115
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN TESIS Oleh M. ROMAULI SIMATUPANG 037023011/EPID SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Dapus Obes 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dapus Obes 4

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS

PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTADI KECAMATAN MEDAN BARU

KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID

SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN2008

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 2: Dapus Obes 4

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS

PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTADI KECAMATAN MEDAN BARU

KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan KesehatanKonsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID

SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN2008

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 3: Dapus Obes 4

Judul Tesis : PENGARUH POLA KONSUMSI,AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNANTERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADASISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DIKECAMATAN MEDAN BARU KOTAMEDAN

Nama Mahasiswa : M. Romauli SimatupangNomor Pokok : 037023011Program Stud : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

MenyetujuiKomisi Pembimbing :

(Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)Ketua

Tanggal Lulus : 15 April 2008

(Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes)Anggota

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)Anggota

Ketua Program Studi

(Dr. Drs. Surya Utama, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 4: Dapus Obes 4

Telah diuji

Pada Tanggal: 15 April 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si

Anggota : Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes

dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes

Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si

drh. Rasmaliah, M.Kes

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 5: Dapus Obes 4

PERNYATAAN

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS

PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DIKECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yangpernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2008

M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 6: Dapus Obes 4

ABSTRAK

Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju,seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang dinegara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu.Peningkatan prevalensi anak obesitas di Malaysia ditemukan 6,6% pada umursekitar 7 tahun, 13,8% pada umur 10 tahun; 12,5% pada pria dan 5% pada wanitaumur 7-10 tahun. Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7(tujuh) SD Swasta di kecamatan Medan Baru Kota Medan, ditemukan prevalensioverweight pada murid laki-laki 20,23% dan 19,0% pada wanita dan untukprevalensi obesitas murid laki-laki 25,65% dan murid wanita 19,5%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi,aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko yang dominan terhadap kejadianobesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Jenis penelitian ini adalah kasus – kontrol dengan sampel penelitianadalah anak sekolah dasar swasta (7 SD) yang berusia 10 – 12 tahun, kelas IV, Vdan VI sebanyak 196 sampel masing – masing : 98 kasus dan 98 kontrol.Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling, analisa datadilakukan dengan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).

Hasil penelitian pada analisa bivariat menunjukkan ada pengaruh yangsignifikan antara asupan energi (p = 0,0001; OR = 28,36), asupan lemak (p =0,0001; OR = 24,59), asupan protein (p = 0,0001; OR = 2,72), frekuensi makan (p= 0,0001; OR = 59,33), jenis makanan (p = 0,0001; OR = 34,15), aktivitas sedang(p = 0,0001; OR = 17,33), aktivitas berat (p = 0,0001; OR = 26,41), status gizibapak (p = 0,001; OR = 3,63), status gizi ibu (p = 0,004 OR = 2,68), terhadapkejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru KotaMedan.Hasil uji regresi logistik sebagai variabel yang paling dominan yangberpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah variabel asupan lemak (OR =96,46).

Kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan MedanBaru, dipengaruhi oleh variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan,jenis makanan dan aktivitas fisik terutama aktivitas fisik berat dan sedang,sedangkan variabel keturunan tidak berpengaruh. Sesuai dengan hasil penelitiandisarankan untuk menggiatkan kembali monitoring status gizi siswa melalui UKSyang telah ada, mengadakan penyuluhan pola hidup sehat secara berkala,penyuluhan gizi.

Kata kunci : Obesitas, Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik, Keturunan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 7: Dapus Obes 4

ABSTRACT

Currently, excessive nutrients and obesity is an epidemic in the developedcountries like Australia, New Zealand and Singapore and they rapidly spread in thedeveloping countries especially in the population of Pacific islands and in a certainAsian country. The prevalence increase of children with obesity in Malaysia is6.6% in children of about 7 years old, 13.8% in children of 10 years old, 12.5% inboys and 5% in girls of private Primary Schools in Medan Baru sub-district,Medan shows that prevalence of overweight in boy-students is 20.33% and in girl-students 19.0% while the prevalence of obesity in boy-students is 25.65% and ingirl-students is 19.5%.

The purpose of this case control study is to find out the influence ofpattern of consumption, physical activity, heredity and risk factor which isdominant to the incident of obesity in the students of private Primary Schools inMedan Baru sub-district, Medan.

The samples for this study were 196 students of 10 – 12 years old (98students for case group and 98 students for control group) from grades IV, V andVI of 7 (seven) private Primary Schools selected through stratified randomsampling technique.The data obtained were analyzed by using univariate, bivariateand multivariate (logistic regression) statisfical tests.

The results of study shows that there is a significant influence betweenenergy supply (p = 0.0001; OR = 28.36), fat supply (p = 0.0001; OR = 24.59),protein supply (p = 0.0001; OR = 2.72), eating frequency (p = 0.0001; OR =59.33), kind of food consumed (p = 0.0001; OR = 34.15), moderate activity (p =0.0001; OR = 17.33), intense activity (p = 0.0001; OR = 26.41), father’s nutrientstatus (p = 0.0001; OR = 3.63), mother’s nutrient status (p = 0.004; OR = 2.68)and the incident of obesity in the students of private Primary Schools in MedanBaru sub-district, Medan. The result of logistic regression test shows that thevariable which is the most dominant and influential to the incident of obesity is fatsupply (OR = 96.46).

The incident of obesity in the students of private Primary Schools inMedan Baru sub-district is influenced by the variabels of fat supply, energysupply, eating frequency, kind of food consumed and physical activity especiallythe moderate and intense physical activities while the variabels of heredity doesnot have any influence. Based on the result of study, it is suggested to reactivatethe monitoring of student’s nutrient status through the existing UKS (SchoolHealth Unit) and to provide gradual extensions on the pattern of simple life andnutrition.

Key words: Obesity, Pattern of Consumption, Physical Activity, Heredity

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 8: Dapus Obes 4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

limpahan berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

persyaratan untuk mencapai derajat S2 pada Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari, begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan

kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis dari memulai

penulisan tesis ini sehingga dapat diselesaikan.

Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan terima kasih,

semoga sukses dan bahagia selalu dalam lindunganNya kepada : Ibu Dr. Dra. Ida

Yustina, M.Si, Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dan Ibu dr. Arlinda Sari

Wahyuni, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian, dukungan

dan pengarahan sejak mulai hingga selesai tesis ini.

Dengan selesainya tesis ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak

Prof.. dr. Chaeruddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Direktur Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, Ketua

Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Kepala Sekolah,

para guru SD dan seluruh siswa SD Swasta Advent 4, SD Swasta Dharma Putra,

SD Swasta Singapore International School, SD Swasta Pembangunan Didikan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 9: Dapus Obes 4

Islam, SD Swasta St. Thomas 5, SD Swasta St. Thomas 6 dan SD Swasta YPTI

Al Bukhari Islam yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi responden

untuk penelitian ini.

Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Rumintang Mangisi br

Hutapea (Ompung ni si Anthoni boru) dan adik – adikku Ike, Onny, Susan,

Pahala, Budi, dan Daniel yang dengan tekun berdo’a dan memberi nasehat serta

semangat dalam menyelesaikan kuliah. Rekan – rekan penulis di Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan atas dukungan yang diberikan selama pendidikan, proyek

PHP II Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai penyandang dana

pendidikan penulis dan Staf Administrasi Program AKK Sekolah

Pascasarjana USU (Rosihan, Saiful, Husni dan Iin), yang membantu penulis

mengurus penyelesaian administrasi perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

Tesis ini saya persembahkan secara khusus dengan ucapan terima kasih

yang tulus dan rasa syukur kepada suami tercinta Ir. Poltak Simanjuntak dan

anakku Anthoni Agung Pratama Simanjuntak, yang telah memberikan perhatian

dan doa yang tiada putus – putusnya bagi penulis.

Ucapan terima kasih khusus juga saya persembahkan kepada pahompu

terkasih Mayor Ckm Ricardo Suganda Simanjuntak, S.Sos, M.Kes, Abanganda

Bapak Saut Simanjuntak, SH (Kajari Sidikalang), Abanganda Bapak dr. Saut

Simanjuntak, Sp.OG beserta seluruh keluarga atas bantuan dan dukungan yang

penulis terima, semoga Allah Bapa dapat membalas budi baik saudaraku sekalian.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 10: Dapus Obes 4

Akhirnya ucapan terimakasih kusampaikan kepada Tuhanku Yesus Kristus

karena kemurahan dan berkatMu yang begitu mulia, sehingga saya dapat

menyelesaikan semua ini, bukan karena kekuatan dan kepintaranku ya Bapa,

tetapi atas kuasa dan berkatMu lah semua ini bisa terjadi. Amin.

Penulis menyadari tesis ini jauh dari sempurna, oleh karenanya saran

untuk perbaikan sangat diperlukan. Penulis berharap semoga penelitian ini

bermanfaat bagi akademik Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan

Propinsi Sumatera Utara.

Medan, April 2008

Penulis

M. Romauli Simatupang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 11: Dapus Obes 4

RIWAYAT HIDUP

Saya, Marsaulina Romauli Simatupang, lahir sebagai anak pertama dari 7

(tujuh) bersaudara, ayah B. Simatupang (alm) dengan ibu R.M. boru Hutapea, di

Medan pada tanggal 01 Februari 1967, dari keluarga penganut agama Kristen

Protestan.

Pendidikan yang saya lalui antara lain : SD Swasta Kristen Immanuel, tamat

tahun 1979, SLTP Swasta Kristen Immanuel, tamat tahun 1982, SLTA Swasta

Kristen Immanuel, tamat tahun 1985 dan Akademi Gizi Padang, tamat tahun 1988.

Tahun 1989, saya diterima menjadi CPNS di Kanwil Depkes Prov. Sumatera

Barat dan ditempatkan di RSU Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Pada tahun

1991 – 1993, saya ditempatkan di Dinkes Kabupaten Pasaman, sebagai staf bidang

gizi. Pada tahun 1992, saya menikah dengan Ir. Poltak Simanjuntak, dan tahun 1993,

dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Anthoni Agung Pratama Simanjuntak.

Tahun 1993, saya pindah ke Kanwil Depkes RI Prov. Sumatera Utara,

sebagai staf bagian gizi. Pada tahun 1997, melanjutkan pendidikan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat (FKM) USU Medan, tamat tahun 1999. Tahun 2002,

ditempatkan sebagai staf di Kantor Dinkes Prov. Sumatera Utara. Tahun 2003, saya

terpilih menjadi salah seorang penerima bea siswa dari Provincial Health Project

(PHP) - II dan memasuki Sekolah Pascasarjana USU Medan, tamat tahun 2008,

dengan judul penelitian :

”PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNANTERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASARSWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN”.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 12: Dapus Obes 4

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. viABSTRACT ............................................................................................................ viiKATA PENGANTAR ........................................................................................... viiiRIWAYAT HIDUP................................................................................................ xiDAFTAR ISI .......................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL.................................................................................................. xvDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xviDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviiDAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 11.1. Latar Belakang .............................................................................................. 11.2. Permasalahan ................................................................................................ 61.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 61.4. Hipotesa ........................................................................................................ 71.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 92.1. Epidemiologi Obesitas .................................................................................. 92.2. Pengertian Obesitas .......................................................................................10

2.2.1. Kriteria Kegemukan (Obesitas2.2.2. Risiko Kegemukan (Obesitas) .......................................................... 122.2.3. Pencegahan Obesitas .........................................................................14

2.3. Masalah Obesitas pada Anak-anak ...............................................................152.3.1. Gambaran Klinis ...............................................................................152.3.2. Pemeriksaan Klinis ........................................................................... 17

2.4. Determinan Obesitas .....................................................................................172.4.1. Jenis Kelamin ....................................................................................172.4.2. Umur ................................................................................................. 182.4.3. Tingkat Sosial Ekonomi ....................................................................182.4.4. Faktor Lingkungan ............................................................................192.4.5. Aktivitas Fisik................................................................................... 192.4.6. Kebiasaan Makan ..............................................................................202.4.7. Pola Konsumsi .................................................................................. 202.4.8. Faktor Keturunan .............................................................................. 21

2.5. Penilaian Status Gizi .....................................................................................222.5.1. Antropometri sebagai Indikator Status Gizi ……………………… 232.5.2. Indeks Massa Tubuh ......................................................................... 24

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 13: Dapus Obes 4

2.6. Landasan Teori ..............................................................................................252.6.1. Faktor Keturunan .............................................................................. 252.6.2. Faktor Lingkungan ............................................................................26

2.7. Kerangka Teori ............................................................................................. 282.8. Kerangka Konsep ..........................................................................................29

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 303.1. Jenis Penelitian ..............................................................................................303.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................ 30

3.2.1. Waktu Penelitian .............................................................................. 303.2.2. Lokasi Penelitian ...............................................................................31

3.3. Populasi dan Sampel .....................................................................................313.3.1. Populasi …………………………………………………………….313.3.2. Sampel ………………………………………………………...........313.3.3. Metode Pengambilan Sampel ........................................................... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................343.4.1. Data Primer ………………………………………………………... 343.4.2. Data Sekunder …………………………………………………….. 35

3.5. Definisi Operasional Variabel ……………………………………………...363.5.1. Variabel Terikat …………………………………………………… 363.5.2. Variabel Bebas ……………………………………………………..36

3.6. Aspek Pengukuran ………………………………………………………… 383.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas ………………………………...383.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat .................................................39

3.7. Metode Analisa Data .....................................................................................40

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 414.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................414.2. Karakteristik Responden ...............................................................................424.3. Pola Konsumsi .............................................................................................. 434.4. Aktivitas Fisik ...............................................................................................494.5. Keturunan ..................................................................................................... 514.6. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 53

BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................... 565.1. Pengaruh Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Obesitas ................................565.2. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas ................................ 585.3. Pengaruh Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas ....................................... 595.4. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 61

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 14: Dapus Obes 4

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 646.1. Kesimpulan ................................................................................................... 646.2. Saran ............................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 15: Dapus Obes 4

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin ………………………….24

3.1. Distribusi Pengambilan Sampel, secara Sratified Random Sampling………33

3.2. Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik ………………………………………....39

3.3. Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas …………………………………..... 40

4.1. Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta ………………………………….. 41

4.2. Distiribusi Siswa SD Swasta Berdasarkan Karakterisitiknyadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan...................................................... 42

4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 44

4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi ........................ 46

4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari .................................................................... 47

4.6. Jenis Makanan dalam Sehari .........................................................................48

4.7. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untukAkitivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan BaruKota Medan ……………………………………………………………...... 49

4.8. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak SiswaSD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 51

4.9. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi IbuSD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 52

4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 53

4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 54

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 16: Dapus Obes 4

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003) ……………………… 28

2. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………………... 29

3. Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol …………………………………….. 30

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 17: Dapus Obes 4

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ……………………………………………. 70

2. Surat Izin Survey Pendahuluan …………………………………. 76

3. Standar CDC-NCHS Laki-laki Usia 2 – 20 Tahun ………………77

4. Standar CDC-NCHS Perempuan Usia 2 – 20 Tahun …………… 78

5. Hasil Crosstabs ............................................................................. 79

6. Master Data ……………………………………………………… 98

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 18: Dapus Obes 4

DAFTAR ISTILAH

AKG : Angka Kecukupan Gizi

CDC-NCHS : Center for Disease Control – National Center for Health

Statistics

BMI : Body Mass Index (BB/TB2)

FFQ : Food Frequency Questionaire

BB/TB : Berat Badan menurut Tinggi Badan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 19: Dapus Obes 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan pada hakekatnya

adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai pencerminan

dari tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional di bidang

kesehatan yang tercantum dalam Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yaitu

terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 1999).

Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, menetapkan 10 program prioritas masalah

kesehatan yang ditemukan di masyarakat, guna mencapai tujuan Indonesia Sehat

2010, salah satu di antaranya adalah program peningkatan status gizi masyarakat

(Depkes RI, 2001). Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, tentunya banyak faktor yang harus

diperhatikan, antara lain faktor pangan (unsur gizi), kesehatan, pendidikan,

informasi, teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari sekian faktor tersebut, unsur

gizi memegang peranan penting (Aritonang, 2003).

Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju,

seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang di

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 20: Dapus Obes 4

negara berkembang, terutama populasi kepulauan pasifik dan negara Asia tertentu.

Di United State of America (USA), lebih 60% populasi dewasa mengalami

overweight dan obesitas, pada anak remaja 20 – 25% mengalami obesitas.

Menurut data yang dikumpulkan Center for Disease Control (CDC), prevalensi

obesitas mulai meningkat secara dramatis sejak 1980. Peningkatan prevalensi

cepat juga dilihat pada kelompok minoritas, seperti etnis Maori di Selandia Baru,

Indian di Inggris (UK), Malaysia dan Singapura, Australia Aborigin, populasi

kepulauan di selat Torres. (Hamam, 2005).

Survey di Korea Selatan pada tahun 1995, melaporkan sebanyak 1,5%

obesitas (BMI>30 kg/m2) dan 20,5 overweight (BMI 25-29,9 kg/m2). Thailand 4%

obesitas, 16% overweight, Malaysia 4,7% pria 7,7% wanita obesitas. Di Malaysia

populasi wanita etnis India 16,5%, Cina 4% dan Melayu 8,6% obesitas dan daerah

urban pria 5,6% dibandingkan daerah rural 1,8%, di daerah urban wanita 8,8%

dibandingkan daerah rural 2,6%. Di Malaysia ditemukan peningkatan prevalensi

anak obesitas dengan peningkatan umur 6,6% pada umur sekitar 7 tahun, 13,8%

pada umur 10 tahun, 12,5% pada pria dan 5% pada wanita umur 7 – 10 tahun.

Demikian juga, etnis Melayu 16,8% dibandingkan 11,0% etnik India dan Cina –

Malaysia (Imam, 2005).

Ita dan Murata (1999), di Jepang melaporkan peningkatan prevalensi

obesitas dari 5% ke 11% pada anak Jepang pada umur 6 – 14 tahun (Hamam,

2005). Peningkatan prevalensi obesitas juga dilaporkan dari waktu ke waktu pada

suatu negara, di Singapura antara 1992 – 1998 prevalensi obesitas tidak banyak

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 21: Dapus Obes 4

berubah 6%, namun pada wanita etnik Melayu 11,1% menjadi 16,2%; wanita

etnik India 12,5% menjadi 17,5%; di Malaysia 1990 – 1997 prevalensi meningkat

dari 1% menjadi 6% pada umur di antara 13 – 17 tahun (Imam, 2005).

Indonesia pada saat ini mengalami permasalahan beban ganda masalah

gizi, di mana ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul

permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-

penyakit infeksi, maka gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan

munculnya kelompok penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini

banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan

sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi

obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif

lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia

(Hamam, 2005).

Data di atas menunjukkan bahwa sejalan dengan perkembangan dan

industrialisasi yang diikuti perubahan pola hidup, maka prevalensi penderita gizi

lebih dan obesitas semakin tinggi. Menurut Soekirman yang dikutip oleh

Aritonang (2003), terdapat hubungan erat antara pertumbuhan ekonomi yang

tinggi di daerah kota, perubahan pola konsumsi pangan dengan meningkatnya

penyakit degeneratif. Kehidupan yang modern di lingkungan tempat tinggal,

kemajuan serta berbagai bentuk kemudahan (instant) menghasilkan pola hidup

santai, energi yang tadinya untuk aktivitas tidak terlalu diperlukan lagi dan akan

disimpan sebagai timbunan lemak dan akhirnya menimbulkan kejadian gizi lebih.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 22: Dapus Obes 4

Gizi lebih dapat terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi mulai dari bayi

hingga usia lanjut, baik pria maupun wanita. Di samping faktor keturunan,

sebagian besar penyebab gizi lebih diduga oleh karena terjadinya intervensi dan

modifikasi gaya hidup (lifestyle), di mana pada etnik Western yang berpandangan

pada umumnya gizi lebih secara sosial tidak diingini, sedangkan penduduk asli

kepulauan Pasifik masih tinggal tetap berpandangan bahwa gizi lebih dan obesitas

justru merupakan suatu simbol kemakmuran dan status sosial yang tinggi.

Pandangan keadaan sosial dan kultur seperti ini, membutuhkan kebijaksanaan

tertentu, apabila kita ingin mengembangkan strategi intervensi untuk menurunkan

prevalensi obesitas. Masalah di Asia saat ini bukan saja dengan terjadinya

peningkatan jumlah overweight, akan tetapi konsekuensi yang muncul akibat

risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas (risk of obesity-related

diseases) (Hamam, 2005).

Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah

kelompok umur usia sekolah. Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh Hamam

(2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang mengalami gizi lebih,

86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas

akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung

akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5 – 7 tahun dan anak

berusia 4 – 11 tahun, maka perlu upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan

obesitas sejak dini (usia sekolah) (Aritonang, 2003).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 23: Dapus Obes 4

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada anak usia

sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana

anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi

makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, gizi lebih disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Selain itu

faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial

ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuro-

psikologik serta faktor genetika (Suhendro, 2003). Hasil penelitian Padmiari

(2002) di Denpasar, diperoleh ada hubungan fast food dengan penelitian Ismael

(1999) di Yogyakarta, bahwa ada hubungan antara pengalaman mengkonsumsi

fast food dengan obesitas, dengan prevalensi 8,5% pada anak perempuan dan

10,5% pada anak laki-laki (Hamam, 2005).

Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat gizi lebih, adalah

gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada rasa rendah diri, depresi dan menarik

diri dari lingkungan, dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernafasan,

gangguan endokrin, obesitas yang menetap hingga dewasa dan penyakit

degeneratif, yang berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung koroner,

diabetes mellitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).

Di Indonesia pada 1982 prevalensi obesitas pria 4,2% dan wanita 7,1%

sedangkan pada 1992 pria 10,8% dan wanita 24,1%. Pada kelompok sosial

menengah-atas di Medan, pada tahun 2002-2003 prevalensi overweight 54,0% dan

obesitas 10,3%. Bappenas (2004), mengemukakan bahwa dari 4.747 orang siswa/i

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 24: Dapus Obes 4

SLTP Yogyakarta dan 2% di Kabupaten Bantul mengalami obesitas. Hal tersebut

tidak tertutup kemungkinan juga terjadi di kota Medan, yang merupakan salah

satu kota besar di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan, sebagian masyarakat di Kota Medan mengalami pergeseran pola

makan yang dialami oleh semua kelompok umur, termasuk pada remaja dan anak

usia sekolah dasar (SD).

Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7 (tujuh) SD

swasta, dari 12 SD swasta yang berlokasi di Kecamatan Medan Baru Kota Medan,

yang melibatkan 786 murid, ditimbang berat badannya dan diukur tinggi

badannya diketahui prevalensi overweight murid laki – laki : 20,73% dan murid

perempuan : 19,0%, untuk prevalensi obesitas murid laki – laki : 25,65% dan

murid perempuan : 19,5%. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu

diketahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko

yang dominan terhadap kejadian obesitas pada siswa/i SD Swasta di Kecamatan

Medan Baru, Kota Medan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul permasalahan

yaitu sejauh mana pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan mempengaruhi

kejadian obesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 25: Dapus Obes 4

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, terhadap kejadian obesitas

pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada

anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas pada

anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

4. Untuk mengetahui faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas

pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.4. Hipotesa

1. Ada pengaruh pola konsumsi anak dengan kejadian obesitas pada anak SD

swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

2. Ada pengaruh aktivitas fisik anak dengan kejadian obesitas pada anak SD

swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

3. Ada pengaruh keturunan dengan kejadian obesitas pada anak SD swasta

di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Memberikan informasi penyebab kejadian obesitas pada anak SD Swasta

di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

2. Dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan

tentang masalah kejadian obesitas pada anak SD.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 26: Dapus Obes 4

3. Sebagai bahan kajian bagi penentu kebijakan dalam penyusunan program

penanggulangan kejadian obesitas pada anak SD, dalam upaya

peningkatan kualitas anak Sekolah Dasar.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 27: Dapus Obes 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi Obesitas

Obesitas merupakan masalah epidemik yang mengglobal dan akan

menjadi lebih buruk, jika diikuti dengan semua konsekuensi obesitas yang

ditimbulkannya. Di negara maju seperti Eropa, USA, Australia dilaporkan

prevalensinya tinggi sampai sedang dan cenderung meningkat lebih ekstrim.

Sebagai contoh, World Health Organization (1998), melaporkan lebih dari 70%

populasi dewasa kepulauan Polynesia dan Samoa adalah obesitas. DM type-2,

Penyakit Jantung Koroner (PJK), peningkatan insiden kanker paru tertentu,

gangguan obstruktif sleep opnoe, osteoarthritis pada sendi besar dan kecil. Secara

perlahan kelebihan berat badan lebih dari 10 tahun akan menimbulkan hipertensi.

Obesitas tidak lagi dianggap sebagai masalah kosmetik sederhana, tetapi harus

mempertimbangkan dan melibatkan secara efektif masalah epidemiologi untuk

pencegahan dan managemen obesitas (Hamam, 2005).

Padmiari (2002), memperoleh bahwa sebagian besar anak yang menderita

obesitas/gizi lebih berasal dari orang tua dengan pendidikan tamat perguruan

tinggi (50,7%) dan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan orang tua

dengan kejadian obesitas pada anak (p<0,05), dan anak yang banyak melebihi dari

4 jenis fast food 12 kali berisiko terhadap kejadian obesitas dari pada anak yang

tidak mengkonsumsi fast food. Hasil penelitian Budiman (1997), yang

dikutip oleh

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 28: Dapus Obes 4

Suhendro (2003), bahwa gizi lebih dan obesitas lebih banyak ditemukan pada ibu

dari pada bapak, yakni masing-masing 29,1% dan 5,1%. Suhendro (2003), juga

menemukan bahwa ada hubungan pekerjaan orang tua dengan kejadian obesitas

pada anak sekolah, dimana pekerjaan orang tua merupakan faktor penentu sebagai

penunjang untuk mengetahui tingkat pendapatan atau penghasilan total keluarga

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan yang paling banyak

adalah wiraswasta (53,3%) dan paling sedikit sebagai TNI/POLRI (21,3%).

Dilihat dari faktor risiko, sebagian besar anak Sekolah Menengah Umum

(SMU) yang mengkonsumsi fast food dan frekuensi makan sangat berhubungan

dengan kejadian obesitas/gizi lebih (p<0,05), diketahui semakin lama seseorang

mengkonsumsi fast food lebih besar sama dengan >1 tahun yang lalu mempunyai

risiko terjadinya obesitas (76,0%). Menurut Hadi (2004) remaja yang obesitas

dalam kesehariannya mempunyai waktu aktivitas ringan seperti baca buku, nonton

lebih panjang (12,20 ± 1,94 jam/hari) dibandingkan remaja yang tidak obesitas.

2.2. Pengertian Obesitas

Gizi lebih pada umumnya adalah berat badan yang relatif berlebihan jika

dibandingkan dengan usia atau tinggi pada usia yang sebaya, sebagai akibat

terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Istilah

awam gizi lebih ini juga disebut kegemukan, sedangkan karena kelebihan berat

disebut overweight. Kelebihan berat relatif tidak selalu berarti karena kelebihan

lemak tubuh, oleh karena pada anak-anak yang giat berolah raga seperti pada

olahragawan remaja mungkin terjadi karena pertumbuhan otot yang hipertrofis.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 29: Dapus Obes 4

Untuk gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas. Obesitas

adalah suatu keadaan akumulasi energi dalam bentuk lemak tubuh, yang

mengganggu kesehatan badan. Super obese adalah kelebihan berat badan sekitar

100% atau lebih dari berat ideal, sedangkan obesitas yang menimbulkan kelainan,

keluhan dan gejala penyakit disebut morbidly obese (Dietz & Gortmaker, 1985

dalam Samsudin, 1993).

Kegemukan atau obesitas adalah suatu keadaan sakit yang ditandai oleh

adanya penimbunan lemak yang berlebihan didalam jaringan lemak dibawah kulit

dan didalam alat-alat tubuh. Kegemukan ini dapat terjadi pada setiap umur dan

mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai

yang berat sekali (Walujo, dkk,1986).

Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif

seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan

protein. Kondisi ini disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi kalori

dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu banyak dibandingkan dengan

kebutuhan atau pemakaian energi (Krisno, 2002).

2.2.1. Kriteria kegemukan (obesitas)

Penentuan kegemukan (obesitas) atas dasar antropometri menurut Nasar

(1995), pada umumnya, sebagai berikut :

1. Hanya mengukur Berat Badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan

standar, yakni bila BB > 120 % disebut obesitas, sedangkan antara 110 –

120 % disebut over weight. Keburukan cara ini adalah pertama, tidak

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 30: Dapus Obes 4

dikaitkan dengan Tinggi Badan (TB), sehingga tidak mencerminkan

proporsi tubuh; kedua, penampilan fisik seseorang dipengaruhi oleh

komposisi tubuh, artinya pada BB yang sama seseorang dapat tampak

lebih langsing dari pada yang lainnya karena tubuhnya lebih berotot,

sedangkan yang lainnya lebih banyak lemak.

2. BB dihubungkan dengan TB, selain mencerminkan proporsi atau

penampilan (BB/TB) juga memberikan gambaran tentang massa tubuh

tanpa lemak (less body mass) dengan cara menghitung BMI (Body Mass

Index) yaitu BB/TB2. Mortalitas meningkat pada BMI > 25 (derajat I)

tetapi penanganan medis secara serius terutama pada obesitas derajat II

dan III.

2.2.2. Risiko kegemukan (obesitas)

Risiko kegemukan (obesitas) dapat terjadi dalam jangka pendek maupun

jangka panjang, seperti yang diuraikan sebagai berikut (Satoto, 1996) :

1. Gangguan psiko-sosial : rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari

lingkungan. Hal ini karena anak obesitas sering menjadi bahan olok – olok

teman main dan teman sekolah. Hal ini dapat pula karena ketidakmampuan

untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan, terutama olah raga akibat

adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya. Selain itu sebagai

akibat kegemukan, penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan

lemak (burried penis) dan ini dapat menyebabkan rasa malu kerena merasa

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 31: Dapus Obes 4

berbeda dengan anak lain. Bau atau aroma badan yang kurang menarik

dapat membuat anak menarik diri dari lingkungannya.

2. Pertumbuhan fisik atau linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih

lanjut dibanding usia biologisnya.

3. Masalah Ortopedi seringkali terjadi slipped capital femonal epiphysis dan

penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.

4. Gangguan pernafasan sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok,

kadang-kadang terjadi apnes sewaktu tidur, dan sering mengantuk siang

hari. Bila gangguan sangat berat disebut sebagai sindrome pickwicknan,

yaitu adanya hipoventilasi alveolar.

5. Gangguan endocrine menarche lebih cepat terjadi, karena disamping

faktor hormonal, untuk terjadi menarche diperlukan jumlah lemak tertentu

sehingga pada anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia,

menars akan menjadi lebih dini. Penelitian lain menyatakan bahwa usia

tulang yang lanjut lebih berperan dalam terjadinya menarche dari jumlah

lemak tubuh.

6. Obesitas yang berlanjut (menetap) sampai dewasa, terutama bila obesitas

mulai pada masa pra pubertas.

7. Gangguan penyakit degeneratif dan penyakit metabolik, seperti hipertensi,

penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hiperlipoproteinemia, dan

penyakit hiperkolesterolemia.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 32: Dapus Obes 4

2.2.3. Pencegahan Obesitas

Obesitas pada bayi tidak ada korelasi yang jelas dengan terjadinya obesitas

pada orang dewasa, tetapi obesitas pada masa pra pubertas umumnya berlanjut

sampai dewasa.

Pencegahan pada obesitas anak sepenuhnya berada di tangan para orang

tua dan petugas kesehatan karena anak umumnya tidak menyadari dan kurang

peduli akan masalah kegemukan.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya

obesitas yaitu (Budiyanto, 2002) :

1. Olah raga.

Dengan memperbanyak olah raga maka organ tubuh kita akan bekerja

dengan keras, sehingga lemak yang ditimbun dalam tubuh akan dibongkar

untuk menggantikan energi yang hilang akibat olah raga tersebut. Dengan

demikian berat badan seseorang akan berkurang dan kegemukan tidak

akan terjadi.

2. Mengurangi konsumsi lemak.

Dengan mengurangi konsumsi lemak maka akan memberikan manfaat

berkurangnya jaringan lemak yang tidak aktif dalam tubuh. Di samping itu

dengan mengurangi konsumsi lemak terutama lemak jenuh akan mencegah

kita terkena penyakit jantung dan aterosklerosis.

3. Lebih banyak mengkonsumsi protein.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 33: Dapus Obes 4

Protein dalam tubuh sangat besar fungsinya, di samping sebagai penghasil

energi protein juga berfungsi sebagai zat pembangun. Protein lebih tahan

lama tinggal di lambung karena tidak dihirolisis dengan gas seperti

karbohidrat yang mudah sekali terhidrolisis dengan gas. Dengan banyak

mengkonsumsi protein, maka seseorang tidak akan sering makan karena

masih kenyang. Ini menguntungkan untuk mencegah terjadinya obesitas.

4. Banyak konsumsi serat.

Dengan mengkonsumsi serat akan membantu tubuh melancarkan faeces

yang akan dibuang, dan membantu mencegah berbagai penyakit lain.

Sumber serat yang baik adalah dari golongan serealia, sayur-sayuran dan

beberapa buah-buahan.

2.3. Masalah Obesitas pada Anak-anak

Kegemukan dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis

kegemukan pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat

sekali.

2.3.1. Gambaran klinis

1. Pertumbuhan berjalan cepat/pesat disertai adanya ketidakseimbangan

antara peningkatan berat badan yang berlebih dibanding dengan tingginya.

2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih

daripada yang normal dan kulit tampak lebih kencang.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 34: Dapus Obes 4

3. Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau

dibandingkan dengan dadanya (pada bayi).

4. Bentuk muka lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil,

mungkin disertai dengan bentuk dagunya berganda (dagu ganda).

5. Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila terjadi

pada anak laki-laki.

6. Perut membesar yang bentuknya cenderung menyerupai bandul lonceng

dan kadang-kadang disertai dengan garis-garis putih atau ungu (striae).

7. Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada

anak laki-laki tampak relatif kecil. Sebenarnya ukuran besarnya normal

akan tetapi hanya tersembul sedikit oleh karena sebagian besar terbenam

di dalam jaringan lemak di sekitarnya.

8. Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya pertumbuhan

kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa dewasa relatif

lebih pendek. Pada wanita menarche (haid pertama) biasanya tidak

terlambat.

9. Lingkaran lengan atas dan paha lebih besar dari normal dan tangan relatif

lebih kecil dan jari-jari yang bentuknya meruncing. Mungkin pula terdapat

keadaan dimana sendi tungkai dan tungkainya sendiri dapat mengganggu

gerakan.

10. Dapat terjadi gangguan psikologis berupa : gangguan emosi, sukar

bergaul, senang menyendiri dan sebagainya.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 35: Dapus Obes 4

11. Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru

yang disebut Sindroma Pickliwickian dengan gejala sesak nafas, sianosis,

pembesaran jantung dan kadang-kadang penurunan kesadaran.

2.3.2. Pemeriksaan klinis

1. Pada pemeriksaan darah dapat ditentukan gangguan endokrin.

2. Mungkin juga ditentukan gangguan metabolisme hidrat arang dan lemak.

3. Pada air seni (urine) ditemukan peningkatan pengeluaran zat tertentu.

Kelainan-kelainan tersebut akan menghilang sendiri jika kegemukannya

sembuh.

4. Pada pemeriksaan rontgen dapat ditemukan usia tulang yang relatif tua.

2.4. Determinan Obesitas

Ada beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya

kegemukan (obesitas) antara lain : jenis kelamin, umur, tingkat sosial ekonomi,

faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan, faktor psikologis dan faktor

genetik (Salam, 1989).

2.4.1. Jenis kelamin

Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama mulai pada saat

remaja, hal ini mungkin disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal

(Salam, 1989).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 36: Dapus Obes 4

Menurut International Dietary Energy Consultative Group (1989),

perempuan sedikit lebih gemuk daripada laki-laki pada saat kelahiran sampai bayi

dan anak-anak, komposisi tubuh berbeda nyata antara jenis kelamin selama

remaja. Pada remaja dimana periode pertumbuhan, cepat dari berat badan dan

tinggi badan disertai dengan peningkatan massa bebas lemak dan lemak tubuh.

2.4.2. Umur

Obesitas sering dianggap kelainan pada umur pertengahan. Obesitas yang

muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai dengan perkembangan

rangka yang cepat. Anak yang obesitas cenderung menjadi obes pada saat remaja

dan dewasa (Salam, 1989).

2.4.3. Tingkat sosial ekonomi

Obesitas banyak dijumpai pada kalangan remaja, yang kemungkinan lebih

disebabkan oleh karena banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Terjadinya obesitas pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi

rendah disebabkan karena tingginya konsumsi makanan sumber karbohidrat,

sementara konsumsi protein rendah. Menurut Le Bow, prevalensi kegemukan

tergantung pada tingkat sosial ekonomi, kebudayaan dan kriteria, kira-kira 40%

pada tingkat sosial ekonomi dan 25% pada tingkat sosial ekonomi tinggi (Le Bow,

dalam Herini,1999).

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kualitas

dan kuantitas hidangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, berarti semakin baik

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 37: Dapus Obes 4

kualitas dan kuantitas makanan yang diperoleh, seperti membeli buah, sayuran,

dan aneka ragam jenis makanan (Berg, 1986 dalam Rijanti, 2002).

Menurut Mukawi (1981 dalam Afifa, 2003), menyatakan intake kalori

dipengaruhi oleh status ekonomi, salah satu ukuran status ekonomi adalah tingkat

pendapatan total yang diterima oleh keluarga. Peningkatan tingkat pendapatan

akan mempengaruhi kebiasaan makan, pada sebagian masyarakat cenderung

untuk makan berlebihan.

2.4.4. Faktor lingkungan

Adalah kenyataan bahwa pola makan, jumlah dan komposisi nutrisi dalam

makanan, serta intensitas aktivitas tubuh merupakan hal yang paling berpengaruh

dalam terjadinya obesitas. Gaya hidup modern dan santai seringkali tidak

menyadari jumlah masukan kalori disamping kurang memperhatikan kaidah gizi

seimbang, seperti makan fast food merupakan acara sehari-hari, ngemil makan

berkalori tinggi dan tinggi karbohidrat pada saat nonton televisi atau bioskop, dan

sebagainya (Salam, 1989).

Menurut Khumaidi (1989) tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh orang

lain dan untuk memperoleh kepuasan atau ketidakpuasan hati, orang tersebut

melakukan pertimbangan-pertimbangan di dalam keadaan atau apa yang

dipikirkan sebelum membuat keputusan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 38: Dapus Obes 4

2.4.5. Aktivitas fisik

Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan

orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas

fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga

cenderung pada orang-orang yang kurang melakukan aktivitas menjadi gemuk

(Salam, 1989).

Hasil penelitian Subardja dkk (2000) menjelaskan bila dibandingkan

besarnya hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik, ternyata aktivitas fisik

lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan

bahwa, pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak.

2.4.6. Kebiasaan makan

Elizabeth dan Sanjur (1981) dalam Suhardjo (1989) menjelaskan bahwa

ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik

individu, karakteristik makan/pangan dan lingkungan. Kebiasaan makan

seseorang dibentuk dari kemampuan dan taraf hidupnya, dimana makin baik taraf

hidupnya, makin meningkat daya belinya dan makin tinggi mutu makanan yang

tersedia untuk keluarga.

Kebiasaan makan menurut Khumaidi (1989) adalah tingkah laku manusia

atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan, meliputi

sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Koentjaraningrat (1984) dalam

Khumaidi (1989) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga dan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 39: Dapus Obes 4

masyarakat dipengaruhi oleh faktor budaya, lingkungan sosial, ekonomi,

lingkungan ekologi, ketersediaan makanan, dan faktor perkembangan teknologi.

2.4.7. Pola konsumsi

Almatsier (2002) menyatakan bahwa keseimbangan energi dicapai bila

energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang

dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Kelebihan

energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang

dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya,

terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh

kebanyakan makan dalam hal jenis karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga

karena kurang gerak.

Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, namun jika tubuh

mengalami kekurangan zat energi maka fungsi protein terlebih dahulu untuk

menghasilkan energi atau untuk membentuk glukosa. Jika protein dalam keadaan

berlebihan maka protein akan mengalami deaminase yaitu nitrogen yang

dieluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan

disimpan dalam tubuh. Dengan demikian bila mengkonsumsi protein berlebihan

dapat menyebabkan kegemukan.

Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) angka

kecukupan energi yang dianjurkan untuk anak laki-laki usia 10 – 12 tahun sebesar

2000 kkal/orang/hari dan protein 45 gr/orang/hari, untuk anak perempuan usia 10

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 40: Dapus Obes 4

– 12 tahun 1900 kkal/orang/hari dan protein 54 gr/orang/hari dan konsumsi lemak

total dianjurkan tidak lebih dari 25% dari total energi.

2.4.8. Faktor keturunan

Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak dari orang tua

normal mempunyai peluang 10% menjadi obesitas. Peluang tersebut akan

meningkat menjadi 40 – 50%, bila salah satu orangtuanya menderita obesitas dan

akan meningkat menjadi 70 – 80% bila kedua orangtuanya menderita obesitas

(Wirakusumah, 1997 dalam Welis, 2003).

2.5. Penilaian Status Gizi Anak

Penilaian status gizi anak balita dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung penilaian status gizi anak balita dapat dibagi menjadi 4

penilaian yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia dan Biofisik.

1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri.

Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein

dan energi dimana ketidakseimbangan dapat terlihat pada pertumbuhan

fisik. Indeks antropometri yang umum digunakan adalah berat badan

terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat

badan terhadap tinggi badan (BB/TB).

2. Penilaian Status Gizi Secara Klinis.

Pemeriksaan klinis merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang

didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 41: Dapus Obes 4

dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

seperti kulit, mata dan rambut. Penggunaan metode klinis biasanya untuk

survey klinis secara cepat dimana dapat mendeteksi secara cepat tanda-

tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi yang

dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang

dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat

penyakit.

3. Pemeriksaan Status Gizi Secara Biokimia.

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang

diuji secara laboratorium yang dilakukan pada jaringan tubuh manusia

seperti darah, urine dan tinja. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan

bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

4. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik.

Penilaian status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan

fungsi dan perubahan struktur dari jaringan tubuh misalnya tes adaptasi

gelap untuk melihat kejadian buta senja.

Dari ke 4 cara penilaian status gizi secara langsung, antropometri

merupakan cara yang sering digunakan untuk menilai status gizi anak balita

karena pengukuran antropometrik merupakan relative paling sederhana. Dalam

pengukuran antropometrik dilakukan beberapa pengukuran yang menjadi

indikator antropometri yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar

lengan atas kemudian indikator tersebut dibandingkan dengan umur.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 42: Dapus Obes 4

2.5.1. Antropometri sebagai indikator status gizi

Status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan dalam jumlah cukup dan

dalam kombinasi pada waktu yang tepat semua zat-zat gizi di tingkat sel yang

diperlukan tubuh untuk tumbuh berkembang dan berfungsi normal semua anggota

badan.

Salah satu alat ukur status gizi yang telah digunakan dalam kegiatan dan

program gizi adalah antropometri. Penggunaan antropometri sebagai alat ukur

status gizi semakin mendapat perhatian karena didorong oleh tersedianya alat ukur

untuk menilai status gizi yang dapat digunakan secara luas dalam program-

program gizi masyarakat.

Dibandingkan dengan cara pengukuran status gizi lain antropometri dapat

dikatakan mempunyai spesifisitas rendah, karena hampir seluruh zat gizi terlibat

dalam proses pertumbuhan. Namun demikian antropometri pada umumnya

dianggap sebagai alat pengukur status gizi yang amat sensitif. Tingginya

sensitivitas ini ditunjukkan dengan faktor bahwa proses penyesuaian terhadap

kekurangan zat gizi (khususnya KKP) menyangkut keterlambatan tubuh serta

penggunaan lemak dan otot.

2.5.2. Indeks massa tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantau

status gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan berat

badan. Pada penelitian ini menggunakan IMT berdasarkan umur (2 – 20 tahun)

dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 43: Dapus Obes 4

Tahun 2000 dan diplotkan dalam grafik Centers for Disease Control and

Prevention (CDC).

Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State

Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah :

Tabel 2.1. Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin

Kategori Status Gizi IMTGizi Kurang < 5 percentileGizi Normal 5 – 84 percentileGizi Lebih 85 – 94 percentileObesitas 95 percentile

Sumber : United State Department of Health and Human Service Tahun 2000.

Menurut Dietz and Robinson (1983) dalam Mariani menyatakan bahwa

keuntungan IMT adalah tinggi badan dan berat badan, mudah diukur oleh tenaga

yang cukup dilatih sekedarnya, namun IMT tidak mengukur kegemukan secara

langsung. Selain itu harus lebih berhati-hati dalam menggunakan IMT sebagai

ukuran kopisisi tubuh pada anak dan remaja.

2.6. Landasan Teori

Menurut Sjarif (2003), obesitas dapat terjadi karena ketidak seimbangan

antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi

yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Asupan energi yang

berlebihan disebabkan konsumsi energi yang berlebihan, sedangkan keluaran

energi yang rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisik

dan efek termogenesis makanan. Gangguan hemostasis energi ini disebabkan oleh

faktor idiopatik (obesitas primer atau nutritional) sedangkan faktor endogen

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 44: Dapus Obes 4

(obesitas sekunder atau non nutritional, yang disebabkan oleh kelainan hormonal,

sindrom atau efek genetik).

Secara garis besar faktor yang berperan terhadap terjadinya obesitas

dikelompokkan menjadi faktor genetik dan faktor lingkungan.

2.6.1. Faktor keturunan

Obesitas sudah dapat terjadi pada bayi, balita, pada anak usia 6 tahun,usia,

remaja, dengan salah satu orang tua obesitas akan menetap sampai dewasa. Bila

kedua orang tua obesitas, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obesitas

dan bila kedua orang tua tidak obesitas maka prevalensi obesitas akan turun

menjadi 14%. Peningkatan risiko obesitas tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh

gen atau faktor lingkungan dalam keluarga.

2.6.2 Faktor lingkungan

Mengelompokkan faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab

terjadinya obesitas menjadi lima yaitu perilaku makan, aktivitas fisik, psikologis,

steroid dan sosilal ekonomi. Menurut Budiyanto (2002) ada beberapa aspek yang

mempengaruhi kegemukan (obesitas) yaitu :

1. Aspek gizi. Seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan

energi. Kelebihan energi dalam tubuh diubah menjadi lemak dan ditimbun

pada tempat-tempat tertentu.

2. Aspek ekonomi. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food)

seperti hamburger, fried chicken, hot dog, dan lain-lain. Makanan tersebut

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 45: Dapus Obes 4

relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat

ekonomi menengah keatas. Dari segi kesehatan dapat mengganggu

kesehatan karena banyak mengandung lemak tinggi sehingga

menyebabkan kegemukan.

3. Aspek sosial budaya. Dalam masyarakat Indonesia mempunyai pola

makan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita

cenderung banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

karbohidrat. Kebiasaan yang tidak baik adalah meniru, dalam hal ini

meniru mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana makanan tersebut

popular pada orang-orang barat.

Menurut Soetjiningsih dkk (1996), obesitas merupakan faktor yang sering

terjadi pada masa anak-anak dan merupakan masalah kesehatan penting karena

berdampak terhadap fisiologis maupun medis yang berlanjut sampai dewasa.

Hasil penelitiannya dinyatakan bahwa 41% anak obesitas pada usia 7 tahun akan

menjadi obesitas pada usia dewasa.

Penilaian jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi individu menurut

Hadi (2003), dan Gibson (1990), dapat dikelompokkan menjadi :

1. Mengingat makanan (food recall) yang dimakan oleh individu selama 24

jam sebelum dilakukan wawancara. Contoh makanan (food model) dapat

dipakai sebagai alat bantu. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

diperkirakan atau dihitung dengan ukuran rumah tangga yang kemudian

dikonversikan ke dalam ukuran berat. Pemakaian metode food recall ini

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 46: Dapus Obes 4

digunakan untuk mengukur rata – rata konsumsi makanan dan zat gizi

kelompok masyarakat yang jumlahnya besar.

2. Pencatatan makanan yang dimakan (food records) oleh individu dalam

jangka waktu tertentu, jumlahnya ditimbang dan diperkirakan dengan

ukuran rumah tangga.

3. Frekuensi konsumsi makanan (food frequency questionaire) adalah recall

makanan yang dimakan pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar

bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini merekam keterangan

tentang berapa kali konsumsi bahan makanan dalam sehari, seminggu,

sebulan, tiga bulan atau jangka waktu tertentu.

4. Riwayat makan (dietary history) yaitu mencatat apa saja yang dimakan

dalam waktu lama. Cara ini memerlukan petugas wawancara yang terlatih.

Periode yang diukur biasanya adalah selama 6 bulan atau 1 tahun yang

lalu. Metode wawancara ini merupakan modifikasi dari cara recall 24 jam

untuk dapat memperoleh informasi tentang makanan yang dikonsumsi,

frekuensi dan kebiasaan makan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 47: Dapus Obes 4

2.7. Kerangka Teori

Genetik

Jenis Kelamin

Umur

TingkatPendidikan

Pekerjaan

KemudahanHidup

KemajuanTeknologi

Sosial Ekonomi

FaktorLingkungan

Fisiologi

Pola Konsumsi :•Frekuensi Makan• Jumlah Zat Gizi• Jenis Makanan

Gaya Hidup :•Aktivitas Fisik• Pengetahuan Gizi

Pelayanan Kesehatan :•Demografi• Epidemiologis

Obesitas yang terjadipada umur sebelumnya

Hormonal

Obesitas

Gambar 1. Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 48: Dapus Obes 4

VARIABELDEPENDEN

VARIABELINDEPENDEN

2.8. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep penelitian adalah

sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Karakteristik Individu- Jenis Kelamin- Umur- Pekerjaan Orang Tua- Pendidikan Orang Tua

Pola Konsumsi- Frekuensi Makan- Jumlah Zat Gizi- Jenis Makanan

Aktivitas Fisik

OBESITAS

Keturunan

Faktor Lingkungan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 49: Dapus Obes 4

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan

pada kejadian obesitas anak di SD Swasta Kecamatan Medan Baru Kota Medan

digunakan rancangan penelitian case control.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dari bulan Nopember 2007

sampai dengan Maret 2008. Dimulai dengan melakukan penelusuran kepustakaan,

konsultasi judul, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data dan

analisa data, serta penyusunan laporan akhir.

- Pola Konsumsi- Aktivitas Fisik- Keturunan

- Pola Konsumsi- Aktivitas Fisik- Keturunan

KASUS

KONTROL

SAMPEL

Gambar 3. Rancangan Penelitian Kasus – Kontrol.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 50: Dapus Obes 4

3.2.2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 7 Sekolah Dasar swasta di Kecamatan

Medan Baru, Kota Medan, yakni SD ST. Thomas 5, SD ST. Thomas 6, SD

Singapore International School, SD Advent IV, SD Pembangunan Didikan Islam,

SD YPTI Al- Bukhari Muslim, SD Dharma Putra. Survey pendahuluan yang

dilaksanakan di 7 SD swasta tersebut, pada bulan September 2007 dan melibatkan

786 murid, menunjukkan bahwa prevalensi kejadian obesitas : murid laki – laki

sebesar 25,65 % dan murid perempuan sebesar 19,50 %.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Swasta di

Kecamatan Medan Baru Kota Medan, kelas IV, V dan VI yang berumur 10 – 12

tahun.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri

dari kasus dan kontrol. Untuk mengurangi kemungkinan adanya bias, maka kasus

dan kontrol diambil dalam satu populasi dengan kriteria :

1. Kasus adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas IV,

V dan VI umur 10 – 12 tahun yang menderita kegemukan (obesitas) laki-

laki dan perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan menggunakan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 51: Dapus Obes 4

metode antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB).

2. Kontrol adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas

IV, V dan VI umur 10 – 12 tahun yang mempunyai berat badan normal

sesuai dengan baku CDC-NCHS laki-laki dan perempuan. Kasus diukur

status gizinya dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks

berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Adapun besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus di

bawah ini (Lemeshow, 1997) :

pQdanR

RPP

QPZann −=

+=

−+

== 1,1

;2)2/1(

.2/21

β

Keterangan:

R = Perkiraan Odds Ratio = 2

α = 0,05 αZ→ = 1,96

β = 0,10 βZ→ = 1,28

P = 2/1 + 2 = 0,66; Q = 1 - 0,66 = 0,34

2)5,066,0(

34,0.66,028,12/96,121

−+

== nn

2)16,0(

5816,121 == nn

n = 97,7 à 98 anak sekolah dasar (SD).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 52: Dapus Obes 4

Maka berdasarkan hasil perhitungan di atas didapat jumlah sampel

minimal untuk kasus = 98 anak sekolah dasar (SD) dan kontrol 98 anak sekolah

dasar (SD).

3.3.3. Metode pengambilan sampel

Untuk mengambil 98 kasus dan 98 kontrol, dilakukan :

1. Sampel diambil secara Stratified random sampling berdasarkan kelas

sampel yakni kelas IV, V, VI.

2. Penentuan kasus dan kontrol dilakukan matching terhadap umur, jenis

kelamin, asal sekolah dan kelas yang sama.

3. Bila ditemukan > 98 kasus obesitas maka akan dilakukan pemilihan kasus

secara Stratified random sampling untuk mendapatkan jumlah yang

ditetapkan, yaitu minimal 98 kasus.

4. Bila ditemukan < 98 kasus obesitas maka akan diambil dari populasi kelas

lain dengan sekolah yang sama hingga mencapai jumlah yang ditetapkan,

yaitu minimal 98 kasus.

Tabel 3.1. Distribusi Pengambilan Sampel, secara Stratified RandomSampling

No. Nama Sekolah Jlh SiswaObesitas

JumlahResponden

1.2.3.4.5.

SD Swasta Al BukhariSD Swasta PDISD Swasta SISSD Swasta St. Thomas 5SD Swasta St. Thomas 6

1312426459

77

213330

JUMLAH 192 98

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 53: Dapus Obes 4

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer

1. Data primer terdiri dari data hasil wawancara dan pengukuran, yaitu IMT

responden, jenis kelamin, umur, karakteristik orang tua, frekuensi makan,

kebiasaan konsumsi makanan, asupan zat gizi (energi, protein dan lemak),

aktivitas fisik dan keturunan.

2. Data tentang obesitas yang dikumpulkan dengan cara melakukan

pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat badan diukur dengan

menggunakan timbangan injak merk electronic personal scale yang

berkapasitas 150 kg dengan ketelitian 0.1 kg. Sampel diukur pada posisi

berdiri tegak tepat di tengah timbangan dan tanpa menggunakan alas kaki.

Pembacaan angka dilakukan setelah angka penunjuk tidak bergerak.

Sedangkan data tinggi badan diukur dengan menggunakan alat ukur

microtoise berskala 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm. Sampel di ukur

dalam posisi tegak, muka lurus ke depan dan tanpa menggunakan tutup

kepala. Besi pengukur yang vertikal diturun naikkan hingga batang

pengukur yang horizontal menyentuh tepat di atas kepala sampel. Posisi

sampel membelakangi alat ukur dan pembacaan dilakukan dari salah satu

sisi badan sampel.

3. Data pola konsumsi dilakukan dengan cara wawancara langsung pada

responen dengan menggunakan kuesioner penelitian, Food Frequency

Questionaire (FFQ) dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 54: Dapus Obes 4

jam. Data konsumsi makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat

kecukupan gizi (energi protein dan lemak), yang diperoleh dari

perbandingan zat gizi yang dikonsumsi dengan yang dianjurkan (AKG)

dikali 100 %. Jumlah porsi dari ukuran rumah tangga (URT)

dikonversikan ke dalam ukuran gram untuk di analisa. Data kebiasaan

makan dianalisa berdasarkan jenis makanan dan frekuensi makan anak.

Data tentang :

a. Karakteristik Responden

b. Pola Konsumsi

c. Aktivitas Fisik

d. Keturunan

dilakukan dengan cara wawancara yang dipandu penggunaan kuesioner.

4. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 10 (sepuluh) orang

mahasiswa D3 Gizi Lubuk Pakam sebagai enumerator. Enumerator

sebelumnya dilatih dan diberi pengarahan terlebih dahulu, terutama

tentang cara pengukuran dan wawancara yang baik, pemahaman isi

kuesioner, dan cara mengisinya. Pelatihan ini berguna untuk menyamakan

persepsi enumerator dalam memperoleh data yang akurat.

3.4.2. Data sekunder

Data gambaran umum sekolah yang meliputi jumlah siswa dan alamat

sekolah SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Data jumlah siswa

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 55: Dapus Obes 4

yang ada di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dan juga dari

Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Variabel terikat

Kegemukan (Obesitas) adalah suatu keadaan patologis akibat terdapatnya

timbunan lemak yang berlebihan pada tubuh, dengan cara pengukuran

antropometri, yaitu dengan menggunakan percentile 95 kurva IMT dari baku CDC

- NCHS untuk laki-laki dan perempuan usia 2 – 20 tahun, , (Kuczmarski, 2002)

(skala ordinal).

3.5.2. Variabel bebas

1. Karakteristik responden adalah data yang meliputi jenis kelamin, umur,

pekerjaan bapak, pekerjaan ibu, pendidikan bapak dan pendidikan ibu.

2. Pola Konsumsi adalah gambaran kebiasaan makan terdiri dari jumlah

makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan dalam sehari dan banyaknya

jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari yang ditanyakan dengan

menggunakan food frequency questionaire.

3. Asupan Zat Gizi adalah sejumlah energi, protein dan lemak yang

dikonsumsi dalam sehari (skala rasio)

4. Frekuensi Makan adalah jumlah kali makan yang dikonsumsi sebagai

sumber energi, protein dan lemak dalam sehari selama 1 bulan terakhir,

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 56: Dapus Obes 4

yang dikumpulkan melalui metoda frekuensi dengan wawancara (skala

ordinal).

5. Jenis Makanan adalah sejumlah jenis makanan yang dikonsumsi dalam

sehari sebagai sumber energi, protein dan lemak.

6. Aktivitas Fisik adalah jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan oleh sampel selama 24 jam yang dikelompokkan menjadi

aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan

pedoman CDC (8). Aktivitas fisik dibagi dalam 3 kategori yaitu berat,

sedang dan ringan.

Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar

jemput, les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggris, mengasuh

adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station,

main komputer, belajar di rumah.

Aktivitas fisik sedang antara lain : bermain di sekolah, berjalan, bersepeda,

mengikuti kegiatan pramuka, bermain musik, paduan suara, band, palang

merah, bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil,

memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur,

setrika.

Aktivitas fisik berat antara lain : menari, drum band, bela diri, aero

modeling, sepak bola, basket, renang, badminton, tennis lapangan,

taekwondo, aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air

(CDC-NCHS/2002).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 57: Dapus Obes 4

7. Keturunan adalah sifat genetika yang menjadi bawaan bapak dan ibu

responden. Status gizi orang tua yang dihitung dari perbandingan antara

berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m2), berdasarkan kategori

IMT (Depkes RI, 1994) :

Obesitas : > 27,0

Overweight : > 25,0 – 27,0

Normal : > 18,5 – 25,0

Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,5

Kurus tingkat berat : < 17,0

3.6. Aspek Pengukuran

Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan data

yang ingin diperoleh dari indikator variabel yang telah ditentukan. Bentuk

pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran nominal dan ordinal.

3.6.1. Aspek pengukuran variabel bebas

Aspek pengukuran untuk variabel bebas adalah faktor keturunan

(genetika), pola konsumsi dan aktivitas fisik.

1. Variabel Pola Konsumsi.

Pola konsumsi diukur dengan cara wawancara langsung pada responen

dengan menggunakan kuesioner penelitian, food frequency questionaire

dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24 jam. Konsumsi

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 58: Dapus Obes 4

makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat kecukupan gizi (energi, protein

dan lemak), yang diperoleh dari perbandingan zat gizi yang dikonsumsi

dengan yang dianjurkan (AKG) dikali 100 %.

2. Aktivitas Fisik.

Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dalam bentuk kuesioner

tentang pola kebiasaan – kebiasaan aktivitas fisik yang sering dilakukan

oleh siswa sekolah dasar. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan dihitung

frekuensi dan durasinya berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan sehari

– hari. Berbagai jenis aktivitas tersebut lalu dikelompokkan menjadi

aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan

pedoman CDC-NCHS (2000).

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik

JenisVariabel

NamaVariabel Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Variabelbebas

Aktivitasfisik

Kuesioner Nominal 1. Berat2. Sedang3. Ringan

3. Variabel Faktor Keturunan.

Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas,

dilakukan dengan menggunakan IMT orang tua responden.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 59: Dapus Obes 4

3.6.2. Aspek pengukuran variabel terikatUntuk mengetahui kejadian obesitas, dilakukan pengukuran berat badan

dan pengukuran tinggi badan secara bersamaan pada hari yang sama. Pengukuran

kejadian obesitas didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus BB

(kg) / TB2 (m2) (WHO, NCHS).

Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas

JenisVariabel

NamaVariabel Cara Ukur Skala

Ukur Hasil Ukur

VariabelTerikat

KejadianObesitas

PenimbanganBerat Berat

PengukuranTinggi Badan

Nominal

Nominal

Obesitas danTidak Obesitas

3.7. Metode Analisa Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang

berskala nominal dan ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan

analisa yang digunakan adalah analisa statistik. Teknik analisa statistik yang

digunakan adalah uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 60: Dapus Obes 4

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran umum lokasi penelitian

SD Al-Bukhari Muslim berlokasi di jalan Sriwijaya dengan jumlah siswa

kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 53 orang. SD Swasta Dharma Putra

yang berlokasi di jalan Darat dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur

sebanyak 41 orang. SD Swasta PDI berlokasi di jalan Letjen Jamin Ginting

dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 121 orang. SD

Swasta SIS berlokasi di jalan Abdullah Lubis dengan jumlah siswa kelas IV, V

dan VI yang diukur sebanyak 154 orang. SD Swasta St. Thomas 5 berlokasi di

jalan Mataram dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 148

orang. SD Swasta St. Thomas 6 berlokasi di jalan Mataram dengan jumlah siswa

kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 158 orang. SD Swasta Advent 4

berlokasi di jalan Bahagia dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur

sebanyak 42 orang. Secara Rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta

No. Nama Sekolah Alamat Jlh Siswa yangDiukur (orang)

1.2.3.

4.

5.6.7.

SD Swasta Al BukhariSD Swasta Dharma PutraSD Swasta Pembangunan DidikanIslam (PDI)SD Swasta Singapore InternationalSchool (SIS)SD Swasta St. Thomas 5SD Swasta St. Thomas 6SD Swasta Advent 4

Jl. SriwijayaJl. DaratJl. Letjen JaminGintingJl. Abdullah Lubis

Jl. MataramJl.MataramJl. Bahagia

5341121

154

14815842

JUMLAH 727

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 61: Dapus Obes 4

4.2. Karakteristik responden

Hasil penelitian terhadap 196 siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru

Kota Medan, berdasarkan karakteristiknya, seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Siswa Sekolah Dasar Swasta berdasarkanKarakteristiknya di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

No. Karakteristik Responden Obes Tdk Obes pn % n %1. Pendidikan Bapak

SLTA> SLTA

791

7,192,9

1880

18,481,6

0,019

Jumlah 98 100,0 98 100,02. Pendidikan Ibu

SLTA> SLTA

3068

30,669,4

3860

38,861,2

0,230

Jumlah 98 100,0 98 100,03. Pekerjaan Bapak

Tdk pegawaiPegawai

5939

60,239,8

5246

53,146,9

0.313

Jumlah 98 100,0 98 100,04. Pekerjaan Ibu

Tdk pegawaiPegawai

5365

33,766,3

2573

25,574,5

0,211

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Berdasarkan pendidikan bapak, terlihat bahwa antara kelompok siswa

yang obesitas maupun yang tidak obesitas, pendidikan tertinggi bapak adalah >

SLTA yaitu S1 – S3 sebesar 92,9% dan 81,6%. Setelah diuji statistik,

menunjukkan ada pengaruh bermakna, antara tingkat pendidikan bapak dengan

terjadinya obesitas (p< 0,05).

Pendidikan ibu, tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, dimana p>

0,05, hal ini memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu pada kelompok siswa

yang obesitas dan tidak obesitas, pendidikan tertingginya, di atas SLTA (S1 –

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 62: Dapus Obes 4

S3) , masing-masing sebesar 69,4% dan 61,2%. Pekerjaan bapak dan ibu, pada

kelompok obesitas maupun yang tidak obesitas, menunjukkan tidak adanya

pengaruh yang bermakna dengan terjadinya obesitas (p>0,05). Pekerjaan bapak

tertinggi ditemukan pada kelompok obesitas dan tidak obesitas, yaitu sebagai

pegawai masing-masing 60,2% dan 53,1%. Pekerjaan ibu pada kelompok

obesitas dan tidak obesitas yang tertinggi yaitu bukan pegawai, masing-masing

sebesar 66,3% dan 74,5%.

4.3. Pola Konsumsi

1. Asupan zat gizi

Nilai asupan gizi didasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari data yang

terkumpul. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata asupan

energi 2056,1 kkal/hari. Sedangkan nilai rata-rata untuk asupan lemak sebesar

69,6 gram/hari dan nilai rata-rata untuk asupan protein 75,8 gram/hari.

Gambaran jumlah energi, lemak dan protein pada siswa sekolah dasar

swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, seperti pada Tabel 4.3 berikut :

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 63: Dapus Obes 4

Tabel 4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa SekolahDasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

No Jenis AsupanObes Tdk Obes

OR (95% CI) Pn % n %

1 Energi :• >2056,1kkal/hari• 2056,1kkal/hari

8216

83,716,3

1583

5,384,7

28,36 13,161-61,105 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,02 Lemak :

• > 69,6 gr/hari• 69,6 gr/hari

8018

81,618,4

1583

15,384,7

24,59 11,607-52,108 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,03 Protein :

• > 75,8 gr/hari• 75,8 gr/hari

6137

62,237,8

3761

37,862,2

2,718 1,526-4,843 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa asupan energi > 2056,1 kkal/hari

sebanyak 83,7% dimiliki oleh kelompok siswa yang obesitas, sementara yang

memiliki asupan energi 2056,1 kkal/hari ada 16,3%. Sebaliknya siswa yang

tidak mengalami obesitas 84,7% memiliki asupan energi 2056,1 kkal/hari,

sedangkan yang memiliki asupan energi > 2056,1 kkal/hari sebanyak 15,3%.

Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara asupan energi > 2056,1 kkal/hari dengan kejadian obesitas. Nilai

OR 28,36 (95% CI : 13,161-61,105) artinya siswa yang obesitas risikonya 28 kali

lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak

obesitas apabila asupan energinya > 2056,1 kkal/hari.

Tabel 4.3. juga menunjukkan bahwa asupan lemak > 69,6 gr/hari terdapat

pada siswa yang obesitas yaitu sebanyak 81,6%, sedangkan pada siswa yang tidak

obesitas sebanyak 15,3%. Sementara asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 18,4%

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 64: Dapus Obes 4

terdapat pada siswa yang obesitas, sedangkan siswa yang tidak obesitas memiliki

asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 84,7%.

Berdasarkan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara asupan lemak > 69,6 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR

24,59 (95% CI : 11,607-52,108) artinya siswa yang obesitas risikonya 25 kali

lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak

obesitas apabila asupan lemaknya > 69,6 gr/hari.

Hasil analisa bivariat terhadap asupan protein juga memberi gambaran

bahwa 62,2% siswa yang obesitas memiliki asupan protein sebesar > 75,8 gr/hari,

sedangkan yang memiliki asupan protein 75,8 gr/hari sebanyak 37,8%. Namun

untuk siswa yang tidak obesitas, asupan protein memiliki nilai yang kebalikannya.

Berdasarakan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara asupan protein > 75,8 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR

2,7 (95% CI : 1,526-4,847) artinya siswa yang obesitas risikonya sebesar 2,7 kali

lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak

obesitas apabila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari.

Persentase energi dan protein dari angka kecukupan gizi antara kelompok

obesitas dan tidak obesitas dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini :

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 65: Dapus Obes 4

Tabel 4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi

No.Angka

Kecukupan Gizi(AKG)

Obes Tdk ObesOR (95% CI) P

n % n %

1.Energi :• 100 % AKG

• > 100 % AKG

0

98

0

100

95

3

96,9

3,117,33 7,972-

37,689 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,02. Protein :

• 100 % AKG

• > 100 % AKG

0

98

0

100

14

84

14,3

85,72,167 1,852-2,535 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Dari Tabel 4.4. diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara asupan energi > 100% AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR

17,33 (95% CI : 7,972-37,689) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali lebih

besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas

apabila asupan energinya > 100% AKG.

Asupan protein > 100% AKG diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada

pengaruh yang bermakna antara asupan protein > 100% AKG dengan kejadian

obesitas. Nilai OR 2,167 (95% CI : 1,852-2,535) artinya siswa yang obesitas

risikonya 2 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan

kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya > 100% AKG.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 66: Dapus Obes 4

2. Frekuensi makan

Nilai frekuensi makan dihitung berdasarkan jumlah (kali) dalam sehari.

Berdasarkan data yang terkumpul, nilai rata-rata frekuensi makan siswa SD

Swasta di Kecamatan Medan Baru adalah 12,83 kali/hari, seperti pada Tabel 4.5.

berikut :

Tabel 4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari

Frekuensi MakanSehari

Obes Tdk ObesOR (95% CI) P

n % n %

>12,83 kali/hari

12,83 kali/hari

89

9

90,8

9,2

14

84

14,3

85,759,333 24,393-144,323 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Tabel 4.5. menunjukkan dengan frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari

diperoleh hasil 90,8% pada kelompok obesitas dan 14,3% pada kelompok tidak

obesitas. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari dengan kejadian

obesitas. Nilai OR 59,333 (95% CI : 24,393-144,323) artinya siswa yang obesitas

risikonya 59 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan

kelompok tidak obesitas apabila frekeunsi makan sehari > 12,83 kali/hari.

3. Jenis makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi siswa dihitung berdasarkan banyaknya

jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu hari. Berdasarkan data yang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 67: Dapus Obes 4

terkumpul, terlihat bahwa banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi paling

tinggi 24 jenis, sedangkan jumlah dari jenis makanan paling sedikit 6 jenis.

Untuk mendapatkan dua kategori jenis makanan didasarkan nilai cut-off jenis

makanan, dan diperoleh nilai 13 jenis makanan yang dikonsumsi per hari seperti

pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6. Jenis Makanan Dalam Sehari

Banyak JenisMakan Sehari

Obes Tdk ObesOR (95% CI) P

n % n %

> 13 jenis /hari

13 jenis /hari

81

17

82,7

17,3

12

86

12,2

87,834,147 15,361-75,909 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa siswa yang obesitas 82,7% memakan > 13

jenis makanan setiap hari dan hanya 17,3% yang makan 13 jenis /hari.

Sementara siswa yang tidak obesitas 12,2% makan > 13 jenis makanan setiap hari,

sedangkan yang makan 13 jenis /hari sebanyak 87,8%. Analisa bivariat

menunjukkan nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara

banyaknya mengkonsumsi jenis makanan dalam sehari yaitu > 13 jenis makanan

setiap hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 34,147 (95% CI : 15,361-75,909)

artinya siswa yang obesitas risikonya 34 kali lebih besar akan mengalami obesitas

dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila jenis makanan yang

dikonsumsi > 13 jenis sehari.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 68: Dapus Obes 4

4.4. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru ditetapkan

berdasarkan nilai rata-rata jam yang digunakan dalam melakukan aktivitas per

hari. Berdasarkan perhitungan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata

pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik ringan sebesar 10,9 jam/hari; rata-rata

untuk aktivitas fisik sedang sebesar 2,9 jam/hari dan aktivitas berat sebesar 1,5

jam/hari.

Pengaruh pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik terhadap kejadian

obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untukAktivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru KotaMedan

PenggunaanWaktu

Obes Tdk ObesOR (95% CI) p

n % n %Aktivitasringan :< 10,9 jam

10,9 jam

36

62

36,7

63,3

39

59

39,8

60,2

0,878 (0,494 – 1,563) 0,384

Jumlah 98 100,0 98 100,0AktivitasSedang :< 2,9 jam

2,9 jam

80

18

81,6

18,4

20

78

20,4

79,617,333 (8,530 – 35,222) 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0AktivitasBerat :< 1,5 jam

1,5 jam

92

6

93,9

6,1

36

62

36,7

63,3

26,407 (10,500-66,417) 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 69: Dapus Obes 4

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang obesitas 63,3%

menggunakan waktu untuk aktivitas ringan 10,9 jam, sementara yang

menggunakan waktu untuk aktivitas ringan < 10,9 jam ada 36,7%. Selanjutnya,

siswa yang tidak obesitas, 60,2% menggunakan waktu untuk aktivitas ringan

10,9 jam, sedangkan < 10,9 jam, ada 39,8%. Hasil analisa bivariat menunjukkan

tidak ada pengaruh aktivitas ringan terhadap kejadian obesitas (p > 0,05).

Siswa yang obesitas 81,6%, menggunakan waktu untuk aktivitas sedang <

2,9 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas sedang 2,9 jam,

18,4%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 79,6%, menggunakan waktu untuk

aktivitas sedang 2,9 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas

sedang < 2,9 jam, ada 20,4%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05

artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu

untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR

17,333 (95% CI : 8,530-35,222) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali

lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak

obesitas apabila menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam.

Siswa yang obesitas 93,9%, menggunakan waktu untuk aktivitas berat <

1,5 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam,

6,1%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 63,3%, menggunakan waktu untuk

aktivitas berat 1,5 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas

berat < 1,5 jam, ada 36,7%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya

ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu untuk

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 70: Dapus Obes 4

aktivitas berat 1,5 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR 26,407 (95% CI :

10,500-66,417) artinya siswa yang obesitas risikonya 26 kali lebih besar akan

mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila

menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam.

4.5. Keturunan

1. Pengaruh keturunan (bapak) terhadap kejadian obesitas

Pengaruh faktor keturunan terhadap Kejadian Obesitas pada siswa sekolah

dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.8

di bawah ini :

Tabel 4.8. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak Siswa SDSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

Status GiziBapak

Obes Tdk Obes OR (95% CI) pn % n %Obesitas

Tidak Obesitas

53

45

54,1

45,9

24

74

24,5

75,53,631 (1,977 –6,671) 0,0001

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak

obesitas, terdapat 53 (54,1%) siswa yang mengalami obesitas dan 24 (24,5%)

siswa yang tidak obesitas. Sedangkan dari 119 siswa yang memiliki bapak tidak

obesitas, terdapat 45 (45,9%) siswa mengalami yang obesitas dan 74 ( 75,5%)

siswa yang tidak obesitas.

Dari hasil uji statistik yang diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh

yang bermakna antara siswa yang memiliki bapak obesitas dengan kejadian

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 71: Dapus Obes 4

obesitas. Nilai OR 3,631 (95% CI : 1,977-6,671) artinya siswa yang obesitas

risikonya 3,6 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan kelompok

tidak obesitas apabila mempunyai bapak obesitas.

2. Pengaruh keturunan (ibu) terhadap kejadian obesitas

Pengaruh faktor keturunan (Ibu) terhadap Kejadian Obesitas pada siswa

sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada

tabel 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Ibu Siswa SDSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

Status Gizi Ibu Obes Tdk Obes OR (95% CI) Pn % n %

Obesitas

Tidak Obesitas

32

66

32,7

67,3

15

83

15,3

84,72,683 (1,341 – 5,366) 0,004

Jumlah 98 100,0 98 100,0

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas,

terdapat 32 (32,7%) siswa yang mengalami obesitas dan 15 (15,3%) siswa yang

tidak obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas,

terdapat 66 (67,3%) siswa mengalami obesitas dan 83 (84,7) siswa yang tidak

obesitas.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,005 artinya ada pengaruh yang

bermakna antara siswa yang memiliki ibu obesitas dengan kejadian obesitas. Nilai

OR 2,683 (95% CI : 1,341-5,366) artinya siswa yang obesitas risikonya 2,7 kali

lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak

obesitas apabila siswa memiliki ibu obesitas.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 72: Dapus Obes 4

4.6. Faktor Risiko yang Paling Dominan terhadap Kejadian Obesitas

Untuk menganalisa pengaruh faktor risiko terhadap kejadian obesitas

dilakukan uji regresi logistik. Faktor risiko yang dianalisa meliputi pola konsumsi,

faktor keturunan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah

dasar swasta. Dalam pemodelan, faktor yang dimasukkan dalam analisa adalah

faktor yang signifikan terhadap kejadian obesitas. Dalam menentukan signifikansi

faktor risiko, maka seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisa

menggunakan metode enter. Kemudian variabel yang tidak signifikan akan

dikeluarkan dari analisa satu persatu hingga diperoleh pemodelan yang paling

cocok.

Penentuan variabel independen sebagai faktor risiko yang paling

berpengaruh terhadap obesitas dengan melihat nilai Odds Ratio yang digambarkan

oleh nilai Exp (B), sedangkan tinggi-rendahnya pengaruh pada obesitas

didasarkan nilai slope (nilai B) dalam pemodelan.

Tabel 4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah DasarSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

No Variabel B p-value OR 95% CI1 Status Gizi Bapak 0,561 0,633 1,752 0,175 – 17,5732 Status Gizi Ibu 1,010 0,490 2,746 0,156 – 48,5053 Asupan Protein 0,787 0,506 2,197 0,216 – 22,4044 Asupan Lemak 4,116 0,004 61,316 3,860 – 974,0165 Asupan Energi 2,577 0,044 13,152 1,067 – 162,1116 Frekuensi Makan 3,838 0,012 46,418 2,304 – 935,2397 Jenis Makanan 2,907 0,013 18,298 1,859 – 180,0868 Aktivitas Sedang 2,544 0,042 12,737 1,098 – 147,7639 Aktivitas Berat 3,697 0,014 40,339 2,106 – 772,554

10 Constant -32,081 0,000 0,000

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 73: Dapus Obes 4

Dari hasil analisa di atas, diperoleh nilai p-value < 0,05 adalah variabel

asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas fisik

sedang dan aktivitas fisik berat. Sedangkan untuk variabel yang tidak signifikan

akan dikeluarkan dari analisa berikutnya yang dimulai dari variabel yang paling

besar nilai p-valuenya.

Berdasarkan dari tahapan analisa yang dilakukan untuk mendapatkan

pemodelan yang paling cocok, maka beberapa variabel yang tidak signifikan

dikeluarkan dari analisa meliputi variabel status gizi bapak, asupan protein dan

status gizi ibu sehingga akan didapatkan pemodelan yang paling sesuai. Analisa

tahap berikutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah DasarSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

No Variabel B p-value OR 95% CI1 Asupan Lemak 4,569 0,001 96,480 7,071 – 1316,4182 Asupan Energi 2,696 0,023 14,825 1,450 – 151,53223 Frekuensi Makan 3,464 0,007 31,958 2,602 – 392,5064 Jenis Makanan 3,301 0,003 27,127 3,137 – 234,5895 Aktivitas Sedang 2,529 0,030 12,536 1,270 – 123,7166 Aktivitas Berat 3,891 0,007 48,967 2,868 – 836,0187 Constant -29,357 0,000 0,000

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel asupan lemak, asupan energi,

frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas sedang dan aktivitas berat merupakan

variabel yang signifikan (p < 0,05) terhadap kejadian obesitas. Dengan demikian

gambaran di atas merupakan pemodelan yang paling sesuai dalam penelitian ini.

Apabila dilihat nilai ORnya, maka asupan lemak (OR = 96) memiliki

pengaruh yang paling besar terhadap kejadian obesitas yang diikuti oleh aktivitas

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 74: Dapus Obes 4

berat (OR = 49), frekuensi makan (OR = 32), jenis makanan (OR = 27), asupan

energi (OR = 15) dan aktivitas sedang (OR = 12,5), berarti asupan lemak memiliki

pengaruh sebesar 96 kali untuk terjadinya obesitas setelah dikontrol variabel lain.

Berdasarkan nilai OR nya, maka pemodelan secara matematis dapat

digambarkan sebagai berikut :

= 29,357 + 4,569 X1 + 3,891 X2 + 3,464 X3 + 3,301 X4 + 2,696 X5 + 2,529 X6

Dimana :

= Kejadian Obesitas.

X1 = Asupan Lemak

X2 = Aktivitas Berat

X3 = Frekuensi Makan

X4 = Jenis Makanan

X5 = Asupan Energi

X6 = Aktivitas Sedang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 75: Dapus Obes 4

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh pola konsumsi terhadap kejadian obesitas

Pola konsumsi dalam peneitian ini digambarkan dengan besarnya asupan

energi, asupan lemak dan asupan protein. Hasil uji Chi-square menunjukkan

ketiga jenis asupan tersebut signifikan terhadap kejadian obesitas (p < 0,05),

dimana untuk asupan energi > 2056,1 kkal/.hari berpeluang sebesar 28 kali terjadi

pada siswa yang obesitas (OR = 28,4 pada 95% CI : 13,161 – 61,105). Sedangkan

untuk asupan lemak menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang terkena

obesitas sebesar 25 kali dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas apabila

asupan lemak > 69,6 gr/hari. Demikian juga untuk asupan protein menunjukkan

siswa obesitas memiliki peluang akan terjadi sebesar 2,7 kali dibandingkan siswa

yang tidak obesitas bila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari (OR = 2,7 pada 95% CI :

1,526 – 4,843).

Hal ini sesuai dengan peneltian Ana Medawati dkk. (2005) Di Yogyakarta

yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi asupan energi semakin tinggi

kemungkinan untuk terjadinya obesitas pada remaja dan semakin tinggi asupan

lemak semakin tinggi untuk terjadinya obesitas.

Penelitian yang dilakukan di Brazil tentang hubungan antara tingkat

pengetahuan dan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah

dasar kelas 3 dan 4 oleh Rozane dan Elsa (2003), juga menemukan bahwa pola

konsumsi

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 76: Dapus Obes 4

merupakan variabel satu-satunya yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas

pada anak sekolah dasar kelas III dan IV, dan besarnya pengaruh pola konsumsi

dengan nilai OR sebesar 5,3 (CI 95 % : 1,1 – 24,9).

Kedua hasil penelitian tersebut di atas, didukung pendapat Suhardjo

(1989) yang menyatakan bahwa kebiasaan makan yang salah pada anak akan

mempertinggi risiko terjadinya obesitas. Kebiasaan tersebut meliputi frekuensi

makan, kebiasaan makan makanan camilan, atau jajanan. Pendapat ini, lebih

dipertajam oleh Musaiger (2004) yang menyatakan bahwa pola konsumsi dan

kebiasaan makan di Wilayah Mediternia Timur mengalami perubahan pada empat

dekade belakangan ini. Perubahan ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada

asupan energi dan lemak per kapita hampir di seluruh negara dan ini memiliki

peran dalam peningkatan risiko terjadinya obesitas di wilayah ini. Perubahan

ditandai dengan terjadinya pergeseran dari kebiasaan mengkonsumsi makanan

tradisional ke makanan ala barat dengan karakteristik kandungan lemak,

kolesterol, garam yang tinggi dan rendah serat.

Tingginya asupan energi, lemak dan protein pada kelompok siswa

obesitas, berpotensi pada terjadinya ketidakseimbangan antara asupan kalori

dengan kalori yang dipergunakan, sehingga menimbulkan terjadinya peningkatan

berat badan. Hal ini sesuai dengan pendapat CDC (2001) yang menyatakan bahwa

keseimbangan energi dapat diibaratkan seperti timbangan, dimana pertambahan

berat badan dapat terjadi ketika kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada kalori

yang digunakan. Laporan National Dietary Survey of Schoochildren tahun 1985

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 77: Dapus Obes 4

dan National Nutrition Survey yang dilaksanakan oleh Australian Food and

Nutrition Monitoring Unit tahun 1995, menyatakan bahwa terjadi peningkatan

asupan energi bagi anak berumur 10 – 15 tahun lebih dari 10 %, antara tahun 1985

dan 1995 (Cook dkk, 2001).

5.2. Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penggunaan waktu

untuk aktivitas fisik antara kelompok siswa yang obesitas dengan yang tidak ( p <

0,05), terutama menyangkut penggunaan waktu untuk aktivitas sedang dan

aktivitas berat. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang buruk

berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Analisa besar pengaruh penggunaan

waktu untuk aktivitas fisik terhadap obesitas khususnya aktivitas sedang

ditunjukkan nilai OR = 17,3 (95% CI: 8,530 – 35,222). Demikian juga

penggunaan waktu untuk aktivitas berat, menunjukkan adanya pengaruh terhadap

kejadian obesitas sebesar 26 kali. Artinya, siswa yang obesitas akan berpeluang

terkena obesitas 17 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak

obesitas apabila menggunakan waktu untuk aktivitas sedang < 2,9 jam. Siswa

yang obesitas, berpeluang terjadi sebesar 26 kali apabila menggunakan waktu

untuk aktivitas berat < 1,5 jam dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas.

Semakin sedikit penggunaan waktu siswa untuk melakukan aktivitas sedang dan

aktivitas berat, maka peluang terkena obesitas semakin besar.

Menurut Meenu dan Madhu (2001), menyatakan bahwa kehilangan

aktivitas fisik, akibat menonton televisi atau bermain video game lebih dari 1

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 78: Dapus Obes 4

(satu) jam setiap hari memiliki kontribusi yang signifikan terhadap obesitas pada

anak. Pendapat ini memperkuat ditemukannya data aktivitas fisik pada penelitian

sebagaimana Tabel 4.8 dimana kegiatan menonton TV selama 1 jam 60,2% dan >

1 jam 30,8 % pada kelompok siswa obesitas. Lebih jauh dikatakan oleh Musaiger

(2004) bahwa perubahan gaya hidup dan status sosial ekonomi di negara-negara

Mediternia Timur, berdampak pada aktivitas fisik. Ketersediaan kenderaan,

peningkatan peralatan elektrikal rumah tangga menyebabkan hidup lebih santai.

5.3. Pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak

obesitas, terdapat 53 (27,0%) siswa yang mengalami obesitas. Sedangkan dari 119

siswa yang memiliki bapak tidak obesitas, terdapat 45 (23,0%) yang obesitas.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0001, berarti pada alpha 5% dapat

disimpulkan ada pengaruh yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang

memiliki bapak obesitas dengan bapaknya yang tidak obesitas. Analisa besar

pengaruh keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 3,6 (95% CI: 1,977

– 6,671). Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 3,6 kali,

apabila bapaknya obesitas dibandingkan dengan siswa yang bapaknya tidak

obesitas.

Demikian juga untuk faktor obesitas ibu, hasil penelitian didapatkan

bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas, terdapat 32 (16,3%) siswa yang

mengalami obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas,

terdapat 66 (33,7%) siswa mengalami yang obesitas.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 79: Dapus Obes 4

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, berarti pada alpha 5% dapat

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang

memiliki ibu obesitas dengan ibunya yang tidak obesitas. Analisa besar pengaruh

keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 2,7 (95% CI: 1,341 – 5,366).

Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 2,7 kali, apabila

ibunya obesitas dibandingkan dengan siswa yang ibunya tidak obesitas.

Menurut hasil penelitian Padmiari (2002), bahwa ada keterkaitan yang erat

kejadian obesitas dengan orang tua yang kedua-duanya gemuk atau salah satunya

untuk menurun ke anaknya lebih besar, dimana ibu dapat meningkatkan risiko

kejadian obesitas sebesar 2,69 kali (95 % IC : 1,38 – 5,22), sedangkan ayah hanya

sebesar 1,99 kali (95 % IC : 1,02 – 3,92). Hal senada di ungkapkan oleh WHO

(2000) yang menyatakan bahwa risiko relatif seorang anak untuk menjadi obesitas

bila di dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga lainnya yang obesitas

adalah sebesar 4,7 sampai 8,6 kali lebih sering. Seturut dengan hal tersebut, hasil

studi Anjali (2004) menyatakan faktor keturunan sebesar 70 % mempengaruhi

kejadian obesitas. Hal senada dinyatakan oleh Loos (2003) prevalensi obesitas

dimana anggota keluarga lainnya mengalami obesitas bahwa 30 – 70 %

merupakan pengaruh biologis atau kontribusi keturunan. Anak yang obesitas

cenderung akan mengalami obesitas hingga dewasa dimana 40 – 70 % anak-anak

yang obesitas akan tetap obesitas hingga dewasa. Hasil studi ini diperkuat lagi

oleh Dhriti, dkk (2005) yang menyatakan bahwa dalam satu keluarga dimana

kedua orangtuanya diklasifikasikan mengalami obesitas ternyata 19,8 % anak-

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 80: Dapus Obes 4

anaknya akan mengalami obesitas. Hal ini dapat dibandingkan dengan hanya 6,7

% bila kedua orang tuanya tidak obesitas.

5.4. Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian obesitas

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diduga sebagai pencetus

terjadinya obesitas pada siswa sekolah dasar dilakukan uji regresi logistic dan

ternyata menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05) untuk faktor asupan lemak,

asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan yang dimakan dan aktivitas fisik.

Hasil analisa regresi menunjukkan semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin

tinggi peluang untuk terjadinya obesitas.

Berdasarkan keseluruhan proses analisa yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa dari sembilan faktor yang diduga berpengaruh terhadap

kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar, ternyata ada enam faktor yang secara

signifikan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar.

Siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 96 kali apabila

asupan lemaknya > 69,6 gr/hari setelah dikontrol oleh asupan energi, aktivitas

fisik siswa, frekuensi makan dan jenis makanan. Atau siswa yang obesitas

berpeluang terjadi obesitas sebesar 49 kali apabila aktivitas berat < 1,5 jam setelah

dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, aktivitas fisik sedang siswa, frekuensi

makan dan jenis makanan. Demikian juga siswa yang obesitas berpeluang terjadi

obesitas sebesar 32 kali (95% CI : 2,602 – 392,506) apabila frekuensi makannya >

13 kali/hari setelah dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, jenis makanan,

aktivitas sedang dan aktivitas berat. Selanjutnya siswa yang obesitas juga

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 81: Dapus Obes 4

berpeluang dapat terjadi obesitas sebesar 27 kali (95% CI: 3,137 – 234,589)

apabila banyaknya jenis makanan > 13 jenis/hari setelah dikontrol oleh asupan

lemak, asupan energi, frekuensi makan, aktivitas sedang dan aktivitas berat.

Untuk asupan energi menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang

terjadi obesitas sebesar 15 kali bila asupan energi > 2056,1 kkal/hari setelah

dikontrol asupan lemak, frekuensi makan, jenis makanan, dan aktivitas fisik.

Siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi obesitas sebesar 12 kali bila

aktivitas sedang < 2,9 jam/hari setelah dikontrol asupan lemak, asupan energi,

frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik berat.

Berdasarkan kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling

dominan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar adalah

asupan lemak (OR = 92,4).

Menurut Subardja dkk (2000) menyatakan bahwa bila dibandingkan

besarnya hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, ternyata pola aktivitas fisik

lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan

pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak. Senada

dengan hal tersebut, Keith SW dkk (2006) berpendapat bahwa aktivitas fisik yang

tidak baik dan pola makan yang buruk merupakan faktor paling dominan

menimbulkan risiko terjadinya obesitas, dan berbagai faktor lainnya yang saling

berkaitan. Pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Egger dan Swinburn

(1997) yang mengemukakan penyebab penting terjadinya obesitas adalah faktor

biologis (genetis), pola hidup dan faktor lingkungan. Faktor sosial seperti pola

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 82: Dapus Obes 4

hidup dan faktor lingkungan dalam bentuk pola konsumsi dan aktivitas fisik

mempengaruhi asupan energi dan energi yang dikeluarkan. Tingkat kerentanan

individual terhadap faktor tersebut di atas berkaitan dengan faktor genetis dan

faktor biologis lainnya, seperti gender, umur dan aktivitas hormonalnya.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 83: Dapus Obes 4

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan

kesimpulan, sebagai berikut :

1. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas siswa sekolah dasar

pada SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah asupan

lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik

terutama aktivitas fisik berat dan sedang. Sedangkan faktor keturunan

yang berkaitan dengan obesitas orang tua tidak mempengaruhi kejadian

obesitas.

2. Berdasarkan analisa yang dilakukan ternyata asupan lemak memiliki

pengaruh paling besar terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar

swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

6.2. Saran

Permasalahan gizi di lokasi penelitian terlihat telah mengarah ke masalah

gizi ganda, oleh sebab itu disarankan kepada :

1. Menggiatkan kembali monitoring status gizi anak sekolah terutama siswa

sekolah dasar untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan status

gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui Program Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) yang telah ada.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 84: Dapus Obes 4

2. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai gizi dan kesehatan

termasuk pola hidup sehat kepada siswa sekolah dasar.

3. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada

siswa, maupun orang tua siswa, dengan materi penyuluhan, antara lain :

masalah gizi lebih, termasuk cara pencegahan dan penanggulangannya,

dampak yang diakibatkan, pemilihan makanan jajanan yang sehat, pola

konsumsi yang sehat, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan,

dan pentingnya kebiasaan berolah raga.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 85: Dapus Obes 4

DAFTAR PUSTAKA

Abunain, Djumadias., 1990Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizidi Indonesia. Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; Akademi GiziDepkes RI.

Ana Medawati, Hanan Hadi, I.D.P. Pramantara, , 2005. Hubungan antara AsupanEmergi, Asupan Lemak dan Obesitas pada Remaja SLTP di KotaYogyakarta dan di Kabupaten Bantul, Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Anjali Jain, M.D., 2004. What Works for Obesity, A Summary of the Researchbehind Obesity Interventions, BMJ Publishing Group, London, UK.

Aritonang, E. Siagian Albiner., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan GiziLebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. LembagaPenelitian Universitas Sumatera Utara.

_________, 2000. Pola Konsumsi Pangan, Hubungannya dengan Status Gizi danPrestasi Belajar Pada Sekolah Dasar di Daerah Endemik GAKY DesaKutadame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Sumatera Utara.Digital Library USU, Medan.

BAPPENAS, 2004. Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar dalam MencapaiTarget Nasional dan Komitmen Global. Jakarta.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2000. 1600 Cliffon Rd,Atlanta, GA 30333, USA.

Cook T, Rutis Houser I & Seelig. M, 2001. Comparable Data on Food andNutrient Intake.

Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat2010. Jakarta.

_________, 1992. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, TentangKesehatan. Jakarta.

__________, 2001. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2003. Jakarta.

Dietz, W.D., Gortmaker, S.L., 2001. Preventing Obesity in Children andAdolescents. Annu Rev Pub Health, 22.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2003. Profil Kesehatan PropinsiSumatera Utara. Medan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 86: Dapus Obes 4

Egger. G, Swinburn B. , 1997. An Ecological Approach to the Obesity Pandemic.BMJ Publishing Group, London, UK.

Gibson, R.S., 1990. Principle of Nutritional Assessment New York, OxfordUniversity Press.

Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya TerhadapKebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.

Herini, E.S. 1999. Karakteristik Keluarga dengan Anak Obesitas, dalam BeritaKedokteran Masyarakat, Vol. XV.

Imam, Sukiman, 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang BidangIlmu Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ismail D, 1999. Pola Makan dan Jajanan Anak Sekolah Dasar di Yogyakarta.Berita Kedokteran Masyarakat. Yogyakarta.

Jalal, Fasli dan Soekirman,1990. Pemanfaatan Antropometri Sebagai IndikatorSosial Ekonomi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; AkademiGizi Depkes RI.

Keith, S.W. et al., 2006. Putative Contributors to the Secular Increase in Obesity;Exploring the Roads Less Traveled. Int J. Obes.

Khomsan, Ali. dkk.,2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Cetakan -1, PenerbitPenebar Swadaya, Jakarta.

Khumaidi, 1994. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB Bogor.

Krisno A, Moch., 2002. Gizi dan Kesehatan, Edisi Pertama, Desember 2002,Jakarta.

Lemeshow, S., David, W.H., Janelle, K., Stephen K.L., 1997. Besar Sampeldalam Penelitian Kesehatan, Pramono, D. (Alih Bahasa), Yogyakarta,Gajah Mada University Press.

Mahdiah, 2004. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food denganKejadian Obesitas Pada Remaja SLTP Kota dan Desa di DaerahIstimewa Yogyakarta. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca SarjanaUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 87: Dapus Obes 4

Meenu Singh, Madhu Sharma, 2005. Risk Factors for Obesity in Children,Department of Pediatrics, Advanced Pediatric Center, PostgraduateInstitute of Medical Education and Research, Chandigarh, India.

Musaiger, A.O., 2004 Overweight and Obesity in the Eastern MediterranianRegion : Can We Control It?., Eastern Mediterranian Health Journal.

Nasar, S.S., 1995. Obesitas pada Anak : Aspek Klinis dan Pencegahan, NaskahLengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak,XXXV, Jakarta.

Padmiari. Ida. A, 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food SebagaiFaktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Anak SD di Kota Denpasar,Bali. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Rozane Marcia Triches, Elsa Regina Justo Giugliani, 2003. Obesity, Eating Habitsand Nutritional Knowledge among School Children.

Salam, M.A., 1989, Epidemiologi dan Patologi Obesitas dalam ObesitasPermasalahan dan Penanggulangannya, Laboratorium FarmakologiKlinik, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta.

Samsudin, 1993, Obesitas pada Anak, Penanggulangan dan Pencegahan.Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) IX,Semarang.

Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokrorawiri, A., Kodyat 1996, Kegemukan,Obesitas dan Degeneratif : Epidemiologi dan Strategi Penanggulangan.Dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta, LIPI.

Sjarif, D.R., 2003. Child Hood Obesity : Evaluation and Management. NaskahLengkap National Obesity Symposium II. Perkeni, DNC, Surabaya.

Soetjiningsih, Suandi, K.G., Sunarka, N., Prayoga, A.A., Rubiana, S., 1996.Gambaran Kilinis dan Profil Lipid Serum pada Anak Obesitas diSekolah Dasar, Cipta Dharma, Bukit Tinggi.

Subardja, D., Suzy, I.S., dkk, 2000. Hubungan Pola Makan dan Pola AktifitasFisik dengan Obesitas Primer pada Anak. Media Gizi & Keluarga.

Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi, Pusat Antar Universitas, Institut PertanianBogor.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 88: Dapus Obes 4

Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas PadaRemaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. TesisMagister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi danKesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,Edisi Ke-2 Jakarta.

Sarwono, Waspaji, 2003. Pengkajian Status Gizi : Studi Epidemiologi. FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Tarigan, Novriani., 2005. Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas,Aktivitas Fisik dan Asupan Energi Remaja SLTP di Kota Yogyakartadan Kabupaten Bantul. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan MasyarakatMinat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas GadjahMada.

Tarwotjo dan Ratna Djuwita, 1990. Penerapan Prinsip Epidemiologi DalamPenilaian Status Gizi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ;Akademi Gizi Depkes RI,.

WHO, 1998, Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic, WHOTechnical Report Series 894, Geneva.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 89: Dapus Obes 4

Lampiran : 1

KUESIONER PENELITIAN

PETUNJUK WAWANCARA :

1. Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dimengerti.

2. Jawaban diisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan nomor

jawaban yang dipilih.

3. Perhatikan suasana lingkungan dan buat suasana menyenangkan (rileks).

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH RESPONDEN :

1. Tidak ada jawaban yang benar maupun yang salah dalam kuesioner ini.

2. Data yang dikumpulkan semata – mata untuk kepentingan ilmiah.

3. Kami menjamin kerahasiaan identitas saudara.

I. IDENTITAS RESPONDEN.

1. Nama Responden : ....................................................................

2. Tgl. Lahir : ...................................................................

3. Jenis Kelamin : 1. Laki – laki

2. Perempuan

4. Kelas : 1. IV

2. V

3. VI

5. Sekolah : ......................................................

II. IDENTITAS ORANG TUA.

1. Nama Bapak : ...........................................................

2. Pendidikan Terakhir Bapak?

1. SD 1. Tamat 2. Tidak Tamat

2. SLTP 1. Tamat 2. Tidak Tamat

3. SLTA 1. Tamat 2. Tidak Tamat

4. D1-3 Akademik 1. Tamat 2. Tidak Tamat

5. Strata 1-3 1. Tamat 2. Tidak Tamat

6. Tidak Sekolah

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 90: Dapus Obes 4

1. Nama Ibu : .........................................................

2. Pendidikan Terakhir Ibu?

1. SD 1. Tamat 2. Tidak Tamat

2. SLTP 1. Tamat 2. Tidak Tamat

3. SLTA 1. Tamat 2. Tidak Tamat

4. D1-3 Akademik 1. Tamat 2. Tidak Tamat

5. Strata 1-3 1. Tamat 2. Tidak Tamat

6. Tidak Sekolah

III. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA, PEKERJAAN DANPENGHASILAN KELUARGA.1. Apa pekerjaan bapak?

1. Buruh

2. Petani

3. PNS/TNI/Polisi

4. Dagang atau wiraswasta

5. Pegawai swasta

6. Lainnya, sebutkan.........

2. Apa pekerjaan Ibu?

1. Buruh

2. Petani

3. PNS/TNI/Polisi

4. Dagang atau wiraswasta

5. Pegawai swasta

6. Lainnya, sebutkan.........

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 91: Dapus Obes 4

IV. RECALL 24 JAM MAKANAN ANAK

Hari/Tanggal : …………………………

Waktu Makan Jenis Makanan/Pangan Jumlah yang DimakanURT Gram

1 2 3 4

Pagi (sarapan)Jam …..

Selingan/jajananJam ……

SiangJam……

1 2 3 4

Jajanan/selingan soreJam …..

Malam sore/malamJam ….

URT = Ukuran Rumah Tangga, misalnya : piring, sendok, gelas.

V. FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE

No. Bahan Makanan/Jenis Makanan

PerkiraanJumlah yang

dimakan

Frekuensi Makan(tulis berapa kali dalam) Ket

URT Gram Tiaphari

2-3x/mgg

1x/mgg

1x/bln

1x> 2 bl

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Sumber Karbohidrat- Nasi- Mie- Roti- Singkong

……..……..……..……..

……..……..……..……..

……..……..…………..

……….……...………………

……….……...………………

……….……...………………

……….……...………………

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 92: Dapus Obes 4

- Ubi Jalar- Kentang- Jagung- Sereal- ……….

……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..

.…….……..……..……..……..

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

2. Sumber Protein- Daging Sapi- Daging Ayam- Daging….- Ikan- Telur- Udang, Cumi-cumi,

Kerang, dll- Tahu- Tempe- ………

……..……..……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..…………...…….……..……..……..……..……..

……….……...………………………………………………………………

……….……...………………………………………………………………

……….……...………………………………………………………………

……….……...………………………………………………………………

1 2 3 4 5 6 7 8 9 103. Sayuran

- Bayam, Kangkung,Sawi, DaunSingkong, …….

- Wortel, Tomat, LabuSiam, ……..

- Lalapan : Timun,………

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

……..

4. Buah-buahan :- Pisang- Pepaya- Semangka- Melon- Nenas- Mangga- ……..- ……….

……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..…………...…….……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..……..……..

5. Minuman- Susu- The Manis- Soft Drink- (sebutkan)- ………- ………

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

……..……..……..……..……..……..

6. Makanan Trendy(Fried Chicken,Hamburger, Pizza,

…….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 93: Dapus Obes 4

donat, ………)7. Makanan Berlemak

(Gulai Kambing, Sate,Gulai Babat, GulaiIkan, …….)

…….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..

8. Jajanan- Makanan Gorengan

(Ubi Goreng, PisangGoreng, …….. dll)

- Bakso, Siomai, dllsebutkan ………

- Chiki, dll sebutkan………..

- Permen- Ice Cream- ……….- ……….

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

……..

……..

……..

……..……..……..……..

VI. AKTIVITAS FISIK.

Kegiatan olah raga yang dilakukan dalam satu mingguNo. JENIS OLAH

RAGA

Senin

(jam)

Selasa

(jam)

Rabu

(jam)

Kamis

(jam)

Jumat

(jam)

Sabtu

(jam)

Minggu

(jam)

Jumlah

Jam

1. Berenang

2. Atletik

3. Bersepeda

4. Sepakbola

5. Bulutangkis

6. Senam

7. Lain – lain

VII. KEGIATAN HARIAN SELAMA SEMINGGU

No. Waktu Jenis Kegiatan Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg1. Pagi

(06.00-10.00)2. Siang

(10.00-14.00)3. Sore

(14.00-18.00)4. Malam

(18.00-22.00)

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 94: Dapus Obes 4

VIII. IMT (INDEKS MASSA TUBUH) ORANG TUA RESPONDEN :

1. Berapa berat badan ayah? …….. . kg.

2. Berapa tinggi badan ayah? ……… cm.

3. Berapa berat badan ibu? ..…….. kg.

4. Berapa tinggi badan ibu? ……… cm.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 95: Dapus Obes 4

Lampiran : 2

CrosstabsStatus Gizi Bapak * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStatus GiziBapak

Obesitas Count 53 24 77% within StatusGizi Bapak 68.8% 31.2% 100.0%

% within Sampel 54.1% 24.5% 39.3%% of Total 27.0% 12.2% 39.3%

Tidak Obesitas Count 45 74 119% within StatusGizi Bapak 37.8% 62.2% 100.0%

% within Sampel 45.9% 75.5% 60.7%% of Total 23.0% 37.8% 60.7%

Total Count 98 98 196% within StatusGizi Bapak 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 17.989(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 16.770 1 .000

Likelihood Ratio 18.335 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 17.898 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 96: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for StatusGizi Bapak (Obesitas /Tidak Obesitas)

3.631 1.977 6.671

For cohort Sampel =Obesitas 1.820 1.382 2.397

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .501 .350 .719

N of Valid Cases 196

CrosstabsStatus Gizi Ibu * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStatus GiziIbu

Obesitas Count 32 15 47% within Status Gizi Ibu 68.1% 31.9% 100.0%% within Sampel 32.7% 15.3% 24.0%% of Total 16.3% 7.7% 24.0%

Tidak Obesitas Count 66 83 149% within Status Gizi Ibu 44.3% 55.7% 100.0%% within Sampel 67.3% 84.7% 76.0%% of Total 33.7% 42.3% 76.0%

Total Count 98 98 196% within Status Gizi Ibu 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.089(b) 1 .004ContinuityCorrection(a) 7.165 1 .007

Likelihood Ratio 8.234 1 .004Fisher's Exact Test .007 .004Linear-by-LinearAssociation 8.047 1 .005

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 97: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for StatusGizi Ibu (Obesitas /Tidak Obesitas)

2.683 1.341 5.366

For cohort Sampel =Obesitas 1.537 1.178 2.005

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .573 .368 .891

N of Valid Cases 196

CrosstabsAsupan Protein * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasAsupanProtein

> 75,8 g Count 61 37 98% within Asupan Protein 62.2% 37.8% 100.0%% within Sampel 62.2% 37.8% 50.0%% of Total 31.1% 18.9% 50.0%

<= 75,8 g Count 37 61 98% within Asupan Protein 37.8% 62.2% 100.0%% within Sampel 37.8% 62.2% 50.0%% of Total 18.9% 31.1% 50.0%

Total Count 98 98 196% within Asupan Protein 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 11.755(b) 1 .001ContinuityCorrection(a) 10.796 1 .001

Likelihood Ratio 11.876 1 .001Fisher's Exact Test .001 .000Linear-by-LinearAssociation 11.695 1 .001

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.00.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 98: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio forAsupan Protein (>75,8 g / <= 75,8 g)

2.718 1.526 4.843

For cohort Sampel= Obesitas 1.649 1.225 2.219

For cohort Sampel= Tidak Obesitas .607 .451 .817

N of Valid Cases 196

CrosstabsAsupan Lemak * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasAsupanLemak

> 69,6 g Count 80 15 95% within Asupan Lemak 84.2% 15.8% 100.0%% within Sampel 81.6% 15.3% 48.5%% of Total 40.8% 7.7% 48.5%

<= 69,6 g Count 18 83 101% within Asupan Lemak 17.8% 82.2% 100.0%% within Sampel 18.4% 84.7% 51.5%% of Total 9.2% 42.3% 51.5%

Total Count 98 98 196% within Asupan Lemak 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 86.305(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 83.670 1 .000

Likelihood Ratio 94.169 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 85.865 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 99: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio forAsupan Lemak (>69,6 g / <= 69,6 g)

24.593 11.607 52.108

For cohort Sampel= Obesitas 4.725 3.081 7.247

For cohort Sampel= Tidak Obesitas .192 .120 .308

N of Valid Cases 196

CrosstabsENERGI2 * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasENERGI2 >2056,1 kcal Count 82 15 97

% within ENERGI2 84.5% 15.5% 100.0%% within Sampel 83.7% 15.3% 49.5%% of Total 41.8% 7.7% 49.5%

<= 2056,1 kcal Count 16 83 99% within ENERGI2 16.2% 83.8% 100.0%% within Sampel 16.3% 84.7% 50.5%% of Total 8.2% 42.3% 50.5%

Total Count 98 98 196% within ENERGI2 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 91.622(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 88.907 1 .000

Likelihood Ratio 100.580 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 91.154 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 100: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio forENERGI2 (>2056,1kcal / <= 2056,1 kcal)

28.358 13.161 61.105

For cohort Sampel =Obesitas 5.231 3.313 8.258

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .184 .115 .296

N of Valid Cases 196

CrosstabsFREKMAK1 * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasFREKMAK1 > 12,83 kali Count 89 14 103

% within FREKMAK1 86.4% 13.6% 100.0%% within Sampel 90.8% 14.3% 52.6%% of Total 45.4% 7.1% 52.6%

<= 12,83 kali Count 9 84 93% within FREKMAK1 9.7% 90.3% 100.0%% within Sampel 9.2% 85.7% 47.4%% of Total 4.6% 42.9% 47.4%

Total Count 98 98 196% within FREKMAK1 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 115.096(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 112.047 1 .000

Likelihood Ratio 130.694 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 114.508 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 101: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio forFREKMAK1 (> 12,83kali / <= 12,83 kali)

59.333 24.393 144.323

For cohort Sampel =Obesitas 8.929 4.776 16.691

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .150 .092 .246

N of Valid Cases 196

CrosstabsJenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasJenis MakananyangDikonsumsiDalam Sehari

> 13 jenis mak/hari Count

81 12 93

% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari

87.1% 12.9% 100.0%

% within Sampel 82.7% 12.2% 47.4%% of Total 41.3% 6.1% 47.4%

<= 13 jenis mak/hari Count 17 86 103% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari

16.5% 83.5% 100.0%

% within Sampel 17.3% 87.8% 52.6%% of Total 8.7% 43.9% 52.6%

Total Count 98 98 196% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari

50.0% 50.0% 100.0%

% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 102: Dapus Obes 4

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 97.417(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 94.614 1 .000

Likelihood Ratio 107.912 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 96.920 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for JenisMakanan yangDikonsumsi DalamSehari (> 13 jenismak/hari / <= 13 jenismak/hari)

34.147 15.361 75.909

For cohort Sampel =Obesitas 5.277 3.394 8.205

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .155 .091 .264

N of Valid Cases 196

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 103: Dapus Obes 4

CrosstabsKategori aktifitas ringan * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas Obesitaskategori aktifitasringan

< 10.9 jam Count 36 39 75% within kategoriaktifitas ringan 48.0% 52.0% 100.0%

% within Sampel 36.7% 39.8% 38.3%% of Total 18.4% 19.9% 38.3%

>= 10.9 jam Count 62 59 121% within kategoriaktifitas ringan 51.2% 48.8% 100.0%

% within Sampel 63.3% 60.2% 61.7%% of Total 31.6% 30.1% 61.7%

Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas ringan 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square .194(b) 1 .659ContinuityCorrection(a) .086 1 .769

Likelihood Ratio .194 1 .659Fisher's Exact Test .769 .384Linear-by-LinearAssociation .193 1 .660

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 104: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas ringan (< 10.9jam / >= 10.9 jam)

.878 .494 1.563

For cohort Sampel =Obesitas .937 .699 1.255

For cohort Sampel =Tidak Obesitas 1.066 .803 1.417

N of Valid Cases 196

CrosstabsKategori aktifitas sedang * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas Obesitaskategori aktifitassedang

< 2.9 jam Count 80 20 100% within kategoriaktifitas sedang 80.0% 20.0% 100.0%

% within Sampel 81.6% 20.4% 51.0%% of Total 40.8% 10.2% 51.0%

>= 2.9 jam Count 18 78 96% within kategoriaktifitas sedang 18.8% 81.3% 100.0%

% within Sampel 18.4% 79.6% 49.0%% of Total 9.2% 39.8% 49.0%

Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas sedang 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 105: Dapus Obes 4

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 73.500(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 71.070 1 .000

Likelihood Ratio 78.978 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 73.125 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.00.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas sedang (< 2.9jam / >= 2.9 jam)

17.333 8.530 35.222

For cohort Sampel =Obesitas 4.267 2.782 6.544

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .246 .164 .369

N of Valid Cases 196

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 106: Dapus Obes 4

CrosstabsKategori aktifitas berat * Sampel Crosstabulation

Sampel Total

ObesitasTidak

Obesitas Obesitaskategori aktifitasberat

< 1.5 jam Count 92 36 128% within kategoriaktifitas berat 71.9% 28.1% 100.0%

% within Sampel 93.9% 36.7% 65.3%% of Total 46.9% 18.4% 65.3%

>= 1.5 jam Count 6 62 68% within kategoriaktifitas berat 8.8% 91.2% 100.0%

% within Sampel 6.1% 63.3% 34.7%% of Total 3.1% 31.6% 34.7%

Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas berat 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 70.618(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 68.118 1 .000

Likelihood Ratio 79.029 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 70.257 1 .000

N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.00.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 107: Dapus Obes 4

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas berat (< 1.5 jam/ >= 1.5 jam)

26.407 10.500 66.417

For cohort Sampel =Obesitas 8.146 3.765 17.623

For cohort Sampel =Tidak Obesitas .308 .232 .411

N of Valid Cases 196

Logistic RegressionCase Processing Summary

Unweighted Cases(a) N PercentSelected Cases Included in Analysis 196 100.0

Missing Cases 0 .0Total 196 100.0

Unselected Cases 0 .0Total 196 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal ValueObesitas 0Tidak Obesitas 1

Block 0: Beginning Block

Classification Table (a,b)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0

Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model.b The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 108: Dapus Obes 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Bpk 17.989 1 .000

Stgz_Ibu 8.089 1 .004PROTEIN1 11.755 1 .001LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000

Overall Statistics 163.524 9 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.Step 1 Step 244.514 9 .000

Block 244.514 9 .000Model 244.514 9 .000

Model Summary

Step-2 Log

likelihoodCox & SnellR Square

Nagelkerke RSquare

1 27.200(a) .713 .950a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 109: Dapus Obes 4

Classification Table (a)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0

Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4

a The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)

Stgz_Bpk .561 1.176 .227 1 .633 1.752 .175 17.573

Stgz_Ibu 1.010 1.465 .476 1 .490 2.746 .156 48.505PROTEIN1 .787 1.185 .442 1 .506 2.197 .216 22.404LEMAK1 4.116 1.411 8.510 1 .004 61.316 3.860 974.016ENERGI2 2.577 1.282 4.042 1 .044 13.152 1.067 162.111FREKMAK1 3.838 1.532 6.273 1 .012 46.418 2.304 935.239JNSMAK1 2.907 1.167 6.207 1 .013 18.298 1.859 180.086aktfsdg1 2.544 1.251 4.140 1 .042 12.737 1.098 147.763aktfbrt1 3.697 1.506 6.024 1 .014 40.339 2.106 772.554Constant -32.081 7.803 16.903 1 .000 .000

a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Bpk, Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2,FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 110: Dapus Obes 4

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Ibu 8.089 1 .004

PROTEIN1 11.755 1 .001LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000

Overall Statistics 163.175 8 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.Step 1 Step 244.287 8 .000

Block 244.287 8 .000Model 244.287 8 .000

Model Summary

Step-2 Log

likelihoodCox & SnellR Square

Nagelkerke RSquare

1 27.427(a) .712 .950a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 111: Dapus Obes 4

Classification Table(a)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0

Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4

a The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)

Stgz_Ibu .834 1.373 .369 1 .543 2.303 .156 33.943

PROTEIN1 .678 1.134 .358 1 .550 1.970 .214 18.166LEMAK1 4.341 1.389 9.766 1 .002 76.806 5.046 1169.202ENERGI2 2.615 1.244 4.417 1 .036 13.663 1.193 156.515FREKMAK1 3.882 1.502 6.679 1 .010 48.498 2.554 920.826JNSMAK1 3.058 1.137 7.231 1 .007 21.283 2.291 197.700aktfsdg1 2.526 1.213 4.334 1 .037 12.505 1.159 134.897aktfbrt1 3.708 1.512 6.013 1 .014 40.770 2.105 789.696Constant -31.381 7.399 17.986 1 .000 .000

a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1,JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0

Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model.b The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 112: Dapus Obes 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Ibu 8.089 1 .004

LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000

Overall Statistics 163.082 7 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.Step 1 Step 243.923 7 .000

Block 243.923 7 .000Model 243.923 7 .000

Model Summary

Step-2 Log

likelihoodCox & SnellR Square

Nagelkerke RSquare

1 27.791(a) .712 .949a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 113: Dapus Obes 4

Classification Table(a)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0

Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4

a The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)

Stgz_Ibu .718 1.337 .289 1 .591 2.051 .149 28.159

LEMAK1 4.487 1.364 10.828 1 .001 88.836 6.137 1285.894ENERGI2 2.702 1.211 4.983 1 .026 14.914 1.391 159.959FREKMAK1 3.706 1.444 6.590 1 .010 40.687 2.403 689.004JNSMAK1 3.118 1.137 7.515 1 .006 22.595 2.432 209.946aktfsdg1 2.463 1.174 4.399 1 .036 11.740 1.175 117.293aktfbrt1 3.873 1.488 6.779 1 .009 48.088 2.605 887.714Constant -30.395 6.943 19.164 1 .000 .000

a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1,aktfbrt1.

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Classification Table(a,b)

Observed

Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0

Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model.b The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 114: Dapus Obes 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.Step 0 Variables LEMAK1 86.305 1 .000

ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000

Overall Statistics 162.426 6 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.Step 1 Step 243.627 6 .000

Block 243.627 6 .000Model 243.627 6 .000

Model Summary

Step-2 Log

likelihoodCox & SnellR Square

Nagelkerke RSquare

1 28.087(a) .711 .949a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.

Classification Table(a)

Observed Predicted

SampelPercentage

Correct

ObesitasTidak

Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0

Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4

a The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

Page 115: Dapus Obes 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for

EXP(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Step1(a)

LEMAK1 4.569 1.333 11.744 1 .001 96.480 7.071 1316.418

ENERGI2 2.696 1.186 5.169 1 .023 14.825 1.450 151.532FREKMAK1 3.464 1.280 7.329 1 .007 31.958 2.602 392.506JNSMAK1 3.301 1.101 8.992 1 .003 27.127 3.137 234.589aktfsdg1 2.529 1.168 4.686 1 .030 12.536 1.270 123.716aktfbrt1 3.891 1.448 7.224 1 .007 48.967 2.868 836.018Constant -29.357 6.314 21.616 1 .000 .000

a Variable(s) entered on step 1: LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008