19
13 BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative Tipe Jigsaw 1. Pengertian Implementasi Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 1 Guntur Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh- 1 Nurdin Usman,Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Grasindo,Jakarta,2002),hal70.

BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajran Cooperative Tipe Jigsaw

1. Pengertian Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut

Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan

atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,

tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.1

Guntur Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk

mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan pendapat

para ahli diatas maka dapat disimpulkan implementasi adalah suatu kegiatan

yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-

1Nurdin Usman,Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Grasindo,Jakarta,2002),hal70.

Page 2: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

14

sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan

kegiatan.2

2. Pengertian Metode Jigsaw

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri

dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati dan

"hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris

yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik

jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.

Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa,

bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan

pembelajaran.Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan

karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang

tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan

belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak

mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi

sendirian.

Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara

luas yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke

kolompok lain." (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting:

setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends model

2Guntur Setiawan,Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Balai Pustaka,Jakarta,2004),

hal39.

Page 3: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

15

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6

orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif

dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus

dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain.

3. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperative (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.3

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga

yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun

potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola

cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan

belajara dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan

bersama. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi

yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru

membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat

orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan

setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.4

3Rusman, Model-Model Pembelajran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2011), h.202. 4Ibid.h. 217.

Page 4: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

16

Model jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975).

Model ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan

ketrampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam

jigsaw guru harus bisa memahami kemampuan dan pengalaman peserta

didiknya dan membantu siswa untuk mengaktifkan skema ini agar materi

pelajaran menjadi lebih bermakna dan tersampaikan dengan baik dan sesuai

tujuan. Dan guru juga memberi banyak kesempatan pada siswa untuk

mengolah informasi dan meningkatkan berkomunikasi.5

Model pembelajaran cooperative tipe jigsawadalah sebuah model

belajar yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk

kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Lie, bahwa pembelajaran

cooperative tipe jigsawini merupakan model belajar cooperative dengan cara

siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam

orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif

bertanggung jawab secara mandiri”.6

Dalam model cooperative tipe jigsaw ini siswa memiliki banyak

kesempatan untuk mengemukakakn pendapatnya dan mengolah informasi

yang di dapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota

kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan

ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan di diskusikan. Dan kemudian

dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

5Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2014), h.120 6Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 203.

Page 5: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

17

Jadi, pembelajaran model jigsaw ini merupakan pembelajaran yang

menekankan kepada kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri dari

beberapa siswa yaitu dari 4 sampai 6 orang siswa dalam setiap kelompok.

Setiap kelompok harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya masing-

masing, dan setiap siswa dalam kelompok tersebut harus menguasai materi

atau subtopik yang diberikan oleh guru kepada masing-masing kelompok.

Disini guru berperan sebagai fasilitator, guru memberikan motivasi atau

dorongan kepada anggota kelompok agar mudah untuk memahami materi

yang diberikan, guna untuk memudahkan anggota kelompok untuk

menyampaikan materi tersebut kepada kelompok lainya.

4. Tujuan Model Pembelajran Cooperative Tipe Jigsaw

Tujuan dari cooperative tipe jigsawadalah untuk mengembangkan

kerja tim, ketrampilan belajar cooperative, dan menguasai pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba

mempelajari materi secara individu. Dalam model pembelajaran jigsaw ini

tim juga harus bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan

ketuntasan terhadap materi atau subtopik yang mereka pelajari. Dan tidak

hanya itu saja. Dalam pembelajaran ini juga di tuntut untuk bisa

menyampaikan materi kepada kelompok lainya.

Siswa siswi ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas

kooperatifnya dalam: (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagianya,

(b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagianya kepada anggota

kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok

Page 6: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

18

masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi

penting dalam subtopik tersebut kepada temanya. Ahli dalam subtopik lainya

juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk

menunjukkan penguasaanya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh

guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik

secara keseluruhan.

B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw

Pada dasarnya, dalam pelaksanaan model pembelajaran jigsaw guru

memberikan beberapa informasi tentang pembelajaran model jigsaw ini.

Kemudian guru membagikan siswa kedalam kelompok belajar tipe jigsaw yang

terdiri dari empat atau enam orang siswa dalam satu kelompok. Setiap anggota

kelompok harus menguasai sub topik yang diberikan oleh guru. Langkah-langkah

pembelajarannya sebagai berikut:

a) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau

sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)

untuk mendiskusikan sub bab mereka.

e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

Page 7: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

19

tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainya

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

g) Guru memberi evaluasi.

h) Penutup.7

Adapun variasi-variasi pada model jigsaw ini antara lain:

a) Memberikan tugas baru, seperti menjawab pertanyaan kelompok

tergantung akumulasi pengetahuan anggota kelompok jigsaw

b) Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna

mempelajari kecakapan daripada informasi kognitif. Mintalah peserta

didik mengajari peserta lain kecakapan yang telah mereka pelajari.8

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajran Cooperative Tipe

Jigsaw

Pembelajaran Model Jigsaw ini memiliki beberapa kelebihan dan juga

kekurangan.Kelebihan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw antara lain:

1. Mendorong siswa untuk lebih aktif dikelas, kreatif dalam berfikir serta

bertanggung jawab terhadap proses belajar yang dilakukanya.

2. Dapat dipelajari siswa lain dalam bentuk kelompok yang dibentuk oleh

guru

7Kokom Komalasari, Pemebelajaran Konstekstual, (Bandung: Refika Aditama), hlm. 62.

8 Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri, 2007), hlm. 170.

Page 8: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

20

3. Diskusi tidak hanya dilakukan oleh siswa tertentu saja, akan tetapi

semua siswa dituntut untuk aktif dalam diskusi tersebut.

Kekurangan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw:

1. Bagi guru model ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap

kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

2. Keadaan kondisi kellas yang ramai, sehingga membuat siswa bingung

dan kurang bisa fokus dalam melakukan pembelajaran dikelas.

3. Jika guru tidak meningkatkan ketrampilan-ketrampilan kooperatif

siswa, maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam diskusinya.

4. Kemungkinan siswa yang lemah atau kurang pandai lebih

menggantungkan kepada siswa yang lebih pandai.

5. Jika jumlah kelompok kurang akan menimbulkan masalah dengan

kelompok lain, seperti adanya iri karena dikelompoknya tidak ada yang

pandai menurutnya.

6. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang

belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi

yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan

yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan

baik.9

9http://Pembelajaran-Model-Jigsaw.html. Diakses pada tanggal 28 November 2015

Page 9: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

21

D. Tinjauan tentang Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Menggunakan Metode Jigsaw

1. Pendidikan Agama Islam

a. Definisi

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran

penting dalam membentuk karakter atau ranah afektif pada diri peserta

didik.Adapun ruang lingkup dari pelajaran Agama Islam mencakup aspek

Fiqih, Akhidah Akhlak, Sejarah Islam dan Al-Qur’an Hadist.10

Dalam literatur kependidikan Islam, istilah pendidikan biasanya

mengandung pengertian ta‟lim, tarbiyah, tadris, ta'dib, tazhiyah dan

tilawah.Kata ta‟lim berasal dari kata dasar „ilm yang berarti menangkap

hakikat sesuatu.Dalam setiap 'ilm terkandung dimensi teoretis dan dimensi

amaliah.Ini mengandung makna bahwa aktivitas pendidikan berusaha

mengajarkan ilmu pengetahuan baik dimensi teoretis maupun praktisnya,

atau ilmu dan pengamalannya. Allah mengutus rosul-Nya antara lain agar

beliau mengajarkan (ta‟lim) kandungan al-Kitab dan al-Hikmah, yakni

kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat

dan menampik madharat. Ini mengandung makna bahwa aktivitas

pendidikan berusaha mengajarkan kandungan ilmu pengetahuan.

Kata "tarbiyah" berarti pendidikan.Kata-kata yang bersumber dari

akar kata ini memiliki arti yang berbeda-beda, tetapi pada akhirnya arti-arti

itu mengacu kepada arti pengembangan, peningkatan, ketinggian, kelebihan

10

Zaky Mubarok, Akidah Islam, (Jogjakarta: UII Press, 2001), hlm.30.

Page 10: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

22

dan perbaikan.Kata tadris berasal dari akar kata "darasa-yadrusu-darsan wa

durusan wa dirasatan", yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus,

menjadikan usang, melatih, mempelajari. Dilihat dari pengertian ini, maka

aktivitas pendidikan merupakan upaya pencerdasan peserta didik,

menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta

melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya. Pengetahuan

Kata ta'dib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan

adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin. Kata

peradaban (Indonesia) juga berasal dari kata dasar adab, sehingga aktivitas

pendidikan merupakan upaya membangun peradaban atau perilaku beradab

(civilization) yang berkualitas di masa depan.

Kata tazkiyah berasal dari kata zaka', yang berarti tumbuh atau

berkembang, atau dari kata zakah yang berarti kesucian, kebersihan. Dari

sini dapat dipahami bahwa tazkiyah berarti menumbuhkan atau

mengembangkan diri peserta didik atau satuan sosial, sehingga ia menjadi

suci dan bersih sesuai dengan fitrahnya.

Kata tilawah berarti mengikuti, membaca atau meninggalkan.Dalam

konteks ini, pendidikan merupakan upaya meninggalkan atau mewariskan

nilai-nilai Ilahi dan insani agar diikuti dan dilestarikan oleh peserta didik

atau generasi berikutnya.

Dari pemahaman istilah pendidikan tersebut, maka fungsi

pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

Page 11: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

23

1) Mengembangkan pengetahuan teoritis, praktis dan fungsional

bagi peserta didik;

2) Menumbuhkembangkan kreativitas, potensi-potensi atau fitrah

peserta didik;

3) Meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian, atau menumbuh

kembangkan nilai-nilai insani dan nilai ilahi;

4) Menyiapkan tenaga kerja yang produktif;

5) Membangun peradaban yang berkualitas (sesuai dengan nilai-

nilai islam) di masa depan;

6) Mewariskan nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai insani kepada peserta

didik.

b. TujuanPendidikan Agama Islam di sekolah

Pendidikan agama memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda

dengan mata pelajaran lainnya.Pendidikan Agama Islam misalnya, memiliki

karakteristik sebagai berikut.

1) Pendidikan Agama Islam berusaha untuk menjaga akidah peserta

didik agar tetap kokoh dalam situasi dan kondisi apa pun;

2) Pendidikan Agama Islam berusaha menjaga dan memelihara

ajaran dan nilai-nilai yang tertuang dan terkandung dalam

Alquran dan Hadis serta otentisitas keduanya sebagai sumber

utama ajaran Islam;

Page 12: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

24

3) Pendidikan Agama Islam menonjolkan kesatuan iman, ilmu dan

amal dalam kehidupan keseharian;

4) Pendidikan Agama Islam berusaha membentuk dan

mengembangkan kesalehan individu dan sekaligus kesalehan

sosial.11

2. Pengertian Budi Pekerti

Secara etimologi, budi pekerti berasal dari dua kata budi dan

pekerti.Secara harfiah budi pekerti dimaknai dengan ucapan dan perbuatan

yang sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma baik dari ajaran agama maupun

adat istiadat yang berlaku di suatu tempat dan komunitas tertentu.Ada juga

yang memaknai budi pekerti adalah tingkah laku, perangai akhlakataupun

watak.12

Sikap dan tingkah laku sesorang tercermin dalam kegiatan hidup

kesehariannya seperti tampak dalam hubungan dengan Tuhan, hubungan

dengan diri sendiri, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan masyarakat,

hubungan dengan alam sekitar.

Secara terminologi sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali

bahwa akhlak adalah prilaku jiwa yang dapat dengan mudah melahirkan

perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Apabila

prilaku tersebut mengeluarkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji, baik

11

Su’dadah, “Kedudukan Dan Tujuan Pendidikan Islam Di Sekolah,” Jurnal Kependidikan II, no.

2 (2014): 143–62, https://media.neliti.com/media/publications/104015-ID-kedudukan-dan-

tujuan-pendidikan-agama-is.pdf. 12

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Edisi Ketiga,

Balai Pustaka, Jakarta, 2007), hlm. 170.

Page 13: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

25

menurut akal maupun menurut syariat, prilaku tersebut dinamakan akhlak yang

baik.Namun bila perbuatan itu jelek, maka prilaku tersebut dinamakan akhlak

yang jelek. Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu

kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.

Berdasarkan dari sisi ini timbullah berbagai macam perbutan dengan cara

spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran.

Dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi

pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral), yaitu kelakuan baik yang

merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap sesama manusia.Akhlak

dapat juga diartikan sebagai ilmu tata krama, yaitu ilmu yang berusaha

mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan

baik atau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila.13

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar

digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar

sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.prestasi

berasal dari hasil evaluasi suatu rangkaian proses pembelajaran. Prestasi belajar

disebut juga hasil belajar. Menurut Tohirin, “Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran”.

13

Imam al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, Juz.II, (Muassasah al-Halaby, Kairo, 1967), hlm. 68.

Page 14: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

26

Sedangkan menurut Nana Sudjana menyatakan, “prestasi belajar adalah

proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang telah dicapai siswa

dengan kriteria tertentu.” Hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi belajar menurut purwanto dalam bukunya Evaluasi Hasil

Belajar, ”Prestasi belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar”.

Perubahan perilaku ini disebabkan karena seorang siswa telah menguasai

sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian

prestasi belajar didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah dicapai. Hasil

tersebut dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Sedangkan Mohammad Thobroni mendefinisikan, “hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja”.Prestasi belajar adalah istilah yang menunjukkan suatu

derajat keberhasilan seseorang dalam proses belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai seseorang dalam belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling

berhubungan satu dengan lainya. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik

dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)

individu.

Sedangkan pengertian belajar telah dikemukakan diatas bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman. Pengertian belajar menurut

Page 15: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

27

Mustaqim, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

terjadi karena latihan atau pengalaman”. Artinya belajar adalah aktivitas yang

menghasilkan perubahan yang meliputi perubahan ketrampilan jasmani,

perseptual, ingatan, berpikir, sikap, dan fungsi jiwa lainya secara konstan atau

tetap.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

telah dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar yang mencakup tiga

aspek, aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang mana dalam pencapaianya

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Prestasi belajar siswa

dalam suatu pembelajaran dapat ditunjukkan dengan penilaian raport.

Winkel berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti

yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang seseorang yang

melakukan proses belajar sesuatu dengan bobot atau nilai yang berhasil

diraihnya.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Dengan demikian, prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan

tertentu yang ditunjukkan dengan angka nilai.14

Sedangkan menurut Robert M

Gagne belajar adalah proses yang kompleks dan hasil belajar berupa

kapabilitas, timbulnya kapabilitas berasal dari lingkungan dan proses kognitif

14

Sofyani Hasan Rusydi, “Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar Pada

Mahasiswa,” Naskah Publikasi, 2008, 1–14.

Page 16: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

28

yang dilakukan oleh pelajar. 15

Jadi prestasi belajar adalah suatu hasil yang

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu dan dalam

waktu tertentu dan mecakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru, beliau mengemukakan faktor-faaktor yang mempengaruhi

prestasi belajar sebagaai berikut:

a. Faktor internal (faktor dari dalaam siswa), yaitu keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di

sekitar siswa tinggal

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1) Faktor fisiologis, meliputi:

a. Kesehatan badan. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi

penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya.

15

Isriani Hardini, dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasi)

(Yogyakarta: Familia, 2012), 3.

Page 17: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

29

b. Pancaindera. Berfungsinya pancaindera merupakan syarat

berlangsungnya belajar dengan baik.

2) Faktor psikologis, antara lain:

a. Intelligensi Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi

belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf

inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk

mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi, namun hal ini

tidaklah menjadi jaminan.

b. Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat

merupakan faktor yang menghambat prestasi belajar.

c. Motivasi Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

non

intelektual. Siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.16

b. Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan.

Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala

sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi

prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain.

16

Asna Andriani, “Kecerdasan Emosional ( Emotional Quotient ) Dalam Peningkatan Prestasi

Belajar,” Edukasi, Volume 0 2 (n.d.): 4 59-472.

Page 18: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

30

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yaitu:

a) Lingkungan Alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban

udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada

keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada

belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.

b) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan

representasinya (wakilnya),walaupun yang berwujud hal yang lain

langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu

bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar

masuk kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan,

dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar.

2. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah yang penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.Faktor-faktor

ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

tujuan yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat berupa :

a. Perangkat keras /hard ware misalnya gedung, perlengkapan

belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya.

Page 19: BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajran Cooperative ...etheses.iainkediri.ac.id/1579/3/932108415_BAB II.pdf15 pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

31

b. Perangkat lunak /soft ware seperti kurikulum, program, dan

pedoman belajar lainnya.17

17

Hasmiah Mustamin and Sri Sulasteri, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar M;

Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan”.Eksos, 1 (2010), 151–77.