lokasi proyek

atau bar bender dan bar cutter digunakan untuk pembengkokan

dan pemotongan besi beton, dan perancah untuk penopang

bekisting beton.

3. Pada proyek manufaktur dikenal pula peralatan forklift dan crane

pengangkut barang material di seputar lokasi. Peralatan lain adalah

peralatan ringan yang sifatnya statis seperti peralatan las, peralatan

mesin pembentukan/cetakan model produk, pengecatan, dan lain

sebagainya.

Berikut adalah rumus kebutuhan alat :

Koefisien Analisa Alat = Volume Pekerjaan x Koef. Alat

Rumus 3.Perhitungan Koefisien Analisa Alat

Berdasarkan beberapa hal yang disebutkan diatas, biaya atau budget

yang dibutuhkan di bagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Page 5: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 9

1. Direct Cost (Biaya Langsung)

Direct cost (biaya langsung) merupakan biaya yang di keluarkan

dan menghasilkan (mempengaruhi) progress (hasilnya terlihat) pekerjaan

proyek.

Biaya langsung sendiri bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Biaya Material, yaitu semua biaya untuk pembelian bahan dan material

yang dihitung dengan analisis harga satuan. Dalam perhitungan biaya

material ini harus diperhatikan beberapa hal seperti bahan sisa, harga

terbaik, harga loco atau franco, serta cara pembayaran kepada supplier.

b. Biaya Upah Buruh, yaitu biaya untuk membayar upah atas pekerja yang

diperhitungkan terhadap satuan item mata pembayaran tertentu dan

biasanya sudah memiliki standar harga satuannya. Untuk perhitungan

biaya upah buruh ini harus pula diperhatikan beberapa hal seperti

perbedaan antara upah harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari

mana buruh didatangkan, serta juga mempertimbangkan undang-undang

perburuhan yang berlaku.

c. Biaya Peralatan atau Equipments, yaitu biaya terhadap peralatan untuk

melaksanakan pekerjaan konstruksi. Dalam perhitungan biaya ini pula

perlu diperhatikan beberapa hal seperti ongkos keluar masuk gudang,

ongkos buruh pengopersi, dan biaya operasi jika peralatan merupakan

barang sewaan serta investasi, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan

ongkos mobilisasi jika peralatan merupakan barang tidak disewa.

2. Indirect Cost (Biaya Tidak Langsung)

Indirect cost (biaya tak langsung) merupakan biaya yang tidak

secara langsung mempengaruhi progress pekerjaan proyek namun harus

tetap diperhitungkan sebagai faktor resiko pekerjaan.

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah

sebagai berikut.

a. Biaya tak terduga atau unexpected costs, merupakan biaya yang

disiapkan untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi ataupun

Page 6: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 10

mungkin tidak terjadi. Sebagai contoh adalah jika terjadi banjir di

lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus untuk mengatasinya.

Biaya tak terduga sendiri umumnya diperkirakan antara 0,5 sampai

5% dari biaya total proyek.

Hal-hal yang termasuk dalam biaya tak terduga ini adalah :

Akibat Kesalahan, seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau

kontraktor yang salah dalam melakukan pekerjaan.

Ketidakpastian Subjektif, artinya ada interpretasi yang subjektif

terhadap sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang diartikan

berbeda oleh pekerja.

Ketidakpastian Objektif, artinya ada ketidakpastian akan perlu

tidaknya suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek diluar

kemampuan manusia. Contohnya adalah pemasangan sheet pile

untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi rendahnya muka air

tanah.

Variasi Efisiensi, yaitu ada tidaknya efisiensi dari sumber daya

seperti buruh, material, dan peralatan.

b. Keuntungan atau profit, yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan

sebuah proyek. Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam

keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya

faktor risiko.

c. Biaya Overhead, yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung

dengan proses berjalannya proyek tetapi harus tetap dimasukkan ke

dalam anggaran layaknya biaya lain agar proyek dapat berjalan dengan

baik. Untuk lebih jelas mengenai biaya Overhead ini, akan dijelaskan

pada poin berikut.

Biaya overhead masuk dalam salah satu unsur harga pokok produk

konstruksi. Biaya ini menjadi elemen biaya konstruksi yang terbilang relatif

besar dan juga sulit pengendaliannya serta tidak mudah dibebankan secara

langsung kepada suatu hasil produksi tertentu. Persentase untuk biaya overhead

ini umumnya memiliki besaran maksimal 15% dari total biaya proyek.

Page 7: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 11

Biaya overhead pada proyek dapat dikelompokkan dalam 2 jenis biaya,

yaitu:

1. Overhead di Lapangan, diantaranya adalah biaya personil lapangan,

fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan, pagar, penerangan,

transportasi, dan komunikasi, biaya bank, izin bangunan, peralatan habis

pakai, biaya untuk rapat lapangan, biaya pengukuran, serta biaya kualitas

kontrol.

2. Overhead Kantor, diantaranya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai,

izin usaha, referensi bank, dan iuran anggota asosiasi.

Perhitungan biaya overhead sendiri bermanfaat untuk:

Mengetahui rincian alokasi biaya yang ada dalam proyek,

Menentukan harga dengan lebih tepat karena biaya overhead tetap harus

dikeluarkan tanpa terpengaruh kondisi produksi tinggi atau tidak,

Mengawasi pengeluaran biaya dengan melihat apakah biaya overhead sesuai

atau tidak.

Itulah hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis biaya dalam proyek.

Pada hakikatnya, semua jenis biaya harus dikeluarkan sesuai dengan perhitungan

yang sudah ditetapkan di awal. Satu-satunya biaya yang bisa ditambah atau

dikurang adalah keuntungan. Keuntungan ini berkaitan dengan tender proyek

sehingga besarnya bisa disesuaikan agar tetap bisa bersaing harga dengan

perusahaan lain.

II.2.1.1 WBS (Work Breakdown Structure)

WBS biasanya merupakan diagram terstrukrur dan hierarki berupa

diagram pohon (tree structure diagram ). Penyusunannya WBS dilakukan dengan

cara top down, dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap

berorientasi ke tujuan proyek. (Husen, Abrar. 2011)

WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan

elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka-kerangka seperti di bawah ini :

1. Kerangka penjabaran program

2. Kerangka perencanaan detail

Page 8: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 12

3. Kerangka pembiayaan

4. Kerangka penjadwalan

5. Kerangka cara pelaporan

6. Kerangka penyusunan organisasi

Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses

penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut

hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa

paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. Paket-paket pekerjaan ini

nantinya dapat dikelola sebagai unit kegiatan yang di beri kode identifikasi yang

kinerja biaya, mutu dan waktunya dapat diukur. Oleh karena itu, penyempurnaan

dan tindakan koreksi dapat dilakukan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan

selama pelaksanaan proyek.

Gambar 2. Contoh Work Breakdown Structure Sumber : PermenPUPR No.28 tahun 2016 tabel 16 AHSP

Page 9: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 13

II.2.1.2 Volume Pekerjaan

Perhitungan volume pekerjan adalah bagian paling esensial dalam tahap

perencanaan proyek. Pengukuran kualitas/volume pekerjaan merupakan suatu

proses pengukuran / perhitungan terhadap kuantitas item –item pekerjaan sesuai

dengan lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan

diketahui berapa banyak biaya yang akan di perlukan dalam pelaksanaan proyek

(Fathansyah.2002:154)

Perhitungan volume pekerjaan meliputi lingkup pekerjaan dan macam

pekerjaan dengan terlebih dahulu mempelajari shop drawing dan Rencana Kerja

dan Syarat (RKS). Perhitungan volume ini menghasilkan volume dari masing-

masing item pekerjaan.

II.2.1.3 Analisa Harga Satuan

Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) merupakan perhitungan

kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga

satuan atau satu jenis pekerjaan tertentu (Permen PUPR Nomor: 28/PRT/M/2016,

p. 3.4).

Analisa harga satuan juga adalah perhitungan detail dari penggunaan

sumber daya tenaga kerja, material, peralatan dan biaya untuk dapat

menyelesaikan satu-satuan item pekerjaan. Berdasarkan alur biaya proyek analisa

harga satuan item pekerjaan, diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh biaya

tenagakerja, material dan peralatan pada item pekerjaan yang bersangkutan.

a. Analisa Harga Satuan Material

Analisa Harga Satuan Material suatu pekerjaan ialah

menghitung banyaknya/volume masing-masing material, serta

besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan material ialah

besarnya material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian

pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan

Secara umum jumlah material yang dibutuhkan untuk suatu

volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑴𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍𝒑𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏

= ∑ 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒉𝒂𝒏 × 𝑲𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑨𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂 𝑴𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍

Page 10: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 14

Rumus 4.Perhitungan Material

Indeks material merupakan indek kuantum yang

menunjukkan kebutuhan material bangunan untuk setiap jenis

satuan pekerjaan. Analisa material dari suatu pekerjaan

merupakan kegiatan menghitung banyaknya volume masing-

masing material, serta besarnya biaya yang dibutuhkan,

sedangkan indeks satuan material menunjukkan banyaknya bahan

yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu volume

pekerjaan yang akan dikerjakan, baik dalam volume 1 m3,

1m2 atau 1 m’.

b. Analisa Harga Satuan Upah

Analisa Harga Satuan Upah Menurut Bachtiar (1994) upah

adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta

besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Secara umum jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

suatu volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai

berikut:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑼𝒑𝒂𝒉𝒑𝒆𝒓𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏

= ∑(𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑼𝒑𝒂𝒉 𝒙 𝑲𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑨𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂 𝑼𝒑𝒂𝒉)

Rumus 5.Perhitungan Biaya Pekerja/upah

Indeks satuan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam

satuan pekerjaan. (Bachtiar Ibrahim, 1993).

Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing

metoda adalah sebagai berikut:

1. Tukang, adalah tenaga kerja yang bertugas dalam hal

pemasangan batu pada adukan atau menempelkan adukan

pada konstruksi pekerjaan.

Page 11: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 15

2. Kepala tukang, selain bertugas sebagai tukang, jenis tenaga ini

juga bertugas mengepalai tukang yang lain.

3. Mandor, jenis tenaga ini adalah tingkatan tenaga kerja yang

paling tinggi dan tugasnya hanya mengawasi pekerjaan.

c. Analisa Harga Satuan Alat

Banyak jenis pekerjaan yang memerlukan peranan alat

dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu bila dalam

pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat

konstruksi, terutama alat-alat berat, maka sub harga satuan alat ini

sama dengan sub harga satuan upah, yaitu mempertimbangkan

tingkat produktivitas alat tersebut. Bila alat yang digunakan

adalah sewa, maka harga sewa alat tersebut dipakai sebagai dasar

perhitungan sub harga satuan alat.

Secara umum jumlah alat yang dibutuhkan untuk suatu

volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒂𝒕𝒑𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏

= ∑(𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝑨𝒍𝒂𝒕 𝒙 𝑲𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑨𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂 𝑨𝒍𝒂𝒕)

Rumus 6.Perhitungan Alat

Namun bila alat yang digunakan adalah milik sendiri, maka

harus dipakai “konsep biaya alat” yang terdiridari:

1. Biaya penyusutan (depresiasi) alat, yaitu biaya yang

disisihkan untuk pengembalian investasi alat yang

bersangkutan.

2. Biaya perbaikan, yaitu meliputi biaya yang diperlukan

untuk penggantian suku cadang dan upah mekanik

3. Biaya operasi, yaitu meliputi biaya-biaya yang diperlukan

untuk keperluan bahan bakar, pelumas, minyak hidrolis,

grease, dan upah operator

Page 12: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 16

Gambar 3. Contoh Analisa Harga Satuan Sumber : PermenPUPR no 28 tahun 2016 AHS

Page 13: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 17

II.2.2 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan

proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang

dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan atau scheduling adalah

pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing–masing aktivitas

dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan

mempertimbangkan keterbatasan yang ada.

Penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sejumlah sumber daya

(resource) untuk melakukan sejumlah tugas atau operasi dalam jangka waktu

tertentu dan merupakan proses pengambilan keputusan yang peranannya sangat

penting dalam industri manufaktur dan jasa yaitu mengalokasikan sumber-sumber

daya yang ada agar tujuan dan sasaran perusahaan lebih optimal (Baker &

Trietsch, 2009).

Fungsi dari adanya penjadwalan sebagai berikut :

Menunjukan hubungan dari tiap pekerjaan yang berkaitan dengan waktu

mulai pekerjaan dan batas waktu berakhirnya pekerjaan tersebut.

Mengidentifikasinya pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu

dalam sebuah proyek pembangunan.

Menunjukan kisaran pengeluaran anggaran biaya dan waktu yang realistis

dari tiap-tiap pekerjaan.

Membantu pengaturan jumlah tenaga kerja, uang, dan sumber daya lainnya

dengan cara menentukan pekerjaan yang kritis.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan jadwal

pelaksanaan sebagai berikut :

Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Karena diharapkan proyek dapat di

selesaikan sesuai kisaran waktu yang telah ditentukan.

Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.

Kondisi alam berkaitan dengan letak geografis dan lokasi proyek.

Strategis tidaknya lokasi proyek, agar mempertimbangkan fasilitas alat

berat yang akan dipergunakan.

Page 14: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 18

Faktor sosial, apabila proyek tersebut merupakan proyek pemerintah.

Karena berkaitan dengan lingkungan sosial.

Kapasitas area kerja terhadap sumber daya yang dipergunakan selama

operasional pelaksanaan berlangsung.

Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan

material pelengkap lainnya yang mewujudkan proyek tersebut.

Produktivitas peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama waktu

operasional berlangsung dengan referensi perhitungan yang memenuhi

aturan teknis.

Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk

mengelola waktu dan sumber daya proyek. Pertimbangan penggunaan metode-

metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap

kinerja penjadwalan.

II.2.2.1 Barchart

Barchart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam

kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu.

Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas,

sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.

Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah sebagai

berikut:

a. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan

pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan

pembangunan.

b. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut di atas,

disusun urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas

item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item

kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, dan tidak

mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerja

secara bersamaan.

c. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu

pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang dihitung dari

permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir.

Page 15: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 19

Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item

kegiatan.

Gambar 4. Contoh Barchart Balok Sumber : Google.com

II.2.2.2 Kurva S

Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan

kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai

persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S

dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan

membandingkannya terhadap jadwal rencana. Tetapi informasi tersebut

tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Untuk

menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa

perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan

dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk

persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

Page 16: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 20

Gambar 5. Contoh Kurva S Sumber : Google.com

II.2.2.3 Network planning (diagram jaringan kerja)

Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar

kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Rencana kerja

disusun berdasarkan urutan kegiatan dari suatu proyek, sedemikian

sehingga tampak keterkaitan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang

lainnya. Dari informasi metode ini, tindakan koreksi dapat dilakukan yakni

dengan memperbarui jadwal, dan metode yang akan digunakan adalah

dengan menggunakan Microsoft Project.

Gambar 6. Contoh Network Planning Sumber : Google.com

Page 17: II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 21

II.2.2.4 Microsoft Project

Microsoft Project adalah suatu perangkat lunak yang dirancang

untuk membantu manajemen proyek dalam mengembangkan rencana,

menetapkan sumber daya untuk mengelola anggaran dan menganalisis

beban kerja.

Keuntungan dalam menggunakan microsoft project adalah :

1. Dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan

efisien, karena ditunjang dengan informasi alokasi waktu

yang dibutuhkan untuk tiap proses, serta kebutuhan sumber

daya untuk setiap proses sepanjang waktu,

2. Dapat diperoleh secara langsung informasi aliran biaya

selama periode,

3. Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin dilakukan

rescheduleing,

4. Penyusunan jadwal produksi yang tepatakan lebih mudah

dihasilkan dalam waktu yang cepat.