Upload
dhee
View
374
Download
12
Embed Size (px)
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Perawat : Perawat Indra
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2011
Jam Pengkajian : Pkl. 08.00 WIB
1. Biodata :
Pasien
Nama : Bapak Sukardi
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak pernah sekolah
Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk
Tanggal Masuk RS : 24 Februari 2011
Diagnosa Medis : Leptospirosis
Penanggung Jawab
Nama : Ny. Payen
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Pernah Sekolah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk
Hubungan dengan klien : Suami-Istri
Askep cairan elektroli_Menur 1
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh demam beberapa hari.
3. Riwayat Kesehatan :
A. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien kiriman dari Poliklinik IPHI PEDAN dengan diagnosa sementara leptospirosis.
Telah diterapi Infus Dextrose 5% + alinamin F 1 amp, Injeksi Intermoxyl, 1gram/8jam, ,
injeksi ranitidin 1 ampl/ 12 jam, dorbigot 3x1, propesa 3xcth1, proliva1x1 dengan
keluhan sejak 6 hari demam tinggi terus-menerus, nyeri sendi, mual, perut kembung,
nyeri uluhati, Buang air kecil sedikit berwarna seperti teh.
B. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit serius pada masa anak-anak, pernah
kecelakaan sepeda motor sekitar 10 tahun yang lalu. Pasien mengatakan tidak pernah
dirawat di rumah sakit. Ini pertama kalinya dirawat di rumah sakit dan pasien
mengatakan tidak pernah menjalani operasi. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi pada apapun. Pasien mengatakan lupa telah pernah mendapat imunisasi apa saja.
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu secara terus-menerus.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat DM, hipertensi, asma.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dideritanya sekarang. pasien juga mengatakan dalam keluarganya tidak terdapat penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM dan lainnya.
Genogram :
Askep cairan elektroli_Menur 2
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Keterangan :
= perempuan
= laki-laki
= = perempuan meninggal
= laki-laki meninggal
= tinggal satu rumah
= pasien
4. Basic Promoting Physiology of Health
1) Aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit hanya sibuk kerja di ladang sebagai petani. Tidak
pernah melakukan olahraga rutin hanya sibuk kerja di ladang. Ia mengatakan tidak
menggunakan alat bantu dalam beraktivitas dan sedang tidak mengikuti terapi
apapun. Selama di RS kemampuan pasien tampak melakukan ROM aktif dan pasien
tampak dibantu dalam beraktivitas.
2) Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit pasien mengatakan tidur na baik tidak ada gangguan. Lamanya sekitar
7 jam. Selama di RS pasien mengatakan tidur sekitar 8 jam dari jam 6 malam - 2
pagi. Ia tidak suka tidur siang. Pasien mengatakan kesulitan tidur di rumah sakit
karena merasa gelisah tidak terbiasa dengan keadaan rumah sakit.
3) Kenyamanan dan Nyeri
Saat pengkajian di RS pasien mengatakan nyeri pada uluhatinya. Nyeri akan
bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur. Nyeri
yang dirasakan pasien adalah hilang timbul ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan pada
perut bagian atas ( epigastik). Dari rentang 1-10 yang diberikan pasien mengatakan
skala nyeri 7.
4) Nutrisi
Askep cairan elektroli_Menur 3
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Sebelum masuk RS pasien mengatakan nafsu makan baik 3x sehari 1 hingga 2
piring. Dan ketika di RS pasien mengatakan waktu makannya masih sama, makan
tiga kali sehari namun semenjak sakit makannya dengan porsi sedikit dari biasanya
karena lidahnya terasa pahit. Berat badan pasien 60 kg dan tingginya 165 cm. IMT =
22,03 yang berarti normal dan Jenis makanan yang biasa dimakan pasien adalah nasi
dan pasien mengatakan tidak ada makanan yang paling disukainya. Pasien
mengatakan tidak ada makanan pantangan. Selama di rumah sakit pasien memiliki
masalah pencernaan yaitu muntah. Pasien muntah sekitar 500cc. Untuk porsi makan
pasien menghabiskan sekitar 1/2 porsi makanan yang disediakan. Kebutuhan ADL
makanan pasien adalah mandiri. Pasien mengatakan tidak pernah operasi dengan
saluran pencernaannya. Selama di RS pasien mendapatkan diet TKTP lunak.
5) Cairan, elektrolit, dan asam basa
Sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan minum yang banya sekitar 1500cc/hr.
Setelah sakit dan dirawat d RS pasien mengatakan minum 4x 250cc / hari. Turgor
kulit elastis. Terdapat terapi IV line (D5% 2000cc/hr) di bagian ekstremitas atas
bagian kanan.
6) Oksigenasi
Pasien mengatakan tidak mengalami sesak nafas ataupun batuk. Sebelumnya pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit TB, batuk darah, trauma dada ataupun
berpaparan dengan penderita TB. Riwayat merokok klien adalah pasif.
7) Eliminasi Fekal/bowel
Sebelum masuk RS Pasien mengatakan biasa buang air besar 1xsehari tanpa
menggunakan pencahar. Waktunya pagi. Warna fesesnya kuning. Selama sakit
frekuensi BAB tidak teratur biasanya 2 hari sekali. Pasien tidak mengalami
konstipasi dan pasien tidak mengalami gangguan eliminasi bowel seperti diare atau
inkontinensia bowel. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel pasien adalah dengan
bantuan anak-anaknya. Banyak BAB sekitar 500cc sekali pembuangan.
8) Eliminasi Urin
Askep cairan elektroli_Menur 4
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Sebelum sakit pasien mengatakan minat buang air kecil sekitar 3-5 kali sehari. Pada
saat sakit pasien terpasang kateter. Urin pasien tampak berwarna seperti teh dan
berbau khas. Pasien tidak mengalami gangguan eliminasi urin seperti nyeri saat
BAK, burning sensation, bladder terasa penuh setelah BAK ataupun inkontinensia
urin. pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, batu ginjal, injury atau trauma.
Urin per hari pasien sekitar 1500 cc.
9) Sensori, persepsi dan kognitif
Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, sensasi
taktil atau pengecapan. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit eye surgery, otitis
media atau luka sulit sembuh.
5. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum :
Keadaan umum pasien baik, kesadarannya adalah composmetis. GCS pasien eyes : 4
verbal : 5 motorik : 6. Suhu: 37,30, Tekanan Darah: 150/90 mmHg, Nadi: 98x/menit
iramanya regular dan frekuensinya sedang, RR: 24x/menit iramanya reguler.
b. Kepala :
Kulit kepala pasien normal, tidak terdapat hematoma, lesi atau kotor. Rambutnya
normal, tidak kotor, rontok atau kusam. Muka pasien normal tidak bells palsy,
hematoma tau lesi. Konjungtiva pasien anemis. Sclera pasien ikterik. Pupilnya isokor,
reflek cahaya positif. Palpebra pasien normal tidak hordeolum atau oedema. Lensa
mata pasien normal, visus kanan dan kiri juga normal. Hidung pasien normal tidak
terdapat septum defiasi, polip, epistaksis, gangguan indra penghidu atau secret yang
berlebihan. Gigi pasien normal tidak terdapat caries dentis atau gigi palsu. Bibir
pasien tampak kering, tidak terdapat stomatitis atau sianosis. Telinga pasien simetris,
bersih dan tidak ada gangguan pendengaran.
c. Leher :
Leher pasien normal tidak terdapat pembesaran thyroid. pelebaran JVP, kaku kuduk,
hematom atau lesi. Tenggorokan pasien normal tidak terdapat nyeri telan,
hiperemis atau pembesaran tonsil.
Askep cairan elektroli_Menur 5
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
d. Dada :
Bentuk dada pasien normal tidak terdapat Barrel chest, Funnel chest atau Pigeon
chest.
Paru-paru :
I : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi
Pal : tidak teraba benjolan, sten fremitus kanan kiri
Au : suara dasar vesikuler
Per : sonor seluruh lapang paru
Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Pal : Ictus Cordis teraba midclavicula slc V
Per : pekak konfigurasi normal
Au : bunyi jantung S1 dan S2
e. Abdomen :
I : perut datar
Pal : tidak terdapat nyeri tekan
Per : hipertympani
Au : bunyi usus (+), ± 10x / menit
f. Genetalia :
Jenis kelamin pasien pria. Bersifat normal tidak hypospadia, Epispadi, hernia,
Hydrocell, atau Tumor. Dan juga bersih, tidak ada sekret tampak terpasang kateter.
g. Rectum :
Rectum pasien normal tidak terdapat Hemoroid, Prolaps atau Tumor.
h. Ektremitas :
tonus otot normal, kekuatan otot 5 5
Askep cairan elektroli_Menur 6
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
5 5
keluarga pasien mengatakan selama sakit pasien mudah capek saat beraktifitas.
Capillary reffile : 2 detik
6. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :
Psikologis :
Perasaan pasien setelah mengalami masalah ini adalah sedih. Cara mengatasi perasaan
tersebut adalah banyak berdoa. Rencana pasien setelah masalah terselesaikan adalah
istirahat di rumah. Jika rencana pasien tidak dapat diselesaikan maka pasien akan
melanjutkan perawatannya. Pengetahuan pasien tentang masalah/penyakit yang
dideritanya saat ini adalah cukup tahu/paham.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagi anggota dari RT. Pandangan klien
tentang aktifitas sosial dilingkungannya adalah cukup baik.
Budaya :
Budaya yang diikuti pasien adalah budaya: Jawa. Kebudayaan yang dianut merugikan
kesehatannya: tidak ada
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari semestinya dan sesuai ajaran yang dianutnya. Kegiatan
keagamaan yang biasa di lakukan adalah sholat. Keyakinan pasien tentang
peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami adalah cobaan dalam
hidupnya.
7. Pemeriksaan Penunjang :
Darah Rutin 01 Maret 2011
Darah HASIL NORMAL UNIT INTERPRETASI
WBC 17,0+ 4,5 – 10,3 103 μL Tinggi
RBC 4,84 4 – 5,2 10 6μL Normal
HGB 14,1 11,5 – 15,5 g/dl Normal
HCT 40,3+ 34 - 40 % Tinggi
Askep cairan elektroli_Menur 7
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
MCV 83,3 80 - 99 fL Normal
MCH 29,1 27 - 31 fL Normal
MCHC 35,0 33 - 37 pg Normal
PLT 203 150 - 450 103/μL Normal
RDW 50,2+ 35 - 45 fL Tinggi
PDW 12,1 9 - 13 fL Normal
MPV 8,5 7,2 – 11,1 fL Normal
P-LCR 17,8 15 - 25 % Normal
Differential
LYM% 6,1- 19 - 48 % Rendah
MXD% 11,1+ 0 - 10 % Tinggi
NEUT% 82,2+ 40 - 74 % Tinggi
LYM# 1,0 1 – 3,7 103/μL Normal
MXD# 1,9+ 0 - 1,2 103/μL Tinggi
NEUT# 14,1+ 1,5 - 7 103/μL Tinggi
Kimia darah 01 Maret 2011
KimiaDarah
Hasilunit normal
rendah normal tinggi
BUN 28,6 mg/dl 7,0 – 18,0
CR-S 0,53 mg/dl 0,60 – 1,30
Ureum 61,20 mg/dl
8. Terapi Medis :
- Infus Dextrosa 5% 20 tpm
- IVFD NS 20 tpm
- inj cefriaxon 1 gr/12 jma IV
- Paracetamol 3x1
-curcuma 3xsehari
- inj ranitidin 1 ampl/ 12 jam
Askep cairan elektroli_Menur 8
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
ANALISA DATA
Nama Pasien : Bp. Sukardi No Register : 685960
Umur : 54 Tahun Dx Medis : Leptospirosis
Ruang Rawat : Menur/22 Alamat : Plagan, Sumber
Tanggal/Jam
DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
24/02/11Pkl. 09.00 WIB
DS: - Pasien mengeluh demam- Pasien mengatakan,”sejak 6 hari demam tinggi terus-menerus”DO: - Badan Pasien teraba Hangat.- Suhu = 37,30C- Tekanan Darah: 150/90 mmHg- Nadi: 98x/menit iramanya regular - RR: 24x/menit iramanya regular
Proses Penyakit
Hipertermi
24/02/11Pkl. 09.00 WIB
DS:- Pasien mengatakan mual dan muntah- Nafsu makannya menurun karena lidahnya pahit.- keluarga pasien mengatakan pasien muntah sekitar 500ccDO:- tampak diit pasien habis ½ porsi- konjungtiva tampak anemis- mukosa bibir kering- CR-S 0,53
Resiko ketidakse- imbangan cairan
24/02/11Pkl. 09.00 WIB
DS:- pasien mengatakan nyeri pada bagian uluhati dan sendi.- Nyeri akan bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur- Nyeri yang dirasakan pasien adalah hilang timbul. -Nyeri dirasakan pada perut bagian atas - Dari rentang yang diberikan pasien mengatakan skala nyeri 7. DO:- Wajah pasien tampak menahan sakit- Tekanan Darah: 150/90 mmHg- Nadi: 98x/menit iramanya regular - RR: 24x/menit iramanya regular
Agen injury biologis
Nyeri Akut
Askep cairan elektroli_Menur 9
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Prioritas Diagnosa :
1. Nyeri akut b.d agen injury biologis
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan
3. Hipertermi b.d proses penyakit
Askep cairan elektroli_Menur 10
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
LAPORAN PENDAHULUANCairan,Elektrolit Dan Asam-Basa
I. PengertianKebutuhan Cairan merupakan bagian dari dasar manusia yang memiliki proporsi
besar dalam bagian tubuh yaitu hampir 90% dari total berat tubuh.Cairan tubuh didistribusi dalam 2 kompartemen yang berbeda,yaitu cairan ekstrasel
(CES) dan cairan Intraseluler (CIS) cairan ekstrasel terdiri dari cairan intrasel dan cairan intravaskular sekitar 15% cairan tubuh merupakan cairan intertisial. Cairan intravaskular terdiri dari plasma, bagian limfa yang megandung air dan tidak berwarna dan darah yang megandung suspense leukosit, eritrosit dan trombosit.
Elektrolit merupakan unsure atau senyawa yang jika melebur di dalam air dan mampu membawa muatan listrik, elektrolit yang bermuatan (+) disebut kation dan negativ (-) anionKation yang terdapat dalam tubuh meliputi1.Natrium terdapat dalam cairan ekstraseluler2.Kalium terdapat di dalam CIS3. Kalsium untuk pembetukan tulang 4.Magnesium terdapat banyak dalam CIS
Anion yang terdapat dalam tubuh1.Klorida (CL-)2.Sulfat (SO2
4 )3.Pospat (P03-
4
4.Bikarbonat(HCO-3)
Komposisi Cairan Tubuh- Elektrolit
- Bagian dari elektrolit : Na+,K+,Mg2+,Ca2+
- Anion : Cl-,HCO3-,PO4-,SO4
_
- Mineral- Sel
Pergerakan cairan dan elektrolit tubuh melalui 3 proses:1.Difusi2.Transport Aktif3.Osmosis
II. Fisiologis/PengaturanPengaturan keseimbangan cairan terjadi melalui mekanisme haus,hormon anti
diuretik(ADH),aldosteron,prostaglandin,glukokortikoid
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badanUmur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg BB3 hari1 tahun2 tahun4 tahun
250-3001150-13001150-15001600-1800
80-100120-135115-128100-110
Askep cairan elektroli_Menur 11
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
10 tahun 14 tahun18 tahun Dewasa
2000-25002200-27002200-27002400-2600
70-8550-6040-5020-30
Iii Nilai-Nilai Normal Dan Cara Pengaturan
1.KationNatriumKaliumKalsiumMagnesium
2.AnionKloridaFosfatBikarbonat ArteriBikarbonat Vena
Pengukuran elektrolit dalam satuan miliekuivalen perliter cairan tubuh atau miligram per 100 ml (mg/100ml). Ekuivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia/kekuatan kation dan anion dalam molekul
VI.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI1. Usia, Pada bayi dan atau anak-anak keseimbangan dipengaruhi beberapa faktor
2.TEMPERATUR LINGKUNGANPada cuaca yang panas seseorang kehilangan 700-2000 mlair/jam dan 15-30g garam/hari
3.KONDISI STRES, meningkatkan metabolisme
4.KEADAAN SAKIT Kondisi sakit yang dapat mempengaruhi cairan, dan elektrolit antara lain luka bakar,gagal ginjal
5.DIET Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit
V. JENIS GANGUAN1. Hipovolumi/dehidrasiKekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairanMacam-macam dehidrasi
Dehidrasi berat Dehidrasi sedang Dehidrasi ringan
2.hipervolumi/overhidrasi
Askep cairan elektroli_Menur 12
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Kelebihan cairan terdapat 2 manivestasi yaitu hpervolumi dan edema
VI. PENGKAJIANSecara umum 1. riwayat keperawatanUntuk mengetahui klien beresiko ganguan balance cairan
2.PENGUKURAN KLINISPengukuran TTVPenimbangan berat badan, serta pengukuran asupan dan haluaran cairan
3.pemeriksaan fisikMemeriksa integumen mata, cardiovaskular,neuro,gastrointestirnal
4.pemeriksaan laboratorium-pemeriksaan darah lengkap-pemeriksaan elektrolit lengkap-PH dan Berat jenis urine-analisa gas darah
VII. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluaran uerine berlebihan2. Kelebihan cairan berhubungan dengan peningkatan beratbadan cepat3. Resiko ketiakseimbangan volume cairan berhubungan dengan penjadwalan untuk prosedur invasif mayor4. Resiko kekurangan volume caiaran berhubungan dengan faktor yang memepengaruhi kebutuhan cairan
DAFTAR PUSTAKAGuyto,A.C.(1994). Buku Ajar Fisologi kedokteran.jakarta: EGCTarwoto,W.(2003).Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.jakarta:salemba medicaChayatin,Nurul.(2007).Kebutuhan Dasar Manusia.Gresik:EGC
Askep cairan elektroli_Menur 13
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
PEMBAHASAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalm tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubah adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat terlarut (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Terkait dengan salah satu Basic Promoting Physiology of Health ini kami dari
kelompok mengangkat sebuah kasus dimana diagnosa dari kasus tersebut yaitu leptospirosis
yang masih memiliki hubungan dengan cairan dan elektrolit. Leptospirosis merupakan
penyakit demam akut dengan manifestasi klinis bervariasi, disebabkan oleh Leptospira.
Berbagai faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis adalah: Faktor eksternal
antara lain virulensi Leptospira, sedangkan factor internal adalah: status imun penderita.
Dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa prioritas yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan agen injury biologis, resiko ketidakseimbangan volume cairan, dan hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
Diagnosa ini ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian uluhati dan sendi.
Nyeri akan bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur. Nyeri
yang dirasakan pasien adalah hilang timbul. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas. Pasien
mengatakan skala nyeri 7. Wajah pasien tampak menahan sakit, Tekanan Darah: 150/90
mmHg, Nadi: 98x/menit iramanya regular, RR: 24x/menit iramanya regular
Tindakan yang dilakukan yaitu : dengan mengkaji nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya
untuk pengawasan keefektifan pengobatan, dengan mempertahankan istirahat dengan posisi
semifowler untuk mengurangi ketegangan abdomen yang bertambah jika posisi terlentang,
dengan mendorong ambulasi dini untuk meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh:
dengan mengkaji ketidaknyamanan dengan mendorong penggunaan teknik relaksasi untuk
Askep cairan elektroli_Menur 14
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
melepaskan tegangan emosional dan otot, tingkatkan perasaan kontrol, dengan berkolaborasi
dengan medik untuk pemberian analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri.
Hasil evaluasi pada hari ke-3 pasien masih merasakan nyeri pada bagian epigastriknya.
2. Resiko ketidakseimbangan cairan
Diagnosa ke-2 yang muncul dari hasil pengkajian yaitu resiko ketidakseimbangan cairan
yang ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah, Nafsu makannya menurun karena
lidahnya pahit. Keluarga pasien mengatakan pasien muntah sekitar 500cc, tampak diit pasien
habis ½ porsi, konjungtiva tampak anemis, mukosa bibir kering.
Intervensi yang dilakukan untuk menangani resiko ketidakseimbangan cairan yaitu
mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien, mengkaji cara /
bagaimana makanan dihidangkan, memberikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur,
memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering, mencatat jumlah / porsi
makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari, memberikan obat-obatan antiemetik sesuai
program dokter, mengukur Intake Output.
Hasil evaluasi dari diagnosa ke-2 pada Tn.A menunjukan adanya sedikit peningkatan
nafsu makan meskipun tidak terlalu signifikan. Pada hari pertama sampai hari-3 mual
muntah dapat teratasi. Walau balance cairan masih tetap dipantau. Meskipun demikian
masalah dapat dikatakan teratasi sebagian.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Diagnosa ini ditandai dengan pasien mengeluh demam, pasien mengatakan,”sejak 6
hari demam tinggi terus-menerus, badan pasien teraba hangat, suhu = 37,30C, Tekanan
Darah: 150/90 mmHg, Nadi: 98x/menit iramanya regular, RR: 24x/menit iramanya regular.
Adapun intervensi yang dilakukan untuk mengatasi maslah tersebut yaitu : memantau suhu
(drajat dan pola), memantau suhu lingkungan, memberikan kompres mandi hangat,
menganjurkan menggunakan pakaian tipis, menganjurkan minum air putih yang banyak, dan
kolaborasi antipiretik. Hasil evaluasi selama 3 hari masalah teratasi. Pasien tidak lagi demam,
suhu tubuh normal 36,20C serta pasien tidak mengatakan badannya hangat.
KESIMPULAN
Askep cairan elektroli_Menur 15
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Kesimpulan dari asuhan keperawatan ini bahwa pada pasien terdapat masalah
pada cairan dan elektrolitnya. Dimana keseimbangan cairan pada pasien dengan
leptospirosis mengalami gangguan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan 3
diagnosa prioritas yaitu nyeri berhubungan dengan agen injury biologis, resiko
ketidakseimbangan volume cairan, nyeri akut.
Dalam hal ini lingkungan yang salah merupakan faktor yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyakit leptospirosis. Oleh karena itu peran penting perawat serta dukungan
dari keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien maka perlunya penyuluhan pada masyarakat
dalam hal mengatur kebersihan lingkungan yang baik agar terjaga kesehatannya.
SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :
a. Sebagai perawat kita harus mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami permasalahan pada cairan dan elektrolitnya memantau intake
outputnya.
b. Diharapkan pada keluarga untuk memperhatikan kesehatannya, terutama teratur
minum obat dan melakuakan tindakan-tindakan pencegahan, agar penyakit yang
serupa tidak kambuh lagi.
c. Hal-hal yang harus dilakukan oleh pasien ialah menjaga kebersihan lingkungan.
d. Seorang penderita leptospirosis sangat penting menjaga keseimbangan cairan karen
akan mempengaruhi regulasi panas tubuh.
Askep cairan elektroli_Menur 16
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
LEPTOSPIROSIS
PENDAHULUAN
Leptospirosis merupakan penyakit demam akut dengan manifestasi klinis bervariasi,
disebabkan oleh Leptospira. Leptospirosis hingga kini masih merupakan masalah kesehatan
global terutama di Negara tropis seperti Indonesia.
Leptospirosis termasuk emerging infectious diseases dan akhir-akhir ini sering terjadi
outbreaks di Nicaragua, Brasil, India, negara-negara Asia Tenggara juga Amerika.
Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit ini adalah diagnosisnya sering
terlambat serta progresivitas penyakit yang sepenuhnya belum diketahui.
Berbagai faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis adalah: Faktor eksternal
antara lain virulensi Leptospira, sedangkan factor internal adalah: status imun penderita.
Faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis antara lain: hemolisin,
lipopolisakarida, glikoprotein, lipoprotein, peptidoglikan, heat shock proteins, dan flagellin.
Gen hemolisin SphH dari L. interigans strain HY-1 juga ikut berperan dalam pengendalian
progresivitas leptospirosis. Leptospira yang mengalami lisis akibat aktivitas immunoglobulin
maupun komplemen dapat menginduksi sekresi enzim, toksin, dan sitokin (IL-1, IL-6, IL-8,
TNFα) yang kemudian ikut menentukan derajat berat manifestasi klinis (Sachro, 2002).
Manifestasi klinis leptospirosis dapat anikterik maupun ikterik. Pada bentuk ikterik sering
berat dan melibatkan hamper semua organ termasuk otak, liver dan ginjal Untuk itu perlu
adanya upaya penajaman diagnosis dan langkah-langkah intervensi terapi guna menghambat
laju progresivitas leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang dapat
mengenai semua umur serta jenis kelamin. Penyakit ini dapat berjangkit pada berbagai
musim. Leptospirosis merupakan occupational diseases, pekerjaan sebagai petani paling
sering mengalami infeksi. Individu yang bekerja sebagai pembersih selokan, pekerja
tambang, pekerja bangunan, pengolah makanan (daging, unggas dan ikan), industri makanan
serta tempat-tempat basah dan lembab dimana tinggal binatang-binatang pengerat, sangat erat
kaitannya dengan kejadian leptospirosis.
PATOFISIOLOGI
Transmisi Leptospira terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan air,
tanah, tanaman yang terpapar urine binatang mengerat yang mengandung Leptospira.
Leptospira masuk ke dalam tubuh manusia melaui kulit yang tidak intak maupun mukosa
Askep cairan elektroli_Menur 17
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
mulut, saluran cerna, saluran hidung dan konjungtiva mata selanjutnya mengikuti aliran darah
sistemik, terjadi replikasi serta menyebar ke berbagai jaringan dan organ tubuh.
Ekstraseluler Leptospira banyak ditemukan pada berbagai jaringan dan organ, sedangkan
intraseluler ditemukan didalam sel fagosit dan epitel. Organ yang paling banyak terdapat
akumulasi Leptospira adalah liver, kemudian berikutnya kelenjar adrenal, ginjal. Di ginjal,
Leptospira berada didalam jaringan interstisial, juga pada dinding serta lumen tubulus urine
iferous. Sedang organ paling sedikit terdapat Leptospira adalah limpa, sumsum tulang,
kelenjar limfe. Dengan adanya respon imun oleh tubuh, maka Leptospira dalam sirkulasi
dapat dieliminasi sehingga jumlahnya menurun. Mekanisme patologis pada leptospirosis
dapat terjadi akibat efek toksik langsung dari Leptospira, maupun tidak langsung melalui
kompleks imun. Manifestasi klinis dapat berupa leptospirosis anikterik maupun ikterik, yang
keduanya berlangsung melalui fase leptospiremia atau fase septik dan fase imun. Pada fase
leptospiremia atau fase septic, disini keadaan patologis lebih diakibatkan oleh efek toksik
langsung dari Leptospira. Leptospira memiliki struktur kimia dan biologi yang mirip dengan
bakteri Gram-negatif. Meskipun demikian efek tidak langsung melalui respon imun tidak bisa
dipisahkan dengan efek toksik langsung tersebut. Efek toksik langsung tersebut berdampak
pada berbagai tipe sel sehingga dikenal adanya neurotoksin, leukotoksin, hepatotoksin,
kardiotoksin. Efek toksik tersebut dimungkinkan karena pada dinding selnya lipopolisakarida
(endotoksin) yang merupakan bagian integral dari membrane luar (outer membrane).
Pada permukaan membrane luar terdapat komponen lipid A, serta antigen O. Lipid A
merupakan bagian yang mempunyai efek toksik terhadap sel atau molekul. Efek toksik
langsung tersebut terjadi bila membran mengalami lisis oleh berbagai faktor, termasuk akibat
aktivitas komplemen, fagositosis maupun dampak dari pemberian antibiotika. Lipid A yang
toksik tersebut dapat mengekspresi berbagai sel host untuk memproduksi protein bioaktif
termasuk sitokin. Sitokin merupakan salah satu dari sinyal molekuler yang ikut berperan pada
respon imun terhadap lipoprotein pada membran luar. Leptospira yang berperan seperti
halnya LPS yaitu menginduksi sekresi sitokin-sitokin (cytokine release) berikutnya.
Askep cairan elektroli_Menur 18
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN kebutuhan dasar manusia
Dengan Gangguan Cairan dan Elektolit
Pada Pasien Dengan Leptospirosis di Ruang Menur
Rumah Sakit Dr. Suradji Tirtonegoro-Klaten
Anggota Kelompok :
1. Putu Agus Sutresna Yasa ( )
2. Ni Luh Sri Utami Dewi ( )
3. Untung Presetya Aji ( )
4. Indra Putrawawan ( )
5. Agustinus Hertanto K. ( )
6. Wellem Hendra B. ( )
7. Hemilia ( )
Askep cairan elektroli_Menur 19
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
RENCANA TINDAKAN
Nama Pasien : Bp. Sukardi No Registrasi : 685960
Umur : 54 tahun Dx Medis : Leptospirosis
Ruang : Menur/22 Alamat : Plagan, sumber
No dx
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri akut b.d agen
injury biologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam Bp. Sukardi, nyeri akan
berkurang dengan KH:
- pasien tidak mengeluh
nyeri lagi.
- Skala nyeri berkurang
hingga
- wajah pasien tampak rileks
1. Kaji TTV, nyeri, intensitas,
lokasi dan lamanya.
2. Pertahankan istirahat dengan
posisi semifowler.
3. Dorong ambulasi dini.
4. Dorong penggunaan teknik
relaksasi dan distraksi.
5. Kolaborasi dengan medik untuk
pemberian analgetik.
1. Dengan mengkaji nyeri, intensitas,
lokasi dan lamanya untuk
pengawasan keefektifan
pengobatan.
2. Dengan mempertahankan istirahat
dengan posisi semifowler uuntuk
mengurangi ketegangan dan
bertambah nyeri.
3. Dengan mendorong ambulasi dini
untuk meningkatkan normalisasi
fungsi organ.
4. Dengan mendorong penggunaan
teknik relaksasi untuk melepaskan
tegangan emosional dan otot,
Askep cairan elektroli_Menur 20
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
tingkatkan perasaan kontrol.
5. Dengen berkolaborasi dengan
medik untuk pemberian analgetik
untuk menghilangkan rasa nyeri.
2. Resiko ketidakse-
imbangan volume
cairan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam Bp. Sukardi, tidak
terjadi gangguan volume
cairan dengan KH:
- pasien tidak muntah-
muntah
- Nafsu makan klien
meningkat
- Kreatinin urin normal :
0,60 – 1,30
1. Kaji keluhan mual, sakit
menelan, dan muntah yang
dialami pasien.
2. Kaji cara / bagaimana makanan
dihidangkan.
3. Berikan makanan yang mudah
ditelan seperti bubur.
4. Berikan makanan dalam porsi
kecil dan frekuensi sering.
5. Catat jumlah / porsi makanan
yang dihabiskan oleh pasien
setiap hari.
6. Berikan obat-obatan antiemetik
sesuai program dokter.
1. Dengan mengkaji keluhan mual,
sakit menelan, dan muntah yang
dialami pasien untuk menetapkan
cara mengatasinya.
2. Dengan mengkaji cara / bagaimana
makanan dihidangkan dapt
meningkatkan nafsu makan pasien.
3. Dengan memberikan makanan yang
mudah ditelan seperti bubur untuk
membantu mengurangi kelelahan
pasien dan meningkatkan asupan
makanan .
4. Dengan memberikan makanan
dalam porsi kecil dan frekuensi
Askep cairan elektroli_Menur 21
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
7. Ukur Intake Output. sering untuk menghindari mual.
5. Dengan mencatat jumlah / porsi
makanan yang dihabiskan oleh
pasien setiap hari untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
6. Dengan Memberikan obat-obatan
antiemetik sesuai program dokter
untuk membantu pasien
mengurangi rasa mual dan muntah
dan diharapkan intake nutrisi pasien
meningkat.
7. Dengan mengukur IO pasien setiap
hari untuk mengetahui status
volume cairan pasien.
Askep cairan elektroli_Menur 22
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
3. Hipertermi b.d
proses penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam Bp. Sukardi, hipertermi
dapat teratasi dengan KH:
- badan tidak terba hangat.
- pasien tidak mengeluh
demam
- Suhu 36,5-370C
1. Pantau suhu (drajat dan pola)
2. Pantau suhu lingkungan
3. Berikan kompres mandi hangat
4. Anjurkan menggunakan pakaian
tipis
5. Anjurkan minum air putih yang
banyak
6. Kolaborasi antipiretik
1. Pola demam dapat membantu
dalam diagnosis
2. Mempertahankan suhu mendekati
normal
3. Membantu mengurangi demam
4. Memudahkan pertukaran udara
untuk mengurangi panas tubuh
5. Membantu regulasi panas tubuh
6. Mengurangi demam dengan aksi
sentral pada hipotalamus.
Askep cairan elektroli_Menur 23
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bp. Sukardi No Registrasi : 685960
Umur : 54 tahun Dx Medis : Leptospirosis
Ruang : Menur/22 Alamat : Plagan, sumber
HARI PERTAMA
No Dx
Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd
1. 25/02/11 09.00 1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.
S : pasien mengatakan skala nyerinya 7, menusuk-nusuk,
dan hilang timbul.
O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.
TD = 140/90mmHg
S = 37,20C
N = 76 x/mnt
RR = 21x/mnt
2. Mempertahankan istirahat dengan posisi semifowler.
S : pasien mengatakan sedikit nyaman walau sakitnya tidak
hilang.
O : memposisikan pasien semifowler.
Pkl 14.00 WIB
S : pasien mengatakan masih nyeri
bagian uluhati dan sendinya.
O: pasien tampak tak nyaman dengan
keadaannya.
TD = 140/90mmHg
S = 36,20C
N = 76 x/mnt
RR = 21x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
hendra
Askep cairan elektroli_Menur 24
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
11.00
11.30
12.00
3. Mendorong ambulasi dini.
S : pasien mengatakan masih nyeri.
O : memberikan gerakan-gerakan dan peregangan pada
abdomen dengan harapan dapat merelaksasikan dari rasa
nyeri
4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.
S : pasien mengatakan sakitna menusuk-nusuk.
O : mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari rasa
sakit.
5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik
S : -
O : pasien meminum obat sesuai indikasi.
2. 25/02/11 09.00 1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang
dialami pasien.
S: pasien mengatakan masih mual,muntah. Susah makan
karena dsakit waktu menelan.
Pkl. 14.00 WIB
S : psien mengatakan masih
mual ,muntah , susah menelan.
hendra
Askep cairan elektroli_Menur 25
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
11.00
O : muntah 300cc. Pasien makan ½ porsi dari diit.
2. Mengkaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.
S : pasien mengatakan ingin makan dengan sendiri.
O : pasien tampak makan sendiri..
3. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.
S : pasien mengatakan lebih suka makan nasi.
O: Diit pasien TKTP lunak
4. Memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi
sering.
S: keluarga pasien mengatakan iya akan menuruti anjuran
perawat.
O : pasien tampak mengikuti anjuran perawat.
5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh
pasien setiap hari.
S : -
O : pasien menghabiskan makanan 300cc, minum 250cc
O : intake : makan = 300cc, minum =
250cc infus = 1000cc
Output : urin = 700cc muntah = 300cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7
Askep cairan elektroli_Menur 26
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
12.00
14.00
6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program
dokter.
S : -
O : pasien meminum obat yang diindikasikan
7. Mengukur IO pasien setiap hari
S: -
O: intake : makan = 300cc, minum = 250cc infus = 1000cc
Output : urin = 700cc muntah = 300cc
3. 25/02/11 09.00
11.00
1.Memantau suhu (drajat dan pola)
S: pasien mengatakan badannya masih hangat dan pusing
O : S= 37,20C
2. Memantau suhu lingkungann
S : pasien mengatakan diruang terasa sedikit pengap dan
panas
O : keadaan rungan terasa tidak panas dan ventilasi juga
terbuka
3. Memberikan kompres hangat
Pkl. 14.00 WIB
S : pasien mengatakan badannya
masih panas dan pusing.
O : S: 37,20C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 5, 6
hendra
Askep cairan elektroli_Menur 27
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
S: anak pasien menuruti saran perawat.
O: menganjurkan pemberian kompres hangat dan mandi
menggunakan air hangat.
4. Menganjurkan menggunakan pakaian tipis
S: anak pasien mengatakan iya.
O : anak pasien tampak menerima saran perawat.
5. Menganjurkan minum air putih yang banyak
S: anak pasien mengatakan pasien minum sedikit-sedikit
karen lidahnya terasa pahit.
O : tamapk minum sedikit-sedikit.
6. Kolaborasi antipiretik (paracetamol 3x1)
S : -
O : pasien tampak minum obat setelah makan.
Askep cairan elektroli_Menur 28
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
HARI KEDUA
No Dx
Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd
1. 26/02/11 09.00
11.00
1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.
S : pasien mengatakan skala nyerinya 6, menusuk-nusuk,
dan masih hilang timbul.
O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.
TD = 150/100
S = 36,6
N = 88
RR 24
2. Mempertahankan istirahat dengan posisi semifowler.
S : -
O : memposisikan pasien semifowler.
3. Mendorong ambulasi dini.
S : pasien mengatakan masih nyeri.
O : memberikan gerakan-gerakan dan peregangan pada
abdomen dengan harapan dapat merelaksasikan dari rasa
Pkl 14.00 WIB
S : pasien mengatakan masih nyeri
bagian uluhati dan sendinya.
O: pasien masih tampak tak nyaman
dengan keadaannya.
TD = 150/100
S = 36,6
N = 88
RR 24
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,4,5
indra
Askep cairan elektroli_Menur 29
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
11.30
12.00
nyeri
4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.
S : pasien mengatakan sakitna menusuk-nusuk.
O : mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari rasa
sakit.
5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik
S : -
O : pasien meminum obat sesuai indikasi.
2. 26/02/11 09.00 1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang
dialami pasien.
S: pasien mengatakan masih mual,muntah. Susah makan
karena dsakit waktu menelan.
O : muntah 200cc. Pasien makan ½ porsi dari diit.
5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh
pasien setiap hari.
S : -
Pkl. 14.00 WIB
S : psien mengatakan masih
mual ,muntah , susah menelan.
O : intake : makan = 300cc, minum =
300cc infus = 1000cc
Output : urin = 1000cc muntah =
200cc
indra
Askep cairan elektroli_Menur 30
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
11.00
14.00
O : pasien menghabiskan makanan 300cc, minum 300cc
6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program
dokter.
S : -
O : pasien meminum obat yang diindikasikan
7. Mengukur IO pasien setiap hari
S: -
O: intake : makan = 300cc, minum = 300cc infus = 1000cc
Output : urin = 1000cc muntah = 200cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7
3. 25/02/11 09.00 1.Memantau suhu (drajat dan pola)
S: pasien mengatakan badannya masih hangat dan pusing
O : S= 36,60C
2. Memantau suhu lingkungann
S : pasien mengatakan sudah terbiasa di ruangan
O : keadaan ruangan ventilasi terbuka
Pkl. 14.00 WIB
S : pasien mengatakan badannya
masih hangat dan pusing tapi tidak se
hangat kemaren.
O : S: 36,60C
A: masalah belum teratasi
indra
Askep cairan elektroli_Menur 31
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
11.00 5. Menganjurkan minum air putih yang banyak
S: anak pasien mengatakan pasien minum sedikit-sedikit
karen lidahnya terasa pahit.
O : tampak minum sedikit-sedikit.
6. Kolaborasi antipiretik (paracetamol 3x1)
S : -
O : pasien tampak minum obat setelah makan.
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 5, 6
Askep cairan elektroli_Menur 32
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
HARI KETIGA
No Dx
Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd
1. 27/02/11 09.00
11.00
12.00
1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.
S : pasien mengatakan skala nyerinya 4, menusuk-nusuk,
dan masih hilang timbul.
O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.
TD = 150/90
S = 36,2
RR = 24
N = 84
4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.
S : pasien mengatakan sakitna sudah berkurang
O : tetap mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari
rasa sakit.
5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik
S : -
Pkl 14.00 WIB
S : pasien mengatakan nyeri bagian
uluhati dan sendinya sudah mulai
berkurang.
O: pasien masih tampak tak nyaman
dengan keadaannya.
TD = 150/90
S = 36,2
RR = 24
N = 84
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,4,5
dewi
Askep cairan elektroli_Menur 33
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
O : pasien meminum obat sesuai indikasi.
2. 27/02/11 09.00
11.00
14.00
1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang
dialami pasien.
S: pasien mengatakan mual,muntah berkurang
O : muntah 100cc. Pasien makan ¾ porsi dari diit.
5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh
pasien setiap hari.
S : -
O : pasien menghabiskan makanan 500cc, minum 1000cc
6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program
dokter.
S : -
O : pasien meminum obat yang diindikasikan
7. Mengukur IO pasien setiap hari
S: -
O: intake : makan = 500cc, minum = 1000cc infus =
1000cc
Pkl. 14.00 WIB
S : psien mengatakan masih
mual ,muntah , susah menelan.
O : intake : makan = 500cc, minum =
1000cc infus = 1000cc
Output : urin = 1500cc muntah =
100cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7
dewi
Askep cairan elektroli_Menur 34
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Output : urin = 1500cc muntah = 100cc
3. 27/02/11 09.00
11.00
1.Memantau suhu (drajat dan pola)
S: pasien mengatakan badannya sudah tidak hangat
O : S= 36,20C
2. Memantau suhu lingkungann
S : pasien mengatakan sudah terbiasa di ruangan
O : keadaan ruangan ventilasi terbuka
5. Menganjurkan minum air putih yang banyak
S: -
O : tampak minum untuk menjaga regulasi tubuh.
Pkl. 14.00 WIB
S : pasien mengatakan badannya sudah
tidak hangat.
O : S: 36,20C
A: masalah teratsi
P: Hentikan intervensi.
dewi
Askep cairan elektroli_Menur 35
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Askep cairan elektroli_Menur 36