Upload
anggita-dwi-lestari-lestari
View
4.421
Download
1
Embed Size (px)
Indera PembauIndera Pembau
Disusun olehDisusun oleh
Kelompok 1Kelompok 1
Dyah Tiara Rita M.Dyah Tiara Rita M. ((XI Ipa 1/06XI Ipa 1/06))
Nurul At’tika Nurul At’tika ((XI Ipa 1/12XI Ipa 1/12))
Pandu DewantaraPandu Dewantara ( (XI Ipa 1/35XI Ipa 1/35))
Morfologi Hidung
manusia
Mekanisme penciuman
KelainanPada
Inderapenciuman
Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius
Bulbus olfaktorius adalah sistem Bulbus olfaktorius adalah sistem
saraf kranial yang terdapat pada saraf kranial yang terdapat pada
otak yang berfungsi sebagai otak yang berfungsi sebagai
pengatur sistem penciuman pengatur sistem penciuman
manusia.manusia.
Nasal CavityNasal Cavity((Rongga HidungRongga Hidung))
Rongga hidung (nasal cavity) Rongga hidung (nasal cavity) adalah adalah
bagian dari hidung yang berfungsi untuk bagian dari hidung yang berfungsi untuk
mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan
menuju paru paru. Rongga hidung ini di menuju paru paru. Rongga hidung ini di
hubungkan dengan bagian belakang hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. tenggorokan.
Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
mulut kita yang di sebut dengan mulut kita yang di sebut dengan PalatePalate. .
NostrilNostrilHidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut denganseptum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung dilapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
Membran MukosaMembran MukosaMucous membrane atau dikenal juga dengan sebutan membran mukosa adalah selaputyang berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Membran ini berfungsi untuk membuat
mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Dendrit (berupa rambut) akson (saraf olfaktori) menembus tulang tapis otak bersinapsis dg neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktorius
Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yangada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat Lapisan epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10
juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak.
Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius
menuju otak akan diolah untuk :Diinterpretasikan pada daerah bau primerDihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dllDisimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.
RINITIS ALERGI
Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga
hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain:Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu,
telur, ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.)Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)
POLIP HIDUNG
Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelahlubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan
kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.
ANGIOFIBROMA JUVENIL
Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang yang mengandung pembuluh
darah.Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak
laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung(epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).
RINITIS ATROFI
Rinitis atrofi Rinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofiprogresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busuk.