68
LAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc Disusun Oleh : Reyhansyah Rachmadhyan H2A014016P KEPANITERAAN KLINIK ILMU BAGIAN SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA FAKULTAS KEDOKTERAN 1

sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

LAPORAN KASUS

VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Ilmu Bagian Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Disusun Oleh :

Reyhansyah Rachmadhyan

H2A014016P

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BAGIAN SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019

1

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Stase Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:

Reyhansyah Rachmadhyan

H2A014016P

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Tanggal : 1 Agustus 2019

2

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R

Umur : 79 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Ngrawan Lor, Bawen Kab.Semarang

No CM : 091xx-20xx

Tanggal masuk RS : 21 Juli 2019

B. DATA DASAR

Diperoleh dari pasien serta keluarga pasien (Autoanamnesis dan

alloanamnesis), dan catatan rekam medik, dilakukan pada tanggal 22 Juli 2019,

pukul 08.00 di bangsal asoka.

C. KELUHAN UTAMA

Pusing berputar

KELUHAN TAMBAHAN

Leher belakang terasa kaku, mual, muntah, lemas

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan pusing berputar yang mulai dirasakan sejak

6 bulan SMRS namun tidak terlalu berat, 1 bulan SMRS pasien mengeluh

pusing berputar dirasa seakan-akan dunia di sekeliling ikut berputar hingga

mengganggu aktifitas pasien sehari hari. Pusing berputar muncul di dahului

dengan keluhan leher terasa kaku, kemudian disusul dengan rasa mual dan

pasien mulai merasakan pusing berputar. Pusing berputar muncul hilang

timbul, muncul dalam 10 menit . Pasien merasa keluhan pusing berputar

semakin berat dengan perubahan posisi. Keluhannya tersebut berkurang

dengan istirahat, berbaring, dan memejamkan mata. Dengan dilakukannya hal

tersebut pusing berputar akan mereda begitu pula dengan keluhan lain, namun

keluhan tidak hilang sepenuhnya. Bila diberi skala 1 –10 (1 untuk gejala yang

ringan, 10 untuk gejala pusing yang berat) pasien mengatakan bahwa pusing

3

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

berputar yang dirasakan skalanya 7.

Sejak 2 jam SMRS pasien mengeluh kaku di leher terasa semakin berat,

mual, dan pusing berputar yang hebat tidak seperti sebelumnya. Keluhan

semakin memberat dengan gerakan atau perpindahan posisi. Keluhan lain yang

dirasakan pasien adalah muntah satu kali, keluar keringat dingin, terasa lemas,

dan takut untuk bergerak (duduk atau bangkit dari tidur) atau membuka mata.

Pasien tidak berani makan ataupun minum karena merasa takut muntah. Bila

diberi skala 1 –10 (1 untuk gejala yang ringan, 10 untuk gejala pusing yang

berat) pasien mengatakan bahwa pusing berputar yang dirasakan skalanya 7.

Pusing berputar yang memberat dan keluhan lainnya membuat pasien tidak

berani duduk atau melakukan aktifitas lainnya, dan pasien sebelumnya pernah

memeriksakan diri ke dokter karena keluhan tersebut.

Keluhan lain seperti demam disangkal, pandangan ganda disangkal,

pandangan kabur disangkal, kejang disangkal, cedera kepala disangkal,

kelemahan anggota gerak disangkal, pelo disangkal, kesulitan untuk menelan

atau minum disangkal , kesemutan pada anggota gerak disangkal, telinga

berdengung disangkal, keluar cairan dari telinga disangkal, nyeri pada telinga

disangkal, keluhan penurunan berat badan yang drastis akhir-akhir ini di

sangkal. Dikarenakan keluhan pusing berputar tersebut semakin memberat dan

leher terasa kaku, mual sehingga pasien di bawa ke IGD RSUD Ambarawa.

E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Riwayat keluhan serupa sebelumnya : diakui,

2. Riwayat stroke : disangkal

3. Riwayat tekanan darah tinggi : diakui

Pasien rutin meminum obat anti hipertensi. Pasien hanya akan

memeriksakan diri dan meminum obat anti hipertensi saat ada keluhan

saja.

4. Riwayat Trauma : disangkal

5. Riwayat Trauma Kepala : disangkal

6. Riwayat Masalah di telinga : disangkal

7. Riwayat penyakit jantung : disangkal

4

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

8. Riwayat penyakit maag : disangkal

9. Riwayat penyakit gula : disangkal

10. Riwayat kolesterol tinggi : disangkal

11. Riwayat gangguan psikologi : disangkal

12. Riwayat menstruasi : Pasien sudak tidak

menstruasi sejak 10 tahun yang lalu.

13. Riwayat alergi obat : disangkal

F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Riwayat keluhan serupa : disangkal

2. Riwayat stroke : disangkal

3. Riwayat DM : disangkal

4. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

G. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien merupakan seorang pedagang, pasien biasa mengurus cucu dan

sedikit mengerjakan pekerjaan rumah.

Datang dengan status pasien BPJS PBI, kesan ekonomi cukup.

Pasien menyangkal pernah minum minuman keras atau merokok

Pasien jarang olahraga

Pasien menyangkal memakai obat-obatan terlarang dan jamu jamuan rutin.

H. ANAMNESIS SISTEM

1. Sistem cerebrospinal : pusing berputar

2. Sistem kardiovascular : Hipertensi

3. Sistem respiratorius : tidak ada keluhan

4. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+)

5. Sistem neuromuskuler : leher terasa kaku

6. Sistem urogenital : tidak ada keluhan

7. Sistem integumen : tidak ada keluhan

I. RESUME PASIEN

6 bulan SMRS seorang wanita usia 79 tahun mengeluh pusing berputar

yang dirasakan memberat sejak 1 bulan muncul hilang timbul, disertai mual

5

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

dan muntah. Keluhan lain yang dikeluhkan pasien yaitu kaku pada leher

kemudian disusul dengan rasa mual, muntah sekali berupa cairan dan makanan.

Pasien merasa lemas karena takut makan dan minum karena rasa mual yang

dialami oleh pasien. Sejak 2 jam SMRS pasien mengeluh kaku di leher terasa

semakin berat, mual, dan pusing berputar yang hebat tidak seperti sebelumnya.

Keluhan semakin memberat dengan gerakan atau perpindahan posisi berkurang

jika pasien berbaring dan menutup mata. Pasien menyangkal adanya

penglihatan dobel dan kabur, nyeri telinga, telinga berdenging, penurunan

pendengaran, demam, kejang, nyeri kepala kelemahan anggota tubuh dan

kesemutan. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan.

Pasien memiliki riwayat hipertensi dan kontrol rutin di dokter keluarga,

sedangkan obat hipertensi hanya dikonsumsi saat ada keluhan saja. gangguan

psikologi, alergi dan magh disangkal.

J. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis klinis : pusing berputar berulang onset kronis berulang, mual,

muntah, kaku pada leher

Diagnosis topis : organ vestibular, perifer dd sentral, organ non vestibuler

Diagnosis etiologi : cervicogenik dd otogenik

K. DISKUSI PERTAMA

Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan pusing

berputar seakan dunia disekitarnya berputar, hal tersebut adalah vertigo.

Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti

rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat

sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. Kondisi ini merupakan

gejala yang menandakan adanya gangguan pada sistem vestibuler atau non

vestibular, maka dapat dikatakan bahwa vertigo adalah sebuah keluhan bukan

diagnosis. Berdasarkan klinis, vertigo dibagi menjadi dua kategori yaitu vertigo

vestibular dan vertigo non-vestibular. Pada vertigo vestibular, keluhan yang

muncul adalah rasa berputar (“true vertigo”), serangan episodik, adanya mual,

muntah, dicetuskan oleh gerakan kepala. Sedangkan pada vertigo non-

vestibular keluhan yang timbul yaitu rasa melayang, hilang keseimbangan,

6

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

serangan bersifat kontinyu, keluhan mual muntah tidak ada, dicetuskan oleh

gerakan objek visual dan dapat dicetuskan oleh situasi ramai atau lalu lintas

macet.

Pada pasien muncul keluhan pusing berputar yang berulang sejak 1 hari

SMRS, keluhan dimulai dengan adanya kaku pada leher lalu diikuti dengan

rasa mual dan pusing berputar dan keringat dingin. Dalam 3 hari terakhir

keluhan muncul hilang timbul, dapat muncul dalam 10 menit. Keluhan

biasanya akan mereda dan menghilang dengan sendirinya atau jika muncul

lebih lama pasien akan berusaha menghilangkan keluhan dengan beristirahat,

berbaring, dan memejamkan mata. Sejak 1 hari SMRS pasien merasakan

keluhan tersebut muncul kembali, dan muncul ± 10 menit, namun keluhan

dapat mereda dengan usaha tersebut. Pasien mengatakan masih bisa melakukan

aktifitas walaupun keluhan masih dirasakan. Sejak 2 jam sebelum masuk

rumah sakit keluhan semakin memberat. Rangkaian tersebut menjelaskan

bahwa itu merupakan vertigo vestibular tipe perifer dan sentral (mixed type).

dengan keluhan pasien adalah pusing berputar, diperberat dengan perubahan

posisi dan kondisi kepala, terdapat gejala otonom, mual dan muntah.

Selain itu pasien juga mengeluhkan kaku pada leher yang sudah timbul

sejak 3 hari yang lalu. Kaku pada leher dirasakan hilang timbul dan rasanya

leher seperti tagang, dimana kaku leher ini timbul saat pasien kelelahan. Saat

kambuh kaku pada leher pasien ini dirasakan menjalar sampai ke bahu. Saat

kaku pada leher muncul biasanya akan segera diikuti dengan rasa mual dan

pusing yang berputar.

Kaku pada leher dan leher terasa berat dapat terjadi karena adanya spasme

pada otot leher secara terus menerus. Kecemasan, kelelahan dan depresi dapat

menimbulkan ketegangan pada otot-otot tersebut. Dalam praktek klinik sangat

penting untuk membedakan dua gejala utama , yaitu :

1. Nyeri servikal tanpa adanya nyeri radikuler dan defisit neurologis

2. Nyeri servikal yang diikuti dengan nyeri radikuler dan defisit

neurologis. Untuk gejala utama yang kedua sangatlah besar

kemungkinan ditemukan adanya kelainan organik di servikal.

7

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Nyeri servikal yang diikuti dengan nyeri radikuler dapat disebabkan oleh:

1. Spondylosis servikalis

2. HNP servikalis

3. Trauma tulang belakang

4. Tumor

Pemeriksaan foto polos servikal dua posisi menjadi tes diagnostik

pertama yang sering dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri leher. Foto

polos servikal sangat penting untuk mendeteksi adanya fraktur dan

abnormalitas lain pada tulang leher.

Keluhan kaku pada leher pasien yang mendahului keluhan pusing

berputar, dapat menjadi penyebab dari vertigo yang dirasakan oleh pasien

yaitu vertigo cervicogenik, namun harus dipastikan bahwa memang ada

kelainan pada daerah cervical. Penyebab vertigo dapat bermacam-macam

bisa gangguan sentral maupun perifer atau campuran antara keduanya.

Keluhan vertigo pasien dapat pula disebabkan oleh adanya gangguan pada

telinga (otogenik), hormonal, ataupun stroke vertebrobasiler

Vertigo akibat gangguan pada telinga (otogenik) dari anamnesis

dapat disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan adanya keluhan pada

telinga seperti tinitus, gangguan pendengaran ataupun riwayat sebelumnya

mengenai gangguan pada telinga. Vertigo akibat gangguan keseimbangan

hormonal dapat terjadi dilihat dari pasien sudah mengalami menopause.

Terganggunya keseimbangan hormonal pada wanita (terkait esterogen)

dapat menyebabkan dapat melemahnya otoconia pada wanita yang

mengalami BPPV, terutama sesaat setelah postmenopause . Namun pasien

sudah menopause sejak 10 tahun yang lalu sedangkan keluhan baru muncul

sejak 3 hari terakhir, sehingga dugaan terkait hormonal dari anamnesis bisa

disingkirkan.

Vertigo akibat adanya stroke vertebrobasiler masih harus dipikirkan

mengingat pasien terdapat faktor risiko untuk stroke, yaitu adanya

hipertensi. Namun dari keluhan pasien tidak terdapat diplopia, atau adanya

kelemahan anggota gerak, pelo, maupun disfagia disangkal. Sehingga dari

8

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

anamnesis dugaan tersebut bisa disingkirkan. Faktor penyebab vertigo

adalah Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik, Otolaringologi, Psikogenik,

dapat disingkat SNOOP. Pada pasien ini mengarah pada vertigo mixed type

karena gangguan neurologik.

L. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin, 22 Juli 2019 pukul 08.00 di

bangsal Asoka.

Status generalisata

a) Keadaan umum : Tampak sakit sedang

b) Kesadaran : Composmentis / GCS = E4M6V5= 15

c) VAS : 7 dari 10

d) Vital sign

TD : 240/100 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernapasan : 21 x/menit

Suhu : 36,50 C (axiller)

SpO2 : 99%

e) Status internus

1) Kepala : kesan mesocephal, tidak ada kelainan

2) Mata :

OD = pupil bulat ø 3mm, refleks cahaya langsung

(+), reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-),

katarak (+)

OS = pupil bulat ø 3mm, refleks cahaya langsung

(+), reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

katarak (+)

3) Hidung : Rhinorea (-)

4) Wajah : Simetris, nyeri tekan maxillaris (-)

5) Mulut : Mukosa tidak hiperemis (-)

6) Gigi : gigi karies (+)

7) Telinga : Otorhea (-),

9

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

8) Leher : Nyeri tekan trakea (-), pembesaran limfonodi (-/-),

Pembesaran

9) Thorax

Pulmo

Dextra Sinistra

Depan

1. Inspeksi

Bentuk dada

Retraksi ICS

Hemithorak

2. Palpasi

Nyeri tekan

Ekspansi dada

Taktil fremitus

3. Perkusi

Sonor seluruh

lapang paru

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

Belakang

1. Inspeksi

Bentuk dada

Retraksi ICS

Hemithorak

2. Palpasi

Nyeri tekan

Ekspansi dada

Taktil fremitus

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

10

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

3. Perkusi

Sonor seluruh

lapang paru

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

Cor

Inspeksi : ictus cordis tampak, ICS normal.

Palpasi : ictus cordis teraba, kuat angkat (+), teraba 1-2 cm

medial ICS V linea midclavikularis sinistra

Perkusi

Kanan jantung : ICS V linea sternalis dextra

Kiri bawah : ICS V 1-2 medial midclavicularis

sinistra

Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Auskultasi : Suara jantung murni: Suara I dan Suara II regular,

murmur (-), gallop (-).

10) Abdomen : datar, timpani, BU (+) normal, hepar & lien

tidak teraba, nyeri tekan epigastrik (-)

11) Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan

12) Ekstremitas :

Superior Inferior

Akral dingin

Oedem

Sianosis

Gerak

motorik

nyeri

-/-

-/-

-/-

Dalam batas normal

5/5/5

-/-

-/-

-/-

-/-

Dalam batas normal

5/5/5

-/-

11

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Hiperemis -/- -/-

1. Status psikiatri

a) Tingkah laku : Normoaktif

b) Perasaan hati : Normotimik

c) Orientasi : Baik

d) Kecerdasan : Normal

e) Daya ingat : Normal

2. Status neurologis

a) Sikap tubuh : Lurus dan simetris

b) Gerakan abnormal : Tidak ada

c) Kepala : pusing berputar

d) Nervus cranialis :

N. I (OLFAKTORIUS) Lubang hidung

Kanan

Lubang hidung

Kiri

Daya Pembau Normal Normal

N. II (OPTIKUS) Mata Kanan Mata Kiri

Daya Penglihatan Normal Normal

Pengenalan Warna Normal Normal

Lapang pandang Normal Normal

N.III (OKULOMOTORIS) Mata Kanan Mata Kiri

Ptosis - -

Gerak Mata Ke Atas + +

Gerak Mata Ke Bawah + +

Gerak Mata Ke Media + +

Ukuran Pupil 3 mm 3 mm

Bentuk Pupil Isokor Isokor

12

Page 13: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Reflek Cahaya Langsung + +

Reflek Cahaya Konsesuil + +

Strabismus Divergen - -

Diplopia - -

N.IV (TROKHLEARIS) Mata Kanan Mata Kiri

Gerak Mata Lateral Bawah + +

Strabismus Konvergen - -

Diplopia - -

N. V (TRIGEMINUS) Kanan Kiri

Mengigit Normal Normal

Membuka Mulut Normal Normal

Sensibilitas Muka Atas Normal Normal

Sensibilitas Muka Tengah Normal Normal

Sensibilitas Muka Bawah Normal Normal

Reflek Kornea + +

N. VI (ABDUSEN) Mata Kanan Mata Kiri

Gerak Mata Lateral Normal Normal

Starbismus Konvergen - -

Diplopia - -

N. VII (FASIALIS) Kanan Kiri

Kerutan Kulit Dahi Normal Normal

Kedipan Mata Normal Normal

Lipatan Nasolabial Normal Normal

Sudut Mulut Normal Normal

Mengerutkan Dahi Normal Normal

Mengangkat Alis Normal Normal

13

Page 14: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Menutup Mata Normal Normal

Meringis Normal Normal

Tik Fasial - -

Lakrimasi - -

Daya Kecap 2/3 Depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N. VIII (AKUSTIKUS) Kanan Kiri

Mendengar Suara Berbisik Normal Normal

Mendengar Detik Arloji Normal Normal

Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.IX (GLOSSOFARINGEUS) Keterangan

Arkus Faring Simetris

Daya Kecap 1/3 Belakang Tidak dinilai

Reflek Muntah (+)

Sengau (-)

Tersedak (-)

N. X (VAGUS) Keterangan

Arkus faring Simetris

Reflek muntah (+)

Bersuara Normal

Menelan Normal

N. XI (AKSESORIUS) Keterangan

Memalingkan Kepala Normal

Sikap Bahu Normal

Mengangkat Bahu Tidak dapat dinilai

14

Page 15: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Trofi Otot Bahu Eutrofi

N. XII (HIPOGLOSUS) Keterangan

Sikap lidah Normal

Artikulasi Normal

Tremor lidah (-)

Menjulurkan lidah Normal

Trofi otot lidah (-)

Fasikulasi lidah (-)

e) Fungsi motorik

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 555 555

Tonus + +

f) Refleks Fisiologis

Kanan Kiri

Refleks Biceps Normal Normal

Refleks Triceps Normal Normal

Refleks Ulna dan

Radialis

Normal Normal

Refleks Patella Normal Normal

Refleks Achilles Normal Normal

g) Refleks Patologis

Kanan Kiri

Babinski - -

15

Page 16: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Mendel Bachterew - -

Rosollimo - -

Gonda - -

Hofman Trommer - -

h) Fungsi Sensorik

Kanan Kiri

Eksteroseptif Terasa Terasa

Rasa nyeri Terasa Terasa

Rasa raba Terasa Terasa

Rasa suhu Terasa Terasa

Propioseptif Terasa Terasa

Rasa gerak dan sikap Terasa Terasa

Rasa getar Terasa Terasa

Diskriminatif Terasa Terasa

Rasa gramestesia Terasa Terasa

Rasa barognosia Terasa Terasa

Rasa topognosia Terasa Terasa

i) Pemeriksaan rangsal meningeal

Kaku kuduk -

Kernig sign -

16

Page 17: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Brudzinski I -

Brudzinski II -

Brudzinski III -

Brudzinski IV -

j) Pemeriksaan fungsi luhur dan vegetatif

Fungsi luhur : baik

Fungsi vegetatif : BAK lancar dan selama perawatan belum BAB

k) Pemeriksaan fungsi koordinasi

Tes romberg : (+)

Tes past pointing : (+)

Tes Tandem Gait : (+)

Disdiadokokinesia : (-)

Dismetria : (-)

l) Pemeriksaan tambahan

Nistagmus : +

Lhermitt : +

Fukuda test : +

Dix Hallpike test : +

M.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium, tanggal 21 Juli 2019

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

DARAH LENGKAP

Hemoglobin 11,7 11,7 – 15,5 g/dl

Leukosit

Limfosit

Monosit

Eosinofil

Basofil

5.760

2,03

0,363

0,231

0,046

3600 – 11.000

1,0 – 4,5 x 103/mikro

0,2 – 1,0 x 103/mikro

0,04 – 0,8 x 103/mikro

0 – 0,2 x 103/mikro

17

Page 18: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Neutrofil

Limfosit %

Monosit %

Eosinofil %

Basofil %

Neutrofil %

2,55

39

3,60

2,91

0,3

61,5

1,8 – 7,5 x 103/mikro

25 – 40%

2 – 8%

2 – 4%

0 – 1%

50 – 70%

Eritrosit 4,40 3,8 – 5,2 juta

Hematokrit 34,80 L 35 – 47 %

Trombosit 219 150 – 400 ribu

MCV 75,8 L 82 – 98 fL

MCH 25,4 L 27 – 32 pg

MCHC 37,1 32 – 37g/dl

KIMIA KLINIK

GDS 92 82 – 115 mg/dl

SGOT 19 0 – 35 U/L

SGPT 11 0 – 35 U/L

Ureum 34,9 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0,84 H 0,45 – 0,75 mg/dl

HDL

HDL Direct

LDL Cholesterol

58

237,0 H

37 – 92 mg/dl

<150 mg/dl

Total protein 6,89 6 – 8 g/dl

Albumin 4,46 3,4 – 4,8 g/dl

Globulin 2,43 2,0 – 4,0 g/dl

Asam urat 5,42 2 – 7 mg/dl

Cholesterol 312 H <200 mg/dl

Trigliserida 115 70 – 140 mg/dl

SEROLOGI

HbsAg Non reaktif Non reaktif

18

Page 19: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

2. X-Foto Cervical AP/Lateral/Oblique, 21 Juli 2019

HASIL :

Spondylosis cervicalis

Allignment lordotik

Tampak penyempitan diskus intervertebralis C4-C5

Tak tampak kompresi maupun listesis

19

Page 20: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Cervical rib C7

Konsultasi dr. Sp.KFR

Hasil konsultasi :

Pasien menderita vertigo e.c cervical syndrome

Terapi penggunaan collar neck selama 3 bulan dan menjalani fisioterapi dengan

terapi IR dan TENS

N. DISKUSI KEDUA

Dari hasil pemeriksaan diatas, ditemukan bahwa Romberg test (+),

nistagmus (+), tandem gait (+), past pointing (+), steping tes (+) dimana dari

hasil pemeriksaan tersebut menandakan hasil vertigo sentral. Pemeriksaan lain

yang dilakukan adalah pemeriksaan nistagmus (+), palpasi pada leher,

kemudian tes lermit, dan hiperfleksi-hiperekstensi kepala didapatkan hasil

positif, pada pemeriksaan palpasi pada leher pasien terasa tegang pada leher

bagian belakang. Rangkaian anamnesis dan pemeriksaan tersebut vertigo

penyebab pasien besar kemungkinan disebabkan oleh adanya keterlibatan leher

atau gangguan neurologik pada leher. O.

Dari hasil pemeriksaan rontgen cervicalis didapatkan kesan:

spondilosis cervicalis dan penyempitan foramen dan diskus intervertebralis

C4-C5. Dari pemeriksaan radiologi ditemukan kemungkinan penyebab dapat

berasal dari cervicogenik, yakni adanya spondilosis servicalis dan

penyempitan diskus intervertebralis C4-C5. Vertigo berkaitan dengan

perubahan degeneratif pada pasien spondilosis servikalis dan hilangnya

aliran darah ke otak. Pada spondilosis servikalis pembentukan osteofit dapat

menekan arteri vertebralis yang menyebabkan oklusi mekanis dan

menurunkan aliran darah sehingga timbul keluhan vertigo. Dari hasil seluruh

pemeriksaan, pada pasien ini lebih mengarah ke vertigo mixed type e.c

cervicogenik karena terdapat keluhan kaku leher sejak 3 hari yang lalu yang

mendahului keluhan pusing berputar, nistagmus (+), lermit test (+), tes

hiperfleksi-hiperekstensi kepala (+) dan adanya gambaran penyempitan pada

pemeriksaan radiologi.

20

Page 21: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Berikut ini tabel untuk membedakan vertigo perifer dari vertigo sentral.

Vertigo Perifer Pasien Vertigo Sentral

Serangan Intermiten Intermiten Konstan

Pusing

berputar

Hebat hebat Tidak terlalu

hebat

Mual muntah Hebat hebat Ringan

Nistagmus Selalu ada Ada Ada/tidak ada

Ciri Nistagmus tidak pernah

vertikal

horisontal sering vertikal

Kurang

pendengaran /

tinitus

Sering ada Tidak ada Tidak ada

Tanda Lesi

batang otak

Tidak ada Tidak ada Ada

Disartria Tidak ada Tidak ada Ada

Defek Visual Tidak ada Tidak ada Ada

Diplopia Tidak ada Tidak ada Ada

Drop attack Tidak ada Tidak ada Ada

Ataksia Tidak ada Tidak ada Ada

Gaya berjalan Lambat, tegak

dan berhati-

hati

Lambat, tegak

dan berhati-

hati

Bergerak

menyimpang

ke satu arah,

ataksikP.Q.

Sumber: Hamid,2003., Sidharta, 1999., Perdossi, 2000., Greenberg, 2001

VERTIGO

a. Definisi

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar

mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan

21

Page 22: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

sekitar. Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar

merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan

seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan.2

Vertigo merupakan  suatu gejala dengan sederet penyebab antara lain

akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga dalam. Obat-obatan, terlalu

sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi

dan mengendalikan keseimbangan melalui  saraf yang berhubungan dengan

area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan didalam telinga,

didalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan didalam otak itu

sendiri.3

b. Fisiologi Alat Keseimbangan

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi

alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan

proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam

keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul

berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan

bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap

lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral

dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,

akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons

penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal

yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan

gejala lainnya.6

c. Patologi gangguan keseimbangan

Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak

normal atau adanya gerakan yang aneh /berlebihan,  maka tidak terjadi proses

pengolahan yang wajar dan muncul vertigo. Selain itu terjadi pula respon

penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, sehingga muncul gerakan abnormal

dari mata (nistagmus), unsteadiness/ataksia waktu berdiri/berjalan dan gejala

22

Page 23: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

lainnya.7

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang

sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat

kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan

vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan

impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik

dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan

nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor

vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi

paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang

paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.5

Vertigo disebabkan oleh gangguan keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan  ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan 

apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang

menerangkan kejadian tersebut, diantaranya:

1. Teori Konfliks Sensoris

Rangsang diatas ambang fisiologis akan mengakibatkan banjir informasi di

pusat kesimbangan, sehingga meningkatkan kegiatan SSP, koordinasi dan

menjalar ke sekitarnya, terutama saraf otonom, korteks dan timbul sindroma

vertigo.

2. Teori Neural Mismatch

Reaksi timbul akibat rangsang gerakan yang sedang dihadapi tidak sesuai

dengan harapan yang sudah tersimpan di memori dari pengalaman gerak

sebelumnya. Pengalaman gerak dimemori di cerebelum dan korteks cerebri.

Lama kelamaan akan terjadi penyusunan kembali pola gerakan yang sedang

dihadapi sama dengan pola yang ada di memori. Orang menjadi beradaptasi.

Makin besar ketidaksesuaian pola gerakan yang dialami dengan memori

maka makin hebat sindroma yang muncul. Makin lama proses sensory

rearrangement maka makin lama pula adaptasi orang tersebut terjadi.

23

Page 24: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

3. Keseimbangan Saraf Otonomik

Sindrome terjadi karena ketidakseimbangan saraf otonom akibat rangsang

gerakan. Bila ketidakseimbangan mengarah ke saraf parasimpatis maka

muncul gejala dan bila mengarah ke dominasi saraf simpatis sindrome

menghilang.

4. Teori Neurohumoral

Munculnya sindrome vertigo berawal dari pelepasan Corticotropin releasing

hormon(CRH) dari hipothalamus akibat rangsang gerakan. CRH selanjutnya

meningkatkan aktifitas saraf simpatis di locus coeruleus , hipokampus dan

korteks serebri melalui mekanisme influks calcium. Akibatnya

keseimbangan saraf otonom mengarah ke dominasi saraf simpatis dan

timbul gejala pucat, rasa dingin di kulit, keringat dingin dan vertigo. Bila

dominasi mengarah ke saraf parasimpatis sebagai akibat otoregulasi, maka

muncul gejala mual, muntah dan hipersalivasi. Rangsangan ke locus

coerulus juga berakibat panik. CRH juga dapat meningkatkan stress hormon

lewat jalur hipothalamus-hipofise-adrenalin. Rangsangan ke korteks limbik

menimbulkan gejala ansietas dan atau depresi. Bila sindroma tersebut

berulang akibat rangsangan atau latihan, maka siklus perubahan dominasi

saraf simpatis dan parasimpatis bergantian tersebut juga berulang sampai

suatu ketika terjadi perubahan sensitifitas reseptor (hiposensitif) dan jumlah

reseptor (down regulation) serta penurunan influks calsium. Dalam keadaan

ini pasien tersebut telah mengalami adaptasi

5. Teori Rangsangan Berlebihan (Overstimulation)

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa  rangsangan yang berlebihan

menyebabkan  hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya 

terganggu, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.

6. Teori Sinaps

Merupakan pengembangan dari  teori sebelumnya  yang meninjau peranan

neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada

proses adaptasi, belajar dan daya ingat.

Vertigo akan timbul bila terdapat ketidaksesuaian dalam informasi yang

24

Page 25: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

oleh susunan aferen disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan  aferen yang

terpenting adalah susunan vestibuler yang secara terus menerus

menyampaikan  impuls ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan

adalah susunan optik dan susunan propioseptik yang melibatkan jaras yang

menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei n III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.7

Jaringan saraf yang terlibat dalam proses timbulnya vertigo adalah4 :

1. Reseptor alat keseimbangan tubuh

Berperan dalam mengubah rangsang menjadi bioelektrokimia, terdiri dari

reseptor mekanis di vestibulum, reseptor cahaya di retina dan reseptor

mekanis/ propioseptik di kulit, otot, dan sendi.

2. Saraf aferen berperan dalam proses transmisi

Terdiri dari saraf vestibularis, saraf optikus dan saraf spino-vestibulo-

serebelaris.

3. Pusat keseimbangan

Berperan dalam modulasi, komparasi, koordinasi dan persepsi. Terletak

pada inti vestibularis, serebelum, korteks serebri, hipothalamus, inti

okulomtorius dan formatio retikularis.

Vertigo secara etiologi dibedakan tipe perifer dan sentral. Vertigo perifer

bila lesi pada labirin dan nervus vestibularis sedangkan sentral bila lesi pada

batang otak sampai ke korteks.Vertigo bukan suatu gejala pusing saja, tetapi

merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindroma yang terdiri dari gejala

somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan

muntah), dan pusing.

d. Klasifikasi

a. Vertigo Sentral

Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di

batang otak atau di serebelum. Untuk menentukan gangguan di

batang otak, apakah terdapat gejala lain yang khas misalnya

diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa

25

Page 26: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

lemah (Mardjono,2008)

b. Vertigo Perifer

Lamanya vertigo berlangsung :

i. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik

Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional

benigna. Dapat dicetuskan oleh perubahan posisi kepala.

Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda. Paling

sering penyebabnya idiopatik, namun dapat juga akibat

trauma kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis

vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala menghilang

secara spontan.

ii. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau

vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias

gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo

dan tinitus.

iii. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai

beberapa minggu

Neuritis vestibular merupakan keluhan yang sering

datang ke unit darurat. Pada penyakit ini, mulainya vertigo

dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah mendadak

dan gejala lain dapat berlangsung beberapa hari sampai

beberapa minggu. Fungsi pendengaran tidak terganggu.

Pada pemeriksaan fisik mungkin dapat dijumpai nistagmus.

Vertigo vestibular menyebabkan nausea dan muntah,

setidaknya pada awalnya, serta kecenderungan untuk jatuh

ke sisi lesi. Nistagmus yang menyertainya menginduksi ilusi

pergerakan lingkungan (0silopsia). Sehingga, pasien

memilih untuk menutup matanya, dan untuk menghindari

iritasi lebih lanjut pada sistem vestibular dengan menjaga

kepala pada posisi yang terfiksasi, dengan telinga yang

26

Page 27: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

abnormal terletak dibagian paling atas (Baehr, Frotscher,

2010).

Penyebab perifer Vertigo

o Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

merupakan penyebab utama vertigo. Onsetnya lebih seriang

terjadi pada usia rata-rata 51 tahun (Mardjono, 2009).

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan

oleh pergerakan otolit dalam kanalis semisirkularis pada

telinga dalam. Hal ini terutama akan mempengaruhi kanalis

posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat

mengenai kanalis anterior dan horizontal. Otolith

mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang

berasal dari utrikulus telinga dalam. Pergerakan dari otolit

distimulasi oleh perubahan posisi dan menimbulkan

manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

biasanya idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma kepala,

infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis vestibular

sebelumnya, meskipun gejala benign Paroxysmal Positional

Vertigo (BPPV) tidak terjadi bertahun-tahun setelah

episode.

o Ménière’s disease

Ménière’s disease ditandai dengan vertigo yang

intermiten diikuti dengan keluhan pendengaran .Gangguan

pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli sensoris

pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh

pada telinga. Ménière’s disease terjadi pada sekitar 15%

pada kasus vertigo otologik.

Ménière’s disease merupakan akibat dari hipertensi

endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi dari membrane

27

Page 28: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

labirin bersamaan dengan kanalis semisirkularis telinga

dalam dengan peningkatan volume endolimfe. Hal ini dapat

terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus atau

bakteri telinga atau gangguan metabolic.

o Vestibular Neuritis

Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual,

ataxia, dan nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi

virus pada nervus vestibularis. Labirintis terjadi dengan

komplek gejala yang sama disertai dengan tinnitus atau

penurunan pendengaran. Keduanya terjadi pada sekitar 15%

kasus vertigo otologik.

Tabel Perbedaan Klinis Vertigo Vestibuler dan Vertigo Non Vestibuler

Gejala Vertigo Vestibuler Vertigo Non Vestibuler

Sifat vertigo Rasa berputar (“true Melayang, hilang

vertigo”) keseimbangan

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah (+) (-)

Gangguan pendengaran (+) / (-) (-)

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan objek visual

Situasi pencetus (-) Orang ramai, lalu lintas

macet

Perbedaan vertigo perifer dan vertigo sentral

Vertigo perifer Vertigo sentral

Bangkitan vertigo Mendadak Lambat

Derjat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerkan kepala + -

28

Page 29: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Gejala otonom ++ -

Gangguan pendengaran + -

Lesi Sistem vestibular

(telingan dalam, saraf

perifer)

Sistem vertebrobasiler

dan gangguan vaskular

(otak, batang otak,

serebelum)

Penyebab Vertigo posisional

paroksismal jinak

(BPPV), penyakit

maniere, neuronitis

vestibuler, labirintis,

neuroma akustik, trauma

iskemik batang otak,

vertebrobasiler

insufisiensi, neoplasma,

migren basiler

Gejala gangguan SSP Tidak ada diplopia, parestesi,

gangguan sensibilitas

dan fungsi motorik,

disartria, gangguan

serebelar

Masa laten 3 – 40 detik Tidak ada

Habituasi Ya Tidak

Diagnosis Vertigo10

1. Anamnesis

a. Karakteristik pusing

Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah

sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht

headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan).

b. Keparahan

Keparahan  dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya:

pada acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun

berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada

awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang

29

Page 30: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

setelahnya. Sedangkan pasien mengeluh vertigo yang menetap dan

konstan mungkin memilki penyebab psikologis

c. Onset dan durasi vertigo

Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin

lama durasi vertigo maka kemungkinan kearah vertigo sentral menjadi

lebih besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut dibandingkan

vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.

d. Faktor pencetus

Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada

vertigo vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan

posisi, penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang

baru pada saluran pernapasan atas  kemungkinan berhubungan

dnegan acute vestibular neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang

mencetuskan migraine dapat menyebabkan vertigo jika pasien vertigo

bersamaan dengan migraikkne. Vertigo dapat disebabkan oleh fistula

perilimfatik  Fistula perimfatik dapat disebabkn oleh trauma baik 

langsung ataupun barotraumas, mengejan. Bersin atau gerakan yang

mengakibatkan telinga ke bawah akan memprovokasi vertigo pada

pasien dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena Tullio’s

(nistagmus dan vertigo yang disebabkan suara bising pada frekuensi

tertentu) mengarah kepada penyebab perifer

e. Gejala penyerta

Gejala penyerta berupa penurunan pendengara, nyeri, mual,

muntah dan gejala neurologis dapat membantu membedakan  diagnosis

penyebab vertigo. Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan

pendengaran berasal dari perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular

yang mengenai arteri auditorius interna atau arteri anterior inferior

cebellar. Nyeri yang menyertai vertigo dapat terjadi bersamaan

dengan infeksi akut telinga tengah, penyakit invasive pada  tulang

temporal, atau iritasi meningeal. Vertigo sering bersamaan dengan

30

Page 31: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

muntah dan mual pada acute vestibular neuronitis dan pada meniere

disease yang parah dan BPPV.

Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala

neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan

pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan

lain pada fungsi sensori dan motoris lebih mengarahkan diagnosis ke

vertigo sentral misalnya  penyakit cererovascular, neoplasma, atau

multiple sklerosis. Pasien denga migraine biasanya merasakan gejala

lain yang berhubungan dengan migraine misalnya sakit kepala yang

tipikal (throbbing, unilateral, kadnag disertai aura), mual, muntah,

fotofobia, dan fonofobia. 21-35% pasien dengan migraine mengeluhkan

vertigo.

2. Pemeriksaan fisik

1. Fungsi vestibular atau serebral

a. Test Romberg

Dimana penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-

mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Pada

kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita

akan bergoyang menjauhi garis tengah dan kemudian kembali

lagi. Pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Pada

kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada

mata terbuka maupun pada mata tertutup.

b. Tandem gait

Dimana penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau

kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan atau kiri

bergantian. Pada kelainan vestibular perjalanannya akan

menyimpang dan pada kelainan serebelar penderita akan

cenderung jatuh.5

c. Uji Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan

31

Page 32: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin

selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita

akan menyimpang atau berputar ke arah lesi dengan gerakan

seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke

arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan

pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai

nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

d. Past-pointing test ( uji tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,

penderita disuruh mengangkat lengannnya ke atas kemudian

ditrunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal

ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.

Pada kelainan vestibular akan terlihat pennyimpangan lengan

penderita ke arah lesi.5,7

e. Fukuda test dimana dengan mata tertutup pasien berjalan di

tempat sebanyak 50 langkah kemudian diukur sudut

penyimpangan kedua kaki, normal sudut penyimpangan tidak

lebih dari 30°.

2. Pemeriksaan Neurotologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di

sentral atau perifer

32

Page 33: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke

belakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di

bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan

lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan

nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau

sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus

timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang

dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang

beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan

vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap

seperti semula (non-fatigue).7

b. Tes Kalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis

semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi

bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul

dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus

tersebut (normal 90-150 detik). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya

canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal

paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah

rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional

preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus

yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi

perifer di labirin atau N.VIII, sedangkan directional preponderance

menunjukkan lesi sentral.5,7

d. Audiometry

Pemeriksaan audiometric berguna untuk memeriksa jenis dan

33

Page 34: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

tingkat keparahan pendengaran dan juga menentukan kira- kira organ

yang berpengaruh terhadap gangguan. Kehilangan Pendengaran dalam

kasus ini adalah jenis sensorineural. Namun, pasien dengan kelaianan

malformasi telinga dalam (yaitu, perbesaran vestibular aqueduct)

mungkin akan mempunyai gejala klinis yang sama.e. BERA

Brain Evoked Response Audiometry atau BERA merupakan alat

yang bias digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan

pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan. Istilah lain yang

sering digunakan yakni Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP)

atau Brainstem Auditory Evoked Response Audiometry (BAER). Alat

ini efektif untuk mengevaluasi saluran atau organ pendengaran mulai

dari perifer sampai batang otakBERA juga dapat dimanfaatkan untuk

menentukan sumber gangguan pendengaran apakah di koklea atau retro

choclearis, mengevaluasi brainstem (batang otak), serta menentukan

apakah gangguan pendengaran disebabkan karena psikologis atau fisik.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular

testing, evalusi laboratories dan evalusi radiologis,

a. Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien

mengeluhkan gangguan pendengaran. Namun jika diagnosis tidak jelas

maka dapat dilakukan audiometric pada semua pasien meskipun tidak

mengelhkan gangguan pendengaran.

b. Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasien dengan

keluhan dizziness  . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan

sebab yang jelas.

c. Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah,

funsi thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada  kurang dari 1

persen pasien. 

d. Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo

yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk

34

Page 35: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi

struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white

matter, dan kompleks nervus VIII.

Tatalaksana vertigo11

1. Farmakologis

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa

sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan

pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar

kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan

yang sering digunakan :

a) Antihistamin

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.

Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,

difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti

vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.

Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya

sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi

(mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini

memberikan dampak yang positif.

Betahistin

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat

meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi

gejala vertigo. Efek samping Betahistin ialah gangguan di lambung, rasa

enek, dan sesekali “rash” di kulit.

- Betahistin Mesylate

Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

- Betahistin HCl

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet

dibagi  dalam beberapa dosis.

Dimenhidrinat

Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau

35

Page 36: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

parenteral (suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan

dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping

ialah mengantuk.

Difenhidramin HCl

Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg

(1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga

diberikan parenteral. Efek samping mengantuk.

b) Antagonis kalsium

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium

yang sering digunakan adalah Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine

(Sibelium) yang merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut

vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun antagonis

kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti antikolinergik dan

antihistamin.

c) Fenotiazine

Promethazine

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati

vertigo. Lama aktivitas obat ini adalah 4-6 jam. Diberikan dengan

dosis 12,5 – 25 mg, 4 kali sehari per oral. Efek samping yang sering

dijumpai adalah sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping

ekstrapiramidalis lebih sedikit dibanding obat fenotiazine lainnya.

Khlorpromazine

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.

Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau

intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek samping

ialah sedasi (mengantuk).

d) Obat simpatomimetik

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo

e) Obat penenang minor

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan 

36

Page 37: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti

mulut kering dan penglihatan menjadi kabur.

Lorazepam: Dosis dapat diberikan 0,5 mg – 1 mg

Diazepam : Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg

f) Obat anti kolinergik

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem

vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.

Skopolamin

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin

dan mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg –

0,6 mg, 3 – 4 kali sehari.

2. Non Farmakologis

Susunan  saraf  pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi

gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa

penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini

disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau

didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang

obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan

bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau

mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan latihan ialah :

Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium

untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.

Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.

Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo dikatakan adalah suatu penyakit yang

ringan dan dapat sembuh secara spontan dalam beberapa bulan. Namun

telah banyak penelitian yang membuktikan dengan pemberian terapi dengan

manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning Maneuver (PRM) dapat

secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas

hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-

37

Page 38: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%. Beberapa efek samping

dari melakukan manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus dapat

terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris otolitith yang tersumbat saat

berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya saat berpindah dari

ampula ke kanal bifurcasio. Setelah melakukan manuver, hendaknya pasien

tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko

jatuh (Bittar, 2011).

Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk mengembalikan partikel

ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus. Ada lima manuver yang

dapat dilakukan tergantung dari varian BPPV nya (Bittar, 2011).

Manuver Epley

Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada

kanal vertikal. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang

sakit sebesar 450, lalu pasien berbaring dengan kepala tergantung

dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi

sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus

dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu

pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan

(Bittar, 2011).

Gambar 1. Manuver Epley (Bittar, 2011).

Manuver Semont

38

Page 39: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan cupulolithiasis

kanan posterior. Jika kanal posterior terkena, pasien diminta duduk

tegak, lalu kepala dimiringkan 450 ke sisi yang sehat, lalu secara

cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3

menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu

pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa

kembali ke posisi duduk lagi (Bittar, 2011).

Gambar 2. Manuver Semont (Bittar, 2011).

Manuver Lempert

Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe

kanal lateral. Pasien berguling 3600, yang dimulai dari posisi

supinasi lalu pasien menolehkan kepala 900 ke sisi yang sehat,

diikuti dengan membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Lalu

kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral

dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 900 dan tubuh kembali ke

posisi lateral dekubitus lalu kembali ke posisi supinasi. Masing-

masing gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat

dari partikel-partikel sebagai respon terhadap gravitasi (Bittar,

2011).

39

Page 40: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Gambar 3. Manuver Lempert (Bhattacharyya ,2008)

Forced Prolonged Position

Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral.

Tujuannya adalah untuk mempertahankan kekuatan dari posisi

lateral dekubitus pada sisi telinga yang sakit dan dipertahankan

selama 12 jam (Bittar, 2011).

Brandt-Daroff exercise

Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk di rumah

dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan

pada pasien yang tetap simptomatik setelah manuver Epley atau

Semont. Latihan ini juga dapat membantu pasien menerapkan

beberapa posisi sehingga dapat menjadi kebiasaan (Bittar, 2011).

Gambar 4. Brandt-Daroff Exercise (Bittar, 2011).

R. DIANOSIS AKHIR

Diagnosis klinik : Pusing berputar, mual, muntah, kaku pada leher

Diagnosis topik : Organ non vestibularis

Diagnosis etiologi : Vertigo Mixed Type e.c Cervicogenik

40

Page 41: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

S. TERAPI

Pada pasien ini diberikan terapi :

Infus Asering 20 tpm

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. metylcobalamin 1 x 1 amp

Inj. Ranitidine 2x1

P.O Betahistin 3x2

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Candesartan 2x8 mg

DISKUSI 3

Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan

oleh pengobatan kanker (kemoterapi) dan terapi radiasi. Obat ini juga

digunakan untuk mencegah dan mengatasi muntah-muntah usai operasi. Cara

kerja ondansetron adalah dengan memblokir salah satu substansi natural tubuh

(serotonin) yang menyebabkan muntah. Ondansetron tergolong dalam kelas

obat 5-HT3 blockers.

Ranitidine merupakan antagonis reseptor H2 (AH2) yang bekerja menghambat

sekresi asam lambung. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi

asam lambung, dengan pemberian ranitidine maka reseptor tersebut akan

dihambat secara selektif dan reversible sehingga sekresi asam lambung

dihambat. Ranitidine diberikan sebagai gastroprotektor dan mencegah efek

samping dan interaksi obat lain.

Methylcobalamin

Methylcobalamin atau mecobalamin adalah salah satu bentuk kimia dari

vitamin B12 (cobalamin), yaitu vitamin larut air yang memegang peranan

penting dalam pembentukan darah serta menjaga fungsi sistem saraf dan otak.

Betahistine bekerja dengan dua mekanisme. Pertama, obat ini merangsang

reseptor histamin H1 yang terletak pada pembuluh darah di telinga bagian

dalam. Rangsangan ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi lokal dan

41

Page 42: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

peningkatan permeabilitas sehingga bisa mengurangi tekanan endolimfatik.

Kedua, sebagai antagonis reseptor histamin H3 yang sangat kuat, obat ini

meningkatkan kadar neurotransmiter histamin, asetilkolin, norepinefrin,

serotonin, dan GABA yang dilepaskan dari ujung saraf. Peningkatan kadar

histmain dapat menyebabkan efek vasodilatasi di telinga bagian dalam

Clobazam merupakan golongan benzodiazepine yang bekerja berdasarkan

potensial inhibisi neuron dengan asam gama- aminobutirat (GABA) sebagai

mediator. Klobazam memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedative, dan

relaksasi otot. Pemberian obat ini diindikasikan untuk mengatasi asietas da

psikoneuroti yang disertai ansietas.

T. PROGNOSIS

Death : dubia ad bonam

Disease : dubia ad bonam

Disability : dubia ad bonam

Discomfort : dubia ad bonam

Dissatisfaction : dubia ad bonam

Destitution : dubia ad bonam

42

Page 43: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

FOLLOW UP

S

O

A

P

Minggu, 21 Juli 2019

Pusing berputar (+) dengan perubahan posisi, mual, muntah, leher

terasa kaku, jika duduk pusing semakin memberat

GCS : E4M6V5

VAS : 7

TD : 210/100 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 36 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mecobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x5 mg

P.O candesartan 1x8 mg

S

Senin, 22 Juli 2019

Pusing berputar (+) dengan perubahan posisi, mual, kaku di leher sudah

berkurang. Masih pusing untuk duduk

43

Page 44: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

O

A

P

GCS : E4M6V5

VAS : 5

TD : 130/80 mmHg

N : 83 x/menit

RR : 21 x/menit

T : 37,6 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Piracetam 2x3

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x5 mg

P.O candesartan 1x8 mg

S

O

A

P

Selasa, 23 Juli 2019

Pusing berputar sudah berkurang, mual (-), kaku di leher sudah

berkurang. Pasien mendapatkan cervical collar.

GCS : E4M6V5

VAS : 2

TD : 100/80 mmHg

N : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,5 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Piracetam 2x3

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

44

Page 45: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O candesartan 1x8 mg

PROGRAM : Jika Stationer Rabu BLPL

S

O

A

P

Rabu, 24 Juli 2019

Jika duduk lama terasa mual, pusing berputar (-), kaku di leher sudah

berkurang. Pasien mendapatkan cervical collar.

GCS : E4M6V5

VAS : 2

TD : 120/70 mmHg

N : 78 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,3 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Injeksi piracetam 2 x 3

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O candesartan 1x8 mg

PROGRAM : Konsul Rehab medik

BLPL

45

Page 46: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

DAFTAR PUSTAKA

1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo - Diagnosis and management in primary

care, BJMP. 2010.

2. Wreaksoatmodjo, 2004. Vertigo : aspek neurologi. Bogor : Cermin Dunia

Kedokteran No. 144.

3. Mardjono, 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

4. Joesoef AA., Tinjauan Neurobiologi Molekuler dari Vertigo, 2003, Makalah

Konas V Perdossi, Bali

5. Keith, Marill, 2001, Central verigo, @ NEUROLOGY\ Neurotoksikologi dan

Vertigo\ eMedicine – Central Vertigo.htm

6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. 2012. Jakarta : EGC

7. Perdossi, 2000, Vertigo  Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Jansen

Pharmaceiuticals

8. Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada university Press

9. Soepardi EA, Inskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2007. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga,Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi 6. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

10. Wilkinson I, Lennox G. Essential neurology.  4th edition. Massachusetts:

Blackwell Publishing; 2005.

11. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary

care, BJMP.

12. Soepardi EA, Iskandar HN. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan

46

Page 47: sarafambarawa.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf

Tenggorok Kepala Leher.Edisi 6, Balai Penerbit FKUI, Jakarta : 2007.

47