Kejang Demam-case Report Billy-Selayar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kejang

Citation preview

  • KEJANG DEMAMOLEH :dr. Billy Joe

    PEMBIMBING :dr. H. Muh. Fadli Djayalangkara

  • AnamnesisIdentitas pasienNama: An. RHFUmur: 3 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: jl. R. SoepraptoNo. RM: 028487Tgl masuk RS: 5 September 2015Tgl pemeriksaan: 5 September 2015

  • Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit SekarangKejangPasien datang dengan keluhan kejang. Kejang terjadi sejak 6 jam SMRS, sebanyak 3 x, setiap kejang berlangsung selama kurang dari 15 menit. Setelah kejang pasien sempat menangis dan muntah. Setelah kejang yang terakhir pasien tidak sadar.Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari SMRS. Demam meningkat saat sore hari, demam turun sementara dengan pengobatan kemudian naik kembali.

  • Pasien juga sempat terjatuh dari tangga 3 hari SMRS dengan kepala kiri terbentur lebih dulu. Bengkak (+), bleeding (-)Saat di rumah sakit, pasien sempat kejang 2x, kejang 5 menit, pasien tidak sadar. Antara kejang pertama dan kedua berselang 30 menit.

  • Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit serupa: (+) 1 tahun yang laluRiwayat asma/alergi: disangkalRiwayat imunisasi: imunisasi lengkap

  • Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit serupa: disangkalRiwayat asma/alergi: disangkal

  • Pemeriksaan FisikPrimary survey:Airway: bebasBreathing: RR= 22 x/menit, pernafasan normalCirculation: HR: 84 x/menitDisability: pasien tidak sadarExposure: suhu tubuh= 40 0C

  • Secondary survey:BB : 10 kgKU : tidak sadarVS : HR= 84x/menit RR= 22x/menit T= 40 0CMata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung: sekret (-/-), bleeding (-/-)Mulut: sianosis (-)Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-)Thoraks: normochest, retraksi (-)Cor: BJ I/II intensitas normal, reguler, bising (-)

  • Paru: SDV (+/+), ST (-/-)Abdomen: supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba, bising usus (+)

    Ekstremitas: CRT < 2 detikakral dingin oedema sianosis - - - - - -

    - - - - - -

  • kejang demam kompleksObservasi febris hari IIITrauma kapitis regio temporoparietalis sinistraDiagnosis

  • Penatalaksanaan

    O2 1-2 lpmInf. RL 10 tpmKompres air hangatDiazepam rektal 5mg (maksimal 2x)Inj. Diazepam 0,5 mg/KgBB (maksimal 2x, jika kejang tidak berhenti dengan pemberian rektal) bolus perlahanInj. Ceftriaxone 500 mg/24 jam/dripsInj. Paracetamol 100mg/8 jam/iv

  • PlanningKonsul Sp.AObservasi vital sign /4 jamPemeriksaan laboratorium : darah lengkap, GDS, SGOT, SGPT, Ureum, kreatininFoto kepala AP

  • Pemeriksaan Laboratorium 5/9/2015Hb : 8.4 g/dlHct : 29 %AT : 175000AL : 14100Netrofil segmen : 90.8 %Limfosit : 7.2% Monosit : 2.0%LED : 15/18MCHC : 29.0 g/dl MCH : 22.8 pg MCV : m3 GDS : 151 mg/dlSGPT : 21 /1L/PUreum: 18 /l

  • Pemeriksaan radiologi 5/9/2015Foto kepala AP/LateralTampak garis fraktur linier pada regio parietalis sinistraTulang maksilofasial lainnya intakSinus paranasalis dan kedua orbita baikJaringan lunak sekitarnya baikKesimpulan: fraktur linier regio parietalis sinistra

  • DEFINISI

    Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

    Kejang demam kompleks dan khususnya kejang demam fokal merupakan prediksi untuk terjadinya epilepsi. Sebagian besar peneliti melaporkan angka kejadian epilepsi kemudian hari sekitar 2 5 %.

  • KlasifikasiKejang demam diklasifikasikan menjadi :Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure)Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam

  • KlasifikasiKejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :Kejang lama > 15 menitKejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsialBerulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

  • PATOFISIOLOGITemperatur mempengaruhi banyak proses dalam otak,juga yang berhubungan dengan eksitabilitas otak.Mekanisme yang memungkinkan terjadinya bangkitan kejang antara lain efek pada saluran ion sampai pada sistem kompleks kinetik akibat perubahan dari aktivasi dan deaktivasi saluran ion Na+ dan K+ dapat meningkatkan eksitabilitas jaringan

  • MANIFESTASI KLINISTerjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis dan lain-lain. Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,

  • DiagnosisAnamnesis Adanya kejang , jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam diluar susunan saraf pusat. Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga.Singkirkan penyebab kejang lainnya.

  • DiagnosisPemeriksaan fisik : kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsal meningeal, tanda peningkatan tekanan intrakranial, tanda infeksi di luar SSP.

  • Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam.

  • Pemeriksaan penunjang..Pencitraan : Foto X- ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan (CT-scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan,

  • PenatalaksanaanPenanganan Pada Saat Kejang Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 5-10 mg (maks 2x) REKTAL SUPPOSITORIA

  • Penatalaksanaan..Turunkan demam: Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhariKompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air biasa Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya

  • Penatalaksanaan..Pencegahan Kejang Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demamPencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis

  • PrognosisApabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi:Kejang demam berulang Epilepsi Kelainan motorik Gangguan mental dan belajar

  • ***************