Upload
arifdianperdana
View
115
Download
8
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-
laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik di
negara maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma
merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini
tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai
provinsi di Indonesia.
SKRT pada tahun 1986 menunjukkan bahwa Asma menduduki peringkat
ke-5 dari 10 (sepuluh) penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%.
Pada tahun 1995 prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 %. Menurut
Staf Departemen Paru divisi asma dan PPOK Rumah Sakit Persahabatan dan
Budhi Antariksa, hingga kini diperkirakan sekitar 5% dari total penduduk
Indonesia atau sekitar 11 juta juga menderita asma (Republika 27 Maret 2007).
Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan
sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat
ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan,
polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan yang
merangsang dan emosi.
Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5%
pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain di
Indonesia prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali disbanding di
tahun 1960 yaitu dari 1,2 % menjadi 3,14 %.
Penyebab pada asma sampai saat ini belum diketahuii namun dari hasil
penelitian terdahulu menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai
sifat yang sangat khas yaitu sangat peka terhadap rangsangan.
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma
bronchial
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengna asma bronchial.
b. Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien
dengan asma bronchial.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara baik dan benar.
C. Ruang Lingkup
Makalah ini menguraikan tentang bagaimana melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien dengan asma bronchial, pada kasus ini penulis
menggunakan metoda pemecahan masalah yaitu dengan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan masalah, diagnosis
pelaksanaan dan evaluasi, yang dilaksanakan mulai tanggal 25 September 2007
27 September 2007 di ruang Anggrek Bawah RSUD Persahabatan.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kasus
yaitu pengamatan langsung terhadap klien mengenai penyakit dan perkembangan,
perawatan serta pengobatan klien dengan asma bronchial.
2
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronchial
2. Observasi langsung pada klien dengan melakukan pemeriksaan fisik yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang keadaan fisik, psikis, sosial,
spiritual dan observasi tidak langsung dilakukan dengan melihat catatan atau
status klien
3. Wawancara dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi keadaan klien.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini,
maka penulis menguraikan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup,
Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis meliputi konsep dasar penyakit Asma Bronchial,
yang menguraikan tentang Anatomi Fisiologi, Pengertian, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan
Penunjang, Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan, Intervensi
Keperawatan dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Hasil Pengkajian Diagnosa Keperawatan,
Rencana Keperawtan, Catatan Keperawatan dan Catatan
Perkembangan.
BAB IV : Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara Teori atau
keadaan klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit Asma Bronchial
1. Anatomi Fiosiologi Paru
Sistem pernafasan terdiri dari saluran pernafasan (rongga hidung, rongga
mulut, foring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus dan alveoli
Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian :
a. Saluran pernafasan atas
b. Saluran pernafasan bawah
Rongga Hidung
Rongga hidung terdiri atas
a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai pelindung
b. Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai pelapis
udara
c. Struktur konka berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar.
d. Sel sillia berperan untuk melemparkan benda asing keluar saluran dalam
usaha membersihkan jalan nafas
Fungsi Rongga Hidung
a. Sebagai bagian dari sistem respirasi
b. Sebagai fungsi dari preventif, dilaksanakan oleh bulu hidung, sebagai
penyaring debu dan sillia sebagai pembersih jalan nafas
c. Sebagai funngsi pelicin atau pelumas yang dilaksanakan oleh submukosa
dan sel qoblet
d. Sebagai fungsi pemanas dan pendingin udara yang dilaksanakan oleh
vaskularisasi rongga hidung
4
4
Rongga mulut
Peranan rongga mulut dalam pernafasan adalah hanya waktu bersuara
atau tersumbatnya rongga hidung
Faring
Merupakan bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut,terdiri
dari nasofaring, orofaring, laringofaring, berperan sebagai pemisah jalan udara
dan makanan
Laring
Fungsi utama laring adalah sebagai alat suara dan di dalam saluran
pernafasan berfungsi sebagai jalan udara.
Trakea
Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap
(berbentuk C). Panjang trakea kira-kira 10 cm yang terdiri dari 16-20 cincin
tulang rawan.
Bronkus
Bronkus merupakan struktur yang terdapat di dalam mediastinum, yang
merupakan percabangan dari erakea dan membentuk bronkus utama kanan
dan kiri. Panjang cabang bronkus utama ± 5 cm, diameternya 11-19 cm dan
luas penampangnya 3,2 cm2.
Sudut tajam yang dibentuk oleh percabangan trakea disebut Karina.
Bronkus utama mempunyai 3 cabang yaitu bronkus lobaris superior, medialis
dan inferior.
Sedangkan bronkus utama kiri mempunyai 2 cabang yaitu bronkus
lobaris, superior dan inferior. Diameter dari bronkus lobaris adalah 4,5-11,5
mm dengan luas penampang ± 2,7 cm2.
Bronkus lobaris bercabang menjadi bronkus segmentalis, dimana paru
kanan mempunyai 10 segmen dan paru kiri mempunyai 3 segmen.
5
Bronchiolus Duktus Alveolaris dan Alveolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus, kemudian
terbagi lagi duktus-duktus Alveolaris.
Duktus Alveolaris merupakan tangkai dari alveolus dan bersama-sama dengan
bronkiolus resopiratorius, merupakan bagian dari suatu unit fungsional paru,
dimana pertukaran gas.
Paru
Terbagi menjadi paru kanan dan paru kiri. Setiap paru dilindungi oleh
selaput yang disebut pleura, yaitu pleura viseralis, yang melapisi rongga dada
sebelah dalam.
Pembuluh darah pada paru:
a. Sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan yang tebal 1/3 dari tebal
ventrikel kiri.
b. Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung ke paru
yaitu dari aorta melalui arteri pulmonalis yang kaya akan O2.
c. Arteri pulmonalis membawa darah yang sedikit mengandung udara dari
vertikel kanan ke paru.
Pernafasan (Respirasi)
Adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) dan mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh.
Fungsi Saluran Pernafasan :
a. Sebagai saluran, yaitu yang dilakukan oleh hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkeolus.
b. Sebagai alat difusi/pertukaran gas, dilakukan oleh bronkolus, respiratorius,
duktus alveolaris, dan alveolus.
c. Sebagai saringan untuk partikel yang lebih dari 10 mikron, dilaksanakan
oleh bulu hidung, mukosa hidung dan faring.
6
d. Melembabkan, dilakukan oleh mukus dan pembuluh darah pada mukosa
hidung dan faring.
e. Menyesuaikan suhu udara pernafasan dengan suhu tubuh.
Proses pernafasan terdiri dari 4 tahap yaitu :
a. Ventilasi
Peristiwa masuknya dan keluarnya udara ke dalam paru (inspirasi dan
ekspirasi). Prosesnya dipengaruhi oleh : kondisi saluran pernafasan,
kondisi otot-otot pernafasan dan rangka thorak, volume dan kapasitas paru
dan fungsi pusat pernafasan, serta saraf spiral yang mempersyarafi otot-
otot pernafasan.
b. Difusi
Pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu, perpindahan oksigen dari
alveoli ke dalam darah dan karbondioksida dari darah ke alveoli.
Prosesnya dipengaruhi oleh suhu tubuh, perbedaan tekanan atau
konsentrasi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,
ketebalan membran respirasi.
c. Perfusi
Peristiwa distribusi darah di dalam paru
d. Tranfortasi Gas
Proses distribusi oksigen ke seluruh jaringan
Proses tranportasi dipengaruhi oleh kondisi pompa jantung dan vaskuler
(sistem kardiovaskuler), kosentrasi hemogtobin.
2. Pengertian Asma Bronchial
Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai
oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar
karakteristik bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran
pernafasan.
Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronchial
adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus
7
terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan
bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena
pengobatan maupun secara spontan.bronkospasme,
3. Etiologi
Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang
dilakukan, menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat
yang sangat khas, yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut :
a. Faktor pencetus
1) Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dll)
2) Asap rokok
3) Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, serbuk kayu)
4) Obat-obatan : Aspirin, penicilin
5) Infeksi terutama oleh virus
6) Emosi
7) Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau
dingin.
8) Aktivitas fisik yang berlebihan
9) Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam
10) Penyakit tertentuyang memperberat : infeksi hidung (sinusitis).
b. Faktor Keturunan
4. Patofisiologi
Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu
sindroma klinik yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai
rangsangan, baik rangsangan dari dalam maupun dari luar.
Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh
dengan derajat yang berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan
(faisal yunus;1990).
8
Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :
a. Bronkospasme
Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.
b. Inflamasi dinding mukosa saluran nafas
Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut
menyebabkan obstruksi aliran udara.
Secara skematis patofisiologi asma bronkial dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Kien terpajan alergen / faktor pencetus
Sel mast mensekresi berbagai mediator :
→ Histamin, prostaglandin leucotrin, plcitelet activating faktor
Otot polos kontraksi → bronkokonstriksi.
Pembuluh darah kapiler dilatasi (vasodilatasi kapiler sekitar bronkus)
- Spasme otot polos
- Edema mukosa
- Hipersekresi
Obstruksi saluran nafas
Tanda dan gejala asma bronkial :
- sesak
- batuk
- wheezing
5. Manifestasi Klinis
a. Batuk keras karena gatal di tenggorokan.
b. Dipsnoe yang hebat.
9
c. Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.
d. Nafas berbunyi / mengi (wheezing).
e. Nadi cepat dan dangkal.
f. Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam hari.
g. Produksi spontan.
Klasifikasi asmaDerajat serangan asma akut
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV
SesakMasih jalan,
berbaring
Bila bicara
duduk
Pada istirahat
miring ke
depan
BicaraMasih dalam
kalimatKata-kata Kata
kesadaranMungkin
gelisah
Biasanya
gelisahGelisah
Ngantuk,
menurun
Frekuensi nafas Meningkat Meningkat ≥ 30 x / menit
Otot nafas
tambahan
Tidak
digunakanBiasanya ada Gelisah
Gerakan nafas
paradoks
Mengi Sedang NyaringBiasanya
nyaring
Sering tidak
terdengar
mengi
Nadi < 100 100-200 >120 Bradikardi
Per (100x/menit) > 80% 60-80% < 60%
Pa O2 tanpa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg
Pa O2 <45 mmHg < 45 mmHg ≥ 45 mmHg
Sa O2 >95% 91-95% < 90%
10
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita asma adalah
a. Uji Foal Paru (spirometri)
Volume ekspirasi paksa detik 1 (Vep-1) dan kapasitas vital paksa
b. Lab
1) Darah tepi : Eosinovilia
2) Uji kulit : Dengan alergen pada asma alergi (uji prick)
3) serum : Iqe spesifik meningkat
4) Sputum : Terdapat eosinofil, spiral, curschumann dan kristal,
chardet layden.
7. Penatalaksanaan Medis Asma Bronchial
a. Usaha Pencegahan
1) Usaha menghindari faktor pencetus
2) Imunoterapi : hanya pada kasus tertentu. Alergen secara periodik
dimulai dari dosis kecil, kemudian ditingkatkan dengan tujuan
menimbulkan kekebalan terhadap alergen pencetus serangan.
b. Obat-obatan untuk pencegahan
1) Korti kosteroid
Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.
2) Kromolin
Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator
penyebab bronkospasme.
3) Cetotiven
Mempunyai efek menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan
efek profilaksis pada asma ekstrinsik terutama pada anak.
11
c. Pengobatan pada serangan asma
1) Bronkodilator
Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan
merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2,
metilkantin, anti kolinergik.
2) Kortikostroid
3) Anti biotik : bila ada infeksi
4) Terapi cairan melalui infus
5) Terapi oksigen : 2-4 L/menit
6) Fisioterapi dada dan terapi intalasi
B. Tinjauan Teoritis
1. Pengkajian keperawanan, terdiri dari :
a. Riwayat Kesehatan terdiri dari :
1) Data Biografi
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, bangsa,
bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya tiba-tiba
atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan, efek obat
yang telah diberikan.
3) Riwayat kesehatan yang lalu.
a) Hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik
maupun psikologisseperti : alergaen inhalasi, infeksi saluran nafas
bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga (joging aerobik),
kerja keras dan riwayat asma saat beraktivitas, cemas dan panik.
b) Pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
12
c) Riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan obat
yang biasa diminum atau digunakan.
4) Pengalaman dirawat, keluhan yang sering dialami, pengalaman yang
lalu tentang episode asma.
5) Riwayat kesehatan lingkungan.
6) Riwayat psikososial : suasana hati, karakteristik, perkembangan
mental, kepekaan lingkungan, sosialisasi, gaya hidup, pola koping
perspsi klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit asma,faktor pencetus asma, penatalaksanaan medis
dan keperawatan serta lain-lain.
7) Kebiasaan sehari-hari : pola nutrisi (makan dan minum), pola istirahat,
pola aktivitas, pola eliminasi dan pola komunikasi.
8) Kebutuhan dan aktivitas spiritual.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum
Klien tampak kelelahan bingung, gelisah, dan pucat.
2) Status Neurologi
Penurunan tingkat kesadaran pada klien asma, terjadi karena ketidak
seimbangan, asam basa.
3) Status respirasi
a) Inspeksi
Klien tampak sesak, dyspnea, hiperventilasi, peningkatan kerja, nafas
ditandai dengan : penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi otot-otot
intercostal, otot substernal, dan supraclavicula, respirasi rate : lebih
dari 24 kali permenit.
b) Auskultasi
Bunyi nafas melemah, ada wheezing pada saat ekspirasi, ada ronchi
c) Palpasi
Taktil fremitus meningkat / menurun atau tetap.
13
d) Perkusi
Resonan meningkat / melemah.
4) Status Cardiovaskuler
a) Nadi
Tachikardia, adanya arytmia, distensi vena jugularis.
b) Tekanan Darah
Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka tekanan
intra ehorak meningkat, tekanan darah menurun.
c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik ± 10
mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.
d) Pengisian kapiler : awlnya normal dan lebih dari 3 detik bila serangan
makin memburuk.
5) Sistem Gastro Intestinal
Mulut dan membran mukosa kering, adanya mual, muntah karena alergi
terhadap makanan.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Peningkatan serum I q E, test alergi (+)
2) Rontgen Thorak
Hyperventilasi
3) Analisa Gas Darah
a) Pada serangan asma awal :
ph meningkat, Pa Co2 menurun, Pa O2 menurun, chyperventilasi,
hipokarbia
b) Serangan progresif
(progresive attack)
Ph normal, pa co2 normal, pa o2 menurun (penurunan ventilasi
alveolar)
14
c) Prolog attack status
asmatikus :
Ph menurun, Pa Co2 meningkat, Pa O2 menurun, (hypercarbia ventilasi
tidak adekuat, hipoventilasi, respirastory)
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
a. Tidak efeknya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
b. Pola nafas tidak efefktif berhubungan dengan brokokonstriksi
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan supply oksigen
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
e. Keterbasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
f. Kurangnya pengetahuan tentang proses-proses penyakitnya berhubungan
dengan kurang informasi
3. Intervensi Keperawatan
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil : 1) Sputum tidak ada
2) Mengi dan ronchi tidak ada
3) Sesak nafas berkurang atau hilang
4) Tanda- tanda vital noramal
TD = 90/60 – 140/90 mmHg
RR = 16 – 24 x/mnt
S = 36 – 37 c
N = 60 – 100 x/mnt
Interventasi : 1) Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Mengetahui adanya suara mengi dan
ronchi karena obstruksi jalan nafas.
15
2) Ajarkan klien
penggunaan pernafasan diafragma dan batuk efektif
Rasional : Memperbaiki ventilasi dan untuk
menghasilkan sekresi tanpa
menyebabkan sesak nafas.
3) Beri minum klien 6-8
gelas per hari (air hangat)
Rasional : Hidrasi membantu menurunkan
kekentalan sekret dan mempermudah
pengeluaran
4) Bantu dalam pemberian
tindakan inhaler dosis terukur
Rasional : Tindakan ini menambahkan air dalam
percabangan bronchial dan pada sekret
memudahkan pengeluaran sekret
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkokonstriksi
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil : 1) Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
2) Ekspansi dada
kanan kiri simetris
3) Tidak
menggunakan cuping hidung
4) Tanda-tanda
vital normal
TD = 90/60 – 140/90 mmHg
RR = 16 – 24 x/mnt
SH = 36 -37 c
ND = 60 – 100 x/mnt
16
Intervensi : 1) Ajarkan klien pernafasan diafragmatik dan pernafasan
bibir
Rasional : Membantu klien memperpanjang waktu
ekspirasi
2) Berikan dorongan untuk mengelilingi aktifitas
denganperiode istirahat.
Rasional : Memberikan jeda aktifitas, memungkinkan
klien untuk melakukan aktifitas, tanpa
distres berlebihan
3) Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : Kekurangan oksigen yang berlangsung lama
dapat menyebabkan hipoksia
4) Observasi pengembangan para klien
Rasional : Mengontrol sejauh mana ekspansi paru
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai O2.
Tujuan : Perbaikan dalam pertukaran gas .
Kriteria hasil : 1) Gas darah arteri dalam batas normal
2) Warna kulit kemerahan.
3) Frekwensi pernafasan 16-24 x/ menit.
4) Ronchi, wheezing tidak ada
Intervansi : 1) Pantau hasil gas darah arteri
Rasional : Untuk mengindentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari susunan yang
diharapkan.
2) Berikan O2 sesuai indikasi
Rasional : Kekurangan O2 yang berlangsung lama
dapat menyebabkan hipoxia.
3) Pertankan posisi fowler
17
Rasional : Posisi ini akan memungkinkan expansi
paru yang lebih baik.
4) Usahakan suhu udara sejuk dan nyaman
Rasional : Udara sejuk memungkinkan bernafas
lebih mudah.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : 1) Berat badan dalam batas normal
2) Makan habis 1 porsi
3) Turgor kulit baik
Intervensi : 1) Kaji tingkat nutrisi klien
Rasional : Mengindentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari tujuan yang
diharapkan.
2) Berikan perawatan oral, buang sekret.
Rasional : Rasa badan enak, bau dapat membuat
mual dan muntah.
3) Berikan makan porsi kecil tapi sering
Rasional : Memberikan kesempatan untuk
meningkatkan masukan kalori.
4) Timbang berat badan tiap 1 minggu.
Rasional : Guna menentukan kebutuhan kalori dan
menyusun tujuan berat badan.
e. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : 1) Klien dapat beraktivitas tanpa keluhan sesak
18
2) Frekuensi pernafasan dan nadi normal
RR : 16-20 x/menit.
Intervensi : 1) Kaji tingkat aktivitas klien
Rasional : Mengetahui tingkat kemandirian klien dan
aktivitas yang dapat dilakukan
2) Berikan kebutuhan dasar klien yang dapat diperlukan.
Rasional : Guna memenuhi kebutuhan klien
3) Lakukan istirahat disela-sela melakukan aktivitas.
Rasional : Istirahat membantu mengembalikan
stamina atau energi tubuh.
4) Observasi frekuensi nadi dan pernafasan sebelum dan
sesudah aktivitas.
Rasional : Gejala tersebut merupakan indikasi
ketidakmampuan melakukan aktivitas.
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan klien bertambah
Krieteria hasil : Klien mengerti tentang proses penyakitnya.
Intervensi : 1) Jelaskan proses penyakit klien
Rasional : Menurunkan anxietas klien.
2) Anjurkan klien untuk menghindari agent seclotif
kecuali diberikan oleh dokter.
Rasional : Sedatif dapat menekan pernafasan dan
melindungi mekanisme batuk.
3) Diskusikan pentingnya menghindari orang yang
sedang terinfeksi saluran nafas akut.
Rasional : Meghindari terjadinya penularan infeksi
saluran saluran nafas atas.
19
4) Hindari faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat
menimbulkan serangan asma.
Rasional : Menghindari terjadinya serangan asma.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan jalan nafas
atas, mempertahankan oksigenasiatau ventilasi adekuat.
Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas meningkatkan
masukan nutrisi, dapat beraktivitas tanpa bantuan, memberikan informasi
tentang proses penyakit atau prognosis dan program pengobatan.
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 25 September 2007
Ruang : Anggrak Bawah
Nomor Register : 0004
Diagnosa Medis : Asma Bronchial
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 39 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat rumah : Jln. Kayumanis Barat RT 011 RW 04
Kayumanis – Jakarta Timur
Sumber biaya : Pribadi
21
Sumber informasi : Klien, keluarga dan catatan medis
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nafasnya sesak sejak satu hari sebelum masuk
Rumah Sakit disertai batuk berdahak
2) Kronologis Keluhan
Sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk
berdahak yang berwarna putih kental dan nafasnya sesak
3) Faktor Pencetus
Sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien nafasnya sesak
setelah membersihkan rumah, klien mempunyai riwayat asma sejak
usia 5 tahun. Klien mengatakan sakitnya kambuh bila terkena debu.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat Imunisasi
Klien mengatakan tidak ingat imunisasi apa saja yang sudah diberikan
2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang dan lingkungan)
Klien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan yaitu ikan teri,
dan bila ada debu klien langsung nafasnya sesak, untuk yang lainnya
tidak.
3) Riwayat dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit Islam
pada tahun 2005. Klien mengatakan rutin berobat jalan di Poli Asma
Rumah Sakit Persahabatan.
4) Riwayat Pemakaian Obat
Klien mengatakan memakai inhalasi dengan menggunakan obat
combivant
22
21
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan
keterangannya)
Keterangan :
: Laki-laki : Yang tinggal dalam satu rumah
: Perempuan : Yang ada hubungan
: Klien
: Penyakit yang sama dalam keluarga
Menurut klien riwayat penyakit yang sama yang dideritanya saat ini
adalah ayahnya.
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang
selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina
sangat baik.
23
Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya,
klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap
keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit yang diderita
klien, klien tampak gelisah dengan ekspresi wajah tegang.
Dengan keyakinan agama Islam klien dan keluarga selalu berdoa semoga
penyakit yang dialaminya saat ini bisa sembuh dan bisa segera pulang ke
rumah sakit untuk berkumpul bersama keluarganya.
e. Kondisi Lingkungan Rumah
Lingkungan rumamh klien sangat padat, ukuran rumah yang sempit untuk
kapasitas keluarga, pembuangan sampah yang sembarangan dan ventilasi
rumah kurang sehingga pencahyaan di rumah kurang.
f. Pola Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Pada saat di rumah
Klien mengatakan frekuensi makan tidak tentu karena nafsu
makannya kurang jenisnya seperti nasi, lauk dan sayur, klien
mengatakan alergi terhadap ikan teri
b) Pada saat di rumah sakit
Klien makan ± 3 kali/hari, habis ½ porsi, klien mengatakan nafsu
makannya berkurang karena merasa mual dan tidak menyukai
makanan yang disediakan di rumah sakit. Jenis makanan di rumah
sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah. Berat badan saat ini 65 kg,
berat badan sebelum sakit 68 kg dan tinggi badan 155 cm.
2) Eliminasi
Frekuensi BAK di rumah ataupun di rumah sakit yaitu 4-5 x/hari
dengan warna kuning jernih, baunya khas dan tidak ada keluhan.
Sedangkan frekuensi BAB di rumah ataupun di rumah sakit yaitu
24
1x/hari, warnanya kuning tengguli, baunya khas dan tidak ada
keluhan.
3) Personal Hygiene
Di rumah klien mandi 2x/hari memakai sabun, oral hygiene 2x/ahri,
memakai pasta gigi, mencuci rambut 3 x dalam satu minggu dengan
menggunakan shampo.
Di rumah sakit klien mandi hanya di lap saja, oral hygiene 2x/hari.
4) Aktivitas dan Latihan
Klien tidak bekerja sehari-hari hanya tinggal di rumah sebagai ibu
rumah tangga, klien jarang berolahraga. Keluhan bila melakukan
aktivitas yagn berlebihan yaitu sesak.
3. Pengkajian Fisik
a. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva normal, kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, otot
mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, klien tidak menggunakan
kaca mata.
b. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal dan tidak sakit bila digunakan, bentuk nnormal,
serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga tidak ada.
Perasaan penuh dalam telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi
pendengaran normal, klien tidak memakai otot bantu.
c. Sistem Wicara
Keluhan kesulitan berbicara tidak ada.
d. Sistem Pernafasan
Jalan nafas terdapat sputum kental berwarna putih, yang menimbulkan
nafas sesak bila melakukan aktivitas. Bila bernafas klien nampak
25
menggunakan otot-otot bantu nafas, frekuensi nafas 80x/menit, irama
nafas tidak teratur, kedalaman nafas memanjang, ronchi +/+, wheezing
+/+ klien menggunakan oksigen 3 liter/menit.
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit
dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan
suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung
f. Sistem Hematologi
Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl,
Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241
ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan
dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.
g. Sistem Pencernaan
Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries,
saliva normal.
Pada abdomen teraba lemas membunal
4. Data Penunjanng
Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa gas darah tanggal 25 September 2007
PH : 7,519 Normal (7,35 – 7,45)
PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 101,0 (85 – 95)
HCO2 : 27,9 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 29,1 (22 – 26)
Saturasi O2 : 98,1 (96 – 97%)
26
Analisa gas darah tanggal 29 September 2007
PH : 7,8 Normal (7,35 – 7,45)
PCO2 : 36 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 98 (85 – 95)
HCO2 : 26 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +3,4 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 27,2 (22 – 26)
Saturasi O2 : 97,2% (96 – 97%
b. Elektrolit darah tanggal 25 Septembe r2007
Natrium : 134 Normal (135 – 145 mmol/L)
Kalium : 3,2 (3,5 – 5,5 mmol/L)
Clorida : 100 (98 – 1009 mmol/L)
Ureum : 19 (20 – 40 mmol/dl)
Creatinin : 0,8 (0,8 – 1,5 mg/dl)
c. Darah lengkap tanggal 25 September 2007
Hb : 13,9 Normal (12,0 – 16,09 /dl)
Ht : 4,2 (37,0 – 51,0 % )
Emtrosit : 6,11 (4,5 – 5,5%)
Trombosit : 141 (140 – 440 k/ul)
Leukosit : 18.900 (5000 – 1000/ul)
Radio Diagnostik
Klien dilakukan pemeriksaan radiologi pada tanggal 26 September 2007
dengan hasil adanya Hiper inflamasi pada paru
5. Penatalaksanaan
a. Oksigen 3 liter/menit
b. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
c. Metil prednisolon 3 x 125 mg
d. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
27
e. Ambroxol syrup 3 x C
f. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
6. Resume
Ny. S, usia 39 tahun dirawat diruang Anggrek Bawah dengan diagnosa medis
asma bronchial sebelumnya saat di rumah tepatnya 2 minggu sebelum masuk
Rumah Sakit, klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien
mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun, klien mengatakan sakitnya
kambuh bila terkena debu. Klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna
putih kental, sehingga keluarga membawa klien ke IGD Persahabatan pada
tanggal 25 September 2007 di IGD Persahabatan klien dilakukan
pemeriksaan, akhirnya dianjurkan dirawat untuk pengobatan lebih lanjut,
klien mendapatkan pengobatan.
2. Oksigen 3 liter/menit
3. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
4. Metil prednisolon 3 x 125 mg
5. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
6. Ambroxol syrup 3 x C
7. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
28
B. Analisa Data
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
I
DS : Klien mengatakan nafasnya
sesak, batuk berdahak
berwarna putih kental.
DO : - Batuk produktif, sputum
berwarna putih kental dan sulit
dikeluarkan
- Ronchi +/+
- Wheezing +/+
- Klien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan
- Irama nafas tidak memanjang
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Bersihkan jalan nafas
tidak efektif
Kelompok
IRIN A
29
25/10/07
II
Rr : 30x/menit
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Klien nampak pucat
DS : - Klien mengatakan nafasnya
sesak
DO : - Klien nampak sesak
Rr 30x/menit
Gangguan pertukaran
gas
Kelompok
IRIN A
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
- Ronchi dan wheezing +/+
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Nilai AGD tanggal 25
September 2007
PH : 7,519
PCO2 : 35
PO2 : 101,0
HCO2 : 27,9
Total CO2 : 28,9
BE : +5,3
Std HCO2 : 29,1
Saturasi O2 : 98,1
- Klien nampak pucat
- Akral hangat
- Coping hidung tidak ada
DS : Klien mengatakan nafsu
makannya berkurang karena
Bersihkan jalan nafas
tidak efektif
Resiko tinggi
pemenuhan kebutuhan
Kelompok
IRIN A
Kelompok
30
III merasa mual
- Berat badan turun 3 kg selama
sakit
DO : - Makan habis ½ porsi setiap
kali makan
- Berat badan saat ini 65 kg,
sebelum sakit
- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %
nutrisi kurang
darikebutuhan tubuh
IRIN A
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
IV
- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm
- Turgor kulit dan kekenyalan
kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum
dilakukan
- Konjungtiva tidak anemis
DS : Klien mengadakan sangat cemas
dan takut dengan penyakitnya
saat ini
DO : - Klien nampak gelisah dan
ekspresi wajah tegang
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Rr : 30x/menit
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
Cemas Kelompok
IRIN A
31
25/10/07
V
- Klien nampak cemas
- Klien pernah dirawat dengan
penyakit yang sama api tidak
tuntas
DS : Klien mengatakan tidak mengerti
tentang penyakitnya
DO : - Klien nampak gelisah dan
ekspresi wajahnya tegang
Kurang pengetahuan Kelompok
IRIN A
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
VI
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Rr : 30x/menit
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
- Pendidikan terakhir klien SMU
- Pekerjaan klien sebagai IRT
DS : Klien mengatakan lemas dan
kebutuhan sehari-harinya
sebagian dibantu oleh keluarga
dan perawat.
DO : - Klien tampak lemah
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
- Klien terpasang O2 3L/menit
Imobilisasi aktivitas Kelompok
IRIN A
32
25/10/07
VII
dan IVFD pada lengan kanan
- Klien tampak sesak
DS : -
DO : - Klien terpasang infus di
lengan kanan dengan cairan
Nacl 0,9% + ½ amp
aminophylin 24 jam/kdf
- Pemasangan infus tanggal 25
September 2007
- Lokasi infus baik tidak ada
kemerahan ataupun bengkak
- Verban pada penutup infus
kering
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Rr : 30x/menit
Leukosit 18.900
33
C. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
No DX.
Diagnosa KeperawatanTanggal
ParafDitemukan Teratasi
I
II
III
IV
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
produksi mukos
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kurangnya suplai O2 pada
tubuh
Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Cemas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
Kurang pengetahuan berhubungan
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
27 – 10 – 07
(sebagian)
27 – 10 – 07
25 – 10 – 07
(sebagian)
25 – 10 – 07
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
34
V
VI
VII
dengan kurang terpaparnya informasi
mengenai penyakitnya
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik dan
pemasangan alat invasif
Resiko tinggi berhubungan dengan
terpasangnya alat invasif
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
27 – 10 – 07
27 – 10 – 07
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
35
D. Rencana Keperawatan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf
25/10/07DX. I
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukosDS : Klien mengatakan
nafasnya sesak, batuk berdahak berwarna putih kental.
DO : - Batuk produktif, sputum berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan
- Ronchi +/+- Wheezing +/+- Klien tampak
menggunakan otot bantu pernafasan
- Irama nafas tidak memanjang
- Ekspirasi nafas memanjang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRr : 30x/menit
- Klien terpasang O2 3 L/menit
Jalan nafas klien efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :2. Keluhan sesak
berkurang/hilang
3. Ronchi dan wheezing hilang/berkurang
4. Sekret encer dan mudah dikeluarkan
5. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
1. Kaji fungsi pernafasan seperti bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman juga penggunaan otot bantu nafas.
2. Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler)
3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum
4. Berikan dan anjurkan klien untuk minum
1. penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektosis, ronchi menunjukkan akumulasi sekrel atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan kerja pernafasan.
2. Posisi semi fowler dapat membantu meningkatkan ekspansi paru sehingga memfasilitasi ventilasi difusi perfusi
3. Pengeluaran sulit bila sekret sangat kental
4. De
Kelompok IRIN A
36
- Klien nampak pucat
6. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 368CRr : 16 – 24 x/menit
7. Ekspirasi normal
hangat (± 40-50..
5. Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif
6. Ukur tanda-tanda vital setiap 4-6 jam bila keadan stabil.
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam hal :a. Berikan O2 sesuai
program b. Berikan obat-obatan
sesuai program
ngan hidrasi yang cukup sekret akan encer dan muntah dikeluarkan.
5. Dengan nafas dalam dan batuk efektif akan meningkatkan pengembangan paru dan pengeluaran sekret
6. Perubahan TD, N, S, Rr sebagai kompensasi dari ventilasi yang tidak efektif
7. a. Pemberian O2 mempunyai beban kerja otot pernafasan
b. Dengan pemberian obat-obatan kepada klien diharapkan dapat melebarkan jalan nafas dengan efektif, mengencerkan sekret dan mengatasi infeksi.
25/10/07DX. II
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kurangnya
Adanya perbaikan dalam pertukaran gas setelah dilakukan tindakan
1. Observasi dan kaji tingkat fungsi pernafasan seperti
1. Adanya penurunan pada bunyi nafas dapat menunjukkan
Kelompok IRIN A
37
suplai O2 pada tubuh
DS : - Klien mengatakan nafasnya sesak
DO : - Klien nampak sesak Rr 30x/menit
keperawatan 3 x 24 jamKriteria Hasil :1. Nilai analisa gas arteri
dalam batas normal.
adanya wheezing atau ronchi dan penggunaan otot bantu nafas
aklektasis, ronchi menunjukkan akumulasi, sekret yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu pernafasan
- Ronchi dan wheezing +/+
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Nilai AGD tanggal 25 September 2007 PH :
7,519 PCO2 : 35
PO2 : 101,0
HCO2 : 27,9
Total CO2 : 28,9
BE : +5,3
Std HCO2 : 29,1
Saturasi O2 : 98,1
- Klien nampak pucat- Akral hangat- Coping hidung tidak
PH 7,35 – 7,45PCO2 35 – 45 mmHgPO2 85 – 95HCO2 22 – 26 mmol/LTotalCO2 23 – 27 mmol/LBE -2,5 - +2,5Std HCO2 22 – 26Saturasi O2 96 – 97%
2. Sianosy tidak terjadi
3. Ronchi dan wheezing tidak ada
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRr : 16 – 24 x/menit
5. Sesak tidak ada
2. Kaji kulit terhadap pucat/cianosis
3. Observasi hasil gas darah arteri
4. Observasi tanda-tanda vital tiap 4-6 jam
5. Berikan posisi semi
2. Untuk mengetahui sirkulasi peredaran darah perifer, cianosis menunjukkan ketidakcukupan suplai O2
dalam darah
3. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan
4. Untuk mengetahui keadaan umum klien
5. Posisi semi fowler akan
38
ada-
fowler memungkinkan ekspansi paru yang lebih baik
Kolaborasi :
6. Berikan oksigen sesuai instruksi
7. Lakukan pemeriksaan analisis gas darah
6. Kekurangan oksigen yang berlangsung lama dapat menyebabkakn hipoxia
7. Pemeriksaan AGD dapat menunjukkan adanya perbaikan ...
29/10/07DX III
Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat..DS : Klien mengatakan
nafsu makannya berkurang karena merasa mual
- Berat badan turun 3 kg selama sakit
DO : - Makan habis ½ porsi setiap kali makan
- Berat badan saat ini 65 kg, sebelum sakit
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil :1. Mual berkurang atau
tidak ada
2. Nafsu makan meningkat
1. Kaji pola diet biasa klien yang disukai atau tidak disukai
2. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil tapi sering, tinggi protein dan karbohidrat, disajikan dalam bentuk menarik
1. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan, pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet
2. Makanan hangat dan sering dapat meningkatkan nafsu makan dan memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.
Kelompok IRIN A
39
- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %
- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm
- Turgor kulit dan kekenyalan kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum dilakukan
- Konjungtiva tidak anemis
3. Makan habis 1 porsi
4. Berat badan tidak turun
5. Albumin dalam batas normal
6. Turgor kulit elastis
3. Kaji intake/output dan berat badan secara periodik
4. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
5. Anjurkan perawatan oral hygiene sebelum dan sesudah tindakan pernafasan
6. Kaji turgor kulit
Kolaborasi :7. Rujuk ke ahli diet untuk
menentukan komposisi diet
8. Awasi pemeriksaan laboratorium seperti Albumin, protein, serum
3. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
4. Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi
5. Menurunkan atau mengurangi rasa tidak enak pada mulut yang dapat mengurangi nafsu makan
6. Turgor yang tidak elastis menunjukkan dehidrasi dan nutrisi kurang
7. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat
8. Nilai mudah menunjukkan malnutrisi
25/10/07DX IV
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.DS : Klien mengadakan
sangat cemas dan takut dengan penyakitnya
Cemas klien berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil :1. Mampu beradaptasi pada
perubahan lingkungan 1. Bina hubungan saling
percaya dengan klien1. Hubungan saling percaya
merupakan dasar penting
Kelompok IRIN A
40
saat iniDO : - Klien nampak gelisah
dan ekspresi wajah tegang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368C
Rr : 30x/menit- Klien bertanya tentang
penyakitnya- Klien nampak cemas - Klien pernah dirawat
dengan penyakit yang sama api tidak tuntas
dan perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Ekspresi wajah rileks
3. Tanda-tanda vital dalam batas normalTD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRr : 16 – 24 x/menit
2. Ajarkan klien untuk mengekspresikan kecemasannya
3. Dengarkan keluhan klien dengan penuh empati
4. Jelaskan kepada klien tentang kondisi saat ini serta program pengobatan dan keperawatan
5. Perawat selalu berada dekat klien dan siap bila diminta bantuannya
dalam membina hubungan terapeutik
2. Dengan mengekspresikan kecemasan diharapkan semua keluhan klien dapat terungkap sehingga dengan demikian kecemasan klien berkurang
3. Mendengarkan secara aktif dan empati akan membuat klien merasa dihargai dan diperhatikan
4. Dengan memahami kondisi saat ini serta pengobatan dan perawatan yang diberikan akan mengurangi tingkat kecemasan
5. Keberadaan perawat selalu dekat dengan klien akan memberikan perasaan tenang pada klien.
25/10/07DX V
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai penyakitnyaDS : Klien mengatakan
Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 menit,
1. Kaji tingkat pengetahuan klien
1. Untuk membantu dalam memberikan intervensi
41
tidak mengerti tentang penyakitnya
dengan kriteria hasil :1. Klien dapat menyebutkan
apa yang
DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajahnya tegang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368 CRr : 30x/menit
- Klien bertanya tentang penyakitnya
- Pendidikan terakhir klien SMU
- Pekerjaan klien sebagai IRT
dilakukan oleh perawat meliputi Pengertian, perawatan, Pencegahan
2. Adanya reswpon (feddback) dari klien dan keluarga.
3. Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang telah dijelaskan perawat
4. Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya
5. Klien tampak tenang.
2. Berikan informasi yang benar tentang pengertian, pencegahan dan perawatan dengan menggunakan bahasa yang mudah dupahami oleh klien dan keluarga
3. Berikan infomrasi tertulis untuk klien
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas
5. Tanyakan kembali kepada klien tentang hal yang sudah dijelaskan
2. Diharapkan informasi terarah dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahapahaman
3. Membantu sebagai pengingat dan penguat belajar
4. Mengurangi rasa cemas dan memotivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan.
5. Untuk mengevaluasi penjelasan yang diterima klien
Kelompok IRIN A
42
6. Berikan umpan balik terhadap respon klien.
6. Dengan adanya respon dari perawat klien merasa penjelasannya lebih diterima.
25/10/07DX VI
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan pemasangan alat invasifDS : Klien mengatakan
lemas dan kebutuhan sehari-harinya sebagian dibantu oleh keluarga dan perawat.
DO : - Klien tampak lemah- Klien tampak lemah- Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga- Klien terpasang O2
3L/menit dan IVFD pada lengan kanan
- Klien tampak sesak
Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah dilakukan tindakan keperawsatan selama 2 x 24 jam, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat melakukan
aktivitas tanpa dibantu
2. Klien tidak sesak saat melakukan aktivitas
1. Kaji tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan klien
2. Bantu klien untuk mandiri dalam hal Makan, minum, oral hygiene dan eliminasi
3. Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan di meja klien
4. Libatkan keluarga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
5. Anjurkan aktivitas/mobilisasi
1. Dengan mengetahui kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan maka memudahkan intervensi.
2. Untuk melatih kemandirian klien dalam memnuhi kebutuhan klien
3. Dengan mendekatkan barang-barang supaya mudah dijangkau klien
4. Dengan melibatkan keluarga dapat membantu proses tindakan keperawatan.
43
secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan klien
25/10/07DX VII
Resiko tinggi berhubungan dengan terpasangnya alat invasifDS : -
DO : - Klien terpasang infus di lengan kanan dengan cairan Nacl 0,9% + ½ amp aminophylin 24 jam/kdf
- Pemasangan infus tanggal 25 September 2007
- Lokasi infus baik tidak ada kemerahan ataupun bengkak
- Verban pada penutup infus kering
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRr : 30x/menitLeukosit 18.900
Infeksi nosokomial tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, dengan kriteria hasil :
1. Tanda-tanda infeksi tidak ada seperti dolor, color, tumor, rubor dan fungsi laesa
2. Infeksi seperti plebitis tidak terjadi
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Leukosit dalam batas normal 5000-10000/uL
1. Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus
2. Ganti balutan infus setiap hari
3. Ganti jarum/abolate infus setiap 3 x 24 jam dengan cara teknik septik dan anti septik
4. Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam
1. Untuk mengetahui adanya infeksi sedini mungkin
2. Mencegah berkembangbiaknya mikro organisme pada balutan penutup jarum infus
3. Antisipasi mikroorganisme berkembang biak pada jarum infus
4. Untuk mengetahui keadaan umum klien
44
Kolaborasi :5. Berikan therapy
antibiotik seusai instruksi dokter
6. Lakukan pemeriksaan leukosit
5. Antibiotik merupakan pencegahan timbulnya infeksi
6. Leukosit tinggi menunjukkan adanya infeksi
45
E. Catatan Keperawatan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal PukulNo. DX
Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
25/10/07 09.00
10.00
10.10
10.30
11.00
11.30
I & II
I & II
I
III
I & II
I & II
- Mengukur tanda-tanda vital
Respon : TD : 150 mmHg Rr : 30x/menit
N : 96x/menit S : 368 C
- Melakukan auskulatsi bunyi
nafas
Respon : Wheezing +/+, Ronchi +/+
- Mengajarkan dan
menganjurkan klien untuk batuk efektif, dan
melakukan nafas dalam.
Respon : Klien dapat melakukan batuk efektif
dengan baik, sekret keluar berwarna putih
kental
- Memberikan minum hangat
Respon : Klien minum ½ gelas
- Menimbang berat badan klien
Respon : berat badan 65 kg
- Melakukan kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian O2 dan theraphy
Respon : - O2 diberikan 3 L/menit
- Theraphy injeksi, metil
prednisolone 125 mg, ceftriaxone
2gr, ambroxol sy 1 C
- Memberikan PFR dan inhalasi
46
Respon : - Inhalasi dengen combivent
Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
26/10/07
12.00
12.30
13.00
14.00
08.30
III & VI
IV & V
IV & V
VII
I & II,
VII
- Memberikan diet siang
Respon : Diet habis ½ porsi
- Mendengarkan keluhan klien,
membiarkan klien mengungkapkan
perasaannya
Respon : - Klien mengeluh sesak nafas dan
batuk
- Klien mengeluh cemas dengan
keadaan penyakitnya
- Klien mengatakan sebagian
kebutuhan (mandi, makan,
minum) dibantu perawat dan
keluarga
- Memberikan informasi tentang
asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan
serangan asma dan cara pencegahannya.
Respon : Klien mengerti dengan apa yang
sudah dijelaskan dan mengatakan
cemasnya berkurang.
- Mengobservasi cairan infus
Respon : - Klien terpasang infus NacL 0,9%
x 1 ½ amp, anynophilin 24
- Tetesan infus lancar
- Mengukur TTV
Respon : TD : 120/90 mmHg Rr : 24x/menit
47
N : 90x/menit S : 365 C
Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
27/10/07
09.00
11.30
12.00
12.30
09.00
09.15
11.00
VII
I & II
I & II
II
I & II
VI
I & II
- Mengganti balutan
Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,
dolor, tumor dan fungsi laesa)
- Memberikan inhalasi
Respon : - Inhalasi dengan combivent 1 amp
dan PFR
- PFR preinhalasi 120 dan post
inhalasi 160 ml
- Klien mengatasi sesak berkurang
- Memberikan theraphy injeksi dan
oral
Respon : - Injeksi metil prednisolone 165 mg,
ceftriaxone 2 gr.
- Theraphy oral ambroxo/sy 1 C
- Memberikan makan siang
Respon : Klien makan habis ½ porsi
- Mengukur TTV
Respon : TD : 120/90 mmHg Rr : 24x/menit
N : 90x/menit S : 367 0 C
- Membantu klien mandi
Respon : Klien tampak segar, kulit klien tampak
bersih
- Memberikan inhalasi dan PFR
Respon : - Theraphy diberikan combovent.
48
12.00
12.10
12.30
I & II
VII
III & VI
- PFR Pre inhalasi 150 ml, post
inhalasi 200 ml
- Klien dapat mengeluarkan sputum
dengan mudah konsistensi sputum
bening encer
- Klien mengatakan sesak sudah tidak
ada/berkurang
- Memberikan theraphy injeksi dan oral
Respon : - Theraphy injeksi metil prednisolon
125 mg, ceftriaxone 2 gr
- Theraphy oral ambroxol sy 1 C
- Meng off infus
Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada pada
daerah pemasangan infus
- Memberikan diet siang
Respon : Klien makan habis ¾ porsi
49
F. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
TanggalNo. DX
Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
27/10/07 I S : - Klien mengatakan sesak dan batuknya sudah
berkurang, dahaknya juga sudah dikeluarkan
dan sudah encer
O : - Batuk klien berkurang, sputum mudah
dikeluarkan berwarna bening dan encer
- Ronchi dan wheezing tidak terdengar
- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
- Ekspirasi klien normal
- TD : 130/70 mmHg S : 367 0C
N : 88 x/menit Rr : 24x/menit
- O2 sudah tidak terpasang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji fungsi pernafasan (bunyi
nafas, iramam, kecepatan dan kedalaman
nafas)
- Ajarkan dan anjurkan klien untuk
melakukan nafas dalam dan batuk efektif
- Ukur TTV tiap 8 jam
50
- Kolaborasi dengan tim medis; bila
klien sesak kembali berikan O2 sesuai
instruksi dan berikan theraphy sesuai
program.
TanggalNo. DX
Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
27/10/07 II S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O : - Sesak klien berkurang dan O2 tidak terpasang
- TD : 130/70 mmHg S : C
N : 98 x/menit Rr : 24x/menit
- Sianosis tidak ada
- Ronchi dan wheezing tidak
terdengar
- Nilai AG tanggal 27 September
2007 ada perbaikan
PH : 7,48
PCO2 : 36 mmHg
PO2 : 98
HCO2 : 26 mmol/L
Total CO2 : 28 mmol/L
BE : +3,4
Std HCO2 : 27,2
Saturasi O2 : 97,2%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi bunyi nafas
51
25/10/07
25/10/07
27/10/07
IV
V
VI
- Berikan oksigen bila timbul sesak
- Berikan theraphy sesuai prosedur
S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah
meningkat dan mualnya mulai berkurang.
O : - Klien makan habis ½ porsi
- Berat badan masih 65 kg
- Turgor kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum
dilakukan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan sudah tahu dan sudah
mengerti tentang penyakitnya
O : - Klien nampak sudah mengerti dan dapat
menyebutkan tentang pengertian, cara
perawatan dan pencegahan penyakitnya
- Klien dan keluarga nampak
merespon apa yang dijelaskan oleh perawat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan badannya tidak lemas lagi
dan sudah bisa melakukan aktivitas sendiri
tanpa dibantu orang lain
O : - Klien nampak segar dan sudah bisa
melakukan aktivitasnya sendiri tanpa dibantu
52
27/10/07 VII
- Klien sudah tidak terpasang infus
- Klien memakai oksigen bila
merasa sesak
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : -
O : - Infus sudah tidak terpasang
- Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
- Leukosit 18.900
- TD 130/70 mmHgS : 367 0 C
N : 88 x/menit Rr : 24x/menit
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan
53
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan beberapa kesenjangan antara tinjauan
teoritis asa bronchial yang penulis temukan pada Ny. Y selama dinas di Ruang
Anggrek Bawah, RSUP Persahabatan Jakarta, dan juga akan dibahas tentang faktor
penghambat serta faktor pendukung dari setiap tahap proses keperawatan.
A. Pengkajian
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya penulis melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian
dilaksanakan pada hari pertama pengambilan kasus. Untuk mendapatkan data
yang menunjang baik secara objektif maupun subyektif, penulis melakukan
wawancara dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, mempelajari catatan
keperawatan, catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang pada saat dilakukan
pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara
tinjauan teori dengankasus yang ada. Pada pengkajian klien dengan asma
bronchial yang penulis temukan yaitu kesemasan, keterbatasan fisik, dan resiko
terjadinya infeksi. Sedangkan menurut teori yang dilaksanakan tidak jauh berbeda
dengan manifestasi klinis. Kesenjangan/perbedaan ini dikarenakan menurut
54
manifestasi kliis pada kasus adalah klien tampak gelisah dan lemas dengan
penyakit yang dideritanya dan klien juga tampak lemas juga terpasang infus di
lengan kanan.
B. Diagnosa Keperawatan
Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus asma bronchial yanng
ditemukan adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya
suplai O2 pada tubuh; resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya; kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi mengenai
penyakitnya; mobilisasi aktivitas berhubungan dengan kekuatan fisik dan
pemasangan alat invasif dan resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terpasang
alat invasif. Sedangkan diagnosa yang timbul pada Ny. Y produksi sputum, pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan brokokonstruksi; kerusakan pertukaran
gas berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; keterbatasan aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik; kurangnya pengetahuan tentang proses-
proses penyakitnya berhubungan dengan informasi.
Pada kasus Ny. S ada juga diagnosa yang tidak ditemukan pada konsep
teoritis yaitu; cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya; imobilisasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan
pemasangan alat invasif. Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada konsep dan
kasus Ny. S adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubngan dengan kurangnya
suplai O2 pada tubuh; Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai
penyakitnya.
52
55
C. Intervensi Keperawatan
Pada perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. S menggunakan prioritas
masalah dengan mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan manusia. Dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan yang sudah dilakukan penulis yaitu;
membantu/mengkaji pola nafas klien, mengukur tanda-tanda vital,
mempertahankan nutiris yang adekuat, menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan, kolaborasi dalam pembenaran obat-obatan, membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari; nutrisi melibatkan keluarga dalam pelaksanaan
intervensi menggunakan teknik aseptik dan antiseptik, ganti balutan
infus/vemplon, memberikan pendidikan kesehatan asma bronchial, pemeriksaan
laboratorium dan penunjang. Penulis berusaha agar perencanaan ini dapat
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dibuat sesuai dengan prioritas
masalah dan dapat mengatasi diagnosa keperawatan yang ditetapkan.
D. Implementasi
Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengankeluarga klien,
perawat ruangan dan tim kesehatan...sesuai prioritas masalah dan kondisi klien.
1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan mukus adalah mengukur
TTV, melakukan auskultasi bunyi nafas, memberikan minum hangat,
melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian O2 dan theraphy,
memberikan inhalasi dan PFR, ambrotol syr 3 x CI.
2. Pada diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kurangnya suplai O2 pada tubuh adalah melakukan auskultasi bunyi
nafas, memberikan theraphy/injeksi dan oral, memberikan inhalasi dan PFR
3. Pada diagnosa resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
adalah memberikan makan klien, menimbang berat badan klien.
56
4. Pada diagnosa cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakitnya adalah mendengarkan keluhan klien,
membiarkan klien mengungkapkan perasannya, memberikan informasi
tentang asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma dan cara
pencegahannya.
5. Pada diagnosa kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpaparnya informasi adalah mendengarkan keluhan klien
membiarkan klien mengungakpkan perasaannya, memberikan informasi
tentang asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma dan cara
pencegahannya
6. Pada diagnosa imobilisasi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik dan pemasangan alat invasif adalah mengukur TTV,
memberikan makan, membantu klien mandi.
7. Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan terpasang alat invasif adalah mengukur tanda-tanda vital,
mengobservasi cairan infus, mengganti balutan infus.
E. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien
dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
Keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang
ditetapkan pada evaluasi ini penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan
dari tanggal 25 – 27 Oktober 2007.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui
ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari
tujuh diagnosa ada satu diagnosa tidak terjadi, tiga diagnosa teratasi dan tiga
diagnosa teratasi sebagian.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. Y di
Ruang Anggrek Bawah RSUP Persahabatan pada tanggal 25 September – 27
September 2007, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis
menggunakanpendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian
sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa
keperawatan.
2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus
pada data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah
risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow.
3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif maka seluruh permasalahan yagn dihadapi klien dapat teratasi.
58
4. Ternyata pada klien asma penyembuhannya sangat
berpengaruh pada sikap perawat yang empati danmenerapkan komunikasi
theraphy, di samping pemberian obat-obatan.
5. Dengan adanya seminar ini, para perawat dapat mengambil
manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan
klien asma.
B. Saran
Ruang Perawat
1. Untuk Klien
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat mengerti dan
memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma sehingga dapat
terhidnar dari serangan asma.
2. Untuk Perawat
Hendaknya para perawat di RSUP Persahabatan dapat lebih meningkatkan
kinerja dengan mengacu kepada standar operasional prosedur yang ditetapkan
oleh rumah sakit. Serta perawat juga hendaknya setiap klien yang baru masuk
rumah sakit segera diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang
diderita agar klien dankeluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan
menambah pengetahuan.
56
59
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2. Edisi 2 Jakarta : EGC
Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media
Mangunnegoso, H. dkk , 2004. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Dewanti, Santi. 2002. Exercise – Induced Asthma, Jakarta ....
60
DATAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
A. Latar Belakang....................................................................
B. Tujuan Penulisan.................................................................
C. Ruang Lingkup....................................................................
D. Metoda Penulisan................................................................
E. Sistematika Penulisan.........................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................
A. Konsep Dasar Penyakit.......................................................
1. Anatomi Fisiologi.........................................................
2. Pengertian ....................................................................
3. Etiologi .........................................................................
61
4. Patofisiologi..................................................................
5. Maniestasi Klinis..........................................................
6. Komplikasi....................................................................
7. Pemeriksaan Penunjang................................................
8. Penatalaksanaan............................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................
A. Pengkajian...........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................
C. Perencanaan .......................................................................
D. Pelaksanaan.........................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................
F. Catatan Keperawatan..........................................................
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................
A. Pengkajian...........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................
C. Perencanaan .......................................................................
D. Pelaksanaan.........................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................
F. Catatan Keperawatan..........................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
62
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ASMA BRONKHIAL
DI RUANG ANGGREK BAWAH
RSUP PERSAHABATAN
63
Di Susuun Oleh :
1. IRMAWATI
2. RATNASARI ARIANI
3. MEMBI PURBAYANTI
4. PITTA DAMERIA
5. DWI JOKO WINANTO
RUMAH SAKIT UMUM PERJAN PERSAHABATAN
JAKARTA
2007
64