33
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN “Penyakit Kulit yang disebabkan oleh Infeksi Bakteri” Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Sistem Integumen Dosen pembimbing : Herin Mawarti. S.Kep.,Ns. M.Biomed Disusun Oleh : Kelompok 2 Fatin Furoidah (7312002) Hoirul Anam (7312003) M. Sulton Iqbal (7312024) Tilawati Solekha (7312034) Ma’ani (7311053)

Askep Px Kulit Akibat Infeksi Bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kulit akibat infeksi bakteri

Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATANPenyakit Kulit yang disebabkan oleh Infeksi BakteriDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Sistem IntegumenDosen pembimbing : Herin Mawarti. S.Kep.,Ns. M.Biomed

Disusun Oleh :Kelompok 2Fatin Furoidah(7312002)Hoirul Anam(7312003)M. Sulton Iqbal(7312024)Tilawati Solekha (7312034)Maani (7311053)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUMJl. Rejoso Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan JombangTahun Ajaran 2014-2015KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang berjudul Penyakit Kulit yang disebabkan oleh Infeksi Bakteri. Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Integumen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang. Dalam Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : a. Herin Mawarti. S.Kep.,Ns. M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sistem Integumen. b. Rekan-rekan S1 Keperawatan Semester 5. c. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin. Jombang, 20 Oktober 2014 Penyusun,

DAFTAR ISI

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan1.4 Manfaat

BAB 2PEMBAHASAN2.1 PengertianInfeksi bakteri pada kulit bisa primer atau sekunder. Infeksi kulit primer berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya infeksi ini disebabkan oleh satu macam mikroorganisme. Infeksi kulit sekunder terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau akibat disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau pembedahan. Pada kedua keadan ini, beberapa jenis mikroorganisme dapat terlibat, misalnya Staphylococcus aureus atau streptokus grup A. 2.2 KlasifikasiInfeksi bakteri yang sering terjadi, antara lain:1. Selulisa. PengertianSelulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.b. PenyebabSelulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang berbeda, yang paling sering adalahstreptococcus.Staphylococcusjuga bisa menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas di daerah yang lebih sempit.Dalam keadaan normal, kulit memiliki berbagai jenis bakteri. Tetapi kulit yang utuh merupakan penghalang yang efektif, yang mencegah masuk dan berkembangnya bakteri di dalam tubuh. Jika kulit terluka, bakteri bisa masuk dan tumbuh di dalam tubuh, menyebabkan infeksi dan peradangan. Jaringan kulit yang terinfeksi menjadi merah, panas dan nyeri. Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian bawah.c. Faktor Resikoa) Gigitan dan sengatan serangga, gigitan hewan atau manusiab) Luka di kulitc) Riwayat penyakit pembuluh darah perifer, kencing manisd) Tindakan terhadap penyakit jantung, paru-paru atau gigi, yang baru-baru ini dijalani oleh penderitae) Pemakaian obatimunosupresanatau kortikosteroid.d. Tanda dan GejalaGejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d'orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.Karena infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas, maka kelenjar getah bening di dekatnya bisa membengkak dan teraba lunak. Kelenjar getah bening di lipat paha membesar karena infeksi di tungkai, kelenjar getah bening di ketiak membesar karena infeksi di lengan. Penderita bisa mengalami demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, sakit kepala dan tekanan darah rendah. Kadang-kadang gejala-gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala lainnya muncul di kulit. Tetapi pada beberapa kasus gejala-gejala ini sama sekali tidak ada.Kadang-kadang bisa timbulabsessebagai akibat dari selulitis. Meskipun jarang, bisa terjadi komplikasi serius berupa penyebaran infeksi d bawah kulit yang menyebabkan kematian jaringan (seperti padagangren streptokokusdanfasitis nekrotisasi) dan penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakteremia) ke bagian tubuh lainnya. Jika selulitis kembali menyerang sisi yang sama, maka pembuluh getah bening di dekatnya bisa mengalami kerusakan dan menyebabkan pembengkakan jaringan yang bersifat menetap.e. TatalaksanaAntibiotik segera diberikan setelah diagnosis selulitis ditegakkan. Bagian tubuh yang terkena tidak boleh digerakkan dan untuk mengurangi pembengkakan, kaki biasanya digantung. Kompres dingin dan basah bisa mengurangi rasa tidak nyaman.Untuk selulitis yang disebabkan oleh streptokokus biasanya diberikanpenisilinper-oral(melalui mulut). Pada kasus yang berat,penisilinbisa diberikan secaraintravena(melalui pembuluh darah), dan bisa ditambahkanklindamisin. Jika penderita alergi terhadappenisilinbisa diganti denganeritromisinuntuk kasus yang ringan atau klindamisisn untuk kasus yang berat.Selulitis yang disebabkan oleh stafilokokus bisa diobati dengandikloksasilin. Untuk kasus yang berat bisa diberikanoksasilinatau nafsilin. Gejala-gejala selulitis biasanya menghilang beberapa hari setelah pemberian antibiiotik. Kepada penderita selulitis berulang bisa diberikan suntikanpenisilinsetiap bulan ataupenisilinper-oral (melalui mulut) selama 1 minggu setiap bulan.f. PencegahanUntuk menghindari kerusakan kulit pada saat bekerja atau berolah raga, gunakanlah pelindung yang tepat. Bersihkan setiap luka di kulit secara seksama. Waspada terhadap terjadinya tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, nyeri, pembengkakan.Jaga kesehatan dan kendalikan penyakit menahun. Tubuh yang sehat akan lebih mudah melawan bakteri sebelum mereka berkembang biak dan menyebabkan infeksi, sedangkan tubuh yang lemah memiliki pertahanan infeksi yang jelek.

2. Folikulitisa. PengertianFolikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Infeksi pada bagian superfisial dari folikel rambut oleh Staphylococcus aureus menimbulkan pustula kecil dengan dasar yang kemerahanpada tengah tengah folikel.b. PenyebabPenyebabnya adalah infeksi oleh bakteri stafilokokus. Folikulitis bisa terjadi di bagian kulit manapun, biasanya merupakan akibat dari kerusakan folikel rambut karena:a) Bergesekan dengan pakaianb) Penyumbatan folikel rambutc) Pencukuran.c. Tanda dan GejalaPada kulit yang terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan membentuk keropeng. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus, bisa dilakukan pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi di laboratorium.d. TatalaksanaKompres hangat bisa mempercepat pengempesan folikulitis. Untuk mengendalikan infeksi, bisa diberikan antibiotik (salep maupun kapsul).e. PencegahanMenjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.

3. Furunkulosis (Bisul)a. PengertianBisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringansubkutaneusdi sekitarnya.b. PenyebabPenyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur. Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.c. Tanda dan GejalaFurunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasidan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentukpustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah. Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan.d. TatalaksanaJika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebutfurunkulosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus. Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotikper-oral(melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak.e. PencegahanMenjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.

4. Karbunkela. PengertianKarbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. b. PenyebabPenyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius. Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderitadiabetes, gangguan sistem kekebalan dandermatitis.Beberapa bisul bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah kulit dibandingkan dengan bisul biasa. Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama.Faktor resiko terjadinya karbunkel adalah :a) Tingkat kebersihan yang burukb) Keadaan fisik yang menurunc) Gesekan dengan pakaiand) Pencukuran.c. Tanda dan GejalaPada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul yang bersatu disertai nyeri yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak merah dan membengkak. Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu mengering dan membentuk keropeng. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, bisa dilakukanbiopsiatau pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi.d. TatalaksanaUntuk mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotiktopikal(salep atau krim) dan antibiotikper-oral. Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah memencet atau mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa memperburuk dan menyebarkan infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka yang tertinggal harus sering dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel, tangan harus dicuci bersih-bersih.e. PencegahanMenjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.

5. Jerawata. PengertianJerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga timbul beruntus-beruntus danabses(kantong nanah) yang meradang dan terinfeksi.b. PenyebabJerawat paling sering menyerang remaja, tetapi bisa terjadi pada semua usia. Keadaan ini biasanya mulai timbul pada masa pubertas dan bisa berlanjut selama bertahun-tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormonal yang merangsangkelenjar sebasea(kelenjar penghasil minyak) di kulit. Perubahan hormonal lainnya yang juga bisa memicu timbulnya jerawat terjadi pada masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil kb atau stres.Jerawat seringkali memburuk pada musim dingin dan membaik pada musim panas, mungkin disebabkan oleh efek sinar matahari yang menguntungkan. Makanan hanya sedikit berperngaruh atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap timbulnya jerawat, meskipun beberapa penderita beranggapan bahwa mereka peka terhadap makanan tertentu.Selama masa pubertas, kelenjar sebasea menjadi lebik aktif dan menghasilkan minyak yang berlebihan. Minyak yang mengering, kulit yang mengelupas dan bakteri berkumpul dalam pori-pori kulit dan membentukkomedo. Komedo menyebabkan tersumbatnya aliran minyak dari selubung akar rambut (folikel) ke pori-pori. Jika penyumbatannya parsial, akan timbul bintil hitam; jika penyumbatannya total, akan timbul bintil putih.Bakteri tumbuh di dalam pori-pori yang tersumbat dan menguraikan beberapa lemak di dalam minyak yang menyebabkan iritasi kulit. Jerawat merupakan bintil hitam dan bintil putih yang mengalami iritasi. Jika infeksi dan iritasi pada jerawat semakin memburuk, bisa terbentukabses. Jika terdapat komedo, jerawat danpustula(lepuhan berisi nanah) tanpa disertai abses, maka disebutjerawat superfisial. Jika jerawat yang meradang menyusup ke dalam jaringan kulit di bawahnya dan timbulkistaberisi nanah yang bisa pecah dan berkembang menjadi abses yang lebih besar, maka disebutjerawat dalam.c. Tanda dan GejalaJerawat biasanya muncul di wajah dan bahu, tetapi bisa menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai. Pada jerawat dalam infeksi bisa menyebar dan menyebabkan terbentuknya daerah peradangan yang lebih luas dan menonjol, kista yang berisi nanah dan abses; yang kesemuanya bisa pecah dan meninggalkan jaringan parut.Jerawat superfisial biasanya tidak meninggalkan jaringan parut. Menekan atau mencoba memecahkan bisa memperburuk jerawat superfisial karena meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, peradangan dan pembentukan jaringan parut.d. PencegahanSetelah anda mengobati atau membersihkan jerawat, anda mungkin perlu untuk melanjutkan pengobatan atau perawatan jerawat lainnya untuk mencegah jerawat baru. Dalam beberapa kasus, anda mungkin perlu menggunakan obat topikal di daerah yang rawan jerawat, melanjutkan minum kontrasepsi oral atau menghadiri sesi terapi cahaya yang berkelanjutan untuk menjaga kulit anda bersih. Berbicara dengan dokter anda tentang bagaimana anda dapat mencegah erusi baru.Anda dapat juga mencegah munculnya jerawat baru dengan perawatan sendiri langkah-langkah, seperti mencuci kulit dengan pembersih yang lembut dan hindari menyentuh atau memencet area yang bermasalah. Tips pencegahan jerawat lain meliputi:a) Cuci daerah yang rawan jerawat hanya dua kali sehari. Mencuci menghilangkan kelebihan minyak dan sel-sel kulit mati. Tapi terlalu banyak mencuci dapat mengiritasi kulit. Cuci daerah dengan pembersih yang lembut dan gunakan produk perawatan kulit bebas minyak, berbasis air.b) Gunakan krim atau gel jerawat untuk membantu mengeringkan kelebihan minyak. Cari produk yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat sebagai bahan aktif.c) Hindari riasan dasar berat. Pilih bedak kosmetik daripada produk krim karena mereka kurang mengiritasi.d) Hapus make-up sebelum pergi tidur. Tidur dengan kosmetik pada kulit anda dapat menyumbat bukaan kecil folikel rambut (pori-pori). Juga, pastikan untuk membuang riasan lama dan membersihkan kuas dan aplikator kosmetik secara teratur dengan air sabun.e) Pakailah pakaian longgar. Perangkap pakaian ketat panas dan kelembaban dan dapat mengiritasi kulit anda. Juga, sedapat mungkin, hindari tali ketat, ransel, helm atau perlengkapan olahraga untuk mencegah gesekan terhadap kulit anda.f) Mandi setelah berolahraga atau melakukan kerja berat. Minyak dan keringat di kulit anda dapat menjebak kotoran dan bakteri.

6. Eritrasmaa. PengertianEritrasma adalah infeksi pada lapisan kulit paling atas yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium minutissimum.b. PenyebabBakteri Corynebacterium minutissimum. Eritrasma banyak menyerang dewasa dan penderita diabetes; paling banyak ditemukan di daerah tropik.c. Tanda dan GejalaSering ditemukan di daerah dimana kulit bersentuhan dengan kulit, misalnya di bawah payudara dan ketiak, sela-sela jari kaki dan daerah kelamin (terutama pada pria, dimana kantung zakar menyentuh paha). Infeksi menyebabkan terbentuknya bercak-bercak pink dengan bentuk yang tidak beraturan, yang kemudian akan berubah menjadi sisik-sisik halus berwarna coklat.Pada beberapa penderita, infeksi menyebar ke batang tubuh dan daerah anus. Bisa timbul rasa gatal yang sifatnya ringan.d. TatalaksanaInfeksi bisa diatasi dengan erythromycin atau tetracyclin. Bisa dibantu dengan pemakaian sabun anti-bakteri.e. PencegahanBeberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya eritrasma:a) Menjaga kebersihan badan.b) Menjaga agar kulit tetap kering.c) Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan yang menyerap keringat.d) Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.

2.3 Pemeriksaan DiagnosisHal-hal pokok dalam pemeriksaan integument yang baik adalah:1. Lokasi dan/atau dari kelainan yang ada2. Karekteristik dari setiap lesi3. Pemeriksaan lokasi-lokasi sekunder4. Teknik-teknik pemeriksaan khusus1. Lampu WoodMerupakan sumber sinar ultraviolet yang difilter dengan nikel oksida, digunakan untuk memperjelas tiga gambaran penyakit kulit:a. Organisme tertentu penyebab bercak-bercak jamur (ringworm) pada kulit kepala memberikan fluoresensi hijau (berguna untuk menentukan diagnosis awal dan membantu dalam memantau terapi).b. Organisme yang berperan dalam terjadinya eritrasma memberikan fluoresensi merah terang.c. Beberapa kelainan pigmen lebih jelas terlihat, terutama bercak-bercak pucat pada sklerosis tuberose, dan tanda caf-au-lait pada neurofibromatosa.2. Kerokan/GuntinganBahan-bahan dari kulit, rambut, atau kuku dapat langsung diperiksa dibawah mikroskop dan/atau dikirim untuk kultur. Hal ini bermanfaat khususnya bila dicurigai adanya infeksi jamur, atau mencari tungau scabies. Sedikit kerokan pada epidermis akan mengangkat skuama dari permukaan kulit yang dicurigai.Skuama tadi ditempatkan pada kaca mikroskop, ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan ditutup dengan kaca penutup. Sesudah didiamkan beberapa menit guna melarutkan membrane sel epidermis, sediaan siap diperiksa. Terhadap guntingan kuku bisa juga dilakukan dengan hal yang sama, tetapi diperlukan larutan KOH yang lebih pekat dan waktu yang lebih lama.Pemeriksaan mikroskopis pada rambut bisa juga memberikan informasi tentang adanya infeksi jamur, abnormalitas struktur batang rambut pada kelainan genetic tertentu, dan juga bisa bermanfaat untuk menentukan berbagai penyebab terjadinya kerontokan rambut yang berlebihan.Preparat dari kerokan/apusan juga digunakan sebagai alat bantu diagnostic untuk sitodiagnostik pada lepuhan-lepuhan yang dicurigai disebabkan oleh virus dan pemfigus dengan menggunakan preparat Tzank yang bisa diperiksa langsung di klinik.3. Biopsi KulitBiopsy kulit merupakan teknik pemeriksaan yang sangat penting untuk menetukan diagnosis pada banyak kelainan kulit. Kadang-kadang hali ini sangat diperlukan untuk mendapat kepastian diagnosis klinis sebelum memulai pengobatan. Contoh yang baik untuk hal ini adalah kanker, kelainan bulosa dan infeksi-infeksi seperti tuberculosis dan lepra.Ada dua cara yang biasa digunakan untuk memperoleh sampel kulit untuk pemeriksaan laboratorium:a. Biopsy insisi/eksisiTindakan ini membutuhkan sample pemeriksaan yang cukup besar ukurannya dan dapat juga dipakai untuk mengangkat lesi yang sangat besar.b. Punch biopsyCara ini jauh lebih cepat, namun hanya memperoleh sampel yang kecil dan hanya cocok untuk biopsy diagnostic atau mengangkat lesi yang kecil.4. Tes templeBila dicurigai terjadi dermatitis kontak alergi, lakukan tes tempel. Pada pemeriksaan ini alergen yang kemungkinan menjadi penyebab dilarutkan dalam media yang sesuai.

2.4 KomplikasiPada kasus folikulitis, furunkel dan karbunkel dapat menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan parut, bakteremia atau selulitis, dan penyebaran kuman yang meluas dapat menyebabkan cacat pada katup jantung atau arthritis pada persendian. Selulitis sendiri juga bisa mengarah pada terjadinya sepsis (selulitis yang tidak diobati) dan juga penyebaran meluas ke lebih banyak jaringan tubuh. Selulitis pada ekstremitas bawah lebih besar kemungkinan menjadi tromboflebitis pada pasien lansia.

2.5 PrognosisApabila ditangani dengan cara yang tepat, prognosis infeksi ini biasanya cukup baik. Pasien dengan faktor kesehatan lain yang turut mempengaruhi, seperti diabetes, imunodefisiensi, kerusakan sirkulasi, dan neuropati, mempunyai risiko yang lebih besar untuk terkena infeksi yang berkembang dan meluas. Kesembuhan dari infeksi juga sangat dipengaruhi oleh hygiene dari pasien.Prognosis untuk infeksi jamur biasanya baik, infeksi jamur bereaksi baik dengan terapi obat yang tepat dan segera menghilang.

BAB 3KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN(Selulitis)3.1 Pengkajian1. Anamnesaa. IdentitasIdentitas yang dikaji meliputi nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat dan keterangan lain mengenai identitas pasien.b. Keluhan UtamaPasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan malaise.c. Riwayat Penyakit DahuluDitanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang dimiliki dan riwat pemakaian obat.d. Riwayat Penyakit SekarangTerdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarn merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap.e. Riwayat penyakit keluargaBiasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat mengidap penyakit selulitis atau penyekit kulit lainnya.f. Riwayat psikososialPerasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.2. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum : LemahTD : Menurun (< 120/80 mmHg)Nadi : Turun (< 90)Suhu : Meningkat (> 37,50)RR: Normal.b. Keadaan Fisika) Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak.b) Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+).c) Hidung : Tidak ada pernafasan cuping.d) Mulut: Kebersihan, tidak pucat.e) Telinga: Tidak ada serumen.f) Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar.g) Jantung : Denyut jantung meningkat.h) Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas.i) Integumen: Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau dorange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.

3.2 Diagnosa Keperawatan1. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan2. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik3. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit4. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan5. Kecemasan b/d ancaman biologis6. Kurang pengetahuan (tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan) b/d kurang informasi.3.3 Perencanaan Keperawatan1. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutana. Tujuan : Klien menyatakan nyeri berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatanb. KH :a) Skala nyeri stabil (0-3)b) Menunjukkan nyeri hilang/terkontrolc) Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuand) Mengikuti program farmakologis yang dianjurkanc. Intervensi :a) Kaji skala nyeri (0-10), karakteristik nyeri, dan lokasi nyeri.R/ membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan programb) Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.R/ untuk membatasi nyeri.c) Berikan masase yang lembut.R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot.d) Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, visualisasi, pedoman imajinasi, hipnotis diri, dan pengendalian napas.R/ meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol, dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.d. Kolaborasia) Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjukR/ meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.b) Berikan es atau kompres dingin jika diperlukanR/ rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut.c) Berikan asetilsalisilat (aspirin)R/ ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.2. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemika. Tujuan : klien menunujukkan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan asuhan keperawatanb. KH :a) TTV dalam batas normalb) TD : 120/80 mmHgc) N : 87 x/menitd) S : 37ce) RR : 12 20 x/menitf) Tidak terjadi demamg) Intakeoutput seimbangc. Intervensi :a) Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi permapasan dan denyut nadiR/ menunjukkan status sirkulasi tubuhb) Monitor intake dan output setiap 8 jamR/ menunjukkan status hidrasic) Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontraindikasiR/ mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dari peningkatan laju metabolisme tubuhd) Pertahankan ventilasi udara yang cukup di ruangan dan berikan kompres hangatR/ membantu menurunkan suhu tubuhe) Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringatR/ memberikan rasa nyaman dan mempercepat proses penurunan suhu tubuhf) Anjurkan klien untuk bedrest totalR/ aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga suhu semakin meningkat.d. Kolaborasia) Pertahankan cairan IV sesuai programR/ mendukung dan memperbesar volume sirkulasi, terutama jika masukan oral tidak adekuatb) Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokterR/ membantu mengurangi demam dan respon hipermetabolisme, menurunkan kehilangan cairan takkasat mata3. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulita. Tujuan: klien menunjukkan tidak terjadi infeksi setelah dilakukan asuhan keperawatan.b. KH :a) Tidak terdapat tanda tanda infeksi (kalor, rubor, tumor, dolor)b) TTV dalam batas normalc) TD : 120/80 mmHgd) N : 87 x/menite) S : 36-375Cf) RR : 18-20 x/menitg) Leukosit dalam batas normalc. Intervensi:a) Kaji adanya tanda tanda infeksi.R/ melihat perkembangan dari terapi yang telah diberikan.b) Kaji tanda tanda vital.R/ menunjukkan sirkulasi tubuh.c) Rawat luka klien dengan prinsif aseptik.R/ mengurangi resiko kontaminasi silang.d) Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan diri.R/ menurunkan resiko infeksi.e) Anjurkan klien untuk tidak menekan daerah luka.R/ luka yang tertekan akan menyebabkan aliran darah ke luka berkurang sehingga luka akan semakin parah.f) ajarkanpasiendankeluargatandagejalainfeksiR/ untuk mencegah hal hal yang dapat mengancam infeksi.d. Kolaborasia) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat betadine.R/antimikrobial spektrum luas tetapi nyeri pada pemakaiaannya,dapat menyebabkan asidosis metabolik/ peningkatan absorpsi iodin, dan merusak jaringan rapuh.b) Berikan Silver nitrat sesuai anjuran dokter.R/ efektif untuk melawan staphylococcus aureus, Escheria coli, dan Pseudomonas aeroginosa, tetapi mempunyai penetrasi jaringan buruk, nyeri, dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.4. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahana. Tujuan: klien menunjukkan perbaikan integritas kulit setelah dilakukan asuhan keperawatanb. KH:a) Menunjukkan regenerasi jaringanb) Mencapai penyembuhan tepat pada waktunyac. Intervensi:a) Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar lukaR/ memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area luka infeksi.b) Tinggikan area infeksi bila mungkin/tepat.R/ menurunkan pembengkakan.c) Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikanR/ gerakan jaringan area infeksi dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.d) Jaga kulit agar tetap bersih dan keringR/ membantu proses penyembuhan5. Kecemasan b/d ancaman biologisa. Tujuan : kecemasan berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatanb. KH :a) Menyatakan kecemasan berkurangb) Mengekspresikan sikap positif dan mengerti tentang kondisinya, pemeriksaan diagnostik dan prosedur pengobatanc) Memperlihatkan ekspresi wajah yang tenangc. Intervensi:a) Mengkaji tanda tanda vital.R/ cemas dan stres meningkatkan TD.b) Menganjurkan batas kunjungan keluarga klien.R/ menghindari terpajan infeksi lebih lanjut.c) Memberikan ketenangan dan kenyamananR/ meningkatkan periode istirahat dan membantu dalam proses perawatan.d) Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidur.R/ dengan beristirahat akan membuat klien lebih rileks sehingga membantu dalam proses penyembuhan.d. Kolaborasi :a) Berikan sedasi/tranquilizer ringan sesuai indikasi contoh halopurinol (haldol) atau lorezepam (ativan)R/ obat ansietas diperlukan untuk periode singkat sampai pasien lebih stabil secara psikis dan lokus interna kontrol ditingkatkan.6. Kurang pengetahuan (tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan) b/d kurang informasia. Tujuan : klien menunjukkan pemahamannya setelah dilakukan asuhan keperawatan.b. KH :a) Menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatan serta pencegahan.b) Berpartisipasi dalam proses belajar.c) Mulai perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi sebagian kemampuan individu.d) Mendemonstrasikan dan meberikan penjelasan tentang penyakitnya.c. Intervensi:a) Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah,bekerja, dan aktifitas normal.R/ pasien seringkali mengalami kesulitan memutuskan pulang.b) Kaji ulang perawatan luka bakar graft kulit dan luka.R/ meningkatkan kemampuan perawatan diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.c) Jelaskan proses jaringan parut dan perlunya untuk penguanaan pakaian penekan yang tepat bila mengunakan.R/ meningkarkan pertunbuhan kulit kembali yang optimald) Tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet tinggi protein klori/ protein.R/ nutrisi optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan umum kesehatan.e) Beritau pasien / orang terdekat tentang kelelahan,kebosanan,emosi labil,masalah pengambilan keputusan.R/ memberikan pandangan terhadap beberapa masalah pasien/ orang terdekat dapat menambah/ membantu mereka menjadi waspada bahwa bantuan/ pertolongan tersedia bila perlu.f) Tekankan perlunya/ pentingnya mengevaluasi perawatan/rehabilitasi.R/ dukungan jangaka panjang dengan evaluasi ulang kontinu dan perubahan terapi dibutuh untuk mencapai penyembuhan optimal.

3.4 Pelaksanaan keperawatanPelaksanaan atau keperawatan adalah pemberian tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencana tindakan yang telah disusun setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dan dicatat dalam pencatatan keperawatan agar tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektik, tehnik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada klien. Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap yaitu independent, dependent, interdependent. Tindakan keperawatan secara independent adalah suatu tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintahdokter atau tenaga kesehatan lainnya, dependent adalah tindakan yang sehubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis, dan interdependent adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter, keterampilan yang harus perawat punya dalam melakukan tindakan keperawatan yaitu kognitif, dan sikap psikomotor.

3.5 Evaluasi keperawatanEvaluasi adalah intelektual untuk melengkapi proses keperawatanyang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi, atau timbul masalah yang baru. Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan