4
Hasil dan pembahasan Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006). Tanaman yang di gunakan pada percobaan kelapa sawit yaitu tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan. Adapun kondisi yang diperoleh dilapangan menunjukkan kurangnya perawatan dan pemeliharaan yang belum maksimal sehingga dapat dengan mudah da dapat dengan cepat di simpulkan bahwa tanaman kelapa sawit beberapa tahun kemuadian akan menghasilkan buah tandan segar yang kurang optimal. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dalam hal ini yaitu varietas tenera dimana varietas ini merupakan hasil dari persilangan antara kelapa sawit varietas dura dan varietas psifera. Tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan ini telah berumur sekitar tiga tahun. Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga penyerbuk

Hasil Dan Pembahasan Iteper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ub

Citation preview

Hasil dan pembahasan

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006). Tanaman yang di gunakan pada percobaan kelapa sawit yaitu tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan. Adapun kondisi yang diperoleh dilapangan menunjukkan kurangnya perawatan dan pemeliharaan yang belum maksimal sehingga dapat dengan mudah da dapat dengan cepat di simpulkan bahwa tanaman kelapa sawit beberapa tahun kemuadian akan menghasilkan buah tandan segar yang kurang optimal. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dalam hal ini yaitu varietas tenera dimana varietas ini merupakan hasil dari persilangan antara kelapa sawit varietas dura dan varietas psifera. Tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan ini telah berumur sekitar tiga tahun. Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008). Kenyataan dilapangan menunjukkan jarang sekali tanaman kelapa sawit di pelihara misalnya dengan pengendalian gulma,pemupukan, sanitasi dan pengendalian hama penyakit sehingga tanaman terlihat kurang terawat dapat ditunjukkan dengan banyaknya gulma di sekitar batang dan akar tanaman itu sendiri. Pada paktikum pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dilakukan pemupukan, pembersihan gulma, dan sanitasi terhadap dua pohon kelapa sawit. Sebelum dilakukan pemupukan, dilakukan penyiangan gulma terlebih dahulu di area circle weeding dengan jari-jari 2 m. Pengendalian gulma di sekitar piringan kelapa sawit dilakukan agar pupuk yang diberikan tidak diserap oleh gulma sehingga pemupukan akan lebih efisien. Pengendalian dilakukan secara manual menggunakan cangkul. Pemupukan yang dilakukanpada fase TBM untuk peningkatan pertumbuhan generatif atau produksi. Pemupukan dapat efisien jika menerapkan azas 5 tepat, yaitu tepat dosis, tepat tempat, tepat cara, tepat waktu dan tepat jenis. Kegiatan pemupukan pada TM yang telah dilakukan menggunakan pupuk urea 350 g, KCl 750 g, SP-36 600 g, dan kiserit 750 g. Pemberian pupuk yang efektif adalah ketika keadaan tanah lembab tetapi tidak tergenang.Pada umumnya pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun pada bulan Maret sampai April ketikaakhir musim hujandan Agustus sampai September pada awal musim hujan. Pemupukan dilakukan padaawal dan akhir musim hujan agar air tersedia dalam jumlah cukup dan tidak berlebih sehinggatanah lembab tetapi tidak tergenang. Tanaman menyerap hara dalam bentuk larutan tanah, jadiair diperlukan untuk melarutkan hara pada pupuk sehingga tersedia bagi tanaman sawit. Pupuklarut dan cepat diserap tanaman jika kapasitas lapang sebesar 75% . Pupuk diaplikasikan dengan cara disebar pada sekeliling pokok tanaman. Selain pemupukan dan pembersihan gulma kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sanitasi. Saitasi merupakan kegiatan pembuangan pelepah-pelepah yang sudah mati. Selain pelepah yang disanitasi, dalam praktikum juga dilakukan sanitasi buah yang sudah busuk agar tidak menjadi inokulan penyakit pada buah lainnya. Sanitasi bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen, pengamatan buah matang, penyerbukan alami, pemasukan cahaya dan sirkulasi angin, mencegah brondolan buah tersangkut di pelepah dan sanitasi. Selain itu berdasarkan konsep sink and source penunasan berfungsi mengurangi jumlah sink (karena pelepah negatif) sehingga zat hara dapat disalurkan ke bagian lain yang lebih produkti. Penunasan ini dilakukan menggunakan alat dodos. Pelepah daun yang sudah ditunas kemudian diletakkan pada gawangan mati.Kegiatan pemupukan, pembesihan gulma dan penunasan pada TBM kelapa sawit yang dilakukan oleh kelompok kami berlangsung selama 55 menit. Jumlah pekerja yang melakukan adalah 5 orang yang terdiri dari 3 perempuan dan 2 laki-laki. Jumlah TBM kelapa sawit yang dipelihara yaitu 2 tanaman kelapa sawit. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai HOK sebesar 0.654 HOK. Nilai HOK yang kami dapat masih dibawah standar prestasi kerja, hal ini dalam pemupukan, tanaman pada kelompok kami tidak bisa langsung diberi pupuk karena di piringan kelapa sawit masih banyak terdapat gulma sehingga dibutuhkan waktu dahulu untuk pembersihan gulma. Selain itu, permasalahan dalam alat dan kemampuan pekerja membuat HOK masih dibawah standar.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanSetelah melakukan kegiatan sanitasi, pembersihan dan pemupukan dapat disimpulkan antara lain : sanitasi, pembersihan piringan dan pemupukan pada tanaman kelapa sawit sangat penting dilakukan. Sanitasi harus dikelola dengan manajemen yang baik agar mandapatkan hasil tandan buah segar yang optimal, pembersihan piringan harus dilakukan dengan benar agar tidak melukai perakaran tanaman, dan pemupukan tanaman harus dilakukan dengan tepatcara, tepatwaktu, tepat dosis, dan tepat sasaran agar didapatkan tingkat efisiensi yang tinggi. HOK yang didapat masih dibawah standar umum yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit.

Saran.Pemupukan dilakukan harus sesuai dengan ketentuan serta prosedur yang dianjurkan. Penerapan lima tepat sangatlah penting agar pemupukan efisien dan tanaman kelapa sawit dapat tercukupi hara yang dibutuhkannya. Dalam praktikum pemberian pupuk harus diperhatikan lagi, sebelum pupuk diberikan piringan sudah bersih dari gulma. Selain itu kelengkapan alat sangat dibutuhkan supaya dalam pekerjaan lebih efisien.

daftar pustaka Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.