12
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data hasil penelitian Dari hasil pembuatan specimen yang telah dilakukan dengan variasi suhu 150 0 C, 155 0 C, 160 0 C, 165 0 C dan 170 0 C diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil proses percobaan Parameter Nilai Temperatur Air 31.44°C Temperatur Cetakan 33°C Temperatur Leleh 150° C -170°C Temperatur Spesimen 57°C Tekanan Injeksi 25Kg/cm² Waktu Tahan 8 detik Dari data yang didapat dalam pembuatan spesimen menunjukkan bahwa pada temperature rendah (150 0 C dan 155 0 C) sudah ditemukan cacat short shot seperti lubangan yang membuat spesimen tidak rata atau sempurna, cacat tersebut juga dapat dilihat dengan kasat mata,dan ketika suhu dinaikkan pada temperature 160 0 C, 165 0 C dan 170 0 C sudah tidak ditemukanya cacat short shot.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitianeprints.ums.ac.id/60751/8/BAB IV.pdf · Pembahasan hasil pengukuran luasan dan persentase cacat Short Shot Dalam percobaan

  • Upload
    hadan

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data hasil penelitian

Dari hasil pembuatan specimen yang telah dilakukan dengan

variasi suhu 1500C, 1550C, 1600C, 1650C dan 1700C diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data hasil proses percobaan

Parameter Nilai

Temperatur Air 31.44°C

Temperatur Cetakan 33°C

Temperatur Leleh 150° C -170°C

Temperatur Spesimen 57°C

Tekanan Injeksi 25Kg/cm²

Waktu Tahan 8 detik

Dari data yang didapat dalam pembuatan spesimen

menunjukkan bahwa pada temperature rendah (1500C dan

1550C) sudah ditemukan cacat short shot seperti lubangan

yang membuat spesimen tidak rata atau sempurna, cacat

tersebut juga dapat dilihat dengan kasat mata,dan ketika suhu

dinaikkan pada temperature 1600C, 1650C dan 1700C sudah

tidak ditemukanya cacat short shot.

49

Tabel 4.2 Hasil pengamatan short shot pada produk

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa pada

parameter suhu 1500 dan 1550 diketahui semua specimen

Short Shot

N0 Temperature

(°C )

Tidak Ada

1 150°C

Specimen 1 V

Specimen 2 V

Spesimen 3 V

2 155°C

Spesimen 1 V

Spesimen 2 V

Specimen 3 V

3 160°C

Specimen 1 V

Spesimen 2 V

Spesimen 3 V

4 165°C

Spesimen 1 V

Spesimen 2 V

Spesimen 3 V

5 170°C

Spesimen 1 V

Spesimen 2 V

Spesimen 3 V

50

mengalami cacat short shot sedangkan pada suhu 1600 -1700

spesimen tidak mengalami cacat short shot.Pada percobaan

ini indicator pada parameter waktu tahan,parameter pendingin

dan tekanan di atur konstan.Berikut adalah gambar yang di

hasilkan:

Gambar 4.1 spesimen yang di hasilkan

4.2. Hasil Pengukuran Cacat Short Shot

4.2.1. Pengukuran dengan menggunakan mesin CNC Router

Dari hasil proses injeksi pada produk,kemudian di

lakukan pengamatan cacat produk dengan melakukan titik

koordinat menggunakan mesin CNC Router dengan

maksud untuk mengukur titik koordinat luasan cacat short

shot agar di dapatkan hasil yang akurat dan selanjutnya di

lakukan analisa dengan menggunakan solidwork.

51

Gambar 4.2 penandaan luasan short shot

Penandaan luasan short shot bertujuan untuk

mengetahui permukaan specimen yang cacat pada

specimen.Penandaan dilakukan pada area yang mengalami

cacat short shot kemudian ditandai dengan beberapa titik

koordinat (sesuai luasan short shot).Selanjutnya

menentukan titik nol pada specimen yang akan di ukur.

Gambar 4.3 penentuan titik nol koordinat

52

Gambar 4.4 pengukuran titik koordinat dengan mesin CNC router

Gambar 4.5. Hasil pengukuran koordinat

Dari hasil pengukuran dengan menggunakan mesin

CNC router,maka diperoleh titik titik koordinat dari luasan

short shot pada specimen.Kemudian data koordinat

tersebut di olah dengan menggunakan software solid works.

53

4.2.2 Analisa cacat short shot dengan solid works

Dari hasil pengukuran koordinat dengan mesin CNC

router diperoleh gabungan titik X dan titik Y untuk

membentuk koordinat satu,koordinat dua,koordinat

tiga,koordinat empat dan seterusnya. Hasil dari beberapa

titik koordinat tersebut kemudian disatukan sehingga dapat

diketahui luasan short shot yang dianalisa.

Gambar 4.6 koordinat titik pada solid works

Dari semua titik tersebut kemudian digabungkan sehingga

terbentuk pola lingkaran pada luasan. Untuk memperjelas

kontur dari luasan cacat short shot maka dibuat dalam

bentuk 3D dengan software solid works.

54

Gambar 4.7 bentuk 3D specimen

Gambar 4.8 Luas short shot

Dari hasil pengukuran dengan solidworks di dapatkan

hasil luas short shot adalah sebagai berikut:

55

Tabel 4.3 Hasil luasan cacat short shot

No Temperatur Luas Short Shot

1 150°C

Spesimen 1 1323,72 mm²

Spesimen 2 364,14 mm²

Spesimen 3 5574,256 mm²

Rata-rata 754,256 mm²

2 155°C

Spesimen 1 52,21 mm²

Spesimen 2 140,21 mm²

Spesimen 3 20,83 mm²

Rata-rata 71,083 mm²

3 160°C

Spesimen 1 Tidak ada

Spesimen 2 Tidak ada

Spesimen 3 Tidak ada

4 165°C

Spesimen 1 Tidak ada

Spesimen 2 Tidak ada

Spesimen 3 Tidak ada

5 170°C

Spesimen 1 Tidak ada

Spesimen 2 Tidak ada

Spesimen 3 Tidak ada

56

Grafik 4.1. Histogram luas area short shot

Penguukuran besaran short shot dari data-data yang

diperoleh dari percobaan injection molding pada

temperature 150 C pada ketiga specimen ditemukan cacat

short shot dengan besaran terkecil sebesar 364,14 mm2 dan

berturut-turut sebesar 574,256 mm2 dan 1323,72 mm2

dengan rata-rata 754,256 mm2dan cacat short shot

mengecil menjadi 140,21 mm2 , 52,21 mm2 dan20,83 mm2

pada temperature 155 C dengan rata-rata 71,083 mm2.

Pada temperature 160-170 tidak ditemukan cacat short

shot.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Lu

as

Ra

ta-r

ata

Sh

ort

sh

ot(

mm

)

(Temperatur 150°C, 155°C)

Luas Rata-rata Short shot Ke-2 Spesimen

suhu 150

suhu 155

57

Tabel 4.4. Hasil persentase cacat short shot

NO Temperatur Short Shot

Luas (mm²) %

1 150°C

Spesimen 1 1323,72 mm² 0,344%

Spesimen 2 364,14 mm² 0,094%

Spesimen 3 574,91 mm² 0,144%

Rata-rata 754,256 mm² 0,196%

2 155°C

Spesimen 1 52,21 mm² 0,013%

Specimen 2 140,21 mm² 0,036%

Spesimen 3 20,83 mm² 0,005%

Rata-rata 71,083 mm² 0,018%

3 160°C

Spesimen 1 0 0

Spesimen 2 0 0

Spesimen 3 0 0

4 165°C

Spesimen 1 0 0

Spesimen 2 0 0

Spesimen 3 0 0

5 170°C

Spesimen 1 0 0

Spesimen 2 0 0

Spesimen 3 0 0

58

Grafik 4.2. Histogram hasil presentase besaran short shot

Dari grafik presentase besaran cacat short shot dapat

diketahui pada percobaan 150 C di temukan cacat pada

ketiga specimen dengan luas terkecil 364,14 mm2 (0,094%)

dan luas terbesar 1323,72 mm2 (0,344%) dan pada

temperature 1550C besarnya cacat short shot menjadi lebih

kecil yaitu dengan luasan terkecil 20,83 mm2 (0,005%) dan

luas terbesarnya adalah 140,21 mm2 (0,036%) Jika dilihat

dari data tersebut memperlihatkan bahwa menggunakan

temperatur proses 1500C - 1550C tidak optimal dalam

produksi produk Injection Molding dengan bahan

polyprophylene.

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

Pe

rse

nta

se

Sh

ort

sh

ot

(%)

(Temperatur 150°C, 155°C)

suhu 150

suhu 155

59

4.2.3. Pembahasan hasil pengukuran luasan dan persentase cacat

Short Shot

Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat dari

hasil analisa penelitian pada produk bahwa pada suhu 150°C

dan 155°C ditemukannya cacat Short Shot pada produk. Pada

suhu 150°C dari ketiga percobaan terdapat luasan produk yang

terbesar adalah 1323,72 mm² dan dengan persentase terbesar

juga yakni 0,344 % dan pada luasan terkecil adalah 364,14

mm² dan dengan persentase terkecil juga yakni 0,094 %.

Sehingga didapat luasan rata-rata sebesar 754,256 mm² dan

dengan persentase rata-rata sebesar 0,196 %.

Dan pada suhu 155°C dari ketiga percobaan terdapat luasan

produk yang terbesar adalah 140,21 mm² dan dengan

persentase terbesar juga yakni 0,036 % dan pada luasan

terkecil adalah 20,83 mm² dan dengan persentase terkecil juga

yakni 0,005 %. Sehingga didapat luasan rata-rata sebesar

71,083 mm² dan dengan persentase rata-rata sebesar 0,018 %.