of 143 /143

DAFTAR ISI...ii DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Hal i ii iii BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI : PENDAHULUAN

  • Author
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of DAFTAR ISI...ii DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Hal i ii iii BAB I BAB II BAB III...

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Hal

    i

    ii

    iii

    BAB I

    BAB II

    BAB III

    BAB IV

    BAB V

    BAB VI

    : PENDAHULUAN …………………………………………………………………….

    : GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLORA

    : SITUASI DERAJAT KESEHATAN ………………………………........................

    : SITUASI UPAYA KESEHATAN

    : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

    : KESIMPULAN

    1

    3

    5

    22

    43

    53

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 1 -

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

    nasional, merupakan bidang urusan wajib Pemerintah yang meliputi program-program dan

    kegiatan-kegiatan pembangunan pelayanan kesehatan yang mengikut sertakan peran serta

    masyarakat secara mandiri agar mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri dan

    peningkatan pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas dan

    kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan peran serta dan

    pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan.

    Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan memberikan nilai positif bagi

    pembangunan kesehatan, untuk itu pengelola program harus bisa menyediakan dan

    memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara baik,

    sederhana, informatif dan mudah dipahami.

    Dalam rangka menyediakan data dan informasi program pembangunan kesehatan di

    Kabupaten Blora perlu adanya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Blora. Kebutuhan data dan

    informasi kesehatan yang akurat , lengkap dan tepat waktu yang termuat dalam buku profil

    ini sangat dibutuhkan dalam manajemen kesehatan sebagai dasar pengambilan keputusan

    di tingkat administrasi pelayanan kesehatan.

    Profil Kesehatan Kabupaten Blora merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi

    Kesehatan, yang memuat data tentang situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan

    selama satu tahun yang memuat derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian

    indikator hasil pembangunan kesehatan dan sebagai salah satu sarana yang dapat

    digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil

    pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

    bidang kesehatan di kabupaten Blora.

    Pada intinya dalam Buku Profil Kesehatan berisi berbagai data/informasi yang

    menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora.

    B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

    Adapun sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :

    Bab I : Pendahuluan

    Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajiannya.

    Bab II : Gambaran Umum

    Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Blora meliputi letak geografis,

    kependudukan dan keadaan pendidikan.

    Bab III : Situasi Derajat Kesehatan

    Berisi tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka

    status gizi.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 2 -

    Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan

    Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan bayi dan

    balita, pelayanan anak usia sekolah, pelayanan kesehatan usia lanjut, pencegahan dan

    pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pelayanan kesehatan dalam situasi

    bencana/KLB, upaya pelayanan rujukan dan penunjang kesehatan bagi keluarga miskin,

    PHBS dan pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, serta upaya pelayanan

    kesehatan lain yang diselenggarakan oleh institusi kesehatan di Kabupaten Blora.

    Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

    Menguraikan tentang tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan

    dan sumber daya kesehatan lainnya.

    Bab VI : Kesimpulan

    Berisi sajian garis besar hasil cakupan program dan kegiatan berdasarkan

    indikator-indikator bidang kesehatan, sebagai bahan perencanaan pembangunan kesehatan

    dan pengambilan keputusan di Kabupaten Blora.

    Lampiran

    Pada lampiran ini berisi resume/angka indikator pencapaian kinerja Standar

    Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan tabel data.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 3 -

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLORA

    A. KEADAAN GEOGRAFI

    Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang cukup strategis karena

    berada diperbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Posisi Kabupaten Blora

    berada diantara 1110 16’ sampai dengan 1110 38’ Bujur Timur dan di antara 60 528’ sampai

    dengan 70 248’ Lintang Selatan,pada ketinggian 25 meter hingga 500 meter di atas permukaan

    laut. Letak Kabupaten Blora pada posisi tersebut dapat diketahui bahwa jarak terjauh dari

    wilayah barat ke wilayah timur sepanjang 87 km dan dari wilayah utara ke wilayah selatan

    sejauh 58 km.

    Adapun batas wilayah Kabupaten Blora adalah :

    Sebelah utara : Kabupaten Rembang dan Pati ( Provinsi Jawa Tengah )

    Sebelah selatan : Kabupaten Ngawi ( Provinsi Jawa Timur)

    Sebelah timur : Kabupaten Bojonegoro ( Provinsi Jawa Timur)

    Sebelah barat : Kabupaten Grobogan ( Provinsi Jawa Tengah )

    Luas wilayah Kabupaten Blora adalah 1.821 km2 atau sekitar 5,5 persen dari luas wilayah

    Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 16 kecamatan dan terbagi dalam 271 desa dan 24 kelurahan.

    Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Randublatung yaitu 211,13 km2

    sedangkan kecamatan paling sempit adalah Kecamatan Cepu yaitu luas wilayah 49,15 km2.

    Kabupaten Blora memiliki letak wilayah dengan ketinggian tertinggi 500 dari permukaan laut

    yaitu Kecamatan Japah dan terendah adalah Kecamatan Cepu yaitu 25 dari permukaan laut.

    Kabupaten Blora juga diapit oleh jajaran pegunungan Kendeng Utara dan Selatan dengan

    susunan tanah 56 persen gromosol, 39 persen mediteran dan 5 persen aluvial. Sebagian besar

    di Kabupaten Blora adalah tanah sawah 25,37 % dan hutan 49,66 % sedangkan sisanya terbagi

    atas tegalan dan bangunan.

    B. KEADAAN PENDUDUK

    1. Pertumbuhan Dan Kepadatan Penduduk

    Jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2019 sebesar 925.641 jiwa. (Sumber: DISDUKCAPIL)

    , rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Blora 517 jiwa/km2. Daerah yang terpadat

    penduduknya adalah Kecamatan Cepu, dengan tingkat kepadatan sekitar 1.590 jiwa/km2 dan

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 4 -

    Kecamatan Jiken merupakan kecamatan yang tingkat kepadatannya rendah, yaitu 236,62

    jiwa/km2.

    Dengan demikian dapat kita lihat bahwa persebaran penduduk di Kabupaten Blora sangatlah

    belum merata. Jumlah penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Blora sebesar 96.522 jiwa dan

    terendah adalah Kecamatan Bogorejo sebesar 25.860 jiwa. Dan jumlah rumah tangga sebesar

    307.646 maka rata-rata anggota rumah tangga di Kabupaten Blora adalah 3,01 jiwa untuk

    setiap rumah tangga.

    2. Ratio Jenis Kelamin

    Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu

    perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Ratio Jenis kelamin di

    Kabupaten Blora adalah 100,19 jiwa.

    3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

    Data penduduk dari DISDUKCAPIL menunjukkan bahwa struktur/komposisi penduduk Blora

    menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun

    perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 35 - 39 tahun, yaitu 73.043 jiwa

    dengan perbandingan laki-laki 36.305 jiwa dan perempuan 36.738 jiwa.

    4. Keadaan Pendidikan

    Tingkat Pendidikan merupakan dasar ukuran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

    Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan dapat mencerminkan taraf intelektualitas suatu

    masyarakat, karena mampu menyerap dan menerima informasi dalam pembangunan

    kesehatan.

    Gambaran Pendidkan di Kabupaten Blora tahun 2019 adalah sebagai berikut :

    DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

    KABUPATEN BLORA

    LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

    PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

    LAKI-LAKI+

    PEREMPUAN

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 370,184 375,062 745,246

    2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.00 0.00 0.00

    3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

    a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 22,454 20,793 43,247 6.07 5.54 5.80

    b. SD/MI 84,392 200,420 284,812 22.80 53.44 38.22

    c. SMP/ MTs 64,633 61,803 126,436 17.46 16.48 16.97

    d. SMA/ MA 65,265 51,795 117,060 17.63 13.81 15.71

    e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.00 0.00 0.00

    f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 398 600 998 0.11 0.16 0.13

    g. AKADEMI/DIPLOMA III 3,145 4,136 7,281 0.85 1.10 0.98

    h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 10,157 9,815 19,972 2.74 2.62 2.68

    i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 697 336 1,033 0.19 0.09 0.14

    Sumber: DISDUKCAPIL BLORA

    JUMLAH PERSENTASE

    PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

    NO VARIABEL

    TAHUN 2019

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 5 -

    BAB III

    SITUASI DERAJAT KESEHATAN

    Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu

    pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan juga karena pengaruh

    faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial dan faktor lainnya. Guna mencapai Kabupaten

    Blora sehat, telah ditetapkan indikator-indikator secara terperinci dengan mengacu pada

    indikator derajat kesehatan, yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.

    A. ANGKA KEMATIAN

    Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat menggambarkan status

    kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi

    lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung disamping itu dapat digunakan sebagai

    indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan

    kesehatan. Angka kematian pada bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI.

    1. Angka Kematian Neonatal

    Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian bayi umur < 28 hari ( 0-28

    hari) / 1000Kh dalam kurun waktu 1 ( satu) tahun. AKN menggambarkan tingkat pelayanan

    kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertolongan persalinan dan post natal ibu

    hamil.

    Pada tabel diatas menunjukkan bahwa kematian neonatal di Kabupaten Blora tahun

    2018 sejumlah 90 kasus dan tahun 2019 turun menjadi 89 kasus.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 6 -

    2. Angka Kematian Bayi

    Jumlah absolut kematian bayi pada tahun 2019 ini mengalami kenaikan yaitu sebanyak

    129 kasus dari tahun 2018 ( 58 kasus ). Penyebab tertinggi kematian bayi adalah BBLR. Hal ini

    disebabkan oleh masih perlunya peningkatan pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu hamil dan

    bayi yang dilahirkan. Untuk itu direncanakan kelas ibu bayi / balita guna meningkatkan

    pengetahuan ibu bayi dan balita. Penyebab terbesar kedua adalah asfiksi, di ikuti penyebab

    terbesar selanjutnya kelainan kongenital (cacat bawaan)

    Menurut Angka Kematian bayi jika dilihat per 1000 kelahiran hidup, tahun 2019

    mengalami peningkatan angka, yaitu 11,1 dari tahun 2018 sebesar 5,14 / 1000 KH. Hal ini

    sudah memenuhi target dari target Nasional sebesar 23 / 1000 KH.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    2017 2018 2019

    168

    58

    129

    KEMATIAN BAYI

    KEMATIAN BAYI

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    2017 2018 2019

    14

    5.14

    11.1

    ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

    ANGKA KEMATIAN BAYIPER 1.000 KELAHIRANHIDUP

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 7 -

    3. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup

    Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan kematian balita 0 – 5 tahun / 1000kh dalam

    kurun waktu 1 tahun.

    Pada tabel diatas menggambarkan AKABA di Kabupaten Blora kurun waktu 3 tahun

    mengalami penurunan , Tahun 2017 kasus AKABA 40 / 1000kh, tahun 2018 turun menjadi 15 /

    1000kh, tahun 2019 turun menjadi 2,1 / 1000kh.

    4. Angka Kematian Ibu

    Angka Kematian Ibu dalam difinisi Operasional Angka Kematian Ibu adalah kematian yang

    terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang

    berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan, kecuali kecelakaan.

    Kematian ibu biasanya terjadi karena banyak faktor penyebab baik dari sasaran ibu,

    petugas & sistim pelayanannya. Penyebab dari faktor sasaran ibu hamil dimaksud adalah

    kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil sehingga banyak kasus –

    kasus ibu dengan komplikasi obstetri yang terlambat ditangani akibat dari keterlambatan pasien

    datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga bagi kasus yang berat tidak bisa di

    selamatkan walaupun berbagai upaya sudah dilakukan.kejadian tersebut di latarbelakangi oleh

    status sosial ekonomi dan pendidikan sehingga berpengaruh pada pengambilan keputusan yang

    tidak mendukung kesehatan ibu.

    Sedangkan faktor petugas adalah masih adanya petugas kesehatan di tingkat dasar yang

    kurang terampil & kompeten dalam menangani persalinan dan komplikasinya sesuai

    kewenangan yang diberikan, untuk itu perlu adanya pelatihan – pelatihan yang berbasis

    peningkatan ilmu & ketrampilan klinik guna peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu &

    Anak di Kabupaten Blora.

    Sistim pelayanan juga berperan penting dalam kejadian kematian ibu , mengingat banyak

    pihak pelayanan kesehatan yang terkait seperti Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit dll. dimana

    kuantitas tenaga ahli di fasilitas rujukan juga masih belum maksimal terutama tenaga dokter

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 8 -

    umum & dokter specialis, sehingga berdampak pada kurangnya kualitas pelayanan kesehatan

    terutama kesehatan ibu & Anak (KIA) .

    Dari data diatas menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Blora pada tahun 2019

    mengalami penurunan 2 kasus dari tahun sebelumnya yaitu 13 kasus di tahun 2018. Trend

    Penyebab Kematian Ibu terbanyak adalah Perdarahan.

    Namun demikian Penyebab Langsung Kematian ibu tahun 2019 cukup tinggi yaitu perdarahan 4

    kasus, preeklamsia atau eklamsia 1 kasus, Decom Cordis 2 kasus, Jantung Coroner 2 Kasus,

    DM 1 Kasus, hyperemesis grade 4 1 kasus, Sepsis 1 kasus, dan Anemia 1 Kasus.

    Salah satu faktor kasus kematian ibu pada tahun ini adalah kepatuhan petugas terhadap protap

    masih kurang , masih banyak petugas ( bidan / dokter puskesmas) belum berani memberikan

    MgSO4 pada kasus – kasus Preeklamsia, sedangkan protap penanganan preeklamsia sudah

    tersosialisasi di semua wilayah Puskesmas di Kabupaten Blora. Belum terlaksananya sistem

    rujukan maternal secara optimal sangat berpengaruh terhadap kejadian suatu kasus kematian

    maternal, mengingat kesiapan Rumah Sakit dalam menerima suatu rujukan merupakan salah

    satu kunci dalam upaya penyelamatan ibu hamil , bersalin dan ibu nifas yang memerlukan

    pertolongan segera.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 9 -

    Banyaknya kasus penyerta pada kematian ibu menunjukkan bahwa screning ibu hamil yang

    telah dilakukan belum sepenuhnya berhasil, pelaksanaan ANC terpadu sangat di butuhkan baik

    di Puskesmas maupun di Rumah Sakit disangat dibutuhkan agar penyakit penyerta bisa ditekan.

    Faktor mobilitas penduduk dalam hal ini adalah sasaran ibu hamil yang semula sudah tinggal di

    wilayah suami namun ingin melahirkan dikampung halaman, sehingga karena riwayat kesehatan

    kehamilan tidak terdeteksi oleh petugas setempat maka penanganan dasar dan rujukan tidak

    bisa maksimal

    B. ANGKA KESAKITAN

    1. CNR seluruh kasus TB

    Angka CNR untuk semua kasus TB di Kabupaten Blora mengalami peningkatan. Tahun

    2018 CNR untuk seluruh kasus TB 149,16 / 100.000 penduduk, tahun 2019 turun menjadi 140,7

    / 100.000 penduduk.

    2. Proporsi Kasus TB Anak 0 – 14 Tahun

    Proporsi kasus TB anak diantara kasus baru Tuberkulosis Paru yang tercatat di Kabupaten

    Blora ada peningkatan tahun 2018 : 57 kasus menjadi 74 kasus di tahun 2019.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 10 -

    3. Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+

    Angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA + mengalami peningkatan dari tahun

    2018 ke tahun 2019, penyebabnya adalah sikap yang baik dari pasien selama menjalani

    pengobatan.

    4. Persentase Balita dengan Pnemonia Ditangani

    Anak-anak sangat rentan terserang pneumonia terutama usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut

    lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan

    imunologi). Presentase balita dengan pnemonia ditangani di Kabupaten Blora tahun 2019

    menurun, hal ini disebabkan hanya beberapa Puskesmas yang melaporkan Penderita

    Penemounia, karena masih kurang nya pengetahuan para petugas pemeriksa atau pelaporan

    yang kurang bagus. Untuk itu perlu ditingkatkan kerja sama dengan pukesmas maupun Rumah

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 11 -

    Sakit agar melaporkan penderita Pnenemounia tepat waktu agar penemuan penderita

    penemounia bisa terdeteksi secara dini

    5. Jumlah Kasus Baru HIV

    Jumlah kasus baru HIV-AIDS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kasus

    HIV-AIDS tidak terlihat jelas karena seperti gunung es, kasus yang tampak hanya sedikit sedang

    yang tidak tampak sangat banyak. terlihat dari tabel diatas terjadi peningkatan kasus dari tahun

    2017 sejumlah 114 kasus, tahun 2018 sejumlah 158 kasus dan tahun 2019 sebanyak 208

    kasus.

    6. Jumlah Kasus AIDS

    Kasus AIDS (Aquiared Immuno Devisiency Syndrome) tahun 2019 di Kabupaten

    Blora yang dilaporkan berdasar kelompok umur yang terbanyak adalah umur 40-49 tahun. Dan

    jumlah kematian akibat AIDS sejumlah 10 (sepuluh) orang terbanyak di kelompok umur 22-29

    tahun sebanyak 4 (empat) orang.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 12 -

    7. Jumlah Kasus Sifilis

    Di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 s/d tahun 2019 tidak ada kasus sifilis yang dilaporkan.

    8. Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani

    Tahun 2019 persentase kasus diare ditemukan dan ditangani sebanyak 33,4% dari

    perkiraan jumlah penduduk yang terserang diare, turun dibanding tahun 2018 (37,3%) dan

    tahun 2017 (61,2%). Kasus penderita diare masih cukup tinggi, menandakan bahwa

    masyarakat masih belum malakukan CTPS ( cuci tangan pakai sabun secara benar ), maka

    perlu di tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan.

    9. Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 penduduk

    Case Detection Rate adalah Angka Penemuan kasus baru kusta diantara 100.000

    penduduk di Kabupaten Blora, angka penemuan kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2019

    sejumlah 11/100.000 penduduk (100 kasus), terjadi penurunan dibanding tahun 2018

    (13,5/100.000 penduduk atau 135 kasus).

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 13 -

    10. Persentase kasus baru kusta anak usia 0 – 14 tahun

    Di Kabupaten Blora pada tahun 2019 kasus baru kusta anak umur 0 – 14 tahun tidak ada .

    11. Persentase cacat tingkat 2 penderita kusta

    Walaupun terjadi penurunan angka kecacatan namun kasus cacat Tk.2 masih tinggi yaitu

    11,2 % diantara penderita baru. Target Provinsi Jawa Tengah adalah kurang dari 5%

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 14 -

    12. Angka cacat tingkat 2 penderita kusta per 100.000 penduduk

    Angka kecacatan kasus anak di Kabupaten Blora masih tinggi, sehingga perlu adanya

    upaya–upaya dalam penemuan kasus sedini mungkin agar mencegah terjadinya kecacatan dan

    penularan kepada orang lain. Setiap penderita kusta mengkonsumsi obat MDT ( Multy Drug

    Teraphy) sebulan saja sudah mampu membunuh kuman Mycobacterium Leprae sehingga tidak

    terjadi penularan kepada orang lain.

    13. Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk

    Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya adalah

    jumlah prevalensi kusta tahun 2019 di Kabupaten Blora 1/10.000 penduduk, artinya ada 1 orang

    penderita kusta diantara 10.000 penduduk Blora, target nasional adalah kurang dari 1/ 10.000.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 15 -

    14. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat

    RFT (Release From Treatment) PB adalah Jumlah kasus baru PB dari periode kohort satu

    tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (6 blister dalam 6-9 bulan)

    Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita

    baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,

    misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun

    2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

    RFT MB adalah Jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang

    menyelesaikan pengobatan tepat waktu (12 blister dalam 12-18 bulan)

    Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita

    baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,

    misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun

    2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

    15. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP Rate per 100.000

    penduduk < 15 tahun

    Penderita kelumpuhan AFP (Accute Flaccid Paralysis) diperkirakan 2 diantara 100.000

    anak usia

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 16 -

    16. Jumlah Kasus penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Immunisasi (PD3I)

    Yang termasuk dalam kasus PD3I yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus Non Neonatorum,

    Tetanus Neonatorum, Campak, Hepatitis B. Untuk kasus PD3I yang ditemukan di Kabupaten

    Blora selama kurun waktu 2017 s/d 2019 adalah sebagai berikut :

    a. Difteri

    Tahun 2017 sampai tahun 2019 tidak ada kasus pertusis yang dilaporkan.

    b. Pertusis

    Tahun 2017 sampai tahun 2019 tidak ada kasus pertusis yang dilaporkan.

    c. Tetanus (Non Neonatorum)

    Untuk kasus Tetanus (non Neonatorum) 3 tahun terakhir di Kabupaten Blora, kasus tertinggi

    pada tahun 2017 sebanyak 6 kasus, dengan kasus meninggal sebanyak 5 orang. Tingginya

    angka kematian kasus tetanus di Kabupaten Blora karena keterlambatan penanganan penderita,

    karena penderita tidak segera di bawa ke pelayanan kesehatan.

    d. Tetanus Neonatorum

    Tidak ada Kasus Tetanus Neonatorum tiga tahun terakhir.

    e. Campak

    Kasus campak klinis di Kabupaten Blora tahun 2016 sebanyak 132 penderita, tahun 2018

    sebanyak 144 penderita. Sedangkan tahun 2018 kasus campak klinis sebanyak 9 penderita.

    Dari sekian penderita campak klinis di tahun 2017 s/d 2019 tidak ada yang meninggal. Tindakan

    penanggulangan yang dilakukan bila terjadi KLB adalah pengobatan penderita, penyelidikan

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Kasus Meninggal Kasus Meninggal Kasus Meninggal

    2016 2017 2018

    1 1

    65

    3

    0

    TETANUS (NON NEONATORUM)

    0

    50

    100

    150

    2016 2017 2018

    132 144

    9

    Kasus Campak

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 17 -

    epidemiologi, pemberian vitamin A sesuai dosis, pengambilan spesimen, penyuluhan kesehatan,

    dan peningkatan cakupan imunisasi campak. Faktor risiko terjadinya KLB campak adalah

    kondisi rantai dingin vaksin, ketersediaan tenaga, vaksin dan logistik imunisasi, lokasi desa yang

    mudah/sulit terjangkau pelayanan kesehatan, kepadatan dan mobilisasi penduduk yang tinggi,

    dan kondisi gizi masyarakat.

    f. Hepatitis B

    Tahun 2019 tidak ada kasus Hepatitis B .

    17. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk

    Incident rate atau angka kejadian penderita DBD di Kabupaten Blora menunjukan bahwa

    penderita DBD di Kabupaten Blora cukup tinggi, target nasional 2 per 100.000 penduduk,

    sedangkan data di atas menunjukan cukup tinggi pada tahun 2019 ada 35,4 per 100.000

    penduduk. Perlu langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KLB dengan PSN , PJB ,

    Penyuluhan, serta Foging Pencegahan maupun Foging Focus.

    18. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)

    CFR (Case Fatality Rate) DBD merupakan suatu angka yang dinyatakan ke dalam

    persentase yang berisikan data orang mengalami kematian akibat penyakit DBD. Pada

    dasarnya Case Fatality Rate digunakan pada pengkuran penyakit menular.CFR DBD Kabupaten

    Blora selama 3 (tiga) tahun Berturut-turut cukup tinggi. Data komulatif yang paling tinggi

    penderita DBD adalah tahun 2019 mencapai angka 2,1, untuk itu perlu langkah-langkah yang

    tepat untuk mencegah agar tidak terjadi KLB di kabupaten Blora. Target Nasional adalah <

    2/100.000.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 18 -

    19. Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk

    Kasus malaria di Kabupaten Blora adalah malaria import , yaitu diperoleh dari luar wilayah

    Kabupaten Blora, penduduk yang baru bepergian dari luar pulau (Sumatra, Kalimantan, Irian

    Jaya dan lain-lain). Sampai saat ini belum ditemukan kasus malaria asli dari wilayah Kabupaten

    Blora atau Indigenous, Berdasarkan penyelidikan epidemiologi kasus yang ditemukan tidak ada

    penularan di sekitar penderita yang bermakna secara epidemiologi.

    20. Angka Kematian Malaria

    Di Kabupaten Blora tidak ada kasus kematian akibat menderita malaria sejak tahun 2017

    sampai dengan tahun 2019.

    21. Kasus Penyakit Filariasis ditangani

    Jumlah kasus filariasis di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 dalam

    data tidak ada kasus baru, namun pada tahun 2015 ditemukan 1 (satu) kasus baru filariasis.

    Kasus Filariasis sudah 100% ditangani.

    22. Penyakit Tidak Menular

    PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

    KABUPATEN BLORA

    TAHUN 2019

    LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

    PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 JATI DOPLANG 4,919 5,435 10,354 3,691 75.0 3,917 72.1 7,608 73.5

    2 0 RANDULAWANG 1,999 2,208 4,207 1,281 64.1 1,895 85.8 3,176 75.5

    3 RANDUBLATUNG RANDUBLATUNG 5,892 6,512 12,404 4,782 81.2 5,285 81.2 10,067 81.2

    4 0 KUTUKAN 4,818 5,324 10,142 4,388 91.1 4,849 91.1 9,237 91.1

    5 MENDEN MENDEN 5,698 6,296 11,994 3,915 68.7 4,222 67.1 8,137 67.8

    6 KEDUNGTUBAN KEDUNGTUBAN 5,525 6,105 11,630 4,180 75.7 4,514 73.9 8,694 74.8

    7 0 KETUWAN 2,554 2,822 5,376 1,882 73.7 2,185 77.4 4,067 75.7

    8 CEPU CEPU 5,571 6,156 11,727 3,839 68.9 4,228 68.7 8,089 69.0

    9 0 NGROTO 2,852 3,152 6,004 2,334 81.8 2,685 85.2 5,019 83.6

    10 0 KAPUAN 1,891 2,089 3,980 1,852 97.9 1,673 80.1 3,525 88.6

    11 SAMBONG SAMBONG 3,894 4,302 8,196 3,047 78.2 3,368 78.3 6,415 78.3

    12 JIKEN JIKEN 5,434 6,006 11,440 3,301 60.7 3,649 60.8 6,950 60.8

    13 BOGOREJO BOGOREJO 3,593 3,970 7,563 3,461 96.3 3,826 96.4 7,287 96.4

    14 JEPON JEPON 6,375 7,044 13,419 3,309 51.9 4,658 66.1 7,967 59.4

    15 0 PULEDAGEL 2,252 2,488 4,740 2,188 97.2 1,745 70.1 3,933 83.0

    16 BLORA BLORA 9,466 10,461 19,927 4,883 51.6 6,961 66.5 11,844 59.4

    17 0 MEDANG 3,324 3,672 6,996 2,736 82.3 3,023 82.3 5,759 82.3

    18 BANJAREJO BANJAREJO 8,503 9,398 17,901 4,545 53.5 5,697 60.6 10,242 57.2

    19 TUNJUNGAN TUNJUNGAN 6,598 7,291 13,889 4,840 73.4 4,244 58.2 9,084 65.4

    20 JAPAH JAPAH 5,046 5,576 10,622 3,447 68.3 3,810 68.3 7,257 68.3

    21 NGAWEN NGAWEN 5,282 5,838 11,120 3,567 67.5 3,943 67.5 7,510 67.5

    22 0 ROWOBUNGKUL 3,048 3,368 6,416 2,713 89.0 2,104 62.5 4,817 75.1

    23 KUNDURAN KUNDURAN 5,891 6,511 12,402 2,754 46.7 4,043 62.1 6,797 54.8

    24 0 SONOKIDUL 3,376 3,730 7,106 3,335 98.8 3,686 98.8 7,021 98.8

    25 TODANAN TODANAN 7,108 7,856 14,964 4,134 58.2 5,579 71.0 9,713 64.9

    26 0 GONDORIYO 1,751 1,935 3,686 3,408 194.6 1,266 65.4 4,674 126.8

    JUMLAH (KAB/KOTA) 122,660 135,545 258,205 87,812 71.6 97,055 71.6 184,889 71.6

    MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

    LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

    JUMLAH ESTIMASI PENDERITA

    HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15 TAHUN

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 19 -

    Penyakit PTM tahun 2019 yang menonjol di Kabupaten Blora yaitu penyakit Hipertensi , DM

    (Diabetes Mellitus) , Asma Bronkiale .Semakin tingginya penyakit tidak menular menunjukkan

    pola hidup sehat yang ada di masyarakat belum optimal , sehingga perlu peningkatan

    penyuluhan untuk pola hidup sehat ( Pola makan yang sehat; olah raga teratur ; bahaya

    merokok ; dan lain-lain ) untuk pencegahan dini dan penanggulangan penyakit-penyakit tidak

    menular.

    PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

    KABUPATEN BLORA

    TAHUN 2019

    JUMLAH %

    1 2 3 4 5 6

    1 JATI DOPLANG 469 467 99.6

    2 0 RANDULAWANG 188 187 99.5

    3 RANDUBLATUNG RANDUBLATUNG 567 566 99.8

    4 0 KUTUKAN 460 458 99.6

    5 MENDEN MENDEN 539 531 98.5

    6 KEDUNGTUBAN KEDUNGTUBAN 519 512 98.7

    7 0 KETUWAN 241 240 99.6

    8 CEPU CEPU 276 271 98.2

    9 0 NGROTO 530 529 99.8

    10 0 KAPUAN 182 181 99.5

    11 SAMBONG SAMBONG 368 364 98.9

    12 JIKEN JIKEN 506 503 99.4

    13 BOGOREJO BOGOREJO 329 327 99.4

    14 JEPON JEPON 593 591 99.7

    15 0 PULEDAGEL 219 216 98.6

    16 BLORA BLORA 903 900 99.7

    17 0 MEDANG 317 315 99.4

    18 BANJAREJO BANJAREJO 803 799 99.5

    19 TUNJUNGAN TUNJUNGAN 633 631 99.7

    20 JAPAH JAPAH 473 470 99.4

    21 NGAWEN NGAWEN 521 519 99.6

    22 0 ROWOBUNGKUL 294 291 99.0

    23 KUNDURAN KUNDURAN 567 562 99.1

    24 0 SONOKIDUL 323 323 100.0

    25 TODANAN TODANAN 677 675 99.7

    26 0 GONDORIYO 162 162 100.0

    JUMLAH (KAB/KOTA) 11,659 11,590 99.4

    NO KECAMATAN PUSKESMAS

    PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN

    PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDARJUMLAH PENDERITA

    DM

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 20 -

    23. Persentase IVA positif dan benjolan pada perempuan 30 – 50 tahun

    Kanker payudara dan kanker leher rahim menjadi salah satu masalah utama pada

    kesehatan perempuan didunia, terutama pada Negara berkembang yang mempunyai sumber

    daya terbatas seperti di Indonesia.Pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim,

    dikembangkan melalui program deteksi dini ( skrining ).Untuk kanker payudara dilakukan

    dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif untuk

    kanker leher rahim.sedangkan untuk kanker payudara dilakukan pemeriksaan payudara klinis

    (SADANIS) atau Clinical Breast Examination (CBE) dan periksa payudara sendiri (SADARI).

    Di Kabupaten Blora pada tahun 2019, jumlah WUS usia 30 - 50 tahun sebanyak 39.969

    jiwa, yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara sejumlah 4.098 jiwa (10,3 %),

    sedangkan IVA positif ada 78 jiwa (1,9 %).

    CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)

    MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

    KABUPATEN BLORA

    TAHUN 2019

    JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    1 JATI DOPLANG 1 1,592 368 23.1 0 0.0 0.0 0.0

    2 0 RANDULAWANG 1 634 169 26.7 5 3.0 0.0 0.0

    3 RANDUBLATUNG RANDUBLATUNG 1 1,950 52 2.7 0 0.0 0.0 0.0

    4 0 KUTUKAN 1 1,614 36 2.2 1 2.8 0.0 0.0

    5 MENDEN MENDEN 1 1,846 129 7.0 0 0.0 0.0 0.0

    6 KEDUNGTUBAN KEDUNGTUBAN 1 1,701 35 2.1 0 0.0 0.0 0.0

    7 0 KETUWAN 1 816 34 4.2 3 8.8 2 5.9 0.0

    8 CEPU CEPU 1 1,800 54 3.0 0 0.0 0.0 0.0

    9 0 NGROTO 1 965 46 4.8 3 6.5 0.0 4 8.7

    10 0 KAPUAN 1 616 39 6.3 6 15.4 0.0 1 2.6

    11 SAMBONG SAMBONG 1 1,250 42 3.4 0 0.0 0.0 0.0

    12 JIKEN JIKEN 1 1,740 86 4.9 13 15.1 0.0 0.0

    13 BOGOREJO BOGOREJO 1 1,134 98 8.6 2 2.0 0.0 1 1.0

    14 JEPON JEPON 1 2,103 82 3.9 6 7.3 0.0 0.0

    15 0 PULEDAGEL 1 759 63 8.3 0 0.0 0.0 0.0

    16 BLORA BLORA 1 3,044 246 8.1 1 0.4 0.0 0.0

    17 0 MEDANG 1 1,077 67 6.2 0 0.0 0.0 1 1.5

    18 BANJAREJO BANJAREJO 1 2,990 114 3.8 2 1.8 0.0 0.0

    19 TUNJUNGAN TUNJUNGAN 1 2,135 223 10.4 15 6.7 0.0 0.0

    20 JAPAH JAPAH 1 1,668 178 10.7 6 3.4 0.0 1 0.6

    21 NGAWEN NGAWEN 1 1,702 120 7.1 0 0.0 0.0 0.0

    22 0 ROWOBUNGKUL 1 991 143 14.4 10 7.0 0.0 3 2.1

    23 KUNDURAN KUNDURAN 1 1,905 170 8.9 0 0.0 0.0 0.0

    24 0 SONOKIDUL 1 1,119 1,182 105.6 5 0.4 2 0.2 0.0

    25 TODANAN TODANAN 1 2,232 320 14.3 0 0.0 0.0 0.0

    26 0 GONDORIYO 1 586 2 0.3 0 0.0 0.0 1 50.0

    JUMLAH (KAB/KOTA) 0 39,969 4,098 10.3 78 1.9 4 0.1 12 0.3

    TUMOR/BENJOLANCURIGA KANKERNO KECAMATAN PUSKESMAS

    PUSKESMAS

    MELAKSANAKAN

    KEGIATAN DETEKSI DINI

    IVA & SADANIS*

    PEREMPUAN

    USIA 30-50

    TAHUN

    PEMERIKSAAN LEHER

    RAHIM DAN PAYUDARAIVA POSITIF

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 21 -

    24. Cakupan Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 22 -

    BAB IV

    SITUASI UPAYA KESEHATAN

    A. PELAYANAN KESEHATAN

    1. Cakupan Kunjungan ibu Hamil K1 dan K4

    a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1

    Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 merupakan kontak pertama kali ibu hamil dengan

    petugas kesehatan dimana di harapkan pada usia kehamilan triwulan pertama semua ibu hamil

    sudah kontak / mendapat pelayanan kehamilannya oleh petugas kesehatan. Di tahun 2019

    cakupan K1 sudah mencapai target yaitu 100 %, hal ini di sebabkan karena meningkatnya

    kesadaran ibu hamil tentang kesehatannya, disamping itu jumlah tenaga kesehatan dalam hal

    ini bidan desa sudah hampir merata di wilayah Kabupaten Blora.

    b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

    Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, adalah kunjungan ibu hamil dengan frekuensi minimal 4

    kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali

    pada triwulan ketiga. Cakupan K4 pada tahun 2019 mencapai 99,1 % dimana target yang harus

    di capai adalah 96 %, . Tidak semua (100%) ibu hamil mendapatkan pelayanan K-4 disebabkan

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 23 -

    karena masih adanya sasaran ibu hamil yang belum waktunya mendapat pelayanan K4,

    tingginya mobilitas penduduk ( ibu hamil ) juga berpengaruh terhadap rendahnya cakupan

    K4,dimana masih adanya ibu hamil yang telah tercatat di wilayah Kabupaten Blora kemudian

    pindah ke daerah asal dan melahirkan di daerah tersebut.

    2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

    Cakupan Pertolongan Persalinan Kesehatan mencapai 100 %, sedangkan target yang di

    tetapkan adalah 96 %, beberapa hal yang mendukung tercapainya cakupan pertolongan

    persalinan antara lain peningkatan pengetahuan masyarakat sehingga diikuti kesadaran yang

    baik terhadap kesehatan ibu, adanya dukungan program – program bagi ibu hamil antara lain

    program P4K ( program pertolongan persalinan dan pencegahan komplikasi ) , kelas ibu hamil,

    program – program jaminan kesehatan dari pemerintah , disamping itu peningkatan fasilitas

    kesehatan & infrastruktur sehingga akses mencapai fasilitas kesehatan lebih mudah.

    3. Pelayanan Nifas

    Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 ) adalah 99,9 % sudah mencapai dari target yaitu 97 % ,

    hal ini di sebabkan karena meningkatnya kerjasama antara ibu dan petugas dimana selama

    hamil ibu mendapat pendampingan secara terus menerus dari petugas kesehatan sehingga

    sampai 42 hari ibu masa nifas kondisi masih terpantau dengan baik, disamping itu peningkatan

    ilmu pengetahuan & teknologi berperan penting dalam tingginya capaian kunjungan nifas ;

    seperti alat komunikasi Handphone dimana ibu bisa dengan cepat menghubungi petugas bila

    ibu membutuhkan pelayanan. Pelayanan Nifas ( KF 3 ) merupakan pelayanan kesehatan ibu

    nifas secara lengkap yaitu KF 1 pada 6 jam pertama s/d 3 hari, KF 2 pada 7 s/d 14 hari & KF 3

    pada hari ke 36 s/d 42.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 24 -

    4. Cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas

    Cakupan vitamin A merah untuk ibu nifas tahun 2017 sebesar 99,2 % dan tahun 2018

    sebesar 99,5 %, dan pada tahun 2019 mencapai 99,9%.

    5. Persentase cakupan immunisasi Td pada ibu hamil

    Cakupan Imunisasi Td pada Ibu hamil adalah Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil

    yang mendapatkan imunisasi Td (Tetanus difteri) dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan

    atau sebelum kehamilan) dengan memperhatikan hasil skrining dan status T. Jumlah Ibu Hamil

    di Kabupaten Blora tahun 2019 sebanyak 12.390 , yg mendapat Td-1 = 6.7 %, Td-2 = 10.9 %,

    Td-3 = 24,2 %, Td-4 = 23,4 % dan Td-5 = 12,2 %.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 25 -

    6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Fe

    Cakupan ibu hamil yang mendapat Fe adalah Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet

    tambah darah selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

    tahun 2017 sebesar 97,45 % dan tahun 2018 sebesar 98,74 % dan pada tahun 2019 mencapai

    99,1 % Cakupan Fe ibu hamil dari tahun 2017 sampai 2019 sudah memenuhi standar pelayanan

    minimal ( SPM ) sebesar 90 % , walaupun di tahun 2017 mengalami sedikit penurunan.

    7. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani

    Cakupan dimaksud adalah semua kasus komplikasi obstetri baik pada masa kehamilan,

    persalinan & nifas yang telah ditangani baik di tingkat dasar ( PKD, Pustu , RB / Puskesmas ).

    Cakupan penanganan komplikasi obstetri mencapai 160,5 % dari target yaitu 85 % hal ini berarti

    sudah semua kasus komplikasi kebidanan ditangani oleh petugas dan telah terlaporkan dengan

    baik,banyak faktor yang mendukung yaitu adanya peningkatan sistem dan manajemen program

    kesehatan ibu antara lain penyediaan protap – protap terkait penanganan kasus – kasus

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 26 -

    emergency yang sering terjadi di pelayanan tingkat dasar, dan diikuti oleh program peningkatan

    ketrampilan melalui pelatihan petugas sehingga terjadi peningkatan capaian penanganan

    komplikasi obstetri.

    8. Cakupan Neonatus dengan komplikasi ditangani

    Cakupan neonatal dengan komplikasi ditangani di Kabupaten Blora meningkat setiap

    tahunnya. Tahun 2019 komplikasi Neonatal ditangani sebesar 100%.

    9. Persentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi

    Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Blora Tahun 2019

    Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Blora tahun 2019 untuk jenis MKJP sebesar 19,3%

    dan jenis Non MKJP sebesar 80,7%. Jenis kontrasepsi yang digunakan peserta KB Aktif

    tertinggi adalah suntik (62,1%) dan terendah adalah metode kontrasepsi MOP 0%, penggunaan

    obat vagina dan lainnya 0%.

    5.2 0.23.1

    10.83.3

    62.1

    15.4

    00

    PESERTA KB AKTIF

    IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAINNYA

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 27 -

    10. Persentase peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi

    Persentase Peserta KB Baru di Kabupaten Blora Tahun 2019

    Cakupan peserta KB Baru di Kabupaten Blora tahun 2019 untuk jenis MKJP sebesar 12,5

    % dan jenis Non MKJP sebesar 87,5%. Jenis kontrasepsi yang digunakan peserta KB Baru

    tertinggi adalah suntik (78 %) dan terendah adalah MOP ( 3,8%), sedangkan penggunaan obat

    vagina dan lainnya 0%.

    11. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

    Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko kematian bayi.

    Persentase BBLR di Kabupaten Blora tahun 2019 sebesar 5,2% turun dibanding tahun 2018

    yaitu 5,7%.

    60.1 2.6

    3.7

    4.6

    78

    4.90 0

    PESERTA KB BARU

    IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAINNYA

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 28 -

    12. Cakupan Kunjungan Neonatus

    Cakupan Kunjungan Neonatus adalah pelayanan yang diberikan kepada neonatus (bayi

    baru lahir ) secara lengkap minimal 3 kali yaitu Kunjungan Neonatal 1 saat 6 – 48 jam,

    Kunjungan Neonatal 2 saat usia 3- 7 hari & Kunjungan Neonatal 3 usia 8 – 28 hari. Target

    Cakupan Kunjungan Neonatus adalah 92% dan pada tahun 2019 telah melampui target yaitu

    mencapai 100 % . Hal ini disebabkan peningkatan kinerja petugas yang diikuti oleh peningkatan

    peran serta keluarga tentang kesehatan bayi baru lahir terutama perawatan bayi dimana

    membutuhkan perhatian penuh dari seluruh anggota keluarga dan juga petugas kesehatan,

    disamping itu mudahnya akses untuk mencapai fasilitas kesehatan juga turut mendukung

    peningkatan capaian ini.

    13. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif

    Cakupan ASI Eksklusif tahun 2017 sebesar 46,1 % dan tahun 2018 sebesar 68,7 %, dan

    pada tahun 2019 mencapai 57,5 %. Dari tahun 2017 sampai tahun 2019 cakupan ASI Eksklusif

    belum mencapai standard pelayanan minimal ( SPM ) sebesar 80 %, hal ini dikarenakan

    kurangnya pengetahuan ibu melahirkan tentang pentingnya ASI Eksklusif dan pelayanan dari

    tenaga kesehatan sendiri yang belum patuh, Penegakan hukum belum berjalan.

    Cakupan Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di Kabupaten Blora

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 29 -

    14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

    Cakupan Kunjungan Bayi merupakan cakupan bayi ( usia 29 hari s/d 11 bln ) yang

    memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang

    memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari - 2

    bulan,satu kali pada umur 3-5 bulan, satu kali pada umur 6-8 bulan, Dan satukali pada umur 9-

    11 bulan / sampai imunisasi dasar lengkap diberikan. Target yang telah di tetapkan dari cakupan

    kunjungan bayi adalah 100 %, sedangkan pada tahun 2019 cakupan kunjungan bayi mencapai

    99.9 %.

    15. Cakupan Desa /Kelurahan “Universal Child Immunization” (UCI)

    Pencapaian UCI Desa di Kabupaten Blora secara berturut-turut dari tahun 2017 s/d 2019

    mencapai 100 %,hal ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya

    imunisasi serta adanya kerjasama yang baik dengan lintas program maupun lintas sektor

    terkait.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 30 -

    16. Cakupan Imunisasi Bayi

    Cakupan Immunisasi Bayi di Kabupaten Blora

    Sesuai dengan indikator RPJMN Program imunisasi Tahun 2015-2019, bahwa prosentase

    anak usia 0 – 11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada tahun 2019

    harus mencapai 91 %. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa untuk cakupan Imunisasi Dasar

    Lengkap (IDL) Kabupaten Blora pada tahun 2019 sudah memencapai target yaitu 103,5 %.

    17. WUS Mendapat Imunisasi Td

    Cakupan WUS Mendapat Imunisasi Td di Kabupaten Blora

    Jumlah WUS tahun 2019 sebanyak 218.653, yg mendapat Td-1 = 0,9%, Td-2 = 0,7%, Td-3 =

    2,5%, Td-4 = 1,4 dan Td-5 = 0,7

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 31 -

    18. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

    Cakupan Vitamin A Biru Pada Bayi di Kabupaten Blora Tahun 2017 - 2019

    Cakupan vitamin A biru pada bayi usia 6 – 11 bulan tahun 2017 sebesar 100 % dan tahun

    2018 sebesar 100 %, tahun 2019 sebesar 100 %. Cakupan dari 3 tahun terakhir telah sesuai

    dengan target standard pelayanan minimum ( SPM ) bidang kesehatan yakni sebesar 90 %.

    Cakupan Vitamin A Biru baik, dikarenakan peran kader posyandu dan petugas atau tenaga

    kesehatan bekerja dengan baik dan maksimal.

    Cakupan Vitamin A Merah Pada Balita di Kabupaten Blora Tahun 2017 - 2019

    Cakupan vitamin A merah untuk balita tahun 2016 sebesar 99,98 % , tahun 2018 sebesar

    99,93 %, dan pada tahun 2019 cakupan Vitamin untuk balita 100 %. Selama 3 (tiga) tahun

    terakhir telah sesuai dengan target standard pelayanan minimum (SPM ) bidang kesehatan

    yakni sebesar 90 % dikarenakan petugas melakukan sweeping kerumah balita yang belum

    diberi kapsul viatmin A merah.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 32 -

    19. Cakupan Balita ditimbang

    Cakupan Balita D/S yang ditimbang di Kabupaten Blora tahun 2017 sebesar 79,2%,

    menurun di tahun 2018 yaitu menjadi 77,9%, tahun 2019 menurun sebanyak 77,4 Baduta BGM

    di tahun 2016 baduta BGM tidak dilaporkan, tahun 2018 sebanyak 1,5 %, dan tahun 2019

    baduta BGM sebanyak 1,9 % .

    20. Cakupan Pelayanan Anak Balita

    Tahun 2018 balita yang mendapatkan pelayanan (96,6%), angka ini naik dibanding tahun

    2017 ( 94,72%), dan tahun 2019 naik menjadi (98,6%). Dengan demikian kesadaran masyarakat

    untuk memantau tumbuh kembang balitanya dengan membawa anak balita berkunjung ke

    fasilitas kesehatan sudah baik.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 33 -

    21. Cakupan Balita Ditimbang

    Peran aktif masyarakat dan kader posyandu sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan

    penimbangan bayi dan balita.Tahun 2019 jumlah balita ada 56.343 yang ditimbang 77,4 %

    .Sedangkan target Kabupaten sebanyak 80%.

    22. Cakupan Balita Gizi kurang Mendapat Perawatan

    Balita gizi kurang adalah Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi.Dari tahun 2016 – 2019 prosentase gizi buruk mengalami penurunan dan penurunan ini dikarenakan adanya intervensi program gizi yang telah diberikan secara signifikan, diantaranya adalah pemberian makanan tambahan serta kegiatan Centre klinikgizi ( CKG ) di 12 Puskesmas, program deteksidini di posyandu dll. Prosentase balita gizi buruk di Kabupaten Blora tahun 2017 sebesar 0,084 % ( 47 Kasus.), tahun 2018 sebanyak 52 kasus (0,091%). Penyebab gizi balita gizi buruk di Kabupaten Blora diantaranya penyakit infeksi ( TB Parudan Pneumonia ), pola asuh ibu yang belum mengarah ke gizi seimbang dan status social ekonomi keluarga yang rendah. Pola asuh yang tidak benar oleh orang tua mempunyai dampak yang besar bagi perkembangan gizi dan kesehatan balita. Dilihat dari angka kasus mengalami penurunan dikarenakan adanya intervensi pemberian

    makananan tambahan serta kegiatan Centre klinik gizi ( CKG ), tahun 2015 s/d tahun 2019 di 12

    Puskesmas yang angka gizi buruknya tinggi, akan tetapi secara prosentase memang

    penurunannya belum signifikan dikarenakan masih banyaknya orang tua yang status

    ekonominya rendah, adanya penyakit infeksi ( TB paru, pneumonia ) dan pola asuh ibu yang

    belum mengarah ke gizi seimbang.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 34 -

    23. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

    Cakupan penjaringan siswa SD adalah pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik

    kelas 1 SD atau MI yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader kesehatan sekolah

    minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam

    pendengaran.Cakupan penjaringan siswa SD dari tahun 2017 s/d tahun 2019 sudah 100 %

    sudah mencapai target 100%. Hal ini karena puskesmas melakukan penjaringan pada semua

    SD. Cakupan penjaringan anak sekolah mencapai 100 % , dikarenakan dilakukan sweeping

    setelah pelaksanaan screening anak sekolah.

    STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

    KABUPATEN BLORA

    TAHUN 2019 2019

    JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 JATI DOPLANG 1,932 215 11.1 1,932 180 9.3 1,932 119 6.2

    2 0 RANDULAWANG 752 106 14.1 752 129 17.2 752 37 4.9

    3 RANDUBLATUNG RANDUBLATUNG 2,240 94 4.2 2,240 80 3.6 2,240 95 4.2

    4 0 KUTUKAN 1,829 235 12.8 1,829 322 17.6 1,829 108 5.9

    5 MENDEN MENDEN 1,982 116 5.9 1,982 91 4.6 1,982 65 3.3

    6 KEDUNGTUBAN KEDUNGTUBAN 2,337 369 15.8 2,337 582 24.9 2,337 166 7.1

    7 0 KETUWAN 993 143 14.4 993 149 15.0 993 79 8.0

    8 CEPU CEPU 2,742 180 6.6 2,742 48 1.8 2,742 19 0.7

    9 0 NGROTO 877 122 13.9 877 115 13.1 877 86 9.8

    10 0 KAPUAN 718 96 13.4 718 76 10.6 718 65 9.1

    11 SAMBONG SAMBONG 1,429 161 11.3 1,429 149 10.4 1,429 88 6.2

    12 JIKEN JIKEN 1,564 91 5.8 1,564 47 3.0 1,564 72 4.6

    13 BOGOREJO BOGOREJO 880 133 15.1 880 74 8.4 880 53 6.0

    14 JEPON JEPON 2,238 145 6.5 2,238 78 3.5 2,238 75 3.4

    15 0 PULEDAGEL 916 173 18.9 916 141 15.4 916 53 5.8

    16 BLORA BLORA 4,148 225 5.4 4,148 143 3.4 4,148 142 3.4

    17 0 MEDANG 1,042 121 11.6 1,042 102 9.8 1,042 57 5.5

    18 BANJAREJO BANJAREJO 3,582 163 4.6 3,582 132 3.7 3,582 55 1.5

    19 TUNJUNGAN TUNJUNGAN 2,353 378 16.1 2,353 289 12.3 2,353 153 6.5

    20 JAPAH JAPAH 2,014 203 10.1 2,014 95 4.7 2,014 92 4.6

    21 NGAWEN NGAWEN 2,041 317 15.5 2,041 121 5.9 2,041 125 6.1

    22 0 ROWOBUNGKUL 1,194 177 14.8 1,194 170 14.2 1,194 82 6.9

    23 KUNDURAN KUNDURAN 2,292 156 6.8 2,292 261 11.4 2,292 128 5.6

    24 0 SONOKIDUL 1,111 90 8.1 1,111 61 5.5 1,111 72 6.5

    25 TODANAN TODANAN 2,979 214 7.2 2,979 146 4.9 2,979 329 11.0

    26 0 GONDORIYO 599 80 13.4 599 52 8.7 599 34 5.7

    JUMLAH (KAB/KOTA) 46,784 4,503 9.6 3,833 8.2 2,449 5.2

    BALITA PENDEK (TB/U)JUMLAH

    BALITA

    0-59 BULAN

    YANG DIUKUR

    BALITA KURUS (BB/TB)NO KECAMATAN PUSKESMAS

    JUMLAH BALITA

    0-59 BULAN

    YANG

    DITIMBANG

    BALITA GIZI KURANG (BB/U)JUMLAH BALITA

    0-59 BULAN

    YANG DIUKUR

    TINGGI BADAN

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 35 -

    24. Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap

    Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi

    dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan menyembuhkan

    penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau

    masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    yang diberikan dapat berupa: pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/gigi sulung,

    penambalan tetap/sementara, pembersihan karang gigi yang dilakukan di sarana pelayanan

    kesehatan. Dilihat dari rasio tumpatan dan pencabutan mengalami kenaikan dari 0.4 di tahun

    2018 menjadi 0.6 ditahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai memperhatikan

    kesehatan gigi.

    25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat

    Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya Kesehatan Gigi Sekolah

    yang merupakan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi khususnya untuk anak sekolah.

    Cakupan pemeriksaan gigi murid SD/MI tahun 2017 sebanyak 32% dan tahun 2018 sebanyak

    58.4%, tahun 2019 sebanyak 46,9%. Cakupan perawatan gigi murid SD/MI yang perlu

    mendapatkan perawatan tahun 2017 sebanyak 59,8% dan tahun 2018 sebanyak 33,7% tahun

    2019 sebanyak 68,1%.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 36 -

    26. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

    Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kabupaten Blora Tahun 2017 sebesar

    77,7%, mengalami penurunan dibanding tahun 2018 sejumlah 65,96% dan tahun 2019 sebesar

    di Kabupaten Blora sebesar 81,2%. Tetapi angka cakupan sudah mencapai target pelayanan

    kesehatan lansia yang sudah ditetapkan yaitu 60%.

    27. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di

    Kabupaten Blora.

    Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora tahun 2019 sebanyak 6 ( enam) unit RSU, dengan

    rincian 2 (dua) unit RSU Pemerintah, 1 (satu) unit RSU Tentara, 3 (tiga) unit RSU milik swasta.

    RSU di Kabupaten Blora sebagai Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat

    darurat yang dapat diakses oleh masyarakat merupakan sarana kesehatan yang telah

    mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat dalam kurun waktu

    tertentu sesuai standart dan mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat level I, karena

    diwajibkan setiap Rumah Sakit untuk menyediakan pelayanan gawat darurat sesuai standar

    minimal klasifikasi Rumah Sakit tipe D.

    B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

    1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

    Jumlah penduduk tahun 2019 : 925.641 jiwa. Tahun 2019 jumlah peserta Jaminan

    Kesehatan Nasional : 620.423 terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) : 470.486 , Pekerja

    Bukan Penerima Upah : 62.810, Pekerja Penerima Upah (PPU) : 73.433, dan Bukan Pekerja :

    13.694 . Sehingga jumlah total keseluruhan adalah 620.423 jiwa.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 37 -

    2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan

    Cakupan Rawat jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora

    Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas tahun 2019 : 743.588, meningkat

    dibanding tahun 2018 (722.373). Untuk kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit juga mengalami

    peningkatan, yaitu dari 150.388 (tahun 2018) menjadi 250.371 (tahun 2019). Sehingga cakupan

    total kunjungan rawat jalan pada tahun 2019 adalah 993.959 (107%) .

    JUMLAH %

    1 2 3 4

    1 PBI APBN 382,661 41.3

    2 PBI APBD 87,825 9.5

    470,486 50.8

    1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 73,433 7.9

    2Pekerja Bukan Penerima Upah

    (PBPU)/mandiri62,810 6.8

    3 Bukan Pekerja (BP) 13,694 1.5

    149,937 16.2

    JUMLAH (KAB/KOTA) 620,423 67.0

    Sumber: BPJS Kesehatan Blora

    NON PBI

    SUB JUMLAH PBI

    SUB JUMLAH NON PBI

    NO JENIS KEPESERTAANPESERTA JAMINAN KESEHATAN

    PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 38 -

    Cakupan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora

    Jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2019 : 11.304, naik dibanding tahun

    sebelumnya (11.169). Untuk kunjungan rawat inap di Rumah Sakit mengalami kenaikan, yaitu

    dari 44.753 (tahun 2018) menjadi 48.750 (tahun 2019). Sehingga cakupan total kunjungan rawat

    inap pada tahun 2019 adalah 60.054 (6%).

    3. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

    Pelayanan gangguan jiwa merupakan pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan

    kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku yang menimbulkan

    penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Dari data

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 39 -

    yang ada, jumlah kunjungan penderita gangguan jiwa di puskesmas tahun 2018 sebanyak

    3.742 dan tahun 2019 turun menjadi 3.298. Upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan

    pembinaan program kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah dan swasta, meningkatan

    pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi pencatatan dan pelaporan program kesehatan jiwa.

    4. Angka Kematian Pasien Rumah Sakit

    Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS ( Gross Death Rate – GDR)

    di Kabupaten Blora Tahun 2017 – 2019

    Angka rata-rata GDR pasien Rumah Sakit di Kabupaten Blora yang dilaporkan tahun 2019

    sebesar 14,8 per 1000 penderita keluar, angka ini turun dibanding tahun 2018 (23,3) . Sesuai

    standar GDR tidak lebih dari 45/1000 penderita keluar Rumah sakit. Semakin rendah GDR

    berarti mutu pelayanan di rumah sakit semakin baik.

    Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam (Net Death Rate - NDR) pada tahun

    2019 sebesar 6,7/1000 pasien keluar, angka ini turun dibanding tahun 2018 yang dilaporkan

    yaitu 13,8/1000 pasien keluar. Standar NDR pada Rumah Sakit adalah

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 40 -

    Dari data persentase rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) tahun 2019 (63,9%) turun

    dibanding tahun 2018 (67,8%) sudah mencapai nilai yang ideal untuk suatu rumah sakit yaitu

    60% - 80%. Frekwensi penggunaan Tempat Tidur (BTO) tahun 2019 mencapai 114,7 kali per

    tahun. Nilai ideal BTO pertahun adalah 40 – 50 kali. Sedangkan untuk TOI tahun 2019 yang

    dilaporkan turun menjadi 1,1 hari, dibanding tahun 2018 (1,6 hari). Angka ideal untuk TOI

    adalah 1 – 3 hari. Rata-rata lama dirawat seorang pasien (ALOS) pada tahun 2019 (3 hari),

    sama dibanding tahun 2018 (3 hari). Secara umum ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.

    C. KEADAAN LINGKUNGAN

    1. Persentase Penyelenggara Air minum Memenuhi Syarat Kesehatan

    Untuk menjaga kwalitas air minum yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Blora,

    dilakukan pengawasan dan pemeriksaan sampel air minum. Tahun 2018 yang diperiksa 248

    sampel dan yang memenuhi syarat sebanyak 214 (86,29%), lebih tinggi dibanding tahun

    2019 jumlah sampel yang diperiksa 494, yang memenuhi syarat 350 (70,9 %).

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 41 -

    2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak

    Persentase penduduk yang sudah akses sanitasi yang layak dari tahun ke tahun semakin

    meningkat. Tahun 2018 : 94.69% dan tahun 2019 naik menjadi 100 %. Untuk merubah perilaku

    seseorang yang semula terbiasa buang air besar ( BAB ) di sembarang tempat, misalnya di

    sungai, adalah sesuatu yang sangat sulit. Penurunan jumlah penduduk yang buang air besar

    sembarangan ( BABS ) tidak lepas dari berbagai bentuk dukungan Pemerintah melalui program

    Pamsimas dan STBM.

    3. Persentase Desa STBM

    Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sudah diatur dalam Permenkes RI No. 3 Tahun

    2014. STBM adalah merupakan bentuk pendekatan kepada masyarakat yang tujuannya untuk

    merubah perilaku higiene sanitasi melalui kegiatan pemicuan. Untuk menjadi desa STBM,

    adalah harus sudah melaksanakan 5 pilar STBM denga baik, yaitu Stop BABS, CTPS, PAMRT,

    pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Tetapi dikatakan suatu desa

    telah melaksanakan STBM adalah desa tersebut sudah pernah melakukan pemicuan dan sudah

    ada Natural Leadernya.Natural Leader juga harus aktif membantu dan mengingatkan

    masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban sehat. Sampai tahun 2019 ini sudah ada 295

    desa (100%) di Kabupaten Blora yang sudah melaksanakan STBM.

    4. Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

    Tempat –Tempat Umum (TTU) yang dibina meliputi sarana pendidikan (sekolah), losmen /

    hotel, pasar dan sebagainya.Tempat – tempat umum tersebut juga bisa dinilai kondisi

    sanitasinya melalui kegiatan Inspeksi Sanitasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan dari

    Puskesmas. Di tahun 2019 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 54,9%.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 42 -

    5. Persentase TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

    Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat higiene sanitasi tahun 2017

    sebesar 54,93%. Ditahun 2018 turun menjadi 52,21%. Kemudian di tahun 2019 naik menjadi

    54%. Kondisi turun seperti ini diakibatkan karena tutupnya beberapa TPM yang mungkin akibat

    kondisi perekonomian global yang juga tidak stabil.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 43 -

    BAB V

    SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

    A. SARANA KESEHATAN

    1. Jumlah Rumah Sakit Umum

    Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora sebanyak 6 Unit, terdiri dari 2 unit RSU

    Pemerintah yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr. R.Soeprapto Cepu, 3 unit RS Swasta

    yaitu RS Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu, RS PKU Muhammadiyah Blora dan 1 unit RS

    Tentara yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada.

    2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya

    Jumlah Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Blora pada tahun 2019 adalah sebagai

    berikut : Puskesmas Rawat Inap 10 unit dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 148 Tempat

    Tidur, Puskesmas Non Rawat Inap 16 unit, Puskesmas Keliling 32 unit, Puskesmas Pembantu

    56 unit.

    PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI SWASTA

    21

    3

    JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 44 -

    3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola

    Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019 terdiri dari Rumah Sakit

    Umum milik Pemerintah 2 ( dua) unit yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr. R.Soeprapto

    Cepu, RSU milik TNI 1 (satu) unit yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada dan RSU milik

    Swasta 3 (tiga) unit, yaitu RS Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu dan RS PKU

    Muhammadiyah Blora. Puskesmas dan jaringannya yaitu terdiri dari Puskesmas Rawat Inap,

    Puskesmas Rawat Non Rawat Inap, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu. Sarana

    Pelayanan Lain terdiri dari Rumah Bersalin, Balai Pengobatan/Klinik, Praktik Dokter Bersama,

    Praktik Dokter Perorangan, Praktik Pengobatan tradisional, bank darah rumah sakit dan unit

    transfusi darah. Sarana produksi dan distribusi kefarmasian terdiri dari industru farmasi, industri

    obat tradisional, usaha kecil obat tradisional, produksi alat kesehatan, pedagang besar famasi,

    apotek, toko obat, dan penyalur alat kesehatan. Proporsinya dapat dilihat di tabel berikut :

    TABEL 4

    JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

    KABUPATEN BLORA

    PEMILIKAN/PENGELOLA

    KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    1 RUMAH SAKIT UMUM 2 1 3 6

    2 RUMAH SAKIT KHUSUS -

    1 PUSKESMAS RAWAT INAP 10 10

    - JUMLAH TEMPAT TIDUR 148 148

    2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 16 16

    3 PUSKESMAS KELILING 32 32

    4 PUSKESMAS PEMBANTU 56 56

    1 RUMAH BERSALIN -

    2 KLINIK PRATAMA 2 2 2 20 26

    3 KLINIK UTAMA 2 2

    4 BALAI PENGOBATAN -

    5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -

    6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN -

    7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN -

    8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN -

    9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -

    10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -

    11 UNIT TRANSFUSI DARAH -

    1 INDUSTRI FARMASI -

    2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -

    3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL -

    4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -

    5 PEDAGANG BESAR FARMASI -

    6 APOTEK 2 67 69

    7 APOTEK PRB 9 9

    8 TOKO OBAT -

    9 TOKO ALKES 1 1

    Sumber: SIE SDK DAN YANKES

    TAHUN 2019

    SARANA PELAYANAN LAIN

    SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

    NO FASILITAS KESEHATAN

    RUMAH SAKIT

    PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 45 -

    4. Persentase Rumah Sakit dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1

    Di Kabupaten Blora tahun 2019 terdapat 6 (enam) unit Rumah Sakit, dimana seluruh rumah

    sakit tersebut mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat level l. Karena sudah menjadi

    kewajiban bahwa sesuai klasifikasi rumah sakit dengan standar minimal Rumah Sakit Tipe D

    diharuskan menyediakan pelayanan gawat darurat.

    5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

    a. Posyandu

    Di Kabupaten Blora strata posyandu mengalami peningkatan sejak tahun 2017 – 2019. Hal

    ini dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa strata posyandu pratama tahun 2019 (14,2%) naik

    dibanding tahun 2018 (10,56%) dan strata posyandu madya tahun 2019 menurun (53,9%)

    dibanding tahun 2018 (57,83%), strata posyandu purnama turun, tahun 2018 (24,13%) tahun

    2019 (22,2%) dan strata posyandu mandiri tahun 2018 ( 7,48%) tahun 2019 turun menjadi 6,8%.

    b. Poliklinik Kesehatan Desa

    Perkembangan Poliklinik Kesehatan Desa sejak tahun 2017 s/d 2019 terus

    berkembang, saat ini jumlahnya mencapai 214 PKD dari 295 desa/Kelurahan di Kabupaten

    Blora, sementara untuk Pondok Bersalin Desa (Posbindu) di Kabupaten Blora baru mulai

    berkembang sejak tahun 2017 (50 posbindu) dan meningkat menjadi 331 posbindu di tahun

    2019. Dapat dilihat pada tabel berikut :

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 46 -

    B. TENAGA KESEHATAN

    1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (dokter, spesialis, dokter gigi) di Sarana Kesehatan

    Dalam standar Target Rasio Kebutuhan SDMK Tahun 2015 telah ditentukan bahwa target

    rasio untuk dokter spesialis adalah 10 per 100.000 penduduk, target rasio untuk dokter umum

    adalah 40 per 100.000 penduduk dan target rasio dokter gigi adalah 12 per 100.000 penduduk.

    Bila dilihat dari tabel dibawah ini jumlah dan rasio dokter spesialis, rasio dokter umum dan rasio

    dokter gigi di Kabupaten Blora masih dibawah target.

    Jumlah Dr.Umum, Dr.Spesialis, Dr.Gigi/Dr.Spesialis Gigi

    Rasio tenaga /100.000 penduduk Dr.Umum, Dr.Spesialis, Dr.Gigi/Dr.Spesialis Gigi

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 47 -

    2. Jumlah dan Rasio Tenaga Bidan dan Perawat di sarana Kesehatan

    Tenaga Keperawatan terdiri atas Bidan, dan tenaga perawat. Jumlah tenaga keperawatan di

    Kabupaten Blora tahun 2019 tercatat sebanyak 1.707 orang.

    Jumlah tenaga bidan Kabupaten Blora tahun 2019 adalah 741 orang. Rasio tenaga bidan

    sebesar 80,05/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target nasional 100/100.000

    penduduk. Jumlah tenaga perawat tahun 2019 di Kabupaten Blora 966 orang, rasio tenaga

    perawat 104,36/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target Nasional 117/100.000

    penduduk.. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Jumlah Bidan dan Perawat

    Rasio tenaga /100.000 penduduk Bidan dan Perawat

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 48 -

    3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan

    Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker,S-1 Farmasi, DIII Farmasi dan Asisten Apoteker.

    Jumlah tenaga Kefarmasian di Kabupaten Blora pada tahun 2019 yang bekerja di sarana

    kesehatan adalah 38 orang. Rasio tenaga teknik kefarmasian adalah 7,8/100.000 penduduk,

    tenaga apoteker 3,8/100.000 penduduk. Rasio ini dibawah target nasional yaitu untuk apoteker

    10/100.000 penduduk dan Assisten Apoteker 30/100.000 penduduk.

    Rasio Tenaga Tekhnis Kefarmasian dan Apoteker

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 49 -

    4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di

    Sarana Kesehatan

    Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Blora tahun 2019 sebanyak 42

    orang dan tenaga kesehatan lingkungan 42 orang. Rasio tenaga kesehatan masyarakat per

    100.000 penduduk tahun 2019 sebesar 4,53, rasio tersebut masih di bawah target nasional

    40/100.000 penduduk. Sedangakan rasio tenaga kesehatan lingkungan per 100.000 penduduk

    sebesar 4,53. Rasio tersebut masih jauh di bawah target nasional 40/100.000 penduduk. Dapat

    dilihat pada tabel berikut ini :

    Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

    Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 50 -

    5. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan

    Tenaga gizi terdiri dari Nutrisionis dan Dietisien. Jumlah tenaga gizi di Kabupaten Blora pada

    tahun 2019 yang bekerja di sarana kesehatan adalah 61 orang. Rasio tenaga gizi per 100.000

    penduduk pada tahun 2019 sebesar 6,5. Angka tersebut masih dibawah target nasional 22 per

    100.000 penduduk.

    Jumlah Tenaga Gizi

    Rasio Tenaga Gizi

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 51 -

    6. Jumlah dan rasio Teknisi Medis dan Tenaga Keterapian Fisik di sarana Kesehatan

    Tenaga keterapian fisik meliputi tenaga fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupunktur. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Blora sejak tahun 2016 s/d tahun 2019 tenaga yang ada hanya tenaga fisioterapi. Rasio tenaga keterapian fisik pada tahun 2019 hanya 1,4 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah target yang ditentukan yaitu 4 per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga dan rasio Fisioterapis di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

    Sedangkan untuk tenaga keteknisian medis di Kabupaten Blora tercatat tenaga yang

    ada adalah radiografer, radioterapies, teknisi elektromedis, analisis kesehatan, rekam medis dan informasi kesehatan. Untuk tenaga teknisi gigi pada laporan data ketenagaan, masuk pada data tenaga perawat gigi. Rasio tenaga keteknisian medis terhadap penduduk pada tahun 2019 sebesar 8,6, hal ini masih dibawah target yang sudah ditentukan yaitu 14 per 100.000 penduduk.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 52 -

    7. Pembiayaan Kesehatan

    a. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD.

    Data anggaran kesehatan di Kabupaten Blora diperoleh dari Sub Bag Keuangan DKK Blora,

    RS dr. R. Soetijono Blora dan RS dr. R. Soeprapto Cepu.

    Total Anggaran Kesehatan : Rp. 268.341.237.713

    Total APBD Kabupaten Blora : Rp. 2.215.590.593.677

    Persentanse APBD Kesehatan terhadap APBD Kabupaten Blora : 11,36%

    b. Anggaran Kesehatan per Kapita

    Anggaran Kesehatan yang direkap dalam data profil ini adalah bersumber data yang

    diperoleh dari Sub Bag Keuangan DKK Blora, RS dr. R. Soetijono Blora dan RS dr. R.

    Soeprapto Cepu. Total Anggaran Kesehatan sebesar Rp. 268.341.237.713,-. Adapun anggaran

    kesehatan per kapita sebesar Rp. 289.897,74

    TABEL 19

    KABUPATEN/KOTA BLORA

    TAHUN 2019

    ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

    Rupiah %

    1 2 3 4

    ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

    1 APBD KAB/KOTA 268,341,237,713 100.00

    a. Belanja Langsung 142,664,539,713

    b. Belanja Tidak Langsung 92,158,570,000

    c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 16,759,064,000

    - DAK fisik -

    1. Reguler

    2. Penugasan

    3. Afirmasi

    - DAK non fisik 16,759,064,000

    1. BOK 16,759,064,000

    2. Akreditasi

    3. Jampersal

    2 APBD PROVINSI - 0.00

    a. Belanja Langsung

    b. Belanja Tidak Langsung

    c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

    3 APBN : - 0.00

    a. Dana Dekonsentrasi

    b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

    4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00

    (sebutkan project dan sumber dananya)

    5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 0.00

    268,341,237,713

    2,215,590,593,677

    12.11

    289,897.74

    TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

    TOTAL APBD KAB/KOTA

    % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

    ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

    ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

    NO SUMBER BIAYA

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 53 -

    BAB VI

    KESIMPULAN

    A. DERAJAT KESEHATAN

    a. Mortalitas / Angka Kematian

    1. Angka kematian bayi tahun 2019 adalah 11,1/1.000kh, angka ini naik dibanding tahun 2018

    yaitu 5,14/1.000kh. target SPM 9,8/1000kh dan target MDGs tahun 2019 yaitu sebesar

    8,5/1000kh.

    2. Angka Kematian Balita tahun 2019 sejumlah 2,1/1000kh, angka ini turun dibanding tahun

    2018 yaitu 15/1000kh.Angka kematian ibu tahun 2019 sejumlah 94,6 / 100.000 kh, angka ini

    turun dibanding tahun 2018 yaitu 115 / 100.000 kh,sedangkan target SPM 102/100.000 kh.

    Penyebab Langsung Kematian ibu tahun 2019 cukup tinggi yaitu perdarahan 4 kasus,

    preeklamsia atau eklamsia 1 kasus, Decom Cordis 2 kasus, Jantung Coroner 2 Kasus, DM 1

    Kasus, hyperemesis grade 4 1 kasus, Sepsis 1 kasus, dan Anemia 1 Kasus.

    b. Angka Kesakitan

    1. Angka keberhasilan pengobatan penderita TB paru BTA + tahun 2019 sebesar 89,6

    meningkat dari tahun 2018 sebesar 78,01.

    2. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita tahun 2019 sebesar 2,6%

    3. Penemuan Penderita HIV /AIDS th 2019 ada 312 kasus, HIV 208 kasus, AIDS 104 kasus.

    4. Persentase penemuan kasus penderita diare tahun 2019 ditemukan dan ditangani sebanyak

    33,4% dan sudah ditangani 100%. Kasus penderita diare masih cukup tinggi, menandakan

    bahwa masyarakat masih belum malakukan CTPS ( cuci tangan pakai sabun secara benar ),

    maka perlu di tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan.

    5. Case Detection Rate adalah Angka Penemuan kasus baru kusta diantara 100.000 penduduk

    di Kabupaten Blora, angka penemuan kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2019

    sejumlah 13,5/100.000 penduduk (125 kasus). Kasus baru kusta anak umur 0 – 14 tahun

    0%. Angka kecacatan Tk.2 masih tinggi yaitu 11,2 % diantara penderita baru. Target

    Provinsi Jawa Tengah adalah kurang dari 5%.

    6. Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya adalah

    jumlah prevalensi kusta tahun 2019 di Kabupaten Blora 0,97/10.000 penduduk, target

    nasional adalah kurang dari 1/ 10.000.

    7. Penderita kelumpuhan AFP (Accute Flaccid Paralysis) diperkirakan 2,83 diantara 100.000

    anak usia

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 54 -

    12. Jumlah WUS usia 30 -50 tahun sebanyak 39.969 jiwa, yang dilakukan deteksi dini kanker

    leher rahim dan payudara sejumlah 4.098 jiwa (10,3 %), sedangkan IVA positif ada 78 jiwa

    (1,9 %).

    13. Tahun 2019 tidak ada KLB (Kejadian Luar Biasa).

    B. SITUASI UPAYA KESEHATAN

    a. Pelayanan Kesehatan

    1. Capaian pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019 meliputi : 1).Cakupan K1

    sudah mencapai target yaitu 100 %, 2). Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 mencapai 99,1%,

    sudah melebihi target SPM 96%, 3).Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sudah

    mencapai target 100%. 4). Cakupan pertolongan kebidanan yang ditangani nakes yang

    memiliki kompetensi kebidanan 100%, sudah mencapai target SPM 96%. 5). Cakupan

    pelayanan nifas 99,9%, sudah mencapai target SPM 90%. 6). Cakupan Neonatus dengan

    komplikasi ditangani 100%. 7) Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 ) adalah 99,9 % sudah

    mencapai dari target yaitu 97 %. 8). Cakupan vitamin A merah untuk ibu nifas mencapai

    99,9%. 9). cakupan immunisasi TT pada ibu hamil dan WUS yg mendapat TT-1 = 6,7%, TT-

    2 = 10,9%, TT-3 = 24,2%, TT-4 = 23,4% dan TT-5 = 12,2%. 10). Cakupan ibu hamil yang

    mendapat Fe : 99,1 % sudah memenuhi standar pelayanan minimal ( SPM ) 90 %. 11).

    Cakupan penanganan komplikasi obstetri mencapai 100 % dari target yaitu 85 %.

    2. Cakupan peserta KB di Kabupaten Blora tahun 2019 adalah sebagai berikut : 1). Cakupan

    peserta KB aktif untuk jenis MKJP sebesar 19,3% dan jenis Non MKJP sebesar 80,7%. 2).

    Cakupan peserta KB Baru jenis MKJP sebesar 12,5% dan jenis Non MKJP sebesar 87,5%.

    3. Cakupan pelayanan kesehatan anak di Kabupaten Blora Tahun 2019 meliputi : 1). Persentase

    BBLR sebesar 5,2%. 2). Cakupan Kunjungan Neonatus 100%. 3). Cakupan kunjungan bayi

    mencapai 99,9%. 4). Cakupan Pelayanan Anak Balita yang mendapatkan pelayanan

    98,60%. 5) Cakupan penjaringan siswa SD dari tahun 2015 s/d tahun 2019 mengalami

    peningkatan, dan di tahun 2019 sudah mencapai target 100%.

    4. Cakupan program gizi di Kabupaten Blora tahun 2019 meliputi : 1). Cakupan ASI Eksklusif

    mencapai 57,5%. 2). Cakupan vitamin A biru pada bayi usia 6 – 11 bulan sebesar 100 %.

    Cakupan vitamin A merah untuk balita 100 %. 3). Cakupan Baduta D/S yang ditimbang

    77,4%. 4). Cakupan Balita Ditimbang 77,4 %.

    5. Cakupan program imunisasi di Kabupaten Blora Tahun 2019 meliputi : 1). Pencapaian UCI

    Desa mencapai 100 %. 2). Cakupan imunisasi HBO 98%, BCG 102,8%, DPT-HB3-Hib

    102,1%, Polio 4 sebesar 101,7%, campak 103,6%. 3). Cakupan Immunisasi Bayi yang

    mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada tahun 2019 mencapai 103,5 %.

    6. Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Blora tahun 2019 adalah meliputi

    : 1). Cakupan pemeriksaan gigi murid SD/MI sebanyak 46,9%. 2). Cakupan perawatan gigi

    murid SD/MI yang perlu mendapatkan perawatan sebanyak 68,1%.

    7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kabupaten Blora Tahun 2019 sebesar

    81,2%, sudah mencapai target pelayanan kesehatan lansia yang sudah ditetapkan yaitu

    60%.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 55 -

    b. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

    Indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2016 yaitu :

    1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019 sebesar

    620.423 jiwa (67%), terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan PBI Daerah dan

    Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU/Mandiri ), Jamkesda.

    2. Rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) tahun 2019 (63,9%) menurun dibanding tahun

    2018 (67,8%). Nilai yang ideal untuk suatu BOR rumah sakit yaitu 60% - 80%.

    3. Frekwensi penggunaan Tempat Tidur (BTO) tahun 2019 mencapai 114,7 kali per tahun. Nilai

    ideal BTO pertahun adalah 40 – 50 kali.

    4. Rata-rata lama dirawat seorang pasien (ALOS) pada tahun 2019 (3 hari), menurun

    dibanding tahun 2018 (4,3 hari). Secara umum ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.

    c. Keadaan Lingkungan Pencapaian indikator keadaan lingkungan di Kabupaten Blora tahun 2019 meliputi : 1. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak

    Dari jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2019 sekitar 925.641 jiwa (6,7%) yang telah

    mendapatkan akses air minum layak.

    2. Persentase Penyelenggara Air minum Memenuhi Syarat Kesehatan

    Untuk menjaga kwalitas air minum yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Blora,

    dilakukan pengawasan dan pemeriksaan sampel air minum. Tahun 2019 yang diperiksa 494

    sampel dan yang memenuhi syarat sebanyak 350 (70,3%).

    3. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak

    Persentase penduduk yang sudah akses sanitasi yang layak dari tahun ke tahun semakin

    meningkat. tahun 2019 meningkat menjadi 100 %. Target capaian yang ditetapkan 76%.

    4. Persentase Desa STBM

    Tahun 2019 ini sudah ada 295 desa (100%) di Kabupaten Blora yang sudah melaksanakan

    STBM. Target kriteria desa STBM 27%.

    5. Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

    Tahun 2019 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 55,946%, target

    79%

    C. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

    a. Sarana Kesehatan

    1. Jumlah Rumah Sakit Umum

    Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Blora sebanyak 6 Unit, terdiri dari 2 unit RSU Pemerintah

    yaitu RS dr. R.Soetijono Blora dan RS dr. R.Soeprapto Cepu, 3 unit RS Swasta yaitu RS

    Permata, RS PKU Muhammadiyah Cepu, RS PKU Muhammadiyah Blora dan 1 unit RS

    Tentara yaitu RS Berbantuan / RS Wira Husada.

    2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya

    Jumlah Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Blora pada tahun 2019 adalah sebagai

    berikut : Puskesmas Rawat Inap 10 unit dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 148 Tempat

    Tidur, Puskesmas Non Rawat Inap 16 unit, Puskesmas Keliling 32 unit, Puskesmas

    Pembantu 56 unit.

    3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

    1). Strata posyandu mengalami peningkatan di tahun 2019. Jumlah Posyandu sebesar 1.313.

    Strata posyandu pratama 14,2%, strata posyandu madya 53,9%, strata posyandu purnama

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 56 -

    22,2% dan strata posyandu mandiri 6,8%. 2). Poliklinik Kesehatan Desa jumlahnya

    mencapai 214 PKD dari 295 desa/Kelurahan di Kabupaten Blora, Pondok Bersalin Desa

    (Posbindu) 331 posbindu.

    b. Tenaga Kesehatan

    1. Rasio Tenaga Medis (dokter, spesialis, dokter gigi) di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora

    tahun 2019 meliputi dokter spesialis 7,24 per 100.000 penduduk. Dalam standar Target

    Rasio Kebutuhan SDMK Tahun 2014 telah ditentukan bahwa target rasio untuk dokter

    spesialis adalah 10 per 100.000 penduduk. Untuk dokter umum 16,96 per 100.000

    penduduk, target rasio untuk dokter umum 40 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 2,81

    per 100.000 penduduk, target rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk. Rasio tersebut

    masih dibawah standar kebutuhan SDMK.

    2. Rasio Tenaga Bidan dan Perawat di sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019,

    meliputi : Rasio tenaga bidan sebesar 80,05/100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di

    bawah target nasional 100/100.000 penduduk, rasio tenaga perawat 104,36/100.000

    penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target Nasional 117/100.000 penduduk.

    Sedangkan rasio perawat gigi 3,2/100.000 penduduk.

    3. Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019 terdiri dari

    Rasio tenaga teknik kefarmasian adalah 7,8/100.000 penduduk, tenaga apoteker

    3,8/100.000 penduduk. Rasio ini dibawah target nasional yaitu untuk apoteker 10/100.000

    penduduk dan Assisten Apoteker 30/100.000 penduduk.

    4. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Sarana Kesehatan di

    Kabupaten Blora tahun 2019 Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk

    tahun 2019 sebesar 4,53, rasio tersebut masih di bawah target nasional 40/100.000

    penduduk. Rasio tenaga kesehatan lingkungan per 100.000 penduduk sebesar 4,53. Rasio

    tersebut masih jauh di bawah target nasional 40/100.000 penduduk.

    5. Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2019 meliputi : Rasio

    tenaga gizi per 100.000 penduduk sebesar 6,5. Angka tersebut masih dibawah target

    nasional 22 per 100.000 penduduk.

    6. Rasio Teknisi Medis dan Tenaga Keterapian Fisik di sarana Kesehatan di Kabupaten Blora

    sejak tahun 2015 s/d tahun 2019 tenaga yang ada hanya tenaga fisioterapi. Rasio tenaga

    keterapian fisik pada tahun 2019 hanya 1,4 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah

    target yang ditentukan yaitu 4 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk Rasio tenaga

    keteknisian medis terhadap penduduk sebesar 8,6, hal ini masih dibawah target yang sudah

    ditentukan yaitu 14 per 100.000 penduduk.

    c. Pembiayaan Kesehatan

    Data anggaran kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2019 diperoleh dari Sub Bag

    Keuangan DKK Blora, RS dr. R. Soetijono Blora dan RS dr. R. Soeprapto Cepu. Total APBD

    Kabupaten Blora Rp. 2.215.590.593.677. Persentanse APBD Kesehatan terhadap APBD

    Kabupaten Blora : 12,11%.

    Sedangkan Anggaran Kesehatan sebesar Rp. 268.341.237.713,-. Adapun anggaran

    kesehatan per kapita sebesar Rp. 289.897,74

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 57 -

  • Profil Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2019 - 58 -

  • KABUPATEN/KOTA BLORA

    TAHUN 2019

    L P L + P Satuan

    I GAMBARAN UMUM

    1 Luas Wilayah 1,790 Km2

    Tabel 1

    2 Jumlah Desa/Kelurahan 295 Desa/Kel Tabel 1

    3 Jumlah Penduduk 463,251 462,390 925,641 Jiwa Tabel 2

    4 Rata-rata jiwa/rumah tangga #DIV/0! Jiwa Tabel 1

    5 Kepadatan Penduduk /Km2

    #DIV/0! Jiwa/Km2

    Tabel 1

    6 Rasio Beban Tanggungan #DIV/0! per 100 penduduk produktif Tabel 2

    7 Rasio Jenis Kelamin #DIV/0! Tabel 2

    8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3

    9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

    a. SMP/ MTs 17.5 16.5 17.0 % Tabel 3

    b. SMA/ SMK/ MA 17.6 13.8 15.7 % Tabel 3

    c. Sekolah menengah kejuruan 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3

    d. Diploma I/Diploma II 0.1 0.2 0.1 % Tabel 3

    e. Akademi/Diploma III 0.8 1.1 1.0 % Tabel 3

    f. Universitas/Diploma IV 2.7 2.6 2.7 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.2 0.1 0.1 % Tabel 3

    II SARANA KESEHATAN

    II.1 Sarana Kesehatan

    10 Jumlah Rumah Sakit Umum 6 RS Tabel 4

    11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4

    12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 10 Puskesmas Tabel 4

    13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 16 Puskesmas Tabel 4

    14 Jumlah Puskesmas Keliling 32 Puskesmas keliling Tabel 4

    15 Jumlah Puskesmas pembantu 56 Pustu Tabel 4

    16 Jumlah Apotek 69 Apotek Tabel 4

    17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 6

    II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

    18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 0.0 0.0 0.0 % Tabel 5

    19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 0.0 0.0 0.0 % Tabel 5

    RESUME PROFIL KESEHATAN

    NO INDIKATORANGKA/NILAI No.

    Lampiran

  • L P L + P SatuanNO INDIKATOR

    ANGKA/NILAI No.

    Lampiran

    20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 20.2 11.0 14.8 per 1.000 pasien keluar Tabel 7

    21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 9.0 5.0 6.7 per 1.000 pasien keluar Tabel 7

    22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 63.9 % Tabel 8

    23 Bed Turn Over (BTO) di RS 114.68 Kali Tabel 8

    24 Turn of Interval (TOI) di RS 1.15 Hari Tabel 8

    25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.02 Hari Tabel 8

    26 Puskesmas dengan ketersediaa obat vaksin & es