28
LAPORAN KASUS Kejang Demam + ISPA PENYUSUN: Bastian 030.07.042 PEMBIMBING : Dr. Rudi Ruskwan, Sp.A KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

Case Kejang Demam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case Kejang Demam

LAPORAN KASUSKejang Demam + ISPA

PENYUSUN:

Bastian

030.07.042

PEMBIMBING :

Dr. Rudi Ruskwan, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

PERIODE 23 Juli 2012 – 6 Oktober 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 2: Case Kejang Demam

STATUS PASIEN

IDENTITAS

A. Identitas Pasien

Nama : An. AMK

Tanggal Lahir/umur : 17 September 2011/10 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Perum Griya Permata Blok C 118

Agama : Islam

No. RM : 31-53-75

Masuk RS : 8 Agustus 2012

B. Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama Tn. Nel Hendri Ny. Nurmala

Umur 41 tahun 37 tahun

Alamat Perum Griya Permata Blok C

118

Perum Griya Permata Blok C

118

Agama Islam Islam

Suku Bangsa Melayu Melayu

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Hubungan Pasien dengan orang tua: Pasien anak kandung ( anak ke-4 dari 4 bersaudara)

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada orang tua pasien pada tanggal 9

Agustus 2012 pukul 17.30 WIB di kamar perawatan pasien.

Keluhan Utama

Kejang 1 jam sebelum masuk rumah sakit

Keluhan Tambahan

Demam, mencret, batuk dan muntah.

2

Page 3: Case Kejang Demam

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RS Otorita Batam dengan keluhan kejang 1 jam sebelum

masuk rumah sakit. Kejang terjadi pada seluruh badan dan berlangsung kurang lebih 5

menit. Kejang hanya dialami sebanyak satu kali. Pasien juga demam sejak 1 hari

sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus dan teraba panas dengan

perabaan tangan. Tidak ada menggigil pada saat demam. Demam agak sedikit menurun

setelah pasien diberi paracetamol. Pasien batuk berdahak, tetapi dahak sulit dikeluarkan.

Tidak ada pilek. Pasien muntah pada saat berada di UGD RS Otorita Batam. Muntah

sebanyak 1 kali, berisi makanan, tidak menyembur. Tidak terdapat sesak napas. Mencret

sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Mencret sebanyak 3-6 kali per hari, berampas,

berwarna kehijauan, tidak ada lendir maupun darah. Pasien menjadi lebih sering

menangis dan bibirnya terlihat agak kering.

Riwayat Penyakit Dahulu

Orang tua pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.

Jarang menderita batuk dan pilek. Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, sesak

napas, maupun bersin-bersin saat pagi hari.

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Penyakit jantung -

Cacingan - Diare - Penyakit ginjal -

DBD - Kejang - Penyakit darah -

Demam tifoid - Kecelakaan - Penyakit paru -

Otitis - Morbili - Tuberculosis -

Parotitis - Operasi - Lainnya -

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Kehamilan

Morbiditas

kehamilan

Tidak pernah menderita penyakit selama

kehamilan, dan juga tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan apapun

Perawatan Antenatal Ibu pasien memeriksakan kandungannya ke

bidan selama kehamilan, tetapi tidak

melakukannya secara rutin

3

Page 4: Case Kejang Demam

Kelahiran

Tempat Kelahiran RS Permata Hati

Penolong Persalinan Dokter

Cara Persalinan Sectio Caesarea

Masa Gestasi Cukup bulan

Keadaan Bayi Langsung menangis, warna kulit kemerahan

Berat badan lahir: tidak ingat

Panjang badan: tidak ingat

Lingkar kepala tidak ingat

Apgar score (-)

Kesimpulan: riwayat kehamilan baik dan kelahiran baik

Riwayat Makanan

Umur/bulan ASI PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim

0-2 + - - - -

2-4 + - - - -

4-6 + - - - -

6-8 + - - - -

8-10 + + + + +

Kesimpulan:. Gizi cukup, bervariasi

Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar (umur)

I II III IV

BCG 1 bulan

DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Campak 9 bulan

Hepatitis

B

0 bulan 1 bulan 5 bulan

Kesimpulan : Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Perkembangan

- Tengkurap : 6 bulan

4

Page 5: Case Kejang Demam

- Duduk : 9 bulan

- Bicara : belum bisa

Kesimpulan : Perkembangan baik, sesuai usia

Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Saat ini tidak ada keluarga yang

mencret, muntah, demam, dan batuk seperti pasien. Tidak ada riwayat kejang, asma,

batuk lama yang tidak sembuh, batuk darah dan penyakit darah dalam keluarga. Tidak

ada yang merokok di dalam rumah.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 9 Agustus 2012 pukul 17.30 WIB

Kesadaran : compos mentis

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Tanda-tanda vital:

- Nadi : 112x/ menit

- Pernafasan : 24x/ menit

- Suhu : 38,50

Data antropometri

Berat badan : 8 kg

Panjang badan : 70 cm

BB/U : 8/9,6 kg x 100% = 83,33% (gizi baik)

TB/U : 70/74 cm x 100% = 94,59% ( tinggi normal)

BB/TB : 8/8,9 kg x 100% = 89,89% (gizi baik)

Kesan : status Gizi baik

Kepala : normochepali, UUB tidak menonjol, distribusi rambut merata, rambut tidak

mudah rontok dan berwarna hitam, wajah simetris.

Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil

isokor kanan kiri, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung

+/+, mata merah -/-, mata berair -/-, air mata +/+.

Telinga : deformitas -/-, sekret dari telinga -/- darah dari telinga -/-.

Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-,

pernafasan cuping hidung (-).

5

Page 6: Case Kejang Demam

Mulut : deformitas (-), bibir kering (+), sianosis perioral (-), mukosa mulut kering

(-) hiperemis (+), lidah kotor (-)

Leher : tidak teraba pembesaran tiroid, kelenjar getah bening tidak teraba membesar,

retraksi suprasternal (-).

Thoraks :

Jantung : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV garis midclavicularis kiri

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, tidak mendengar mumur dan gallop

Paru :

Inspeksi : kedua hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi

sela iga (-), retraksi sub costa (-).

Palpasi : vokal fremitus sulit dinilai

Auskultasi : suara napas vesikuler pada hemitoraks kiri dan

kanan. Ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen :

Inspeksi : datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-)

Palpasi : abdomen teraba lunak, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba membesar,

lien tidak teraba membesar, ballotment -/-, tidak teraba massa, turgor

kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus 4x/menit

Ekstremitas : akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-) di keempat

ekstremitas, CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan lab darah

Tanggal 08/08

Hemoglobin 12.5

Hematokrit 33.8

Leukosit 13.800

Trombosit 402

GDS 102

6

Page 7: Case Kejang Demam

DIAGNOSA KERJA

1. Kejang demam sederhana

2. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

3. ISPA

DIAGNOSA BANDING:

1. Diare akut tanpa dehidrasi

2. Pneumonia

PENATALAKSANAAN

1. Rawat ruang anak

2. IVFD D5 1/4 NS 30 tpm micro

3. Ampicillin sulbactam 4x200mg (IV)

4. Paracetamol 4x80mg (IV) k/p

5. Diazepam rektal 3x4mg k/p

6. Zink pro 1x1 cth

7. Renalit tiap mencret

8. Diet makanan lunak

PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

EVALUASI HARIAN PASIEN

Tanggal 9 Agustus 2012 (perawatan hari kedua)

Subjektif:

Demam

Batuk berdahak

Mencret 3x, ampas (+), lendir (-), darah (-)

Objektif:

Kes/KU : compos mentis/tampak sakit sedang

7

Page 8: Case Kejang Demam

Tanda vital : HR: 120x/menit, RR: 24x/menit, S: 38,00C

Kepala : normochepali, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, PCH -/-,

bibir kering (-), kelopak mata cekung (-)

Leher : retraksi SS (-), KGB ttm

Thorax : Jantung: S1-S2 reguler, mumur (-), gallop (-)

Pulmo : SN vesikuler Rh -/-, wh -/-, retraksi sela iga (-)

Abdomen : datar, supel, BU (+), turgor baik, hepar-lien ttm, retraksi epigastrium (-)

Ekstremitas : akral hangat (+), oedema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik

Refleks : kaku kuduk (-)

Assessment:

Kejang demam sederhana

Diare akut

ISPA

Planning

- IVFD 2A 30 tpm/mikro

- Picyn 2x400mg IV

- Farmadol 4x80mg IV

Tanggal 10 Agustus 2012 (perawatan hari ketiga)

Subjektif:

Sudah tidak demam

Batuk mereda

BAB mencret 3 kali, lebih kental, ampas (+), lendir (-), darah (-)

Objektif:

Kes/KU : compos mentis/tampak sakit sedang

Tanda vital : HR: 120x/menit, RR: 28x/menit, S: 36,50

Kepala : normochepali, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, PCH -/-,

bibir kering (-), kelopak mata cekung (-)

Leher : retraksi SS (-), KGB ttm

Thorax : Jantung: S1-S2 reguler, mumur (-), gallop (-)

Pulmo : SN vesikuler, Rh -/-, wh -/-, retraksi sela iga (-)

Abdomen : datar, supel, BU (+), turgor baik, hepar-lien ttm, retraksi epigastrium (-)

Ekstremitas : akral hangat (+), oedema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik

8

Page 9: Case Kejang Demam

Assessment:

Kejang demam sederhana

Diare akut

ISPA

Planning

- IVFD 2A 30 tpm/mikro

- Picyn 2x400mg IV

- Farmadol 4x80mg IV

Pasien diperbolehkan pulang (rawat jalan) pada tanggal 10 Agustus 2012

9

Page 10: Case Kejang Demam

ANALISA KASUS

Kasus ini didiagnosis sebagai Kejang demam sederhana, diare akut dengan dehidrasi

ringan sedang, dan ISPA berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium yang didapatkan yaitu:

Kejang demam sederhana:

- Kejang 1 jam sebelum masuk rumah sakit yang berlangsung kurang lebih 5 menit dan

terjadi pada seluruh tubuh. Kejang juga hanya dialami sebanyak satu kali dalam 24

jam.

- Usia pasien 10 bulan

- Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan pada tanda-tanda vital. Ubun-ubun

besar tidak menonjol

- Dari pemeriksaan lab didapatkan leukositosis

Kejang demam sederhana menurut literatur:

1. Menurut Prichard dan Mc Greals:

- Kejangnya bersifat simetris, artinya akan terlihat lengan dan tungkai kiri

yang kejang sama seperti yang kanan

- Usia penderita antara 6 bulan – 4 tahun

- Suhu 1000F (37,780C) atau lebih

- Lamanya kejang berlangsung kurang dari 30 menit

- Keadaan neurologi (fungsi saraf) normal dan setelah kejang juga tetap

normal

- EEG yang dibuat setelah tidak demam adalah normal

2. Menurut Livingston:

- Kejang bersifat umum

- Lamanya kejang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit)

- Usia waktu kejang demam pertama muncul kurang dari 6 tahun

10

Page 11: Case Kejang Demam

- Frekuensi serangan 1-4 kali dalam 1 satu tahun

- EEG normal

3. Menurut Fukuyama:

- Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi

- Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun

- Serangan kejang demam pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun

- Lamana kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit

- Kejang tidak bersifat fokal

- Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang

- Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau

abnormalitas perkembangan

- Kejang tidak berulang dalam waktu singkat

4. Klasifikasi lain:

- Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan

umumnya akan berhenti sendiri

- Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik (tanpa gerakan fokal)

- Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam

Penatalaksanaan

Pada sebagian besar kasus kejang demam, kejang berlangsung singkat. Ketika

penderita sampai di rumah sakit atau di tempat praktek dokter, kejang telah berhenti. Dalam

hal demikian tindakan yang perlu ialah mencari penyebab demam, memberikan pengobatan

yang adekuat terhadap penyebab tersebut, misalnya memberikan antibiotik yang sesuai untuk

infeksi.

Pada anak yang sedang mengalami kejang, dilakukan perawatan yang adekuat.

Penderita dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi ludah atau lendir dari mulut. Jalan napas

dijaga agar tetap terbuka lega, tujuannya adalah agar suplai oksigen tetap terjamin. Bila perlu

berikan oksigen. Fungsi vital, keadaan jantung, tekanan darah, kesadaran perlu diikuti dengan

seksama.

Bila penderita masih belum sadar dan keadaan tersebut berlangsung lama, harus

diperhatikan kebutuhan dan keadaan cairan, kalori dan elektrolit. Suhu yang tinggi harus

segera diturunkan dengan kompres dingin atau mandi air dingin atau ditempatkan di kamar

11

Page 12: Case Kejang Demam

ber AC. Selimut dan pembungkus badan harus dibuka agar pendinginan badan berlangsung

dengan baik.

Selain itu, apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk

menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam

intravena adalah 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/.menit atau

dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.

Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah adalah diazepam rektal

dengan dosis 0,5-0,75 mg/kgBB atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan

kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau diazepam rektal

dengan dosis 5 mg untuk anak usia dibawah 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak usia diatas

3 tahun.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi

dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.

Bila setelah 2 kalli pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurakan ke

rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5

mg/kgBB.

Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis

awal 10-2- mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit.

Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis

awal.

Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang

intensive. Bila kejang berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang

demam, apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.

Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik

Tidak ditemuka bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya

kejang demam, namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan.

Anak yang hanya diberikan antipiretik tidak terlindung dari kambuhnya kejang demam.

Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari

dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari. Asam asetil

salisilat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan sindrom Reye.

Antikonvulsan

12

Page 13: Case Kejang Demam

Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam

menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam

rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu >38,50C. Dosis tersebut cukup tinggi dan

dapat menyebabkan ataksia, iritable dan sedasi yang cukup berat pada 25%-39% kasus.

Fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk

mencegah kejang demam.

Pemberian obat rumat

Kejang demam sederhana tidak membutuhkan pengobatan rumat

Indikasi pemberian obat rumat

Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai

berikut:

1. Kejang lama > 15 menit

2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya

hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus

3. Kejang fokal

Lama pemberian terapi rumat yang dianjurkan ialah sampai sekurang-kurangnya 2 tahun,

atau sampai 1 tahun sejak kejang terakhir. Penghentian antikonvulsan dilakukan bertahap

selama 1-2 bulan.

Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila:

1. Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam

2. Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan

3. Kejang demam ≥ 4 kali per tahun

Penjelasan:

1. Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam > 15 menit merupakan indikasi

pengobatan rumat

2. Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan ringan bukan

merupakan indikasi pengobatan rumat

3. Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak mempunyai fokus

organik

Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat,

13

Page 14: Case Kejang Demam

Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan

risiko berulangnya kejang.

Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat

dapat menyebabkan efek samping, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap

kasus selektif dan dalam jangka pendek.

Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan

kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pillihan saat ini adalah asam valproat. Pada

sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat

menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3

dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kgBB per hari dalam 1-2 dosis

Diare akut:

- Keluhan mencret sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Mencret terjadi 3-6 kali

per hari, berwarna kehijauan, terdapat ampas, tidak terdapat lendir maupun darah.

- Dari pemeriksaan fisik didapatkan: kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang,

dan rewel. Bibir kering (+), mukosa mulut kering (-), turgor kulit kembali dalam

waktu 2 detik.

- Dari pemeriksaan lab didapatkan leukositosis

Diare akut menurut literature:

- Frekuensi defekasi lebih dari 3 kali, berlangsung kurang dari 14 hari.

- Kandungan air dalam tinja > 10ml/kg/hari.

- Tinja tidak mengandung darah.

- Demam, muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil

terakhir, sesak, kejang, kembung, penurunan berat badan.

- Tanda utama: Gelisah/cengeng atau lemah/latergi/koma, rasa haus, turgor kulit

abdomen menurun.

- Tanda tambahan: Ubun-ubun besar, kelopak mata cekung, airmata berkurang/tiada,

mukosa bibir, mulut dan lidah kering.

- Tanda gangguan keseimbangan asam basa : nafas cepat dan dalam (asidosis

metabolic), kembung (hipokalemia), kejang (hipo/hipernatremia).

- Eritema perianal.

14

Page 15: Case Kejang Demam

Dehirasi ringan sedang

Terdapat dehidrasi ringan sedang sesuai dengan skor derajat dehidrasi berdasarkan

WHO yaitu pada pasien ini adalah 10 dehidrasi ringan sedang.

SKOR/DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN WHO

Untuk menilai derajat Dehidrasi (kekurangan cairan) dapat digunakan skor WHO dibawah

ini:

Yang dinilaiSKOR

1 2 3

Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas,

mengantuk hingga

syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit

Skor:    6                    : tanpa dehidrasi

            7 – 12             : dehidrasi ringan-sedang

            ≥ 13                : dehidrasi berat

Pedoman penatalaksanaan dehidrasi :

Derajat Dehidrasi %

defisit

Rehidrasi Penggantian cairan

Tanpa dehidrasi (< 5%

BB)

Tidak perlu 10 ml/kg tiap diare

2-5 ml/kg tiap muntah

Ringan sedang (5-10%

BB)

Cairan Rehidrasi Oral 10 ml/kg tiap diare

2-5 ml/kg tiap muntah

Berat (> 10% BB) Cairan intravena :

< 12 bulan : 30ml/kg/1jam

atau 70 ml/kg/5jam

10 ml/kg tiap diare

2-5 ml/kg tiap muntah

15

Page 16: Case Kejang Demam

Pasien termasuk dalam derajat dehidrasi ringan sedang yang di rehidrasi dengan

cairan rehidrasi oral. Kondisi pasien juga memungkinkan Karena pasien masih dapat

makan dan minum dengan baik.

Penatalaksanaan :

Lintas diare

1. Cairan Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

o Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3

jam untuk menggantikan kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10

mL/kgBB setiap diare cair.

o Rehidrasi parentral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum

walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa na

sogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah RL atau KaEN 3B atau NaCl

dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi

secara berkala.

o Perkiraan jumlah kebutuhan cairan rumatan pada anak sehat berdasarkan berat badan

(kg) menurut Holiday dan Segar.

Berat badan (BB) Anak Jumlah (ml)/hari

3-10 kg 100 x BB

11-20 kg 1000 + 50 x (BB-10)

≥ 20 kg 1500 + 20 x (BB-20)

o Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil

member edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.

2. Zink

Zink terbukti secara ilmiah terpecaya dapat menurunkan frekuensi BAB dan volume

tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Zink diberikan

selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:

Umur < 6 bulan : 10 mg/hari

Umur > 6 bulan : 2- mg/hari

3. Nutrisi

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan

untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.

16

Page 17: Case Kejang Demam

Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fasa kesembuhan. Anak tidak boleh

dipuasakan, makan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering, kurang lebih 6 x/hari, rendah

serat dan buah-buahan.

4. Antibiotik

Tidak boleh diberi obat anti diare

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut, kecuali dengan indikasi yaitu

pada diare berdarah dan kolera.

5. Edukasi

Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke RS bila ditemukan hal-hal

seperti demam, tinja berdarah, makan dan minum sedikit, sangant haus, diare makin

sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara

menyiapkan oralit yang benar.

Langkah preventif/promotif

o ASI/PASI tetap diberikan

o Kebersihan perorang, cuci tangan sebelum makan

o Kebersihan lingkungan, BAB di jamban

o Immunisasi campak

o Memberikan makanan penyapihan yang benar

o Penyediaan air minum yang bersih

o Selalu memasak makanan

Pada anak ini diberikan

Rawat inap – atas indikasi intake sulit, muntah setiap diberi minum atau makan.

Kebutuhan cairan : awalnya: IVFD RL guyur 100cc lalu 20 cc/jam

Dilanjutkan: IVFD tridex 27B 20 tpm (mikro)

Kebutuhan cairan = [(100x5,2)cc/kg x 60tts/mnt]/[24jamx60min]

= 21,6 tpm.

Kebutuhan Kalori : diet makanan lunak

Sesuai kebutuhan anak, harus diberi makan secepat mungkin dan tidak boleh puasa.

Untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.

Obat :

17

Page 18: Case Kejang Demam

Zink pro 1x1 cth Zink terbukti secara ilmiah terpecaya dapat menurunkan

frekuensi BAB dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya

dehidrasi pada anak

Renalit tiap mencret untuk menggantikan kehilangan cairan yang telah terjadi dan

sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair.

ISPA:

- Batuk berdahak yang sulit dikeluarkan

- Dari pemeriksaan fisik didapatkan mukosa faring hiperemis

- Dari pemeriksaan lab didapatkan leukositosis

ISPA menurut literatur:

a. Gejala ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1. Batuk

2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada

waktu berbicara atau menangis)

3. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir dari hidung

4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C

b. Gejala dari ISPA Sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA

ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

1. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu

tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau

lebih. Cara menghitung pernapasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan napas

dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji.

2. Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer)

3. Tenggorokan berwarna merah

4. Timbul bercak – bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak

5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

6. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

18

Page 19: Case Kejang Demam

c. Gejala ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA

ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

1. Bibir atau kulit membiru

2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas

3. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

4. Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah

5. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas

6. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

7. Tenggorokan berwarna merah

DAFTAR PUSTAKA

1. Vestergaard M, Pedersen MG, Ostergaard JR, Pedersen CB, Olsen J, Christensen J.

Death in children with febrile seizures: a population-based cohort study. Lancet. Aug

9 2008;372(9637):457-63.

19

Page 20: Case Kejang Demam

2. Lumbantobing S M. Kejang Demam (Febrile Convulsions). Jakarta : Balai Penerbit

FKUI, 2004.

3. Pusponegoro, Hardiono D., dkk.Konsensus Penatalaksanaan Kejang

Demam.Jakarta:Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia,

2006.

4. Skor derajat dehidrasi berdasarkan WHO. Available at

http://giziwebster.blogspot.com/2010/12/skorderajat-dehidrasi-berdasarkan-who.html .

Accessed on 22 June 2012.

5. Firmansyah A, Boediarso AD, Hegar B, Jufrie M, Prasetyo D, Oswari H,et al.

Tatalaksana Diare pada Anak. Jakarta: Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak

Indonesia; 2007.

6. Behrman R., Kliegman R., Arvin A.Kejang demam.Nelson: Ilmu Kesehatan Anak

vol. 3.ed 15.EGC.hal 2059-60.

20