20
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sesuai KTSP SD Negeri Barusari 02 (2011: 14-16) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Noor MS Bakry (2002:2) menerangkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris. 2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tujuan dari mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut: 1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbanggsa, dan bernegara, serta anti- korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sesuai KTSP SD Negeri

Barusari 02 (2011: 14-16) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara

yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Noor MS Bakry (2002:2) menerangkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam

mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela

bangsa dan tanah air Indonesia. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6)

berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai

proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui

pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris.

2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan dari mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut:

1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbanggsa, dan bernegara, serta anti-

korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

6

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

2.1.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn)

Sedangkan ruang lingkup PKn adalah sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan

keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,

tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturanperaturan

daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem

hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup bergotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pangamalan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi

terbuka.

7

Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi

internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

2.1.4. Pengertian Hasil

Menurut Slameto (2010:180) hasil adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hasil pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

hasil. Suatu hasil dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal darPKnda hal lainnya, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisPKnsi dalam suatu aktivitas. Siswa yang

memiliki hasil terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Slameto (2010:180) menambahkan mengembangkan hasil terhadap

sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan

antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai

individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau

kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar

merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting,

dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa

kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berhasil untuk

mempelajarinya.

2.1.5. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar

untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar, maka akan mengalami kesulitan

dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

tidak lain juga merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia

pendahulunya (Uno, 2009: 1).

8

Menurut Dadang Sunendar (2009:5) kata belajar berarti proses perubahan

tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan

lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara

menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Pengertian belajar yang cukup komprehensif juga diberikan oleh Bell

Gredler (dalam Winaputra, 2009:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan

(skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan

mulai dari masa bayi sampai tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Pernyataan tersebut di pertegas kembali oleh Mayer (dalam Nunuk Suryani,

2012:35) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman.

Pandangan tetang belajar pun dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa

belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selanjutnya

Oemar Hamalik (2009: 27) menambahkan bahwa belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.

Selanjutnya ditegaskan Aswan Zain (2010:10) belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya, tujuan kegiatan adalah

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Sama

halnya dengan Slavin (dalam Trianto, 2009:16) menyatakan bahwa belajar secara

umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan

ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan

9

sangat erat kaitannya. Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan

mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indara. Dengan kata lain, bahwa

belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba

sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu (dalam Riyanto, 2009:5).

Selanjutnya Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses dalam perubahan tingkah laku setelah mengalami suatu tindakan dalam

pembelajaran baik secara internal maupun eksternal.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka definisi hasil belajar adalah

pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah

seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar..

Menurut Safari (2005 : 111) indikator hasil belajar adalah skor siswa yang

diperoleh dari tes hasil belajar yang mengukur aspek berikut ini :

1) Perhatian

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan

dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang

memiliki hasil pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek

tersebut.

a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran

b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih

mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang

lain saat menemui kesulitan

2) Relevansi

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa

tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

10

a. Perhatian saat mengikuti pelajaran di sekolah

b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran

3) Percaya diri

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut

senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek

tersebut.

a. Kesadaran tentang belajar di rumah

b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah

c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang

d. Kesadaran siswa untuk bertanya

e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran

4) Kepuasan

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu

mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang

disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang

tersebut.

a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran

b. Respon siswa saat mengikuti palajaran

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai hasil belajar, maka dapat

di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu usaha belajar

yang dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan pengetahuan

maupun ketrampilan, selanjutnya hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang

dicapai dalam periode tertentu.

2.1.6. Pengertian Media

Menurut Djamarah (2010:120) mengemukakan bahwa kata media berasal

dari bahasa latin, medius,yang secara harfiah berarti “tengah”,”perantara”,atau

“pengantar”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi

belajar atau penyalur pesan. Lebih lanjut Aswan Zain (2010:121) menambahkan

11

bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur

pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Beberapa pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai

batasan-batasan tertentu. Gagne (dalam Nunuk Suryani, 2012:135) mengartikan

media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Rusel (dalam Nunuk Suryani,

2012:135) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi termasuk film,

televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur.”

Menurut Purnamawati dan Eldarni (dalam Wawan Junaidi, 2012), Media

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

hasil siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Dijabarkan juga

oleh Djamarah (dalam Wawan Junaidi, 2012:Online), Media adalah alat bantu

apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan

pembelajaran”.

Pernyataan di atas dipertegas kembali oleh Gerlach dan Ely (dalam

Wawan Junaidi, 2012), menjelaskan bahwa Media apabila dPKnhami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Selanjutnya Hamidjojo dalam Latuheru (dalam Wawan Junaidi, 2012) memberi

batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia

untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga

dapat sampai ke penerima yang dituju. Pernyataan para ahli tersebut di tambahkan

kembali oleh Gerlach (dalam Azhar Arsyad, 2011:3) menyatakan bahwa media

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dari beberapa batasan di atas maka dpat disimpulkan bahwa media merupakan

segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa

sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

12

2.1.7. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Leo Agung (2012:136) bahwa media pembelajaran adalah media

yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam

mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan

belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal

tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika

program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan

dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

Brown (dalam Leo Agung, 2012:136) menambahkan bahwa media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat

mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media

pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang

digunakan adalah alat bantu visual. Selanjutnya Latuheru (dalam Leo Agung,

2012:137) menegaskan kembali bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,

atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung

secara tepat guna dan berdaya guna.

2.1.8. Fungsi Media

Dalam proses belajar mengajar, dua aspek yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan,

pemilihan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang digunakan, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran.

Hamalik (dalam Nunuk Suryani, 2012:146) mengemukakan bahwa

penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan hasil baru siswa, membangkitkan motivasi dan

ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap

siswa. Dengan demikian, secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai

berikut:

1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

13

2) Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar.

3) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga

dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.

4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

5) Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Menurut Sadiman (dalam Leo Agung, 2012:146) menyampaikan fungsi

media secara umum, adalah sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, missal objek yang

terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar atau

slide yang bisa ditampilkan lewat film, video, foto atau film bingkai.

3) Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri

berdasarkan hasil dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa.

4) Memberikan ransangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan

persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

Dari uraian fungsi media yang dPKnparkan para ahli, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa media berfungsi untuk memperjelas sebuah pembelajaran baik

bersifat suara ataupun gambar yang dapat ditampilkan secara langsung.

2.1.9. Tujuan Media

Menurut Nunuk Suryani (2012:149) Secara umum tujuan penggunaan

media pembelajaran adalah:

1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan

dengan tepat guna dan berdaya guna.

2. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi

materi kepada peserta didik.

3. Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.

4. Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak

dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh

guru/pendidik.

14

5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara siswa

yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan

oleh guru/pendidik.

Menurut Sudjana, dkk (dalam Nunuk Suryani, 2012:149) menyatakan

tentang tujuan pemanfaatan media pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menimbulkan motivasi.

2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dPKnhami.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi.

4. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah: 1)

efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, 2) meningkatkan

motivasi belajar siswa, 3) variasi metode pembelajaran, dan 4) peningkatan

aktivitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2.1.10. Konsep Media Video

Menurut Nurbiana Dhieni (2009:11.31) bahwa media Audio Visual

adalah media yang dapat menyampaikan pesan melalui visual berupa gambar dan

tulisan dan sekaligus juga melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan.

Jadi media ini mengandalkan kemampuan penglihatan dan pendengaran dari para

penggunanya. Media ini termasuk media yang cukup banyak memberikan

pengalaman belajara kepada siswa, karena mampu mengaktifkan kedua indera

siswa yaitu penglihatan dan pendengarannya secara lebih maksimal ketika belajar.

Selanjutnya Djamarah dan Aswan Zain (2010:124) mengemukakan bahwa

audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar. Jenis

media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis

media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Suprijanto (2005:171)

menambahkan bahwa media audio visual merupakan sebuah alat bantu

audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar

15

untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan,

sikap, dan ide.

Dari hasil penelitian media audio visual sudah tidak diragukan lagi dapat

membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan

dengan baik. Beberapa manfaat alat bantu audio visual adalah:

1. Membantu memberikan konsep pertama kesan yang benar;

2. Mendorong hasil;

3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik;

4. Melengkapi sumber belajar yang lain;

5. Menambah variasi metode mengajar;

6. Menghemat waktu;

7. Meningkatkan keingintahuan intelektual;

8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;

9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama;

10. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.

2.1.11. Jenis-Jenis Media Video

Menurut Nana Sudjana (2003:131) Jenis-jenis media audio visual terdiri

atas beberapa bagian diantaranya:

a. Film

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film

melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.

Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan

hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,

mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap.

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik mamiliki

ciri-ciri sebagi berikut:

a. Dapat menarik hasil anak;

16

b. Benar dan autentik;

c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan;

d. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien;

e. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar;

f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur;

g. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup

memuaskan.

b. Video

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin

lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat

bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti

misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.

Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak

berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing

memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.

c. Televisi (TV)

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini televisi

yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat

dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan

melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video

yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa

melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya

menghibur, tetapi lebih penting adalah mendidik.

2.1.12. Karakteristik Media Video

Menurut Azhar Arsyad (2011:30) mengemukakan bahwa teknologi Audio

visual cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi yaitu dengan

menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-

pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan

pemakaian perangakat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film,

17

tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri utama

teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:

1. Mereka biasanya bersifat linier;

2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis;

3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya;

4. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;

5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;

6. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan

interaktif murid yang rendah.

2.1.13. Kelebihan dan Kekurangan Media Video

Menurut Asnawir (2002:95) menyatakan bahwa media audio visual

mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:

1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.

a. Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:

1) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan

suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

2) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.

4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam

bentuk ekspresi murni.

5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat

penampilannya.

6) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita

objek yang diperagakan.

7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

b. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:

1) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan

yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan

mengganggu konsentrasi audien.

18

2) Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar

terlalu cepat.

3) Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali

secara keseluruhan.

4) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan video

1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan lainnya.

2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt

memperoleh informasi dari ahli-ahli/ spesialis.

3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian

dan penyajiannya.

4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5) Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi

komentar yang akan didengar.

6) Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar

tersebut, artinya kontrol sepenuhnya ditangan guru.

7) Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.

b. Kekurangan video

1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisPKnsi mereka jarang

dipraktekkan.

2) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna.

4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

19

3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan televisi:

1) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang

sebenarnya.

2) Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai

negara.

3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

4) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka

ragam.

5) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.

6) Menarik hasil anak.

7) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice

training.

8) Masyarakat diajak berpartisPKnsi dalam rangka meningkatkan

perhatian mereka terhadap sekolah.

b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:

1) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada

kesempatan untuk memahami pesan-pesan nya sesuai dengan

kemampuan individual siswa.

3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV

sebelum disiarkan.

4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar

sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar

yang disiarkan.

5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi

dengan guru, dan siswa bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.

2.1.14. Cara Pemakaian Media Video dalam Pembelajaran

Menurut Suprijanto (2005:175) mengemukakan bahwa media audio visual

ada hal-hal yang harus dipersiapkan misalnya; guru harus tau cara pengoprasian

20

media tersebut, guru harus terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan

digunakan, dan yang pasti harus sesuai dengan indikator pencapaian yang akan

dicapai. Berikut akan dijelaskan saran-saran untuk menggunakan media audio

visual dalam pembelajaran agar dapat berfungsi secara optimal:

1) Bahan yang disajikan harus mengarah langsung pada masalah yang

dibicarakan oleh kelompok, dalam artian harus terarah.

2) Bahan seyogianya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak

menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.

3) Pimpinan sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu.

4) Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan

sesuatu.

5) PartisPKnsi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audio

visual digunakan.

6) Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat

bantu lebih efektif.

7) Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan.

8) Alat bantu audio visual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan

dengan baik

2.1.15. Langkah-langkah Penggunaan Media Video

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang

akan dicapai. Dalam tahap ini hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan

peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah

b) Mempelajari bahan penyerta.

c) Mempelajari isi prigram sekaligus menandai bagian-bagian yang

perlu atau tidak perlu disajikan dalam kegiatan pembelajara.

d) Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera

e) Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan lain

yang diperlukan.

21

2. Tahap Pelaksanaan

a) Langkah Pembukaan

Sebelum penggunaan media video dilakukan ada beberapa hal harus

diperhatikan, diantaranya :

1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas tayangan video di depan kelas melalui

projector.

2. Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.

3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya

siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting

dalam penayangan video.

b) Langkah Pelaksanaan Penggunaan Media Video

1. Mulailah penggunaan media video dengan kegiatankegiatan yang

merangsang siswa untuk memperhatikan tayangan video, misalnya

menggunakan gambar dalam video yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa.

2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana

yang menegangkan.

3. Yakinkan bahwa semua siswa memperhatikan dengan seksama

tayangan video yang ditayangkan.

4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut sesuai dengan apa yang ditayangkan dalam video

tersebut.

c) Langkah Mengakhiri Media Video

Penggunaan media video selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu

diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya

dengan materi yang ditayangkan dalam video dan proses pencapaian

tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa

memahami media video atau tidak. Selain memberikan tugas yang

relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang

jalannya proses penayangan video untuk perbaikan selanjutnya.

22

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Berbagai bentuk penelitian yang pernah dilakukan guna untuk

meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian-penelitin tersebut antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Ermawati dengan judul Penggunaan Media Audio

Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 1 di SDN 008

Kecamatan Tampan Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010 Universitas Riau,

Ermawati (2009) memanfaatkan media audio visual untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas 1. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa media audio visual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat dengan presentase pada siklus I

mencapai 69,44 % setelah diadakan refleksi maka diadakan siklus II dengan

capaian presentase 83,33 %. Dengan demikian media audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya sama halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan

menggunakan media audio visual, tetapi terdapat perbedaan lain yang terletak

pada subyek dan fokus penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV

SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat.

Pemilihan ini didasarkan pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa di

kelas IV SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat,

belum pernah diadakan penelitian dalam upaya perbaikan kualitas pengajaran dan

peningkatan hasil belajar siswa. Penelitin ini dilakukan dengan menggunakan

media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi menyikapi

pengaruh globalisasi.

23

2.3 Kerangka Pikir

Adapun kerangka berpikir mengenai penerapan model pembelajaran

berbantuan media video pada mata pelajaran PKn dapat ditunjukkan melalui peta

konsep sebagai berikut:

Gambar 2.1 Peta Konsep Kerangka Berpikir

PEMBELAJARAN PKn

Pembelajaran

Konvensional

Siswa malas

,bosan, jenuh

materi tidak

dikuasai

Guru

Menyampaikan

Materi dengan

ceramah

Model pembelajaran

berbantu media video Guru sebagai

fasilitator Hasil belajar

rendah < KKM

1) Memahami pembelajaran dengan

menggunakan media video

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

3) Berdiskusi dalam kelampok dan bertukan

pendapat maupun usulan

4) Mengembangkan dan mempresentasikan

hasil berupa laporan

Siswa senang, siswa tidak jenuh,

Proses pembelajaran meningkat dan

Hasil belajar PKn diatas KKM

Siswa lebih aktif

dan antusias

dalam

pembelajaran

Pembelajaran

lebih

menyenangkan

dengan media

video sehingga

siswa tidak jenuh

24

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan media video

diduga dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi menyikapi pengaruh

globalisasi pada siswa kelas IV SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara

Kabupaten Raja Ampat Semester II Tahun 2014 – 2015.