Upload
kanashimi-chan
View
520
Download
66
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN FISIOTERAPI
CIDERA PLEXUS LUMBOSACRALIS
Kelompok 6
TIU:
Mengetahui manajemen fisioterapi pada cedera flexus lumbosakralis
TIK: Mengetahui pengertian cedera flexus lumbosakralis Mengetahui anfibipagi terapan FT Mengetahui gejala cedera flexus lumbosakralis Mengetahui manajemen FT pada cedera flexus
lumbosakralis
Pengertian
Cedera plexus lumbosacralis
cedera/gangguan pada plexus lumbosacralis karena terjepit atau
trauma
ANATOMI
PLEXUS LUMBALIS
Plexus lumbalis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-L4, seringkali juga turut dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis thoracalis 12. Plexus ini berada pada dinding dorsal cavum abdominis, ditutup oleh psoas major.
Plexus lumbalis membentuk percabangan menjadi:1. N. iliohypogastricus2. N. ilioinguinalis3. N. cutaneus femoris lateralis4. N. obturatorius5. N. femoralis
PLEXUS SACRALIS
Plexus sacralis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L4-S3 (S4) dan berada di sebelah ventral m.piriformis, dipisahkan dari vasa illiaca interna serta ureter oleh suatu lembaran fascia (fascia pelvis parietalis)
Arteri glutea superior terletak sepanjang n.spinalis L5 dan S1, a.glutea membentuk plexus lumbalis dan juga plexus sacralis. Plexus sacralis mempersarafi daerah pelvis, regio glutea dan extremitas inferior.
Plexus sacralis membentuk percabangan menjadi:1. N. gluteus superior2. N. gluteus inferior3. N. cutaneus femoris posterior4. N. clunium inferiores mediales5. N. ischiadicus (sciatic nerve)
Lumbosacral Plexus
Lumbar plexusBerasal : L1 – L4
Letaknya : M. Psoas MajorStrukturnya : bagian anterior
saraf spinal
Sacral PlexusBerasal : L4 – S4
Letaknya :Caudal lumbar plexus
Strukturnya :bagian posterior saraf spinal
Innervation
FISIOLOGI
• Jaringan pembuluh darah yang berpotongan atau nervus yang berpotongan atau pembuluh getah bening yang berpotongan/anyaman atau jalinan antara struktur ; serat saraf atau pembuluh darah.
Plexus
• Hubungan vertebra lumbal dan sacrum.Lumbosacral
• Lumbal dan sacral plexus selalu bersama. Serabut Lumbosacral bermula dari lumbal dan upper sacral spinal cord ( L1 – S4 ) dan pusatnya pada Lower extremitas.
Plexus Lumbosacralis
BIOMEKANIK
Biomekanik Lumbal
• Lumbal adalah salah satu tulang penyusun vertebra, dan tulang yang memiliki pergerakan yang bebas di vertebra.
• Susunan lumbal memungkinkan untuk lumbal bergerak ke segala arah dalam segala bidang gerak.
• Dalam bidang sagital lumbal dapat bergerak fleksi dan ekstensi yang akan mengubah kurva lumbal. Apabila lumbal fleksi maka kurva akan menjadi kifosis, dan sebaliknya apabila lumbal bergerak ekstensi kurva akan menjadi lordosis.
Dalam bidang frontal, lumbal dapat bergerak lateral fleksi ke kiri dan kanan.
Dalam bidang transversal, lumbal dapat bergerak rotasi kiri dan kanan.
Apabila lumbal bergerak fleksi, maka facies inferior lumbal akan sliding ke posterior, dan facies superior akan sliding ke arah anterior.
Apabila lumbal bergerak ekstensi, facies superior akan bergerak sliding ke arah posterior, dan facies inferior akan bergerak sliding ke anterior.
Biomekanik Sacrum
• Sacrum terdiri dari 5 vertebra sacralis dan discus intervetebralis terletak diantara vertebra tersebut. Sacrum mempunyai permukaan cekung disebut facies pelvina dan permukaan cembung disebut facies dorsalis.
• Articulatio lumbosacralis merupakan sendi antara lumbal terakhir dengan tulang sacrum.
PATOLOGI
Pleksus seringkali mengalami kerusakan jika tubuh membentuk antibodi yang menyerang jaringannya sendiri (reaksi autoimun).
Tetapi pleksus lebih sering mengalami kerusakan karena cedera fisik atau kanker, tumor, hematom, jika seseorang terjatuh bisa melukai pleksus lumbosakral.
Kanker usus, kandung kemih atau prostat bisa menyusup kedalam pleksus lumbosakralis.
GEJALA
MANAJEMEN UMUM
Treatment dan recovery tergantung kepada penyebabnya dan penundaan pengobatan.
Kanker terletak didekat pleksus bisa diatasi dengan terapi penyinaran (radioterapi) atau kemoterapi. Kadang tumor atau bekuan darah yang mengganggu pleksus harus diangkat melalui pembedahan (surgery).
Kadang diberikan suntikan kortikosteroid untuk plexus disorder yang disebabkan reaksi autoimun, tapi belum ada pembuktian manfaatnya.
Jika penyebabnya adalah cedera fisik, maka biasanya akan membaik dengan sendirinya.
PraktekProses
fisioterapi
ANAMNESIS UMUM
Nama : Keroro Gunzo
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Pekopon
Hobby : Futsal, merakit robot
Pekerjaan : Mahasiswa
ANAMNESIS KHUSUSC Kelemahan tungkai atas sebelah kanan
H Tungkai kanan terasa lemah apabila melakukan aktifitas berdiri atau
berjalan akibat jatuh dari sepeda motor 3 minggu yang lalu. Sudah pernah dirawat di RS, discharge 1 minggu yang lalu. X – Ray, MRI/CT scan, EMG menurut dokter ada neural
impingment. HT ( - ), penyakit jantung ( - ), DM ( - ) Sebelumnya belum pernah mengalami kejadian seperti ini.
A Statis : Tampak pelvic girdle condong ke kanan Side flexi lumbal ke kanan Shoulder kanan lebih rendah dari pada yang kiri Trunk agak condong ke depan SIAS kiri lebih rendah dari pada yang kanan
Dinamis : Tampak gerakan abnormal dari pelvic girdle ke arah kanan saat
berjalan Abnormal posisi stance phase dan initial swing pada saat
berjalan (sirkumduksi)
Palpasi : tidak ada tanda-tanda oedem tidak ada tropic change kontur, tonus otot tensor fasia lata (TFL), gluteus medius kanan
lebih lunak daripada yang kiri terdapat sedikit nyeri tekan pada lateral pelvic kanan
R Nyeri : skala VAS nilai 3 ROM hip, knee, ankle, jari2 kaki kanan kiri ; dalam batas normal ROM lumbal : dalam batas normal Kekuatan otot tungkai kanan: Hip F/E : 5/4 ABD/ADD : 3/5 Exo/ endo: 5/5 Knee F/E : 5/5 Ankle DF/PF : 5/5 Inv/ Eve: 5/5 Terdapat rasa kesemutan pada posterolateral pinggul,terutama pada lipat pantat. Mampu merasakan rasa raba, tajam tumpul, diskriminasi 2 titik Refleks patella (+) reflek achilles (+) Koordinasi baik
T
Kelemahan m. Gluteus medius, dan m. Tensor Fascia Latae (impingment supra gluteal, L4- S1)
S Trendelenburg sign (+) Gait analysis EMG
Stance Phase Swing Phase
Weel Strike
Foot Flate
Mid Stance
Push Off
Acceleration
Mid Swing
Deceleration
GAIT ANALYSIS Pasien jalan pincang Stance Phase foot dekstra, tidak terjadi heel strike dan
push off yang sempurna. Heel srike → knee joint tidak ekstensi penuh, juga
tidak diikuti dengan dorsofleksi ankle joint. Push off → knee joint tidak ekstensi penuh Mid stance lebih cepat dari foot sinistra
Pada Swing phase foot dekstra, tidak terjadi ekstensi penuh pada deseleration
Tes Trendelenburg
Pasien berdiri, kemudian diperintahkan untuk mengangkat satu tungkainya. Perhatikan pada lekukan/garis pantat.
Tujuan : melihat adanya kelemahan m. gluteus
DIAGNOSA FT
“ Gangguan fungsi berjalan akibat kelemahan otot-otot abduktor hip kanan karena kecelakaan lalu
lintas tiga minggu yang lalu “
INTERVENSI
PROBLEM FT
Primer Kelemahan otot
Sekunder Nyeri
Kompleks Gangguan ADL
Program FT
No Problem FTModalitas Terpilih Metode/ Teknik
Dosis
1 Rasa percaya diri berkurang
Komunikasi terapeutik
Komunikasi verbal
F = 3 x /hariI = penderita
tetap fokusT = motivasiT = 5 menit
No Problem FT Modalitas Terpilih Metode/ Teknik Dosis
2 Tonus dan kekuatan otot menurun.
exercise PNF
F = 2x/hariI = 8 x / 3x
pengulanganT = Hold rileks, T = 10 secon.
3 Nyeri interferensi Segmental animal
F = 1 x / hariI = 10 mAT = CoplanarT = 10 menit
No Problem Ft Modalitas Ft Metode/ tehnik Dosis
4 Spasme otot paravertebra lumbal
NMT -Picking up,
kneading, effleurage,
F : Tiap hari-6 hrI : 10 x pengulanganT : kontak langsungT : 10 menit
5-Gangguan keseimbangan, koordinasi,--Gangguan ADL
Exercise ADL exercise
F = 3 x / hariI = 30 x
pengulanganT =Berjalan, Berpakaian, Kebersihan diriT = 10 sekon
Program FT :o Sesuai program yang telah dibuat
Evaluasi : Apakah hasil terapi setiap problem meningkat, tetap atau
bahkan menurun. Jika terjadi perubahan patologi kearah perbaikan,
diadakan modifikasi program FT.
Dokumentasi : Catatkan hasil pemeriksaan sampai program FT yang akan
dijalankan Catat semua kejadian serius selama pelaksanaan program
FT.