200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    1/57

    1

    Referat

    PLEKSUS BRAKHIALIS ENTARPMENT

    Oleh:

    Sanjaya Soebagio I1A010017

    Pembimbing:

    dr. Oscar Nurhadi Sp.S

    BAGIAN/SMF NEUROLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN

    BANJARMASIN

    Agustus, 2014

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    2/57

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    Referat

    PLEKSUS BRAKHIALIS ENTARPMENT

    Oleh

    Sanjaya Soebagio

    I1A010017

    Pembimbing

    Dr. Oscar Nurhadi Sp.S

    Banjarmasin, Agustus 2014

    Telah setuju diajukan

    ..

    dr. Oscar Nurhadi Sp.S

    Telah selesai dipresentasikan

    .

    dr. Oscar Nurhadi Sp.S

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    3/57

    3

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

    PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

    ANATOMI DAN HISTOLOGI ....................................................................... 6

    ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI .............................................................. 11

    MANIFESTASI KLINIS ................................................................................. 13

    DIAGNOSIS .................................................................................................... 26

    TATALAKSANA ............................................................................................ 34

    RINGKASAN .................................................................................................. 43

    KESIMPULAN ................................................................................................ 53

    PENUTUP ........................................................................................................ 55

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    4/57

    4

    PENDAHULUAN

    Pleksus brakhialis merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra servikalis dan menuju

    ke pundak dan tangan. Terdapat lima saraf yang mencakup dalam pleksus brachialis berupa

    C5, C6, C7, C8, dan T1. [1]

    Data mengenai insiden trauma pleksus brachialis sulit diketahui dengan pasti, Goldie dan

    Coates melaporkan 450-500 kasus cedera supraklavikular tertutup terjadi setiap tahun di

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    5/57

    5

    Inggris. Pada laporan yang lain, Narakas membuat suatu pedoman "seven seventies " dengan

    mengacu pada pengalaman menangani 1068 pasien selama 18 tahun yang salah satunya berisi

    70% kecelakaan pengendara sepeda motor dengan trauma multipel akan berimplikasi 70%

    diantara berupa cedera supraklavikuler, 70% cedera supraklavikuler merupakan avulsi saraf

    yang melibatkan C7, C8, T1. [1]

    Enam puluh satu kasus kelumpuhan pleksus brachialis akibat persalinan tercatat dalam

    30.451 persalinan hidup di rumah sakit hibah Kaiser, San Francisco, antara Januari 1972

    hingga Desember 1982 dengan insiden 2.0/1,000 kelahiran. Tiga puluh delapan pasien

    dievaluasi dalam kurun waktu 1 tahun hingga 11,5 tahun. Penyebab trauma jalan lahir terkait

    cedera pleksus brachialis adalah kelumpuhan wajah, fraktur klavikula, ekimosis tangan, dan

    cephalohematoma.[2]

    Selain itu pada data lainnya dalam populasi Amerika ditemukan bahwa cedera pleksus

    brachialis teridentifikasi sebanyak 113 (0.1%) dari 103,434 anak dengan trauma yang masuk

    rumah sakit antara bulan April 1985 hingga Maret 2002. Enam puluh satu persen diantaranya

    merupakan anak laki-laki. Kebanyakan penyebab cedera adalah kecelakaan motor dengan

    membawa penumpang dibelakangnya (36 kasus [32%]) atau kecelakaan pada pejalan kaki

    (19 kasus [17%]). Trauma kepala didiagnosis pada 47% anak dan 27% diantaranya

    mengalami konkusi, perdarahan intrakranial 21%, dan fraktur tulang kepala 14%. Trauma

    vaskuler ekstremitas atas terjadi pada 16% pasien. Cedera muskuloskeletal yang terbanyak

    antara lain fraktur humerus (16%), tulang iga (16%), klavikula (13%), dan skapula (11%).

    Fraktur spinal terjadi pada 12% pasien, dan cedera medulla spinalis terjadi 4%. The Injury

    Severity Scoreberkisar antara 1 sampai 75, dengan skor rata-rata 10 dan 6 pasien meninggal

    karena adanya cedera yang berkepanjangan selama periode trauma. [3]

    Data epidemiologi cedera pleksus brachialis pada populasi multitrauma tercatat sebanyak

    54 dari 4538 (1.2%) pasien yang terdapat pada berbagai fasilitas trauma regional. Pasien

    didominasi laki-laki usia muda. Penyebab tersering berupa kecelakaan motor namun hanya

    0.67% dari kecelakaan ini yang kemudian menyebabkan keadaan cedera pleksus.

    Sebaliknya, 4.2% korban kecelakaan roda dua dan 4.8% korban kecelakaansnow mobile

    menderita cedera pleksus. Cedera pada supraklavikula terjadi pada 62% pasien dan 38%

    pasien memiliki cedera infraklavikula. Cedera supraklavikula nampaknya lebih berat

    dibandingkan cedera infraklavikula, dikarenakan adanya resiko neuropraksi pada 50% kasus.

    [4]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    6/57

    6

    A. ANATOMI dan HISTOLOGI

    Plexus brachialis berada dalam region colli posterior, dibatasi di sebelah caudal oleh

    clavicula dan terletak di sebelah posterolateral M. Sternocleidomastoideus, berada di sebelah

    cranial dan dorsal a. Subclavia, disilangi oleh M. Omohyoideus venter inferior. Struktur yang

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    7/57

    7

    berada di superficial adalah M. Platysma myoides, N. Supraclavicularis, V. Jugularis Externa,

    venter inferior M. Omohyoideus, M. Scalaneus Anterior, dan A. Transversa Colli. [5]

    Plexus brachialis masuk ke dalam fossa axillaris bersama-sama A. Axillaris, pada sisi

    inferolateral M. Pectoralis minor, di sebelah ventral M. Subscapularis, tampak percabangan

    terminal dari plexus ini. [5]

    Ramus anterior nervus spinalis C5-C6 bersatu membentuk truncus superior. Truncus

    medius hanya dibentuk oleh nervus spinalis C7, dan truncus inferior dibentuk oleh nervus

    spinalis C8 dan T1. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang anterior dan cabang dorsal

    yang masing-masing mempersarafi bagian anterior dan posterior eksteremitas superior. [5]

    Cabang anterior dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk

    fasciculus lateralis, terletak di sebelah lateral arteri axillaris. Cabang anterior dari truncus

    inferior membentuk fasciculus medialis, terletak di sebelah medial arteri axillaris. Dan

    cabang posterior dari ketiga truncus tersebut membentuk fasciculus posterior, berada di

    sebelah posterior A. Axillaris. [5]

    Ketiga fasciculus plexus brachialis terletak di atas dan lateral terhadap bagian pertama

    A. Aksillaris ( bagian pertama A. Aksillaris terletak dari pinggir lateral iga 1 sampai batas

    atas M. Pectoralis minor, dan bagian III terletak dari pinggir bawah M. Pectoralis minor

    sampai pinggir bawah M. Teres Major). Fasciculus medialis menyilang di belakang arteri

    untuk mencapai sisi medial bagian II arteri. Fasciculus posterior terletak di belakang bagian

    kedua arteri, dan fasciculus lateralis terletak bagian II arteri. Jadi fasciculus pleksus

    membatasi bagian kedua A. Axillaris yang dinyatakan seperti namanya. Sebagian besar

    cabang fasciculus yang membentuk trunkus saraf utama ekstremitas superior melanjutkan

    hubungan dengan bagian kedua A. Aksillaris.[5]

    Pleksus brachialis menerima komponen simpatis melalui ganglion stellatum untuk nervus

    spinalis C6-7-8, dan melalui ganglion paravertebra T1-T2 untuk nervus spinalis T1-dan T2.

    Terdapat enam saraf penting yang keluar dari pleksus brachialis, saraf-saraf tersebut adalah :

    [5]

    1.

    N. Torakalis Longus berasal dari radiks pleksus brachialis di leher dan masuk aksilla

    dengan berjalan turun melewati pinggir lateral iga I di belakang A. Aksillaris dan pleksus

    brachialis. Saraf ini berjalan turun melewati permukaan lateral M. Serratus Anterior yangdipersarafinya.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    8/57

    8

    2. N. Aksillaris merupakan cabang yang besar dari fasciculus posterior. Berada di sebelah

    dorsal a. aksillaris. Meninggalkan fossa aksillaris tanpa memberi persarafan di sisi N

    aksillaris berjalan di antara M. Subscapularis dan M. Teres Minor, berada di sebelah

    lateral caput longum M. Triceps Brachii, berjalan melaui fissure aksillaris lateralis

    bersama-sama dengan arteri circumflexa humeri posterior, n aksillaris terletak bersandar

    pada column chirurgicum humeri.

    3. N. Radialis merupakan lanjutan langsung fasciculus posterior pleksus brachialis dan

    terletak di belakang A. Aksillaris. N Radialis adalah cabang terbesar pleksus brachialis.

    Sebelum meninggalkan aksilla, saraf ini mempercabangkan saraf untuk caput longum dan

    caput medial M. Triceps dan N. Cutaneus brachii posterior.

    4. N. Musculocutaneus merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada

    medulla spinalis segmen C5-C7, mempersarafi M. Coracobrachialis, dan meninggalkan

    aksilla dengan menembus otot tersebut. Saraf ini meninggalkan tepi lateral M. Biceps

    Brachii, menembus fascia dan melanjutkan diri sebagai N. Cutaneus antebrachii lateralis,

    yang mempersarafi permukaan lateral region antebrachium.

    5. N. Medianus dibentuk oleh radiks superior dan fasciculus lateralis dan radiks inferior dan

    fasciculus medialis, berada di sebelah lateral a. aksillaris. Menerima serabut-serabut yang

    berpusat pada medulla spinalis segmen C5-T1. Sepanjang brachium, n medianus berjalan

    berdampingan dengan a. brachialis, mula-mula di sebelah lateral, lalu menyilang di

    sebelah ventralarteri tersebut kira-kira pada pertengahan brachium, selanjutnya memasuki

    fossa cubiti dan berada di sebelah medial a brachialis. Nervus ini tidak member

    percabangan di daerah brachium. Memasuki daerah antebrachium, nervus ini berjalan di

    antara kedua kaput m. pronator teres, berjalan ke distal di bagian mediana (tengah-tengah)

    antebrachium, oleh karena itu disebut n. medianus.

    6. N. Ulnaris adalah cabang utama dari fasciculus medialis, berjalan turun antara a. aksillaris

    dan v. aksillaris. Pada pertengahan brachium saraf ini berjalan kea rah dorsal menembusi

    septum intermusculare mediale, berjalan terus ke caudal dan berada pada permukaan

    dorsal epicondylus medialis humeri, yaitu di dalam sulcus nervi ulnaris. Di tempat ini n.

    ulnaris ditutupi oleh kulit sehingga dapat dipalpasi. Di daerah brachium, n ulnaris tidak

    member percabangan.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    9/57

    9

    Gambar diambil dari kepustakaan no. [6]

    HISTOLOGI

    Sistem saraf tepi tersusun atas akson-akson yang keluar menuju organ efektor dan

    diorganisasikan menjadi saraf. Akson SST pada umumnya termielininasi sehingga terlihat

    berwarna putih. [7], [8]

    Gambar diambil dari kepustakaan no. [7], [8]

    Organisasi akson-akson saraf tepi menjadi berkas saraf melalui jaringan pengikat. Saraf-

    saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf (akson) yang saling berkumpul bersama, dan

    disatukan melalui jaringan penyambung sehingga menghasilkan kumpulan serabut saraf,

    disebut dengan fasikulus. Dalam satu fesikel pada umumnya mengandung persarafan baik

    sensorik maupun motorik. Beberapa fasikulus membentuk bundel berkas serat saraf. Bundel

    berkas serat saraf ini diikat oleh Epineurium, yakni suatu jaringan ikat yang padat, tidak

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    10/57

    10

    beraturan, tersusun mayoritas oleh kolagen dan sel-sel fibroblas. Epineurium menyelimuti

    beberapa fasikulus yang bersatu membentuk saraf. Di epineurium pula bisa ditemukan

    pembuluh darah. Ketebalan epineurium bervariasi, paling tebal di daerah dura yang dekat

    dengan SSP, makin tipis hingga percabangan saraf-saraf ke arah distal. [7], [8]

    Gambar diambil dari kepustakaan no. [7], [8]

    Perineurium adalah selaput pembungkus satu fasikulus yang tersusun atas jaringan ikat

    padat kolagen yang tersususn secara konsentris, serta sel-sel fibroblas. Di bagian dalam

    perineurium terdapat pula lapisan sel-sel epiteloid yang direkatkan melaui zonula okluideris

    serta dikelilingi oleh lamina basal yang menjadikan suatu barrier (sawar) materi bagi

    fasikulus. [7], [8]

    Endoneurium adalah lapisan terdalam yang mengelilingi satu akson. Lapisan ini tersusun

    atas jaringan ikat longgar (berupa serat retikuler yang dihasilkan oleh sel Schwann yang

    bertanggung jawab untuk akson tersebut), sedikit fibroblas, dan serat kolagen. Di daerah

    distal akson, endoneurium hampir tidak ada lagi, hanya menyisakan sedikit serat retikuler

    yang menyertai basal lamina sel Schwann. [7], [8]

    Gambar diambil dari kepustakaan no. [7], [8]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    11/57

    11

    B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

    Saraf-saraf yang mencakup pleksus brakhial berjalan dibawah kulit leher dan aksilla,

    sehingga rentan terhadap trauma. Ketika leher dan tangan terkenapada saat trauma (misalnya

    pada kecelakaan mobil, motor, dan saat jatuh) maka saraf-saraf tersebut tertarik dan robek

    satu sama lain. Jika kekuatan dorongan sangat hebat maka saraf dapat tertarik keluar dari

    tempat asalnya yaitu medulla spinalis. [1]

    Selain itu penyebab cedera pleksus brachialis juga dibedakan berdasarkan mekanisme

    trauma, antara lain: [9]

    Cedera akibat traksi /traumatic traction injuriesmerupakan penyebab yang terbanyak

    cedera pleksus brakhialis yang disebabkan oleh dislokasi pundak atau tangan ke arahbawah karena adanya tarikan yang kuat, seringkali disertai fleksi lateral leher pada arah

    yang berlawanan. Hal ini biasanya terjadi kecelakaan kendaraan bermotor khususnya

    motor.

    Gambar diambil dari kepustakaan no.10

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    12/57

    12

    Trauma penetrasi pada pundak atau leher- luka trauma akibat tusukan pisau, laserasi kaca,

    atau luka tembak pada regio supra-atau infraklavikula menyebabkan kontusio atau

    robeknya pleksus brachialis. Karena letak pembuluh darah subklavia dan jugular

    eksternal yang lebih proksimal maka dapat pula terkait dengan cedera pembuluh darah.

    Gambar diambil dari kepustakaan no.10

    Kelemahan yang terkait dengan kelahiran-cedera pada pleksus brachialis yang terjadi

    akibat dengan kelahiran. Hal ini umumnya terkait dengan berat bayi besar dan distosia

    bahu, bayi lahir normal dengan presentasi bokong, ataupun pada persalinan dengan

    partus.

    Gambar diambil dari kepustakaan no.10

    Penyebab yang jarang antara lain trauma tumpul pada bahu, lesi kompresi, radiasi, dan

    neoplasma.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    13/57

    13

    Manifestasi Klinis

    Total Plexus Injury

    General brachial plexus injury umumnya bersifat unilateral, tetapi kadang-kadang bersifat

    bilateral, seperti cedera akibat diffuse polyneuropathy, inflammatory demyelinating

    neuropathy, danmultifocal motor neuropathy.Banyak hal yang menjadi penyebab, tetapi

    inflitrasi tumor, radiation plexitis, dan idiopathic plexitis adalah yang paling sering.MRI

    dengan kontras dapat mengkonfirmasi ada atau tidaknya lesi ini.Penyebab lain adalah cedera

    selama persalinan.[18]

    Jika seluruh plexus cedera, maka keseluruhan anggota gerak atas paralisis dan mati rasa,

    terkadang ditemukan unilateral Horners syndrome, yaitu tanda ptosis, miosis, dan

    anhidrosisyang timbul akibat kerusakan saraf di bagian servikal spinalis. [18]

    - Root and Trunk Injury

    Upper Radicular Syndrome (Erb-Duchenne Palsy)

    Upper radicular syndrome (Erb-Duchenne palsy) adalah akibat dari cedera pada upper roots

    (C4, C5, atau C6) atau upper trunk.Lesi ini paling sering disebabkan oleh cedera selama

    persalinan akibat sulitnya bayi keluar dari birth canalketika bahu bayi tertinggal pada birth

    canal yang disebut denganshoulder dystocia(ilustrasi Gambar 18).Penyebab lain adalah

    penggunaan forceps dan bayi besar dengan berat >4,5 kg.[18]

    Kelainan ini mengakibatkan paralisis m. deltoid, m. biceps brachii, m. brachioradialis, m.

    pectoralis mayor, m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. subscapularis, dan m. teres

    major.Jika lesi berada di dekat akar (roots), m. serratus, m. rhomboideus, dan m. levatorscapulae juga dapat mengalami paralisis.[17]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    14/57

    14

    Gambar 18.Cedera plexus brachialis saat persalinan.

    Sumber:https://reader010.{domain}/reader010/html5/0612/5b1f8cbde8ac9/5b1f8cc4c5f44.jpg

    Secara klinis, akan ditemukan kelemahan fleksi pada cubiti, kelemahan abduksi, kelemahan

    endorotasi dan eksorotasibrachii. Selain itu, juga ditemukan paralisis aposisi gerakan skapula

    dan paralisis abduksi dan adduksi brachii.Sensory loss inkomplit yang terdiri dari hipestesia

    di superficialis brachii dan antebrachii.Refleks bisep tidak ada. Jika tidak dilatih dengan

    latihan gerakan pasif, gejala dapat berkembang menjadi kontraktur kronik dengan lengan

    menyamping, posisi adduksi, tangan pronasi sampai dengan munculnya waiters tip

    position.[18]

    Gambar 19.Cedera persalinan yang menyebabkanErbs palsy.

    Sumber: Solomon L, Warwick DJ, Selvadurai N. Apleys System of Orthopaedics and

    Fractures. United of Kingdom: Hodder Arnold; 2010.

    http://www.erbspalsyonline.com/shoudlerdystocia2.jpghttp://www.erbspalsyonline.com/shoudlerdystocia2.jpghttp://www.erbspalsyonline.com/shoudlerdystocia2.jpghttp://www.erbspalsyonline.com/shoudlerdystocia2.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    15/57

    15

    Middle Radicular Syndrome

    Middle radicular syndrome timbul akibat cedera cervical root C7 atau middle trunk.Lesi

    tersebut menyebabkan paralisis terutama otot yang disuplai oleh n. radialis, kecuali

    brachioradialis.Sensory loss dapat bervariasi. Jika ada, akan terbatas pada hipestesi di

    antebrachii dorsal superficialis dan manus dorsal superficialis externa.[15]

    Lower Radicular Syndrome (Klumpkes Palsy)

    Lower radicular syndrome (Klumpke palsy) timbul akibat cedera lower roots (C7-T1) atau

    lower trunk, yang menyebabkan paralisis m. flexor carpi ulnaris, m. flexor digitorum, m.

    interossei, m. thenar, dan m. hypothenar.Sindrom ini merupakan lesi kombinasi n.

    medianusdan n. ulnaris.Secara klinis, akan terlihat clawlike deformity of the hand (Gambar

    20), kelemahan distal fleksicubiti, ekstensi carpi, hiperekstensi pada articulatio

    metacarpophalangeal. Refleks triseps hilang.Sensory loss di bagian brachii medialis,brachii

    inferior, dan manus ulnaris. Jika cabang ganglion servikal inferior ikut cedera, maka terjadi

    paralisis nervus simpatetik yang menyebabkan Horners syndrome, yaitu tanda yang timbul

    akibat kerusakan saraf di bagian servikal spinalis dengan karakteristik ptosis, miosis, dan

    anhidrosis.[18]

    Gambar 20.Clawlike hand deformity pada Klumpke palsy.

    Sumber:https://reader010.{domain}/reader010/html5/0612/5b1f8cbde8ac9/5b1f8cc5d5c96.jpg

    http://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v3/0630/006f.jpghttp://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v3/0630/006f.jpghttp://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v3/0630/006f.jpghttp://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v3/0630/006f.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    16/57

    16

    Nervus Thoracicus Longus Injury

    N. thoracicus longus berasal dari C5, C6, dan C7 yang mensuplai m. serratus anterior.Cedera

    nervus ini paling sering disebabkan oleh tekanan yang kuat pada bahu sehingga terjadi

    kompresi nervus (biasanya axonotmesis). Biasanya tekanan tersebut disebabkan membawa

    beban terlalu berat di bahu, misalnya karung beras, ransel pada satu bahu, dsb.[8]

    Cedera pada nervus menyebabkan instabilitas skapula dan kesulitan gerakan abduksi lengan

    90-180 ke arah atas, kelemahan pergerakan elevasi lengan di atas garis horizontal.Gambaran

    utamanya adalah winging scapula, yaitu penonjolan sisi medial scapula dilihat dari punggung

    akibat paralisis m. serratus anterior.Tes klasik untuk winging scapula dengan mengarahkan

    pasien ke dinding kemudian pasine mengangkat kedua telapak tangannya menempel padadinding [18]

    Kecuali setelah cedera secara langsung, saraf biasanya membaik secara spontan, sekalipun

    membutuhkan waktu 1 tahun atau lebih.Persisten winging of the scapula biasanya

    membutuhkan operasi stabilisasi dengan cara mentransfer m. pectoralis mayor atau minor di

    bagian bawah dari scapula.[18]

    Gambar 21.Winging scapula.

    Sumber:http://www.wheelessonline.com/userfiles/2010-07-19%2015_44_46.jpg

    http://www.wheelessonline.com/userfiles/2010-07-19%2015_44_46.jpghttp://www.wheelessonline.com/userfiles/2010-07-19%2015_44_46.jpghttp://www.wheelessonline.com/userfiles/2010-07-19%2015_44_46.jpghttp://www.wheelessonline.com/userfiles/2010-07-19%2015_44_46.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    17/57

    17

    Nervus Suprascapularis Injury

    N. suprascapularis merupakan cabang dari upper trunk yang berasal dari C5-C6.Fungsi

    utamanya untuk pergerakan motorik dan menginervasi supraspinatus dan infraspinatus

    plexus.Saraf ini biasanya cedera pada fracturescapula, dislokasi bahu, trauma bahu akibat

    membawa beban berat pada bahu dan diffuse injury pada plexus brachialis.[13]

    Dari anamnesis akan ditemukan riwayat cedera, tetapi terkadang pasien datang dengan

    keluhan nyeri di bagian suprascapularis dan kesulitan pergerakan abduksi lengan 15-30 dan

    kesulitan eksorotasi pada bahu.Jika tidak ada riwayat trauma, mungkin terjadi nerve

    entrapment syndrome.Gejala ini terkadang sulit dibedakan dengan rotator cuff

    syndrome.Pemeriksaan EMG dapat membantu penegakkan diagnosis.

    [14]

    Cedera ini biasanya berupa axonotmesis yang akan sembuh spontan setelah 3 bulan. Pada

    persistent n. scapularis injury, dilakukan operasi melalui insisi posterior atas dan paralel dari

    spine of the scapula.[15]

    Cord Injury

    Lesi pada kord menyebabkan hilangnya aktivitas motorik dan sensorik yang terlihat setelah

    cedera pada dua atau lebih nervus perifer.Lateral cord injury menyebabkan kelemahan pada

    distribusi n. musculocutaneouss dan n. medianus, termasuk kelemahan pada m. pronator

    teres, m. flexor carpi radialis, m. flexor pollicis dan m. opponens. Posterior cord injury

    menyebabkan kelemahan paralel yang mengakibatkan cedera kombinasi pada n. radialis dan

    n. axillaris. Medial cord injury mengakibatkan cedera kombinasi pada n. ulnaris dan n.

    medianus (finger-flexion weakness).[13]

    Brachial Cutaneous dan Antebrachial Cutaneous Nerve Injury

    Brachial dan antebrachial cutaneous nervusyang merupakan cabang dari plexus C8-T1

    memperlengkapi sensasi pada barchii medialis dan 2/3 bagian anterior antebrachii.Nervus ini

    biasanya cedera bersamaan dengan medial cord dari plexus brachialis dan jarang cedera pada

    satu nervus saja. Ketika cedera, akan terjadi loss sensation pada antebrachii medialis dan

    posterior.[13]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    18/57

    18

    - Terminal Branches Injury

    Nervus Musculocutaneous Injury

    N. musculocutaneous berasal dari C5 dan C6 yang merupakan cabang utama dari upper trunk

    plexus brachialis.Nervus ini memperlengkapi inervasi m. coracobrachialis, m. biceps

    brachii,m. brachialis, dan sensorik pada ventrolateral foream dan antebrachii dorsolateral

    superficialis. Cedera nervus ini jarang terjadi.[11]

    Jika cedera, gejala klinis yang muncul adalah kelemahan fleksi dan supinasi antebrachii

    akibat paralisis biceps brachii dan m. brachialis.Sensory loss pada musculocutaneous

    myotomes (antebrachii lateral superficialis)dan hilangnya refleks bisep.Pergerakan fleksi

    antebrachii mungkin saja masih dapat dilakukan oleh m. brachioradialis, yang diinervasi oleh

    n. radialis. Tetapi, untuk refleks biceps dapat dipastikan paralisis karena m. biceps brachii

    tidak diinervasi oleh nervus lain.[4]

    Nervus Axillaris Injury

    Nervus axillaris adalah cabang terakhir dari kord posterior plexus brachialis sebelum menjadi

    n. radialis.Nervus axillaris berasal dari C5 dan C6 yang mensuplai m. deltoideus dan

    mentransmisikan sensasi kutaneus pada area kecil di permukaan lateral bahu. Lesi n. axillaris

    biasanya disebabkan oleh trauma, fracture leher humerus, dislokasi pada kepala humerus,

    maupun brachial plexitis.[18]

    Lesi pada n. axillaris memiliki karakteristik utama kelemahan abduksi pada lengan bahu

    setelah 15-30 pergerakan tangan yang menjauhi pinggul.Pergerakan adduksi, fleksi, dan

    ekstensi juga terjadi kelemahan.Sensory loss sangat terbatas dan biasanya hanya terjadi pada

    brachii lateralis.[4]

    N. axillary injury biasanya berhubungan dengan fracture atau dislokasi yang sembuh spontan

    pada 80% kasus. Jika deltoid tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah 8 minggu,

    dilakukan pemeriksaan EMG. Jika tes menunjukkan tanda denervasi, biasanya dibutuhkan

    eksisi nerve ends dan grafting yang pada umumnya hasil dapat terlihat dalam 3 bulan

    setelahnya. Jika operasi gagal dan bahu masih nyeri, dilakukan arthrodesis untuk stabilitas

    dan memperbaiki fungsi abduksi.[18]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    19/57

    19

    - Nervus Medianus Injury

    N. medianus injury biasanya disebabkan oleh cedera di bagian carpi (low lesions) dan di

    bagian antebrachii superior (high lesions).

    1.

    Low lesions

    Sindrom yang paling sering terjadi adalah carpal tunnel syndrome (Gambar 22) akibat

    terjepitnya n. medianus saat melewati celah antara os.carpalis dan ligamentum transversus.[13]

    Gambar 22.Carpal tunnel syndrome.

    Sumber: Baehr M, Frotscher M. DUUS Topical Diagnosis in Neurology. Germany: Thieme;

    2005.

    Akibatnya, timbul nyeri dan sensory loss pada distribusi n. medianus (manus palmaris

    superficialis, digiti I, II, III, dan setengah digiti IV),kelemahan pada median myotomes di

    tangan dan bagian thenar. Hal ini dapat disebabkan karena cedera akibat gerakan fleksi

    pergelangan tangan yang terlalu lama, seperti mengetik dan merajut.[13]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    20/57

    20

    Dari pemeriksaan khusus, Tinels sign positif pada carpal tunnel syndrome. Diagnosisnya

    didapatkan melalui gejala klinis, tetapi tes elektrofisiologis, seperti segmental nerve

    conductions dapat mengkonfirmasi lesi dan melokalisasi letak kompresi. Pengobatan

    konservatif menggunakan wrist splint, tetapi pada kasus berat, dilakukan tindakan operatif.

    [13]

    1. High lesions

    High lesions dapat disebabkan oleh fracture di bagian antebrachii, dislokasi bagian cubiti,

    luka tusukan, luka tembakan, trauma, iskemik, maupun kompresi anatomi, seperti terjepitnya

    m. pronator teres, sehingga menyebabkan kelemahan dan sensory loss.[13]

    Lesi pada n. medianus menyebabkan kelemahan dan sensory loss, tetapi hanya pada beberapa

    pergerakan yang benar-benar paralisis karena adanya kontribusi sinergik otot yang masih

    diinervasi oleh nervus lain.[13]

    Gejala yang timbul sama dengan low lesions, dengan tambahan ketidakmampuan pergerakan

    fleksi articulatio interphalangeal proximalis 1-3 dan articulatio interphalangeal distalis 2-3

    disebabkan oleh paralisis m. flexor digitorum superficialis dan m. flexor digitorum

    profundus. Tambahan lain, ditemukan paralisis pergerakan radial wrist flexion dan m.

    pronator teres, pergerakan fleksi articulatio metacarpophalangeal 2-3 juga tidak dapat

    dilakukan karena paralsis dari m. lumcbricalis 1-2. Oleh karena itu, pasien dengan n.

    medianus injury tidak dapat mengepalkan tangan karena digiti II dan III yang mengalami

    ekstensi parsial. Tanda ini disebut dengan sign of benediction. 18]

    Cedera pada n. interosseous anterior yang disebut dengan anterior interosseous

    syndromejarang terjadi.Gejala motorik yang timbul mirip dengan high lesions dari n.

    medianus injury, tetapi tanpa adanya defisit sensorik.Kelemahan tersebut adalah kelemahan

    pada m. flexor pollicis longus (kelemahan motorik digiti I), m. flexor digitorum profundus I

    dan II, dan m. pronator quadratus. Penyebab yang paling sering adalah brachial neuritis

    (Parsonage-Turner syndrome) yang berhubungan dengan shoulder girdle pain setelah

    imunisasi atau penyakit virus.[18]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    21/57

    21

    Jika terjadi avulsi saraf, sebaiknya dilakukan nerve grafting. Post operasi, dilakukan splint

    pada pergelangan tangan. Jika fungsi sensorik membaik, tetapi fungsi motorik oposisi pada

    digiti I tidak membaik, dilakukan transfer m. extensor indicis proprius atau m. abductor digiti

    minimi ke m. abductor pollicis brevis.M. extensor carpi radialis longus dapat ditransfer ke m.

    flexor digitorum profundus, m. brachioradialis ke m. flexor pollicis longus, dan m. extensor

    indicis ke m. abductor pollicis brevis.[18]

    Nervus Radialis Injury

    Radial neuropati adalah kondisi yang disebabkan oleh kompresi saraf radial pada posterior

    humerus.Temuan klinis trauma padan. radialis tergantung pada tingkat lesi.Nervus radialis

    injury biasanya terjadi di bagian cubiti (low lesions), upper arm (high lesions), dan axilla(very high lesions).[4]

    2. Low lesions

    Gejala klinis low lesions biasanya disebabkan oleh fracture atau dislokasi cubiti atau karena

    luka yang sifatnya lokal. Pasien tidak dapat melakukan pergerakan ekstensi pada articulatio

    metacarpophalengeal, kelemahan pergerakan ekstensi dan retroposisi pada digiti V. [18]

    1. High lesions

    High lesions biasanya terjadi akibat fracturehumerus dan kompresi intrinsik. Cedera pada

    spiral groove yang disebabkan oleh fracturehumerus (Gambar 23) dan kompresi ekstrinsik

    (contohnya, kebiasaan tidur dengan kepala yang menekan lengan posterior) menyebabkan

    kelemahan pada radial myotome di bawah cubiti, dengan wrist drop akibat dari paralisis

    radial ekstensor cubiti, kelemahan pada gerakan ekstensi articulatio metacarpophalangeal

    jari-jari, dan sensory loss pada distribusi n. radialis superfisial (permukaan manus dorsalis

    dan digiti I, II, III dan setengah digiti IV), tetapi gerakan ekstensi cubiti masih baik.

    Kelemahan gerakan fleksi cubiti dapat ditemukan sebagai akibat dari keterlibatan

    brachioradialis.[4]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    22/57

    22

    Gambar 23.Cedera n. radialis akibat fracturehumerus pada spiral groove.

    Sumber:http://www.e-radiography.net/articles/ortho/Image11.jpg

    1.

    Very high lesions

    Very high lesions disebabkan oleh trauma atau operasi di sekitar bahu. Trauma yang paling

    sering adalah kompresi kronik axilla akibat penggunaan kruk terlalu lama (crutch pasly)atau

    Saturday night palsy pada pecandu alkohol dan obat-obat yang tidak sadar dan tidur dalam

    keadaan lengan menggelantung di bagian belakang kursi (Gambar 24). Hal ini menyebabkan

    kelemahan carpi dan manus, kelemahan m. triceps, kelemahan radial myotome, kelamahan

    radial dermatomes, dan hilangnya refleks triceps.[18]

    http://www.e-radiography.net/articles/ortho/Image11.jpghttp://www.e-radiography.net/articles/ortho/Image11.jpghttp://www.e-radiography.net/articles/ortho/Image11.jpghttp://www.e-radiography.net/articles/ortho/Image11.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    23/57

    23

    Gambar 24.Saturday night palsy.

    Sumber:http://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-

    300x188.jpg

    Jika terjadi persistent injury, sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG.Jika hasil menunjukkan

    denervasi saraf, maka neuropraxia telah tereksklusi. Fungsi motorik n. radialis dapat

    dikembalikan dengan quite long grafts. Jika kesembuhan tidak terjadi, dapat dilakukan

    tendon transfers, yaitu pronator teres ke short radial extensor of the wrist, flexor carpi radialis

    ke long finger extensors, dan palmaris longus ke long thumb abductor.[18]

    Nervus Ulnaris Injury

    Lesi komplit pada n. ulnaris menimbulkan gejala kelemahan pada gerakan fleksi dan adduksi

    carpi dan kelemahan gerakan fleksi pada jari kelingking, paralisis gerakan abduksi dan

    oposisi digiti I, paralisis gerakan adduksi digiti I, dan paralisis gerakan adduksi dan abduksi

    digiti, bersamaan dengan atrofi hypothenar dan interossei.Atrofi interossous terutama terlihat

    jelas di bagian manus dorsum, antara digiti I dan digiti II.Sensory loss terutama pada bagian

    permukaan palmar dan dorsal digiti V dan setengah digiti IV. Lesi kronis akan menyebabkan

    http://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpghttp://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpghttp://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpghttp://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpghttp://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpghttp://saturdaynightpalsy.com/wp-content/uploads/2011/05/Saturday-Night-Palsy-300x188.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    24/57

    24

    claw hand. Cedera n. ulnaris dapat disebabkan oleh trauma, iskemik, dan kompresi

    anatomis.[4]

    Lesi n. ulnaris dapat terjadi pada 2 lokasi utama, yaitu lesi dekat cubiti(high lesions) dan lesi

    dekat carpi (low lesions):[13]

    1. High lesions

    Lesi terjepitnya nervus yang paling sering adalah di bagianCubital tunnelyang disebut dengan

    Cubital tunnel syndrome(Gambar 25).Kompresi atau nerve entrapment di bagian

    epicondylaris medialis (cubital tunnel) sering menyebabkan ulnar neuritis.Hal ini berbeda

    dengan penyebab cedera akibat fracture ataupun dislokasi.[13]

    Gejala yang timbul adalah kelemahan ulnar myotomes di bagian manus, termasuk m. flexor

    carpi ulnaris dan m. flexor digitorum profundus III dan IVsehingga terjadi less clawed (the

    high ulnar paradox). Fungsi motorik dan sensorik juga hilang sesuai dengan distribusi

    ulnar.[13]

    Gambar 25.Kompresi n. ulnaris pada cubital tunnel.

    Sumber:http://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-

    Tunnel-Syndrome_ds.jpg

    http://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpghttp://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpghttp://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpghttp://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpghttp://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpghttp://www.handsurgery.com.sg/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/Cubital-Tunnel-Syndrome_ds.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    25/57

    25

    1. Low lesions

    Lesi terjepitnya nervus juga dapat terjadi di bagian Guyon canal yang disebut dengan Guyon

    cannal syndrome. Guyon canal adalah celah yang dibentuk oleh ossapisiforme-hamatum dan

    ligamen yang menghubungkan keduanya. [17]

    Gambar 26.Kompresi n. ulnaris pada guyon tunnel.

    Sumber:http://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.j

    pg

    Lesi ini seringkali disebabkan oleh perlukaan pergelangan tangan oleh benda tajam yang

    biasanya dilakukan saat usaha bunuh diri. Penyebab lain adalah deep carpal ganglion dan a.

    ulnaris aneurysm. Gejala yang timbul adalah numbness pada distribusi ulnaris(Gambar 27)

    dan ditemukan karakteristik khas, yaitu claw hand(Gambar 28d) akibat kelemahan dan atrofi

    otot intrinsik. M. flexor carpi ulnaris dan m. flexor digitorum profundus normal pada

    pemeriksaan elektrofisiologik.[18]

    http://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpghttp://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpghttp://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpghttp://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpghttp://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpghttp://www.bedfordsackvillephysio.com/media/img/424/hand_guyon_canal_anat03.jpg
  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    26/57

    26

    C. DIAGNOSIS

    a.ANAMNESIS

    Seseorang dengan cedera bahu berat, khususnya pada kecelakaan bermotor. Mekanisme

    cedera harus dipertimbangkan, karena dapat terjadi pada multiple trauma.

    Pasien dapat memberikan gejala-gejala berupa : [10]

    Nyeri, khususnya leher dan bahu. nyeri saraf umumnya disebabkan adanya ruptur.

    Parestesia dan distesia

    Kelemahan atau rasa berat pada ekstremitas

    Menurunnya nadi, disebabkan cedera pembuluh darah yang menyertainya.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    27/57

    27

    Pada cedera saraf perifer perlu menentukan grading yang bertujuan untuk

    memprediksi luaran fungsional dan rencana terapi. Penentuangradingdilakukan dengan

    menilai mekanisme trauma yang umumnya berupa kompresi, traksi, laserasi, dan/ atau

    iskemik. Seddon membagi grading menjadi tiga berdasarkan luasnya cedera pada tiga

    komponen dasar saraf perifer (conducting axon, sel schwann yang meliputinya, dan

    matriks jaringan yang berada disekitarnya disebut sebagai highway) yang menentukan

    regenerasi aksonal yaitu : [11]

    Neuropraksia

    Neuropraksia, merupakan derajat yang paling ringan pada cedera saraf, dicirikanoleh

    blok total atau penurunan konduksi akson pada segmen saraf yang dilaluinya. Kontinuitas

    aksonal masih ada sehingga tidak terjadi degenerasi Wallerian. Konduksi saraf sampai

    pada area distal dan proksimal dari lesi, namun tidak ada pada daerah lesi. Neuropraksi

    dapat terjadi akibat kompresi mekanik langsung yang menyebabkan demielinisasi pada

    saraf. Cedera neuropraksia umumnya bersifat sementara dan penyembuhan total dapat

    terjadi dalam hitungan hari sampai minggu.

    Pada umumnya neuropraksia disebabkan oleh adanya penekanan pada myeline sheet

    yang relative ringan dan singkat dimana akan terjadi kompresi akut di sekitar saraf.

    Kondisi neuropraksia ini akan mengalami demyelinasi pada saraf itu sendiri tanpa adanyadegenerasi pada saraf. Hal tersebut masih memungkinkan terjadinya konduksi pada saraf.

    Gambar diambil dari kepustakaan no.11

    Aksonotmesis

    Aksonotmesis umumnya ditemukan pada cedera yang hebat, sehingga memberikan

    gambaran yang lebih buruk dan dicirikan oleh hambatan akson dengan perlindungan pada

    highway jaringan berhubungan disekitarnya, yang dapat membantu regenerasi aksonal.

    Degenerasi wallerian distal akson terjadi dalam periode beberapa hari setelah stimulasi

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    28/57

    28

    elektrik langsung pada saraf distal yang terpotong tidak menunjukkann kemajuan dalam

    konduksi saraf dan respon otot. Penyembuhan dapat terjadi melalui regenerasi aksonal

    disebabkan perlindungan highway jaringan konektif, terdiri atas sel-sel schwann dan

    lamina basalnya, dan komponen seluler dan molekuler matriks ekstraseluler. Pada

    aksonotmesis umumnya penyembuhan terjadi dalam periode bulan sampai tahun. [11]

    Adapun pada axonotmesis didapatkan gangguan axon, tetapi selubung myelin masih

    utuh. Tanda gejala penekanan saraf tepi pada kondisi ini disertai dengan gangguan

    motorik. Dimana gangguan ini sama halnya dengan jenis cedera neuropraksia. Akan

    tetapi, pada kondisi ini ditemukan adanya gangguan sensorik dengan prognosis baik dalam

    3 bulan. [11]

    Gambar diambil dari kepustakaan no.11

    Neurotmesis

    Neurotmesis merupakan derajat yang paling berat yang dicirikan adanya kerusakan

    akson, mielin, dan jaringan konektif highway dari komponen saraf, sehingga tidak dapat

    terjadi regenerasi. Pada cedera ini kontinuitas eksternal saraf terlindungi namun terjadi

    fibrosis intraneural menghambat regenerasi aksonal. Tindakan operasi perlu dilakukan

    untuk menghilangkan blok yang terbentuk akibat adanya jaringan skar dan menyambung

    kembali jaringan saraf. Laserasi yang menyebabkan hilangnya fungsi saraf perifer harus

    dipertimbangkan sebagai neurotmesis sampai ditemukan kausa lain. [11]

    Perubahan awal yang menyertai serangan ini adalah pembengkakan pada bagian

    interstitial saraf. Sehingga menimbulkan hambatan konduksi karena menghilangnya

    myelin saraf pada area yang mengalami kerusakan. Yang pertama terkena adalah serabut

    saraf yang mempunyai daya hantar rangsang cepat. Beberapa serabut akan mengalami

    degenerasi, sedangkan mungkin yang lain tetap baik atau mengalami reversible. Dari

    patogenesis yang berlangsung seperti tersebut di atas, maka akan memberikan dampak

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    29/57

    29

    terhadap saraf baik sensorik, motorik maupun otonom. Seperti dampaknya terhadap

    terjadinya kelemahan pada otot-otot sebagai salah satu akibat langsung maupun tidak

    langsung. Karena adanya hambatan konduksi saraf, maka area yang memperoleh innervasi

    akan mengalami perubahan misalnya pada otot antara lain: berkurangnya sarkomer-

    sarkomer di beberapa bagian dari ujung-ujung serabut otot. Ikatan antara actin dan

    filament-filamen myosin akan meningkatkan viskositas dan resisten untuk memanjang. [11]

    \

    Gambar diambil dari kepustakaan no.11

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    30/57

    30

    b. PEMERIKSAAN FISIS

    Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan ptosis, enoftalmus, , anhidrosis, and miosis atau

    Hornersyndrome menunjukkan adanya lesi pleksus letak rendah komplit, karena ganglion

    simpatik T1 berada pada ujung proksimal pleksus brakhialis. [1]

    Gambar menunjukkan pasien dengan ptosis dan miosis pada mata kanan. [1]

    Edema pada bahu dapat luas. Menurunnya atau hilangnya nadi menunjukkan adanya

    cedera pembuluh darah. Fraktur klavikula seringkali dapat diraba. Inspeksi dan palapasi

    dengan cermat pada tulang aksial dapat menunjukkan adanya cedera yang menyertai.

    Pemeriksaan pada setiap saraf servikal perlu dilakukan untuk melihat fungsi motorik dan

    sensorik segera setelah kondisi pasien memungkinkan. [1]

    Sebagai bahan pertimbangan pada keadaan tertentu diperlukan pemeriksaanneurologis. Pemeriksaan sensoris berupa deep pressure sensation mungkin merupakan

    penanda utama pada kontinuitas saraf dengan pasien gejala tidak ada fungsi motor atau

    sensasi lain. Pemeriksaan ini berupa cubitan pada dasar kuku dan menarik jari pasien ke sisi

    luar. Jika terdapat sensasi terbakar menunjukkan adanya kontinuitas pada saraf yang

    diperiksa. Namun jika tidak ada, maka pemeriksaan ini tidak berguna untuk menentukan

    keadaan neuropraksia karena dapat bertahan lebih dari 6 bulan. [1]

    Lokasi tes deep pressure spinal nerve Nerve Affected cord

    Ibu jari C6 Median nerve Lateral cord

    Jari tengah C7 Median nerve Lateral cord

    Kelingking C8 Ulnar nerve Medial cord

    Tabel diambil dari kepustakaan no. [1]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    31/57

    31

    Pemeriksaan sensasi dan gerakan pergelangan tangan dan jari untuk menilai saraf-

    saraf median, ulnar, radial dapat membantu mengetahui letak lesi pleksus brachialis.

    Pemeriksaan motorik berguna karena terdapat variasi tertentu pada saraf-saraf spinal diantara

    medulla dan merupakan pola inervasi abnormal yang terbanyak. Variasi ini menjadi

    tantangan tersendiri dalam mengidentifikasi level yang terkena/terlibat. C4 dapat berperan

    pada percabangan dari pleksus lebih dari 60%. Jika C4 memiliki peran signifikan pada

    pleksus, maka pleksus dinamakan prefiks/ prefixed. Ketika pemeriksaan motorik dilakukan,

    patut diingat bahwa kebanyakan otot manusia berperan pada multipel level servikal. [1]

    Saraf servikal Tes fungsi motorik

    C5 Abduksi, ekstensi, dan rotasi ekternal bahu, beberapa fleksi siku

    C6 Fleksi siku, pronasi dan supinasi telapak tangan, beberapa ekstensi

    pergelangan tangan

    C7 Hilangnya fungsi ekstremitas secara difus tanpa paralisis sempurna

    kelompok otot tertentu, ekstensi siku, yang secara konsisten mempersarafi

    otot latisimus dorsi

    C8 Ektensor dan fleksor jari tangan, fleksor pergelangan tangan, intrinsik

    tangan

    T1 Intrinsik tangan

    Gambar diambil dari kepustakaan no. [1]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    32/57

    32

    c. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Gambaran radiologi terdiri atas mielografi standar, computed tomographic (ct)

    myelography, dan magnetic resonance (mr) imaging. Gambaran radiologi memiliki peranan

    penting untuk membedakan cedera preganglionik dari lesi postganglion yang akan

    menentukan manajemen pasien. [12]

    Standard Myelography dan CT Myelography

    Standard myelography telah lama digunakan untuk menilai derajat cedera pleksus

    brachialis. Saat ini, standard myelography hampir selalu dilakukan bersamaan dengan CT

    myelography. Standard myelography merupakan modalitas yang sederhana dan ekonomis

    dan tersedia pada kebanyakan rumah sakit. Evaluasi saraf intradural menggunakan standard

    myelography lebih sensitif dibandingkan dengan ct myelography untuk mendeteksi avulsi

    serat saraf pada C8 dan T1. Akar saraf seringkali sulit untuk dievaluasi menggunakan CT

    myelography yang berasal dari bahu. Standard myelography berguna untuk melihat saraf

    ventral dan dorsal yang tidak dapat dievaluasi secara terpisah. CT myelographymerupakan

    modalitas yang paling terpercaya untuk mendeteksi cedera avulsi. CT myelography

    memungkinkan penilaian terpisah pada akar saraf ventral dan dorsal dan deteksi defek saraf

    intradural. Modalitas ini memiliki akurasi diagnostik yang lebih baik dibandingkan dengan

    standard myelography danMR imaging, khususnya pada level C5 dan C6, walaupun artifak

    tulang dari bahu kadang memberi gangguan pada level C8 dan T1. Perkembangan terbaru

    pada multi detector row CT memungkinkan perolehan gambaran yang resolusi spasial

    longitudinal yang lebih baik dan besar.[12]

    Pada pasien dengan paralisis pleksus brachialis yang diakibatkan trauma, penting

    untuk membedakan antara avulsi saraf traumatik (umumnya pada pseudomeningokel) atau

    lesi pleksus brachialis pada bagian yang lebih distal. Pseudomeningokel dapat terlihat pada

    MRI. Sayangnya pseudomeningokel dapat terjadi tanpa avulsi serat saraf, dan avulsi serat

    saraf dapat berlangsung tanpa pseudomeningokel. Pada pasien dengan keadaan tersebut

    biasanya terjadi pembengkakan pada pleksus brachialis sehingga sulit dideteksi adanya

    robekan. Pasien dengan peningkatan pleksopati setelah terjadi fraktur klavikula, MRI dapat

    berguna untuk mengevaluasi kompresi yang mungkin terjadi pada pleksus brachialis karena

    terbentuknya kallus.[13]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    33/57

    33

    Conventional MR Imaging

    Temuan pada MRI konvensional dapat memberikan informasi anatomi dan fisiologi

    tambahan pada cedera. Peningkatan intradural nerve roots dan root stumps menunjukkan

    adanya gangguan fungsional dari akar saraf meskipun secara morfologi ada kontinuitas.[12]

    Rekomendasi terhadap pemeriksaan radiologi yang optimal pada cedera pleksus

    brachialis berupa pemeriksaan CTmyelographysebagai modalitas pemeriksaan awal, dengan

    menambahkan standard myelography dan MRI kontras. Namun perlu diketahui bahwa

    pemeriksaan radiologik tunggal tidak dapat diandalkan karena keunggulan dan

    keterbatasannya masing-masing alat. CT myelography merupakan pilihan pertama untuk

    evaluasi kecurigaan terdapat cedera preganglion karena merupakan modalitas radiologik yang

    paling terpercaya untuk mendeteksi cedera avulsi. Jika CT myelography tidak dapat

    dilakukan, maka MRmyelographyharus dilakukan sebagai pemeriksaan tambahan terhadap

    MRI konvensional untuk mengevaluasi nerve roots.[12]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    34/57

    34

    D. PENATALAKSAAN

    a. PEMBEDAHAN

    Trauma saraf perifer dapat dibagi menjadi trauma terbuka dan trauma tertutup. Repair

    secepat mungkin pada trauma laserasi akut harus dilakukan dengan tujuan end-to-end

    suture repair primer jika memungkinkan. Jika ujung saraf compang-camping , ataupun

    trauma merupakan transmisi dari tenaga tumpul, operasi harus ditunda setelah interval 2

    sampai 3 minggu agar memungkinkan terjadinya formasi jaringan ikat. Penundaan ini

    bertujuan agar terbentuk batas antara jaringan saraf proksimal dan distal yang sehat

    dengan segmen jaringan skar. Reseksi bedah pada jaringan fibrosa segmen proksimal dan

    distal kembali pada struktur fascicular normal pada setiap ujungnya dilaksanakan

    bersamaan dengan repair interposisi graft saraf ataupun tanpa repair interposisi dan

    bergantung pada panjang celah. [11]

    Pedoman penanganan trauma saraf perifer terbuka. [11]

    trauma terbuka

    saraf tidak ter utus saraf ter utus

    perawatan medis dan

    follow up ketat dengan

    pemeriksaan klinis serial,

    pemeriksaan

    elektrodiagnosis, dan

    radiologi

    reseksi

    tajam

    reseksi

    tumpul

    repair end-

    to-end

    tunda

    repair

    reseksi skar intraneural dan

    lakukan repair (graft)

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    35/57

    35

    Pedoman penanganan trauma saraf perifer tertutup. (emg: elektromiografi, mri:

    magnetic resonance imaging, mrn: magnetic resonance neurography, ncv, ssep:

    somatosensory evoked potential). [11]

    trauma tertutup

    pemeriksaan klinis , pemeriksaan elektrodiagnostik

    (EMG/NCV/SSEP), pemeriksaan radiologik (MRI/MRN)

    Neuropraksia aksonotmesis vs

    neurotmesis vs avulsi

    serat safar spinal

    aksonotmesis

    penanganan medis penanganan medis

    eksplorasi dengan

    monitoring

    elektrofisiologi

    intraoperatif

    penyembuhan

    sempurna

    dalam hitungan

    minggu

    penyembuhan dalam

    hitungan minggu-

    tahun yang

    bergantung pada

    multipel faktor

    respon konduksi saraf

    positif sekitar lesi avulsi serat saraf

    spinal yang

    dikonfirmasi

    dengan hilangnya

    SSEP

    respon konduksi saraf

    negatif sekitar lesi

    prosedurneurotisasi

    lesi neurometrik :

    reseksi skar

    intraneural dan

    lakukan repair

    (graft)

    lesi aksonometrik :

    penyembuhan dalam

    hitungan minggu- bulan

    bergantung pada

    multipel faktor

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    36/57

    36

    Trend terbaru pada cedera pleksus brachialis berupa repair secepat mungkin. Pasien

    pasien dapat diobservasi selama 8 sampai 10 minggu untuk penyembuhan spontan. Setelah

    empat minggu harus dilakukan pemeriksaan electromyography dan CT Myelography/ MR

    myelography. Pasien dengan cedera avulsi dapat segera dioperasi. Pasien lainnya harus

    diobservasi dalam 6-8 minggu terhadap penyembuhan spontan. Jika tidak terjadi

    penyembuhan spontan, operasi tidak boleh ditunda karena keterlambatannya akan semakin

    menyulitkan penyembuhan. Jika terbukti terjadi regenerasi namun tidak secara menyeluruh

    (proksimal hingga distal) maka perlu dilakukan eksplorasi dan rekonstruksi pada segmen

    yang tidak tercakup. [14]

    Repairpleksus brachialis dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain : [14]

    NERVE GRAFTS

    Repair saraf secara langsung tanpa graft saraf hanya mungkin dilakukan pada cedera

    tajam dengan posisi melintang, namun keadaan ini jarang dijumpai. graft saraf merupakan

    teknik yang paling banyak dilakukan pada repairpleksus brachialis. tension free nerve graft

    lebih baik dibandingkan dengan repair under tension. graft kutaneus yang tipis (misalnya

    saraf sural) dipersiapkan karena lebih mudah tervaskularisasi. jika graft saraf terlalu tebal,

    pusat graft saraf tidak dapat tervaskularisasi, dan graft akan gagal. kebanyakan ahli bedah

    setuju bahwa graft saraf yang pendek lebih baik dibandingkan dengan graft saraf yang

    panjang (misalnya berukuran lebih dari 7 cm). Graft harus 20% lebih panjang dari defek

    saraf. Graft saraf yang tervaskularisasi sesuai untuk jaringan skar dan untuk memperbaiki

    defek ukuran besar pada saraf. Komplikasi vaskuler dapat menyebabkan hilangnya graft

    secara keseluruhan, untuk menjembatani defek yang panjang (30 cm atau lebih), seperti pada

    transfer kontralateral, graft saraf tervaskularisasi terbukti lebih baik. Pada avulsi pleksus

    brachialis yang lebih besar pada C8 dan T1, saraf ulnar tervaskularisasi telah digunakan

    untuk transfer saraf C7 kontralateral ke saraf median. Pengambilan graft saraf sural secara

    endoskopik telah dilakukan untuk menghindari kelemahan pada teknik terbuka. teknik ini

    memberikan kepuasan yang lebih baik, angka kecacatan yang lebih kecil, dan tidak

    menggangu estetika. [14]

    NERVE ALLOGRAFTS

    Allograft saraf bekerja sebagai kerangka temporer sampai terjadi regenerasi akson.

    Jaringan allograft secara keseluruhan menggantikan bahan dasar. Imunosupresan fk 506 yang

    baru, dikenal dengan takrolimus, memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    37/57

    37

    imunosupresan lainnya. Imunosupresan ini memiliki kemampuan neurogeneratif dan

    neuroprotektif. [14]

    FIBRIN GLUE IN NERVE REPAIR

    Dahulu graft saraf dijahit dengan menggunakan jahitan mikro sintetik, yang dapat

    menstimulasi reaksi fibrosis dan inflamasi pada area sambungan yang dapat menghambat

    regenerasi serat saraf. Naraka, pada tahun 1988 menggunakan lem fibrin pada repair saraf.

    Sejak saat itu menjadi trend dikalangan ahli bedah saraf perifer. Studi terbaru

    membandingkan lem fibrin dengan jahitan mikro pada repair saraf median tikus dan

    menghasilkan repair saraf dengan fibrin sealant menghasilkan respon inflamasi dan fibrosis

    yang lebih kecil, regenerasi aksonal yang lebih baik, dan kesejajaran serat yang lebih baik

    dibandingkan dengan terknik jahitan mikro. Selain itu teknik fibrin sealant juga cepat dan

    mudah digunakan. [14]

    NERVE CONDUITS

    Meskipun transplantasi graft saraf autologous merupakan plihan utama penanganan

    pasien dengan celah saraf perifer, namun kelemahan utama teknik ini adalah terbatasnya saraf

    donor yang tersedia. Masalah inilah yang menjadi alasan munculnya metode nerve guidance

    channels. Saluran saraf ini membantu mengarahkan tunas aksonal dari puntung proksimal

    sampai ke puntung saraf distal. Cara ini juga menyediakan saluran untuk difusi faktor-faktor

    neurotropik dan neutotopik dan meminimalisasi infiltrasi jaringan ikat. Pipa saluran dibuat

    dari bahan dasar biologi misalnya kolagen yang telah menunjukkan keberhasilan pada jarak

    celah kurang dari 3 cm. [14]

    NERVE TRANSFERS

    Neurotisasi (atau transfer saraf) dilakukan pada repair cedera pleksus brachialis yang

    berat, dimana akar saraf spinal proksimal robek dari medulla spinalis. Saraf proksimal yang

    sehat kemudian disambungkan ke distal untuk menginervasi saraf yang tidak menerima

    innervasi melalui akson yang didonorkan. Konsep ini adalah dengan mengorbankan fungsi

    dari otot donor yang kurang berguna untuk menghidupkan kembali fungsi saraf dan otot

    resipien melalui re-innervasi. Penggunaan transfer saraf merupakan kemajuan utama dalam

    rekonstruksi pleksus brachialis dengan menggunakan berbagai saraf donor yang berbeda

    untuk mengembalikan fungsi yang diinginkan. Idealnya transfer saraf harus dilakukan 6

    bulan sebelum 6 bulan post trauma. Tersedia berbagai variasi saraf donor untuk neurotisasi.

    Beberapa sumber neurotisasi yang biasa digunakan antara lain saraf aksesoris spinal, saraf

    frenikus, saraf pektoralis medial, dan saraf interkostal. Metode terbaru, menggunakan

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    38/57

    38

    faskikel saraf fungsional ulnar dan median (oberlin transfer) pada pasien dengan C8 dan T1

    intak sehingga memungkinkan pengembalian fleksi siku yang sempurna. Neurotisasi

    mengorbankan saraf donor, yang nantinya paling tidak mengembalikan fungsi saraf resipien

    atau fungsi otot secara parsial. Rami motorik harus diidentifikasi sebelum dihubungkan ke

    resipien motor, hal ini disebabkan secara teori men-transfer donor motor yang murni ke saraf

    resipien motor tidak pernah memberikan hasil yang terbaik pada neurotisasi motor. Metode

    untuk mengidentifikasinya antara lain dengan stimulasi elektrik, arah serat saraf dan

    pewarnaan histokimia. Saraf yang umumnya digunakan adalah saraf interkostal yang

    mengandung sekitar 1300 serat mielin, dan saraf aksesoris spinal dengan 1700 serat. Saraf

    muskulokutaneus yang ideal untuk neurotisasi motor adalah memiliki 60% serat fiber yang

    akan memerlukan dua serat aksesoris spinal atau lima sarat asesoris spinal. Neurotisasi pada

    lokasi resipien di area perifer pleksus misalnya saraf muskulokutaneus, saraf supraskapular,

    dan saraf aksilla lebih efektif dibandingkan resipien pada dareah sentral seperti medulla

    posterior atau bagian bawah/posterior cord or the lower trunk. Hal ini disebabkan serat donor

    akan berpencar melalui cabang-cabang saraf lain sehingga menyebabkan neurotisasi tidak

    maksimal dan juga menyebabkan kontraksi simultan pada otot-otot antagonis. Rekonstruksi

    saraf merupakan modalitas yang lebih dipilih pada penanganan otot paliatif atau tendon

    transfer pada cedera pleksus brachialis dewasa. Transfer saraf atau neurotisasi memiliki tiga

    kategori utama yaitu extraplexal neurotization, intraplexal neurotization, dan end-to-side

    neurorraphy. Jahitan langsung/direk tanpa tekanan pada neurotisasi lebih baik dibandingkan

    jahitan indirek pada graft saraf khususnya pada saraf donor yang lemah seperti saraf

    interkostal dan saraf asesoris spinal distal. Neurotisasi bertujuan untuk meng-inervasi

    kembali saraf resipien sedekat mungkin dengan otot target. Pasien juga perlu dipersiapkan

    pre operasi untuk melakukan latihan induksi sebelum neurotisasi dilakukan. Sebagai contoh,

    setelah transfer saraf interkostal dan frenikus, pasien harus dilatih untuk berlari, berjalan, atau

    mendaki untuk mencapai pernapasan dalam. Seiring proses penyembuhan, latihan yang

    frekuen pada otot yang di re-inervasi akan memungkinkan adanya impuls saraf internal. [14]

    Re- implantasi serat spinal yang avulsi ke dalam medulla spinalis

    Carlstedt, berdasar pada penelitian binatang, membedah 10 pasien dengan lesi pleksus

    brachialis dan berhasil mengembalikan fungsi otot lengan proksimal melalui re-plantasi saraf.

    Re-plantasi saraf secara langsung kadangkala tidak dapat dilakukan. Alternatif lainnya adalah

    dengan menghubungkan saraf target dengan graft saraf yang di implantasi ke dalam medulla

    spinalis.[14]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    39/57

    39

    b. REHABILITASI MEDIK

    Pada awal trauma, lengan mungkin diistirahatkan beberapa hari atau minggu sebelum

    memulai latihan. Pada fase subakut, terapi secara bertahap berkembang dari gerak pasif

    menjadi aktif yang dapat ditoleransi. [10]

    1. Imobilisasi

    Imobilisasi merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi nyeri akut. Pada trauma

    plexus brachialis dilakukan positioning, yakni lengan diletakkan dalam sikap abduksi, elevasi

    di atas bahu dengan tangan eksorotasi untuk membebaskan saraf spinal dari peregangan dan

    mengembalikan fungsi saraf kembali. [15]

    2. Ultrasound Diathermy (USD)

    Diatermi berdasarkan konversi energy suara frekuensi tinggi (high frequency acoustic

    vibration). Penetrasinya dalam (3-5 cm), menggambarkan daya > 2 W/cm2, gelombang suara

    hanya memiliki daya penetrasi bila digunakan bersama gel, aquasonic dapat mencapai sekitar

    73%. Penggunaan USD ini efektifuntuk terapi nyeri akibat neuropati perifer, neuroma dan

    herpes zoster. Konraindikasi USD : pemberian pada mata, daerah otak, medulla spinalis post

    laminektomi, kehamilan, pacemaker jantung, daerah perikardiak, lokasi post radioterapi,

    daerah epifise yang sedang tumbuh, post operasi ganti sendi dengan bahan methyl

    methacrylate/polyethylene, daerah neoplasma. Kontraindikasi lainnya pada terapi panas

    adalah peradangan akut, perdarahan, hipostesi, anestesi, daerah keganasan, gangguan

    komunikasi dan tromboflebitis akut. [15]

    3.

    Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

    TENS merupakan jenis stimulasi listrik dengan frekuensi rendah/tinggi intensitas

    rendah/tinggi dan merupakan elektroanalgesia yang paling sering digunakan untuk mengatasi

    nyeri. TENS berfrekuensi rendah 2-3 Hz sedangkan yang tinggi berfrekuensi 50-100 Hz dan

    seringkali lebih efektif. Intensitas yang digunakan untuk berfrekuensi rendah lebih 30 mA

    dan yang berfrekuensi tinggi 10-30 mA. TENS diindikasikan terutama untuk nyeri fokal,

    sindrom nyeri kronik antara lain radikulopati, terutama perifer. [15]

    4. Electrical Muscle Stimulation (EMS)

    Alat yang digunakan untuk menstimulasi otot-otot dan mencegah atrofi otot. Manfaat dari

    EMS : 1). Relaksasi otot yang mengalami ketegangan/kejang. 2. Pencegahan atrofi otot

    karena tidak digunakan/kelumpuhan.3. meningkatkan sirkulasi darah local.4. stimulasi pasca

    operasi otot betis untuk mencegah thrombosis vana.6. mempertahankan atau meningkatkan

    jangkauan gerak.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    40/57

    40

    Stimulasi otot listrik pada dasarnya dilakukan dengan merangsang beberapa bagian tubuh.

    Untuk tujuan ini, sebuah perangkat elektronik yang menggunakan elektroda kecil yang secara

    langsung ditempatkan pada daerah tubuh yang perlu dirangsang. Sebuah aliran listrik yang

    rendah dialirkan melalui kabel untuk memberikan rangsangan listrik agar dapat menstimulasi

    otot yang mengalami kelemahan. Alat ini dapat mengatur tegangan listrik yang ditimbulkan

    untuk disesuaikan dengan lokasi otot yang dirangsang. Tegangan listrik yang rendah biasanya

    digunakan pada kelompok otot yang lebih kecil, yang tidak dapat dirangsang dengan cara

    lain. Menggunakan EMS sangat dianjurkan pada kasus-kasus cedera, dan gangguan

    pergerakan yang disebabkan oleh kerusakan saraf pusat.

    5. Terapi latihan (Physioterapy)

    Program rehabilitasi dapat dilakukan dengan terapis fisik dan atau terapi okupasi.

    Tujuannya adalah untuk mencegah atropi, mempertahankan ROM, meningkatkan kekuatan

    dan fleksibilitas, menangani nyeri, mengembalikan fungsi struktur yang diinervasi oleh saraf

    yang rusak untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Beberapa latihan yang dapat

    digunakan: [16]

    a. Latihan Range Of Motion (ROM)

    ROM terdiri dari aktif, pasif atau kombinasi keduanya. Latihan yang dapat dilakukan 1.

    Kepalkan tangan kemudian lepaskan semampunya,2. Tekuk pergelangan tangan sehingga

    telapak tangan bergerak ke arah lengan bawah, tahan selama 3-5 detik kemudian luruskan, 3.

    Ekstensi pergelangan tangan semampunya kemudian luruskan, 4. Fleksi siku semampunya

    kemudian luruskan, 5. Berdiri tegak, tangan di samping badan, angkat ke depan dan ke atas,

    tahan kemudian lepaskan. [16]

    b. Latihan penguatan

    Penguatan dilakukan dengan mengulangi latihan ROM tetapi dengan menggunakan

    tahanan. Tahanan bisa dalam bentuk tension bands atau barbell. Tahanan ditingkatkan sampai

    dapat menyelesaikan tiga set dengan mudah, sambil mempertahankan bentuk yang baik.

    Gerakan tidak terlalu cepat tetapi terkontrol dan hindari bantuan dari bagian tubuh lainnya

    seperti bersandarke samping sambil mengangkut lengan di atas kepala. [16]

    6. Terapi okupasi

    Terapi okupasi terkonsentrasi pada mempertahankan ROM di bahu, orthosis yang tepat

    untuk mendukung fungsi tangan, siku dan lengan, dan menangani control edema dan deficit

    sensorik, dengan pengujian dan terapi. Terapi okupasi mungkin menangani masalah-masalah

    yang berkaitan dengan kemampuan pasien untuk menulis, mengetik, dan menemukan cara

    alternative untuk berkomunikasi. Selain itu, terapi okupasi menyediakan bentuk pelatihan

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    41/57

    41

    ulang untuk aktivitas hidup sehari-hari, termasuk penggunaan teknik 1 lengan, peralatan

    adaptif, dan latihan penguatan. [16], [17]

    7.

    Ortohosis

    Pada umumnya penderita dengan trauma plexus brachialis akan menggunakan lengan

    kontralateral untuk beraktivitas. Pada beberapa kasus, penderita memerlukan kedua tangan

    untuk melakukan aktivitas yang lebih kompleks. Untuk itu orthosis di desain sesuai

    kebutuhan, terutama untuk mensuport bahu dan siku. Beberapa orthosis digerakkan

    menggunakan system mioelektrik, sehingga penderita mampu melakukan gerakan pada

    pergelangan tangan dan pinch pada jari-jarinya. [16], [17]

    Orthosis ini dapat membantu penderita pasca trauma untuk melakukan aktivitas sehari-

    hari seperti makan dan minum dari gelas atau botol, menyisir rambut, menggosok gigi,

    menulis, menggambar, membuka dan menutup pintu, membawa barang-barang. [16], [17]

    a. Paska operasi nerve repair dan graft

    Setelah pembedahan, immobilisasi bahu dilakukan selama 3-4 minggu. Terapi rahbilitasi

    dilakukan setelah 4 minggu paska operasi dengan gerakan pasif pada semua sendi anggota

    gerak atas untuk mempertahankan luas gerak sendi. Stimulasi elektrik diberikan pada minggu

    ketiga sampai ada perbaikan motorik. [10], [17]

    Pasien secara tertulis diobservasi dan apabila terdapat tanda-tanda perbaikan motorik,

    latihan aktif segera dimulai. Latihan biofeedback bermanfaat bagi pasien agar otot-otot yang

    mengalami reinervasi bila mempunyai control yang lebih baik. [16]

    b.

    Pasca operasi free muscle transfer

    Setelah transfer otot, ekstremitas atas dimobilisasi dengan bahu abduksi 30 0, fleksi 600

    dan rotasi internal, siku fleksi 1000. Pergelangan tangan posisi netral, jari-jari dalam posisi

    fleksi atau ekstensi tergantung jenois rekonstruksinya. [10]

    Pemberian elektrostimulasi pada transfer otot, dan saraf yang di repair dilakukan pada

    target otot yang paralisa seperti otot gracilis, triceps brachii, supraspinatus dan infraspinatus.

    Elektrostimulasi intensitas rendah diberikan mulai pada minggu ketiga paska operasi dan

    tetap dilanjutkan sampai EMG menunjukkan adanya reinervasi. Enam minggu paska operasi

    selama menjaga rengangan berlebihan dari jahitan otot dan tendo, dilakukan ekstensi

    pergelangan tangan dan mulai dilatih pasif ekstensi siku. Siku metacarpal juga digerakkan

    pasif untuk mencegah deformitas claw hand. [17]

    c. Setelah reinervasi

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    42/57

    42

    Setelah EMG menunjukkan reinervasi pada transfer otot, biasanya 3-8 bulan paska

    operasi, EMG biofeedback dimulai untuk melatih transfer otot menggerakkan siku dan jari

    dimana pasien biasanya kesulitan mengkontraksikan ototnya secara efektif. [10], [17]

    Reduksi otot diindikasikan saat pasien menunjukkan kontraksi aktif minimal yang tampak

    pada otot dan grup otot. Tujuan reduksi otot untuk pasien adalah mengaktifkan kembali

    control volunteer otot. Ketika pasien bekerja dengan otot yang lemah, intensitas aktivitas

    motor unit dan frekuensi kontaksi otot akan meningkat. Waktu sesi terapi seharusnya pendek

    dan dihentikan saat terjadi kelelahan dengan ditandai penurunan kemampuan pasien

    mencapai tingkat yang diinginkan. [10], [17]

    Pemanasan, ultrasound diatermi, TENS, interferensial stiumulasi, elektrostimulasi dapat

    dipergunakan sesuai indikasi. Dilakukan juga penguatan otot-otot leher dan koreksi imbaans

    otot-otot ekstremitas atas. [10], [17]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    43/57

    43

    E. RINGKASAN

    Pleksus brakhialis merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra servikalis dan

    menuju ke pundak dan tangan. Terdapat lima saraf yang mencakup dalam pleksus brachialis

    berupa C5, C6, C7, C8, dan T1. [1]

    Data mengenai insiden trauma pleksus brachialis sulit diketahui dengan pasti, Goldie

    dan Coates melaporkan 450-500 kasus cedera supraklavikular tertutup terjadi setiap tahun di

    Inggris. Pada laporan yang lain, Narakas membuat suatu pedoman "seven seventies " dengan

    mengacu pada pengalaman menangani 1068 pasien selama 18 tahun yang salah satunya berisi

    70% kecelakaan pengendara sepeda motor dengan trauma multipel akan berimplikasi 70%

    diantara berupa cedera supraklavikuler, 70% cedera supraklavikuler merupakan avulsi saraf

    yang melibatkan C7, C8, T1. [1]

    Enam puluh satu kasus kelumpuhan pleksus brachialis akibat persalinan tercatat

    dalam 30.451 persalinan hidup di rumah sakit hibah Kaiser, San Francisco, antara Januari

    1972 hingga Desember 1982 dengan insiden 2.0/1,000 kelahiran. Tiga puluh delapan pasien

    dievaluasi dalam kurun waktu 1 tahun hingga 11,5 tahun. Penyebab trauma jalan lahir terkait

    cedera pleksus brachialis adalah kelumpuhan wajah, fraktur klavikula, ekimosis tangan, dan

    cephalohematoma.

    [2]

    Selain itu pada data lainnya dalam populasi Amerika ditemukan bahwa cedera pleksus

    brachialis teridentifikasi sebanyak 113 (0.1%) dari 103,434 anak dengan trauma yang masuk

    rumah sakit antara bulan April 1985 hingga Maret 2002. Enam puluh satu persen diantaranya

    merupakan anak laki-laki. Kebanyakan penyebab cedera adalah kecelakaan motor dengan

    membawa penumpang dibelakangnya (36 kasus [32%]) atau kecelakaan pada pejalan kaki

    (19 kasus [17%]). Trauma kepala didiagnosis pada 47% anak dan 27% diantaranya

    mengalami konkusi, perdarahan intrakranial 21%, dan fraktur tulang kepala 14%. Trauma

    vaskuler ekstremitas atas terjadi pada 16% pasien. Cedera muskuloskeletal yang terbanyak

    antara lain fraktur humerus (16%), tulang iga (16%), klavikula (13%), dan skapula (11%).

    Fraktur spinal terjadi pada 12% pasien, dan cedera medulla spinalis terjadi 4%. The Injury

    Severity Scoreberkisar antara 1 sampai 75, dengan skor rata-rata 10 dan 6 pasien meninggal

    karena adanya cedera yang berkepanjangan selama periode trauma. [3]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    44/57

    44

    Plexus brachialis berada dalam region colli posterior, dibatasi di sebelah caudal oleh

    clavicula dan terletak di sebelah posterolateral M. Sternocleidomastoideus, berada di sebelah

    cranial dan dorsal a. Subclavia, disilangi oleh M. Omohyoideus venter inferior. Struktur yang

    berada di superficial adalah M. Platysma myoides, N. Supraclavicularis, V. Jugularis Externa,

    venter inferior M. Omohyoideus, M. Scalaneus Anterior, dan A. Transversa Colli. [5]

    Plexus brachialis masuk ke dalam fossa axillaris bersama-sama A. Axillaris, pada sisi

    inferolateral M. Pectoralis minor, di sebelah ventral M. Subscapularis, tampak percabangan

    terminal dari plexus ini. [5]

    Ramus anterior nervus spinalis C5-C6 bersatu membentuk truncus superior. Truncus

    medius hanya dibentuk oleh nervus spinalis C7, dan truncus inferior dibentuk oleh nervus

    spinalis C8 dan T1. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang anterior dan cabang dorsal

    yang masing-masing mempersarafi bagian anterior dan posterior eksteremitas superior. [5]

    Cabang anterior dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk

    fasciculus lateralis, terletak di sebelah lateral arteri axillaris. Cabang anterior dari truncus

    inferior membentuk fasciculus medialis, terletak di sebelah medial arteri axillaris. Dan

    cabang posterior dari ketiga truncus tersebut membentuk fasciculus posterior, berada di

    sebelah posterior A. Axillaris.

    [5]

    Ketiga fasciculus plexus brachialis terletak di atas dan lateral terhadap bagian pertama

    A. Aksillaris ( bagian pertama A. Aksillaris terletak dari pinggir lateral iga 1 sampai batas

    atas M. Pectoralis minor, dan bagian III terletak dari pinggir bawah M. Pectoralis minor

    sampai pinggir bawah M. Teres Major). Fasciculus medialis menyilang di belakang arteri

    untuk mencapai sisi medial bagian II arteri. Fasciculus posterior terletak di belakang bagian

    kedua arteri, dan fasciculus lateralis terletak bagian II arteri. Jadi fasciculus pleksus

    membatasi bagian kedua A. Axillaris yang dinyatakan seperti namanya. Sebagian besar

    cabang fasciculus yang membentuk trunkus saraf utama ekstremitas superior melanjutkan

    hubungan dengan bagian kedua A. Aksillaris.[5]

    Pleksus brachialis menerima komponen simpatis melalui ganglion stellatum untuk nervus

    spinalis C6-7-8, dan melalui ganglion paravertebra T1-T2 untuk nervus spinalis T1-dan T2.

    Terdapat enam saraf penting yang keluar dari pleksus brachialis, saraf-saraf tersebut adalah :

    [5]

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    45/57

    45

    1. N. Torakalis Longus berasal dari radiks pleksus brachialis di leher dan masuk aksilla

    dengan berjalan turun melewati pinggir lateral iga I di belakang A. Aksillaris dan pleksus

    brachialis. Saraf ini berjalan turun melewati permukaan lateral M. Serratus Anterior yang

    dipersarafinya.

    2. N. Aksillaris merupakan cabang yang besar dari fasciculus posterior. Berada di sebelah

    dorsal a. aksillaris. Meninggalkan fossa aksillaris tanpa memberi persarafan di sisi N

    aksillaris berjalan di antara M. Subscapularis dan M. Teres Minor, berada di sebelah

    lateral caput longum M. Triceps Brachii, berjalan melaui fissure aksillaris lateralis

    bersama-sama dengan arteri circumflexa humeri posterior, n aksillaris terletak bersandar

    pada column chirurgicum humeri.

    3. N. Radialis merupakan lanjutan langsung fasciculus posterior pleksus brachialis dan

    terletak di belakang A. Aksillaris. N Radialis adalah cabang terbesar pleksus brachialis.

    Sebelum meninggalkan aksilla, saraf ini mempercabangkan saraf untuk caput longum dan

    caput medial M. Triceps dan N. Cutaneus brachii posterior.

    4.

    N. Musculocutaneus merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada

    medulla spinalis segmen C5-C7, mempersarafi M. Coracobrachialis, dan meninggalkan

    aksilla dengan menembus otot tersebut. Saraf ini meninggalkan tepi lateral M. Biceps

    Brachii, menembus fascia dan melanjutkan diri sebagai N. Cutaneus antebrachii lateralis,

    yang mempersarafi permukaan lateral region antebrachium.

    5. N. Medianus dibentuk oleh radiks superior dan fasciculus lateralis dan radiks inferior dan

    fasciculus medialis, berada di sebelah lateral a. aksillaris. Menerima serabut-serabut yang

    berpusat pada medulla spinalis segmen C5-T1. Sepanjang brachium, n medianus berjalan

    berdampingan dengan a. brachialis, mula-mula di sebelah lateral, lalu menyilang di

    sebelah ventralarteri tersebut kira-kira pada pertengahan brachium, selanjutnya memasuki

    fossa cubiti dan berada di sebelah medial a brachialis. Nervus ini tidak member

    percabangan di daerah brachium. Memasuki daerah antebrachium, nervus ini berjalan di

    antara kedua kaput m. pronator teres, berjalan ke distal di bagian mediana (tengah-tengah)

    antebrachium, oleh karena itu disebut n. medianus.

    6. N. Ulnaris adalah cabang utama dari fasciculus medialis, berjalan turun antara a. aksillaris

    dan v. aksillaris. Pada pertengahan brachium saraf ini berjalan kea rah dorsal menembusi

    septum intermusculare mediale, berjalan terus ke caudal dan berada pada permukaan

    dorsal epicondylus medialis humeri, yaitu di dalam sulcus nervi ulnaris. Di tempat ini n.

    ulnaris ditutupi oleh kulit sehingga dapat dipalpasi. Di daerah brachium, n ulnaris tidak

    member percabangan.

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    46/57

    46

    Trauma saraf perifer dapat dibagi menjadi trauma terbuka dan trauma tertutup. Repair

    secepat mungkin pada trauma laserasi akut harus dilakukan dengan tujuan end-to-end suture

    repair primer jika memungkinkan. Jika ujung saraf compang-camping , ataupun trauma

    merupakan transmisi dari tenaga tumpul, operasi harus ditunda setelah interval 2 sampai 3

    minggu agar memungkinkan terjadinya formasi jaringan ikat. Penundaan ini bertujuan agar

    terbentuk batas antara jaringan saraf proksimal dan distal yang sehat dengan segmen jaringan

    skar. Reseksi bedah pada jaringan fibrosa segmen proksimal dan distalkembali pada struktur

    fascicular normal pada setiap ujungnya dilaksanakan bersamaan dengan repair interposisi

    graft saraf ataupun tanpa repairinterposisi dan bergantung pada panjang celah. [11]

    Trend terbaru pada cedera pleksus brachialis berupa repair secepat mungkin. Pasien

    pasien dapat diobservasi selama 8 sampai 10 minggu untuk penyembuhan spontan. Setelah

    empat minggu harus dilakukan pemeriksaan electromyography dan CT Myelography/ MR

    myelography. Pasien dengan cedera avulsi dapat segera dioperasi. Pasien lainnya harus

    diobservasi dalam 6-8 minggu terhadap penyembuhan spontan. Jika tidak terjadi

    penyembuhan spontan, operasi tidak boleh ditunda karena keterlambatannya akan semakin

    menyulitkan penyembuhan. Jika terbukti terjadi regenerasi namun tidak secara menyeluruh

    (proksimal hingga distal) maka perlu dilakukan eksplorasi dan rekonstruksi pada segmen

    yang tidak tercakup.

    [14]

    Repairpleksus brachialis dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain : [14]

    NERVE GRAFTS

    Repair saraf secara langsung tanpa graft saraf hanya mungkin dilakukan pada cedera

    tajam dengan posisi melintang, namun keadaan ini jarang dijumpai. graft saraf merupakan

    teknik yang paling banyak dilakukan pada repairpleksus brachialis. tension free nerve graft

    lebih baik dibandingkan dengan repair under tension. graft kutaneus yang tipis (misalnya

    saraf sural) dipersiapkan karena lebih mudah tervaskularisasi. jika graft saraf terlalu tebal,

    pusat graft saraf tidak dapat tervaskularisasi, dan graft akan gagal. kebanyakan ahli bedah

    setuju bahwa graft saraf yang pendek lebih baik dibandingkan dengan graft saraf yang

    panjang (misalnya berukuran lebih dari 7 cm). Graft harus 20% lebih panjang dari defek

    saraf. Graft saraf yang tervaskularisasi sesuai untuk jaringan skar dan untuk memperbaiki

    defek ukuran besar pada saraf. Komplikasi vaskuler dapat menyebabkan hilangnya graft

    secara keseluruhan, untuk menjembatani defek yang panjang (30 cm atau lebih), seperti pada

    transfer kontralateral, graft saraf tervaskularisasi terbukti lebih baik. Pada avulsi pleksus

    brachialis yang lebih besar pada C8 dan T1, saraf ulnar tervaskularisasi telah digunakan

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    47/57

    47

    untuk transfer saraf C7 kontralateral ke saraf median. Pengambilan graft saraf sural secara

    endoskopik telah dilakukan untuk menghindari kelemahan pada teknik terbuka. teknik ini

    memberikan kepuasan yang lebih baik, angka kecacatan yang lebih kecil, dan tidak

    menggangu estetika. [14]

    NERVE ALLOGRAFTS

    Allograft saraf bekerja sebagai kerangka temporer sampai terjadi regenerasi akson.

    Jaringan allograft secara keseluruhan menggantikan bahan dasar. Imunosupresan fk 506 yang

    baru, dikenal dengan takrolimus, memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan

    imunosupresan lainnya. Imunosupresan ini memiliki kemampuan neurogeneratif dan

    neuroprotektif. [14]

    FIBRIN GLUE IN NERVE REPAIR

    Dahulu graft saraf dijahit dengan menggunakan jahitan mikro sintetik, yang dapat

    menstimulasi reaksi fibrosis dan inflamasi pada area sambungan yang dapat menghambat

    regenerasi serat saraf. Naraka, pada tahun 1988 menggunakan lem fibrin pada repair saraf.

    Sejak saat itu menjadi trend dikalangan ahli bedah saraf perifer. Studi terbaru

    membandingkan lem fibrin dengan jahitan mikro pada repair saraf median tikus dan

    menghasilkan repair saraf dengan fibrin sealant menghasilkan respon inflamasi dan fibrosis

    yang lebih kecil, regenerasi aksonal yang lebih baik, dan kesejajaran serat yang lebih baik

    dibandingkan dengan terknik jahitan mikro. Selain itu teknik fibrin sealant juga cepat dan

    mudah digunakan. [14]

    NERVE CONDUITS

    Meskipun transplantasi graft saraf autologous merupakan plihan utama penanganan

    pasien dengan celah saraf perifer, namun kelemahan utama teknik ini adalah terbatasnya saraf

    donor yang tersedia. Masalah inilah yang menjadi alasan munculnya metode nerve guidance

    channels. Saluran saraf ini membantu mengarahkan tunas aksonal dari puntung proksimal

    sampai ke puntung saraf distal. Cara ini juga menyediakan saluran untuk difusi faktor-faktor

    neurotropik dan neutotopik dan meminimalisasi infiltrasi jaringan ikat. Pipa saluran dibuat

    dari bahan dasar biologi misalnya kolagen yang telah menunjukkan keberhasilan pada jarak

    celah kurang dari 3 cm. [14]

    NERVE TRANSFERS

    Neurotisasi (atau transfer saraf) dilakukan pada repair cedera pleksus brachialis yang

    berat, dimana akar saraf spinal proksimal robek dari medulla spinalis. Saraf proksimal yang

    sehat kemudian disambungkan ke distal untuk menginervasi saraf yang tidak menerima

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    48/57

    48

    innervasi melalui akson yang didonorkan. Konsep ini adalah dengan mengorbankan fungsi

    dari otot donor yang kurang berguna untuk menghidupkan kembali fungsi saraf dan otot

    resipien melalui re-innervasi. Penggunaan transfer saraf merupakan kemajuan utama dalam

    rekonstruksi pleksus brachialis dengan menggunakan berbagai saraf donor yang berbeda

    untuk mengembalikan fungsi yang diinginkan. Idealnya transfer saraf harus dilakukan 6

    bulan sebelum 6 bulan post trauma. Tersedia berbagai variasi saraf donor untuk neurotisasi.

    Beberapa sumber neurotisasi yang biasa digunakan antara lain saraf aksesoris spinal, saraf

    frenikus, saraf pektoralis medial, dan saraf interkostal. Metode terbaru, menggunakan

    faskikel saraf fungsional ulnar dan median (oberlin transfer) pada pasien dengan C8 dan T1

    intak sehingga memungkinkan pengembalian fleksi siku yang sempurna. Neurotisasi

    mengorbankan saraf donor, yang nantinya paling tidak mengembalikan fungsi saraf resipien

    atau fungsi otot secara parsial. Rami motorik harus diidentifikasi sebelum dihubungkan ke

    resipien motor, hal ini disebabkan secara teori men-transfer donor motor yang murni ke saraf

    resipien motor tidak pernah memberikan hasil yang terbaik pada neurotisasi motor. Metode

    untuk mengidentifikasinya antara lain dengan stimulasi elektrik, arah serat saraf dan

    pewarnaan histokimia. Saraf yang umumnya digunakan adalah saraf interkostal yang

    mengandung sekitar 1300 serat mielin, dan saraf aksesoris spinal dengan 1700 serat. Saraf

    muskulokutaneus yang ideal untuk neurotisasi motor adalah memiliki 60% serat fiber yang

    akan memerlukan dua serat aksesoris spinal atau lima sarat asesoris spinal. Neurotisasi pada

    lokasi resipien di area perifer pleksus misalnya saraf muskulokutaneus, saraf supraskapular,

    dan saraf aksilla lebih efektif dibandingkan resipien pada dareah sentral seperti medulla

    posterior atau bagian bawah/posterior cord or the lower trunk. Hal ini disebabkan serat donor

    akan berpencar melalui cabang-cabang saraf lain sehingga menyebabkan neurotisasi tidak

    maksimal dan juga menyebabkan kontraksi simultan pada otot-otot antagonis. Rekonstruksi

    saraf merupakan modalitas yang lebih dipilih pada penanganan otot paliatif atau tendon

    transfer pada cedera pleksus brachialis dewasa. Transfer saraf atau neurotisasi memiliki tiga

    kategori utama yaitu extraplexal neurotization, intraplexal neurotization, dan end-to-side

    neurorraphy. Jahitan langsung/direk tanpa tekanan pada neurotisasi lebih baik dibandingkan

    jahitan indirek pada graft saraf khususnya pada saraf donor yang lemah seperti saraf

    interkostal dan saraf asesoris spinal distal. Neurotisasi bertujuan untuk meng-inervasi

    kembali saraf resipien sedekat mungkin dengan otot target. Pasien juga perlu dipersiapkan

    pre operasi untuk melakukan latihan induksi sebelum neurotisasi dilakukan. Sebagai contoh,

    setelah transfer saraf interkostal dan frenikus, pasien harus dilatih untuk berlari, berjalan, atau

  • 8/11/2019 200851927 Cedera Pleksus Brakhialis

    49/57

    49

    mendaki untuk mencapai pernapasan dalam. Seiring proses penyembuhan, latihan yang

    frekuen pada otot yang di re-inervasi akan memungkinkan adanya impuls saraf internal. [14]

    Re- implantasi serat spinal yang avulsi ke dalam medulla spinalis

    Carlstedt, berdasar pada penelitian binatang, membedah 10 pasien dengan lesi pleksus

    brachialis dan berhasil mengembalikan fungsi otot lengan proksimal melalui re-plantasi saraf.

    Re-plantasi saraf secara langsung kadangkala tidak dapat dilakukan. Alternatif lainnya adalah

    dengan menghubungkan saraf target dengan graft saraf yang di implantasi ke dalam medulla

    spinalis. [14]

    a. REHABILITASI MEDIK

    Pada awal trauma, lengan mungkin diistirahatkan beberapa hari atau minggu sebelum

    memulai latihan. Pada fase subakut, terapi secara bertahap berkembang dari gerak pasif

    menjadi aktif yang dapat ditoleransi. [10]

    Imobilisasi

    Imobilisasi merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi nyeri akut. Pada trauma

    plexus brachialis dilakukan positioning, yakni lengan diletakkan dalam sikap abduksi, elevasi

    di atas bahu dengan tangan eksorotasi untuk membebaskan saraf spinal dari peregangan dan

    mengembalikan fungsi saraf kembali. [15]

    Ultrasound Diathermy (USD)

    Diatermi berdasarkan konversi energy suara frekuensi tinggi (high frequency acoustic

    vibration). Penetrasinya dalam (3-5 cm), menggambarkan daya > 2 W/cm2, gelombang suara

    hanya memiliki daya penetrasi bila digunakan bersama gel, aquasonic dapat mencapai sekitar

    73%. Penggunaan USD ini efektifuntuk terapi nyeri akibat neuropati perifer, neuroma dan

    herpes zoster. Konraindikasi USD : pemberian pada mata, daerah otak, medulla spinalis post

    laminektomi, kehamilan, pa