Laporan Kasus Fraktur Suprakondiler

Preview:

Citation preview

LAPORAN KASUS FRAKTUR SUPRAKONDILER

Pembimbing :

dr. Idrus,Sp.OT

dr. Erwin Era

 

Oleh :

 Ni Made Wiwin Rahayu

Program Pendidikan Dokter Muda

SMF Bedah

RSUD Dr. R Koesma Tuban

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

2012

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik bersifat total maupun yg parsial.Fraktur suprakondiler humerus: fraktur sepertiga distal humerus tepat proksimal troklea & capitulum humeri. Garis fraktur berjalan melalui apeks coronoid & fossa olecranon, biasanya fraktur transversal. Merupakan fraktur yg sering terjadi pada anak-anak.

ETIOLOGI

KLASIFIKASI FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERIberdasarkan pergeseran fragmen distal

TIPE EKSTENSI• Sering terjadi 99 % kasus • Bila melibatkan sendi

fraktur tipe ini diklasifikasikan sebagai fraktur transkondiler / interkondiler

• Fraktur terjadi akibat hyperextension injury

• Fragmen ujung distal bergeser ke arah poterior

TIPE FLEXI• Jarang terjadi 1-2% kasus• Terjadi akibat trauma

langsung pada posterior elbow dg posisi flexi

• Fragmen ujung distal kearah anterior

KLASIFIKASI

• Type 1

• Type 2

• Type 3

PATOFISIOLOGI FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERI

• Suprakondiler humeri → daerah yg relatif lemah pd ekstremitas atas. Di daerah ini terdapat titik lemah, dimana tulang humerus menjadi pipih→ fossa olecranon di bagian posterior & fossa coronoid di bagian anterior.

• Fraktur terjadi akibat bertumbu pd tangan terbuka dg siku agak fleksi &lengan bawah dlm keadaan pronasi.

• Sebagian besar garis fraktur berbentuk oblique dari anterior ke kranial & ke posterior dg pergeseran fragmen distal ke arah posterior kranial.

• Pergeseran : >Angulasi ke anterior & medial dg pemisahan fragmen fraktur >Tidak adanya kontak antara fragmen, kdg2 pergeserannya cukup

besar ujung fragmen distal yg tajam bs menusuk & merusak m.brachialis, n.radialis, n medianus.

Gejala/tanda- tanda klinisnya adalah:

PEMERIKSAAN KLINIS FRAKTUR SUPRAKONDILER

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI FRAKTURPd fraktur suprakondilar tipe ekstensi komplikasi yg paling

sering terjadi cedera pembuluh darah & saraf.• Cedera pd arteri brakhialis→volkman’s iskemik. Kelainan ini

akan menyebabkan nekrosis dari otot & saraf tanpa disertai ganggren perifer. Gejala dari volkman’s iskemi adanya pain, pallor, hilangnya pulsus, parestesi dan paralysis.

• Cedera saraf yg paling sering terjadi adalah cedera pd nervus radialis, nervus median & nervus ulna.

• Myositis osifikans, jarang terjadi & biasanya terjadi karena manipulasi yg berlebihan / terjadi pada reposisi terbuka yg terlambat dilakukan.

• Malunion dapat merupakan komplikasi dari fraktur ini, biasanya terjadi kubitus varus, disebabkan reposisi yg tidak adekuat.

Sedangkan pada fraktur suprakondilar tipe fleksi

• Cedera nervus ulna merupakan komplikasi yang sering terjadi.

• Malunion dapat juga terjadi pada fraktur ini yaitu terjadi kubitus varus.

FOLLOW-UP

LAPORAN KASUS

Identitas pasien• No register : 045680• Nama pasien : An. Sofif Lailatul• Umur : 8 tahun• Jenis kelamin : Laki-laki• Alamat : Palang-Tuban

Anamnesa• Keluhan utama : nyeri pd siku kiri• Riwayat penyakit sekarang : pasien jatuh di

depan rumah pd tanggal 11/1/2013 jam 14.00, pasien jatuh pd saat bermain, posisi jatuh miring ke kiri, tangan kiri menahan badan pd saat jatuh, pd saat kejadian s/d MRS pasien sadar.

• Riwayat penyakit dahulu : -• Riwayat Alergi obat : -

Pemeriksaan fisik

• Status generalis : • Kesadaran : Composmentis• GCS : 4 5 6• Nadi : 88 x/ menit• Suhu axilla : 36,7˚C• RR : 20 x/menit• BB : 30 kg

Kepala/leher : • inspeksi : anemis (-), icterus(-), cyanosis (-),

dyspneu (-)• Palpasi : pembesaran kelenjar getah bening

dan thyroid (-)Thoraks• inspeksi : simetris, retraksi (-), jejas (-)• Palpasi : nyaeri tekan (-)• Perkusi : sonor• Auskultasi : rhonkhi -/-, wheezing -/-, jejas (-)

Abdomen : • Inspeksi : Perut datar, jejas (-)• Auskultasi : Bising usus (+) normal• Perkusi : Tympani, Nyeri ketuk (-)• Palpasi : defanse muscular (-), nyeri tekan

epigastrium (-)

Status Lokalis : regio humerus sinistra

Didapatkan tanda-tanda patah tulang pada lengan atas kiri Inspeksi : luka ( - )

oedem (+)deformitas ( +)

palpasi : nyeri tekan (+)

pergerakan: nyeri gerak (+)

Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen elbow sinistra AP / lateral

Tampak adanya patah tulang supracondiler humerus sinistra

Pemerikasaan LaboratoriumDarah Rutin • Hb : 13,0g/dL (13,5 – 18 g/dL)• LED : 10/25 mm/jam (0-10

mm/jam)• PCV : 39,9 ( L 40-54% P 37-

47%)• Eritrosit : 5.150.000 ( L

4-6jt/cmm P 3,8-5,8jt/cmm)• Leukosit : 17.300 (4.000-

11.000)• Trombosit : 338.000 (150.000-

500.000)

Hitung jenis :• Basofil : 0 (0-1 %)• Eosinofil : 0 (1-3%)• Batang : 0 (2-6%)• Segmen : 87(50-70%)• Limfosit :8(20-40%)• Monosit : (2-8%)Faal hemostasis• Masa perdarahan :1’ (1-7

menit)• Masa pembekuan :10’ (9-15

menit) • Glukosa darah sewaktu : 96

mg/dL (70-200 mg/dL)

Diagnosis : Close Fraktur Supra Condiler humerus sinistra gartland III

Planning : • Observasi keadaan umum• Pasang splint• Analgesic• Direncanakan reposisi dengan general

anestesi• Evaluasi union setelah 4-5 minggu