19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.2. Pengertian Belajar Pengertian belajar dalam dunia pendidikan diartikan sebagai proses yang disengaja dan direncanakan agar terjadi perubahan perilaku seseorang. Dalam belajar terjadi proses transfer sikap kognitif, afektif,dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut sifatnya adalah menetap, hanya prosesnya antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama. Ada yang dapat berlangsung cepat ada pula yang berlangsung lama. Sedangkan Suprayekti (2003:5) memberikan definisi bahwa perubahan kedewasaan yang diakibatkan oleh proses kematangan seseorang bukan disebut sebagai proses belajar. Karena dalam belajar terjadi interaksi antara manusia dewasa dengan manusia belum dewasa yang disengaja dan direncanakan untuk menuju kearah kekedewasaan. Definisi tentang belajar duiraikan oleh beberapa ahli pendidikan sebagai berikut : 1) Belajar, menurut Gegne dalam M. Ngalim Purwanto (1997:84), terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tersebut. 2) Belajar, menurut Bloom dalam Suprayekti (2003 :4-9), adalah suatu proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar IPA

2.1.2. Pengertian Belajar

Pengertian belajar dalam dunia pendidikan diartikan sebagai

proses yang disengaja dan direncanakan agar terjadi perubahan perilaku

seseorang. Dalam belajar terjadi proses transfer sikap kognitif,

afektif,dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut sifatnya adalah

menetap, hanya prosesnya antara individu yang satu dengan yang lain

tidak sama. Ada yang dapat berlangsung cepat ada pula yang

berlangsung lama. Sedangkan Suprayekti (2003:5) memberikan definisi

bahwa perubahan kedewasaan yang diakibatkan oleh proses

kematangan seseorang bukan disebut sebagai proses belajar. Karena

dalam belajar terjadi interaksi antara manusia dewasa dengan manusia

belum dewasa yang disengaja dan direncanakan untuk menuju kearah

kekedewasaan. Definisi tentang belajar duiraikan oleh beberapa ahli

pendidikan sebagai berikut :

1) Belajar, menurut Gegne dalam M. Ngalim Purwanto (1997:84),

terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami

situasi tersebut.

2) Belajar, menurut Bloom dalam Suprayekti (2003 :4-9), adalah suatu

proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan tingkah

laku. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

8

menghasilkan perubahan-perbahan yang relatif konstan dan

berbekas.

3) Belajar, menurut Morgan dalam M. Ngalim Purwanto (1997:84),

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri

dalam mempelajari materi pelajaran atau pondok pesantren dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu. (Muhibbin Syah 1997:65).

Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui

keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya tinggi

dapat dikatakan, bahwa dia telah berhasil dalam belajar. Demikian pula

sebaliknya. Sedangkan dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar

dari proses belajar mengajar, seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Hasil belajar adalah hasil yang harus dicapai/dilakukan.

(Poerwodarminto, 2001: 895).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang

dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni

penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang

dapat diukur dengan tes tertentu. Yang diungkap dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa kelas V di SD NEGERI 3 Nglinduk

Kecamatan Gabus Grobogan.

2.1.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Pada dasarnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah

dasar merupakan penanaman konsep dasar dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang selalu mengalami perubahan dan

perkembangan. Keberadaan ilmu pengetahuan alam sebagai salah satu

cabang ilmu yang akan selalu berkaitan dengan ilmu pegetahuan dan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

9

teknologi yang selalu berkembang. Dedi Supriadi (1995:120),

menguraikan tentang beberapa pengertian ilmu Alam yang bila

diartikan secara sempit sebagai ilmu-ilmu terbatas atau eksakta seperti

halnya fisika, kimia, biologi dan astronomi. Ilmu pengetahuan alam,

adalah merupakan gabungan antara ilmu dan pengetahuan tentang alam.

1) Ilmu

a) Ilmu adalah pengetahuan yang telah memiliki stematika tertentu,

b) ilmu telah memiliki ciri-ciri yang khas.

c) Ilmu mempunyai standar tertentu sebagai hasil konsesnsus para

ilmuwan, yaitu bercirikan : (1) Ilmu memiliki obyek formal dan

materiil tertentu. (2) Ilmu mempunyai sistematika isi dan wilayah

studi yang disebut disiplin. (3) Ilmu terbuka dengan

perkembangan. (4) Ilmu memiliki metode-metode tertentu. Oleh

karena itu setiap mempelajari suatu ilmu harus menggunakan

metode yang sesuai dengan sifat ilmu tersebut. (5) Ilmu

mengimplikasikan kemampuan untuk melakukan eksperimen

terkendali dalam rangka menguji teori dan hipotesis. (6) Ilmu

dipahami berdasar dimensi pasifnya yang mengacu pada

akumulasi fakta dan informasi sehingga membentuk sistematika.

2) Pengetahuan

Pengetahuan atau knowledge adalah suatu generalisasi dari

berbagai hal yang pada perkembangannya ada yang dapat menjadi

ilmu. Tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan

didapat karena berbagai alasan seperti :

a) Sikap mencoba-coba.

b) Sikap pembiasaan menaksir atau memperkirakan sesuatu karena

beberapa alasan kesamaan yang sering mengikuti terjadinya

suatu peristiwa.

c) Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara alamiah dan

bukan karena belajar.

d) Fenomena alam atau gejala alam yang sering terjadi dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

10

dijadikan patokan untuk menentukan sesuatu.

e) Pengembangan ilmu yang dapat menghasilkan suatu penemuan

besar sehingga kemudian muncul istilah ilmu pengetahuan.

3) Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan adalah ilmu dan pegetahuan yang memuat

tentang berbagai cabang yang terdiri dari ekskta dan non eksakta. Untuk

non eksakta antara lain adalah disiplin ilmu yang tidak dapat dilakukan

secara murni, seperti halnya astronomi dan geologi yang selalu

mengalami perubahan dan perkembangan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk sementara dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan ilmu adalah mempunyai ciri dan standar

tertentu dan memiliki obyek formal dan materiil tertentu sebagai hasil

konsensus para ilmuwan, sedangkan pengetahuan adalah semata-mata

hanya merupakan akal manusia berdasar alamiah.

2.1.5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Sesuai Silabus KTSP 2007 SD Negeri 3 Nglinduk, Kecamatan

Gabus, Kabupaten Grobogan (2003:25), Pembelajaran iIlmu pengetahua

alam di sekolah dasar bertujuan untuk melatih keterampilan anak untuk

berfikir secara inovatif dan kreatif sehingga pada akhirnya anak mampu

untuk berfikir secara kritis. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam

didasarkan pada fungsi, tujuan dan ruang lingkup. Oleh karena itu

dalam memberikan materi pelajaran ilmu pengetahuan alam bagi siswa

sekolah dasar harus dilandasi penanaman konsep yang kuat untuk

mengubah pemahaman abstrak menjadi pemahaman bentuk konkrit.

Hal tersebut harus diperhatikan oleh guru karena pemahaman untuk

anak usia sekolah dasar pada umumnya masih dalam taraf pemikiran

sederhana.

1) Fungsi

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

berfungsi untuk :

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

11

a) Memberikan ilmu pengetahuan tentang berbagai jenis dan

perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya

dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b) Mengembangkan keterampilan proses.

c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi

siswa untuk meningkatkan kwalitas hidup sehari-hari.

d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan

keadaan lingkungan alam dan pemanfaatannya dalam kehidupan

sehari-hari.

e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang berguna

dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk bekal melanjutkan

pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

2) Tujuan

a) Mahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

b) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan

dan gagasan tentang alam sekitar.

c) Mempuyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda

serta kejadian di lingkungan seitar.

d) Mampu menerapkan konsep IPAuntuk menjelaskan gejala-gejala

alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

e) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

f) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga

menyadari kebesaran dan keagunganTuhan Yang Maha Esa.

3) Ruang Lingkup

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

12

b) Materi, sifat dan kegunaan yang meliputi udara, air, tanah dan

batuan.

c) Listrik dan Magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat

sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda

langit lainnya.

d) Sumber daya alam,kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya.

Berdasar hasil pemantauan Depdikbud Kabupaten Grobogan,

khusus tentang proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, sering

dijumpai dalam kegiatan belajar dan mengajar IPA, siswa kurang

dilibatkan secara aktif sehingga materi pembelajaran yang disajikan

guru terkesan kurang bermakna dan kurang diminati siswa. Sebagai

akibatnya dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif, kurang

tertarik dan kurang tertantang untuk mengamati, meneliti serta

menafsirkan materi pelajaran walau materi tersebut sifatnya sederhana.

Pada pelaksanaan proses pembelajaran terdapat unsur materi

pelajaran yang dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu fakta, konsep,

prosedur dan prinsip. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru dituntut

untuk mampu mengembangkan kurikulum dan mampu

mengembangkan strategi mengajar melalui aneka metode dan media

yang membantu siswa memahami materi yang disampaikan. Guru

merupakan kunci utama keberhasilan prestasi belajar siswa. Oleh karena

itu dalam proses pembelajaran Guru perlu memahami secara mendasar

tentang :

a) Materi yang akan disampaikan,

b) Mampu memilih dan menerapkan metode yang tepat,

c) Mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara

efektif dan efisien,

d) Mengorganisasikan kelas.

Depdikbud Kabupaten Grobogan (1999/2000) menguraikan

bahwa untuk dapat melaksanakan pembelajaran dan memperoleh hasil

yang maksimal, keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran tidak

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

13

hanya karena penguasaan materi saja, tetapi juga harus didukung oleh

banyak faktor, diantaranya adalah tentang strategi pembelajaran yang

antara lain meliputi : (a) Penentuan pendekatan, (b) Penentuan metode,

(c) Penentuan sarana, (d) Penentuan alat peraga, (e) Perhitungan waktu

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, (f) Penyusunan evaluasi.

2.2. Media Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Agar siswa mampu memahami konsep belajar dan mampu

mencapai hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran, salah satu pendukung

untuk mencapai tujuan tersebut adalah dalam pelaksanaan pembelajaran

ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar hendaknya guru selalu

menggunakan media pembelajaran. Bahwa untuk dapat mengajar IPA

dan mencapai tujuan pembelajaran, guru tidak hanya dituntut menguasai

materi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh penggunaan media

pembelajaran.

Penekanan penggunaan media pembelajaran di sekolah dasar

adalah karena sesuai dengan pola pikir siswa yang masih bersifat konkrit.

Sedangkan materi pelajaran IPA pada umumnya bersifat abstrak

sehingga dalam penjelasan materi pelajaran, guru menggunakan model,

tiruan, foto, miniatur atau benda asli, sehingga pelajaran yang bersifat

abstrak dapat dikonkritkan. Menurut teori Behaviorisme BF. Skinner

dalam Aristo Rahadi (2003:9) diuraikan tentang manfaat penggunaan

media pembelajaran yang dapat mengubah tingkah laku siswa

sebagai hasil

proses pembelajaran. Manfaat praktisnya antara lain adalah :

a. Media dapat mengubah materi yang bersifat abstrak menjadi lebih

konkrit.

b. Materi yang membutuhkan penjelasan rumit dapat disederhanakan

dengan melalui penggunaan media.

c. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

d. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia, baik

indera penglihat, pendengar, peraba, pencium dan pencecap.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

14

e. Media dapat membantu menjelaskan obyek yang bersifat berbahaya

dengan melalui audio dan visual.

f. Media juga dapat berupa bahan pengamatan benda sebenarnya untuk

memperjelas suatu proses.

g. Informasi pelajaran yang disajikan dengan menggunakan media yang

tepat akan memberikan kesan yang mendalam bagi siswa dan

penanaman konsep akan tertanam kuat.

Pada bagian lain Aristo Rahadi (2003:12), dalam penjelasannya

juga menyatakan bahwa pengertian media pembelajaran hendaknya

diasumsikan sebagai alat bantu guru dalam mengajar serta sarana

pembawa pesan dari sumber belajar (guru) kepada penerima pesan belajar

(siswa).. Dengan demikian peran guru akan lebih mengarah sebagai

manajer pembelajaran yang mempunyai tanggung jawab utama

menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan hasil

maksimal dan fungsi guru baik sebagai penasihat, pembimbing, motivator

dan fasilitator dalam proses pembelajaran terlaksana secara optimal.

2.2.1. Pengertian Media Realita

Media realita merupakan media yang ditampilkan merupakan benda

nyatanya. Penggunaan media realita lebih mendekatkan peserta didik

(penerima pesan) dengan benda nyatanya sehingga akan semakin mudah

memahaminya. ”Akan tetapi sebenarnya suatu benda asli merupakan

benda yang paling tepat guna, dibandingkan tiruannya”. (Latuheru,

1988:52).

Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau

merupakan benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi

peserta didik yang tidak akan mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri

benda nyatanya maka diharapkan peserta didik akan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori

yang dipahaminya, namun benda sendiri hanya dilihat melalui gambar.

Sebagai ilustrasi seorang pilot yang diberikan pembelajaran praktek

langsung dengan yang hanya diberikan teori dan melihat gambarnya,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

15

tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang sudah terbiasa

praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan pesawatnya.

”Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang

dikumpulkan dari hasil perjalanan karya wisata, dibandingkan dengan

melihat difilm strip mengenai kehidupan binatang tersebut”. (Sudjana, dan

Rival, 1990:196).

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan opersi konkret. Pada

rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai

berikut : (1) Mulai memandang dunia secara obyektif, bergeser dari suatu

aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur

secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan

cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)

Mempergunakan hubungan sebab-akibat, dan (5) Memahami konsep

substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan

tahapan perkembangan berpikir tersebut. (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, CV. Timur Putra

Mandiri, 2006). Kecenderungan belajar anak usia SD memiliki tiga ciri,

yaitu:

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang

konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik,

dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang

lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan

keadaan sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual,

lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari

sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari

berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif

yakni dari hal yang umum ke bagian demi bagian.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

16

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara

bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana kehal-hal yang lebih kompleks.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan mengenai urutan

logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan dan kedalaman materi.

Menggunakan media realita tidak selalu tepat dan baik, karena terkadang

terhambat dengan biaya dan benda aslinya. Sebagai contoh untuk

menunjukkan bentuk bumi, tentunya akan merasa kesulitan apabila tanpa

adanya bantuan media lainnya seperti media gambar (globe).

Penggunaan media realtia merupakan alat peraga yang paling tepat

karena peserta didik dapat langsung mengamati benda aslinya/nyatanya.

Dalam penggunaan media realia/benda nyata ini terdapat kelebihan dan

keterbatasan. Diantara kelebihan-kelebihan yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

a. Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang relevan

dari kerja, dengan biaya yang sedikit.

b. Dapat memberikan kesempatan yang semaksimal mungkin pada siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tuga-tugas simulasi dan mengurangi

transfer belajar.

c. Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau

ketrampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih

ketrampilan manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.

Dari kelebihan-kelebihan penggunaan media realita, ada keterbatasan-

keterbatasan penggunaan media tersebut, yaitu:

a. Tidak selalu memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti

pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga

pengajaran harus didukung dengan media lain.

b. Sulit untuk mengontrol hasil belajar, karena konflik-konflik yang mungkin

terjadi dengan pekerjaan atau dengan lingkungan kelas.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

17

c. Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam

lingkungan kerja.

d. Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit.

e. Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja,

mengambil tenaga ahli dari pekerjaannya untuk melatih yang lain dapat

menurunkan produktivitasnya.

Setiap media yang digunakan dalam pembelajaran akan mencapai

keberhasilan apabila sesuai dengan materi yang tepat. Media realita

mempunyai kelebihan dan keterbatasan, namun apabila disesuaikan dengan

materi yang akan digunakan maka dapat mngurangi keterbatasan yang terjadi.

Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan

fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran

IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang

mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan

(Agus. S, 2003: 11).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, IPA merupakan ilmu yang

mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang

terkandung atau gejala yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan

mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun

deduktif.

2.2.2 Syntax Media Realita Dalam Pembelajaran

Penggunaan media realia dalam penelitian ini di SD N Ngawen

Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang diterapkan pada mata pelajaran

IPA dengan materi Cahaya dan Sifat-sifatnya. Sebelum pembelajaran

dilaksanakan diadakan dulu pre-test. Nilai pre-tes dapat diambil dari ulangan

harian Setelah selesai pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa,

setelah diadakan pre-tes baru dilakukan pembelajaran dengan media realita

yaitu dilakukan dengan cara mengajak siswa mengamati dan melihat

langsung sumber-sumber cahaya seperti cahaya yang berasal dari matahari,

cahaya yang berasal dari lampu, cahaya yang berasal dari senter. Kemudian

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

18

siswa diajak untuk mempelajari sifat-sifat cahaya dengan cara mengamati,

melihat dan praktek langsung dengan benda seperti :

a. Untuk mengetahui bukti cahaya dapat merambat lurus dengan cara siswa

diajak mengamati dan melihat cahaya lilin pada 3 karton yang dilubangi.

b. Menunjukkan contoh benda yang dapat memantulkan cahaya yaitu cermin

datar, cermin cembung dan cermin cekung beserta manfaatnya masing-

masing cermin. Dan kemudian guru mengajak siswa untuk mengamati

hasil pemantulan cahaya dari masing-masing cermin tersebut.

c. Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya yaitu dengan pensil

yang dimasukkan dalam gelas bening yang berisi air terlihat patah. Serta

mengajak siswa untuk mengamati anak yang sedang berenang, dengan

adanya pembiasan cahaya maka kaki anak yang berenang terlihat lebih

pendek.

Setelah semua materi selesai diajarkan guru bersama siswa menarik

kesimpulan hasil pembelajaran kemudian siswa mengerjakan soal post test

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diajar dengan menggunakan

media realita

2.3 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Joko Supriyanto (2005:55) dalam penelitiannya “Perbedaan

pembelajaran dengan audio visual dan pembelajaran konvensional terhadap

hasil belajar matematika siswa MTS kelas II”. Menyimpulkan pembelajaran

menggunakan media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional, karena media audia visual dapat menimbulkan

minat belajar dengan kelebihan media tersebut yang berupa efek suara,

animasi, power point pada tampilan. Di antara kelemahan dan kelemahan

penggunaan media dan tanpa media lebih banyak kelebihannya antara lain

dapat diputar ulang, diperlambat, dipercepat, dihentikan, tidak memerlukan

ruang gelap, dan mudah dilakukan. Penelitian tersebut memberikan saran

perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran matematika dengan

media audio visual.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

19

Parmin, 2009 dalam penelitiannya “Pengaruh penggunaan media model

dan gambar terhadap Prestasi belajar ilmu pengetahuan alam ditinjau dari

Motivasi belajar siswa”. Menyimpulkan bahwa : Ada perbedaan pengaruh

yang signifikan antara penggunaan media model dan media gambar terhadap

prestasi belajar IPA, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA, dan ada interaksi pengaruh yang

signifikan antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar IPA.

Ami Sulistyowati, 2010 dalam penelitiannya “Studi Komparatif Tentang

Efektivitas Media Pembelajaran Realia Dan Flash Cards Dalam Proses

Belajar Mengajar Vocabulary Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Brebes Tahun

Pelajaran 2009/2010”. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

dalam penguasaan vocabulary antara siswa yang diajar menggunakan media

pembelajaran realia dengan siswa yang diajar menggunakan media

pembelajaran flash card pada siswa SD N Brebes.

Johar Makmun, 2007 dalam penelitiannya “Studi Komparasi Penggunaan

Media Realia Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik Dalam

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif”. Menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kelompok siswa yang

menggunakan media realia dengan kelompok siswa yang menggunakan

media grafis terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam ranah

kognitif.

2.4. Metode Praktikum

Pelaksanaan PTK tentang Pemanfaatan media Realita pada mata pelajaran

IPA ini guru menggunakan Metode praktikum, menurut Suparno, P

(2007:77) menjelaskan bahwa metode praktikum adalah metode mengajar

yang mengajak siswa melakuk an kegiatan percobaan untuk membuktikan

atau menguji teori yang telah dipelajari memang memiliki kebenaran.

Kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu praktikum

terbimbing atau terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

20

praktikum terbimbing hanya melakukan percobaan, mengamati dan

menemukan hasilnya saja, seluruh jalann ya percobaan sudah dirancang oleh

guru. Langkah-langkah percobaan, peralatan yang harus digunakan, serta

objek yang harus diamati atau diteliti sudah ditentukan sejak awal oleh

guru. Sedangkan kegiatan siswa dalam praktikum bebas lebih banyak

dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana merangkai alat percobaan,

melakukan percobaan dan memecahkan masalah, guru hanya memberikan

permasalahan dan objek yang harus diamati atau diteliti. Dalam

mengimplementasikan kegiatan praktikum dalam pembelajaran, umumnya

siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara 2-6 orang,

tergantung pada ketersediaan alat dan bahan

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam pembelajaran IPA. Hal itu sejalan dengan pendapat Sagala, S

(2005:220) yang menjelask an bahwa proses belajar mengajar dengan

praktikum ini berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri,

mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan

menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses

sesuatu. Metode praktikum mempunyai kelebihan yaitu:

a. Dapat membantu siswa untuk lebih percaya terhadap kebenaran atau

kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri dripada hanya

mendengarkan penjelasan dari guru atau buku.

b. Dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti kerjasama,jujur, terbuka, kritis,

dan bertoleransi.

c. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau

kejadian

d. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif

dan realistis

Djajadisastra (1982:11) mengemukakan bahwa pada pelaksanaan

praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka

perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

21

1. Langkah persiapan

Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil kelemahan-

kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat muncul. Persiapan untuk

metode praktikum antara lain:

a. Menetapkan tujuan praktikum.

Sudah jelas dimana tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah untuk

memudahkan siswa dalam memahami khususnya pada mata pelajaran IPA

dan membuktikan materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya yang

disampaikan guru dengan mengguanakan media realita.

b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Dimana dalam pelaksanaan praktikum ini guru dan siswa harus

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan materi cahaya dan

sifat-sifat cahaya, seperti : Lilin, korek api, karton, air, baskom, cermin

datar, contoh cermin cembung (spion), senter, kertas HVS, gelas bening,

pensil.

c. Mempersiapkan tempat praktikum.

Praktikum ini akan dilaksanakan didalam kelas bersamaan dengan proses

belajar mengajar

d. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang tersedia dan

kapasitas tempat praktikum.

Untuk memudahkan dalam proses pelaksanaannya jumlah alat yang

disediakan harus disesuaikan dengan jumlah siswa atau jumlah kelompok

yang akan dibentuk sehingga dengan jumlah alat yang telah disesuaikan

proses kegiatan belajar mengajar daoat berjalan dengan lancar sesuai tujuan

yang telah direncanakan.

e. Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan

Tidak kalah penting dalam praktikum juga memperhatikan faktor

keamanan ini maksugnya selama kegiatan dan alat praktikum aman untuk

digunakan para peserta didik, sehingga guru dan siswa dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tenang.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

22

f. Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.

Guru membuat tata tertib selama kegiatan praktikum agar siswa fokus dan

bisa melaksanakan kegiatan baik dengan baik.

2. Langkah pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan praktikum, siswa mendiskusikan persiapan

dengan guru, setelah itu barulah meminta keperluan praktikum (alat dan

bahan).

b. Guru menjelaskan sedikit tentang materi cahaya dan sifat-sifat cahaya

c. Guru menjelaskan tentang sifat cahaya misalnya cahaya merambat lurus

d. Siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah-langkah

kerja lembar praktikum dan bimbingan guru dibawah ini :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

23

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Metode praktikum Dengan pemenfaatan metode realita pada Mata Pelajaran IPA Cahaya dan sifat-sifatnya

No Materi/Topik Langkah-langkah/Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran

1 Cahaya Merambat Lurus Langkah kerja

1. Tandai ketiga karton tersebut dengan huruf A, B, dan C.

2. Lubangi ketiga karton setinggi lilin dengan paku kecil.

3. Letakkan ketiga karton secara berurutan, dengan

penyangga, mulai dari karton A, B, dan C, sehingga setiap

lubang terletak pada satu garis lurus. Untuk memudahkan,

gunakan benang yang dimasukkan pada setiap lubang

karton. Amatilah gambar di atas.

4. Nyalakan lilin dan letakkan di depan karton C.

5. Amati olehmu cahaya lilin dari balik karton A.

Jawablah pertanyaan berikut

1. Apakah cahaya lilin terlihat dari lubang A?

2. Geserlah karton A atau karton B ke kanan dan ke kiri.

Apakah cahaya lilin masih terlihat ketika posisi karton

dipindahkan?

3. Bagaimanakah letak lubang ketiga karton agar cahaya lilin

terlihat?

4. Apakah kesimpulanmu dari kegiatan itu?

e. Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru

perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang

dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.

3. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

24

a. Meminta siswa membuat laporan praktikum.

b. Perwakilan siswa melaporkan hasil laporan apa yang telah didapat atau

dibuat selama kegiatan praktikum

c. Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum.

Dari beberapa hal yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa metode

praktikum sangat tepat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar belajar

IPA terutama dengan penggunaan media Realita karena siswa melakukan

percobaan atau mengalami secara langsung dan untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan yang dipelajari sehingga dapat memupuk dan

mengembangkan sikap ilmiah dalam diri siswa, juga memberikan

gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya penjelasan lisan

sehingga san gat bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.

2.5. Kerangka Pikir

Memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk

membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari

hasil belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan

berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum, metode belajar,

serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di

sekolah.

Pembelajaran yang menggunakan media akan mengurangi kondisi yang

monoton dan pembelajaran ini menarik bagi siswa. Salah satu media yang

dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dengan media

realita/benda nyata, karena IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang

segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala

yang terdapat di alam.

Maka langkah awal untuk mencapai hasil perbaikan pembelajaran yang

diharapkan pada pelajaran IPA cahaya dapat dibiaskan, guru harus dapat

menentukan Metode dan Media atau alat peraga yang tepat dan tidak asing

bagi siswa, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil

25

disampaikan. Penentuan Metode, Media dan Alat peraga yang tepat dalam

proses pembelajaran ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya

penyampaian materi kepada siswa. Untuk itu guru hendaknya tidak

berprinsip sebagai satu-satunya sumber ilmu tetapi lebih bersifat sebagai

nasehat, Fasilitator dan inovator.

Salah satu alat peraga yang tepat dalam pokok bahasan Cahaya dapat

dibiaskan adalah dengan menggunakan Media realita yaitu media

pembelajaran dengan menggunakan gelas, Air, batang pensil atau pena.

Sehingga diharapkan dengan menggunakan Media Realita ini akan menarik

dan memudahkan siswa dalam membantu memahami konsep tentang

pembiasan cahaya. Perlu disadari bahwa hasil belajar yang rendah bukan

sepenuhnya faktor duru sebagai pendidik, tetapi juga faktor siswa itu sendiri.

2.6. Hipotesis Tindakan

Melalui pemanfaatan media realita dapat meningkatkan hasil belajar

IPA bagi siswa Kelas V SD Negeri 3 Nglinduk kecamatan Gabus, kabupaten

Grobogan pada semester 2 tahun 2011/2012 .