View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sesuai KTSP SD Negeri
Barusari 02 (2011: 14-16) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Noor MS Bakry (2002:2) menerangkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam
mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela
bangsa dan tanah air Indonesia. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6)
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai
proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui
pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris.
2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Tujuan dari mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut:
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbanggsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
6
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2.1.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn)
Sedangkan ruang lingkup PKn adalah sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan
keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturanperaturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup bergotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pangamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
7
Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
2.1.4. Pengertian Hasil
Menurut Slameto (2010:180) hasil adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hasil pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
hasil. Suatu hasil dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal darPKnda hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisPKnsi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki hasil terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Slameto (2010:180) menambahkan mengembangkan hasil terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan
antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai
individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting,
dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa
kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berhasil untuk
mempelajarinya.
2.1.5. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar, maka akan mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
tidak lain juga merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia
pendahulunya (Uno, 2009: 1).
8
Menurut Dadang Sunendar (2009:5) kata belajar berarti proses perubahan
tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan
lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara
menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengertian belajar yang cukup komprehensif juga diberikan oleh Bell
Gredler (dalam Winaputra, 2009:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan
(skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Pernyataan tersebut di pertegas kembali oleh Mayer (dalam Nunuk Suryani,
2012:35) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman.
Pandangan tetang belajar pun dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa
belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selanjutnya
Oemar Hamalik (2009: 27) menambahkan bahwa belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
Selanjutnya ditegaskan Aswan Zain (2010:10) belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya, tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Sama
halnya dengan Slavin (dalam Trianto, 2009:16) menyatakan bahwa belajar secara
umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan
ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan
9
sangat erat kaitannya. Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indara. Dengan kata lain, bahwa
belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba
sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu (dalam Riyanto, 2009:5).
Selanjutnya Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses dalam perubahan tingkah laku setelah mengalami suatu tindakan dalam
pembelajaran baik secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka definisi hasil belajar adalah
pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah
seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar..
Menurut Safari (2005 : 111) indikator hasil belajar adalah skor siswa yang
diperoleh dari tes hasil belajar yang mengukur aspek berikut ini :
1) Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan
dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
memiliki hasil pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek
tersebut.
a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran
b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih
mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang
lain saat menemui kesulitan
2) Relevansi
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
10
a. Perhatian saat mengikuti pelajaran di sekolah
b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran
3) Percaya diri
Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek
tersebut.
a. Kesadaran tentang belajar di rumah
b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah
c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang
d. Kesadaran siswa untuk bertanya
e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran
4) Kepuasan
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu
mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang
disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang
tersebut.
a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran
b. Respon siswa saat mengikuti palajaran
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai hasil belajar, maka dapat
di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu usaha belajar
yang dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan pengetahuan
maupun ketrampilan, selanjutnya hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang
dicapai dalam periode tertentu.
2.1.6. Pengertian Media
Menurut Djamarah (2010:120) mengemukakan bahwa kata media berasal
dari bahasa latin, medius,yang secara harfiah berarti “tengah”,”perantara”,atau
“pengantar”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Lebih lanjut Aswan Zain (2010:121) menambahkan
11
bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Beberapa pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai
batasan-batasan tertentu. Gagne (dalam Nunuk Suryani, 2012:135) mengartikan
media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Rusel (dalam Nunuk Suryani,
2012:135) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi termasuk film,
televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur.”
Menurut Purnamawati dan Eldarni (dalam Wawan Junaidi, 2012), Media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
hasil siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Dijabarkan juga
oleh Djamarah (dalam Wawan Junaidi, 2012:Online), Media adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan
pembelajaran”.
Pernyataan di atas dipertegas kembali oleh Gerlach dan Ely (dalam
Wawan Junaidi, 2012), menjelaskan bahwa Media apabila dPKnhami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Selanjutnya Hamidjojo dalam Latuheru (dalam Wawan Junaidi, 2012) memberi
batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga
dapat sampai ke penerima yang dituju. Pernyataan para ahli tersebut di tambahkan
kembali oleh Gerlach (dalam Azhar Arsyad, 2011:3) menyatakan bahwa media
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dari beberapa batasan di atas maka dpat disimpulkan bahwa media merupakan
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
12
2.1.7. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Leo Agung (2012:136) bahwa media pembelajaran adalah media
yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam
mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal
tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika
program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan
dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Brown (dalam Leo Agung, 2012:136) menambahkan bahwa media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Selanjutnya Latuheru (dalam Leo Agung,
2012:137) menegaskan kembali bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,
atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna.
2.1.8. Fungsi Media
Dalam proses belajar mengajar, dua aspek yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan,
pemilihan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang digunakan, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran.
Hamalik (dalam Nunuk Suryani, 2012:146) mengemukakan bahwa
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan hasil baru siswa, membangkitkan motivasi dan
ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Dengan demikian, secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai
berikut:
1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
13
2) Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar.
3) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
5) Mempertinggi mutu belajar mengajar.
Menurut Sadiman (dalam Leo Agung, 2012:146) menyampaikan fungsi
media secara umum, adalah sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, missal objek yang
terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar atau
slide yang bisa ditampilkan lewat film, video, foto atau film bingkai.
3) Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri
berdasarkan hasil dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa.
4) Memberikan ransangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan
persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Dari uraian fungsi media yang dPKnparkan para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa media berfungsi untuk memperjelas sebuah pembelajaran baik
bersifat suara ataupun gambar yang dapat ditampilkan secara langsung.
2.1.9. Tujuan Media
Menurut Nunuk Suryani (2012:149) Secara umum tujuan penggunaan
media pembelajaran adalah:
1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan
dengan tepat guna dan berdaya guna.
2. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi
materi kepada peserta didik.
3. Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.
4. Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak
dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
14
5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara siswa
yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan
oleh guru/pendidik.
Menurut Sudjana, dkk (dalam Nunuk Suryani, 2012:149) menyatakan
tentang tujuan pemanfaatan media pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi.
2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dPKnhami.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi.
4. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah: 1)
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, 2) meningkatkan
motivasi belajar siswa, 3) variasi metode pembelajaran, dan 4) peningkatan
aktivitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2.1.10. Konsep Media Video
Menurut Nurbiana Dhieni (2009:11.31) bahwa media Audio Visual
adalah media yang dapat menyampaikan pesan melalui visual berupa gambar dan
tulisan dan sekaligus juga melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan.
Jadi media ini mengandalkan kemampuan penglihatan dan pendengaran dari para
penggunanya. Media ini termasuk media yang cukup banyak memberikan
pengalaman belajara kepada siswa, karena mampu mengaktifkan kedua indera
siswa yaitu penglihatan dan pendengarannya secara lebih maksimal ketika belajar.
Selanjutnya Djamarah dan Aswan Zain (2010:124) mengemukakan bahwa
audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Suprijanto (2005:171)
menambahkan bahwa media audio visual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar
15
untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan,
sikap, dan ide.
Dari hasil penelitian media audio visual sudah tidak diragukan lagi dapat
membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan
dengan baik. Beberapa manfaat alat bantu audio visual adalah:
1. Membantu memberikan konsep pertama kesan yang benar;
2. Mendorong hasil;
3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik;
4. Melengkapi sumber belajar yang lain;
5. Menambah variasi metode mengajar;
6. Menghemat waktu;
7. Meningkatkan keingintahuan intelektual;
8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;
9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama;
10. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.
2.1.11. Jenis-Jenis Media Video
Menurut Nana Sudjana (2003:131) Jenis-jenis media audio visual terdiri
atas beberapa bagian diantaranya:
a. Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.
Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan
hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik mamiliki
ciri-ciri sebagi berikut:
a. Dapat menarik hasil anak;
16
b. Benar dan autentik;
c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan;
d. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien;
e. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar;
f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur;
g. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.
b. Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin
lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat
bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti
misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.
Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak
berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing
memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.
c. Televisi (TV)
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan
gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini televisi
yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat
dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan
melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video
yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa
melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya
menghibur, tetapi lebih penting adalah mendidik.
2.1.12. Karakteristik Media Video
Menurut Azhar Arsyad (2011:30) mengemukakan bahwa teknologi Audio
visual cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi yaitu dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan
pemakaian perangakat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film,
17
tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri utama
teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:
1. Mereka biasanya bersifat linier;
2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis;
3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya;
4. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;
6. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan
interaktif murid yang rendah.
2.1.13. Kelebihan dan Kekurangan Media Video
Menurut Asnawir (2002:95) menyatakan bahwa media audio visual
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.
a. Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
1) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan
suatu keterampilan tangan dan sebagainya.
2) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni.
5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat
penampilannya.
6) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita
objek yang diperagakan.
7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
1) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan
yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan
mengganggu konsentrasi audien.
18
2) Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar
terlalu cepat.
3) Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali
secara keseluruhan.
4) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan video
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan lainnya.
2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt
memperoleh informasi dari ahli-ahli/ spesialis.
3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian
dan penyajiannya.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5) Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar.
6) Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar
tersebut, artinya kontrol sepenuhnya ditangan guru.
7) Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
b. Kekurangan video
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisPKnsi mereka jarang
dipraktekkan.
2) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna.
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
19
3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan televisi:
1) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya.
2) Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai
negara.
3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka
ragam.
5) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6) Menarik hasil anak.
7) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice
training.
8) Masyarakat diajak berpartisPKnsi dalam rangka meningkatkan
perhatian mereka terhadap sekolah.
b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:
1) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada
kesempatan untuk memahami pesan-pesan nya sesuai dengan
kemampuan individual siswa.
3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV
sebelum disiarkan.
4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar
sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar
yang disiarkan.
5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi
dengan guru, dan siswa bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.
2.1.14. Cara Pemakaian Media Video dalam Pembelajaran
Menurut Suprijanto (2005:175) mengemukakan bahwa media audio visual
ada hal-hal yang harus dipersiapkan misalnya; guru harus tau cara pengoprasian
20
media tersebut, guru harus terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan
digunakan, dan yang pasti harus sesuai dengan indikator pencapaian yang akan
dicapai. Berikut akan dijelaskan saran-saran untuk menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran agar dapat berfungsi secara optimal:
1) Bahan yang disajikan harus mengarah langsung pada masalah yang
dibicarakan oleh kelompok, dalam artian harus terarah.
2) Bahan seyogianya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak
menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.
3) Pimpinan sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu.
4) Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan
sesuatu.
5) PartisPKnsi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audio
visual digunakan.
6) Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat
bantu lebih efektif.
7) Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan.
8) Alat bantu audio visual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan
dengan baik
2.1.15. Langkah-langkah Penggunaan Media Video
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang
akan dicapai. Dalam tahap ini hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan
peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah
b) Mempelajari bahan penyerta.
c) Mempelajari isi prigram sekaligus menandai bagian-bagian yang
perlu atau tidak perlu disajikan dalam kegiatan pembelajara.
d) Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera
e) Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan lain
yang diperlukan.
21
2. Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan
Sebelum penggunaan media video dilakukan ada beberapa hal harus
diperhatikan, diantaranya :
1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas tayangan video di depan kelas melalui
projector.
2. Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting
dalam penayangan video.
b) Langkah Pelaksanaan Penggunaan Media Video
1. Mulailah penggunaan media video dengan kegiatankegiatan yang
merangsang siswa untuk memperhatikan tayangan video, misalnya
menggunakan gambar dalam video yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
3. Yakinkan bahwa semua siswa memperhatikan dengan seksama
tayangan video yang ditayangkan.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang ditayangkan dalam video
tersebut.
c) Langkah Mengakhiri Media Video
Penggunaan media video selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan materi yang ditayangkan dalam video dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami media video atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalannya proses penayangan video untuk perbaikan selanjutnya.
22
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Berbagai bentuk penelitian yang pernah dilakukan guna untuk
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian-penelitin tersebut antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Ermawati dengan judul Penggunaan Media Audio
Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 1 di SDN 008
Kecamatan Tampan Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010 Universitas Riau,
Ermawati (2009) memanfaatkan media audio visual untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 1. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa media audio visual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat dengan presentase pada siklus I
mencapai 69,44 % setelah diadakan refleksi maka diadakan siklus II dengan
capaian presentase 83,33 %. Dengan demikian media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya sama halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan
menggunakan media audio visual, tetapi terdapat perbedaan lain yang terletak
pada subyek dan fokus penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV
SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat.
Pemilihan ini didasarkan pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa di
kelas IV SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat,
belum pernah diadakan penelitian dalam upaya perbaikan kualitas pengajaran dan
peningkatan hasil belajar siswa. Penelitin ini dilakukan dengan menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi menyikapi
pengaruh globalisasi.
23
2.3 Kerangka Pikir
Adapun kerangka berpikir mengenai penerapan model pembelajaran
berbantuan media video pada mata pelajaran PKn dapat ditunjukkan melalui peta
konsep sebagai berikut:
Gambar 2.1 Peta Konsep Kerangka Berpikir
PEMBELAJARAN PKn
Pembelajaran
Konvensional
Siswa malas
,bosan, jenuh
materi tidak
dikuasai
Guru
Menyampaikan
Materi dengan
ceramah
Model pembelajaran
berbantu media video Guru sebagai
fasilitator Hasil belajar
rendah < KKM
1) Memahami pembelajaran dengan
menggunakan media video
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3) Berdiskusi dalam kelampok dan bertukan
pendapat maupun usulan
4) Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil berupa laporan
Siswa senang, siswa tidak jenuh,
Proses pembelajaran meningkat dan
Hasil belajar PKn diatas KKM
Siswa lebih aktif
dan antusias
dalam
pembelajaran
Pembelajaran
lebih
menyenangkan
dengan media
video sehingga
siswa tidak jenuh
24
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan media video
diduga dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi menyikapi pengaruh
globalisasi pada siswa kelas IV SDN Inpres 15 Wamega Distrik Salawati Utara
Kabupaten Raja Ampat Semester II Tahun 2014 – 2015.
Recommended