14
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sohun merupakan produk pangan yang bentuknya hampir sama dengan mi, menyerupai senar berwarna putih. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sohun adalah pati sagu kering dan pati sagu basah. Sagu (metroxylon sp) termasuk tumbuhan monokotil dari keluarga palame, marga metroxylon dari ordo spadiciflorae. Di kawasan indopasifik terdapat lima marga palma yang zat tepungnya telah dimanfatkan yaitu metroxylon, arenga, corypha, euqeissona dan caryota (Ruddle et al, 1976). Perusahaan gunung sugih merupakan perusahaan produsen sohun yang didirikan oleh Tan Chok Hua pada tahun 1975 di kelurahan merci kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Perusahaan yang ada di mersi ini mempunyai dua alat pengepres. Proses pembuatan sohun secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu pencucian, produksi dan pengepakan. Untuk memudahkan managemen dan pengontrolan pekerjaan di suatu perusahaan atau pabrik digunakan PERT/ CPM dan WBS( work breakdown structure) yaitu mengetahui slack 1

Pendahuluan Dapus Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendahuluan Dapus Fix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sohun merupakan produk pangan yang bentuknya hampir sama dengan mi,

menyerupai senar berwarna putih. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan

sohun adalah pati sagu kering dan pati sagu basah. Sagu (metroxylon sp) termasuk

tumbuhan monokotil dari keluarga palame, marga metroxylon dari ordo

spadiciflorae. Di kawasan indopasifik terdapat lima marga palma yang zat tepungnya

telah dimanfatkan yaitu metroxylon, arenga, corypha, euqeissona dan caryota

(Ruddle et al, 1976).

Perusahaan gunung sugih merupakan perusahaan produsen sohun yang

didirikan oleh Tan Chok Hua pada tahun 1975 di kelurahan merci kecamatan

Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Perusahaan yang ada di mersi ini

mempunyai dua alat pengepres. Proses pembuatan sohun secara umum dibagi

menjadi 3 tahap yaitu pencucian, produksi dan pengepakan.

Untuk memudahkan managemen dan pengontrolan pekerjaan di suatu

perusahaan atau pabrik digunakan PERT/ CPM dan WBS( work breakdown

structure) yaitu mengetahui slack time,dependencies, sample gantt chart yang

diharapkan pekerjaan dapat efektif.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini yaitu mengetahui waktu kritis produksi sohun

di perusahaan Gunung Sugih. Dapat mengetahui managemen yang baik agar

pekerjaan terstruktur dan mudah terkontrol yang digambarkan dalam network dalam

tiap tahapannya dimana setiap pekerjaan harus didefinisikan secara detail dari sifat

umum ke spesifik yang ada di perusahaan sohun gunung sugih.

1

Page 2: Pendahuluan Dapus Fix

II. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Survai dilaksanakan 2 hari yaitu tanggal 8 dan 9 juni 2011 di perusahaan

sohun gunung sugih yang berlokasi di kelurahan merci kecamatan Purwokerto

Timur, Kabupaten Banyumas.

B. Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan adalah

1. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari pihak-

pihak terkait dalam kegiatan survai untuk tugas analisis system informasi dan

pertaian mengenai proses pengolahan sohun.

2. Pengambilan data sekunder

Pengambilan data sekunder diperoleh dengan mempelajari catatan atau dokumen

yang berkaitan dengan proses pengolahan sohun.

2

Page 3: Pendahuluan Dapus Fix

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Proses produksi sohun secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu pencucian,

produksi dan pengepakan.

1. Pencucian bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah pati sagu kering atau pati sagu basah

yang didapat dari Cirebon. Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan

kotoran-kotoran seperti partikel-partikel non tepung, asam organic dan

sebagainya. Proses yang dilakukan dalam pencucian bahan baku adalah:

1) Pati sagu dimasukan ke dalam bak pencucian dan dicampur dengan air bersih

kemudian dilakukan pengadukan dan diendapkan yang di mulai pukul 14:00

WIB.

2) Pada pukul 8:00 air endapan dibuang, dilakukan pengobatan dengan kaporit

sebanyak 2 kg yang dicampur air dan diendapkan sampai pukul 14:00

3) Langkah 1 dan 2 dilakukan sampai 8 kali

4) Setelah 8 hari pati sagu diendapkan dengan air bersih selama 2 hari tanpa

pengobatan, hal ini bertujuan menghilangkan bau kaporit kemudian

ditambahkan bahan pemutih.

1 bak pencucian dapat menampung 2100 kg pati sagu basah dan 1500 kg pati

sagu kering. Jumlah pekerja dalam tahap pencucian sebanyak 6 orang.

3

Page 4: Pendahuluan Dapus Fix

Gambar 1. Bak Pencucian Bahan Baku Sohun

2. Proses produksi

1) Pemasakan

Pati sagu yang sudah dicuci bersih dimasukan keruang produksi dan

dilakukan pemasakan dengan meniupkan uap panas yang berasal dari mesin

uap berbahan bakar batu bara selama 1 menit. Proses pemasakan dimaksudkan

untuk memperoleh adonan matang yang siap di cetak pada mesin pengepres.

Pemasakan ini adalah tahap yang paling utama karena paa tahap ini terjadi

pregelantinisasi. Pregelantinisasi adalah proses precooking untuk

menghasilkan materi yang menghidrasi air dan mengembang dalam air

dingin.dari 2100 kg pati sagu basah dapat dihasilkan 1100 pati sagu bersih

dengan rendemen 80% , jumlah pekerja dalam tahap ini 1 orang.

Gambar 2. Tempat pemasakan bahan baku sohun

4

Page 5: Pendahuluan Dapus Fix

2) Pencetakan

Adonan bubr sagu yang sudah masak dimasukan ke dalam alat pencetakan

sohun dengan prinsip kerja pengepresan. Alat tersebut berupa gencetan

dengan plat cetak yang terbuat dari kuningan tebal , pada palat pencetak

terdapat lubang-lubang kecil mirip kapiler sebagai tempat keluarnya utasan-

utasan sohun, mesin pencetak yang ada di pamrik gunung sugih berjumlah

dua, dalam 1 kali pencetakan membutuhkan 1500 ancak( tempat penjemuran

sohun) atau 65 kg, jumlah pekerja dalam tahap ini ada 6 orang, untuk 1100 kg

bahan dilakukan dalam 2 hari.

3) Pengeringan

Hasil pencetakan yang berupa utasan-utasan sohun pada ancak kemudian di

jemur slama 30 menit, lamanya penjemuran tergantung dari cuaca. Jumlah

pekerja pada tahap ini sebanyak 21 orang jadi total jumlah pekerja pada proses

produksi sebanyak 28 orang.

3. Pengepakan

Setelah sohun kering proses selanjutnya adalah pengepakan dalam proses ini

jumlah pekerjanya sebanyak 30 orang, dalam 1 hari pabrik ini dapat

menghasilkan 650 bungkus, 1 bungkus sohun beratnya 1 kg dengan harga Rp.

11.000,00. Berat 1 bungkus sohun tidak selalu 1 kg tapi tergantung pesanan. Jadi

total pekerja yang ada di pabrik gunung sugih sebanyak 64 orang.

5

Page 6: Pendahuluan Dapus Fix

Gambar 3. Proses Pengepakan Sohun

B. Pembahasan

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah salah satu masalah

network diagram proses kerja yang banyak diimplementasikan di perusahaan .

Diagram jaringan kerja (Network diagram) digunakan untuk menentukan jalur kritis

dan waktu kritis selesainya sebuah pekerjaan dengan menggunakan metode (PERT-

CPM)

PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah teknik untuk

membagi suatu pekerjaan atau kegiatan induk menjadi kegiatan-kegiatan individual

yang lebih kecil dan menyusunnya dalam suatu jaringan kerja atau jalur kerja yang

logis sehingga jangka waktu dan biaya pengerjaan program dapat dikurangi serendah

mungkin. Dalam PERT, peristiwa (event) biasanya dilukiskan dalam bentuk

lingkaran, dan aktifitas atau kegiatan dilukiskan dalam bentuk tanda panah yang

menghubungkan dua buah lingkaran.

Pada diagram PERT, suatu aktifitas dalam proyek diwakili dengan jaringan

simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-

kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-

6

Page 7: Pendahuluan Dapus Fix

kemajuan saat proyek telah dijalankan. Jadi pada metode PERT ini dilakukan dengan

cara pembentukan diagram anak panah.

Analisis Pert

Merupakan penetapan lama prakiraan waktu paling mungkin untuk

menyelesaikan tugas (D) merupakan faktor dari:

Optimistic Duration (OD) yaitu prakiraan waktu minimal yang diperlukan untuk

menyelesaikan sebuah tugas.

Pessimistic Duration (PD) yaitu prakiraan waktu maksimal yang diperlukan untuk

menyelesaikan sebuah tugas.

Expected Duration (ED) yaitua prakiraan waktu harapan yang diperlukan untuk

menyelesaikan sebuah tugas.

Rumusnya yaitu:

D = (1 xOD)+(4 x ED )+(1 x PD)

6

CPM (Critical Path Method)

CPM adalah singkatan dari Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis.

Jalur kritis adalah jalur terlama antara titik dimulai sampai dengan titik penyelesaian

proyek.

Beberapa teknik yang digunakan dalam menggunakan CPM yaitu:

1. Buat daftar semua aktifitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project.

2. Buat daftar waktu yang diperlukan oleh masing-masing aktifitias tersebut

untuk menyelesaikan tugasnya.

3. Buat daftar ketergantungan antara aktifitas tersebut dalam project.

7

Page 8: Pendahuluan Dapus Fix

Tabel 1. Kegiatan yang dilakukan selama produksi sohun

Kegiatan Nama Kegiatan Pendahulu Durasi ( jam)

A Pekerjaan Persiapan - 1

B Pencucian A 18

C Pengobatan B 90

D Pengendapan C 48

E Produksi D 48

F Pengeringan E 1

G Pengepakan F 7

Tabel 2. Peta Waktu (Time-Chart) Pelaksanaan proses kerja di pabrik sohun gunung

sugih

TASK To TL TP TE ES EF LS LF SlackA 0,5 1 3 1,25 0 1,25 0 1,25 0B 47 48 49 48 1 49 1 49 0C 88 90 95 90,5 19 109,5 19 109,5 0D 45 48 51 48 109 157 109 157 0

E 46 48 52 48,3333 157 205,333 157205,33

3 0

F 1 1 2 1,16667 205 206,167 205206,16

7 0

G 6 7 9 7,16667 206 213,167 206213,16

7 0

Jadi aktivitas kritis (normal) = A + B + C + D + E + F + G

= 1 + 18 + 90 + 48 + 48 + 1 + 7

= 243 Jam atau 10 Hari 3 Jam

TE = TO + TL + TP

ES = TLtahapansebelum + EStahapansebelum

EF = TE + ES

LS = EF

LF = EF

8

Page 9: Pendahuluan Dapus Fix

Slack = LS - ES

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa proses produksi normal sohun

adalah 243 jam atau 10 hari 3 jam. Dalam keadaan tertentu produksi dapat dilakukan

dalam waktu lebih singkat dan juga lebih lambat. Faktor yang mempengaruhi

lamanya produksi sohun antara lain cuaca dan mutu bahan baku itu sendiri. Pada

Tabel 2 proses produksi yang paling lama dilakukan yaitu proses pengobatan bahan

baku. Setiap tahapan produksi sohun harus dilakukan secara berurutan karena tidak

ada tahapan yang bisa dikerjakan sebelum atau bersamaan dengan tahapan yang lain.

Pada Tabel 2 dapat dilihat waktu rata-rata produksi sohun tiap tahapan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

A B C D E F G0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

TE

Gambar 4. Grafik rata-rata waktu produksi sohun

9

Page 10: Pendahuluan Dapus Fix

IV. KESIMPULAN

Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT, yaitu:

1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan

PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu: prakiraan waktu teroptimis,

termungkin, dan terpesimis.

2. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan

jelas, sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat

dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau mempunyai

variasi waktu yang besar.

3. PERT berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal

tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya proyek jika

kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu, sedangkan CPM

menganggap proyek terdiri dari peristiwa susul menyusul.

10

Page 11: Pendahuluan Dapus Fix

DAFTAR PUSTKA

Ruddle, K, D Johnson, P, K, Townsend dan J. D. Rees. 1979. Palm sago atropical

starch from marginal lands. The university press of hawai, Honolulu.

11