15
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Tujuan pembelajaran akan dicapai jika perencanaan proses belajar mengajar disiapkan dengan matang. Salah satu yang harus disiapkan adalah media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar untuk membantu proses pembelajaran. Media berarti alat saluran komunikasi yang berasal dari bahasa Latin, media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Scramn (dalam Putri, 2011) media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan berbentuk softwere ataupun hardwere yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Sudiman (2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Media pembelajaran digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik agar fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. National Education Association (NEA) dalam Sadiman, (2009) menyebutkan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu peserta didik dalam menerima dan memahami suatu konsep materi. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai media utama dalam pembelajaran ataupun hanya untuk membantu guru dalam mempermudah menyampaikan materi pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, komunikasi penyampaian pesan dari pendidik kepada peserta didik menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Tujuan pembelajaran akan dicapai jika perencanaan proses belajar

mengajar disiapkan dengan matang. Salah satu yang harus disiapkan adalah media

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar untuk membantu proses

pembelajaran. Media berarti alat saluran komunikasi yang berasal dari bahasa

Latin, media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media

yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a

receiver). Menurut Scramn (dalam Putri, 2011) media pembelajaran adalah

teknologi pembawa pesan berbentuk softwere ataupun hardwere yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Sudiman (2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke

penerima pesan. Media pembelajaran digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik agar fokus dalam mengikuti

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. National Education

Association (NEA) dalam Sadiman, (2009) menyebutkan bahwa media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu peserta didik dalam

menerima dan memahami suatu konsep materi. Media pembelajaran dapat

digunakan sebagai media utama dalam pembelajaran ataupun hanya untuk

membantu guru dalam mempermudah menyampaikan materi pembelajaran.

Dengan adanya media pembelajaran, komunikasi penyampaian pesan dari

pendidik kepada peserta didik menjadi lebih efektif dan efisien.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

6

2.1.1.2 Syarat Mengembangankan Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2007) menjelaskan bahwa ada beberapa syarat dalam

mengembangkan suatu media pembelajaran, yaitu :

a. Visible (Mudah Dilihat)

Media yang akan dibuat hendaknya lebih mempermudah anak dalam

memahami suatu materi karena dapat dilihat secara langsung.

b. Interesting (Menarik)

Media pembelajaran yang hendak dibuat sebaiknya memiliki nilai

kemenarikan tersendiri, sehingga siswa akan lebih tertarik dan memperhatikan

isi dari media tersebut.

c. Simple (Sederhana)

Media yang dibuat sebaiknya sederhana, praktis dan mudah dipahami,

sehingga pesan atau isi dari media tidak kabur. Sederhana berarti menarik

tetapi tidak berlebihan.

d. Useful (Bermanfaat)

Media pembelajaran dapat bermanfaat atau berguna dalam mencapai tujuan

pembelajaran pada suatu materi.

e. Accurate (Benar)

Media yang akan dikembangkan benar-benar sesuai dengan karakteristik

materi atau tujuan pembelajaran, sehingga media pembelajaran yang dibuat

tidak keluar dari materi yang akan diberikan.

f. Legitimate (Masuk Akal)

Media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk kepentingan

pembelajaran oleh guru.

g. Structure (Terstruktur)

Penggunaan dan pembuatan media pembelajaran merupakan satu kesatuan dan

tidak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui media tersebut.

2.1.1.3 Fungsi Media Pembelajaran

Djamarah (2006 : 122) berpendapat bahwa media pembelajaran berfungsi

mempermudah jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,

dalam memilih media pembelajaran tidak boleh sembarangan, tetapi disesuaikan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

7

dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual adalah menarik perhatia peserta didik untuk

lebih berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual

yang ditampilkan sesuai dengan materi pelajaran. Fungsi atensi menjadi

sangat penting karena seringkali peserta didik tidak tertarik pada materi

pelajaran tertentu sehingga mereka tidak memperhatian guru dalam proses

pembelajaran.

b. Fungsi Afektif

Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

peserta didik ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar

atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa misalnya

informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Lambang visual atau gambar lebih mempermudah peserta didik dalam

memahami dan mengingat informasi yang terdapat pada gambar daripada

hanya membaca tulisan saja, sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai

dengan maksimal.

d. Fungsi Kompensatoris

Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks bagi

peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi

dalam teks dan mengingat kembali. Dengan kata lain media pembelajaran

berfungsi untuk mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat

dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau

disajikan secara verbal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

8

Sudrajat (dalam Putri, 2011) mengemukakan fungsi media diantaranya

yaitu :

a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh peserta didik.

b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.

c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungan.

d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis.

f. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

g. Media memberikan pengalaman yangmenyeluruh dari yang kongkrit

sampai dengan abstrak.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media

pembelajaran adalah untuk membantu peserta didik dalam memahami

pembelajaran dan membentuk konsep materi yang mudah dipahami dan mudah

diingat oleh peserta didik.

2.1.1.4 Karakteristik Media Pembelajaran yang Baik

Tidak semua media pembelajaran dapat digunakan dengan baik dan

membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan media

pembelajaran tidak mudah, guru harus mempertimbangkan beberapa aspek agar

media berperan maksimal dalam proses pembelajaran. Menurut Kemp (dalam

Sadiman, dkk. 1990) mengemukakan bahwa karakteristik media pembelajaran

merupakan dasar pemilihan media yang harus disesuaikan dengan situasi belajar

tertentu. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2002)

mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media,

yaitu :

a. Ciri Fiksatif yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

b. Ciri Manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu objek,

kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

9

c. Ciri distributif yang menggambarkan kemampuan media mentransformasikan

objek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan

kepada sejumlah besar peserta didik, di berbagai tempat, dan stimulus

pengalaman yang relatif mengenai kejadian tersebut.

Dari pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa media

pembelajaran yang baik adalah media yang sederhana dan mudah digunakan oleh

peserta didik. Selain itu, media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan

tingkat perkembangan kognitif siswa yang semakin hari semakin berkembang.

Guru dituntut untuk dalam membuat atau mencari media yang cocok untuk siswa

pada tingkat perkembangan tertentu.

2.1.1.5 Langkah – langkah Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran

Ada beberapa langkah dalam merencanakan pembuatan media

pembelajaran, yaitu :

a. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa kompetensi yang

dimiliki peserta didik dapat diketahui melalui proses analisis karakteristik

peserta didik, yaitu meliputi karakteristik khusus seperti;pengetahuan,

keterampilan, dan sikap awal peserta didik, sedangkan untuk karakteristik

umum; kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budaya apa, kebiasaan,

dan sebagainya.

b. Merumuskan tujuan pembelajaran

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran

menjadi dasar bagi pendidik dalam memilih metode pembelajaran, bentuk dan

format media serta menyusun instrumen evaluasinya.

c. Merumuskan butir-butir materi

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa materi untuk media

pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehingga dalam

perumusan materi harus didasarkan pada tujuan pembelajaran. Jika tujuan

tidak sesuai dengan media yang digunakan maka hasil dari pembelajaran tidak

akan maksimal.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

10

d. Menyusun instrumen evaluasi

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa langkah setelah butir

materi dirumuskan adalah penyusunan instrumen evaluasi yang digunakan

untuk mengukur ketercapaian tujuan. Instrument evaluasi berupa tes,

penugasan, daftar cek perilaku atau tes lainnya agar keberhasilan

pembelajaran dapat diukur.

e. Menyusun naskah / draft media

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa secara umum draft

media dibedakan menjadi dua bentuk, yang pertama adalah naskah media

audio dan audio visual, yaitu naskah dikatakan sebagai outline dari program

media yang akan dibuat, naskah sebagai pedoman tertulis yang berisi

informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang dijadikan acuan dalam

pembuatan media, yang kedua adalah naskah media berbasis cetakan, menulis

naskah sesungguhnya merupakan kegiatan menyusun media/prototipe media

itu sendiri.

f. Melakukan validasi ahli

Menurut Asyhar (2011) mengemukakan bahwa setiap naskah dan

prototipe media pembelajaran yang telah selesai disusun, sebaiknya divalidasi

oleh tim ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli bahasa.

g. Melakukan uji coba/test dan revisi

Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan efektivitas

media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena konsep yang telah

dirumuskan oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan

dilapangan.

Jika langkah-langkah tersebut terlaksana dengan baik, maka

keberhasilan dalam penyusunan media pembelajaran akan tercapai. Ketika

media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran maka pembelajaran

akan berjalan dengan baik dan tujuan akan tercapai.

Menurut Gagne dan Briggs menjelaskan beberapa langkah dalam

perencanakan pembuatan media pembelajaran, yaitu :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

11

2. Mengklasifikasikan tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar

3. Memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung

4. Menentukan tipe perangsang untuk setiap peristiwa

5. Mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam

pengajaran

6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai

7. Menentukan media yang digunakan

8. Menulis rasional (penalaran) memilih media

9. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa

10. Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan media

Arief Sadiman,dkk memberikan urutan langkah-langkah yang harus

diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah

sebagai berikut :

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik

2. Merumuskan tujuan instruksional (instruksional objective) dengan

operasional dan khas

3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan

4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

5. Menulis naskah media

6. Mengadakan tes dan revisi

Berdasarkan penjelasan beberapa sumber yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah untuk membuat dan mengembangkan

sebuah media pembelajaran dimulai dari analisis kurikulum dan analisis

kebutuhan peserta didik, analisis sumber daya yang ada disekitar lingkungan

sekolah, menganalisis dan mengidentifikasi Kompetensi Inti, Kompetensi

Dasar, dan indikator. Selanjutnya menyusun draft media pembelajaran, uji

pakar serta serta validasi, uji coba dan yang terakhir adalah revisi dan

penerapan media pembelajaran dalam kelas.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

12

2.1.2 Macam-macam media pembelajaran

Jenis-jenis media menurut Bretz (dalam Widyastuti dan Nurhidayati,

2010) mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok yaitu :

a. Media audio, seperti: siaran berita bahasa Jawa dalam radio, sandiwara bahasa

Jawa dalam radio, tape recorder beserta pita audio berbahasa Jawa.

b. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

c. Media visual diam, seperti: foto, slide, gambar.

d. Media visual gerak, seperti: film bisu, movie maker tanpa suara, video tanpa

suara.

e. Media audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.

f. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, slide rangkai suara.

g. Media audio visual gerak, seperti: film dokumenter tentang kesenian Jawa

atau seni pertunjukan tradisional, video kethoprak, video wayang, video

campursari.

Sedangkan Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk (dalam

Arsyad, 2002) adalah sebagai berikut.

a. Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk

mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi.

b. Media berbasis cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah

buku teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan lembar

lepas.

c. Media berbasis visual

Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peranan yang 13

sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar

pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat

siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan

dunia nyata.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

13

d. Media berbasis audiovisual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting

yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan

storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan

penelitian.

e. Media berbasis komputer

Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan

dan latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran

yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini

dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung

pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi

pelajaran.

Secara umum, media dapat digolongan menjadi media visual, media

auditif dan audiovisual. Media tersebut dapat berfungsi maksimal dalam situasi

dan kebutuhan tertentu. Setiap media pembelajaran dapat berfungsi secara

maksimal jika diterapkan dalam perencanaan yang matang dan sistematis.

2.1.3 Cara Pengembangan Media Pembelajaran

Media pembelajaran dikembangkan dari tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Dalam mengembangkan media pembelajaran, sebaiknya memperhatikan

3 aspek, yaitu :

a. Define (pembatasan), pembatasan ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan

media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam

perencanaan media seperti materi,alat,bahan,biaya dll.

b. Develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan

media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.

c. Evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah

dikembangka/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan

pihak lain. Untuk kemudian direproduksi media dalam bentuk lain.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

14

Sanjaya (2010) ada sejumlah prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam

penggunaan media, yaitu:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

peserta didik.

d. Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoperasikannya.

Dari tahapan dan prinsip pokok tersebut, dapat dikembangkan media

pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjelaskan materi dan

mempermudah siswa dalam memahami materi.

Peneliti menggunakan pendekatan konstruktivisme, pendekatan

konstruktivisme dalam media pembelajaran buku interaktif dapat dilihat pada

tabel berikut ini: Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Konstruktivisme

No. Tahap Pembelajaran Aktivitas Siswa

1. Tahap persepsi Guru mendorong siswa untuk mengungkapkan

pengetahuan yang mereka miliki tentang konsep

yang akan dibahas

2. Tahap eksplorasi Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan

menemukan konsep melalui kegiatan yang telah

dirancang oleh guru

3. Tahap diskusi dan

penjelasan konsep

Siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang

didasarkan pada hasil observasi siswa dan koreksi

dari guru

4. Tahap pengembangan

dan aplikasi konsep

Guru menciptakan suasana belajar yang

memungkinkan siswa untuk mengapliksikan

konsep yang telah didapatkan

2.1.4 Posisi Produk yang Dikembangkan Sebagai Media Pembelajaran

Produk yang akan peneliti kembangkan adalah produk sebagai

pendamping dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dilihat dari

karakteristik anak kelas tinggi yang masih suka bermain dan menyukai permainan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

15

aktif maka media yang peneliti kembangkan adalah media yang membutuhkan

partisipasi aktif peserta didik dalam memecahkan masalah dan menanamkan

konsep materi yang diajarkan. Media ini termasuk media visual dimana peserta

didik dapat memanipulasi dan berpikir kritis dalam menggunakan media tersebut.

Sehingga anak dapat lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan peluang

ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih besar.

2.1.5 Cara Mengembangkan Produk Berdasarkan Teori Pengembangan

Media Pembelajaran

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dalam membuat media harus

dirumuskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan media

tersebut. Dalam pembuatan media hendaknya menggunakan bahan-bahan yang

sudah tersedia disekitar lingkungan atau tidak menyulitkan dalam pembuatannya.

Dalam merencanakan pembuatan media, guru harus mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dan media yang akan dibuat harus disesuaikan dengan

tingkat perkembangan kognitif siswa sehingga media itu dapat berfungsi dengan

maksimal dalam membantu guru menjelaskan materi kepada peserta didik.

2.1.6 Cara Penggunaan Produk

Cara penggunaan buku interaktif dalam pembelajaran cukup sederhana,

dengan tujuan agar peserta tetap fokus dalam mengikuti pembelajaran. Langkah-

langkah penggunaan produk dapat diketahui di bawah ini

Langkah-langkah penggunaan produk buku interaktif :

1. Buku berjudul “Ayo Cari Tahu”.

2. Pada halaman pertama berisi SK, KD dan indikator pencapaian peserta didik.

3. Halaman kedua berisi kata-kata motivasi untuk peserta didik dengan tujuan

agar peserta memulai pembelajaran dengan semangat yang tinggi.

4. Halaman ketiga dan keempat berisi cerita tentang Citra yang menyukai

pelajaran matematika, dan berusaha keras untuk memahami simetri lipat

dibantu oleh ibunya. Pada halaman keempat bagian bawah, terdapat kertas

yang dapat diambil dan digunakan untuk mencoba.

5. Pada halaman kelima dan keenam berjudul “Ayo Cari Simetri Lipatnya”. Pada

halaman ini berisi tentang cara mencari simetri lipat disertai dengan contoh

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

16

lipatan yang terbentuk. Contoh lipatan dapat diambil dan diamati langsung.

Tanda cek (√) berarti masuk dalam syarat simetri lipat, dan tanda (x) berarti

salah atau tidak terhitung simetri lipat. Pada halaman 6 berisi soal latihan

untuk mencari jumlah simetri lipat dari beberapa bangun datar.

6. Pada halaman ketujuh dan kedelapan, berjudul “Mencari Tahu” berisi

pengertian simetri lipat yang dapat diketahui dengan cara menarik tanda panah

di bawah. Pada pohon apel, terdapat soal latihan untuk mencari jumlah simetri

lipat. Jawaban dituliskan pada kertas yang terdapat didalam apel.

7. Pada halaman Sembilan dan sepuluh, berisi tentang cerita Abdul dan teman-

temannya yang menemukan dinding aneh didekat rumah. Di dinding tersebut

terdapat sebagian dinding yang dapat diputar.

8. Pada halaman sebelah dan duabelas, berjudul “Cari Jumlah Simetri Putarnya”

berisi tentang latihan mencari jumlah simetri putar dari beberapa bangun datar,

dan menuliskan jumlahnya di sebelah bangun datar tersebut.

9. Pada halaman tigabelas dan empatbelas, berisi tentang kesimpulan dari

pengertian simetri lipat. Terdapat juga sebuah tabel yang harus diisi oleh

siswa. Dan pada nomor 7 sampai 10, peserta didik dapat memilih sendiri nama

bangun datar yang mereka ketahui jumlah simetri lipat dan simetri putarnya.

Masing-masing kelompok pasti memiliki pemikiran yang berbeda, sehingga

diakhir pembelajaran akan dapat diperolah banyak bangun datar engan jumlah

simetri lipat dan simetri putarnya.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Mardika dengan penelitian yang

berjudul “Pengembangan Multimedia dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa

Inggris di SD” menyimpulkan bahwa dari hasil uji coba terbatas terhadap 3 orang

peserta didik, dua peserta didik menunjukkan daya tarik produk sangat menarik,

satu peserta didik menunjukkan daya tarik produk menarik; pada uji coba

kelompok luas terhadap dua puluh peserta didik, dua belas peserta didik

menunjukkan daya tarik produk sangat menarik, delapan peserta didik

menunjukkan daya tarik produk menarik. Penggunaan multimedia berdampak

pada ketuntasan belajar peserta didik. Pada uji coba luas, 95% (19 peserta didik)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

17

dinyatakan tuntas dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris kelas V sekolah

dasar.

Penelitian berjudul “Pengembangan Media Komik Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan

Pada Siswa Kelas V SDN Ngembung” yang dilakukan oleh Riska Dwi Novianti

dan Syaichudin menyimpulkan bahwa dari hasil uji coba kelompok kecil memiliki

aspek daya tarik dengan persentase 86,2%, cerita 86,1%, dan materi 85,4%.

Sedangkan pada uji coba kelompok besar memiliki aspek daya tarik 96,5%, cerita

96,8%, dan materi 96,85%. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan

bahwa pengembangan media komik dapat meningkatkan pemahaman peserta

didik terhadap penyajian soal cerita pada bab pecahan di SDN Ngembung.

Penelitian serupa berjudul “Pembuatan Bahan Ajar Komik Inkuiri Materi

Benda Untuk Mengembangkan Karakter Siswa Kelas IV SD” yang dilakukan oleh

Eka Arif Nugraha,dkk dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian

menunjukkan tingkat keterbacaan 80% dan tingkat kelayakan komik sains sebesar

91,2%, artinya komik sains mudah dipahami dan layak digunakan sebagai bahan

ajar. Dari hasil uji gain menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif

peserta didik. Uji perbedaan karakter tidak menunjukkan perbedaan karakter rata-

rata, karena perlakuan hanya dalam waktu yang singkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Hengkang Bara Saputro dan Soeharto yang

berjudul “Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada

Pembelajaran Tematik-Integratif Kelas IV SD” peneliti menyimpulkan bahwa

pengembangan media komik berbasis karakter valid dan layak digunakan dalam

pembelajaran di kelas IV SD. Hal ini ditunjukkan oleh hasil validasi dari ahli

media, ahli materi, dan guru SD yang memperoleh penilaian “sangat baik”. Hasil

analisis angket karakter disiplin peserta didik kelas IV SDN Pangen Gudang

Purworejo didapatkan gain score, <g> = 0,62, sedangkan hasil analisis angket

karakter tanggung jawab siswa didapatkan gain score,<g> = 0,66. Ini berarti

terjadi peningkatan karakter dengan kategori “sedang”. Selain menggunakan

angket, peningkatan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik juga dapat

diamati melalui teknik observasi yang menunjukkan persentase karakter disiplin

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

18

dan tanggung jawab mengalami peningkatan dari observasi pertemuan pertama

sampai pertemuan keenam.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

mengembangkan media pembelajaran buku interaktif pada materi simetri lipat dan

simetri putar bangun datar untuk kelas V SD.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan bahan belajar, salah satunya

yaitu media pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media

pembelajaran disusun semenarik mungkin tetapi tetap sistematis dalam

penggunaannya. Melihat permasalahan yang terjadi, peneliti mengembangkan

media pembelajaran dalam mengatasi masalah yang ada. Peneliti mengambil

materi matematika tentang simetri lipat dan simetri putar bangun datar.

Media yang dihasilkan nanti diharapkan dapat membantu guru dalam

menjelaskan tentang simetri lipat dan simetri putar bangun datar dan

mempermudah peserta didik dalam memahami materi simetri lipat dan simetri

putar bangun datar serta dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan

simetri lipat dan simetri putar bangun datar. Kerangka berpikir pengembangan

buku interaktif dapat dilihat pada gambar 2.1.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW

19

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Pengembangan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

diatas, maka hipotesis pengembangan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran buku interaktif untuk kelas V SD dikembangkan dengan

model desain pembelajaran ADDIE.

2. Media pembelajaran buku interaktif untuk kelas V SD dikembangkan

berdasarkan pendekatan konstruktivisme

3. Media pembelajaran buku interaktif untuk kelas V SD efektif dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Pengembangan media

pembelajaran

matematika

Observasi

Kurangnya minat peserta didik terhadap

mata pelajaran matematika

Penggunaan media pembelajaran yang

kurang efektif

Buku interaktif Peningkatan hasil belajar

Masalah