22
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya Peningkatan Pengertian Upaya Dalam kamus Etismologi kata Upaya memiliki arti yaitu yang didekati atau pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan dibuku lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan mencari jalan keluar. Dalam hal ini upaya yang dimaksud oleh peneliti yaitu usaha meningkatkan daya saing pasar tradisional. Pengertian Peningkatan Peningkatan dapat diartikan sebgai menaikkan derajat, taraf, mempertinggi, memperhebat produksi atau proses cara meningkatkan usaha kegiatan dan sebagainya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Upaya Peningkatan

Pengertian Upaya

Dalam kamus Etismologi kata Upaya memiliki arti yaitu yang didekati

atau pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan dibuku lain

menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau ikhtiar untuk

mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan mencari jalan keluar. Dalam

hal ini upaya yang dimaksud oleh peneliti yaitu usaha meningkatkan daya saing

pasar tradisional.

Pengertian Peningkatan

Peningkatan dapat diartikan sebgai menaikkan derajat, taraf,

mempertinggi, memperhebat produksi atau proses cara meningkatkan usaha

kegiatan dan sebagainya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

2.1.2 Daya Saing

1. Pengertian Daya Saing

Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

perusahaan, sub-sector atau negara untuk menjual dan memasok barang dan atau

jasa yang diberikan dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari

akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan. Proses penciptaan nilai tambah

berada pada lingkup perusahaan.

Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh

pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan

tidak unggul berarti tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap service

didalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan dengan

bagaimana efektivitas suatu organisasi dipasar persaingan, dibandingkan dengan

organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau

sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang

berkualitas baik adalah perusahaan yang efektif dalam asaarti akan mampu

bersaing.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

a. Lokasi

Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli

dan menjadi faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis

akan menarik perhatian pembeli. Menurut Frans : letak atau lokasi akan menjadi

sangat penting untuk memenuhi kemudahan pelanggan dalam berkunjung,

konsumen tentu akan mencari jarak tempuh terpendek. Walau tidak menutup

kemungkinan konsumen dari jarak jauh juga akan membeli, tapi persentasenya

kecil.

b. Harga

Menurut Sunarto (2004 : 207) harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau

jasa tersebt. Harga menentukan apakah sebuah supermarket, atau swalayan

banyak dikunjungi konsumen atau tidak. Faktor harga juga berpengaruh pada

seseorang pembeli untuk membeli keputusan. Harga juga berhubungan dengan

diskon, pemberian kupon berhadiah, dan kebijakan penjualan.

Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang.

Demi mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya seorang

konsumen harus rela membayar sejumlah uang. Bagi pelanggan yang sensitif

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

biasanya harga murah adalah sebuah kepuasan yang penting karena mereka akan

mendapatkan value for maney yang tertinggi.

c. Pelayanan

Program pelayanan/service seringkali menjadi pokok pemikiran pertama

seorang pengelola supermarket/minimarket. Pelayanan melalui produk yang

bermutu. Pelayanan melalui kemampuan fisik lebih mengacu kepada kenyamanan

peralatan (trolly atau keranjang belanja). Tempat parkir yang nyaman, penerangan

ruangan yang baik, juga keramahan dari karyawan.

d. Mutu atau Kualitas

Keyakinan untuk memenangkan persaingan pasar akan ditentukan oleh

kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Berkenan dengan kualitas produk,

Muhardi dalam bukunya strategi operasi untuk keunggulan bersaing mengutip

pendapat Adam dan Ebert yang menyatakan : “ product quality is the

appropraiteness of design specifications to function and use as well as the degree

to which the product conforms to the design specifications”. Kualitas produk

ditunjukkan oleh kesesuaian spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan

memiliki daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk yang berkualitas

dalam arti sesuai dengan kebtuhan pasarnya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

e. Promosi

Semakin sering suatu supermarket/swalayan melakukan promosi, semakin

banyak pengunjung dalam memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan

melalui berbagai iklan, baik dimediacetak, elektronik maupun media lainnya.

3. Manfaat Peningkatan Daya Saing

Dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif dan adanya situasi

pasar yang dinamis, maka setiap perusahaan tidak mungkin lagi untuk

menghindari persaingan, tetapi yang harus dilakukan adalah menghadapi tingkat

persaingan tersebut dngan cara yang sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya disini

diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara optimal dan berkeseimbangan

untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di masa yang akan

datang.

4. Cara Menentukan Daya Saing

Dalam analisis tentang strategi bersaing suatu perusahaan, Michel A.

Porter menyatakan tiga jenis strategi genenerik, yaitu: keunggulan biaya (cost

leadership), pembedaan produk (differentiation), dan focus.

a. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership) Strategi biaya rendah (cost

leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam

segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

maupun jasa) biasanya ditunjukan kepada konsumen yang relatif mudah

terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga

sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi prilaku pelanggan, strategi jenis ini

amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori prilaku

low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan

merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat

sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawaran-menawar yang signifikan.

Terutama dalam komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan

mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi

pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat

keuntungan pasar tinggi dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efesiensi

dan keefektifan biaya. Sumber dari keefektifan dari biaya ini bervariasi. Termasuk

didalamnya adalah pemanfaatan skala ekonomi, investasi dalam teknologi yang

terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak kurva

pembelajaran dan pengalaman, optimasi kapasitas tilitas, dan akses yang baik

terhadap bahan baku atau saluran distribusi.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus

mampu memenuhi persyaratan didua bidang, yaitu: sumber daya dan organisasi.

Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan dibidang

sumber daya perusahaan, yaitu: pemasaran produk, kretivitas dan bakat SDM,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

pengawasan yang ketat, riset pasar, distribusi yang kuat, ketrampilan kerja, serta

biaya distribsi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan

harus kuat dan mampu untuk melakukan koordinasi antar fungsi manajemen yang

terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, insentif berdasarkan target

(alokasi intensif berbasis hasil).

b. Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (Differentiation), mendorong perusahaan

untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya.

Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedpankan ini memungkinkan suatu

perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.

Cara pembedaan prodk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat

dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun

psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai

kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan

berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari

diferensiasi. Strategi jenis ini bisa ditunjukkan kepada para konsumen potensial

yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai diferensiasi. Diferensiasi tidak

memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-

produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

jika kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh

penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat

tahan lama dan sulit ditiru oleh pesaing.

Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang

ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh

konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar

dengan strategi jenis ini, kekuatan dapertemen penelitian dan pengembangan

sangatlah berperan.

c. Strategi Fokus (Focus)

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam

suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditunjukan untuk

melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam

pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga.

Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar,

strategi focus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya:

strategi biaya rendah atau strategi pemberdaan karakteristik produk.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup,

terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh

pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati

oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini

lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu, atau produk barang atau

jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik.

Menurut Michael Porter, hal-hal yang harus dikuasai atau dimiliki oleh

setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif adalah:

a) Teknologi

b) Tingkat enterpreneurship yang tinggi

c) Tingkat efesiensi/produktivitas yang tinggi dalam proses produksi

d) Kualitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan

e) Promosi yang meluas dan agresif

f) Pelayanan teknisal maupun nonteknisal yang baik (service after sale)

g) Tenaga kerja dengan tingkat keterampilan/pendidikan, etos kerja,

kreativitas, secara motivasi yang tinggi

h) Skala ekonomis

i) Inovasi

j) Diferensiasi produk

k) Modal dan sasaran serta prasarana lainnya yang cukup

l) Jaringan distribusi didalam dan terutama diluar negeri yang baik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

m) Proses produksi yang dilakukan dengan sistem just-in-time (JIT)

5. Pengertian Analisis SWOT

Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi

dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini

menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. SWOT adalah singkatan

dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (Peluang),

Threats (hambatan).

a. Strenght (S), yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan

kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di

lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu

menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para

pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam

teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi

segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang

lebih maju.

b. Weaknesses (W), yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang

merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.

Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu

perusahaan atau organisasi.

c. Opportunity (O), yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan

peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang

berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari

peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun

organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan

datang.

d. Threats (T), yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau

ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk

menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika

tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu

usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan

datang.

6. Tujuan Dan Manfaat Analisis SWOT

Tujuan dan manfaat analisis SWOT adalah untuk memadukan empat faktor

atau komposisi secara tepat tentang bagaimana mempersiapkan kekuatan

(strangth), mengatasi keemahan (weaknes), menemukan peluang (opportunity)

dan strategi menghadapi berbagai ancaman (treath). Metode analisis SWOT bisa

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang bermanfaat untuk

melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan. Ketika teknik ini dapat

dijalankan secara tepat dengan menggabungkan ke empat elemen tersebut maka

kesempurnaan dalam meraih visi dan misi program yang direncanakan tentunya

akan bertujuan lebih baik dengan hasil yang optimal. Analis ini berperan sebagai

alat untuk meminimalisasikan kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan

atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

7. Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT

Dalam menyususun strategi menggunakan analisis SWOT, tentu ada faktor yang

mempengaruhi komponen analisis SWOT. Faktor tersebut dapat berasal dari

dalam (faktor intrnal), dan berasal dari luar (faktor eksternal).

a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam

perusahaan dimana terdapat dua komponen yaitu kekuatan dan kelemahan.

Kedua komponen tersebut berdampak pada lebih baiknya suatu penelitian jika

kekuatan lebih besar dari pada kelemahan. Sehingga, jika kekuatan internal

perusahaan ini menjadi lebih maksimum maka akan memberikan hasil

penelitian yang jauh lebih baik. Berikut ini faktor internal yang

mempengaruhi analisis SWOT, diantaranya yaitu:

1. Sumber daya yang dimiliki

2. Keuangan dan financial yang dimiliki perusahaan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

3. Kelebihan atau kelemahan internal perusahaan

4. Pengalaman yang pernah dialami perusahaan sebelumnya baik yang

berhasil maupun yang gagal

b. Faktor Eksternal Dalam faktor eksternal, apa yang diteliti tidak secara

langsung terlibat. Faktor eksternal terbagi dua bagian yaitu ancaman dan

peluang. Adanya kedua komponen tersebut maka akan memberikan data yang

perlu dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga akan menghasilkan

strategi untuk menghadapinya. Faktor eksternal yang mempengaruhi analisis

SWOT , diantaranya yaitu:

1. Trend

2. Budaya, sosial politik. Idiologi, perekonomian

3. Sumber permodalan

4. Peraturan pemerintah

5. Perkembangan teknologi

6. Pristiwa yang terjadi

7. Lingkungan

8. Diagram SWOT

Langkah selanjutnya adalah menelaah melalui diagram analisis SWOT

dengan membuat titik potong antara sumbu X dan sumbu Y, dimana nilai dari

sumbu X di dapat dari selisih antara total Strength dan total Weakness, sedangkan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

untuk nilai sumbu Y didapat dari selisih antara total antara Opportunities dan total

Threat. Di bawah ini gambar Diagram Analisis SWOT sebagai berikut :

1.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT

2.1.3. Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam

pertumbuhan ekonomi rakyat kecil dan menengah di indonesia. Pasar tradisional /

pasar rakyat adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik

Daerah termasuk kerjasama dengan swasta, tempat usaha berupa toko, kios, los

dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya

masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. pasar tradisional

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

merupakan wadah utama penjualan produk‐ produk kebutuhan pokok yang

dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah kecil serta mikro

(Peraturan Menteri Industri dan Perdagangan RI No 84 tahun 2018).

Peraturan bupatti No. 4 Tahun 2013 tentang perlindungan, pengelolaan,

dan pemberdayaan pasar tradisional, penataan pusat pembelannjaan, dan toko

modern di kabupaten Bojonegoro.

Pasal 7 tentang perlindungan pasar

1. Pemerintah daerah berkewajiban memeberikan perlindungan kepada pasar

tradisonal dan pelaku usaha yang ada didalamnya termasuk kejelasan dan

kepastian hukum tentang status hak pakai lahan pasar.

2. Dalam melakukan perlindungan kepada pasar tradisional, usaha mikro,

kecil, menengah, dan koperasi serta pelaku usaha yang ada didalamnya,

Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan dalam aspek :

a. Lokasi usaha yang strategis dan menguntungkan pasar tradisional

b. Kepastian hukum dan jaminan usaha dari kemungkinan penggusuran

yang tidak menguntungkan

c. Persaingan dengan pelaku usaha di pasar modern baik dalam aspek

lokasi maupun aspek lainnya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

d. Kepastian hukum dalam status hak sewa, unntuk menjamin

keberlangsungan usah, jika terjadi musibah yanng mengancurkan harta

benda yang diperdagangkan

3. Dalam rangka memeberikan perlindungan pasar tradisional, usaha mikro,

kecil, menengah, koperasi , Pemerintah Daerah mengatur dan melaukan

pembianaan terhadap pelaku ekonomi sektor informal agar tidak

mengganggu keberlangsungan dan ketertiban pasar tradsional

Pasal 8 tentang pengelolaan pasar tradisional

1. Perencanaan pasar tradisional, meliputi :

a. Perencanaan fisik

b. Perencanaan non fisik

2. Perencanaan fisik meliputi :

a. Pennyediaan fasilitaas bangunan dan tata letak pasar

b. Sarana pendukung

3. Fasilitas penggunnaan dan fasilitas pasar antara lain :

a. Bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran stndart ruang tertentu

b. Petak atau blok denan akses jalan pengujuung ke segala arah

c. Pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup

d. Penataan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

4. Sarana pendukung antara lain :

a. Kantor pengelola

b. Area pakir

c. Tempat pembuangan sampah sementara/sarana pengelolaan sampah

d. Air bersih

e. Sanitasi/drainase

f. Tempat ibadah

g. Toilet umum

h. Pos keamanan

i. Tempat pengelolahan limbah/instalasi pengelolahan air limbah

j. Hidrann dan fasilitas pemadam kebakaran

k. Penteraan

l. Sarana komunikasi

m. Area bongkar muat dagangan

5. Perencanaan non fisik untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan standart

opersional dan prosedur yang di tetapkan

6. Standart operasional dan prosedur antara lain :

a. Sistem penarikan retribusi

b. Sistem keamanan dan ketertiban

c. Sistem kebersihan dan penanganan sampah

d. Sistem perparkiran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

e. Sistem pemeliharaan sarana pasar

f. Sistem penteraan

g. Sistem penanggulangan kebakaran

Pasal 9 tentang pelaksanaan

1. Bupati dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun

pasar baru, rehabilitas passar lama, dan pengolahan pasar modern

2. Kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilaksanakan dengan pola bangun

guna serah, bangun serah guna, dan kerjasama pemanfaatan lainnya

3. Kerjasama sesuai dengan peraturan perundang – undangan

Pasal 10 tentang pengendalian dan evaluasi

1. Bupati melalui kepala OPD melakukan pengendalian dan evaluasi

pengelolaan pasar tradisional

2. Pengendalian dan evaluasi dilakukan terhadap :

a. Kebijakan pengelolaan pasar tradisional

b. Pengeelola dan pedagang

c. Sarana dan prasarana pasar

Pasal 11 tentang pemberdayaan pasar tradisional

1. Bupati melakukan pemberdayaan pasar tradisional di daerah

2. Pemberdayaan antara lain :

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

a. Meninggkatkan profesionalisme pengelola

b. Meningkatkan potensi dagang pasar

c. Meningkatkan kualitas dan pembenahan sarana fisik pasar

3. Peningkatkan profesionalisme pengelola pasar melalui :

a. Penetapan visi, misi, dan kebijakan pengembangan pasar

b. Penerapan manajemen yang profesional

c. Pembentukan struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas

d. Ketersediaan standart nasional dan prosedur

4. Peningkatan kompetensi pandagan pasar antara lain :

a. Pembinaan disiplin pedagang dan pembeli

b. Bimbingan kepada para pedagang untuk menarik para pembeli

c. Peningkatan pengetahuan dasar bagi para pedagang

d. Memahami perilaku pembeli

5. Peningkatan kualitas dan pembenahan sarana fisik pasar antara lain:

a. Pembenahan tata letak

b. Pengaturan lalu lintas orang dan barang dalam pasar

c. Peningkatan kualitas konstruksi

d. Bembenahan sistem air bersih dan limbah

e. Pembenahan sistem elektrikal

f. Penggunaan sistem pencegah kebakaran

g. Pembenahan sistem penanganan sampah

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

6. Bupati melalui OPD yang terkait, melakukan :

a. Memberikan prioritas tempat usaha kepada pedagang lama, melakukan

renovasi dan relokasi pasar tradisional

b. Penataan terhadap pedagang kaki lima agar tidak mengganggu

ketertiban pasar

c. Fasilitasi perbankan dalam memberikan kredit kepada pedagang pasar

d. Fasilitasi pembentukan wadah/assosiasi pedagang pasar

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai peningkatan daya saing dilakukan oleh peneliti lain

dengan objek yang berbeda. Penelitian yang telah dilakukan memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Tinjauan penelitian

terdahulu dalam penelitian ini adalah :

1. Setyani Irmawati (2015), melakaukan penelitian dengan judul Strategi

Peningkatan Daya Saing Industri Unggulan Provinsi Jawa Tengah

untuk Menghadapi ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)

dengan Menggunakan Analisis SWOT. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi jenis – jenis industri pengolahan yang menjadi

industri unggulan din Provinsi Jawa Tengah, mengetahui kondisi daya

saing industri di Provinsi Jawa Tengah, merumuskan strategi

peningkatan daya saing industri unggulan Provinsi Jawa Tengah untuk

menghadapi AEC 2015. Metode yang digunakan yaitu dengan metode

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

kualitataif dengan analisis SWOT yang hasil perhitungan matriks

SWOT berada pada kuadran 3 yang menggambarkan untuk mengubah

strategi pemasaran industri unggulan di provinsi Jawa Tengah.

2. Eko Budi Santoso (2010), melakukan penelitian dengan judul Strategi

Pengembangan Perkotaan di Wilayah Gerbangkertosusila Berdasarkan

Pendekatan Daya Saing Wilayah. Penelitin tersebut bertujuan untuk

mengetahui kemampuan ekonomi wilayah Gerbangkertosusila,

mengetahui keunggulan dan kelemahan daya saing daerah, mengetahui

konsep perkembangan perkotaan Gerbangkertosusila, dan mengetahui

srategi pengembangan daya saing perkotaan. Metode yang digunakan

yaitu metode kualitatif dengan analisis SWOT.

2.3. Keragka Pemikiran

Pasar tradisional sangat berperan dalam proses jual beli masyarakat.

Peran pasar sangat di perlukan bagi masyarakat untuk membeli maupun

berjualan. Daerah perkotaan memiliki dua jenis pasar yaitu pasar

tradisional dan pasar modern. Berkembangnya pasar modern memberi

anggapan bahwa pasar modern akan mempengaruhi kegiatan usaha pada

pasar tradisional, para pedagang juga akan merasakan dampak adanya

pasar modern.

Analisis faktor internal dan eksternal dari suatu usah dapat

memperlihatkan kondisi pasar saat ini. Faktor internal dan eksternal

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Upaya

dianalisis dengan analisis SWOT yang kemudian menentukan letak / posisi

pasar. Indikator SWOT ditetapkan berdasarkan hasil survei di lapangan

Gambar 1. Kerangka pikir upaya peningkatan daya daing pasar tradisional kota Bojonegoro

PASAR

TRADISIONAL

Kekuatan + Peluang Kelemahan + Ancaman

Faktor Internal

Kekuatan

Kelemahan

PASAR MODERN

PEMKAB / Dinas Perdagaangan, Pengelola Pasar,

Pedagang

Peningkatan Daya

Saing

Faktor Eksternal

Peluang

Ancaman

Analisis SWOT