8
Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri | Print | Kecukupan nutrisi tubuh ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Namun bagaimana jika organ dan saluran pencernaan mengalami gangguan baik karena faktor infeksius maupun non infeksius? Dalam kesempatan ini akan kami jabarkan bahasan tentang gangguan pencernaan ayam, terutama akibat infeksi bakterial (oleh bakteri,red). Dampak akibat Gangguan Pencernaan Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan ayam tentunya berupa terganggunya penyerapan nutrisi yang berdampak pada hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi telur. Mortalitas dan morbiditas ayam juga akan meningkat. Gangguan pencernaan akibat infeksi bakterial misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Hal lain berakibat pada terjadinya immunosuppresif. Beberapa mekanisme terjadinya immunosuppresif ini ialah : Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu Mukosa usus dan seka tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan. Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di lapisan permukaan usus pun menurun Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri Sepanjang tahun 2010, kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan saluran pencernaan ayam cukup tinggi bermunculan di lapangan, baik pada ayam pedaging maupun ayam petelur. Penyakit seperti necrotic enteritis terutama menyerang usus ayam, sedangkan penyakit bakterial lain seperti colibacillosis, kolera dan pullorum merusak hampir semua sistem organ dari tubuh ayam, tidak terkecuali organ pencernaan. Dari data yang dihimpun oleh tim Technical Service Medion (2010), diketahui bahwa penyakit colibacillosis, kolera dan pullorum masih sering menyerang di peternakan. Sebagian kasus penyakit pencernaan tersebut bersifat oportunis. Artinya bahwa secara normal mikroorganisme penyebab penyakit ada di dalam usus dalam jumlah yang terkendali, akan tetapi saat kondisi ayam menurun akibat stres dll, mikroorganisme tadi bisa berkembang menjadi patogen. Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar peluang munculnya penyakit. Hal itu terutama sangat sensitif terjadi di masa brooding, dimana peternak kurang memperhatikan dinamika suhu. Tidak optimumnya kondisi di masa brooding akan berakibat tidak optimalnya pertumbuhan periode selanjutnya dan ayam rentan terhadap penyakit. Tabel 1. Persentase Penyakit Ayam Pedaging 2010 Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p... 1 of 8 17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Citation preview

Page 1: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri | Print |

Kecukupan nutrisi tubuh ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan eratdengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampumemaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Namunbagaimana jika organ dan saluran pencernaan mengalami gangguan baik karena faktor infeksius maupunnon infeksius? Dalam kesempatan ini akan kami jabarkan bahasan tentang gangguan pencernaan ayam,terutama akibat infeksi bakterial (oleh bakteri,red).

Dampak akibat Gangguan Pencernaan

Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan ayam tentunya berupaterganggunya penyerapan nutrisi yang berdampak pada hambatan pertumbuhan dan penurunan produksitelur. Mortalitas dan morbiditas ayam juga akan meningkat. Gangguan pencernaan akibat infeksi bakterialmisalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Hal lain berakibat padaterjadinya immunosuppresif. Beberapa mekanisme terjadinya immunosuppresif ini ialah :

Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisitidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu

Mukosa usus dan seka tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan.Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya

Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgAtersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnyaplasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di lapisanpermukaan usus pun menurun

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Sepanjang tahun 2010, kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan saluran pencernaan ayamcukup tinggi bermunculan di lapangan, baik pada ayam pedaging maupun ayam petelur. Penyakit sepertinecrotic enteritis terutama menyerang usus ayam, sedangkan penyakit bakterial lain seperti colibacillosis,kolera dan pullorum merusak hampir semua sistem organ dari tubuh ayam, tidak terkecuali organpencernaan. Dari data yang dihimpun oleh tim Technical Service Medion (2010), diketahui bahwa penyakitcolibacillosis, kolera dan pullorum masih sering menyerang di peternakan. Sebagian kasus penyakitpencernaan tersebut bersifat oportunis. Artinya bahwa secara normal mikroorganisme penyebab penyakitada di dalam usus dalam jumlah yang terkendali, akan tetapi saat kondisi ayam menurun akibat stres dll,mikroorganisme tadi bisa berkembang menjadi patogen.

Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderungmenurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesarpeluang munculnya penyakit. Hal itu terutama sangat sensitif terjadi di masa brooding, dimana peternakkurang memperhatikan dinamika suhu. Tidak optimumnya kondisi di masa brooding akan berakibat tidakoptimalnya pertumbuhan periode selanjutnya dan ayam rentan terhadap penyakit.

Tabel 1. Persentase Penyakit Ayam Pedaging 2010

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

1 of 8 17/09/2014 12:32

Page 2: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Tabel 2. Persentase Penyakit Ayam Petelur di 2010

Musim hujan yang masih terjadi disebagian besar wilayah Indonesia pun secara tidak langsung berperandalam menyebarkan bibit penyakit ke peternakan. Penyebaran bibit penyakit bisa melalui litter, feses danair minum ayam yang terkontaminasi bibit penyakit.

Berikut penjelasan beberapa penyakit bakterial yang berdampak pada gangguan pencernaan :

Infeksi Bakteri Clostridium sp.

Berbagai bakteri Clostridium sp. secara luas banyak terdapat di tanah dan air. Banyak pula spesiesClostridium yang hidup normal dalam saluran pencernaan ayam. Necrotic enteritis (NE) merupakanpenyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens tipe A atau C dan menyebabkan kerusakandi saluran percernaan, terutama di usus.

Usus halus yang terinfeksi NESumber : www.csiro.au

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

2 of 8 17/09/2014 12:32

Page 3: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Semua jenis ayam pada semua umur dapat terinfeksi NE namun paling sering menyerang umur 2-6minggu pada ayam petelur dan umur 2-5 minggu pada ayam pedaging (Technical Service, 2010).Secara normal, di dalam usus ayam sehat terdapat bakteri C. perfringens dalam jumlah yang aman(tidak menyebabkan terjadinya outbreak penyakit, red). Saat kondisi ayam buruk dan didukungdengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman (tantangan agen penyakit banyak,red) maka outbreakNE dapat terjadi.

Munculnya kasus NE biasanya dipicu oleh serangan koksidosis. Koksidiosis merupakan penyakitparasit yang disebabkan oleh protozoa (bersel tunggal) dari genus Eimeria sp. Saat koksidiosismenyerang, akan terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan ileum (usus halus) serta peningkatanpenguraian air tubuh sehingga dihasilkan banyak oksigen. Meningkatnya oksigen akan memicubakteri aerob, seperti C. perfringens meningkat populasinya dan berlanjut dengan serangan necroticenteritis. Penggantian ransum secara mendadak dan penggunaan beberapa jenis bahan bakuransum, seperti tepung ikan, gandum dan barley yang melebihi batas juga dapat mempercepatpeningkatan populasi C. perfringens di dalam usus. Kerusakan usus oleh koksidiosis, menyebabkanusus tidak dapat bekerja menyerap nutrisi sehingga terjadi akumulasi nutrisi di dalam usus. Nutrisitersebut kemudian dimanfaatkan oleh bakteri C. perfringens untuk berkembangbiak meningkatkanpopulasinya.

Infeksi NE diawali dengan gejala klinis penurunan nafsu makan, depresi, bulu berdiri, ayam terlihatbergerombol dan diare. Infeksi NE juga ditandai oleh feses agak encer berwarna merah kecoklatan(seperti warna buah pepaya) disertai dengan cairan asam urat yang keluar bersama feses. Kadangfeses juga bercampur dengan sejumlah material ransum yang tidak tercerna secara sempurna.

Dari hasil bedah bangkai akan ditemukan adanya nekrosa pada mukosa usus halus dan terjadiperubahan dimana usus menjadi rapuh dan mengalami distensi (penggelembungan) akibatpembentukan gas dan kadang dijumpai perdarahan. Selain kerusakan pada usus, NE juga dapatmengakibatkan hati mengalami pembengkakan, keras, pucat dan terdapat bintik-bintik. Kantungempedu juga membesar dan rapuh.

Infeksi Escherichia coli

Infeksi Escherichia coli (E. coli) pada ayam dikenal dengan istilah colibacillosis. Bakteri E.colimerupakan bakteri yang normal hidup pada saluran pencernaan ayam dan dari jumlah tersebut10-15% merupakan E. coli yang berpotensi menjadi patogen. Colibacillosis dapat berperan sebagaiinfeksi primer maupun sekunder mengikuti serangan penyakit yang lain, seperti CRD dan korisa.Jika dilihat dari umur serangan, maka pada ayam pedaging, colibacillosis lebih sering menyerang diumur 22-28 hari, sedangkan pada ayam petelur di umur > 3 minggu (Technical Service Medion,2010).

Bakteri E. coli tinggi konsentrasinya di dalam feses yaitu sekitar 106 tiap gram feses. Bakteri E. colitersebut kemudian menyebar dan mengkontaminasi debu, litter dan air minum. Penyebaran E. colimelalui air minum memang lebih dominan dan menjadi sorotan karena air minum merupakan mediayang mudah membawa E. coli masuk ke dalam tubuh ayam.

Coligranuloma yang menyerang usus ayamSumber : Dok. Medion

Infeksi colibacillosis bisa bersifat lokal atau sistemik dengan berbagai bentuk. Bentuk infeksi lokalcolibacillosis terdiri dari omphalitis, cellulitis, diare dan salpingitis. Sedangkan bentuk infeksi

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

3 of 8 17/09/2014 12:32

Page 4: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

sistemik colibacillosis terdiri dari colisepticemia, panopthalmitis, meningitis dan coligranuloma. Darisemua bentuk colibacillosis tersebut yang lebih spesifik menyerang saluran pencernaan ialahbentuk diare dan coligranuloma.

Salah satu gejala klinis infeksi E. coli pada ayam yang dapat diamati adalah adanya diareberwarna kuning. Gejala klinis tersebut diikuti pula oleh perubahan patologi anatomi, dimana padacolibacillosis bentuk diare ditemukan usus yang mengalami peradangan (enteritis), sedangkanpada coligranuloma ditemukan adanya granuloma (bungkul-bungkul) pada hati, sekum, duodenumdan penggantung usus.

Infeksi Pasteurella multocida

Infeksi Pasteurella multocida pada ayam sering dikenal dengan penyakit kolera (fowl cholera). Daripenanganan kasus di lapangan oleh Technical Service Medion (tahun 2010) dilaporkan bahwakolera menempati peringkat 1 pada ranking penyakit ayam petelur dan sering menyerang diumur >35 minggu. Mortalitas dan morbiditas kolera berkisar antara 0- 20%. Kejadian kolera unggas diIndonesia lebih bersifat sporadik. Ledakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan berbagaifaktor pemicu stres seperti fluktuasi suhu, kelembaban, pindah kandang, potong paruh, perlakuanvaksinasi yang tidak benar, transportasi, pergantian ransum yang mendadak serta penyakitimmunosuppressive.

Peradangan usus (enteritis) akibat koleraSumber : Dok. Medion

Gejala klinis kolera terlihat dari penurunan nafsu makan, lesu, bulu mengalami kerontokan, diareyang awalnya encer kekuningan, lama-kelamaan akan berwarna kehijauan disertai mucus (lendir),peningkatan frekuensi pernapasan, daerah muka, jengger dan pial membesar.

Perubahan patologi anatomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini bervariasi sesuai dengan derajatkeparahannya. Pada kolera bentuk akut, terlihat berupa perdarahan petechial pada berbagai organvisceral terutama pada jantung, hati, paru-paru, lemak jantung maupun lemak abdominal. Selain itujuga sering ditemukan perdarahan berupa petechial dan ecchymosis pada mukosa usus. Hal inidisebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat aktivitas endotoksin. Hati juga akan terlihatmembesar dan terdapat bintik putih. Untuk kolera bentuk kronis, ditandai dengan adanya infeksilokal yang dapat ditemukan pada persendian tarsometatarsus, bursa sternalis, telapak kaki, ronggaperitonium dan oviduk.

Salah satu serangan kolera mengakibatkan hati membengkak dan terdapat bintik putih

Sumber : Dok. Medion

Infeksi Salmonella sp.

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

4 of 8 17/09/2014 12:32

Page 5: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Infeksi ayam oleh Salmonella sp. bisa mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit yaitu avianparatyphoid, fowl typhoid dan pullorum. Diantara ketiga jenis penyakit tersebut, pullorum merupakanpenyakit yang lebih sering menginfeksi, terutama pada ayam pedaging. Penyakit pullorum ini identikdengan berak kapur dan sering menyerang pada anak ayam.

Kotoran putih pada dubur anak ayam pada kasus pullorumSumber : anonymous

Kematian bisa mencapai 80% dan puncak kematian pada umur 2-3 minggu setelah menetas. Darigejala klinis, ayam akan terlihat ngantuk, lemah, kehilangan nafsu makan dan diikuti dengankematian mendadak. Anak ayam kerapkali “menciap” kesakitan ketika sedang buang kotoran.Kotoran tersebut berwarna putih menyerupai kapur (pasta) dan terkadang menempel pada duburayam. Perubahan bedah bangkai akan terlihat adanya nekrosis (kematian jaringan) pada hati sertaterkadang hati mengalami pembengkakan. Pada saluran pencernaan tampak bintik-bintik putihterutama pada mesenterium (penggantung usus,red) dan otot ventrikulus. Adanya komplikasidengan CRD atau korisa menyebabkan ayam menunjukkan gejala klinis berupa gangguanpernapasan seperti ngorok dan keluar lendir dari hidung.

Bungkul putih pada usus akibat infeksi Salmonella sp.Sumber : anonymous

Penularan Penyakit Pencernaan

Penyakit infeksi saluran pencernaan oleh bakteri dapat menular secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung melalui kontak dengan ayam sakit, sedangkan secara tidak langsung melalui kontakdengan pekerja kandang atau peralatan (alat-alat kandang, ransum, air minum dll) yang tercemar olehbakteri. Pada kasus pullorum, penyakit dapat ditularkan secara vertikal yaitu melalui telur kemudianmenyebar dalam mesin penetasan dan meluas sesuai dengan distribusi anak ayam yang ditetaskan darimesin penetas yang tercemar tersebut.

Pada kasus penularan secara tidak langsung, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam diawali dengantertelannya bakteri tersebut bersama ransum atau air minum yang terkontaminasi. Kemudian bakteri dalamtubuh ayam (saluran pencernaan) memperbanyak diri dalam usus, menembus dinding usus dan masuk kedalam aliran darah. Bakteri dalam darah akan berkembang sampai menjadi septikemia (bertahannyabakteri dalam darah) yang merupakan ciri dari kejadian infeksi penyakit akut.

Bakteri yang terdapat di dalam usus dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus.Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi olehusus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.

Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi. Hal inidipicu oleh kondisi ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentarsibakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan dapat menginfeksi ayam lain.

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

5 of 8 17/09/2014 12:32

Page 6: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Tindakan Pengobatan dan Penanganan

Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan jika ayam sudah terlanjur terserang penyakit infeksi saluranpencernaan di atas, antara lain :

Segera pisahkan ayam yang positif terinfeksi NE, colibacillosis, kolera dan pullorum tersebut

Untuk mengatasi serangan NE, obati dengan Ampicol, Doxytin, Koleridin atau Neo Meditril.Sedangkan saat terjadi komplikasi antara NE dan koksidiosis, obat yang dapat diberikan antara lainTherapy atau Duoko

Untuk menangani colibacillosis, obat yang dapat digunakan diantaranya Ampicol, Amoxitin,Coliquin, Neo Meditril, Proxan-S, Tycotil, Therapy atau Trimezyn (pilih salah satu)

Pada kasus serangan pullorum, dapat dilakukan pengobatan dengan memberikan Proxan-S,Koleridin, Therapy, Trimezyn-S atau Vita Tetra Chlor (pilih salah satu) yang diberikan sesuaidosis dan aturan pakai

Untuk kasus infeksi kolera, lakukan tindakan pengobatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit,jumlah populasi ayam dan umur kejadian penyakit. Untuk kasus kolera ringan, dapat diberikanantibiotik yang dapat diaplikasikan melalui air minum seperti Amoxitin, Proxan-S atau Coliquin.Sedangkan jika kejadian kolera sudah parah maka pilihlah antibiotik yang diberikan secara suntikanseperti Gentamin, Medoxy LA, Medoxy-L atau Vet Strep

Untuk semua kasus penyakit, setelah dilakukan pengobatan, berikan vitamin seperti Vita Stress,Fortevit atau Vita Strong untuk membantu mempercepat proses kesembuhan (recovery)

Tindakan Pencegahan dan Pengendalian

Pengobatan suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecuriti dan manajemenpemeliharaan yang bagus. Adapun prinsip untuk mencegah penyakit diantaranya :

1. Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam

Dalam mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat ditempuh antaralain :

Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersihdan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit

Lakukan istirahat kandang minimal 2 mingguSumber : Dok. Medion

Lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Pada 3 hari sebelumchicks in, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransummaupun tempat minum dengan menggunakan Medisep

2. Mencegah kontak antara bibit penyakit dengan ayam

Untuk mendukung langkah pengurangan konsentrasi bibit penyakit, maka perlu dilakukan pencegahan

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

6 of 8 17/09/2014 12:32

Page 7: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

kontak antara bibit penyakit dengan ayam. Langkah pencegahan tersebut dengan cara :

Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar yangbisa menjadi sumber penularan

Melakukan sanitasi air minum menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep minimal 3xseminggu

Antisep, Neo Antisep dan Medisep merupakan produk-produk antiseptika MedionSumber : Dok. Medion

Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida

3. Meningkatkan daya tubuh ayam

Ketahanan tubuh ayam paling utama ditentukan oleh faktor ransum yang didukung dengan kondisilingkungannya.

Lakukan monitoring terhadap konsumsi ransum. Penggantian ransum hendaknya dilakukan secaraberkala (periodik). Untuk kasus NE, batasi pemakaian tepung ikan, gandum dan barley (janganberlebih)

Perhatikan suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan kandang serta kualitas litter atau sekam. Dalammanajemen litter, lakukan pembolak-balikan litter untuk mencegah litter basah. Pada masa brooding,pembolak-balikan litter dilakukan secara teratur setiap 3-4 hari sekali mulai umur 4 hari sampai umur14 hari. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal. Jika jumlah yang menggumpal sedikit,maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah litter yang menggumpal ataubasah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan litter yang baru hingga yang menggumpal tidaktampak

Hindari litter basah dan menggumpalSumber : Dok. Medion

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh maka dapat dilakukan pemberian multivitamin berupaFortevit maupun Vita Stress yang dapat diberikan melalui air minum. Selain meningkatkan dayatahan tubuh, vitamin juga berfungsi dalam membantu pertumbuhan dan mengatasi stres, mencegahpenyakit akibat kekurangan vitamin serta mampu memperbaiki efisiensi ransum.

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

7 of 8 17/09/2014 12:32

Page 8: Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

Fortevit dan Vita Stress merupakan produk-produk vitamin MedionSumber : Dok. Medion

Kasus gangguan pencernaan pada ayam disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya infeksi penyakitbakterial. Oleh karena itu tindakan manajemen kesehatan dan pemeliharaan sangat dibutuhkan untukmengendalikan kasus gangguan agar tidak timbul kerugian yang lebih banyak. Salam.

Info Medion Edisi Agustus 2011

Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dariInfo Medion Online (http://info.medion.co.id).

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

8 of 8 17/09/2014 12:32