Upload
tri-yulianto-nugroho
View
226
Download
0
Embed Size (px)
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
1/27
i
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi :
ABSORBSI CO2 DENGAN LARUTAN NaOH
Oleh :
Gilang Ruhinda Putra 21030113140172
Lathifah Kurnia Nur F. 21030113120089
Pradipta Abdurrahman P. 21030113140192
LABORATORIUM PROSES KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
2/27
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES KIMIA
MATERI : Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
Kelompok : 25/Kamis
Anggota Kelompok :
Nama/NIM : Gilang Ruhinda Putra /21030113140172
Nama/NIM : Lathifah Kurnia Nur F. /21030113120089
Nama/NIM : Pradipta Abdurrahman P. /21030113140192
Semarang, November 2015
Telah Menyetujui
Asisten Pengampu
Joe Epridoena Sinulingga
NIM. 21030112130118
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
3/27
iii
RINGKASAN
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana
suatu campuran gas saling kontak dengan suhu cairan penyerap tertentu sehingga
satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Percobaan absorbsiCO2 dengan NaOH bertujuan untuk mempelajari pengaruh laju alir NaOH
terhadap jumlah CO2 terserap, menentukan besar koefisien perpindahan massa
pada proses absorbsi, dan menentukan waktu terhadap proses absorbsi.
Pada percobaan ini, variabel tetapnya adalah konsentrasi NaOH sebesar 0,3
N, beda waktu pengambilan sampel, yaitu 1 menit dan tekanan operasi 1 atm,
variable berubahnya laju alir NaOH 1 ml/s, 2 ml/s, 3 ml/s. Percobaan ini diawali
dengan membuat larutan NaOH 0,3 N 15 liter.Kemudian adalah proses absorbsi
yaitu NaOH dipompa dan diumpankan pada bagian atas menara pada laju alir
sesuai variabel, dan gas CO2 dipompa melalui bagian bawah absorber. Larutan
NaOH dan CO2 dibiarkan saling kontak. Sebanyak 10 ml sampel diambil dari
bagian dasar menara dengan interval 1 menit dan dianalisis kadar CO2 dengancara titrasi acidi alkalimetri.
Dari hasil percobaan didapat bahwa semakin besar laju alir NaOH maka
semakin sedikit CO2 yang terserap, dikarenakan waktu kontak antara NaOH
dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama akan semakin kecil. Semakin besar
laju alir NaOH maka nilai kga semakin besar akibat meningkatnya transfer massa
antar fase gas-cair antara CO2 dan NaOH. Semakin besar laju alir NaOH maka
nilai k La kecil karena aliran pada packed column belum mencapai keadaan steady
state . Peningkatan laju alir juga akan meningkatkan nilai k2, karena laju alir yang
tinggi menyebabkan terjadinya tumbukan yang tinggi, sehingga konstanta laju
reaksi meningkat.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah semakin besar laju alir NaOH maka
nilai Kga dan k2 semakin besar sementara k La dan CO2 yang terserap makin kecil.
Saran yang dapat diberikan antara lain Jenis larutan penyerap divariasi agar
dapat meninjau larutan penyerap terbaik untuk menyerap gas CO2. Rangkaian alat
absorbsi CO2 ditambah dengan kontrol laju alir agar data yang diperoleh lebih
valid.
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
4/27
iv
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses
Kimia yang berjudul “Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH” dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
maka laporan ini tidak akanterselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Andri Cahyo Kumoro, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing
materi Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH.
2.
Minaco Rino selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia.
3. Joe Epridoena Sinulingga selaku asisten pengampu materi Absorbsi
CO2 dengan Larutan NaOH.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun spiritual.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
untuk menuju kesempurnaan laporan ini.
Semarang, Desember 2015
Penulis
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
5/27
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
PRAKATA .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Percobaan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Percobaan .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1 Absorbsi .................................................................................................. 4
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas .... 5
BAB III METODE PRAKTIKUM ................................................................... 7
3.1Rancangan Praktikum .............................................................................. 8
3.2 Bahan dan alat yang digunakan ............................................................... 8
3.3 Gambar Rangkaian Alat Praktikum ........................................................ 9
3.4 Prosedur Percobaan ................................................................................. 9
BAB IV HASIL PERCOBAAN dan PEMBAHASAN .............................. 12
4.1 Hasil Percobaan ..................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 12
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
5.2 Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
6/27
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data hubungan antara laju alir NaOH…………………………… 12
Tabel 4.2.Hubungan Laju Alir NaOH terhadap Tetapan Perpindahan Massa CO2
fase gas..............................................................................................13
Tabel 4.3.Hubungan Laju Alir NaOH terhadap Tetapan perpindahan massa CO2
fase cair..............................................................................................14
Tabel 4.3.Hubungan Laju Alir NaOH terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi..15
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
7/27
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA ………….. 4
Gambar 2.2.Mekanisme absorpsi gas CO2 dalam larutan NaOH ………………. 5
Gambar 3. 1. Rangkaian Alat Utama …………………………………………… 9
Gambar 4.1 Hubungan antara jumlah CO2 yang terserap terhadap waktu ……..12
Gambar 4.2 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai k ga ……………………...13
Gambar 4.3 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai k la ……………………...14
Gambar 4.4 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai k 2 ………………………15
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
8/27
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
9/27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia
melibatkan bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas
maupun cairan. Oleh karena itu, reaksi kimia dalam suatu industri dapat terjadi
dalam fase ganda atau heterogen, misalnya biner atau bahkan tersier (Coulson,
1996). Walaupun terdapat perbedaan wujud pada bahan-bahan baku yang
direaksikan, namun terdapat satu fenomena yang selaluterjadi. Sebelum reaksi
kimia berlangsung. Maka salahsatu atau lebih bahan baku (reaktan) akan
berpindah dari aliran utamanya menuju ke lapisan antarfase/batas atau menuju
aliran utama bahan baku yang lain yang berada di fase yang berbeda.
Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang melibatkan
perpindahan komponen gas yang dapat larut menuju penyerap yang biasanya
berupa cairan yang tidak mudah menguap (Franks, 1967). Reaksi kimia dalam
proses absorpsi dapat terjadi di lapisan gas, lapisan antarfase, lapisan cairan atau
bahkan badan utama cairan, tergantung pada konsentrasi dan reaktifitas bahan-
bahan yang direaksikan. Untuk memfasilitasi berlangsungnya tahapan-tahapan
proses tersebut, biasanya proses absorpsi dijalankan dalam reactor tangki
berpengaduk bersparger, kolomgelembung (bubble column) atau kolom yang
berisi tumpukan partikel inert (packed bed column). Proses absorpsi gas-cair
dapat diterapkan pada pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang
masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada industri yang melibatkan
pelarutan gas dalam cairan, seperti H2SO4, HCl, HNO3, formadehid
dll(Coulson, 1996).Absorpsi gas CO2 dengan larutan hidroksid yang kuatmerupakan proses absorpsi yang disertai dengan reaksi kimia order 2 antara CO2
dan ion OH-membentuk ionCO32-dan H2O.Sedangkan reaksi antara CO2 dengan
CO32-membentuk ion HCO3- biasanya diabaikan (Danckwerts, 1970;
Juvekardan Sharma, 1972). Namun, menurut Rehmet al. (1963) proses ini juga
biasa dianggap mengikuti reaksi order 1 jika konsentrasi larutan NaOH cukup
rendah (encer).
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
10/27
2
Perancangan reaktor kimia dilakukan berdasarkan pada permodelan
hidrodinamika reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Suatu model
matematika merupakan bentuk penyederhanaan dari proses sesungguhnya di
dalam sebuah reaktor yang biasanya sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi
kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch berskala laboratorium dengan
mempertimbangkan kebutuhan reaktan, kemudahan pengendalian reaksi,
peralatan, kemudahan menjalankan reaksi dan analisis, dan ketelitian.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam percobaan ini dilakukan percobaan mengenai absorbsi CO2
dalam larutan NaOH. Absorbsi banyak diterapkan pada pemurnian gas sintesis,
recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan
pada industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H2SO4, HCl,
HNO3, formadehid dan lain- lain (Coulson, 1996). Pada percobaan akan didapat
pengaruh laju alir NaOH 1 mL/s, 2 mL/s dan 3 mL/s terhadap jumlah CO2 yang
terserap pada berbagai waktu reaksi, nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase
gas (k Ga), nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase cair (k La), dan nilai tetapan
reaksi antara CO2 dan NaOH (k 2).
1.3 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai beberapa hal berikut:
1. Pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai
waktu reaksi.
2. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase
gas (k Ga).3. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase
cair (k La).
4. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH
(k 2).
1.4 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap
pada berbagai waktu reaksi.
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
11/27
3
2. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase gas (k Ga).
3.
Mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase cair (k La).
4. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan reaksi antara
CO2 dan NaOH (k 2).
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
12/27
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu
sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Absorbsi
dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia.
Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai dengan reaksi kimia.
Contoh proses ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, methanol, propilen
karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik. Mekanisme proses
absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan beberapa model, yaitu: teori dua lapisan
(two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi oleh Dankcwerts dan
teori permukaan terbaharui.
Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Contoh
peristiwa ini adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K 2CO3 dan
sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik Amonia seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
ammonia.
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang
dilengkapi dengan sparger, kolom gelembung (bubble column), atau dengan
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
13/27
5
kolom yang berisi packing yang inert (packed column) atau piringan (tray
column). Pemilihan peralatan proses absorpsi biasanya didasarkan pada
reaktifitas reaktan (gas dan cairan), suhu, tekanan, kapasitas, dan ekonomi.
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas oleh
Cairan
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 kedalam larutan NaOH yang
disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa
CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan
antara CO2 dalam fase gas dan dalam faselarutan, perpindahan massa CO2 dari
lapisan gas kebadan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO2 terlarut dengan
gugus hidroksil (OH-). Skema proses tersebutdapatdilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2.Mekanisme absorpsi gas CO2 dalam larutan NaOH.
Laju perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas:
= (1)Kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan :
∗ = ℎ. (2)dengan H pada suhu 30oC = 2,88 x 10-5 g mole/cm3. atm.
Laju perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH
dan reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil:
= ∗√. . − (3)
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
14/27
6
Keadaanbatas:
(a) √.. >>> 1
(b) √..
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
15/27
7
Dengan ∅ adalah enhancement faktor yang merupakan rasio antara koefisientransfer massa CO2 pada fase cair jika absorpsi disertai reaksi kimia dan tidak
disertai reaksi kimia seperti dirumuskan oleh Juvekar dan Sharma (1973):
∅ = √.. [+.∗ .∅.∗
]/ (8) Nilai diffusivitas efektif ( D A) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu 30
oC adalah
2.1 x 10-5 cm2/det (Juvekardan Sharma, 1973).
Nilaik Ga dapat dihitung berdasarkan pada absorbsi fisik dengan
meninjau perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi
pada selang waktu tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak
berdimensi, k Ga dapat dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto,
2000):
. = 4.0777. .3 .
/3 (9)
Dengan = 6− dan = Secara teoritik, nilai k Ga harus memenuhi persamaan:
= ,
.. = ()
.., (10)
Jika tekanan operasi cukup rendah, maka plmdapat didekati dengan ∆ p = pin-pout .Sedangkan nilai k la dapat dihitung secara empirik dengan persamaan (Zheng
dan and Xu, 1992):
. = 0,2258 . . , .
, (11)
Jika laju reaksi pembentukan Na2CO3 jauh lebih besar dibandingkan
dengan laju difusi CO2 ke dalam larutan NaOH, maka konsentrasi CO2 pada
batas film cairan dengan badan cairan adalah nol. Hal ini disebabkan oleh
konsumsi CO2yang sangat cepat selama reaksi sepanjang film. Adapun, tebal
film (x) dapat ditentukan persamaan:
= .().. (12)BAB III
METODE PRAKTIKUM
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
16/27
8
3.1 Rancangan Praktikum
3.1.1Skema Rancangan Percobaan
3.1.2
Variabel Operasi
a. Variabel tetap
1.
Tekanan CO2 : 6 bar
2.
Suhu : 30 OC
3. Konsentrasi NaOH : 0.3 N
4. Konsentrasi HCl : 0.15 N
b. Variabel berubah
1.
Laju alir NaOH : 1 ml/s, 2 ml/s , 3 ml/s
3.2 Bahan dan alat yang digunakan3.2.1 Bahan yang digunakan
a. 180 gram kristal Natrium Hidroksida
b.
Cairan Gas Karbondioksida (CO2) yang disimpan di tabung bertekanan
c. Udara
d. Aquadest (H2O)
e.
HCl 0.2 N
f. Indicator PP
g.
Indicator MO
Menentukan fraksiruang kosong pada
kolom absorbsi
Membuat larutan induk NaOH dengan konsentrasi
0.3 N sebanyak 15L dan
membuat larutan HCl 0.15 N
Operasi absorbsi
Mengambil 10ml
sampel setiap 1 menit
selama 10 menit
Menitrasi sampel
dengan HCl dengan
menggunakan indikator
Mengulangi tahap tiga
sampai akhir dengan
variabel laju alir yang
berbeda
Menentukan laju alir 1 ml/s
dengan mengitung tetesan
pada output packed coloumn
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
17/27
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
18/27
10
Pastikan kran di bawah kolom absorpsi dalam posisi tertutup.
Alirkan larutan NaOH dari bak penampung 2 ke dalam kolom absorpsi.
Hentikan jika tinggi cairan di dalam kolom tepat setinggi tumpukan
packing.
Keluarkan cairan dalam kolom dengan membuka kran di bawah kolom,
tampung cairan tersebut dan segera tutup kran jika cairan dalam kolom
tepat berada pada packing bagian paling bawah.
Catat volume cairan sebagai volume ruang kosong dalam kolom
absorpsi = Vvoid .
Tentukan volume total kolom absorpsi, yaitu dengan mengkur diameter
kolom (D) dan tinggi tumpukan packing (H), = .. Fraksi ruang kosong kolom absorpsi = =
3. Operasi Absorbsi
NaOH dengan konsentrasi 0.3 N dipompa dan diumpankan ke dalam
kolom melalui bagian atas kolom pada laju alir tertentu (sesuai variabel)
hingga keadaan mantap tercapai.
Mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah kolom. Ukur beda
ketinggian cairan dalam manometer 1 dan manometer 2 jika aliran gas
sudah steady.
Mengambil 10 mL sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap 1 menit
selama 10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan
NaOH bebasnya.
Mengulangi percobaan untuk nilai variabel kajian yang berbeda.
4.
Menganalisis sampel
Sebanyak 10 mL sampel cairan ditempatkan dalam gelas erlenmeyer
100 mL.
Menambahkan indikator fenolfthalein (PP) sampai merah jambu, dan
titrasi sampel dengan larutan HCl 0.15 N sampai warna merah hampir
hilang (kebutuhan titran = a mL), maka mol HCl = a x 0,1 mmol.
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
19/27
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
20/27
12
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1. Data hubungan antara konsentrasi NaOH, jumlah CO2 yangterserap, nilai k Ga, k La dan k 2
Laju Alir
NaOH (mL/s)k Ga k La k 2
CO2
yang
terserap
1 2.78 x 10-4 5.365 x 10-7 3.9 x 108 0.12063
2 2.98 x 10-4 1.7 x 10-7 3.901 x 108 0.10972
3 3.03 x 10-4 0.125 x 10-7 3.902 x 108 0.10754
4.2 Pembahasan
1. Jumlah CO2 yang Terserap setiap Waktu
Berdasarkan Gambar 4.1 jumlah CO2 yang terserap (terabsorbsi)
memiliki kecenderungan naik seiring dengan bertambahnya waktu, tetapi
kenaikan yang ditunjukan tidak terlalu besar. Hal ini terjadi karena semakin
lama waktu operasi maka waktu kontak larutan NaOH dan gas CO2 juga
akan semakin lama, sehingga reaksi akan berjalan lebih sempurna. Pada
awalnya akan terjadi peningkatan jumlah CO2 yang terserap. Kemudian
pada suatu waktu jumlah CO2 yang terserap akan konstan. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah CO2 yang terserap konstan pada variablel 3 .Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah CO2 yang terserap akan konstan
0
0,02
0,040,06
0,08
0,1
0,12
0,14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C O 2 y a
n g t e r s e r a p
t(menit)Gambar 4.1 Hubungan antara jumlah CO2 yang terserap
terhadap waktu
variabel 1
variabel 2
variabel 3
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
21/27
13
seiring dengan waktu, hal ini disebabkan reaksi berjalan secara continue
(Hasnan dkk., 2012).
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada laju alir NaOH 1 mL/s jumlah
mol CO2 yang terserap lebih besar dari laju alir 2 mL/s dan 3 mL/s. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak NaOH yang kontak dengan CO2
sehingga konversi akan meningkat dan menyebabkan reaksi akan berjalan
lebih sempurna. Dalam laju volumetric (volume/waktu) jika nilainya lebih
besar maka jumlah larutan NaOH yang dialirkan tiap saat pada waktu yang
sama akan lebih besar. Pada konsentrasi yang sama dengan jumlah volume
yang lebih besar maka jumlah mol zat terlarutnya akan lebih besar pula
(Irianty, 2009).
2.
Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO2
fase gas
Pada percobaan kami terjadi kontak antara gas CO2 dan penyerap basa
yaitu NaOH pada absorber, maka proses ini termasuk dalam absorbsi kimia,
di mana gas terlarut dalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi
kimia. Absorbsi kimia mempengaruhi peningkatan koefisien perpindahan
massa (k Ga) disebabkan oleh cepatnya laju transfer massa sebagai akibat
beda CO2 di fase larutan yang cukup besar. Pada Gambar 4.2 dapat
disimpulkan bahwa semakin besar laju aliran NaOH maka nilai tetapan
perpindahan massa CO2 semakin besar. Hal ini dapat terjadi karena semakin
tinggi laju alir cairan, maka kontak fase antara gas dengan cairan menjadi
2,65
2,7
2,75
2,8
2,85
2,9
2,95
3
3,05
1 2 3
k g a
( x
1 0 - 4 )
Laju alir NaOH (mL/s)Gambar 4.2 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai kga
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
22/27
14
bertambah. Hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius Arrhenius
(Leavenspiel, 1972):
k = A e-E/RT
Dimana :
k = nilai konstanta kecepatan reaksi
A = faktor tumbukan
E = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu
Berdasarkan persamaan tersebut, semakin besar faktor tumbukan harga
konstanta kecepatan reaksi juga besar. Hal ini terjadi karena faktor
tumbukan dipengaruhi oleh laju alir. Sehingga, semakin besar laju alir
jumlah gas yang dapat berpindah dari fase gas ke fase cairan juga semakin
besar (Kumoro dan Hadiyanto, 2000).
3. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO2
fase cair
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir nilai k La
mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena aliran pada packed column
belum dalam kondisi steady state. Karena jika aliran pada packed column
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3
k l a
( x 1 0 - 7 )
Laju alir NaOH (mL/s)
Gambar 4.3 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai kla
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
23/27
15
sudah dalam kondisi steady state harga k La akan meningkat seiring dengan
laju alir NaOH (larutan penyerap) semakin besar. Semakin besar laju alir
suatu cairan, maka nilai k La semakin besar sebagai akibat dari kontak antara
gas dengan cairan yang semakin banyak. Pada laju alir NaOH yang tinggi
jumlah molekul NaOH sebagai sorben menjadi lebih banyak sehingga akan
semakin banyak molekul NaOH yang bereaksi dengan CO2. Semakin
banyak reaksi antara NaOH dengan CO2 akan semakin banyak pula
perpindahan massa interfase cair (k La) yang terjadi (Hasnan dkk., 2012)
4. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Konstanta Kecepatan Reaksi
Dilihat dari Gambar 4.4, semakin besar laju alir menyebabkan nilai k 2
semakin meningkat. Hal ini terjadi dikarenakan dengan bertambahnya laju
alir NaOH maka akan menyebabkan terjadinya aliran turbulen yang
menyebabkan molekul fluida bergerak kesegala arah dan menimbulkan
tumbukan antar partikel yang semakin membesar. Disini kondisi steady
sudah tercapai, dimana jumlah CO2 yang terserap oleh larutan NaOH jumlah
nya sudah konstan. Hubungan antara faktor tumbukan dengan harga k 2 dapat
digambarkan melalui rumus Arrhenius (Leavenspiel, 1972):
k = A e-E/RT
Dimana :
k = nilai konstanta kecepatan reaksi
3,899
3,8995
3,9
3,9005
3,901
3,9015
3,902
3,9025
1 2 3
k 2
( x 1 0 8 )
Laju alir NaOH (mL/s)
Gambar 4.4 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai k2
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
24/27
16
A = faktor tumbukan
E = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu
Berdasarkan rumus Arhenius diatas dapat dilihat bahwa semakin
besarnya tumbukan antar partikel maka nilai k 2 juga akan semakin besar.
Sehingga semakin besar laju alir NaOH akan menyebabkan nilai k 2
meningkat. (Hasnan dkk., 2012)
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
25/27
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan1. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan jumlah CO2 yang terserap juga
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena , waktu kontak antara NaOH
dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama akan semakin kecil
2. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan peningkatan nilai koefisien
transfer massa di lapisan gas (k Ga). Hal ini dapat terjadi karena semakin
tinggi laju alir cairan, maka kontak fase antara gas dengan cairan menjadi
bertambah.
3. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan penurunan nilai koefisien
transfer massa di lapisan gas (k La). Hal ini dapat terjadi karena aliran pada
packed column belum mencapai keadaan steady state.
4. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan peningkatan nilai tetapan
reaksi (k 2). Hal ini terjadi dikarenakan dengan bertambahnya laju alir NaOH
maka akan menyebabkan terjadinya aliran turbulen yang menyebabkan
molekul fluida bergerak kesegala arah dan menimbulkan tumbukan antar
partikel yang semakin membesar.
5.2 saran
1. Jenis larutan penyerap divariasi agar dapat meninjau larutan penyerap
terbaik untuk menyerap gas CO2.
2. Rangkaian alat absorbsi CO2 ditambah dengan kontrol laju alir agar data
yang diperoleh lebih valid.
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
26/27
18
DAFTAR PUSTAKA
Coulson J M and Richardson J F 1996 Chemical Engineering: Volume 1: Fluid
flow, heat transfer and mass transfer (London: Butterworth Heinemann)
Danckwerts P V 1970 Gas Liquid Reactions (New York: McGraw-Hill Book
Company, Inc)
Danckwerts P V and Kennedy B E 1954 Kinetics of liquid-film process in gas
absorption. Part I: Models of the absorption process Trans. Inst. Chem. Eng.32
S49 – 52
Franks R G E 1967 Mathematical modeling in chemical engineering (New York:
John Wiley and Sons, Inc)
Hasnan, M dkk. 2012. Studi Pengaruh Variabel Laju Alir NaOH dalam ProsesAbsorpsi Gas CO2
Juvekar V A and Sharma M . 1972 Absorption of CO, in suspension of lime Chem.
Eng. Sci.28 825 – 37
Kumoro and Hadiyanto 2000 Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda
Api dalam Ungun Tetap 24 186 – 95
Levenspiel O 1972 Chemical Reaction Engineering vol 19 (New York: John Wiley
and Sons, Inc) Online: http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/ie990488g
Maarif, Fuad dan Arif F. Januar. 2009. Absorbsi Gas Karbondioksida (CO2)
dalam Biogas dengan Larutan NaOH secara Kontinyu. Teknik Kimia
Universitas Diponegoro Semarang
Rehm T R, Moll A J and Babb A L 1963 Unsteady State Absorption ofCarbon
Dioxide by Dilute Sodium Hydroxide Solutions Am. Inst. Chem. Eng. J.9 760 –
5
Tim Penyusun Buku Petunjuk Praktikum Proses Kimia Absorbsi CO2 dengan
NaOH Teknik Kimia Universitas Diponegoro, 2014
Zheng Y and Xu X 1992 Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass
transfer characteristics in catalyst bed within the column 70 459 – 64
8/16/2019 Ringkasan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Gambar Bab 5 Dapus
27/27