15
ASKEP PLESENTA PREVIA Mar16 LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA 1. 1. PENGERTIAN Plasenta previa yaitu merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium uteri internum) Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu : ü Plasenta Previa Totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta ü Plasenta Previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta. ü Plasenta Previa Marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir. ü Plasenta Previa Letak Rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir. 1. 2. GAMBARAN KLINIS A. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak perdarahan yang terjadi pertama kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi pada triwulan ketiga. B. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit. C. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang D. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak lintang atau letak sungsang. E. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan 1. 3. ETIOLOGI

Askep Plesenta Previa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plasenta previa

Citation preview

Page 1: Askep Plesenta Previa

ASKEP PLESENTA PREVIA

Mar16LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PLASENTA PREVIA

1. 1.      PENGERTIAN

Plasenta previa yaitu merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium uteri

internum)

Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan

jalan lahir pada waktu tertentu :

ü  Plasenta Previa Totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta

ü  Plasenta Previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh

plasenta.

ü  Plasenta Previa Marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan

jalan lahir.

ü  Plasenta Previa Letak Rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan

jalan lahir.

 

1. 2.      GAMBARAN KLINIS

A. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak perdarahan yang terjadi pertama

kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya

hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi

pada triwulan ketiga.

B. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh

adanya rasa sakit.

C. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang

D. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang

terjadi letak janin letak lintang atau letak sungsang.

E. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan

 

1. 3.      ETIOLOGI

Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah

mencakup :

Page 2: Askep Plesenta Previa

1. Perdarahan (hemorrhaging)

2. Usia lebih dari 35 tahun

3. Multiparitas

4. Pengobatan infertilitas

5. Multiple gestation

6. Erythroblastosis

7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya

8. Keguguran berulang

9. Status sosial ekonomi yang rendah

10. Jarak antar kehamilan yang pendek

11. Merokok

 

Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi 4 derajat yaitu

:

1. Total bila menutup seluruh serviks

2. Partial bila menutup sebagian serviks

3. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh

plasenta).

4. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir

pembukaan jalan lahir).

 

1. 4.      PATOFISIOLOGI

Terdapat perbedaan pada vagina pada usia kehamilan 20 minggu, timbul secara spontan

tanpa melakukan aktivitas atau akibat trauma abdomen, darah berwarna merah segar,

disertai atau tanpa disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus. Perlu juga dicari beberapa

faktor predisposisi seperti riwayat solusio plasentae, perokok, hipertensi, multiparitas dan

kehamilan ganda.

Page 3: Askep Plesenta Previa

Plasenta Menempel Di Segmen Bawah/Plasenta Lepas Dari Dinding Uterus

 

Perdarahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: Askep Plesenta Previa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. 5.      MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis

Perjalanan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa sebab, terutama pada

multigravida pada kehamilan setelah 20 minggu.

Pemeriksaan Fisik

a)      Pemeriksaan luar, bagian terbawah janin  biasanya belum masuk pintu atas panggul,

ada kelainan letak janin.

b)      Pemeriksaan inspekula, perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

 

1. 6.      KOMPLIKASI

a)      Prolaps tali pusat

b)      Prolaps Plasenta

c)      Plasenta Melekat

d)     Robekan-robekan jalan lahir

Page 5: Askep Plesenta Previa

e)      Perdarahan post partum

f)       Infeksi

g)      Bayi Prematuritas atau kelahiran mati

 

1. 7.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

a)      USG : Biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan kongenital, letak dan derajat

maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan teknik

operasi yang akan dilakukan.

b)      Kardiotokografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan > 28 Minggu

c)      Laboraturium : darah perifer lengkap. Bila dilakukan PDMO atau operasi, perlu

diperiksa faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu pemeriksaan

lainnya dilakukan atas indikasi medis.

 

1. 8.      PENATALAKSANAAN

Ketika dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena

pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian

infus atau tranfusi darah. Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :

ü  Keadaan umum pasien, kadar hb.

ü  Jumlah perdarahan yang terjadi.

ü  Umur kehamilan/taksiran BB janin.

ü  Jenis plasenta previa.

ü  Paritas clan kemajuan persalinan.

Penanganan EkspektifKriteria :

- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

- Perdarahan sedikit

- Belum ada tanda-tanda persalinan

- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

Page 6: Askep Plesenta Previa

Rencana Penanganan :

1. Istirahat baring mutlak.

2. Infus D 5% dan elektrolit

3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.

4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.

5. Pemeriksaan USG.

6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.

7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai

kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.

 

Penanganan aktifKriteria :

• umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.

• Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.

• Ada tanda-tanda persalinan.

• Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.

Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum, dilakukan pemeriksaan

dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.

Indikasi Seksio Sesarea :

1. Plasenta previa totalis.

2. Plasenta previa pada primigravida.

3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang

4. Anak berharga dan fetal distres

5. Plasenta previa lateralis jika :

• Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

Page 7: Askep Plesenta Previa

• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

5. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

 

1. 9.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG (Ultrasonographi)

Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik

tidak biasa diungkapkan

2. Sinar X

Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh janin.

3. Pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di dalam batas

normal.

4. Pengkajian vaginal

Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika

memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).

Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double

setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan

kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.

5. Isotop Scanning

Atau lokasi penempatan placenta.

6. Amniocentesis

Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis untuk

menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran

phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika

paru-paru fetal sudah mature.

 

 

PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PLASENTA PREVIA

 

Pengkajian Data

Pengkajian merupakan dasar proses keperawatan , di perlukan pengkajian yang cemat

untuk masalah klien agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.informasi akan

Page 8: Askep Plesenta Previa

menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan keperawatan yang meliputi kebutuhan,

fisik, psikososial dan lingkungan. Metode pengumpulan data meliputi  pengumpulan data,

klasifikasi data, analisa data, rumusan diagnosa keperawatan. Data yang perlu dikumpulkan

pada klien dengan anemia adalah sebagai berikut :

 

1. Pengumpulan data

-          Identifikasi klien : nama klien, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku atau

bangsa, pendididkan, pekerjaan, dan alamat.

1. Identitas Penanggung Jawab Pasien

2. Keluhan utama dan riwayat kesehatan masa lalu

3. Keluhan utama

ü  Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri.

ü  Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan dorongan

yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.

ü  Perdarahan yang berulang-ulang.

1. Riwayat penyakit sekarang

Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang keluar

sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya

biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat

pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion gameli) dll.

1. Riwayat penyakit masa lalu

Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi, tali pusat pendek, trauma,

uterus / rahim feulidli.

1. Riwayat psikologis

Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal dan

penyebabnya.

1. Pemeriksaan fisik

2. Keadaan umum

Kesadaran : composmetis s/d coma

Postur tubuh : biasanya gemuk

Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa

Raut wajah : biasanya pucat

1. Tanda-tanda vital

Tensi : normal sampai turun (syok)

Page 9: Askep Plesenta Previa

Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)

Suhu : normal / meningkat (> 37o c)

RR : normal / meningkat (> 24x/menit)

 

Pemeriksaan Fisik

1. Anamnesa plasenta previa

A. Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu.

B. Sift perdarahan :

Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba

Tanpa sebab yang jelas

Dapat berulang

1. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu atau janin dalam rahim

2. Pada inspeksi dijumpai

A. Perdarahan pervagina encer sampai menggumpal

B. Pada perdarahan yang banyak ibu tanpa anemis

C. Pemeriksaan fisik ibu

i. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok

ii. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.

iii. Pada pemeriksaan dapat dijumpai  :

Tekanan darah, nadi dan pernafasan dalam batas normal

Tekanan darah tuirun, nadi dan pernafasan meningkat

Tanpa anemis

1. Pemeriksaan khusus

A. Pemeriksaan palpasi abdomen

Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur hamil.

Karena plasenta di segmen bahwa rahim, maka dapat dijumpai kelainan letak janin dalam

rahim dan bagian terendah masih tinggi.

 

 

1. Pemeriksaan denyut jantung janin

Bervariasi dari normal sampai ke ujung asfiksia dan kematian dalam rahim.

1. Pemeriksaan dalam dilakukan diats meja operasi dan siap untuk segera mengambil

tindakan, Tujuan pemeriksaan dalam untuk :

Menegakkan diagnosa pasti

Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan atau hanya memecahkan

ketuban.

Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar osteum, uteri, internum.

 

Page 10: Askep Plesenta Previa

 

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Resti infeksi b.d insisi luka operasi

3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d syok hipovolemik

4. Resti fetal distress b.d terlepasnya placenta

5. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan

6. Resti konstipasi b.d penurunan peristaltik usus

7. Perubahan pola peran b.d adanya anggota keluarga baru

 

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

Tujuan : Rasa nyeri pasien berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

Klien tidak gelisah,

skala nyeri 1 – 2, tanda vital normal.

Intervensi :

1. Kaji karakristik, skala, lokasi, intensitas, dan frekuensi nyeri.

Rasional : untuk mengukur tingkatan nyeri dan untuk menindak lanjuti asuhan keperawatan

1. Monitor tanda vital pasien.

Rasional : untuk mengetahui tanda-tanda adanya infeksi

1. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri klien dengan menarik nafas saat nyeri muncul

1. Berikan lingkungan tenang dan nyaman

Rasional : menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.

1. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri.

Page 11: Askep Plesenta Previa

2. Resiko tinggi infeksi berhubungandengan insisi luka operasi

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil:

Limfosit dalam batas normal,

tanda vital normal dan tidak ditemukan tanda infeksi.

Intervensi :

1. Kaji lokasi dan luas luka.

Rasional : untuk mengetahui lokasi luka yang muncul pada klien

1. Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, dan perubahan fungsi).

Rasional : untu mengetahui lokasi insisi luka

1. Pantau tanda vital klien

Rasional : mengetahui keadaan klien dan memudahkan tindakan selanjutnya

1. Kolaborasi pemberian antibiotik.

Rasional : untuk menentukan terapi yang sesuai pada klien.

1. Ganti balut dengan prinsip steril.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi pada luka

3.Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan

dilakukan

Tujuan : Ansietas berkurang dan dapat diatasi

Intervensi :

1. Jelaskan prosedur, intervensi dan tindakan yang dilakukan pada pasien.

Rasional :membantu dalam memahami kebutuhan terhadap prosedur ini.

1. Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan kemungkinan efek samping dan hasil,

pertahankan sikap optimis.

Rasional : informasi yang tepat akan mengurangi cemas pada klien.

1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya

Rasional : klien dan keluarganya akan mersa tenang dan dapat mengurangi rasa cemas.

1. Libatkan pasangan / keluarga untuk mendampingi pasien.

Rasional : klien akan merasa tenang.

Page 12: Askep Plesenta Previa

1. Kolaborasi dengan dokter pemberian sedatif bila tindakan lain tidak berhasil.

Rasional : sebagai langkah tindakan yang selanjutnya.

.    Pengkajian

Data Subjektif :

Perdarahan per vaginam biasanya tidak nyeri

Perdarahan merah terang

Tidak disertai dengan kontraksi uterus dan cendrung terjadi dengan tiba-tiba

sewaktu trisemester ke 3

Gejala kehamilan :

  Aktivitas janin biasanya normal

  Sejumlah pasien melaporkan adanya episode perdarahan sebelumnya sewaktu trimester

pertama atau ke 2

Data Objektif

         Pemeriksaan fisik

  Pemeriksaan umum           : Apabila perdarahan tidak banyak ( 10-25% ), TTV biasanya normal

dan pasien tampak sehat.

  Pemeriksaan Abdomen     : Uterus halus dan tidak lunak, bunyi jantung janin biasanya normal,

bagian presentasi tidak tercekap pada pintu atas panggul.

  Pemeriksaan pelvis            : Tujuannya untuk mengevaluasi kuantitas perdarahan eksterna

dan kemungkinan perdarahan traktus urinarius atau rektum.

  Pemeriksaan pervaginam atau rektal dapat merangsang perdarahan hebat. Apabila

perdarahannya minimal dan tampaknya bukan plasenta previa, pemeriksaan yang hati-hati

Page 13: Askep Plesenta Previa

dengan spekulum dapat menyingkap kemungkinan perdarahan vaginal atau serviks. Apabila

di curigai perdarahan bersumber dari janin, darah harus diperiksa terhadap hemoglobin

janin.

         Pemeriksaan diagnostic.

HDL ; dapat menunjukkan peningkatan sel darah putih(SDP), penurunan 

Hb dan Ht.

USG ; Menetukan letak plasenta.

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan adanya perdarahan.

2.      Resiko terjadi distress janin sehubungan dengan kelainan letak placenta.

3.      Potensial terjadi shock hipovolemik sehubungan dengan adanya perdarahan.

4.      Ganguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene sehubungan dengan aktivitas yang

terbatas.

5.      Gangguan  psikologis  cemas  sehubungan  dengan  kurangnya  pengetahuan tentang

kehamilan  yang bermasalah.

C.     Intervensi

Dx 1: Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan adanya perdarahan.

a.       Kaji tentang banyaknya pengeluaran caiaran (perdarahan)

b.      Observasi tanda-tanda vital.

c.       Observasi tanda-tanda kekurangan cairan dan monitor perdarahan.

d.      Pantau kadar elektrolit darah.

e.       Periksa golongan darah untuk antisipasi transfusi.

f.       Jelaskan pada klien untuk mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum.

g.      Kolaborasi dengan dokter sehubungan dengan letak placenta.

Dx 2: Resiko terjadi distress janin sehubungan dengan kelainan letak placenta.

a.       Observasi tanda-tanda vital.

b.      Monitor perdarahan dan status janin

c.       Pertahankan hidrasi.

d.      Pertahankan tirah baring.

e.       Persiapkan untuk section caesaria .

Dx 3: Potensial terjadi shock hipovolemik sehubungan dengan adanya perdarahan.

a.       Observasi tanda-tanda terjadinya shock hipolemik.

b.      Kaji tentang banyaknya pengeluaran cairan (perdarahan).

Page 14: Askep Plesenta Previa

c.       Observasi tanda-tanda vital.

d.      Observasi tanda-tanda kekurangan cairan dan monitor perdarahan.

e.       Pantau kadar elektrolit darah.

f.       Periksa golongan darah untuk antisipasi transfusi.

g.      Jelaskan pada klien untuk mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum.

Dx 4: Ganguan pemenuhan  kebutuhan personal hygiene sehubungan dengan aktivitas yang

terbatas.

a.       Berikan penjelasan tentang pentingnya personal hygiene

b.      Berikan motivasi untuk tetap menjaga personal hygiene tanpa melakukan aktivitas yang

berlebihan

c.       Beri sarana penunjang atau mandikan klien bila klien masih harus bedrest

Dx 5: Gangguan      psikologis cemas      sehubungan dengan      kurangnya  pengetahuan

tentang kehamilan yang bermasalah..

a.       Beri dukungan dan pendidikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan

pemahaman dan  kerja  sama  dengan  tetap  memberikan  informasi  tentang  status  janin,

mendengar  dengan penuh perhatian, mempertahankan kontakmata dan berkomunikasi

dengan tenang, hangat dan empati yang tepat.

b.      Pertahankan  hubungan  saling  percaya  dengan  komunikasi  terbuka.  Hubungan rasa

saling percaya   terjalin   antara   perawat   dan   klien   akan   membuat  klien   mudah 

mengungkapkan perasaannya dan mau bekerja sama.

c.       Jelaskan  tentang  proses  perawatan  dan  prognosa  penyakit  secara  bertahap. Dengan

mengerti tentang prosesperawatan dan prognosa penyakit akan memberikan rasa tenang.

d.      Identifikasi koping yang konstruksi dan kuatkan. Dengan identifikasi dan alternatif koping

akan membantu klien dalammenyelesaikan masalahnya.

e.       Lakukan kunjungan secara teratur untuk memberikan support system. Dengan support

system akan membuat klien merasa optimis tentang kesembuhannya.