Upload
ellya-wati
View
116
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
indera
SENSASI INDERA
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam
sensasi indera umum dan indera khusus.
B. Dasar Teori
Organ-organ indera merupakan satu-satunya saluran komunikasi antara
dunia luar dengan sistem saraf pusat. Proses mengindera itu dimulai pada organ-
organ indera, lebih tepatnya pada sel-sel reseptor di dalam organ indera tersebut.
Suatu reseptor dapat berupa bagian dari sel sararf aferen (misalnya ujung sel saraf
di bawah kulit) atau sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung periferal
sel-sel saraf aferen (misalnya sel pengecap pada lidah) (Soewolo, 2005). Agar
terjadi sensasi diperlukan empat syarat: 1. Harus ada rangsangan, 2. Organ
pengindera harus menerima rangsangan dan mengubah menjadi impuls saraf, 3.
Impuls harus dihantarkan sepanjang jalur saraf dari sensori ke otak, 4. Bagian otak
yang menerima harus menerjemahkan impuls menjadi sensasi (Basoeki, dkk.
2000).
Sensasi (ekspresi sensoris) adalah interpretasi otak terhadap impuls yang
datang ke otak dari saraf sensoris. Berdasarkan sederhana atau kompleksnya
reseptor dan jalur saraf, reseptor sensori dikelompokkan menjadi: 1. Indera umum
yang meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana, misalnya: sensasi taktil
(sentuhan, tekanan, vibrasi), sensasi termoreseptif (panas dan dingin), sensasi
sakit, sensasi proprioreseptif (kesadaran atau aktivitasbotot, tendon, sendi,
keseimbangan). 2. Indera khusus yang meliputi sensasi olfaktori (pembau),
sensasi gultatori (pengecap), sensasi visual (penglihatan), sensasi auditori
(pendengaran), sensasi equilibrium (orientasi tubuh) (Basoeki, dkk. 2000).
C. Alat dan Bahan
Alat:
Ijuk, penggaris, meteran, pensil, kapur berwarna, papan tulis, jarum
pentul, pinset, spidol warna warni, kompor, panci, timer, kertas manila,
tabung reaksi, garpu tala.
Bahan:
Kapas, air, es batu, gula pasir, larutan kina, larutan garam dapur,
kentang, wortel, apel, bawang merah.
D. Langkah Kerja
2. Menentukan Reseptor Sentuh
6. Proyeksi Binokuler
Membuat 2 lubang pada kertas karton dengan jarak sama dengan jarak kedua pupil
Memegang karton 30 cm di depan mata dengan latar belakang cahaya terang
Membuat petak ukuran 2,5 cm pada punggung lengan kemudian membagi menjadi 25 petak kecil
Subyek menutup mata, pengamat menekankan ijuk pada petak-petak sampai ijuk bengkok, sekali untuk setiap petak kecil dan
tekanan harus diberikan sama
Subyek harus memberi tahu bila mengalami sensasi sentuhan, pengamat mencatat hasilnya
tekanan harus diberikan sama
8. Dominasi Mata
9. Proyeksi Monokuler
Memandang kedua lubang, mata kiri ke lubang kiri, mata kanan ke lubang kanan
Mendekatkan karton ke arah mata perlahan-lahan, pada jarak tertentu nampak satu lubang
Pada saat itu tutup salah satu mata, apa yang nampak?
Melubangi selembar karton dengan jarum
Memegang karton 1,5 cm di depan mata
Subyek memandang sebuah obyek pandang yang jauh, misalnya tiang listrik
tekanan harus diberikan sama
Meletakkan sebuah pensil antara obyek pandang dengan mata sedemikian sehingga mata, pensil, dan obyek pandang terletak pada
satu garis lurustekanan harus diberikan sama
Menutup mata kiri, mencatat apa yang nampak.
Menutup mata kanan, tetapi membuka mata kiri, mencatat bagaimana kenampakannya
12. Reseptor Gustatori (Pengecap)
Sambil melihat lewat lubang tadi, pegang jarum pentul di antara mata dan karton
Bagaimana hasil penglihatan subyek?
Menggerakkan jarum pentul perlahan-lahan sehingga kepala jarum menutupi sebagian cahaya yang masuk lubang
Subyek mengeringkan lidahnya dengan kain
Pengamat meletakkan butiran gula pasir pada ujung lidah subyek dan mencatat waktunya
Subyek membersihkan lidahnya lalu mengulangi langkah di atas dengan garam, larutan garam dan larutan kina
Ulangi perlakuan di atas dengan menggunakan setetes larutan gula. Rekam waktu yang diperlukan subyek untuk mengecap rasa manis
Subyek mengangkat tangan bila ia telah mengecap rasa manis. Pengamat mencatat waktu, berapa lama subyek mengecap gula
13. Pengecap dan Pembau
17. Penghantaran Suara
Mengetarkan sebuah garpu tala
Meletakkan tangkainya pada kepala atau antara dua gigi atas-bawah
Mendengarkan dari mana suara itu berasal
Menutup salah satu telinga, mendengarkan di mana sumber suara tersebut berasal
Subyek mengeringkan lidahnya dan melakukan beberapa perlakuan, diantaranya: menutup mata dan menjepit hidungnya, menutup mata dan membuka hidungnya (bahan hanya diletakkan pada lidah), sedangkan
saat menutup mata dan menutup hidung dan menutup mata dan membuka hidung (bahan dikunyah)
Subyek diminta mengenali setiap potongan tadi berturut-turut: dengan segera setelah mengunyah (nostril tertutup) dan setelah
membuka nostril
Pengamat meletakkan potongan wortel, bawang merah, kentang, dan apel satu persatu pada lidah subyek
Merekam hasilnya dalam tabel
19. Keseimbangan
Menutup kedua telinga dan mendengarkan dari mana sumber suara
tersebut
Menutup kedua telinga dan mendengarkan dari mana sumber suara
tersebut
Menutup kedua telinga dan mendengarkan dari mana sumber suara
tersebut
Meletakkan garpu tala yang bergetar di atas kepala
tersebut
Bila suara sudah tidak terdengar lagi maka memindahkan garpu tala ke
telinga kanan dan mencatat bagaimana hasilnya
tersebut
Perhatikan kemampuan untuk bertahan pada posisi ini selama 2 menit
Berdiri tegak, mata terbuka, angkat salah satu kaki
Bandingkan hasilnya
Setelah cukup istirahat, ulangi kegiatan di atas tetapi dengan mata tertutup
E. Data Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Sensasi Indera
No Kegiatan Hasil Pengamatan
1Uji pembedaan dua
titik
2Menentukan reseptor
sentuh
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
Keterangan:
√ = merasakan sentuhan
3Menentukan reseptor
sakit
- √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ - √ √ √
Keterangan:
√ = merasakan sakit
- = tidak merasakan sakit, hanya merasakan
sentuhan
4 Menentukan
proprioseptor
Jarak 3 titik pada percobaan menutup mata
membuat titik sedekat mungkin saat mengangkat
tangan.
I = 0,5 cm
Bawah
lengan
Belakang
leherSisi hidung
Mulai peka
merasakan 2
sentuhan
ujung jarum
pada jarak
1, 2 cm
Mulai peka
merasakan
2 sentuhan
ujung jarum
pada jarak
1, 2 cm
Mulai peka
merasakan
2 sentuhan
ujung jarum
pada jarak 6
mm
II = 1 cm
III = 2,5 cm
5 Bintik buta
Gambar x sebagai pusat
Posisi Mata kanan Mata kiri
X-O 22 cm 22 cm
X
O
9 cm 15 cm
O-X 13 cm 9 cm
O
X
11 cm 9 cm
6 Proyeksi binokuler
Jarak antara karton dengan mata setelah 2 lubang
terlihat 1 = 6 cm
Jarak kedua pupil 6 cm
Saat mata kanan ditutup lubang terlihat 1
Saat mata kiri ditutup lubang terlihat 2
7Pentingnya
penglihatan binokuler
Mata kanan ditutup dari 10 ulangan hanya
sebanyak 3 kali dapat memasukkan pensil dalam
tabung reaksi dengan tepat.
Mata kiri ditutup dari 10 ulangan hanya sebanyak 3
kali dapat memasukkan pensil dalam tabunh reaksi
dengan tepat.
8 Dominasi mata
Apabila mata kanan ditutup, mata dan pensil
terlihat segaris dan ketika mata kiri ditutup pensil
terlihat menyimpang ke arah kiri
9 Proyeksi monokuler
Bila kepala jarum digerakkan dari bawah dengan
perlahan-lahan lubang yang tertutup terlebih dahulu
adalah bagian atas lubang dan sebaliknya ketika
kepala jarum digerakkan dari atas dengan perlahan-
lahan lubang yang tertutup terlebih dahulu adalah
bagian bawah lubang
10 Kontraksi pupil
Ukuran pupil awal:
Mata kanan 4 mm dan mata kiri 4 mm
Setelah perlakuan:
Mata kanan 3 mm dan mata kiri 3 mm
11 Reseptor gustatori
Gula pasir: 07, 12 detik
Garam: 09, 80 detik
Larutan gula: 02, 54 detik
Larutan kina: 01, 74 detik
Larutan garam: 02, 69 detik
12 Pengecap dan pembau
Perlakuan Wortel kentang apelBawang
merah
1. - - - -
2. √ - √ √
3. √ - √ √
4. √ √ √ √
Keterangan:
1. Hidung + mata ditutup, bahan ditaruh
2. Mata ditutup + hidung dibuka mata ditutup
3. Mata ditutup + hidung ditutup, dikunyah
4. Mata ditutup + hidung dibuka, dikunyah
13Ketajaman
pendengaran
Jarak terjauh bunyi tidak terdengar adalah 810 cm
atau 8, 1 m
Jarak terjauh bunyi mulai terdengar adalah 840 cm
atau 8, 4 m
14Kelelahan
pendengaran
Setelah garpu tala didekatkan ke telinga kiri
terdengar lagi suaranya
Setelah bunyi pada telinga kiri menghilang dan
garpu tala dipindahkan ke telinga kanan suara
masih terdengar
15 Keseimbangan Dengan membuka mata:
Subyek dapat berdiri dengan 1 kaki selama 2 menit
Dengan menutup mata:
Subyek hanya dapat berdiri dengan 1 kaki selama 1
menit 8 detik
16 Penghantaran suara
Di atas kepala: suara terdengar dari 2 arah yaitu
telinga kanan dan telinga kiri
Telinga kiri ditutup: suara terdengar dari kanan
Telinga kanan ditutup: suara terdengar dari kiri
Kedua telinga ditutup: tidak terdengar suara
Setelah garpu tala didekatkan ke telinga masih
terdengar bunyi
F. Analisis Data dan Pembahasan
2. Menentukan Reseptor Sentuh
Praktikum reseptor sentuh termasuk dalam indera umum. Pada indera
umum terdapat ujung saraf berkapsul yaitu ujung saraf yang dibungkus oleh lebih
dari satu lapisan sel yang terdiri dari reseptor berkapsul pertama yaitu badan
Pancini, reseptor berkapsul kedua yaitu badan Meissner, reseptor berkapsul ketiga
yaitu badan Krause dan reseptor berkapsul keempat yaitu badan Ruffini. Reseptor
sentuh berkaitan dengan badan Meissner yang terletak di dalam dermis tepat di
bawah epidermis, dan diduga merupakan mekanoreseptor yang merespon terhadap
sentuhan ringan, sebab pada bagian tubuh yang sangat sensitif terhadap sentuhan
ringan banyak dijumpai badan Meissner (Soewolo, 2005)
Saat petak-petak kecil pada punggung lengan subyek disentuh dengan
lidi maka sentuhan yang terasa hanya berada di sekitar permukaan kulit saja
dikarenakan jalur reseptor inderanya tersebar di sekitar permukaan tubuh sehingga
pada saat kulit diberikan rangsangan berupa sentuhan lidi hanya pada bagian yang
di sentuh yang merasakan sentuhan. Stimulus sentuhan yang diberikan akan
dilanjutkan oleh saraf sensori ke otak untuk ditanggapi responnya. Jadi reseptor
sentuh hanya peka pada satu stimulus saja, sehingga pusat-pusat sensori tersebut
bertanggung jawab atas setiap bagian tertentu pada tubuh.
((9((((((
(Hadiyanti, 2010)
6. Proyeksi Binokuler
Manusia pada saat melihat suatu benda, kedua bola matanya akan
terfokus pada satu benda tersebut. Keadaan demikian disebut single binocular
vision. Single binocular vision adalah kemampuan mengarahkan cahaya dari suatu
benda agar jatuh pada titik-titik sesuai pada retina kedua mata. Bila kita melihat
benda yang relatif jauh, maka cahaya yang datang melewati pupil akan dapat
langsung sampai ke titik sesuai pada kedua retina mata tanpa menggerakkan
kedua bola mata ke medial sebab cahaya yang datang relatif sejajar. Bila benda
kita dekatkan ke mata, agar bayangan jatuh pada titik sesuai, maka kedua bola
mata harus diputar ke arah medial (konvergensi bola mata) (Soewolo, 2005).
Percobaan binokuler dilakukan dengan melihat 2 lubang yang dibuat
pada karton dengan jarak antar lubang sama dengan jarak kedua pupil. Kemudian
karton didekatkan perlahan-lahan pada mata dan dari hasil pengamatan, pada
jarak 6 cm lubang terlihat 1. Jarak kedua pupil juga 6 cm. Dari hasil pengamatan,
saat mata kanan ditutup lubang terlihat 1 tetapi pada saat mata kiri ditutup, lubang
yang terlihat tetap 2.
8. Dominasi Mata
Pada praktikum saat meluruskan pensil dengan benda yang jauh apabila
mata kanan ditutup maka pensil dan mata terlihat segaris sedangkan ketika mata
kiri ditutup pensil terlihat menyimpang ke arah kiri. Hal ini dikarenakan
pembentukan bayangan pada retina yang bersangkutan dengan pemfokusan
cahaya. Bila cahaya merambat dari medium transparan misalnya udara ke medium
transparan kedua yang kerapatannya berbeda, misalnya air maka cahaya akan
dibelokkan. Dalm keadaan demikian dikatakan cahaya mengalami refraksi. Mata
memiliki 4 media lurus dari udara yang masuk mata akan direfraksi pada titik
berikut:
1. Pada permukaan anterior kornea, begitu cahaya berpindah dari udara yang
lebih renggang ke kornea yang lebih rapat
2. Pada permukaan posterior kornea, begitu cahaya berpindah dari kornea ke
aqueus humor yang kurang rapat
3. Pada permukaan anterior lensa, begitu cahaya berpindah dari kornea ke
aqueus humor ke lensa yang lebih rapat
4. Pada permukaan poterior lensa, begitu cahaya berpindah dari lensa ke
vitreus humor ke lensa yang kurang rapat (Soewolo, 2005)
Bayangan benda akan nampak jelas jika telah mengalami 4 kali proses
refraksi dan bayangan benda akan jatuh tepat di fovea sentralis. Supaya bayangan
benda jatuh tepat pada fovea sentralis maka dari keempat proses refraksi yang
masih dimungkinkan untuk diatur adalah refraksi ketiga dan keempat yaitu
dengan menebalkan atau memipihkan lensa mata melalui kontraksi-relaksasi otot
penggantung mata. Aktifitas menebal dan memipihkan lensa mata ini disebut
akomodasi lensa (Soewolo, 2005). Sehingga saat mata kanan ditutup maka pensil
dan mata terlihat segaris sedangkan ketika mata kiri ditutup pensil terlihat
menyimpang ke arah kiri, hal itu mungkin disebabkan karena subyek kurang
fokus saat mengamati bendanya serta antara pensil dan obyek benda jauh tidak
dalam kondisi lurus.
9. Proyeksi Monokuler
Hasil pengamatan proyeksi monokuler adalah bila kepala jarum
digerakkan dari bawah dengan perlahan-lahan lubang yang tertutup terlebih
dahulu adalah bagian atas lubang dan sebaliknya ketika kepala jarum digerakkan
dari atas dengan perlahan-lahan lubang yang tertutup terlebih dahulu adalah
bagian bawah lubang.
12. Reseptor Gustatory (Pengecap)
Pada manusia dan mamalia lain, lidahnya mengandung kuncup-kuncup
pengecap yang merupakan reseptor unuk rasa. Kuncup pengecap tersebut
berbentuk seperti bawang kecil, terletak pada permukaan epithelium dan pada
papilla pada permukaan atas lidah. Kuncup pengecap juga dijumpai meskipun
sedikit sekali pada langit-langit rongga mulut, faring, dan laring. Kuncup
pengecap merespon 4 rasa dasar yaitu manis, asam, pahit, asam. Pangkal lidah
sensitif terhadap rasa pahit, bagian kanan kiri lidah sensitif terhadap rasa asam,
bagian samping depan lidah sensitif terhadap rasa asin, dan ujung lidah sensitive
terhadap rasa manis (Soewolo, 2005).
Pada pengamatan reseptor gustatori ini, subyek diberi butiran gula,
garam. Larutan gula, larutan garam, dan larutan kina. Untuk gula pasir, subyek
sudah merasakan rasa manis pada 07, 12 detik setelah butiran gula diletakkan di
atas lidah subyek. Untuk butiran garam subyek merasakan asin dalam waktu 09,
80 detik setelah butiran garam diletakkan di atas lidah subyek. Untuk larutan gula
memerlukan waktu 02, 54 detik setelah larutan diteteskan di atas lidah subyek.
Untuk larutan kina memerlukan waktu 01, 74 detik dan larutan garam 02, 69
setelah larutan diteteskan di atas lidah subyek.
Bila rangsangan yang diberikan berupa cairan ternyata lidah lebih cepat
mengenali rasa tersebut bila dibandingkan rangsangan yang berupa butiran. Dari
percobaan, waktu yang diperlukan subyek untuk merasakan rangsangan yang
diberikan dalam bentuk larutan (larutan gula, garam, kina) lebih sedikit bila
dibandingkan rangsangan berupa butiran gula atau garam. Hal ini disebabkan
kuncup pengecap pada lidah tergolong kemoreseptor yang menerima rangsangan
zat-zat kimia dalam makanan yang kita makan. Zat kimia tersebut mencapai
kuncup pengecap melalui pori pengecap. Kuncup pengecap terdiri dari sel
reseptor dan sel penyokong. Pada ujung sel reseptor yang menghadap ke lubang
pengecap dilengkapi dengan mikrofili yang disebut rambut pengecap. Sel reseptor
tersebut akan berhubungan dengan ujung dendrit saraf pengecap yang akan
meneruskan impulsnya ke korteks otak. (Soewolo, 2005). Jadi rangsangan yang
berupa cairan lebih cepat masuk ke dalam pori pengecap dibandingkan
rangsangan yang berupa butiran.
13. Pengecap dan Pembau
Reseptor pemau terletak pada langit-langit rongga hidung pada bagian
yang disebut epithelium olfaktori. Ephitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor
dan sel-sel penyokong. Sel reseptor olfaktori merupakan sel saraf yang badan
selnya terletak di dalam membran olfaktori. Dendrit sel saraf ini menjulur ke
permukaan membran dengan ujung dendrit bersilia yang disebut rambut olfaktori
(Soewolo, 2005).
Stimulus reseptor olfaktori berupa gas atau uap suatu zat. Bila uap suatu
zat mengenai reseptor olfaktori, maka pada reseptor tersebut akan timbul impuls
yang diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf pembau (saraf olfaktori).
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor
olfaktori (Soewolo, 2005).
(Hadiyanti, 2010)
Pada saat hidung dan mata ditutup, bahan ditaruh maka tidak ada bahan
yang dapat dikenali oleh subyek karena tidak ada uap suatu zat yang mengenai
reseptor olfaktori. Saat mata ditutup dan hidung dibuka, bahan hanya ditaruh pada
lidah subyek dapat menjawab benar saat indera pengecap menerima respon
wortel, apel, maupun bawang merah tetapi tidak dapat menebak kentang dengan
benar, hal itu dikarenakan subyek kurang peka terhadap rasa maupun bau dari
kentang. Saat mata ditutup dan hidung dibuka, bahan dikunyah subyek dapat
menjawab benar saat indera pengecap menerima respon wortel, apel, maupun
bawang merah tetapi tidak dapat menebak kentang dengan benar. Hal itu
dikarenakan saat mengunyah ada uap suatu zat yang mengenai reseptor olfaktori,
sehingga subyek dapat mengenali bahan yang dikunyah walaupun dalam kondisi
mata tertutup. Tetapi saat mengenali kentang subyek kurang teliti sehingga tidak
terlalu peka dalam menentukan jenis bahan yang dikunyahnya. Sedangkan ketika
mata ditutup dan hidung dibuka, bahan dikunyah subyek dapat mengenali semua
bahan karena rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai
rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori.
17. Penghantaran Suara
Bunyi yang di dengar mempunyai frekuensi getaran yang berbeda-beda
mulai dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi. Membran basilaris
mempunyai lebar dan fleksibilitas yang berbeda-beda pula. Membran basilaris di
dekat jendela lonjong sempit dan lebih kaku berfungsi menerima dan merespon
getaran yang berfrekuensi tinggi. Membran basilaris di tengah lebih lebar dan
lebih fleksibel berfungsi menerima dan merespon getaran berfrekuensi sedang.
Daerah membran basilaris paling ujung adalah lebar dan paling fleksibel berfungsi
untuk menerima dan merespon getaran suara berfrekuensi rendah (Soewolo,
2005).
Pada saat garpu tala yang telah digetarkan kemudian tangkainya
diletakkan di atas kepala maka suara terdengar dari arah kanan dan kiri, hal ini
disebabkan karena getaran dari garpu tala merambat sampai ke membran basilaris
di dekat jendela lonjong sempit dan lebih kaku karena frekuensi bunyi yang
direspon tinggi. Ketika salah satu telinga (kanan atau kiri) ditutup maka suara
terdengar dari telinga yang tidak ditutup, hal ini dikarenakan bunyi hanya dapat
mencapai membran basilaris di tengah yang lebih lebar dan lebih fleksibel
sehingga gelombang bunyi terdengar lebih keras daripada telinga yang ditutup.
Saat kedua telinga ditutup maka bunyi tidak terdengar karena gelombang bunyi
tidak dapat merambat akibat kedua telinga ditutup oleh tangan, sehingga bunyi
tidak dapat mencapai membran basilaris berfrekuensi tinggi. Bila garpu tala
didekatkan pada salah satu telinga maka masih terdengar suara, hal itu
dikarenakan masih terdapat getaran-getaran suara yang halus sehingga masih
dapat diterima oleh membran basilaris paling ujung pada telinga sebagai membran
yang dapat menerima gelombang suara berfrekuensi rendah.
(Hadiyanti, 2010)
16. Keseimbangan
Kita memiliki 2 macam alat keseimbangan, yaitu alat keseimbangan
dinamis (Krista ampularis) dan alat keseimbangan statis (macula akustika). Posisi
krista ampularis saling tegak lurus satu sama lain, dan masing-masing berpasang-
pasangan pada telinga kanan dan kiri. Setiap gerakan kepala akan dideteksi oleh
paling tidak 2 krista ampularis, dimana sel-sel reseptor salah satu Krista akan
mengalami depolarisasi dan sel alinnya mengalami hiperpolarisasi. Akibat dari
mekanisme ini, maka setiap gerakan rotasi kepala dan tubuh akan disadari,
sehingga keseimbangan kita waktu bergerak akan terjaga. Macula akustika
merupakan alat keseimbangan statis yang memberitahukan posisi kepala pada saat
kita diam atau melakukan gerak lurus beraturan (Soewolo, 2005).
Percobaan keseimbangan dengan berdiri tegak dan mengangkat salah
satu kaki dengan mata terbuka, subyek dapat bertahan selama 2 menit. Setelah
cukup istirahat, percobaan di ulangi tetapi dengan menutup mata. Ternyata subyek
hanya dapat bertahan selama 1 menit 8 detik dan setelah itu jatuh. Hal demikian
menunjukkan bahwa antara penglihatan dan keseimbangan terdapat suatu
hubungan. Jika kita melihat dengan kedua mata maka keseimbangan dapat terjaga,
alat keseimbangan dalam telinga dapat bekerja. Sedangkan jika mata kita tertutup
maka keseimbangan sulit terjaga sehingga menyebabkan subyek jatuh saat berdiri
dengan satu kaki.
G. Kesimpulan
Berdasarkan sederhana atau kompleksnya reseptor dan jalur saraf,
reseptor sensori dikelompokkan menjadi:
1. Indera umum yang meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana, misalnya:
sensasi taktil (sentuhan, tekanan, vibrasi), sensasi termoreseptif (panas dan
dingin), sensasi sakit, sensasi proprioreseptif (kesadaran atau aktivitasbotot,
tendon, sendi, keseimbangan)
2. Indera khusus yang meliputi sensasi olfaktori (pembau), sensasi gultatori
(pengecap), sensasi visual (penglihatan), sensasi auditori (pendengaran),
sensasi equilibrium (orientasi tubuh).
Daftar Pustaka
Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang: JICA.
Hadiyanti, Yeti. Alat Indera Pada Manusia. (Online), (http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/alat-indera-pada-manusia.html, diakses tanggal 30 September 2010).
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: JICA.